“BANK SENTRAL”
Disusun Oleh
Kelompok V
MARTAPURA
1444/2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Masalah...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................15
ii
Kata Pengantar
Semoga amal baik bapak mendapat pahala disisi Allah SWT. penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena itu saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan. Semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya Rabbal Alamin.
Kelompok V
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditinjau dari segi fungsinya, salah satu jenis perbankan yang paling utama
dan paling penting adalah bank sentral. Bank sentral di tiap Negara hanya ada
satu dan mempunyai cabang hampir di setiap provinsi. Fungsi utama Bank
Sentral adalah mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan
keuangan disuatu Negara secara luas, baik di dalam negeri maupun ke luar
negeri. Di Indonesia tugas Bank Sentral dipegang oleh Bank Indonesia (BI).
Peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral atau sering juga disebut bank to
bank dalam pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan
keberadaannya. Hal ini disebabkan bahwa pembangunan disektor apa pun
selalu membutuhkan dana dan dana ini diperoleh dari sector lembaga
keuangan termasuk bank. Bank Indonesia juga mengurus dana yang dihimpun
dari masyarakat agar disalurkan kembali kemasyarakat benar-benar efektif
pembangunannya sesuai dengan tujuan pembangunan. peranan lain dari bank
Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang terutama uang kartal (kertas
dan logam) di mana bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk
menyalurkan uang kartal. kemudian mengendalikan jumlah uang yang
beredardan suku bungan dengan maksud untuk menjaga kestabilan nilai
rupiah. Disamping itu, hubungan bank Indonesia dengan pemerintah adalah
sebagai pemegang kas pemerintah. begitu pula hubungan keuangan dengan
dunia internasional juga ditangani oleh Bank Indonesia seperti menerima
pinjaman luar negeri.
Dalam perekonomian modern setiap negara memiliki Bank Sentral atau
setidak-tidaknya ada salah satu bank atau lembaga yang bertindak dan
menjalankan fungsi bank sentral. Bank sentral memiliki fungsi yang sangat
penting dalam pengaturan ekonomi dan moneter yang dalam kegiatannya
dapat bertindak sebagai agen pemerintah.
1
Bank Sentral dibutuhkan untuk mengatur dan mengontrol seluk
beluk tentang uang. Sebab itu pula maka semua negara dewasa ini
mempunyai Bank Sentral atau semacam Bank Sentral untuk mengatur dan
mengontrol kebijaksanaan devisa di negara yang bersangkutan. Akan tetapi
sejarah Bank Sentral tersebut banyak pasang surutnya, dengan berbagai trial
& error. Bahkan sebenarnya perkembangan Bank Sentral dalam arti modern
dan sophisticated seperti yang terjadi saat ini boleh dibilang masih relatif
baru.
Bank Sentral di Central yaitu Bank Central (BI). Dimana bank
sentral tidak sama dengan Bank Umum yang bertujuan Menginvestasikan
asetnya untuk memaksimalkan Profit. Tetapi bank sentral tidak mencari
keuntungan dan Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah. Selain bertugas
untuk melaksanakan fungsi-fungsi Pemerintah dalam bidang Ekonomi dan
Moneter, banyak lagi hal yang perlu diketahui tentang bank sentral, dan akan
kita bahas lebih lajut mengenai pengertian, sejarah, tujuan, fungsi, tugas dan
kebijakan bank sentral di dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan sejarah dari Bank sentral?
2. Apa saja tujuan, tugas, dan fungsi dari bank sentral?
3. Apa Kebijakan yang dilakukan Bank sentral?
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Sentral
Bank Sentral adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengatur
keuangan di suatu negara agar tetap stabil. Di Indonesia Bank Sentralnya
adalah Bank Indonesia. kalau di negara lain, contohnya ada Bank Negara
Malaysia sebagai Bank Sentral di Malaysia, dan ada juga Monetary Authority
of Singapore sebagai Bank Sentral di Singapura.
Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia (Pasal 4 ayat (1)
UUBI). Yang disebut dengan Bank Sentral adalah Lembaga negara yang
mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari
suatu negara, merumuskan dan mengawasi sistem perbankan, serta
menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort.1
Bank Sentral dibutuhkan untuk mengatur dan mengontrol seluk
beluk tentang uang. Sebab itu pula maka semua negara dewasa ini
mempunyai Bank Sentral atau semacam Bank Sentral untuk mengatur dan
mengontrol kebijaksanaan devisa di negara yang bersangkutan. Akan tetapi
sejarah Bank Sentral tersebut banyak pasang surutnya, dengan berbagai trial
& error. Bahkan sebenarnya perkembangan Bank Sentral dalam arti modern
dan sophisticated seperti yang terjadi saat ini boleh dibilang masih relatif
baru.
Dalam arti sebenarnya, bank sentral adalah sebuah instansi maupun sebuah
lembaga keuangan yang bertanggung jawab suatu kebijakan moneter serta
menciptakan tingkat aktivitas ekonomi yang stabil pada suatu negara.
1
Gatot Supramono, “HUKUM UANG DI INDONESIA”, (Jakarta, Gramata Publishing,
2014),hal.40
3
Bank sentral menjadi sebuah lembaga yang sudah dimiliki oleh para pihak
swasta pada suatu pemerintah negara, memiliki tanggung jawab atas stabilitas
mata uang, menjaga tingkat inflasi, stabilitas sektor perbankan, serta seluruh
sistem keuangan pada sebuah negara.
4
Indonesia berfungsi sebagai bank sentral dan sekaligus membantu pemerintah
dalam pembangunan dengan menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah dengan bantuan dewan moneter. Dengan demikian, Bank
Indonesia tidak lagi dipimpin Dewan Moneter.
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang
independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No.
23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei
1999 dan sebagaimana telah diubah dengan UU. No 3/2004 tanggal 15
Januari 2004. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai
suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan
Pemerintah ataupun pihak lainnya.
Memang kelihatannya peran Bank Sentral di suatu negara belum
begitu tertata dengan pola yang baku. Sebab seringkali tindakan-tindakan
Bank Sentral tidak menunjukkan efek yang efektif dalam menanggulangi
berbagai masalah moneter di negara yang bersangkutan. Misalnya Bank-bank
dan seperi hilang akal dalam menghadang dan menanggulangi krisis moneter
di negaranya yang terjadi sejak akhir tahun 1997. Sentral di negara-negara
Asia Tenggara (termasuk Indonesia) dan Asia Selatan sangat kewalahan.2
Yang sangat mendorong terbentuknya Bank Sentral di kebanyakan Negara
adalah adanya faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kekacauan ekonomi setelah perang dunia pertama;
2. Konferensi finansial internasional yang dilaksanakan di Brussels,
September 1920; dan
3. Konferensi Genoa tahun 1922.
Dewasa ini semua negara sudah menyadari betapa pentingnya peran yang
dimainkan oleh suatu Bank Sentral sebagai urat nadi perekonomian,
stabilisator dan dinamisator dari perkembangan moneter di negara yang
bersangkutan. Akan tetapi sungguhpun demikian, seperti telah disebutkan
2
Munir Fuady, op.cit, hal.113
5
bahwa perkembangan dan peran dari Bank Sentral ini masih berevolusi dan
masih saja berkembang dan berubah terus.3
Bank Indonesia sendiri sebagai Bank Sentral di Indonesia memiliki tujuan
pokok berdasarkan UU RI No. 3 Tahun 2004 pasal 7 yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Nilai rupiah yang stabil ini dilihat dari dua aspek, yaitu:
a. Kestabilan nilai rupiah terhadap harga barang dan jasa, yang diukur
dengan inflasi.
b. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing, yang diukur dengan
nilai tukar atau kurs.
C. Tujuan, tugas, dan fungsi Bank Sentral
1. Tujuan Bank Sentral
Pada dasarnya Bank Sentral tidak dapat diartikan sebagai “Bank” seperti
pada Bank umum. Dalam hal ini bank sentral memiliki konsepsi yang
berbeda.
Bank umum cenderung untuk berusaha menginvestasikan asetnya dengan
tujuan memaksimumkan profit. Di sisi lain bank sentral sebagai bank milik
pemerintah, adalah lembaga yang tidak bertujuan untuk memaksimumkan
profit melainkan untuk kegagalan yang dialami perbankan maupun bukan
bank, kestabilan tingkat harga, kesempatan kerja, dan akhirnya pada
pertumbuhan ekonomi.
Tujuan bank sentral dalam menjalankan kebijakan Moneter sesuai dengan
tujuan ekonomi makro adalah:
a. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan
b. Penggunaan tenaga kerja yang tinggi (tingkat pengangguran yang
rendah)
c. Stabilitas harga
d. Stabilitas suku bunga
3
Anisusanti, SEJARAH BERDIRINYA BANK SENTRAL DI INDONESIA,( Desember 2017 )
ani susanti: Hasil penelusuran untuk bank sentral (anisusanti1982.blogspot.com)
6
e. Stabilitas pasar keuangan
f. Stabilitas pasar nilai tukar. (Samuelson, 2001)4
Bank yang berfungsi dan menjalankan kewenangan sebagai Bank Sentral
di Indonesia yaitu Bank Indonesia. Undang-undang yang kini berlaku
mengatur kedudukan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, yaitu Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, serta undang-undang
perubahannya, yaitu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia. Undang-undang tersebut merupakan peraturan pengganti dari
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral.
Ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2004 mengatur bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah sangat penting
untuk mendukung pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Di dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah tersebut,
Bank Indonesia dapat melakukan aktifitas perbankan yang dianggap perlu,
tetapi tidak melakukan kegiatan intermediasi seperti bank umum.
Tujuan dari Bank Indonesia tersebut, sesuai dengan Pasal 7 Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah, yaitu terhadap
barang dan jasa diukur dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang negara lain. Tujuan kestabilan nilai rupiah ini,
yaitu untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan dari Bank
Indonesia tersebut, dilaksanakan dengan bentuk kebijakan moneter secara
4
Ktut Silvanita, BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN, (Pengarang,Erlangga,2009).hal.70
7
berkelanjutan,konsisten, transparan, dan mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah bidang perekonomian.5
2. Tugas Bank Sentral
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar
yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebut perlu
diintregrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Tiga pilar tersebut, yakni:
a. Menetapkan dan melaksankan kebijakan moneter
Bank Indonesia (BI) mengatur jumlah uang yang beredar melalui
kebijakan moneter. Caranya yaitu BI menetapkan sasaran moneter
dengan memperhatikan sasaran laju inflasi dan melakukan pengendalian
moneter.
Kebijakan moneter ini menggunakan 4 instrumen, yaitu operasi pasar
terbuka, tingkat diskonto, cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit
atau pembiayaan, baik secara konvensional maupun secara syariah.
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
BI berwenang:
1) Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran
laju inflasi.
2) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang
termasuk tetapi tidak terbatas pada operasi pasar terbuka, penetapan
tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan
kredit.
3) Memberikan kredit atau pembiayaan untuk jangka waktu 90 hari
kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank.
4) Memberikan fasilitas pembiayaan darurat kepada bank yang mengalami
kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi
mengakibatkan krisis.
5
MuhammadDjumhana, HUKUM PERBANKAN DI INDONESIA, (Bandung, Citra Aditya Bakti
2006), hlm. 118-119. cetakan. ke v
8
5) Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang
telah ditetapkan.
6) Mengelola cadangan devisa.
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Bank Indonesia berwenang untuk melaksanakan serta memberikan
persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa system pembayaran Lalu,
BI juga mewajibkan kepada seluruh penyelenggara jasa sistem
pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatan jasa
keuangannya. Nah, karena itulah BI menetapkan aturan dalam penggunaan
alat pembayaran.
Untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan
handal, Bank Indonesia diberi kewenangan untuk mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, yaitu dengan:
1) Menetapkan pengguaan alat pembayaran
2) Secara umum, terdapat dua jenis alat pembayaran, yaitu alat
pembayaran tunai (uang kertas dan logam) dan non tunai (berbasis
warkat, seperti cek, bilyet giro, dan wesel maupun berbasis elektronik,
seperti kartu kredit dan ATM). Kewenangan BI dalam menetapkan
pengguanaan alat pembayaran tunai meliputi mengeluarkan,
mengedarkan, menarik, dan memusnahkan uang rupiah, termasuk
menetapkan macam, harga, ciri uang, bahan yang digunakan, serta
tanggal mulai berlakunya. Sementara itu, untuk alat pembayaran
nontunai, BI berwenang menetapkan bentuk, keabsahan maupun
keamanan penggunaannya dalam berbagai transaksi ekonomi dan
keuangan.
3) Mengatur dan menyelenggarakan sistem pembayaran
4) Pengaturan diperlukan untuk menjamin kelancaran dan keamanan
sistem pembayaran. Untuk itu, BI berwenang menyelenggarakan sendiri
sistem pembayaran atau memberi izin kepada pihak lain untuk
menyelenggarakan jasa sistem pembayaran dengan kewajiban
menyampaikan laporan kegiatannya kepada BI. Selain itu, BI juga
9
berwenang mengatur sistem kliring dan menyelenggarakan kliring antar
bank.
c. Mengatur dan mengawasi bank
Bank Indonesia berwenang untuk mengawasi kegiatan lembaga
keuangan dan mengakses informasi yang dinilai akan mengancam
stabilitas keuangan. Selain itu, BI juga berfungsi sebagai lender of the last
resort atau sumber pinjaman terakhir. Nah, maksudnya itu, kalau misalnya
ada bank yang sedang mengalami kesulitan likuiditas, Bank Indonesia
akan memberikan kredit atau pembiayaan.
Berdasarkan undang-undang kewenangan BI dalam mengatur dan
mengawasi bank meliputi:
a) Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan
usaha tertentu dari bank
b) Menetapkan peraturan di bidang perbankan
c) Melakukan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak
langsung
d) Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan perundangan.
10
dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi riil dan mencapai stabilitas nilai
rupiah terutama berlangsung melalui sistem perbankan.
6
Ktut Silvanita, BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN, (Pengarang,Erlangga,2009).hal.70
11
pemerintah, serta membantu pengedaran surat milik pemerintah.
Sebagai agen penasihat, fungsi bank sentral adalah mengelola dan
mengurus semua kegiatan administrasi yang berkaitan dengan hutan
nasional. Bank sentral juga akan memberikan saran dan informasi
mengenai keadaan pasar uang dan pasar modal terkini pada pemerintah.
D. Kebijakan Bank sentral
Kebijakan moneter bank sentral dirumuskan secara terukur untuk
membantu mengatur variable ekonomi makro.Secara ideal, kebijakan moneter
bank sentral harus bersifat independent dari segal;a pengaruh politik. Namun,
dalam pelaksanaannya, bank sentral melakukan sinergi dengan pemerintah
dan institusi moneter lainnya.
Kebijakan bank sentral bersifat dinamis.
Namun, secara umum, kebijakan moneter bank sentral memiliki empat
tujuan utama, yakni:
a) Pertumubuhan ekonomi dan perataan pendapatsan
b) Kesempatan kerja
c) Kestabilan harga
d) Keseimbangan neraca pembayaran.
Namun bank sentral tidak dapat mempengaruhinya secara langsung, karna
untuk melihat dampak kebijkan bank sentral terhadap tujuan-tujuan tersebut
diperlukan waktu yang cukup lama (pada umumnya lebih dari satu tahun)
sehingga dapat menimbulkan keterlambatan untuk melakukan Tindakan
koreksi bila terjadi kesalahan.
Oleh, karna itu mencapai tujuan-tujuan tersebut, banks sentral
menggunakan sasaran menengah/antara (intermediate target), seperti
mengendalikan jumlah uang beredar secara luas (monetary aggregates
M1,M2, atau M3) atau mengendalikan suku bunga jangka pendek dan jangka
Panjang. Akan tetapi, sasaran menengah tersebut tidak dapat dipengaruhi
secara langsung oleh kebijakan. Untuk itu bank sentral dapat menggunakan
sasaran lainnya, yaitu sasaran operasional (operating targets), dengan
mengendalikan cadangan (uang primer/monetary base/M0), atau suku
12
bunga( dalam hal ini, suku bunga fed funds atau suku bunga T-bill), yang
lebih responsive terhadap kebijakan bank sentral dan memoiliki dampak
langsung terhadap tingkat penggunaan tenaga kerja dan tingkat harga
(inflasi), serta dampak terhadap tujuan kebijakan moneter lainnya. Dengan
perkataan lain, lebih mudah mencapai tujuan dengan memusatkan pada
sasaran ketimbang mencapai tujuan kebijakan secara langsung. Dengan
menggunakan sasaran menengah dan sasaran operasional, lebih mudah
diketahui apakah kebijakan yang dilakukan sesuai dengan tujuan (on the right
track) sehingga tidak harus menunggu sampai hasil akhir (Mishkin, F. dan
S.G. Eakins, 2000).7
7
Ktut Silvanita, BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN, (Pengarang,Erlangga,2009).hal.70
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank sentral adalah bank yang bertugas memelihara agar sistem moneter
berjalan atau bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin tecapainya
tingkat pertumbuhan kredit/uang yang beredar sesuai dengan yang
diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa mengakibatkan
inflasi.
fungsi-fungsi Pemerintah dalam bidang Ekonomi dan Moneter,Bank
Sentral juga sebagai Lembaga keuangan Negara yang mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, Mengontrol
kelancaran lalulintas pembayaran, dan Pengawasan Perbankan.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15