Anda di halaman 1dari 25

1

MAKALAH

KEPRIBADIAN DAN NILAI

Mata Kuliah Analisis Prilaku Organisasi

Dosen Pengampu :

Aditia Fradito, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Anggi Novita Sari


NPM : 1911030258
Nama : Irvan Ad Putra Laksana
NPM : 1911030106

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1442 H/ 2021 M
2

KATA PENGANTAR

Audzubillahiminasyaitonnirrojim Bismillahhirrahmannirrohim

Assalamuallaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah puji syukur atas nikmat disetiap hembus nafas selalu kami
panjatkan kepada Allah SWT dimana kami selalu diberikan nikmat sehat, jasmani
dan rohani serta rahmat dan hidayahnya sehingga tugas makalah berisi tentang
“KEPRIBADIAN DAN NILAI” Yang senantiasa Allah SWT berikan kepada kita tak
lupa kita juga sanjung agungkan kepada Nabi baginda Nabi Muhammad SAW dan
mudah-mudahan kita dinantikan syafa’atnya di khiamul nanti aamiin
yarobbal’aallaamiin.

Secara ringkas buku ini membahas mengenai dipadukan dari berbagai sumber
referensi menjadi satu padu. Kami ucapkan terimakasih kepada bapak/ibu ... selaku
dosen pengampu mata kuliah ... dengan diberinya tugas ini menjadikan kami lebih
sering membaca dan memahami lebih mendalam mengenai materi-materi. Sehingga
menjadikan kami sangat termotivasi dan mendorong semangat kepada kami dalam
mencerminkan dan menjadikan kami mahasiswa intelektual.

Wassalammuallaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandar Lampung, 4 MARET 2022

Penulis,
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................5

C. Tujuan Masalah.....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Kepribadian...........................................................................................6

1. Pengertian Kepribadian.........................................................................6

2. Faktor Penentu Kepribadian..................................................................7

3. Sifat- Sifat Kepribadian.........................................................................8

4 Mengukur kepribadian............................................................................9

5. Sifat Kepribadian Yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi...............11

B. NILAI....................................................................................................13

1. Pengertian Nilai.....................................................................................13

2. Arti Penting Nilai dan Pembentukan Nilai............................................14

3. Jenis Nilai..............................................................................................16

4. Nilai Nilai Generasi...............................................................................17

5. Mengaitkan Kepribadian dan Nilai – Nilai Individu di Tempat Kerja..19

6. Nilai-Nilai Internasional........................................................................20
4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 24
5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui cara beretika


inilah seseorangdapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri kepribadian dari orang
lain.Dalam pembentukan etikaini banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik itu
faktor internal maupun eksternal. Sifat bawaan dari lahir atau watak merupakan
faktor internal yang paling berpengaruh pada etikaseseorang. Secara ilmiah hal ini
disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika seseorang.Sedangkan dari faktor
eksternal, etika seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimanatempat
seseorang itu berada. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang baik dan
beretikatinggi maka dapat dipastikan akan beretika tinggi layaknya orang-orang yang
berada, dansebaliknya apabila seseorang berada pada lingkungan yang beretika
rendah maka dapat dipastikan pula akan beretika layaknya orang-orang disekitarnya
berada. Hal ini sangat sesuai dengan kata-kata bijak yang mengatakan ”at the first
you make habbit at the last habbit make you”, yang berarti bahwa pada awalnya kamu
membuat suatu kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itulah yangmembentuk dirimu”
(zero to hero; 26).

Pada dasarnya kepribadian dari diri seseorang merupakan suatu cerminan dari
kesuksesan.Seseorang yang mempunyai kepribadian yang unggul adalah seseorang
yang siap untuk hidupdalam kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut
terdapat nilai-nilai positif yang selalumemberikan energi positif terhadap paradigma
dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.

Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah adalah seseorang yang


selaludilingkupi dengan kegagalan. Sebab pada diri seseorang tersebut mengalir
energi-energi negatif yang terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan
cobaan kehidupan.Dapat dipastikan bahwa nilai-nilai kepribadian seseorang
6

mengalami pasang surut seiring dengan besarnya tantangan dan cobaan yang
dihadapi.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apakah arti dari kepribadian dan nilai itu?


2. faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepribadian?
3. Bagaimana pengertian nilai?
4. Apa arti Penting Nilai dan Pembentukan Nilai?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui arti dari kepribadian dan nilai.


2. Mengetahui faktor-faktot apa yang mempengaruhi kepribadian.
3. Mengetahui arti dari nilai.
4. Mengetahui arti penting dari nilai dan pembentukan nilai.
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. KEPRIBADIAN

1. Pengertian Kepribadian

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk


oleh prosessosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang
untuk melakukan tingkahlaku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir,
bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan.Definisi
kepribadianmenurutbeberapaahliantara lain sebagai berikut:

a. Yinger Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan


system kecenderungantertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b. M.A.W Bouwer Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi
corak kekuatan, dorongan,keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak
dan dapat dilihat olehseseorang.
d. Theodore R. NewcombeKepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakangterhadap perilaku.

Jadi kepribadian adalah keseluruhan cara dimana seorang berinteraksi denganindividu


yang lainnya.

Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi


dalam 9 tipe yaitu:

1. Perfeksionis Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup
dengan benar, memperbaikidiri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
2. Penolong Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai,
mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan
membutuhkan.
8

3. Pengejar PrestasiPara pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk


menjadi orang yang produktif,meraih kesuksesan, dan terhindar dari
kegagalan.
4. Romantis Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami
perasaan diri sendiri sertadipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan
menghindari citra.
5. Pengamat Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala
sesuatu dan alamsemesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga
jarak, serta menghindari kesan bodohatau tidak memiliki jawaban.
Pencemasuhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu yang lain. Orang tipe.
6. termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa
diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
7. Petualang Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta
merencanakan hal-halmenyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan
terhindar dari derita.
8. Pejuang Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan
diri sendiri, kuat,memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan
lemah.
9. Pendamai Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga
kedamaian, menyatu dengan oranglain dan menghindari konflik.1

2. Faktor Penentu Kepribadian


Faktor penentu yang membentuk kepribadian diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Faktor KeturunanKeturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu.
Yang dapat dilihat mulai dari tinngifisik, bentuk wajah,gender, temperamen,
komposisi otot dan refleks, tinggakat energi dan irama biologis adalah
karakteristik pada umumnya. Pendekatan keturunan berpendapat bahwa

1
Stephen P, robbins, perilaku organisasi; salemba empat; 2008, jakarta, h. 34
9

penjelasan pokok mengenai kepribadian seseorang adalah struktur molekul


dari gen yang terdapat dalam kromosom.
2. Faktor Lingkungan Lingkungan dimana kita tinggal sangat besar pengaruhnya
terhadap pembentukankepribadian pada setiap individu. Pembentukan
karakter kita adalah melalui lingkungan dimanakita tinggal, tumbuh dan
dibesarkan, norma dalam keluarga, teman-teman dan kelompok sosialdan
pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.

3. Sifat- Sifat Kepribadian

Sifat-sifat kepribadian adalah karakteristik yang sering muncul dan


mendeskripsikan perilaku seorang individu.Sfat kepribadian dapat dilihat dari
beberapa cara diantaranya:

Myers – Briggs Type Indicator Instrument ini berisi 100 pertanyaan mengenai
bagaimana individu akan merasa aatau bertindak tertentu. Berdasarkan jawaban-
jawaban dari test tersebut individu diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Ekstraversi
b. Mudah akur atau mudah sepakat
c. Sifat berhati-hatid)Stabilitas emosi
4. Mengukur kepribadian
Alasan paling penting manajer perlu mengetahui bagaimana mengukur
kepribadian adalah bahwa riset telah menunjukkan uji kepribadian dalam keputusan
perekrutan dan membantu manjer memprediksi siapa yang terbaik untuk sebuah
pekerjaan. Alat yang paling umum untuk mengukur kepribadian adalah melalui
survey laporan diri di mana individu mengevaluasi dirinya sendiri dalam serangkaian
faktor, seperti “Saya sangat khawatir tentang masa depan”. Meskipun ukura-ukuran
laporan diri berhasil saat dibangun dengan baik, responden mungkin berbohong atau
memperaktikkan manajemen impresi untuk menciptakan impresi yang baik. Saat
orang-orang mengetahui skor kepribadian mereka akan digunakan untuk keputusan
rekrutmen, mereka menilai diri mereka sekitar setengah standar deviasi lebih hati-hati
10

dan stabil secara emosional diri mereka sekitar setengah standar deviasi lebih hati-
hati dan stabil secara emosional dibandingkan jika mereka. Masalah lainnya akurasi
seorang kandidat dalam suasana hatiburuk saat mereka. Masalah lainnyaadalah
akurasi, seorang kandidat dalam suasana hati buruk saat mengerjakan survey bisa
memilki skor yang tidak akurat.
Survey peringkat pengamat memberikan penilaian independen atas
keprbadian. Di sini, seorang rekan kerja atau pengamat lainnya melakukan
pemeringkatan (kadang-kadang dengan pengetahuan subjek dan kadang-kadang
tidak). Meskipun hasil dari survey laporan diri dan survey peringkat pengamat sangat
berkolerasi, riset menyatakan survey peringkat pengamat lebih baik dalam
memprediksi kesuksesan dalam pekerjaan. Meskipun demikian, masing-masing dapat
mengatakan pada kita sesuatu yang unik mengenai perilaku seseorag individu.
Sebuah analisis atas sejumlah besar kombinasi dari laporan diri sendiri dan laporan
pengamat memprediksi kinerja lebih baik dibandingkan dengan salah satu jenis
informasisaja. Implikasiya jelas, gunakanlah keduanya peringkat pengama dan
peringkat laporan diri dari kepribadian saat membuat keputusan pekerjaan penting.
Pembeda Kepribadian sebuah debat awal dalam riset kepribadian berpusat
pada apakah keperibadian seseorang merupakan faktor hereditas (keturunan) atau
lingkungan. Cenderung mendukung pentingnya faktor hereditas dibandingkn
lingkungan.
Hereditas merujuk pada faktor-faktor yang ditentukan saat konsepsi. Figure
fisik, fitur-fitur wajah, jenis kelamin, temeramen, komposisi otot, dan reflex, level
energy , dan ritme biologis umumnya dianggap benar-benar atau secara substansial
dipengaruhi oleh orang tua dengan biologis, fisik, dan pembentukan psikologis
inheren orang tua kandung anda. Pendekatan genetic berpendapatan bahwa penjelasa
akhir dari keperibadian seorang individu adalah struktur molekul gen, yang terletak
dalam kromosom.2
2
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/perilaku (diakses pada rabu 17 Maret 2021,
16.15 WIB)
11

Para peneliti banyak di banyak Negara berbeda telah mempelajari ribuan


kembar identik yang dipisahkan saat lahir dan dibesarkan berjauhan. Jika hereditas
memainkan sedikit atau tidak ada peranan dalam menentukan kepribadian, anda akan
mengharapkan mendapati sedikit kesamaan antara kembar yang terpisah. Namun,
para peneliti telah menemukan, bahwa hereditas memengaruhi sekitar 50% dari
kesamaan keperibadian antara anggota dan lebih dari 30% kesamaan dalam minat
kerja dan hiburan. Sepasang kembar dipisihkan selama 39 tahun dan dibesarkan
berjauhan 45 mil, didapati mengendari mobil dengan model dan warna yang sama.
Mereka mengisap rokok yang sama, memiliki anjing dengan yang sama, dan secara
teratur berlbur dalam tiga blo dari satu sama lain dalam satu komunitas pantai sejauh
1.500 mil.
Menariknya, studi kembar telah menunjukkan bahwa faktor orang tua banyak
mengitervensi kepribadian anak. Kepribadian dari kembar identic yang dibesarkan
dalam rumah tangga berbeda lebih mirip satu sama lain dibandingkan kepribadian
saudara kandung yang dibesarkan bersama si kembar. Ironisnya, kontribusi paling
penting orang tua kita berikan pada kepribadian kita adalah memberikan kita gen
mereka.
Hal ini bukanlah berarti bahwa kepribadian tidak pernah berubah. Skor
keandalan orang-orang cenderung meningkat sepanjang waktu, sebagaimana ketika
orang dewasa muda memulai keluarga dan membangun karir. Namun, perbedaan
individu dalam keandalan tetap sama, setia orang cenderung berubah dangan jumlah
yang kira-kira sama, sehingga urutan peringkat mereka kira-kira tetap hampir sama.
Sebuah analogi tentang kecerdasan mungkin membuat hal ini lebih jelas. Anak-anak
menjadi lebih pntar seiring pertambahan usia, jadi hampir setiap orang lebih pintar
pada umur 20 dibandingkan pada umur 10. Riset telah menunjukkan bahwa
kepribadian lebih dapat diubah dalam masa pertumbuhan dan lebih stabil di antar
orang dewasa.
Pekerjaan awal dalam kepribadian mencoba untuk mengidentifikasi dan
melabel karakteristik bertahan yang menjelaskan perilaku seseorang, termasuk rasa
malu, agrsif, penyerahan diri, malas, ambisius, setia, dan takut. Ketika sseorang
12

menampilkan karakteristik-karakteristik ini dalam sejumlah besarsituasi, kita


menyebutnya karakteristik-karakteristik kepribadian dari orang itu. Konsistensi
sepanjang waktu dan frekuensi eksperesi dalam situasi yang beragam
mengindikasikan seberapa penting karakteristik itu bagi individu tersebut.
Usaha-usaha awal untuk mengdentifikasikandan mengklasifikasikan
karaktersitik-karakteristik utama yang mengatur perilaku sering menghasilkan daftar
yang panjang yang sulit digenerasikan dan memberikan sedikitpanduan praktis bagi
pengambil keputusan organisasi. Dua pengecualian adalah indicator Tipe Myers-
Briiggs dan Model Lima Besar, sekarang kerangka kerja dominan.

4. Menilai Kepribadian

Terdapat 3 cara utama untuk menilai kepribadian seseorang diantaranya


adalah sebagai berikut:

a. Survei mandiriSurvei yang diisi oleh individu adalah cara paling umum yang
digunakan untuk menilaikepribadian. Kekurangan dari survei jenis ini adalah
individu mungkin berbohong atau mungkinhanya menunjukan kesan yang
baik. Individu berbohong guna mendapatkan hasil test yang baik.
b. Survei peringkat oleh pengamatSurvei ini dikembangkan untuk memberikan
suatu penilain bebas mengenai kepribadianseseorang. Survei ini dapat pula
dilakukan oleh rekan kerja. Survei peringkat terbukti merupakandasar
pertimbangan yang yang lebih baik atas keberhasilan suatu pekerjaan.
c. Ukuran proyeksi (Rorshach Inkbolt Test dan Tematic Apperception
Test)Beberapa contoh ukuran proyeksi adalah Rorshach Inkbolt Test dan
Tematic ApperceptionTest. Dalam Rorshach Inkbolt Test individu diminta
untuk menyatakan menyerupapi apakahinkbolt yang disediakan. TAT adalah
serangkaian gambar pada kartu. Individu yang diuji dimintauntuk menuliskan
kisah dari setiap gambar yang dilihatnya.

5. Sifat Kepribadian Yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi


13

Sifat kepribadian yang mempengaruhi perilaku organisasi diantaranya:

a) Evaluasi Diria
Adalah tingkat dimana Individu memiliki pandangan yang berbeda mengenai
apakah merekamenyukai dirinya atau tidak menyukai diri mereka dan apakah
mereka menganggap diri merekasendiri cakap dan efekfif. Perspektif diri ini
merupakan konsep inti dari evaluasi inti diri ( CoreSelf-Evaluation ).Evaluasi
inti diri seseorang ditentukan oleh dua elemen utama yanitu :
a. Harga diri
tngakat dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri
merekasendiri dan sampai mana mereka sendiridan sampai dimana
mereka menganggap dirimereka berharga sebagai manusia.
b. Lokus diri
tIngkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu
nasibmerekasendiri.
b) Machiavelliansme
Karakteristik kepribadian machiavelliansme berasal dari nama Nicolo
Machivelli penulisabad 16 yang menulis tentang cara mendapatkan
kekuasaan. Individu dengan sifat ini cenderung pragmatis, mempertahankan
jarak emosional dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. “Jika
hal ini berguna maka manfaatkanlah” inilah prinsip para mach. Mzch yang
tinggimelakukan lebih banyak manipulasi, lebih banyak memperoleh
kemenangan, tidak mudahterbujuk akan tetapi sangat pandai dalam membujuk
dibandingkan dengan individu yangmempunyai tingkat mach. Yang rendah.
c) Narsisme
Narsisisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah
ini pertamakali digunakan dalam psikologiolehSigmund Freuddengan
mengambil dari tokoh dalam mitosYunani,Narcissus, yang dikutuk sehingga
ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpasengaja ia menjulurkan
tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampaisekarang
14

disebut bunga narsis.Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir
bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme
dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsiyang
seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain.
Narsisismememiliki sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan
seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain
demi membuat dirinya bahagia. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat
menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifatpatologis.
d) Pemantau Diri
Pemantau diri merujuk pada kemampuan seorang individu untuk
menyesuaikan perilakunyadengan faktor-faktor situasional eksternal. Individu
dengan tingkat pemantau diri yang tinggimenunjukan kemampuan yang
sangat baik dalm menyesuaikan perilaku mereka dengan faktor situasional
eksternal.
e) Pengambilan Resiko
Individu memiliki keberanian yang berbeda-beda untuk mengammbil
keputusan.Kecenderungan untuk mengambil atau menghindari risiko telah
terbukti berpengaruh terhadap berapa lama untuk membuat suatu keputusan.

B. NILAI
1. Pengertian Nilai
Nilai ( value ) mengandung elemen penilaian karena mengandung ide – ide
seorang individu mengenai apa yang benar, baik, atau diinginkan. Ia memilki
atribut isi maupun intensitas. Atribut ini mengatakan sebuah mode tindakan atau
keberadaan akhir yang penting. Atribut intensitas menspesfikkan seberapa
pentingnya. Kita memperingkat nilai dari sisi intensitas, kita memperoleh system
nilai ( value system) orang tersebut. Kita semua memilki sebuah hierarki nilai
menurut kepentingan relative yang kita berikan kepada nilai – nilai seperti
kebebasan, kesenangan, hormat diri, kejujuran, kepatuhan, dan kesamaan. Nilai
cenderung relative stabil dan bertahan. Banyak nilai yang dari kita pegang
15

dibentuk saat kita masih kecil oleh orang tua, guru, teman dan yang lainnya,
sebagai anaka kita diberi tahu mana perilaku atau tujuan ynag selalu diinginkan
dan selalu tidak diinginkan, dengan sedikit area abu – abu. Misalnya, anda tidak
pernah diajarkan untuk hanya sedikit jujur atau sedikit bertanggung jawab. Jadi
karakteristik – karakteristik hitam atau putih dari nilai adalah bersifat absolut,
sehingga menjamin stabilitas dan kelangsungannya. Nilai – nilai dapat berubah
jika kita meragukannya, tetapi umumnya nilai – nilai itu tertanam semakin kuat.
Ada juga bukti hubungan antara keprinadian dan nilai menyiratkan nilai kita bisa
saja sebagian ditentukan oleh sifat – sifat yang ditransmisikan secara genetik.
Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda
untuk memuaskan manusia.sifat dari suatu benda yang menyebabkan minat
seseorang atau kelompok.Dengan demikian maka nilai itu adalah suatu kenyatan
yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya:
1. Hierarkhi Nilai
Hierarkhi nilai sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandang
individu – masyarakat terhadap sesuatu obyek. Misalnya kalangan
materialis memandang bahwanilai tertinggi adalah nilai meterial.Max
Scheler menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama tingginya
danluhurnya. Menurutnya nilai-nilai dapat dikelompokan dalam empat
tingkatan yaitu:
a. Nilai kenikmatan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan
indra yang memunculkanrasa senang, menderita atau tidak
enak.
b. Nilai kehidupan yaitu nilai-nilai penting bagi kehidupan yakni :
jasmani, kesehatanserta kesejahteraan umum.
c. Nilai kejiwaan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan
kebenaran, keindahan dan pengetahuan murni.
d. Nilai kerohanian yaitu tingkatan ini terdapatlah modalitas nilai
dari yang suci.
2. Arti Penting Nilai dan Pembentukan Nilai
16

Nilai penting terhadap penelitian perilaku organisasional karena menjadi dasar


pemahamansikap dan motivasi individu, dan hal tersebut berpengaruh terhadap
persepsi kita. Misalnya kitamemasuki sebuah perusahaan baru dan memiliki
persepsi bahwa pengalokasian imbalan tergantung pada prestasi kerja adalah
benar, sementara pengalokasian imbalan berdasarkansenioritas adalah salah. Nilai
memberikan fondasi bagi pemahaman kita mengenai sikap dan motivasi orang –
orang serta pengaruh persepsi kita. Kita memasuki organisasi dengan ide –ide
yang ditanamkan sebelumnya mengenai apa yang sebaiknya dan tidak sebaiknya
dikerjakan. Ide – ide ini tidak bebas dari nilai sebaiknya mereka mengandung
interpretasi kita tentang yang benar dan salah serta pilihan kita untuk perilaku atau
tujuan tertentu terhadap pihak lain. Nilai mengaburkan objektivitas dan
rasionalitas mereka mempengaruhi sikap dan perilaku. Andaikan anda memasuki
sebuah organisasi dengan pandangan yang mengalokasikan gaji berdasarkan
kinerja yang benar , sedangkan gaji berdasarkan senioritas adalh salah. Bagaimana
anda bereaksi jika anda mendapati bahwa organisasi yang baru saja anda masuki
lebih menghargai senioritas daripada kinerja, anda mungkin akan kecewa ini akan
berujung kepada ketidakpuasan kerja dan keputusan untuk tidak mengerahkan
usaha karena, “ itu mungkin akan membawa anda kemana – mana,” apakah sikap
dan perilaku anda berbeda jika anda sejalan dengan kebijakan gaji organisasi,
sangat mungkin.
Nilai terminal versus instrumental bagaimana kita mengorganisasikan nilai ?
seorang peneliti Milton Rokeach berpendapat bahwa kita dapat memisahkan
mereka dalam dua kategori. Pertama disebut nilai terminal (interminal value),
merujuk kepada hasil akhir yang diinginkan. Ini meruoakan sasaran yang ingin
dicapai seseorang dalam hidupnya. Disebut nilai instrumental (instrumental Value)
karena merujuk kepada mode perilaku yang lebih disuka atau alat untuk mencapai
nilai terminal. Beberapa contoh nilai terminal adalah kesejahteraan dan kesuksesan
ekonomi, kebebasan, kesehatan dan kebaikan, kedamaian dunia, serta arti hidup.
Contoh – contoh nilai instrumental adalah otonomi dan harapan diri, disiplin
pribadi, kebaikan, serta orientasi sasaran. Masing-masing dari kita menempatkan
17

nilai baik pada hasil (nilai terminal) dan alat (nilai instrumental) keseimbangan
diantara keduanya penting, sebgaimana pemahaman tentang alat untuk
mencapainya. Nilai terminal instrumental beragam per individu.3
3. JENIS NILAI
Jenis jenis nilai diantarnya adalah sebagai berikut:
a. Nilai instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan
dari nilai dasar. Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila
belum memiliki formulasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan
konkrit. Apabila nilai instrumental itu berkaitandengan tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari-hari maka nilai itu akan
menjadinorma moral. Namun jika nilai instrumental itu berkaitan
dengan suatu organisasi ataunegara, maka nilai instrumental itu
merupakan suatu arahan, kebijakan, atau strategiyang bersumber pada
nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumentalitu
merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.Dalam kehidupan
ketatanegaraan Republik Indonesia, nilai-nilai instrumental
dapatditemukan dalam pasal-pasal undang-undang dasar yang
merupakan penjabaranPancasila.
4. Nilai Lintas Kultur
Salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan untuk menganalisis
variasi kultur dibuat pada akhir 1970an adalah:
a. Kerangka Hofside yanag berisi :
 Jarak kekuasaan (power distance)

3
organisasi/http://id.wikipedia.org/wiki/organisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/kepribadianhttp://translat
e.googleusercontent.com/translate_c? diakses pada rabu 17 Maret 2021, 16.15 WIB)
18

 Individualisme versus kolektivitas


 Maskulinitas versus maskulinitas
 Penghidar ketidakpastian (uncertainty avoidance
 Orientasi jangka panjang.
b. Kerangka GLOBE
 Ketegasan
 Orientasi masa depan
 Perbedaan gender
 Penghindar ketidakpastian
 Jarak kekuasaan
 Individuallismae / kolektivisme
 Kolektivisme dalam kelompok
 Orientasi kinerja
 Orientasi kemanusiaan
4. Nilai Nilai Generasi
a. Kelompok Kerja Kontemporer.
Para peneliti telah mengintegrasikan beberapa analisis terbaru dari nilai –
nilai kerja kedalam kelompok mencoba menangkap nilai – nilai unik dari
kelompok atau generasi berbeda dalam angkatan kerja AS. oleh karena itu
karena kebanyakan orang mulai bekerja diantara umur 18 dan 23, era-era itu
juga sangat berkorelasi dengan umur – umur pekerja.
b. Generasi Lonjakan Bayi (nany boomers)
merupakan sebuah kelompok besar yang dilahirkan sesudah Perang Dunia II
ketika pensiunan perang kembali ke keluarganya dan keadaan membaik.
Mereka memasuki angkatan kerja dari pertengahan 1960-an sampai pertengan
1980-an. Mereka membawa “etika hippie” dan tidak mempercayai otoritas.
Tetapi mereka menempatkan penekanan kuat pada pencapaian dan kesuksesan
material. Pada pragmatis yang percaya bahwa hasil akhir menunjukkan
seberepa keras mereka bekerja dan ingin menikmati buah kereja kerasnya.
19

Mereka melihat organisasi yang mempekerjakan mereka hanya sebagai


kendaraan bag kariernya. Nilai terminal seperti rasa pencpaian dan pengakuan
sosial tinggi kedudukannya bagi mereka.
c. Kehidupan Generasi X
Dibentuk oleh globalisasi, dua orang tua yang berkarier , MTV, AIDS dan
computer. Mereka menghargai fleksibilitas, pilihan – pilihan hidup dan
pencapaian kepuasan kerja. Keluarga dan hubungan sangat penting. Mereka
skeptic, terutama tentang otoritas. Mereka juga menikmati pekerjaan
berorientasi tim. Dalam pencarian keseimbangan hidup, mereka kurang
bersedia mengorbankan pribadi demi pemberi kerjanya dibandingkan generasi
sebelumnya. Mereka sangat menjunjung tinggi persahabatan sejati,
kebahagiaan, dan kesenangan.
d. Generasi milenium adalah generasi yang tumbuh selama masa-masa sejahtera.
Mereka memiliki ekspektasi tinggi dan mencari arti pekerjaan mereka.
Mereka memiliki sasaran hiduo yang lebih terorientasi pada kekayaan (81%)
dan popularitas (51%) dibandingkan generasi X ( 62% dan 29%, berturut –
turut), tetapi mereka juga melihat diri mereka bertanggung jawab secara
sosial. Menerima keragaman, generas millennium adalah generasi pertama
yang meremehkan teknologi. Lebih dibandingkan generasi lainnya, mereka
cenderung membicarakan jaringan elektronik, dan kewirausahaan. Pada waktu
yang sama, beberapa telah menjelaskan generasi millennium sebagai generasi
bebas dan miskin. Mereka juga menyukai umpan balik. Sebuah surveu Ernst
& Young menemukan bahwa 85% generasi millennium menginginkan
“umpan balik kinerja yang sering dan jujur,” dibandingkan dengan hanya
setengah generasi lonjakan bayi.
Meskipun menarik untuk membahas nilai-nilai pada generasi, ingatlah
klarifikasi– klarifikasi ini belum cukup didukung oleh riset yang solid. Riset – riset
sebelumnya masih lemah karena permasalahan metodologi yang menyulitkan
penilaian apakah perbedaan – perbedaan lintas generalisasi yang dilebih – lebihkan
atau tidak benar. Studi yang telah menemukan perbedaan lintas generasi itu beda.
20

Satu studi yang menggunakan sebuah desain longitudinal yang pantas memang
menemukan nilai yang ditempatkan pada kesenangan yang telah meningkat selama
generasi dari generasi lonjakan bayi ke generasi millennium dan sentralisatas kerja
telah menurun, tetapi ia tidak mendapati bahwa generasi millennium memiliki nilai
kerja yang lebih altruistic seperti yang diharapkan. Klarifikasi generasional bisa
membantu kita memahami generasi kita sendiri dan generasi lainnya dengan lebih
baik tetapi kita juga harus mangapresiasikan batasan-batasannya.
5. Mengaitkan Kepribadian dan Nilai – Nilai Individu di Tempat Kerja
Tiga puluh tahung yang lalu, organisasi hanya peduli dengan kepribadian karena
focus utama mereka adalah mencocokkan individu dengan pekerjaan tertentu.
Pertimbangan itu telah berkembang dengan mengikutsertakan seberapa baik
kepribadian dan nilai individu itu cocok dengan organisasi? mengapa? Oleh karena
itu dewasa in kurang tertarik dengan kemampuan seorang pelamar dan pekerjaan
spesifik dibandingkan dengan fleksibilitas-nya untuk memenuhi situasi yang berubah
dan komitmennya pada organisasi.
Sekarang kita akan mendiskusikan kecocokan orang – pekerjaan dan orang –
organisasi dengan lebih detail.
c. Kecocokan Orang-Pekerjaan
Usaha untuk mencocokah tuntutann pekerjaan dengan karakteristik
kepribadian diartikulasikan paling baik dalam teori kecocokan kepribadian-
pekerjaan (personality-job fit theory) John Holland. Holland menampilkan
enam tipe kepribadian serta mengusulkan bahwa kepuasan dan keinginan
untuk meninggalkan sebuah posisi bergantung pada seberapa baik individu itu
mencocokkan kepribadiannya dengan sebuah pekerjaan.
d. Kecocokan Orang-Organisasi
Kita telah memperhatikan bahwa para peneliti telah mengamati kecocokan
orang dengan organisasi sebagaimana dengan pekerjaan. Jika sebuah
organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis dan berubah serta
membutuhkan pekerja untuk siap mengubah tugas – tugas dan berpindah
antartim dengan mudah, maka yang lebih penting adalah melihat kecocokan
21

kepribadian pekerja dengan budaya keseluruhan organisasi dibandingkan


dengan karakteristik setiap pekerjaan. Kecocokan orang organisasi pada
dasarnya berpendapat bahwa orang – orang yang tertarik pada dan dipilih oleh
organisasi yang sesuai yang sesuai dengan nilai – nilai mereka, dan mereka
meninggalkan organisasi yang tidak cocok dengan kepribadiannya. Misalnya,
dengan menggunakan terminology Lima Besar, kita dapat mengharapkan
bahwa orang orang yang sangat ekstrover cocok dengan bdaya agresif dan
berorientasi tim, bahwa orang yang sangat ramah cocok dengan iklim
organisasi yang mendukung daripada yang berfokus pada kegresifan, dan
bahwa orang yang sangat terbuka pada pengalaman cocok dengan organisasi
yang menekankan inovasi dibandingkan standarisasi. Mengikuti panduan-
panduan ini pada saat merekrut, membantu mengidentifikasi pekerja-pekerja
baru yang lebih cocok dengan budaya organisasi, yang kemudian
mengahasilkan kepuasan pekerja dan mengurangi jumlah pekerja yang
mengundurkan diri (perputaran). Riset pada kecocokkan orang-organisasi juga
telah melihat apakah nilai – nilai orang cocok dengan budaya organisasi.
Kecocokkan ini memperediksi kepuasan kerja, komitmen pda organisasi, dan
perputaran yang rendah. Beberapa riset mendapati bahwa kecocokkan orang-
organisasi lebih penting dalam memprediksi perputaran pekerja di Negara
keloktivistik (India) daripada di Negara yang lebih individualitas (Amerika
Serikat).
6. Nilai-Nilai Internasional
Salah satu pendekatan yang paling dirujuk secara luas untuk menganalisis
variasi diantara budaya dilakukan di akhir 1970-an oleh Greet Hofstede. Hofstede
menyurvei lebih dari 116.000 pekerja IBM di 40 negara mengenai nilai – nilai
terkait pekerjaan mereka dan mendapati bahwa manajer dan pekerja beragam
dalam lima dimensi nilai budaya nasional :
e. Jarak kekuasaan.
Jarak kekuasaan menjelaskah dimana orang orang dalam suatu Negara
menerima bahwa kekuasaan dalam institusi dan organisasi menyebar tidak
22

merata. Peringkat yang tinggi dalam jarak kekuasaan berarti bahwa


ketidaksamaan yang besar atas kekuasaan dan kekayaan ada dan ditoleransi
dalam budaya, sebgaimana dalam sebuah sistem kelas atau kasta yang
menahan mobilitas ke atas. Peringkat jarak kekuasaan yang rendah
mengarakteristikkan masyarakat yang menekan kesamaan dan peluan.
f. Individualisme versus kolektivisme.
Individualisme adalah tingkat dimana orang – orang lebih memilih untuk
bertindak secar individu dibandingkan sebagai anggota kelompok dan
mempercayai hak – hak individu di atas segalanya. Kolektivisme menekankan
kerangka sosial yang ketat dimana orang – orang mengharapkan yang lain
dalam kelompok menjadi bagiannya untuk merawat dan melindungi mereka.
g. Maskulinitas versus femininitas.
Konsep maskulinitas Hofstde adalah tingkat dimana adalah budaya menyukai
peran – peran maskulin tradisional seperti pencapaian, kekuasaan dan kendali
berlawananan dengan pandangan pria dan wanita yang sama. Peringkat
maskulinitas yang tinggi mengindikasikan budaya telah memisahkah budaya
pria dan wanita, dengan pria yang mendominasi masyarakat. Peringkat
femininitas tinggi berarti buday melihat sedikit antara perbedaan antara peran
pria dan wanita dan memperlakukan wanita sama dengan pria dalam segala
hal.
h. Penghindaran kepastian. Tingkat dimana orang – orang dalam suatu negara
lebih memilih situasi yang terstruktur menentukan kepastian penghindaran
mereka. Dalam budaya dengan skor pengindaran yang tinggi, orang orang
memilki tingkat kecemasan yang tinggi mengenai ketidakpastian dan
ambiguitas dan menggunakan hukum dan kontrol untuk mengurangi
ketidakpastian. Orang – orang dengan budaya penghindaran ketidakpastian
yang rendah lebih menerima ambiguitas, kurang berorientasi pada peraturan,
mengambil lebih banyak resiko, dan lebih siap menerima perubahan.
i. Orientasi jangka panjang versus jangka pendek.
23

Tambahan terbaru pada tipologi Hofstde mengukur kesetiaan masyarakat pada


nilai – nilai tradisional. Orang – orang dalam budaya orientasi jangka panjang
melihat masa depan dan menghargai kebijaksanaan, persistensi, serta tradisi.
Dalam orientasi jangka pendek, orang – orang menilai disini dan saat ini
mereka lebih siap menerima perubahan dan tidak melihat komitmen sebagai
rintangan untuk berubah.
Bagaimana skor beberapa negara dalam dimensi Hofstde? Misalnya,
jarak kekuasaan lebih tinggi di Malaysia daripada negara lainnya. Amerika
Serikat sangat individualis, faktanya amerika merupakan negara paling
individualis disbanding semua negara ( diikuti oleh Australia dan Inggris
Raya). Amerika Serikat juga cenderung berada dalam orientasi jangka pendek
dan rendah dalam jarak kekuasaan.4
.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk
oleh prosessosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis
seseorang untuk melakukan tingkahlaku social tertentu, baik berupa perasaan,
berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan.
2. Faktor penentu yang membentuk kepribadian diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Faktor Keturunan-Keturunan yang merujuk pada faktor genetis
seorang individu.
b. Faktor LingkunganLingkungan dimana kita tinggal sangat besar
pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian pada setiap individu.

4
http://tugas123blig.blogspot.com/2018/11/perilaku-keorganisasian-kepribadian.html?m=1 (diakes
kamis 25 Maret 2021. Pukul 13,23 WIB)
24

Pembentukan karakter kita adalah melalui lingkungan dimanakita


tinggal, tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga, teman-teman
dan kelompok sosialdan pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.
3. Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda
untuk memuaskan manusia.sifat dari suatu benda yang menyebabkan minat
seseorang atau kelompok.Dengan demikian maka nilai itu adalah suatu
kenyatan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan.
4. Nilai penting terhadap penelitian perilaku organisasional karena menjadi dasar
pemahamansikap dan motivasi individu, dan hal tersebut berpengaruh
terhadap persepsi kita. Misalnya kitamemasuki sebuah perusahaan baru dan
memiliki persepsi bahwa pengalokasian imbalan tergantung pada prestasi
kerja yang benar.
25

DAFTAR PUSTAKA

Stephen P, robbins, perilaku organisasi; salemba empat; 2008, jakarta,

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/perilaku

organisasi/http://id.wikipedia.org/wiki/organisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/kepribad
ianhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?

http://tugas123blig.blogspot.com/2018/11/perilaku-keorganisasian-kepribadian.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai