Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SUSTAINABLE MANUFACTURING
Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Berkelanjutan UMKM Mie Ayam

Dosen Pengampu : Rattih Poerwarini, ST,MT

Disusun Oleh :

Erynne Moniq (517045)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS INDUSTRI

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr.Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perencanaan
dan Pengembangan Bisnis Berkelanjutan UMKM Mie Ayam” untuk subjek
MATA KULIAH SUSTAINABLE MANUFACTURING.

Penyusun mengulas beberapa materi mengenai Usaha Kecil Menengah


dan Mikri Mie Ayam yang dimulai dari Perencaan hingga pengembangan bisnis
berkelanjuatan UMKM mie ayam. Dalam ulasan ini penyusun menyertakan pula
beberapa penjelasan untuk memudahkan pembaca memahami isi makalah ini.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan yang memerlukan


koreksi. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun akan penyusun terima sebagai referensi. Penyusun mengharapkan
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
khususnya mahasiswa dan pelaku UMKM.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb

Malang, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 2

1.4 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Bisnis ........................................................................... 3

2.1.1 Manfaat Perencanaan Bisnis ................................................... 3

2.1.2 Jenis Perencanaan Bisnis ......................................................... 3

2.2 Bisnis Berkelanjutan ........................................................................... 4

2.2.1Karakteristik Bisnis Berkelanjutan .............................................. 5

2.3 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ....................................... 5

2.3.1 Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) .................. 5

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Data .......................................................................................... 7

3.2 Sumber Data ..................................................................................... 7

3.2.1 Data Primer ............................................................................... 7

3.2.2 Data Sekunder .......................................................................... 7

3.3 Metode Pengumpukan data ............................................................... 8

3.3.1 Wawancara ............................................................................... 8

3.3.2 Observasi ................................................................................... 8

3.3.3 Studi Pustaka ............................................................................. 8

iii
BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Profil Usaha ....................................................................................... 9

4.2 Perencanaan Bisnis Mie Ayam ........................................................... 9

4.3 Pengembangan bisnis berkelanjutan Mie Ayam ..................................10

4.4 Analisa Usaha Dagang Mie Ayam .......................................................10

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................12

5.2 Saran .................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................13

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah (UMKM) telah menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia. Sejarah membuktikan, ketika terjadi krisis moneter di
tahun 1998 banyak usaha besar yang tumbang karena dihantam krisis tersebut,
namun UMKM tetap eksis dan menopang kelanjutan perekonomian Indonesia.
Tercatat, 96% UMKM di Indonesia tetap bertahan dari goncangan krisis. Hal
yang sama juga terjadi di tahun 2008-2009. Ketika krisis datang dan
mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, UMKM lagi-lagi menjadi juru
selamat ekonomi Indonesia. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah juga berperan
dalam memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara
luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan
peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.
Berdasarkan data BPS (2003), populasi usaha kecil dan menengah (UKM)
jumlahnya mencapai 42,5 juta unit atau 99,9 % dari keseluruhan pelaku bisnis di
tanah air. UKM memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan
tenaga kerja, yaitu sebesar 99,6 persen. Sementara itu, kontribusi UKM
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 56,7 persen. Angka tersebut
terus meningkat seiring dengan pertumbuhan UMKM dari tahun ke tahun.
Semakin meningkatnya jumlah UMKM di Indonesia maka persaingan antar
perusahaan juga akan menjadi semakin berat. Diperlukan perencanaan dan
stategi bisnis, yang akan membantu UMKM untuk terus berkembang dalam
berbagai keadaan perekonomian. Membangun bisnis UMKM tentu saja tidak
mudah, karena membutuhkan perjuangan dan juga strategi. Banyak hambatan –
hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan UMKM seperti kekurangan
modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk,
dan sebagainya. Hambatan – hambatan tersebut dapat terselesaikan atau
teratasi jika mulai dari awal perencanaan usaha sudah terencana secara baik
dan strategi usaha juga baik.
Bukan hanya bisnis UMKM sejenis restoran atau kafe besar saja yang
membutuhkan perencanaan dan strategi bisnis, karena pada kenyataannya

1
bisnis dipinggir jalan seperti jualan mie ayam pun juga membutuhkan
perencanaan dan strategi bisnis berkelanjutan. Bisnis seperti ini lebih
membutuhkan perencanaan dan strategi bisnis agar usaha tidak hanya begitu
begitu saja tetapi, bisa berkembang, memiliki tempat atau warung sendiri bahkan
hingga di berbagai cabang. Bukan hanya itu, pengembangan bisnis
berkelanjutan juga sangat diperlukan saat ini. Karena banyak dari pengusaha
yang dalam mengembangkan usahanya kurang memperhatikan lingkungan
sekitarnya. Dan menyebabkan lingkungan sekitar menjadi rusak. Pengembangan
bisnis berkelanjutan ini akan mengurangi kerusakan terhadap lingkungan sekitar.
Selain itu pengembangan bisnis berkelanjutan juga akan membantu UMKM
dalam menghadapi persaing bisnisnya jika UMKM tersebut dapat melaksanakan
pengembangan bisnis berkelanjutan ini dengan baik.
Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana perencanaan dan
pengembangan bisnis berkelanjutan dalam bisnis kecil mie ayam dan
pengembangan bisnis mie ayam tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan pada Latar Belakang, dapat dirumuskan masalah
atas laporan ini sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana perencanaan bisnis mie ayam yang baik?
1.2.2 Bagaimana pengembangan bisnis berkelanjutan bisnis mie ayam?

1.3 Batasan Masalah


Sebagai upaya agar pembahasan pada laporan ini tidak meluas, perlu
dilakukan pembatasan atas beberapa masalah meliputi :
1.3.1 Makalah ini hanya terbatas pada perencanaan & pengembangan bisnis
berkelanjutan
1.3.2 Makalah ini hanya terbatas pada usaha mie ayam

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Untuk mengetahui perencanaan bisnis mie ayam yang baik
1.4.2 Untuk mengetahui pengembangan bisnis berkelanjutan bisnis mie ayam

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Bisnis


Perencanaan bisnis adalah bagaimana semua rencana kerja perusahaan
di masa depan akan berguna untuk dapat memenuhi dan mencapai tujuan akhir
yang dimiliki oleh perusahaan sendiri (Berry,2000). Rencana bisnis merupakan
sebuah peta yang memang menunjukkan keadaan dunia bisnis dan dapat juga
menjaga langkah – langkah perusahaan tersebut agar tetap fokus dan dapat
memberikan strategi - strategi yang tepat dalam berbagai rintangan yang dilalui
(Sharma, 1999). Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan perencanaan
bisnis adalah pernyataan tertulis yang dapat menggambarkan bisnis, produk atau
layanan anda di masa depan.
Rencana bisnis ini biasanya dibuat oleh pebisnis pada proses awal bisnis
di mulai. Atau juga dapat dibuat ketika bisnis sudah berjalan yang bertujuan
untuk mengubah arah strategi. Biasanya sebagian perusahaan membuat
rencana bisnis mencakup tiga sampai lima tahun.Rencana bisnis ini biasanya
berisi tentang rencana detail dan anggaran yang menunjukan bagaimana tujuan
bisnis dapat di wujudkan.Dengan adanya penulisan rencana bisnis juga dapat
membantu pengusaha untuk menganalisa kelemahan konsep, kesalahan
persepsi pasar, dan juga hal-hal spesifik lainnya yang dapat menyebabkan tujuan
bisnis tidak tercapai.

2.1.1 Manfaat Perencanaan Bisnis


Manfaat perencanaan bisnis adalah memberikan informasi yang
dibutuhkan sebanyak mungkin kepada pemilik bisnis atau pimpinan perusahaan
untuk mencapai tujuan.

2.1.2 Jenis Perencanaan Bisnis


Jenis perencaan bisnis dibagi menjadi empat antara lain :
1) Miniplan
Sebuah miniplan dapat terdiri dari satu hingga 10 halaman dan harus
terkadung perhatian tentang hal penting seperti konsep bisnis, kebutuhan biaya,
rencana pemasaran serta laporan keuangan.Cara ini merupakan cara yang
bagus untuk menguji konsept bisnis dengan cepta dan mengukur minat mitra

3
atau investor.Miniplan juga dapat berfungsi sebagai pondasi utama untuk
menyusun rencana jangka panjang nantinya.
2) Rencana kerja
Rencana kerja merupakan alat yang dipergunakan untuk menjalankan
bisnis anda. Oleh sebab itu rencana ini harus panjang dan detail namun minim
presentasi. Dengan rencana kerja maka anda dapat meningkatkan keterbukaan
dan informalitas yang lebih tinggi. Suatu rencana kerja yang ketat yang
ditujuakan untuk ruang internal mungkin dapat menghilangkan beberapa
komponen penting yang ditujukan untuk sesorang diluar perusahaan. Anda
mungkin tidak memasukkan resume para eksekutif kunci misalkan saja rencana
kerja.
3) Rencana presentasi
Jika anda ingin membuat rencana bisnis dengan tekanan yang rendah
pada impresi dan dapat menarik perhatian pada tampilannya. Maka rencana
presentasi sangat cocok untuk dilakukan. Rencana ini cocok untuk ditujukan
pada Investor, Bankir atau pihak lain diluar perusahaan. Hampir seluruh
informasi dalam rencana presentasi akan sama dengan rencana kerja walaupun
di susun berbeda.Rencana presentasi ini biasanya tidak digunakan sebagai
pegingat tapi hanya digunakan sebagai pengantar saja.
4) Rencana elektronik
Hampir seluruh rencana bisnis di buat di komputer atau sejenisnya
kemudian dicetak atau di sajikan dalam bentuk hard copy. Namun saat ini tidak
menutup kemungkinan seluruh informasi bisnis tersebut dapat dikirim secara
elektronik. Rencana elektronik ini dapat bermanfaat untuk presentasi kepada
banyak orang melalui proyektor.

2.2 Bisnis Berkelanjutan


Bisnis berkelanjutan adalah usaha bisnis untuk meminimalisir dampak
negatif bagi lingkungan maupun sosial agar generasi penerus nanti memiliki
sumber daya yang memadai untuk memenuhi kebutuhannya (Narayana, 2018).
Bisnis berkelanjutan tidak hanya aman bagi lingkungan, bisnis ini juga harus
memiliki kualitas yang baik untuk berhasil di pasar global yang kompetitif. Bisnis
berkelanjutan sering di artikan dengan model bisnis yang mengelola triple bottom
line dimana perusahaan mengelola keuangan mereka serta dampak sosial dan
lingkungan.

4
2.2.1 Karakteristik Bisnis Berkelanjutan

1) Perusahaan mengurangi atau bahkan meninggalkan penggunaan sumber


daya alam dalam proses produksinya. Perusahaan menghilangkan
ketergantungan pada energi atau sumber daya yang tidak dapat diperbarui.
2) Perusahaan menjalankan dan menggunakan energi atau sumber daya untuk
kebutuhan bisnis namun ikut memulihkan atau menjaga lingkungan dan
sosial.
3) Perusahaan menggunakan sistem closed – loop production yaitu dengan
mendaur ulang limbah hasil produksi menjadi sumber daya yang dapat
digunakan lagi untuk kegiatan produksi.
4) Ketika produk sudah usang atau daya gunanya berkurang maka perusahaan
akan mendaur ulangnya. Hal ini dapat mengurangi limbah barang rusak
yang tidak digunakan oleh suatu perusahaan.
5) Perusahaan mempromosikan produknya dengan mengedukasi konsumen
agar lebih bijak dalam membeli produk yang benar – benar mereka butuhkan
sehingga dapat mengurangi terjadinya konsumen asal beli yang
mengakibatkan produk terbuat sia –sia.

2.3 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

2.3.1 Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah selalu menarik untuk dikaji, bukan
hanya dari aspek ketahanan, aspek pembiayaan, perolehan pinjaman atau dari
aspek manajerial usaha. Pada era globalisasi khususnya dengan adanya
integrasi ekonomi di Asia Tenggara, yaitu penyatuan ekonomi (Economic Union)
yang menjadikan Asia Tenggara menjadi suatu komunitas perekonomian dengan
basis produksi tunggal membuat UMKM harus mampu mempertahankan
eksistensinya ditengah gempuran ekonomi global.

Dalam hal ini, UMKM ditutut untuk mampu bersaing dan menciptakan
produk yang dapat diterima tidak hanya oleh konsumen dalam negeri (Indonesia)
tetapi juga konsumen di Asia Tenggara. Usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) selalu hadir karena memang diperlukan. UMKM ini selalu pula dapat
membuktikan ketahanannya, terutama ketika bangsa kita dilanda badai krisis
ekonomi (sejak Juli 1997).

5
Di Indonesia, definisi UMKM diatur berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Definisi menurut UU No. 20 Tahun 2008 tersebut adalah:
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam makalah ini adalah data kualitatif. Data
kualitatif adalah data yang berisi informasi dalam bentuk kalimat atau kata, bukan
dalam bentuk angka dan berisi tentang karakteristik. Menurut Noeng Muhadjir
(1996:2) dalam bukunya Metodologi penelitian Kualitatif, Data Kualitatif : “Data
yang disajikan dalam bentik kata verbal bukan dalam bentuk angka”. Dimana
dalam laporan ini tersaji dalam bentuk kalimat.

3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam pembuatan laporan ini adalah sumber
data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan
atau suatu organisasi secara langsung dikumpulkan dari objek yang diteliti dan
untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview atau
observasi dengan data tersebut. Data diambil langsung dari Bapak Suhartono
selaku owner Pecel terkait dengan transaksi observasi terhadap suatu benda
secara fisik, kejadian atau kegiatan dan hasil penelitian.

3.2.1 Data Primer


Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari
tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan
spesifik studi. Sumber data primer adalah responden individu, kelompok fokus,
internet juga dapat menjadi sumber data primer jika kuisioner disebarkan melalui
internet. (Sekaran, 2011). Data primer dalam laporan ini diambil melalui
serangkaian observasi, wawancara terhadap owner atau pemilik usaha pecel
serta pihak terkait dalam penulisan laporan.

3.3.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai literatur buku maupun
internet apabila kuisioner disebarkan melalui internet. Data sekunder dalam
laporan ini diambil melalui buku literatur, jurnal yang terkait, transaksi penjualan,
laporan harian dan bulanan serta arsip terkait operasionalisasi perusahaan.

7
3.3 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiono (2013:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk


mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode pengumpulan
data merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Metode pengumpulan data juga merupakan bagian dari
metodologi yang secara khusus mendeskripsikan tentang cara mengumpulkan
data dan menganalisis data. Dalam mencapai tujuan dari sebuah penelitian
diperlukan metode yang sesuai dan mudah, dalam penelitian ini akan digunakan
metode yaitu :
3.3.1 Wawancara
Menurut Esterberg dan Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara
adalah metode pengumpulan data untuk mendapatkan suatu informasi secara
akurat dengan cara bertanya langsung kepada narasumber. Wawancara yang
dilakukan terhadap pemilik usaha pecel khas Kediri untuk mendapatkan data
lapang atas informasi pendukung dalam laporan perencanaan dan
pengembangan UMKM.

3.3.2 Observasi
Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan. Dalam metode penelitian ini menggunakan metode pengumpulan
data melalui pengelihatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung
di lapangan atau lokasi penelitian observasi yang dilakukan secara intensif
dengan cara terjun langsung di lokasi jualan dan rumah pemilik usaha.

3.3.3 Studi Pustaka


Studi pustaka dilakukan untuk menggali sebanyak mungkin informasi
terkait bahasa ekonomi, baik dari buku literatur dan modul perkuliahan, internet,
dan jurnal penelitian terkait bahasa ekonomi dan pemasaran.

8
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Profil Usaha

Di Kota Malang terdapat banyak sekali kuliner, mulai dari minuman,


makanan ringan, hingga makanan berat. Bermacam - macam jenis bentuk dan
harganya. Salah satu bentuk kuliner yang sering kita jumpai di sepanjang jalan
Kota Malang adalah Mie Ayam. Mie Ayam adalah masakan indonesia yang
terbuat dari mie kuning yang direbus mendidih kemudian ditaburi saaos kecap
khusus beserta daging ayam dan sayuran. Mie Ayam terkadang ditambahi
dengan bakso, pangsit, dan jamur.

Makanan ini berasal dari tiongkok, namun di tiongkok tidak akan ditemukan
mie ayam yang serupa dengan yang ada di Indonesia. Meskipun mie ini bukan
asli dari indonesia tapi nyatanya kini mie ayam seakan sudah menjadi makanan
tradisional indonesia. Makanan ini sudah tersebar di seluruh indonesia terutama
di daerah jawa. Penjual mi ayam di Indonesia yang populer berasal dari
Wonogiri.

Karena ketenaran dan kemudahan memperoleh bahannya menjadikan


usaha ini banyak di mininati oleh para pelaku bisnis, termasuk pelaku bisnis di
Kota Malang. Minat masyarakat Kota Malang terhadap mie ayam yang cukup
tinggi juga menjadi alasan bisnis ini semakin marak keberadaannya. Oleh karena
itu, makanan ini akan sangat mudah dijumpai di sepanjang jalan Kota Malang.

4.2 Perencanaan Bisnis Mie Ayam

Bisnis mie ayam saat ini memang cukup menjajikan, namun semakin
menjajikan sebuah usaha maka persaingannya pun akan semakin kuat. Untuk itu
diperlukan perencanaan dan berbagai macam ide agar usaha mie ayam yang
digeluti dapat berbeda dari usaha mie ayam lainnya. Sehingga dapat menggait
minat beli para pembeli.

Beberapa Perencanaan bisnis mie ayam yang dapat dilakukan antara lain :

1) Analisis Pasar

Masyarakat di zaman modern ini baik dari kalangan anak – anak hingga
dewasa adalah makanan yang enak, banyak, dan murah. Mie ayam ini dapat
menjadi salah satu alternatif makanan murah dan bikin kenyang. Pangsa pasar
dari makanan ini pun bisa dimakan oleh anak – anak hingga orang dewasa.

9
2) Penentuan Lokasi

Lokasi yang dipilih harus wilayah yang strategis, seperti di dekat kampus,
di kawasan wisata dll.

3) Brand Image

Buat nama produk yang dapat dengan mudah melekat di pikiran


masyarakat.

4.3 Pengembangan Bisnis Berkelanjutan Mie Ayam

Dalam usaha UMKM pengembangan bisnis berkelanjutan memiliki dampak


positif. Karena penggunaan bahan yang berasal dari alam atau yang bukan
bahan kimia akan menambah cita rasa masakan. Contohnya dengan tidak
menggunakan plastik sebagai tempat membungkus makanan. Dan
menggantinya dengan bahan yang lebih aman seperti daun kelor dll.

4.4 Analisa Usaha Dagang Mie Ayam


1. Asumsi
1) Masa pakai meja dan kursi serta gerobak atau etalase 5 tahun
2) Masa pakai peralatan masak (kompor dan tabung gas, panci, dll) 3 tahun.
3) Masa pakai peralatan makan (mangkuk, sendok, garpu, dan gelas) 2 tahun.
4) Masa pakai perlengkapan lain-lain (wadah saos, wadah tissue, dll) 1 tahun.
a. Biaya Investasi
 Meja dan kursi Rp 500.000
Gerobak atau etalase Rp 2.000.000
Peralatan masak Rp 1.200.000
Peralatan makan Rp 1.200.000
Perlengkapan lain-lain Rp 200.000
Total investasi Rp 5.100.000
b. Biaya Operasional per Bulan
 Biaya Tetap
Penyusutan meja dan kursi (1/60 x Rp 500.000,-) Rp 8.300
Penyusutan gerobak dan etalase (1/60 x Rp 2.000.000,-) Rp 33.300
Penyusutan peralatan masak (1/36 x Rp 1.200.000,-) Rp 33.300
Penyusutan peralatan makan (1/24 x Rp 1.200.000,-) Rp 50.000
Penyusutan perlengkapan lain-lain (1/12 x Rp 200.000,-) Rp 16.700
Sewa tempat Rp 400.000
Total biaya tetap Rp 541.600

10
 Biaya Variabel
Mi (3 kg x Rp9.000,0/kg x 30 hari) Rp 810.000
Ayam (1 ekor x Rp 20.000,-/ekor x 30 hari) Rp 600.000
Sawi dan bumbu (Rp 10.000,-/hari x 30 hari) Rp 300.000
Kecap (Rp 8.000,-/3 hari x 10 hari) Rp 80.000
Gas (Rp 13.000,-/3 hari x 10 hari) Rp 130.000
Listrik, kebersihan, dan keamanan Rp 60.000
Total biaya variabel Rp 1.980.000
Total biaya operasional Rp 2.521.600
c. Penerimaan per Bulan
Penjualan mi ayam
(30 mangkuk x Rp 5.000,-/mangkuk x 30 hari) Rp 4.500.000,-
d. Keuntungan per Bulan
Keuntungan = Total penerimaan – total biaya operasional
= Rp 4.500.000,- – Rp 2.521.600,-
= Rp 1.978.400,-
e. Revenue Cost Ratio (R/C)
R/C = Total penerimaan : total biaya operasional
= Rp 4.500.000,- : Rp 2.521.600,-
= 1,78
f. Pay Back Period
Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp 5.100.000,- : Rp 1.978.400,-) x 1 bulan
= 2,6 bulan

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia telah
terbukti mampu menjaga stabilitas ekonomi disaat krisis terjadi. UMKM
seperti usaha Mie Ayam dapat semakin berkembang jika perencaan yang
dibuat sudah matang dan menerapkan pengembangan bisnis
berkelanjutan. Karena pengembangan bisnis berkelanjutan jika
dimanfaatkan dengan baik maka akan dapat meningkatkan cita rasa dan
penghasilan usaha.

5.2 Saran
Pengusaha UMKM bisa membuka fikirannya terhadap sesuatu hal
yang baru, bisa memanfaatkan hasil alam untuk menghasilkan produk yang
lebih berkualitas serta pengusaha UMKM harus mampu merencanakan
usaha yang digelutinya dengan baik

12
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/60585255-Perencanaan-bisnis-usaha-rumah-makan-mie-
ayam-sehat-berdasarkan-aspek-produk.html

https://docplayer.info/60585255-Perencanaan-bisnis-usaha-rumah-makan-mie-
ayam-sehat-berdasarkan-aspek-produk.html

https://www.arthanugraha.com/memikirkan-bisnis-yang-berkelanjutan-
sustainable-business/

https://www.wartaekonomi.co.id/read195588/bagaimana-seharusnya-pengusaha-
buat-bisnis-yang-berkelanjutan.htm

13

Anda mungkin juga menyukai