Anda di halaman 1dari 22

KELEMBAGAAN BANK SENTRAL

Makalah ini Diajukan sebagai Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah


“Kebanksentralan”

Dosen Pengampu :
Nurul Istifadhoh, S.E.I., M.E.

Oleh :
Mazidatul Hikmah
NIM : 1718231006

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM KANJENG SEPUH
SIDAYU GRESIK
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
“Kelembagaan Bank Sentral” ini.
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi dari salah satu tugas mata
kuliah “Kebanksentralan”. Berkat pertolongan dari berbagai pihak yang meluangkan
waktu dan pikirannya sehingga kami bisa merampungkan proses penyusunan makalah
ini. Maka dari itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Nurul Istifadhoh, S.E.I., M.E. selaku dosen pengampu dari
mata kuliah tersebut.
Apabila dalam penyusunan makalah ini ada salah kata atau kurangnya pembahasan.
Maka kami mohon kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritikannya agar
kami bisa memperbaiki lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Sidayu, 04 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
A. Konsep Kelembagaan Bank Sentral .................................................................. 2
B. Bank Sentral sebagai Lembaga Hegemonik ...................................................... 3
C. Evolusi Kelembagaan Bank Sentral .................................................................. 3
D. Kelembagaan Bank Sentral ............................................................................... 7
E. Perkembangan Kelembagaan Bank Sentral di Beberapa Negara ...................... 9
F. Bank Indonesia ................................................................................................ 12
G. Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) ........................................................ 15
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 17
A. Simpulan ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia bank sentral dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan memegang
fungsi sebagai sirkulasi, bank to bank dan lender of the resort. Biasanya pelayanan
yang diberikan oleh Bank Indonesia lebih banyak kepada pihak pemerintah dan dunia
perbankan. Dengan kata lain nasabah Bank Indonesia dalam hal ini lebih banyak
kepada lembaga perbankan.
Tujuan utama Bank Indonesia sebagai bank sentral menurut Sholahudin M
dan Lukman (2009: 3) adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral mempunyai tugas menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem devisa
serta mengatur dan mengawasi bank.
Bank sentral merupakan lembaga keuangan sentral yang memiliki peran
sangat strategis bagi perekonomian suatu negara. Secara garis besar, peranan strategis
bank sentral dapat dilihat dari enam peran fungsi bank sentral, yaitu sebagai bank
sirkulasi, kasir pemerintah, bankers bank, otoritas moneter, otoritas sistem keuangan
dan otoritas sistem pembayaran. Namun dalam makalah ini akan membahas tentang
kelembagaan bank sentral.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang kelembagaan bank sentral?
2. Jelaskan tentang Bank Indonesia?
3. Jelaskan tentang badan supervisi bank Indonesia (BSBI)?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang kelembagaan bank sentral.
2. Untuk mengetahui tentang Bank Indonesia.
3. Untuk mengetahui tentang badan supervisi bank Indonesia (BSBI).

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kelembagaan Bank Sentral


Keberadaan Bank sentral merupakan salah satu lembaga yang cukup strategis
bagi perekonomian suatu negara mengalami evolusi yang cukup panjang, baik secara
historis maupun secara konsepsi. Awal perkembangan kelembagaan bank sentral
terjadi pada pertengahan abad ke 17 dengan didirikannya bank di Swedia dan di
Inggris yang kemudian menjadi bank sentral di negara tersebut. Bank sentral di dunia
mulai tumbuh pesat sejak awal abad 20 dan mencapai jumlah terbanyak pada akhir
abad ke 20 sejalan dengan semakin banyaknya negara yang merdeka baik di kawasan
Afrika maupun di Eropa Timur.
Secara konsepsi, perkembangan kelembagaan bank sentral tidak terlepas dari
hasil implementasi dari konsep free banking system dan central banking system.
Konsep free banking system adalah sebuah sistem perbankan tanpa bank sentral.
Setiap bank bebas mengeluarkan bank note, menerima deposit dan memberikan
pinjaman/kredit. Tidak ada lembaga sentral dalam konsep free banking system.
Masing-masing dapat menyimpan deposit atau giro di bank lain untuk memudahkan
transaksi pembayaran. Sedangkan konsep central banking system diciptakan suatu
sentral dari bank-bank untuk sentralisasi pengeluaran bank note (mencegah
kekisruhan alat pembayaran dan sistem pembayaran), mengatur dan mengawasi bank,
serta menjadi sumber pinjaman akhir.1
Sebagai suatu lembaga yang berada di posisi sentral, bank sentral merupakan
lembaga yang diharapkan untuk bertindak netral. Artinya, bank sentral harus
mengedepankan kepentingan publik, tidak bertindak untuk kepentingan salah satu
pihak yang terlibat dalam suatu perekonomian, seperti pelaku usaha, konglomerat
atau kepentingan tertentu pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya. Bank
sentral sebagai lembaga sentral ditugaskan untuk mengambil kebijakan dan
melakukan tindakan yang memihak pada kepentingan pemegang kedaulatan negara,

1
Suarpika Bimantoro dan Endang R. Budiastuti, Kebangsentralan dan kebijakan Moneter,
ESPA4421/Modul 1, hlm. 1.2.

2
yaitu mencapai dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat suatu negara atau
kawasan.2
B. Bank Sentral sebagai Lembaga Hegemonik
Secara kelembagaan, bank sentral dapat dikategorikan sebagai lembaga
hegemonik karena lembaga tersebut memiliki kewenangan atau otoritas tertentu pada
suatu wilayah tertentu. Dalam hal ini, kewenangan yang dimiliki oleh bank sentral
adalah kewenangan untuk menerbitkan, mengatur dan memelihara kestabilan mata
uang dalam suatu wilayah tertentu.
Pengakuan atas kewenangan bersifat mengikat. Adapun sifat mengikat dapat
disebabkan oleh undang-undang, atau karena pengakuan secara sukarela. Pengakuan
publik terhadap hegemonik kelembagaan bank sentral di suatu negara pada umumnya
didasarkan pada adanya ketentuan undang-undang yang mengikat warga atau
masyarakat suatu negara atau kawasan. Penggunaan mata uang Euro di kawasan
Eropa misalnya, adalah belaku dan mengikat warga negara di beberapa negara karena
adanya penetapan undang-undang. Kondisi tersebut dapat menjadi contoh pengakuan
hegemoni terhadap bank sentral Eropa oleh masyarakat ekonomi Eropa karena adanya
penetapan undang-undang.
Pengakuan secara sukarela biasanya lebih didasarkan pertimbangan
kepentingan ekonomi. Salah satu contoh adalah kesepakatan untuk menggunakan
mata uang tertentu sebagai alat transaksi pembayaran antar dua negara atau lebih.3

C. Evolusi Kelembagaan Bank Sentral


1. Evolusi Kelembagaan Bank Sentral
Kelembagaan bank sentral mengalami tahapan perkembangan mengikuti
perkembangan perekonomian atau sosial politik dari suatu negara. Secara umum,
bentuk dan ukuran kelembagaan bank sentral yang ada pada saat ini merupakan
evolusi kelembagaan bank sentral sebagai bentuk penyesuaian lembaga terhadap
perkembangan yang terjadi di lingkungannya khususnya perkembangan politik,
ekonomi, sosial budaya dan perkembangan ilmu ekonomi.4

2
Ibid., hlm. 1.3.
3
Ibid., hlm. 1.4-1.5.
4
Ibid., hlm. 1.5.

3
Pada tahap awal evolusi kelembagaan bank sentral, bank-bank yang
didirikan dan kemudian menjadi bank sentral pada umumnya adalah bank
komersial yang kemudian diberi hak khusus oleh pemerintah. Bank menjadi bank
komersial yang special karena diberi mandat dari pemerintah untuk menerbitkan
dan mengedarkan uang dan bertindak sebagai banknya pemerintah. Dengan
adanya hak ini, bank komersial tersebut kemudian berkembang menjadi bank
sirkulasi.
Bank sirkulasi adalah suatu lembaga yang mendapat tugas dari
negara/pemerintah yang mengeluarkan dan mengedarkan uang sebagai alat
pembayaran yang sah di suatu negara. Meskipun ditunjuk sebagai bank sirkulasi,
pada masa itu masih tetap melakukan tugas dan kewajiban sebagai bank
komersial. Ada juga bank yang telah didirikan untuk menjalankan mandat sebagai
bankir pemerintah juga ditunjuk untuk menjalankan kegiatan jasa bank komersial.
Sebagai bank komersial, lembaga tersebut masih menerima simpanan
dana dari masyarakat dan menyalurkan pinjaman kepada pihak yang memerlukan
dana.5 Menurut Capie et al, (1994), suatu bank dikatakan menjadi bank sentral
apabila melakukan setidaknya 3 hal yaitu:
a. Sebagai banknya pemerintah
b. Memiliki hak tunggal untuk mengedarkan uang
c. Berfungsi sebagai the lender of the last resort.
Dalam perkembangannya, bank sentral berperan sebagai supervisor dan
regulator dari bank sentral, bahkan untuk beberapa negara bank sentral juga
berperan sebagai penjaga kestabilan sistem keuangan. Perang di bidang sistem
keuangan juga berkembang pada lembaga keuangan di luar perbankan seperti
lembaga asuransi, pasar modal dan lembaga keuangan lainnya.6
2. Evolusi Peran Bank Sentral
Peran bank sentral mengalami evolusi yang beragam tergantung pada
perkembangan ekonomi, sosial politik dan tuntunan masyarakat pada eranya.
Misalnya, sebuah bank komersial kemudian berubah menjadi bank sentral
dikarenakan mendapat mandat dari pemerintah yaitu sebagai bankirnya

5
Ibid., hlm. 1.5-1.6.
6
Ibid., hlm. 1.6.

4
pemerintah. Ada juga bank sentral yang berperan sebagai bank komersial karena
mandat dari pemerintah sebagaimana terjadi pada negara-negara Skandinavia dan
Belanda. Beberapa bank sentral lain didirikan dengan maksud tertentu seperti
membiayai perang (Bank of England) atau untuk mengembalikan kestabilan
ekonomi setelah terjadinya perang.
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, dan berkembangnya
perdagangan internasional, mulai muncul masalah kurs dan kestabilan nilai mata
uang. Sehingga tugas bank sentral berkembang untuk memelihara kestabilan nilai
mata uangnya. Kestabilan nilai mata uang tidak hanya berkembang dari sisi
internal, tetapi juga dari sisi ekternal. Dari sisi internal, kestabilan nilai mata uang
diukur dengan kestabilan harga atau inflasi, sedangkan dari sisi eksternal
kestabilan mata uang diukur dengan kestabilan nilai kurs mata uang yang
dikeluarkan di banding mata uang lain.7
Perkembangan peran bank sentral pada akhir abad 20 dan awal 21 telah
mengalami perluasan. Pada decade tersebut berkembang pandangan bahwa
kestabilan moneter merupakan salah satu kondisi yang diperlukan bagi kestabilan
finansial dan demikian sebaliknya, kestabilan finansial sangat diperlukan bagi
menjaga kestabilan harga.8
3. Evolusi Tugas Bank Sentral
Tugas yang diemban Bank sentral juga mengalami tahapan evolusi sesuai
dengan tuntunan dan mandat yang diberikan kepada Bank sentral, yaitu sebagai
berikut:
a. Bank sentral diberikan hak monopoli/kewenangan tunggal untuk mencetak
dan mengerdarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah di suatu negara.
Atau dikenal sebagai tugas dalam mengatur dan memelihara sistem
pembayaran.
b. Untuk memelihara kestabilan nilai uang yang diedarkan. Atau dikenal sebagai
tugas di bidang moneter.
c. Untuk mengatur dan mengawasi bank komersial. Tugas bank sentral sebagai
the lender of the last resort adalah memberikan injeksi likuiditas pada bank

7
Ibid., hlm. 1.6.
8
Ibid., hlm. 1.7.

5
atau lembaga keuangan yang mengalami kesulitan dana. Tapi tidak semua
bank sentral diberi mandat untuk mengatur dan mengawasi bank. Bank sentral
yang tidak diberi mandat untuk mengatur dan mengawasi bank adalah bank
sentral di negara-negara Skandinavia, seperti Finlandia, Denmark, Swedia,
Norwegia, dan negara-negara Amerika Latin seperti Chile, Meksiko, dan
Peru.
Dari beberapa tugas bank sentral di atas, sebenarnya terdapat tujuan yang
hendak dicapai oleh bank sentral.9 Menurut Chandavarkar (1996), tujuan dari
kebijakan bank sentral pada dasarnya dapat terdiri dari menjaga kestabilan harga,
nilai tukar, kesinambungan neraca pembayaran, pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan, full employment dan kesejahteraan umum.10
4. Peran Bank Sentral dalam Menjaga Kestabilan Sistem Keuangan
Bank sentral terhadap kestabilan sistem keuangan merupakan perubahan
terkini yang terjadi di awal abad 21. Beberapa pertimbangan utama bank sentral
untuk fokus dengan stabilitas sistem keuangan adalah ketidakstabilan sistem
keuangan yang merupakan ancaman bagi tercapainya sasaran kebijakan bank
sentral yaitu kestabilan harga, kestabilan harga diperlukan untuk mendukung
kesinambungan output/pertumbuhan ekonomi. Untuk mengatasi ketidakstabilan
keuangan, maka bank sentral diberikan kewenangan untuk menjadi sumber
pinjaman terakhir bagi lembaga keuangan yang kesulitan likuiditas pada saat
terjadi krisis.
Peran utama bank sentral sebagai salah satu sumber pemberi pinjaman
likuiditas darurat kepada pasar, baik melalui operasi pasar terbuka, maupun
kepada lembaga keuangan tertentu melalui kebijakan pinjaman dalam bentuk
discount window. Kebijakan moneter, yang dilakukan bank sentral pada umunya
dilaksanakan melalui operasi di pasar keuangan, dan tranmisi kebijakan moneter
ke pada ekonomi riil akan sangat dipengaruhi oleh berfungsi pasar dan lembaga
keuangan. Dan sebaliknya, dengan dicapainya kestabilan harga, dan pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan maka akan lebih menjamin terwujud dan
berfungsinya kestabilan sistem keuangan.11

9
Ibid., hlm. 1.7-1.8.
10
Ibid., hlm. 1.9.
11
Ibid.

6
Secara garis besar, peran bank sentral dapat diklasifikasikan ke dalam 3
kelompok yaitu:
a. Di bidang moneter
b. Sistem pembayaran
c. Perbankan dan stabilitas sistem keuangan.12

D. Kelembagaan Bank Sentral


Suatu bank sentral pada dasarnya memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1. Makro ekonomi, yaitu ketika bank sentral melakukan upaya untuk mengontrol
inflasi dan kestabilan harga.
2. Mikro ekonomi, yaitu ketika bank sentral bertindak sebagai the lender of the last
resort.
Berdasarkan prinsipnya bank sentral juga memiliki pengaruh, yaitu pengaruh
kepada makro ekonomi dan pengaruh pada mikro ekonomi.
1. Pengaruh Makro Ekonomi
Sebagai lembaga yang diberi tanggung jawab untuk menjaga kestabilan
harga, bank sentral memiliki kewajiban untuk menjaga tingkat inflasi pada level
yang dipandang baik untuk kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan menjaga
tingkat kesejahteraan masyarakat. Hal ini dilakukan oleh bank sentral salah
satunya dengan mempengaruhi tingkat likuiditas perekonomian melalui kebijakan
moneter.
2. Pengaruh pada Mikro Ekonomi
Salah satu tujuan awal dari pendirian bank sentral adalah untuk menjadi
satu-satunya lembaga sumber pemberi pinjaman terakhir yang dapat diandalkan
oleh lembaga keuangan dan menjadi pengawas/regulator perbankan. Untuk
menghindari konflik kepentingan dengan bank-bank lainnya maka bank sentral
diberikan peran sebagai bank komersial. Apabila bank komersial tidak memiliki
likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya, maka bank komersial dapat
mengajukan pinjaman ke bank sentral. Untuk menjaga kestabilan moneter dan
memelihara likuiditas dalam sistem perbankan dan sistem keuangan, maka bank

12
Ibid., hlm. 1.10.

7
sentral kemudian mewajibkan bank komersial untuk menyimpan sejumlah dana
di bank sentral atau lebih dikenal sebagai giro wajib minimum.13
Sebagai lembaga yang mendapat otoritas di bidang tertentu, pendekatan
pelaksanaan tugas bank sentral dapat diklasifikasikan sebagai tugas dengan
pendekatan yang bersifat macroprudential dan pendekatan yang bersifat
microprudential.
1. Pendekatan Macroprudential (Kehati-katian Makro)
Merupakan tugas bank sentral untuk meng-asses (melakukan penilaian)
dan upaya-upaya yang diperlukan untuk menjaga kestabilan harga pada
khususnya dan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan pada umumnya. Fungsi
bank sentral dalam menjaga stabilitas sistem keuangan selain dilakukan dengan
memonitor dan mengawasi kondisi stabilitas sistem keuangan, pada umumnya
juga dilakukan melalui peran sebagai the lender of the last resort yaitu
pembiayaan darurat kepada lembaga keuangan yang kesulitan likuiditas.
Secara umum, tugas dan peran bank sentral sebagai penjaga stabilitas
sistem keuangan meliputi seluruh upaya untuk mendorong lembaga-lembaga
dalam sistem keuangan, baik bank maupun non bank, serta perangkat pendukung
sistem keuangan yaitu sistem pembayaran, untuk bertindak hati-hati agar secara
operasional tetap aman namun dengan efesiensi yang tinggi. Oleh karena itu,
tugas menjaga dan memelihara keamanan, kelancaran dan efesiensi sistem
pembayaran merupakan bagian dari tugas macroprudential survailance dari bank
sentral.
2. Pendekatan Microprudential (Kehat-hatian Mikro)
Merupakan tugas bank sentral dalam melakukan assessment/penilaian
terhadap lembaga-lembaga keuangan yang ada dalam suatu negara agar secara
individual beroperasi secara aman dan sehat. Sebagai bagian tugas bank sentral
dalam pendekatan microprudential adalah bank sentral diberi kewenangan untuk
mengeluarkan ketentuan dan aturan operasional bagi lembaga keuangan yang ada
dalam suatu negara. Di samping itu, bank sentral dapat pula diberi kewenangan

13
Ibid.

8
untuk melakukan pemeriksaan secara langsung maupun tidak langsung terhadap
lembaga keuangan yang ada di negara tersebut.14

E. Perkembangan Kelembagaan Bank Sentral di Beberapa Negara


1. Bank of England
Merupakan bank sentral yang kedua didirikan di dunia setelah bank sentral
Swedia. Bank of England didirikan pada tahun 1694 dengan tujuan sebagai bankir
pemerintah dan sebagai pengelola hutang negara. Pada awalnya, Bank of England
didirikan untuk menggalang dana guna mengelola hutang negara, kemudian untuk
membiayai kegiatan penyelesaian konflik antar negara. Sejak awal peran utama
Bank of England dalam sistem pembayaran yaitu mencetak dan mengedarkan
mata uang poundsteerling. Kemudian dapat mandat untuk mengawasi dan
menjaga stabilitas moneter.
Pada tahun 1997, Bank of England diberikan mandat untuk melaksanakan
kebijakan moneter yang terpisah dari pemerintah. Dan fokus dalam pelaksanaan
tugas di bidang moneter, tugas pengaturan dan pengawasan Bank of England
dialihkan kepada lembaga lain yaitu Financial Services Authority. Dengan
demikian secara kelembagaan Bank of England hanya dibidang sistem
pembayaran dan moneter. Dan dalam beberapa tahun terakhir, juga ditugaskan
untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.15
2. Federal Reserve Banks of America
Awal membentuk bank sentral Amerika dilakukan dengan membentuk
First Bank of the United States (1791-1811), dan The Second Bank of United
States (1816-1836). Kedua bank sentral tersebut belum berhasil menjalankan
perannya sebagai bank sentral, karena tidak lagi mendapat kepercayaan dari
publik, serta dikarenakan terlalu terpusatnya kewenangan finansial yang
dilakukan oleh pemerintah federal.
Dari tahun 1836-1913, di Amerika Serikat merupakan masa di mana tidak
ada bank sentral yang menjaga stabilitas sistem keuangan. Sehingga
mengakibatkan timbulnya masa yang cukup sering terjadi guncangan finansial,

14
Ibid., hlm. 1.11-1.12.
15
Ibid., hlm. 1.12-1.13.

9
kepanikan pasar keuangan yang selanjutnya diikuti dengan terkontraksinya
perekonomian Amerika Serikat.
Setelah perdebatan panjang akhirnya kongres menyetujui The Federal
Reserve Act 1913 yang menjadi dasar dibentuknya The Federal Reserve System.
Pada pembukaannya, tujuan dari didirikannya bank sentral Amerika Serikat
adalah “To provide of the establishment of Federal Reserve Banks, to furnish an
elastic currency, to afford means of rediscounting commercial paper, to establish
a more effective supervision of banking in the United States, and for other
purposes”. Tugas bank sentral tersebut memiliki tujuan yang lebih dari satu.
Tugas bank sentral secara lengkap yaitu moneter, sistem pembayaran, dan
perbankan.16
3. Hong Kong Monetary Authority (HKMA)
Merupakan salah satu bentuk lembaga yang melaksanakan peran dan tugas
bank sentral yang berbeda dengan struktur bank sentral pada umunya. HKMA
didirikan pada 1 April 1993 yang merupakan penggabungan antara badan
pengelola pertukaran mata uang (The Office of The Commissioner of Banking).
Dalam melaksanakan tugasnya, HKMA melaporkan kepada Menteri Keuangan
(Financial Secretary).
The HKMA merupakan lembaga pemerintah yang diberikan otoritas dan
tanggung jawab untuk memelihara kestabilan moneter dan perbankan. Fungsi
utama dari The HKMA adalah:
a. Menjaga kestabilan nilai dolar Hong Kong
b. Mengelola cadangan devisa Hong Kong dengan cara efektif dan aman
c. Mendorong terpeliharanya kestabilan dan keamanan sistem perbankan di
Hong Kong
d. Mengembangkan infrastruktur keuangan di Hong Kong sehingga
memperlancar aliran dana secara lancar tanpa hambatan.
Tujuan dari kebijakan The HKMA adalah:
a. Memelihara kestabilan mata uang dalam kerangka sistem devisa yang
ditetapkan melalui manajemen devisa, kebijakan moneter dan kebijakan lain
yang diperlukan.

16
Ibid., hlm. 1.13-1.14.

10
b. Mendorong terpeliharanya stabilitas dan keamanan sistem perbankan melalui
pengaturan kepada bank dan lembaga simpanan dana masyarakat serta
pengawasan kepada lembaga yang diawasi.
c. Mendorong berkembang dan terintegrasinya sistem keuangan, khususnya
dalam hal sistem pembayaran dan settlement secara efesien.17
4. Monetory Authority of Singapore (MAS)
Salah satu negara berkembang di Asia yang menjadi pusat keuangan
dunia, Singapura, juga memiliki bank sentral. Tujuannya adalah sebagai langkah
antisipasi dari perkembangan perekonomian Singapura dan meningkatnya
permintaan akan layanan bank yang kompleks dan dinamisnya perkembangan
moneter di negara tersebut.
The Monetory Authority of Singapore adalah lembaga yang menjadi bank
sentral Singapura yang memegang mandate penuh untuk melaksanakan fungsi-
fungsi bank sentral. Sebagai bank sentral, The Monetory Authority of Singapore
merupakan salah satu bank sentral yang memiliki dan menjalankan peran yang
cukup luas. Tugas dan misi bank sentral bersifat jamak yaitu mendorong
kesinambungan pertumbuhan ekonomi yang tidak inflatoir dan berkembang pusat
keuangan yang sehat.
Fungsi dan tanggung jawab Bank Sentral Singapura cukup luas yaitu:
a. Sebagai bank sentral, The Monetory Authority of Singapore melaksanakan
kebijakan moneter, mengeluarkan dan mengedarkan uang, mengawasi sistem
pembayaran dan menjadi bankirnya pemerintah.
b. The Monetory Authority of Singapore juga bertindak sebagai integrated
supervision dari lembaga-lembaga keuangan yang ada di Singapura sebagai
pelaksanaan tugas dalam menjaga kestabilan sistem keuangan.
c. The Monetory Authority of Singapore juga bertindak sebagai pengelola
cadangan devisa negara.18

17
Ibid., hlm. 1.14-1.15.
18
Ibid., 1.15.

11
F. Bank Indonesia
1. Bank Indonesia dalam Ketatanegaraan Indonesia
Bank sentral merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari sistem
ketatanegaraan setiap negara. Bank sentral menjadi ikon dalam keberlangsungan
negara yang memiliki peranan penting dalam menjaga fluktuasi nilai mata uang
terhadap kebijakan-kebijakan pasar bebas dan memastikan keberlanjutan
pertumbuhan dan pembangunan nasional.19
Pada awalnya bank sentral tidak dikenal dengan bank sentral, istilah bank
sentral muncul pada abad 20. Konsep mengenai bank sentral menjadi perdebatan,
perbedaan yang diperdebatkan oleh para ahli juga melihat ciri-ciri khusus yang
harus dimiliki oleh bank sentral yang membedakannya dengan bank konvensional
pada umumnya. Berikut mengenai beberapa pendapat tersebut antara lain, yaitu:
a. Menurut Goodhart (1985), Bank sentral adalah Institusi yang berevolusi
secara alami dari bank swasta yang berperan khusus sebagai bank pemerintah,
kemudian berkembang menjadi institusi independen yang memiliki peran
sentral menjaga kestabilan ekonomi terutama yang bersumber dari
ketidakmampuan bank-bank dalam menghadapi goncangan.
b. Hawke (1973), bahwa bank sentral adalah sebuah organisasi yang berada di
antara pemerintah dan perbankan.
c. Kisch dan Elkin (1932) menyimpulkan bahwa bank sentral adalah suatu alat
dari kebijakan publik bukan alat dari kepentingan individu. Bank sentral
adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan publik melalui sektor
perbankan guna memengaruhi variabel ekonomi.
Independensi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral diatur dalam Pasal 4
ayat (2) Undang-Undang No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, walaupun
ada perubahan dalam Undang-Undang No 3 Tahun 2004 kelembagaan Bank
Indonesia sebagai lembaga independen sebagaimana diatur dalam Pasal 4 undang-
undang ini. Keberadaan peraturan-peraturan tersebut menjalankan dan
menguatkan status dan keberadaan Bank Indonesia merupakan bagian dari
lembaga-lembaga negara di Indonesia.

19
Perry Warjiyo, Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia Sebuah Pengantar, Bank
Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 1.

12
2. Dasar Hukum Bank Indonesia
Pemerintah bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI) menerbitkan Undang-undang No 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia. Alasannya yaitu status dan peran Bank Indonesia dalam UU No
3 Tahun 1968 dipandang tidak sesuai lagi untuk menghadapi tuntutan
perkembangan serta dinamika perekonomian nasional dan internasional dewasa
ini dan masa akan datang.20 Dalam UU No 23 Tahun 1999 bahwa Bank Indonesia
mempunyai satu tujuan yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah.
Pada tahun 2004, UU No 23 Tahun 1999 diubah dengan UU No 3 Tahun
2004. Selanjutnya UU No 3 Tahun 2004 pun mengalami perubahan pada tahun
2008 yakni melalui Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu) No 2 Tahun 2008
tentang perubahan kedua atas UU No 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia.21
Kemudian peraturan pemerintah Pengganti UU No 2 tahun 2008 tersebut disahkan
pada tahun 2009 sebagai UU yakni UU No 6 tahun 2009.
3. Tugas Bank Indonesia
Tugas Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dijabarkan dalam Pasal 7
UU Bank Indonesia yaitu pada Ayat (1) Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Dalam pasal tersebut kestabilan nilai
rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa,
serta terhadap mata uang negara lain. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan
jasa diukur dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah terhadap
mata uang nagara lain.22
Pada Pasal 8 UU BI, untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Diatur dalam Pasal 10 UU No 23 Tahun 1999 jo UU No 3 Tahun 2004
bahwa:
1) Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, Bank Indonesia berwenang:

20
Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan (Edisi Revisi), Mandar Maju, Bandung, 2012, hlm. 266.
21
Ibid., hlm. 267.
22
Ibid., hlm. 269.

13
a) Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran
laju inflasi;
b) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara
yang termasuk tetapi tidak terbatas pada:
(1) Operasi pasar terbuka di pasar uang baik Rupiah maupun valuta
asing
(2) Penetapan tingkat diskonto
(3) Penetapan cadangan wajib minimum
(4) Pengaturan kredit atau pembiayaan.
2) Cara-cara pengendalian moneter sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
huruf b dapat dilaksanakan juga berdasarkan Prinsip Syariah.
3) Pelaksanaan ketentuan sabagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf b dan
Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia.
Ketentuan tersebut dapat dilihat dari berbagai kebijakan Bank
Indonesia dalam mengelola moneter dituangkan dalam Peraturan Bank
Indonesia (PBI).23 Peraturan-peraturan Bank Indonesia tersebut diumumkan
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia (LNRI).24
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Diatur dalam Pasal 15 UU No 23 tahun 1999 jo UU No 3 Tahun 2004
tentang bank Indonesia, menjelaskan bahwa Bank Indonesia berwenang:
1) Melaknakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan
jasa sistem pembayaran.
2) Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan tentang kegiatannya.
3) Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
c. Mengatur dan mengawasi bank
Tugas mengatur bank diberikan kepada Bank Indonesia, sedangkan
tugas mengawasi bank diberikan kepada lembaga khusus yaitu Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Otoritas Jasa Keuangan memiliki kewenangan untuk
mengawasi kegiatan transaksi keuangan perbankan, pasar modal,

23
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003,
hlm. 100.
24
Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan (Edisi Revisi), Mandar Maju, Bandung, 2012, hlm. 270.

14
perasuransian, dan sebagainya sebagaimana dilegalkan dalam UU No 21
Tahun 2011 tentang OJK.
OJK menjalankan tugasnya, perlu adanya koordinasi dan kerjasama
antara Bank Indonesia sebagai bank sentral agar pengawasan yang dilakukan
dapat meminimalisir perbuatan-perbuatan melawan hukum yang merugikan
negara.

G. Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI)


Tujuan pembentukan badan supervisi bank Indonesia adalah untuk membantu
DPR dalam melaksanakan fungsi pengawasan di bidang tertentu terhadap Bank
Indonesia dalam upaya meningkatkan akuntabilitas, independensi, transparansi, dan
kredibilitas Bank Indonesia. BSBI ditugaskan untuk melakukan 3 telaahan, yaitu:
1. Menelaah laporan keuangan
2. Menelaah anggaran operasional dan investasi bank Indonesia
3. Menelaah prosedur pengambilan keputusan kegiatan operasional di luar kebijakan
moneter dan pengelolaan asset Bank Indonesia.
Hasil tersebut disampaikan oleh BSBI kepada DPR dan tidak boleh langsung
disampaikan kepada publik.25 Sesuai dengan amanat Pasal 58A UUBI, tugas BSBI
dalam rangka membantu DPR dalam melaksanakan fungsi pengawasan di bidang
tertentu terhadap Bank Indonesia adalah melakukan telaahan atas:
1. Laporan keuangan tahunan BI
2. Anggaran operasional dan investasi BI
3. Prosedur pengambilan keputusan kegiatan operasional di luar kebijakan moneter
dan pengelolaan asset BI.26
Pasal 58A menegaskan bahwa hubungan kerja BSBI adalah kepada DPR dan
tidak ada garis hubungan kerja secara langsung dengan Bank Indonesia. Kemudian,
UU memberikan batasan bahwa BSBI:
1. Tidak melakukan penilaian terhadap kinerja Dewan Gubernur.
2. Tidak ikut mengambil keputusan serta tidak ikut serta memberikan penilaiaan
terhadap kebijakan di bidang sistem pembayaran, pengaturan dan pengawasan

25
Agus Santoso dan Hernowo Koentoadji, Badan Supervisi Bank Indonesia, Jurnal Buletin Hukum
Perbankan dan Kebanksentralan, 2005, hlm. 2.
26
Ibid., hlm. 5.

15
bank serta bidang-bidang yang merupakan penetapan dan pelaksanaan kebijakan
moneter.
3. Tidak dapat menghadiri Rapat Dewan Gubernur.
4. Tidak dapat mencampuri dan menilai kinerja Bank Indonesia.
5. Tidak dapat mengevaluasi kinerja Dewan Gubernur.
6. Tidak dapat menyatakan pendapat untuk mewakili Bank Indonesia, dan
7. Tidak dapat menyampaikan informasi yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya
langsung kepada publik.27
Keanggotaan BSBI dapat dipilih dari orang-orang yang memenuhi
persyaratan tertentu, yaitu mempunyai intergritas, moralitas, kemampuan/
kapabilitas/keahlian, profesionalisme dan berpengalaman di bidang ekonomi,
keuangan, perbankan atau hukum. Masa jabatan anggota BSBI adalah selama 3 tahun
dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Seseorang hanya
dapat menjabat sebagai anggota BSBI selama 2 kali atau 6 tahun.28

27
Ibid.
28
Ibid., hlm. 6.

16
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa awal
perkembangan kelembagaan bank sentral terjadi pada pertengahan abad ke 17 dengan
didirikannya bank di Swedia dan di Inggris yang kemudian menjadi bank sentral di
negara tersebut. Perkembangan kelembagaan bank sentral tidak terlepas dari hasil
implementasi dari konsep free banking system dan central banking system.
Kemudian, pengakuan publik terhadap hegemonik kelembagaan bank sentral
di suatu negara pada umumnya didasarkan pada adanya ketentuan undang-undang
yang mengikat warga atau masyarakat suatu negara atau kawasan. Secara umum,
bentuk dan ukuran kelembagaan bank sentral yang ada pada saat ini merupakan
evolusi kelembagaan bank sentral sebagai bentuk penyesuaian lembaga terhadap
perkembangan yang terjadi di lingkungannya khususnya perkembangan politik,
ekonomi, sosial budaya dan perkembangan ilmu ekonomi.
Tugas Bank sentral mengalami tahapan evolusi sesuai dengan tuntunan dan
mandat yang diberikan kepada Bank sentral, yaitu diberikan hak
monopoli/kewenangan tunggal untuk mencetak dan mengerdarkan uang sebagai alat
pembayaran yang sah; untuk memelihara kestabilan nilai uang yang diedarkan; serta
untuk mengatur dan mengawasi bank komersial.
Peran bank sentral dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok yaitu di bidang
moneter, sistem pembayaran, Perbankan dan stabilitas sistem keuangan. Bank sentral
memiliki dua fungsi utama, yaitu Makro ekonomi dan Mikro ekonomi. Ada juga
pengaruhnya, yaitu pengaruh kepada makro ekonomi dan pengaruh pada mikro
ekonomi.
Sebagai lembaga yang mendapat otoritas di bidang tertentu, pendekatan
pelaksanaan tugas bank sentral dapat diklasifikasikan sebagai tugas dengan
pendekatan yang bersifat macroprudential dan pendekatan yang bersifat
microprudential.

17
Bank sentral merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari sistem
ketatanegaraan setiap negara. Bank sentral menjadi ikon dalam keberlangsungan
negara yang memiliki peranan penting dalam menjaga fluktuasi nilai mata uang
terhadap kebijakan-kebijakan pasar bebas dan memastikan keberlanjutan
pertumbuhan dan pembangunan nasional.
Dalam UU No 23 Tahun 1999 bahwa Bank Indonesia mempunyai satu tujuan
yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Pada Pasal 8 UU BI, untuk
mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Bank Indonesia mempunyai
tugas, yaitu Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; Mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran; serta Mengatur dan mengawasi bank.
Tujuan pembentukan badan supervisi bank Indonesia adalah untuk membantu
DPR dalam melaksanakan fungsi pengawasan di bidang tertentu terhadap Bank
Indonesia dalam upaya meningkatkan akuntabilitas, independensi, transparansi, dan
kredibilitas Bank Indonesia. Dan ditugaskan untuk melakukan 3 telaahan, yaitu
Menelaah laporan keuangan, Menelaah anggaran operasional dan investasi bank
Indonesia, dan Menelaah prosedur pengambilan keputusan kegiatan operasional di
luar kebijakan moneter dan pengelolaan asset Bank Indonesia. Masa jabatan anggota
BSBI adalah selama 3 tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya. Seseorang hanya dapat menjabat sebagai anggota BSBI selama 2 kali atau
6 tahun.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bimantoro, Suarpika dan Endang R. Budiastuti. Kebangsentralan dan kebijakan


Moneter. ESPA4421/Modul 1.
Djumhana, Muhammad. 2003. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
Santoso, Agus dan Hernowo Koentoadji. 2005. Badan Supervisi Bank Indonesia. Jurnal
Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan.
Sembiring, Sentosa. 2012. Hukum Perbankan (Edisi Revisi). Bandung: Mandar Maju.
Warjiyo,Perry. 2004. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia Sebuah
Pengantar. Jakarta: Bank Indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai