Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASPEK DEMOGRAFIS DAN KELAS SOSIAL


MATA KULIAH PERILAKU KONSUMEN

Dosen:
Dwi Hari Laksana, SE.MM.,
Sri Harjanti, SE, M.Si.

Oleh :
1. Mohammad Rizki Ramadhan (141180098)
2. Ade Virgy Dewantara (141180215)

Kelas:
EM - B

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek
Demografis dan Kelas Sosial”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam mata
Kuliah Perilaku Konsumen pada semester IV di UPN “Veteran” Yogyakarta tahun
Akademik 2020/2021.
Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfat
bagi kemajuan pendidikan kita semua, aamiin.

Yogyakarta, 11 Juni 2021

Tim Penulis
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Satu fakta yang bertahan adalah kebutuhan dan keinginan manusia selalu berlimpah.
Stagnasi ekonomi tidak terjadi karena keinginan yang telah terpenuhi atau dari
keinginan yang telah berhenti, tetapi muncul akibat kegagalan sistem ekonomi dunia
untuk menjalankan fungsinya. Kunci untuk memulihkan stagnasi ekonomi itu
tidaklah semata-mata terletak pada kebijakan pemerintah yang tepat di bidang fiskal
dan moneter. Perusahaan-perusahaan bisnispun perlu melakukan tugasnya dengan
lebih baik lagi untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan yang mendesak, dan
menemukan produk-produk yang lebih baik.

Segmentasi pasar sangantlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita
tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang
harus dipelajari dalam membangun usaha. Pengertian segmentasi pasar sebagai suatu
strategi perusahaan tidaklah semata dilakukan dengan cara membedakan produk atau
bahkan menciptakan produk baru, tetapi juga berdasarkan atas minat dan perilaku
konsumen.

Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh, perilaku dan kejadian di


sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi
pemasaran yang tepat produsen harus memahami apa yang mereka pikirkan, apa yang
mereka lakukan, apa yang mereka rasakan, dan apa serta dimana kejadian sekitar yang
mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan
konsumen.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana demografi dalam kelas sosial dalam perilaku konsumen?
2. Apa saja peralatan dan analisis demografi?
3. Apa tujuan dan penggunaan demografi?
4. Apa pengertian kelas sosial?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui demografi dalam kelas sosial dalam perilaku konsumen
2. Untuk mengetahui peralatan dalam analisis demografi
3. Untuk mengetahui tujuan dan penggungaan demografi
4. Untuk mengetahui definisi kelas sosial
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DEMOGRAFI
Demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk
mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang
trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen,
demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk dan yang
terakhir demografi dapat digunakan untuk
mengevaluasi kampanye pemasaran.

a. Demografi
Demografi dalam struktur kependudukan mencangkup perilaku konsumen,
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan.

Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok


tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau
etnisitas tertentu.
Definisi :
Demografi berasal dari Bahasa Yunani, Demos : Rakyat , Grafein : Menulis,
Demografi = tulisan tulisan tentang rakyat/penduduk ( ilmu kependudukan)

• Menurut Donald J Boque :


Ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar,
komposisi dan distribusi penduduk beserta perubahannya sepanjang masa,
melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

• Philip M. Hauser dan Duddley Duncan :


Ilmu yg mempelajari jumlah, sebaran teritorial, dan komposisi penduduk; serta
perubahan penduduk karena fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas social.

• Lain-lain
Ilmu yg mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah
b. Variabel utama demografi
 Kelahiran (natalitas)
 Kematian (death/mortalitas)
 Migrasi (perpindahan)

c. Demografi dalam kelas social dalam perilaku konsumen


Kelas Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu
hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif
mempunyai status yang sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang
lebih tinggi atau lebih rendah.

Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang
rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu
merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun
lebih rendah dari pada mereka.

Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli
berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial
mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin
menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut
adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.

Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai
kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif
dari kelas sosial.

Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada factor
faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang
cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.

d. Demografi dalam ekonomi mencakup perilaku konsumen


Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih
untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan
kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi
konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan
terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama
mereka menjalani siklus kehidupan.

Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait
dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan
bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen
lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir,
perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.

Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang
ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya
hidup individu tersebut.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi,
kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998)
menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu
penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya
pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga
berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan
keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat.

e. Demografi dalam status ekonomi mencakup perilaku komsumen


Jenis-Jenis Status Sosial
1) Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis
kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.

2) Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras
dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta
kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.

3) Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam
lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena
usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang
dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

B. PERALATAN DAN ANALISIS DEMOGRAFI


a. Jumlah
Sering digunakan dalam analisis demografi. Misalnya, menurut hasil
sementara Sensus Penduduk Indonesia pada September 2020 mencatat jumlah
penduduk sebesar 270,20 juta jiwa. Jumlah penduduk hasil SP2020 bertambah
32,56 juta jiwa dibandingkan hasil SP2010.

a. Rasio
Rasio menyatakan suatu jumlah dalam perbandingan terhadap jumlah lainnya.
Dengan kata lain merupakan perbandingan antara dua bilangan (a/b) dan dapat
dinyatakan dalam persepuluh, perseratus, atau perseribu. Misalnya, rasio jenis
kelamin adalah perbandingan/imbangan antara jumlah penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan di suatu wilayah pada suatu waktu tertentu.

a. Rate/Angka/Tingkat
Yaitu Jumlah peristiwa/kejadian dibanding dengan jumlah penduduk yang
mengandung risiko peristiwa tersebut, angka ini merupakan suatu bentuk
khusus dari rasio. Misalnya Angka kelahiran pada tahun 1980 adalah 35
kelahiran hidup per 1000 penduduk Indonesia. Angka ini memberikan
gambaran umum tentang keadaan peristiwa demografis (kelahiran) yang
terjadi pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Untuk memperoleh gambaran
tentang perkembangan peristiwa demografis, diperlukan dua angka dari
wilayah yang sama tetapi waktunya berlainan (Misalnya, Angka Kelahiran
Indonesia tahun 1971 adalah 44 per 1000 dan tahun 1980 adalah 35 per 1000).

Ada 2 (dua) macam angka yaitu :


a. Angka Kasar
Angka Kasar adalah angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa
demografis penduduk total, termasuk penduduk yang tidak menanggung
risiko peristiwa demografi tersebut. Misalnya Angka Kelahiran Kasar (CBR
= Crude Birth Rate).

b. Angka Spesifik
Angka Spesifik adalah angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa
demografis penduduk yang menanggung risiko peristiwa demografi tersebut.
Misalnya Angka Fertilitas menurut Umur (ASFR = Age Specific Fertility
Rate).

c. Proporsi
Proporsi menyatakan suatu perbandingan antara dua bilangan, dimana
pembilangnya merupakan bagian dari penyebut ( a/(a+b) ). Apabila proporsi
dinyatakan dalam perseratus, dikenal dengan nama persen.

d. Konstanta
Konstanta merupakan bilangan tetap, misalnya 100.000, atau 10.000. Dalam
rumus dinyatakan dengan “k”. Jika “k” ini dikalikan dengan angka, rasio ,
atau proporsi, maka akan memperoleh hasil yang lebih jelas maknanya.

e. Kohor
Kohor adalah sekelompok orang yang mulai menjalani peristiwa demografi
bersama-sama. Contoh: kohor kelahiran yaitu sekelompok orang yang lahir
pada tahun yang bersamaan. Ukuran kohor adalah ukuran untuk menghitung
peristiwa demografi untuk suatu kohor tertentu.

f. Ukuran
Suatu ukuran mengenai peristiwa yang terjadi dari sebagian maupun
keseluruhan penduduk selama satu periode tertentu. Misalnya, Angka
Kematian Bayi di Indonesia dalam periode 1999-2000.

C. TUJUAN DAN PENGGUNAAN DEMOGRAFI


Tujuan penggunaan demografi ada 4 yaitu :
a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
b. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya
dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
c. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
d. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan
kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Beberapa aplikasi penggunaan demografi antara lain; kesehatan masyarakat (fertilitas


dan mortalitas), penggunaan tanah (pertumbuhan penduduk, dan distribusinya),
penggunaan sekolah, fasilitas umum (jumlah penduduk, struktur umur, distribusi
penduduk), pemasaran, ketenagakerjaan (jumlah penduduk, struktur umur dan
distribusinya).

D. SOSIAL STRATIFIKASI
Pengertian Startifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara
vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana
direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor
atau supervisor di perusahaan tersebut.

Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial


a. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat
tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi
atau lebih rendah.

Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali
serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak
mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi
keturunan ningrat / bangsawan darah biru.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka


Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota
masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke
tingkatan yang lain.

Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan


sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah
penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat
tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus
dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan
tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.
Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen
Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak
dari pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari, bagaimana seseorang dalam
membeli akan barang kebutuhan sehari-hari baik yang primer ataupun hanya sebagai
penghias dalam kelas sosial begitu berbeda. Untuk kelas sosial dari status yang lebih
tinggi akan membeli barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus
dan memiliki harga yang cukup mahal. Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang
lebih rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan
ditempat yang biasa saja

E. KELAS SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang
berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini
memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri
sendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama.
Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan
yang kurang lebih sama pula.

Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu


hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif
mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang
lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki,
yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para
anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai
status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas
sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu
karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun
kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk
lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang
lebih rendah”.

Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai
kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif
dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas
sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan
perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota
kelas sosial lainnya.

Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas
sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling
umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya
pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang
barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar
sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai
produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial
yang lebih rendah.

Kelas sosial dibagi menjadi tiga, yaitu :


1) Kelas Sosial Atas
2) Kelas Sosial Menengah
3) Kelas Sosial Bawah

Kelas sosial atas biasanya mendapat penghormatan atau di hormati oleh kelas sosial
dibawahnya karena beberapa keunggulan yang dimiliki kelas sosial atas misalnya
kedudukan sosialnya maupun kekayaanya. Setiap kelas sosial yang ada, mereka yang
ada di dalamnya biasanya memiliki kebiasaan dan perilaku dan gaya hidup yang
sama. Misalnya kelas sosial atas kebiasaan belanjanya ke Mall atau ke super Market
yang ada.

Kelas bawah tentunya akan belanja di warung-warung terdekat dengan pola makan
seadanya bahkan sering kita jumpai mereka makan jauh dari kebutuhan gizi yang
diperlukan. Pola-pola sosial dan gaya hidup telah memberikan kesadaran mereka akan
kelas sosial yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menghendaki untuk
menduduki kelas sosial bawah, namun mereka menyadari kelas sosial yang mereka
miliki atau digolongkan; oleh karena itu kesadaran kelas sosial ini akan membawa
konsekuensi pola-pola perilaku yang berbeda antara kelas sosial satu dengan kelas
sosial yang lain.
Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari
pembelian akan kebutuhan untuk sehari-hari, bagaimana seseorang dalam membeli
akan barang kebutuhan sehari-hari baik yang primer ataupun hanya sebagai penghias
dalam kelas sosial begitu berbeda. Untuk kelas sosial dari status yang lebih tinggi
akan membeli barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus dan
memiliki harga yang cukup mahal. Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang
lebih rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan
ditempat yang biasa saja
Suporting Article

Vivo Wireless Sport Lite, Optimalkan Gaya


Hidup Konsumen Lebih Maksimal
Jakarta, 8 Juni 2021 - Seiring dengan peluncuran vivo V21 5G beberapa waktu lalu,
vivo juga memperkenalkan vivo Wireless Sport Lite, wireless earphone yang akan
melengkapi pengalaman konsumen menggunakan vivo V21 Series di dalam kegiatan
sehari-hari mereka, mulai dari berolahraga, belajar, bekerja, bermain game, hingga
menikmati hiburan audio. Perangkat IoT ini kini bisa didapatkan konsumen dengan
harga Rp 399,000.

“Kami menghadirkan perangkat IoT untuk mendukung kegiatan dan gaya hidup
konsumen di masa sekarang yang aktif dan tetap produktif. vivo Wireless Sport Lite
memiliki spesifikasi terbaik dan ergonomis yang membuat device ini nyaman
digunakan. Secara khusus perangkat ini juga disiapkan untuk menemani kegiatan
olahraga agar lebih menyenangkan,” ujar Ricky Bunardi, Senior Product Manager
vivo Indonesia.

vivo menyediakan vivo Wireless Sport Lite guna mendukung gaya hidup masyarakat
Indonesia. Konsumen dapat memiliki pengalaman berolahraga dan kegiatan lainnya
sambil mendengarkan dan menikmati musik yang lebih maksimal dan menyenangkan
melalui perangkat IoT ini. Bukan hanya itu, wireless earphone ini juga didesain
sebagai single device yang akan membantu konsumen memiliki pengalaman terbaik
tidak hanya ketika mendengarkan musik, tetapi juga ketika menonton video dan juga
bermain game.

Dengan daya tahan baterai hingga 18 jam, vivo Wireless Sport Lite dapat menemani
penggunaan sepanjang hari. Bahkan ketika daya habis, konsumen hanya perlu
mengisi ulang daya selama 10 menit untuk dapat kembali mendengarkan audio
selama 5 jam. Dengan daya besar ini, konsumen dapat menikmati pengalaman baru
mendengarkan audio sepanjang hari mulai dari perjalanan ke kantor hingga saat
berolahraga di sore hari.

vivo Wireless Sport Lite tetap nyaman di sekitar leher dan telinga ketika digunakan.
Perangkat IoT ini mengusung desain ergonomis nan elegan dengan bobot super
ringan, yaitu 23.9 gram serta kabel memory metal fleksibel di pita leher yang dapat
membuatnya kembali ke bentuk asli meskipun setelah digulung.

vivo Wireless Sport Lite hadir dengan dua pilihan warna, yaitu biru dan hitam yang
dirancang khusus sesuai dengan selera dan gaya hidup konsumen. Warna biru
mencerminkan kebebasan serta energi, dan warna hitam mencerminkan gaya yang
klasik. Selain itu, dengan tingkat ketahanan air IPX4 dapat menemani keseharian
konsumen, bahkan ketika berkeringat saat berolahraga di gym maupun saat
kehujanan.

“Kami harap vivo Wireless Sport Lite bisa menemani konsumen dalam menikmati
momen terbaik mereka setiap hari. Konsumen juga akan memiliki pengalaman yang
lebih menyenangkan melalui perangkat IoT ini yang mengusung desain terkini,
memiliki daya tahan baterai selama 18 jam, bobot super ringan, dan latensi yang
sangat rendah,” tutup Ricky.

Critical Review

Dari artikel diatas dijelaskan bahwa Vivo telah meluncurkan vivo Wireless Sport Lite,
wireless earphone untuk memenuhi gaya hidup konsumen sehari-hari, mulai dari
berolahraga, belajar, bekerja, bermain game, hingga menikmati hiburan audio.

Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih
untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan
kesukaan. Vivo memperhatikan perubahan gaya hidup masyarakat di indonesia yang
dewasa ini mendengarkan musik adalah hal ‘wajib’ untuk menemani melakukan
kegiatan yang lainnya, mulai dari belajar, olahraga, saat berpergian dan bahkan saat
saat santai disore hari.

Vivo Wireless Sport Lite bisa didapatkan dengan harga Rp 399.000. jika dilihat dari
harganya, target market yang vivo incar adalah konsumen dengan kelas sosial
menengah dan ke atas.

Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli
berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial
mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin
menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut
adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Demografi adalah studi tentang penduduk khususnya mengenai kelahiran,
perkawinan, kematian dan perpindahan, ekonomi merupakan ilmu sosial yang
mempelajari kegiatan manusia yang berkaitan dengan konsumsi, distribusi, sampai
produksi pada barang dan jasa, sedangkan sosial adalah segala perilaku manusia yang
menggambarkan hubungan nonindividualis.

Karakteristik demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan masyarakat


berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa,
pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas social.
Karakteristik ekonomi adalah hal yang menggambarkan pendapat, pengeluaran rumah
tangga, serta penggunaan kredit dan kartu kredit sebagai sumberdaya ekonomi
konsumen. Karekteristik social konsumen adalah status yang menunjukan kedudukan
konsumen dalam kelas social konsumen tertentu, dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
interaksi dan politik.

B. Daftar Pustaka
Peter dan Olson, 1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D. Sihombing
(penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai