Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEBANKSENTRALAN

PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN BANK SENTRAL

DOSEN PENGAMPU: YE' NASRULLAH, M.E

Disusun Oleh:
MUSTIKARNI (2006060038)

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji bagi ALLAH, Tuhan dari sekian alam. Solawat serta salam dilimpahkan
kepada nabi Muhammad SAW. Rasul terakhir yang diutus dengan membawa rahmat serta syariat
yang mudah bagi seluruh umatnya., sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
KeBANKsentralan tentang “PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN BANK SENTRAL" sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Sebelumnya saya sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah studi
KeBANKsentralan yang telah memberikan tugas ini dan membimbing saya dalam menyelesaikan
tugas makalah ini,saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya.

Mataram, 25 Oktober 2022

Mustikarni

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar

Bab I : PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan dan Manfaat

Bab II : PEMBAHASAN

A. Definisi dan Fungsi Bank Sentral


B. Tujuan dan Tugas Bank Sentral
C. Tata kelola Bank Sentral
D. Perkembangan Bank sentral di Beberapa Negara

Bab III : PENUTUP

A.Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan bank sentral disetiap Negara menjadi sangat penting sebab dunia perbankan merupakan
urat nadi perekonomian dalam suatu negara. Sektor perbankan memiliki peran yang berpengaruh
terhadap maju atau mundurnya perekonomian dalam suatu negara.Bank sentral sangat berperan
penting untuk meminimalkan resiko-resiko dalam dunia perbankan serta memberi perlindungan
terhadap dana masyarakat yang ada pada lembaga perbankan. Bank sentral menjaga agar tingkat inflasi
terkendali dengan mengontrol keseimbangan antara jumlah uang dan barang yang beredar pada
masyarakat. Bank sentral yang bertujuan untuk mengontrol kebijakan dan kestabilan perekonomian
dimiliki hampir disetiap negara. Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai bank sentral dan
disebut dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia menghadapi berbagai masalah dan mengalami pasang
surut dalam perkembangannya. Sejarah bank sentral sudah dimulai sebelum kedatangan bangsa barat di
Indonesia. Sejarah bank sentral berawal sejak Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional oleh
para pedagang. Pada saat itu ada dua kerajaan yaitu kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit yang
mendominasi perdagangan di Indonesia. Bangsa-bangsa Eropa memperluas wilayah jajahannya pada
abad ke-15 termasuk ke Indonesia.

B. Rumusan Masalah

A. Definisi dan Fungsi Bank Sentral

B. Tujuan dan Tugas Bank Sentral

C. Tata Kelola Bank Sentral

D. Perkembangan Bank Sentral di Beberapa Negara

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan kami menulis makalah dan mengangkat tema mengenai "Perkembangan


Kelembagaan Bank Sentral " ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah
KEBANKSENTRALAN.

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan pembaca tentang
bagaimana Perkembangan kelembagaan Bank Sentral.

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Fungsi Bank Sentral

Bank sentral dapat didefinisikan sebagai sebuah badan keuangan,yang pada umumnya dimiliki
pemerintah,yang bertugas untuk mengatur kesetabilan badan-badan keuangan,serta menjamin agar
kegiatan badan -badan keuangan tersebut dapat menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan
stabil.

Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 1968 pada Pasal 7 dapat diketahui:

1. Bank Indonesia adalah Bank Sentral sebagaiman dimaksudkan 1945

2. Bank Indonesia adalah milik Negara

3. Bank Indonesia sebagai bank sentral

4. Bank indonesia adalah pembantu pemerintah

5. Bank indonesia diangkat dan diperhentikan oleh presiden.

Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI).Menurut Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 1999 tentangBank indonesia,Bank indonesia adalah lembaga negara yang
independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-
undang.

Fungsi dan peran Bank Indonesia sebagai bank sentral sangat dibutuhkan dan semakin
independen guna mendukung terwujudnya perekonomian nasional sebagaimana tersebut
diatas dan sejalan dengan keuangan yang semakin maju serta perekonomian internasional yang
semakin kompetitif dan terintegrasi, kebijakan moneter harus dititikberatkan pada upaya untuk
memelihara stabilitas nilai rupiah.

Bank Indonesia mempunyai tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas
ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,mengatur dan menjaga
kelancaran system pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat
dicapai secara efektif dan efisien.

5
B. Tujuan dan Tugas Bank Sentral

Dari segi otoritas moneter,peran dan fungsi bank sentral di Indonesia adalah sangat
dominan dan strategis. Dalam UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, telah ditegaskan
bahwa untuk menjamin keberhasilan tujuan memelihara stabilitas nilai rupiah diperlukan bank
sentral yang memeliki kedudukan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No.3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia

•Stabilitas moneter tercermin dengan tingkat inflasi yang rendah dan stabil.Kondisi ini juga
mencerminkan stabilitas harga dan di beberapa negara menunjukkan stabilitas nilai tukar.

• Selain stabilitas moneter, bank sentral juga memiliki mandat untuk menjaga stabilitas sistem
keuangan. Pentingnya stabilitas sistem keuangan disebabkan oleh:
(1) Pentingnya efektifitas dalam mengalokasikan dana.
(2) Berhubungan dengan stabilitas moneter.
(3) Kondisi stabilitas keuangan terkait dengan peran tradisional bank sentral

seperti sistem pembayaran, lender of last resort dan pengawasan perbankan.

• Sejak krisis keuangan tahun 2007-2010, terdapat evaluasi terhadap mandat bank sentral.

• Evaluasi tersebut dengan pertimbangan bahwa kebijakan moneter harus mempertimbangkan


stabilitas keuangan sebagai komplemen dari stabilitas moneter.
• Alat kebijakan makroprudensial dapat menjadi komplemen dari kebijkan moneter dalam
menjaga stabilitas sistem keuangan.

6
C. Tata Kelola Bank Sentral

Independensi

• Bagian ini juga membahas aplikasi tata kelola Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23
tahun 1999
• Secara kelembagaan berada di luar pemerintah
• Memiliki kewenangan membuat peraturan dan menetapkan sanksi sebagai
implementasi pelaksanaan UU
• Kebebasan menetapkan sasaran akhir kebijakan moneter (inflasi atau pertumbuhan
ekonomi) sebagai penjabaran dari tujuan yang ditetapkan dalam UU
• Kebebasan menggunakan instrumen moneter & menetapkan target operasional
kebijakan moneter
• Kewenangan menetapkan jumlah uang beredar dan suku bunga,larangan pemberian
pinjaman kepada pemerintah.

Transparansi

• Keterbukaan mengenai tujuan kebijakan seperti sasaran stabilitas harga atau inflasi
• Pengungkapan data, model dan prakiraan ekonomi
• Informasi mengenai strategi kebijakan dan prosedur pengambilan keputusan internal
• Komunikasi keputusan kebijakan, spt perubahan suku bunga
• Keterbukaan pelaksanaan kebijakan yang diputuskan seperti operasi moneter.

Akuntabilitas

• Penyampaian laporan tugas.


• Laporan bahan evaluasi kinerja BI dan Dewan Gubernur oleh DPR.
• DPR meminta penjelesan pelaksana tugas & wewenang BI.
• Penyampaian anggaran operasional untuk persetujuan DPR & kewajiban pelaporan
anggaran kebijakan secara khusus ke DPR.
• Pemeriksaan keuangan oleh BPK.
• Penyampaian laporan keuangan tahunan ke masyarakat.
• Badan Supervisi Bank Indonesia.

D. Perkembangan Bank Sentral di Beberapa Negara

Mekanisme dalam sistem pembayaran meliputi mekanisme yang ditetapkan oleh


penyelenggara atau prinsipal, yang antara lain umumnya mencakup prosedur

7
penyelenggaraan dan setelmen yang dapat dilakukan secara netting atau gross.
Pengaturan mengenai kepastian setelmen berupa prinsip finality of settlement dan
pengakuan terhadap mekanisme netting dalam penyelenggaraan sistem pembayaran
saat ini telah diatur dalam Undang-Undang Transfer Dana.

Terkait dengan tugas Bank Indonesia untuk memastikan seluruh komponen sistiem
pembayaran terjaga dengan baik harus disadari bahwa sistem pembayaran terus
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan budaya
masyarakat.

Perkembangan sistem pembayaran dapat dilakukan oleh bank sentral atau lembaga
lain baik berupa bank maupun lembaga selain bank. Sebagai contoh di Indonesia, Bank
Indonesia menjadi pelaku penyelenggara sistem pembayaran untuk transaksi high value
(sistem BI-Real Time Gross Settlement) dan sistem pembayaran untuk retail value
termasuk cek dan bilyet giro (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia).
Adapun untuk sistem pembayaran lainnya seperti penerbitan alat pembayaran
dengan menggunakan kartu dan uang elektronik dilakukan oleh lembaga diluar Bank
Indonesia.
Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, diperlukan arah kebijakan yang jelas untuk
menjadi dasar pengembangan sistem pembayaran di suatu negara. Arah kebijakan dan
pengaturan penyelenggaraan sistem pembayaran pada umumnya ditetapkan oleh bank
sentral. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan yang erat antara kebijakan-kebijakan di
bidang sistem pembayaran dengan sistem moneter, stabilitas sistem keuangan,
perbankan dan perekonomian.

Perkembangan baru dalam era transaksi lintas batas yang menuju pada perdagangan
bebas, perlu adanya landasan hukum dalam kerjasama dibidang payment system
dengan otoritas diluar negeri baik bank sentral maupun otoritas di luar bank sentral,
organisasi dan lembaga internasional, untuk mendukung pelaksanaan cross border
payment system.

Selain sistem pembayaran yang bersifat non tunai, Bank Indonesia juga memiliki
peran utama dalam pengelolaan uang Rupiah. Dengan disahkannya Undang-Undang
Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang (UU Mata Uang), memberikan landasan hukum
bagi Bank Indonesia dalam melaksanakan pengelolaan uang Rupiah (merencanakan,
mencetak, mengeluarkan, mengedarkan, mencabut dan menarik dari peredaran, serta
memusnahkan uang Rupiah).

8
Kewenangan Bank Indonesia dalam pengelolaan uang Rupiah tersebut telah selaras
dengan best practices internasional.

9
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Perkembangan ekonomi yang semakin kompleks serta sistem keuangan nasional


dan internasional yang semakin terintegrasi, dalam pengelolaan sektor keuangan di
Indonesia telah dilakukan beberapa penyesuaian antara lain dengan pembentukan
Otoritas Jasa Keuangan.

Penyesuaian-penyesuaian tersebut dalam beberapa hal memberikan implikasi terhadap


pelaksanaan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral,sehingga diperlukan
penyesuaian pengaturan tugas dan kewenangan Bank Indonesia.
Dalam rangka mendorong Stabilitas Sistem Keuangan, Bank Indonesia melakukan
pengaturan dan pengawasan Makroprudensial, mengembangkan pasar dan akses
keuangan, serta melakukan koordinasi dengan otoritas terkait dalam rangka
penanganan kondisi stabilitas sistem keuangan tidak normal dan/atau dalam rangka
penanganan permasalahan bank berdampak sistemik.

Kebijakan di bidang stabilitas sistem keuangan dilaksanaan dan ditetapkan terhadap


sistem keuangan konvensional dan syariah. Keberhasilan dalam menjaga dan
mengembangkan sistem pembayaran yang aman dan efisien sangat mendukung
keberhasilan suatu negara dalam menjaga dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan
dan stabilitas moneter.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ascarya dalam Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter. Jakarta: PPSK BI, 2002,


Bank for International Settlement (2010).Central Bank Governance an
Financial Stability

Bank for International Settlements (2009), Issues in the Governance of Central Banks.

Banque de France, The Concept of Central Banking. Paris: Banque de France Bulletin,
October 1999

Bagehot Walter, Lombard Street: A Description of the Money Market, 1873 Bank for
International Settlement (2010).Central Bank Governance and Financial Stability

Bank Indonesia, Bank Indonesia dalam Konstitusi RI. Jakarta: Juli 2000
Bank Indonesia, BI, Bank Sentral Republik Indonesia: Sebuah Pengantar.

Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) – BI, 2004 International
Monetary Fund. (2010). Central Banking Lessons from the

Crisis. Monetary and Capital Markets Department IMF Ize, Alain, Capitalizing Central
Banks: A Net Worth Approach, Januari 2005

Kindleberger, 1978, “Manias, panics and Craches: A history of Financial Crises basic
Books, New York.

Manna, Michele, 2009, “Emergency Liquidity Assistance at Work: Both Words and Deeds
Matter”, Studi e Note di Economica, Anno XIV, 2009.

11

Anda mungkin juga menyukai