Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGERTIAN DARI KARTEL,


TRUST DAN OLIGOPSONI

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD TAUPIKURRTAHMAN
NISRINA ARLITA
ELIZABETH SILABAN
FIRLIANI ANDHIKA PUTRI
ABDUL RAHIM HUTABARAT

UNIVERSITAS MULIA BALIKPAPAN


FAKULTAS HUMANIORA DAN
KESEHATAN PROGRAM STUDI HUKUM
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,


Tuhan Yang Esa, karena telah melimpahkan rahmat -Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya. Makalah yang berjudul “Pengertian dari Kartel, Trust dan
Oligopsoni” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hukum Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Akhir kata semoga barmanfaat bagi para mahasiswa, umum khususnya bagi
para rekan-rekan yang membaca makalah ini semoga bisa di pergunakan
dengan semestinya.

Oleh kerena itu kami penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami penulis sangat berharap atas kritik dan saran
yang bersifat membangun motivasi demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat
memahami manfaat dari makalah ini, amin.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Balikpapan, 26 Maret 2021

Penulis
Daftar isi

Halaman Judul...................................................................................................... i

Kata pengantar..................................................................................................... ii

Daftar isi.............................................................................................................. iii

BAB I.................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN............................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Permasalahan........................................................................................... 1

C. Motivasi..................................................................................................... 2

BAB II................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN.................................................................................................. 3

A. Pengertian Kartel.....................................................................................3

B. Pengertian Trust.......................................................................................3

C. Pengertian Oligopsoni...........................................................................5

BAB III............................................................................................................... 12

PENUTUP........................................................................................................... 12

A. Kesimpulan............................................................................................. 12

B. Saran......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum persaingan usaha sehat diperlukan dalam era dunia usaha yang
berkembang dengan pesat. Globalisasi erat kaitannya dengan efisiensi dan daya
saing dalam dunia usaha. Terlebih ekonomi pasar bebas menuntut persaingan
ketat dalam setiap prosesnya. Analogi persaingan dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam berbisnis adalah dimana persaingan dianggap bersifat individualistik
dan selalu berorientasi pada keuntungan. Hal tersebut dapat menjadi landasan para
pelaku usaha melakukan beragam cara guna memenangkan persaingan usaha baik
secara sehat maupun secara tidak sehat. Praktek monopoli dan persaingan usaha
yang tidak sehat dalam dunia usaha, mengakibatkan terhambatnya mekanisme
pasar secara sehat serta terhambatnya perekonomian suatu bangsa.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, mengatur mengenai beberapa
perjanjian yang dilarang seperti oligopoli, penetapan harga, pembagian wilayah,
pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni, integrasi vertikal, perjanjian tertutup dan
perjanjian dengan pihak luar negeri. Selain itu juga, mengatur mengenai kegiatan
yang dilarang yang meliputi monopoli, monopsoni, penguasaan pasar, kegiatan
menjual rugi, kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan persekongkolan,
serta juga melarang dalam penyalahgunaan posisi dominan yang meliputi hal umum,
jabatan rangkap, pemilikan saham. Disamping itu juga, mengatur larangan terhadap
penggabungan, peleburan dan pengambilalihan yang mengakibatkan persaingan
usaha tidak sehat dan atau praktek monopoli. Undang-Undang ini juga mengatur hal
formil dalam hal penyelesaian kasus di Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

1. Permasalahan
a. Penjelasan dari Kartel, Trust, dan Oligopsoni yang merupakan perjanjian yang
dilarang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

1
2. Motivasi
a. Agar mampu memahami lebih lanjut apa saja yang di maksud dengan
Persaingan Usaha Yang Tidak Sehat di Indonesia.
b. Agar mampu memahami mengenai beberapa perjanjian yang dilarang dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999;
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kartel

Secara umum, pengertian kartel adalah pembentukan suatu kerjasama atau


asosiasi antar pihak produsen demi menetapkan harga pada tingkat yang lebih
tinggi agar bisa memberikan batasan pada suplai produk dan persaingan bisnis.

Sebagian ahli ada yang mengatakan bahwa kartel adalah suatu kegiatan dalam
bentuk kerjasama antar beberapa perusahaan demi menetapkan suatu harga
menguasai produksi dan penjualan, melakukan kegiatan monopoli atas suatu
komoditas ataupun industri tertentu.

Aktivitas kartel terjadi karena munculnya persaingan usaha pada suatu bisnis
industri, sehingga muncul ide untuk saling bekerjasama antar beberapa pebisnis
agar bisa memenangkan persaingan tersebut. Artinya, kartel dilakukan agar
beberapa pihak tertentu bisa menguasai pasar.

Dalam prosesnya, setiap pelaku kartel akan melakukan bentuk kesepakatan


agar bisa membatasi jumlah ketersedian suatu produk tertentu dan membagi
wilayah penjualan produknya. Dari hal tersebut, maka akan muncul kelangkaan
produk, sehingga pelaku kartel bisa meningkatkan harga jual produknya demi
mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka ciri ciri kartel adalah sebagai berikut:

1. Adanya persekongkolan antar beberapa pelaku usaha agar bisa


memenangkan persaingan bisnis.

2. Timbulnya usaha untuk mengurangi atau menghapus persaingan


bisnis.

3. Adanya usaha untuk memonopoli pasar oleh beberapa pengusaha.

4. Harga produk yang tidak stabil dan bahkan lebih tinggi


3
Poin penting dalam definisi tersebut, bahwa kelompok-kelompok di dalam
suatu kartel terdiri atas kumpulan perusahaan-perusahaan besar yang
menghasilkan barang-barang yang sejenis. Dijelaskan pula, tujuan utamanya
berfokus pada pengendalian harga, sehingga harga yang terbentuk adalah bukan
harga persaingan. Definisi ini telah menyentuh pada aspek perilaku monopoli.
Praktik kartel atau kartel disebutkan pula dalam Pasal 11, Undang-Undang No 5
Tahun 1999 Tentang Monopoli dan Persaingan Usaha yang dituliskan, “Pelaku
usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha saingannya, yang
bermaksud mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan atau
pemasaran suatu barang dan atau jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat”. Praktik kartel di
Indonesia adalah suatu bentuk perbuatan atau tindakan yang melanggar hukum,
karena akan membentuk suatu perilaku monopoli ataupun bentuk perilaku
persaingan usaha yang tidak sehat.

Memahami kartel perlu pula memahami prinsip dasar atau pengertian dasar
dari perilaku monopoli. Pengertian monopoli bukan lagi menitikberatkan pada
jumlah pelaku usaha atau produsen, melainkan pada perilakunya untuk
mengendalikan harga dan distribusi output atau kapasitas output. Jadi bisa saja
perilaku monopoli tadi ditemukan pada struktur persaingan yang terdiri atas
beberapa perusahaan, biasanya sekitar 2-5 perusahaan besar atau ditemukan
pada struktur pasar persaingan oligopoli. Pasar persaingan yang memiliki cukup
besar konsumen, tetapi hanya memiliki beberapa produsen akan cukup kuat
mengindikasikan adanya praktik monopoli. Munculnya praktik kartel tidak lain
adalah untuk mewujudkan kekuatan (perilaku) monopoli.

Jenis – Jenis Kartel

Kegiatan kartel ini adalah suatu bentuk kegiatan persengkongkolan yang


dikerjakan oleh beberapa produsen. Jadi, berdasarkan ruang lingkup kerjasama
yang dilakukan antar para pelaku kartel di atas, maka kartel terbagi menjadi
enam jenis, yaitu:

4
1. Kartel Harga

Kartel harga adalah kartel yang dilakukan untuk menetapkan suatu harga
pokok produk yang dihasilkan oleh para produsen yang tergabung dalam suatu
kartel. Umumnya, ketentuan harga yang ditentukan adalah harga jual minimal
pada suatu produk. Dalam pelaksanaannya, seluruh produsen yang tergabung
dalam suatu kartel akan dilarang untuk menjual produknya di bawah harga yang
lebih rendah daripada harga yang sebelumnya telah disepakati. Tapi, mereka
diperbolehkan untuk menjual harga yang lebih tinggi dengan risiko yang
ditanggung masing-masing penjual.

2. Kartel Syarat

Kartel syarat adalah kartel yang erat hubungannya dengan penetapan suatu
persyaratan tertentu  dalam suatu kegiatan perdagangan maupun bisnis, seperti
persyaratan penjualan, standar kualitas suatu barang, standar keemasan, dan
juga standar pengiriman barang. Pada dasarnya, jenis kartel ini dilakukan untuk
menghadirkan variasi produk dan atributnya demi menghindari persaingan yang
terjadi antar tiap produsen.

3. Kartel Rayon

Kartel rayon adalah kartel yang dilakukan dengan membagi wilayah penjualan
pada setiap anggota kartel. Dalam hal ini, masing-masing anggota kartel
mempunyai daerah tertentu untuk menjual produknya dengan penetapan harga
yang sudah ditetapkan pada masing-masing daerah. Dengan hadirnya
kesepakatan seperti ini, maka setiap anggota kartel dilarang untuk menjual
produknya ke wilayah lainnya.

4. Kartel Kontingentering

Kartel kontingentering adalah suatu penetapan atas volume produksi yang


dilakukan guna menguasai ketersediaan produk di pasar. Dalam
pelaksanaannya, masing-masing anggota kartel akan diizinkan untuk membuat
barang dalam jumlah tertentu. Jika ada anggota kartel yang membuat atau
memproduksi produk lebih sedikit daripada jatah yang sudah ditetapkan, maka
mereka akan mendapatkan suatu hadiahnya.
5

Sebaliknya, jika ada anggota kartel yang meningkatkan jumlah produksi lebih
dari yang sudah ditetapkan, maka mereka akan mendapatkan sanksi denda.

5. Kartel Penjualan

Kartel penjualan adalah suatu penetapan kantor penjualan yang sifatnya


terpusat. Artinya, setiap masing-masing anggota kartel hanya diperbolehkan
untuk menjual produknya melalui kantor penjualan tunggal, sehingga tidak
akan ada persaingan pada tiap anggota.

6. Kartel Pool

Kartel pool atau kartel pembagian keuntungan adalah jenis kartel yang ada
pada kesepakatan tentang pembagian laba dan pendapatan. Dalam
pelaksanaanya, setiap anggota kartel akan menghimpun laba kotor yang
diperoleh dari kas bersama. Lalu, laba bersih yang diperoleh akan dibagikan ke
seluruh anggota kartel sesuai kesepakatan.

Karakteristik Kartel

Biasanya, kartel hadir di pasar oligopoli atau oligopsoni. Sedikitnya jumlah


perusahaan yang terlibat akan memudahkan perusahaan untuk bisa
bekerjasama. Hal tersebut tentunya akan sulit untuk dilakukan pada struktur
persaingan monopolistik. Beberapa produsen di dalam pasar oligopolistik
memang akan mendominasi pasar. Setiap produsen akan berusaha keras untuk
melakukan evaluasi terkait reaksi kompetitif dari pesaing saat akan
mengembangkan strategi dan membuat suatu kebijakan tertentu.

Anggota kartel umumnya setuju untuk menghindari berbagai praktik


persaingan di antara mereka, terutama penurunan harga. Mereka juga dapat
menyepakati kuota produksi untuk menjaga pasokan pasar tetap rendah dan
harga tinggi. Setiap anggota kartel umumnya akan mempunyai kontrol pasar
yang lebih sedikit daripada monopoli. Beberapa perusahaan bahkan bisa saja
tidak mengambil bagian dari suatu anggota kartel. Sebaliknya, pihak
pemonopoli justru bisa dengan mudah memalsukan hal tersebut karena hanya
ada seorang pemain saja.
6
Oleh karena itu, harga produk dalam suatu industri oligopolistik biasanya
tidak lebih mahal daripada pasar monopoli. Tapi, harganya jauh lebih tinggi di
pasar persaingan monopolistik.

Tujuan dan Dampak Kartel Terhadap Bisnis

Berdasarkan penjelasan, jenis-jenis dan karakteristik kartel maka bisa


disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan dari kartel adalah guna mengurangi
ataupun menghapus persaingan bisnis. Selain itu, tujuan kartel adalah untuk
membentuk harga yang sama, pembagian wilayah pemasaran produk, dan
pengaturan jumlah produksi barang.

Dari penjelasan definisi serta jenis-jenisnya dapat disimpulkan bahwa pada


dasarnya tujuan praktik kartel adalah untuk mengurangi atau bahkan
meniadakan persaingan bisnis. Selain itu, kartel juga bertujuan untuk
membentuk keselarasan harga, pembagian wilayah penjualan, dan jumlah
produksi. Tapi, kegiatan persekongkolan seperti ini mampu memberikan efek
positif sekaligus efek negatif dalam dunia perdagangan. Berikut ini adalah
beberapa efek positif dan negatif dari adanya kegiatan kartel dalam dunia
perdagangan.

Efek Negatif Kartel


• Setiap pengusaha akan mengalami masalah saat akan melakukan inovasi
dan ekspansi usaha karena sudah terikat dengan adanya peraturan dan
sanksi yang ada.
• Kegiatan kartel bisa mengakibatkan sedikitnya inovasi yang terjadi antar
para pengusaha karena perusahaan tersebut sudah bisa mendapatkan laba
yang pasti dan cenderung stabil.
• Kegiatan kartel dalam dunia perdagangan ini bisa merugikan masyarakat,
karena kartel yang sudah menguasai pasar akan cenderung meningkatkan
harga demi memperoleh keuntungan yang sangat banyak.
• Kartel akan melahirkan tidak adanya persaingan pada setiap produsen,
sehingga suasana dunia bisnis akan menjadi tidak kondusif.
• Biasanya, kartel akan melahirkan ketidakstabilan harga, sehingga akan
mempengaruhi daya beli konsumen.

7
• Usaha penguasaan harga produk yang dilakukan oleh kartel akan memicu
adanya inflasi yang bisa merugikan masyarakat.
• Hasil laba yang diperoleh oleh tiap anggota kartel cenderung akan lebih
besar dan berjangka panjang.

Efek Positif Kartel

• Kegiatan kartel bisa membangun hubungan kerja antar tiap perusahaan dan
para pekerja pun akan cenderung lebih kondusif, karena peningkatan upah
akan lebih mudah untuk dilakukan.

• Setiap anggota kartel mempunyai posisi yang lebih baik dalam persaingan
pasar bebas, sehingga risiko PHK akan sangat minim terjadi.

• Pihak perusahaan bisa meminimalisir risiko kerugian karena rendahnya


tingkat penjualan karena produksi atau penjualan sudah diatur dan dijamin
jumlahnya.

B. Pengertian Trust.
Trust adalah perjanjian untuk melakukan kerja sama dengan membentuk
gabungan perusahaan atau perseroan yang lebih besar dengan tetap menjaga
dan mempertahankan kelangsungan hidup masing-masing perusahaan atau
perseorangan anggotanya, yang bertujuan untuk mengontrol produksi dan/atau
pemasaran atas barang dan/atau jasa.

Mengenai trust ini diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Antimonopoli, yang


selengkapnya berbunyi:

“Pelaku usaha dilarang perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk melakukan
kerja sama dengan membentuk gabungan perusahaan atau perseroan yang lebih
besar, dengan tetap menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masing-
masing perusahaan atau perseroan anggotanya, yang bertujuan untuk
mengontrol produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa, sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak
sehat”.

8
Trust merupakan wadah antar perusahaan yang didesain untuk membatasi
persaingan dalam bidang usaha atau industri tertentu. Gabungan antara
beberapa perusahaan dalam bentuk trust dimaksudkan untuk secara kolektif
mengendalikan pasokan, dengan melibatkan trustee sebagai coordinator
penentu harga. Dengan menempatkan saham-saham dari berbagai badan usaha
dalam suatu trust maka dapat di jamin tidak hanya kesatuan langkah kolektif
tetapi juga pembagian keuntungan bersama yang lebih besar dibandingkan
tiadanya trust.

Pengertian Trust Menurut Para Ahli

Edilius dan Sudarson


Trust merupakan penggabungan perusahaan dalam satu bidang untuk
mengendalikan produksi dan distribusi barang dan jasa. Ini juga berlaku untuk
tujuan monopoli pasar. Kepercayaan juga bisa diartikan sebagai proses
pengelolaan aset oleh pihak lain.

Komaruddin
Pengertian dari trust tidak lain adalah bentuk konsentrasi terpusat dari
manajemen aset di berbagai unit bisnis. Secara teknis, perusahaan kehilangan
independensinya karena kepemilikan saham ada di tangan manajer utama.
Istilah lain untuk perusahaan kepercayaan adalah konsolidasi.
Proses Pembentukan Trust
Proses pembentukan dari trust diklasifikan berdasarkan cara pemusatan bisnis
atau konsentrasi usaha yang dilakukan. Metode tersebut terdiri dari tiga macam
proses, yakni:
1. Konsentrasi Horizontal
Maksud dari konsentrasi bisnis mendatar atau horizontal adalah untuk
memusatkan perusahaan yang beroperasi di bidang yang sama. Tujuan dari
konsentrasi horisontal adalah untuk mencapai harga berbiaya rendah untuk
mengendalikan pasar dengan risiko minimal. Manfaat yang dicapai adalah
rasionalisasi harga produksi, modal investasi yang terjangkau dan biaya
operasional yang lebih rendah.

9
2. Konsentrasi Vertikal
Konsentrasi bisnis vertikal merupakan peleburan beberapa badan bisnis untuk
keperluan proses produksi. Semua kegiatan manajemen dan operasional
digabungkan dalam satu perusahaan.
3. Konsentrasi Paralel
Untuk konsentrasi paralel, beberapa perusahaan dalam penawaran produk atau
layanan yang berbeda untuk menangani pesanan dari pelanggan yang sama.
Dengan demikian, efisiensi produksi dan distribusi dapat dicapai dengan risiko
kerugian yang lebih kecil. Biaya operasi juga menjadi lebih terjangkau.

Macam-Macam Trust
Trust Berdasarkan Obyeknya
Private Trust
Private Trust adalah kepercayaan yang diarahkan untuk kepentingan orang
atau sekelompok orang tertentu
Public Trust
Public Trust adalah kepercayaan yang untuk kepentingan umum.
Trust Berdasarkan Cara Terbentuknya
Express Trust
Express trus, yakni trust yang dibuat secara tegas oleh pembuat trust.
Keyakinan disebut kepercayaan eksplisit jika kehendak atau keinginan pihak-
pihak yang menciptakan kepercayaan itu masih dikenal dengan pasti.
Implied Trust
Implied Trust, trust yang dibentuk untuk kepentingan settlor tidak disebutkan
secara eksplisit dalam langkah-langkah hukum yang membangun perwalian
tersebut.
Resulting Trust
Resulting Trust, yakni trust yang dapat disimpulkan dari tindakan hukum para
pihak.

10
Constructive Trust
Constructive Trust, trust yang tercipta oleh implementasi hukum dan
implementasinya ditegakkan oleh pengadilan.

Kelebihan dan Kekurangan Trust


Kelebihan perusahaan trust
Trust ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
 Sumber dana perusahaan dapat dijamin karena memiliki lebih dari dua
anggota
 Dapat menerbitkan saham dan obligasi
 Sistem manajemen perusahaan semakin baik karena setiap anggota
ingin mencapai sebuah kesuksesan
 Dapat memanfaatkan skala ekonomi yang ada.

Kekurangan perusahaan Trust


Namun trus juga memiliki kekurangan, diantaranya:
 Pertama, risiko tetap menjadi tanggung jawab perusahaan yang
mengakses
 Pro dan kontra perusahaan yang bergabung akan menghilang
 Kebebasan perusahaan mana pun di mana merger berlangsung juga
sepenuhnya hilang
 Ketergantungan pada mesin dan barang modal yang ada.

C. Pengertian Oligopsoni.
Untuk konsentrasi paralel, beberapa perusahaan dalam penawaran produk atau
layanan yang berbeda untuk menangani pesanan dari pelanggan yang sama.
Dengan demikian, efisiensi produksi dan distribusi dapat dicapai dengan risiko
kerugian yang lebih kecil. Biaya operasi juga menjadi lebih terjangkau.
Oligopsoni sebenarnya merupakan bagian dari kartel yaitu kartel pembelian.
Seperti pada Kartel, maka oligopsoni juga ada yang pro persaingan dan ada
yang merugikan persaingan.

11
Dengan adanya  praktek  oligopsoni produsen atau  penjual  tidak  memiliki
alternatif  lain untuk menjual produk mereka selain  kepada  pihak pelaku usaha
yang telah melakukan perjanjian oligopsoni. 
Tidak adanya pilihan lain bagi pelaku usaha untuk menjual produk mereka
selain kepada pelaku usaha yang melakukan praktek oligopsoni, mengakibatkan
mereka hanya dapat menerima saja harga yang sudah ditentukan oleh pelaku
usaha yang melakukan praktek oligopsoni.
UU No.5 Tahun  1999 memasukkan perjanjian oligopsoni ke dalam salah satu
perjanjian yang dilarang untuk dilakukan oleh pelaku usaha. Pasal 13 ayat (1)
UU No.5 Tahun  1999 menyebutkan bahwa:
“pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang
bertujuan untuk secara  bersama-sama  menguasai pembelian atau penerimaan
pasokan agar dapat mengendalikan harga atas  barang dan/
atau  jasa  dalam  pasar  bersangkutan, yang dapat  mengakibatkan terjadinya
praktek  monopoli dan/atau  persaingan  usaha  tidak sehat.”
Sedangkan Pasal  13 ayat (2) menambahkan bahwa:
“pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama  menguasai
pembelian atau penerimaan pasokan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
apabila 2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku usaha atau kelompok pelaku
usaha  menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu
jenis barang atau jasa tertentu.”
Oligopsoni  oleh Pasal  13 UU  No.5 Tahun 1999 dirumuskan secara  rule of
reason,  itu berarti  sebenarnya oligopsoni tidak secara  otomatis  dilarang.
Tetapi dalam oligopsoni ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
kemungkinan kemungkinan perjanjian tersebut  memfasilitasi kolusi
penetapan  harga  sehingga menimbulkan efek anti  persaingan.
Perjanjian tersebut  tidak akan  memfasilitasi kolusi harga apabila pembelian
produk yang dilakukan dengan perjanjian ini hanya berjumlah
relatif  kecil  terhadap  total  pembelian di  pasar  tersebut.  selain  itu, apabila
perjanjian tidak menghalangi anggotanya untuk melakukan pembelian pada
pihak lain  secara  independen, maka  joint purchasing
tersebut  tidak  merugikan persaingan
12
Syarat Oligopsoni

Terdapat beberapa  syarat  agar  oligopsoni dapat  berhasil, yaitu :


 Pertama, pelaku usaha harus setuju baik secara  tegas  maupun
secara  diam-diam untuk bertindak bersama.
 Kedua, mereka haruslah  merupakan pembeli dalam jumlah yang
besar atau  dominan. Ketiga, adanya mekanisme agar  perjanjian
ditaati  dan  tidak ada kecurangan.
 Terakhir, mereka  harus  mampu mencegah masuknya pemain baru,
karena apabila  pemain baru bisa  masuk, maka perjanjian oligopsoni
tidak akan efektif.
Ciri – Ciri Oligopsoni

1. Terdapat Beberapa Pembeli


Di dalam pasar Oligopsoni ini terdapat beberapa pembeli yang menguasai
pasar dimana tugasnya adalah membeli berbagai produk-produk yang
dihasilkan oleh para produsen. Meskipun menguasai pasar, para pembeli juga
tidak bisa bertindak semaunya karena akan dapat merugikan dirinya sendiri.
Jika para pembeli melakukan kesalahan, produsen ini bisa saja memilih pembeli
lain yang punya jaringan dan juga dana yang kuat.

2. Umumnya Pembeli Adalah Distributor


Pada pasar ini, sebagian besar para konsumennya ialah distributor. Mereka
yang membeli suatu produk dapat dihasilkan produsen untuk dijual kembali ke
para konsumen akhir.

3. Produknya Adalah Bahan Mentah


Semua produk yang dijual di pasar ini adalah produk mentah atau bahan
setengah jadi yang harus diolah agar dapat digunakan. Para pembeli kemudian
mengolah bahan mentah tersebut dan menjualnya ke konsumen akhir.

4. Harga Produk Cenderung Stabil


Di dalam pasar Oligopsoni, para produsen dan konsumen saling memiliki
ketergantungan satu sama lain. Sehingga, ketika para produsen menaikkan suatu
harga maka konsumen akan berpindah ke para produsen
13
lain yang menawarkan harga lebih murah. Saat terjadi masalah perekonomian,
misalnya terjadi suatu inflasi atau deflasi, maka para pihak produsen dan
konsumen akan sama-sama menanggungnya.

5. Jenis Barang Sedikit


Produk di pasar Oligopsoni ini biasanya adalah komoditas, misalnya cengkeh,
padi, susu sapi, dan lain-lain. Namun, pasar ini terbentuk berdasarkan potensi
yang ada di suatu daerah. Misalnya saja potensi di suatu daerah ialah cengkeh,
maka pasar Oligopsoni di daerah tersebut dapat dikuasai oleh cengkeh saja.

6. Pendapatan Merata
Pendapatan para penjual di pasar ini cenderung merata karena di pasar ini
tidak terjadi monopoli ataupun penentuan secara semena-mena.
Kelebihan Pasar Oligopsoni
 Hak-hak produsen terlindungi dengan baik meski pembeli berperan
sebagai penguasa. Hal ini bisa terpenuhi karena terdapat beberapa
pembeli, sehingga ketika penjual merasa dirugikan maka ia bisa
berpindah ke pembeli lain.
 Pembeli tidak bisa bertindak semaunya, meski bisa menentukan harga,
pembeli harus menyesuaikan harga dengan barang yang dibeli agar
produsen mau menjual kepadanya.
 Meski masih belum terorganisir dengan baik, tapi umumnya pasar ini
mengedepankan keadilan, menghindari kecurangan, dan tidak
menyalahgunakan kebebasan.
Kekurangan Pasar Oligopsoni
 Kualitas produk kurang terjaga dengan baik karena penjualan
cenderung mudah. Produsen kurang memperhatikan kualitas karena
terdapat beberapa pembeli besar dan mudah menjual produknya
sehingga kualitas kurang terjaga.
 Cukup rentan terjadi manipulasi dimana beberapa pembeli melakukan
kerjasama memanipulasi keadaan yang bisa merugikan produsen.
Biasanya manipulasi tersebut terjadi karena pembeli ingin
mendapatkan harga yang lebih murah.

18

 Kemudahan dalam hal jual-beli menyebabkan kurangnya kreatifitas.


Produsen hanya fokus pada produksi tanpa merasa perlu melakukan
inovasi dan kreatifitas terhadap produk dan bisnis mereka.
19

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
20

Daftar Pustaka

Siswanto, Arief. 2002, Hukum Persaingan Usaha. Jakarta : Ghalia Indonesia.


http://leo4kusuma.blogspot.com/2013/03/memahami-pengertian-kartel-
monopoli-dan.html#.YFtq9PkzbIU
https://accurate.id/bisnis-ukm/kartel-adalah/
https://adalah.co.id/trust/
http://repository.uin-suska.ac.id/14766/8/8.%20BAB%20III__201890IH.pdf
http://repository.uib.ac.id/522/6/S-1051056-chapter2.pdf.pdf
https://sarjanaekonomi.co.id/pasar-oligopsoni/
21

Anda mungkin juga menyukai