Disusun oleh :
Prodi S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati Denpasar Tahun 2023
Kata pengantar
Puji Syukur Kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,Karena berkat rahmat-Nya lah Tugas
ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Terima kasih Kami ucapkan pada dosen
pembimbing kami Dr. Drs. I Wayan Sujana.,MM seluruh pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini.
Tugas ini dibuat semata-mata untuk memiliki indikator penilaian pelajaran Pasar dan lembaga
keuangan serta menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai “tugas dan tujuan bank di
indonesia” Sebagaimana pepatah mengatakan “Taka da gading yang tak retak” Kami sangat
menyadari dalam pembuatan tugas ini masih terdapat banyak sekali kesalahan,untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi khalayak
yang membacanya.
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
PENDAHULUAN iii
1. 1 Latar Belakang 4
Bab II 6
PEMBAHASAN
Bab III 9
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Indonesia merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam perekonomian terutama
dibidang moneter, keuangan, dan perbankan. Bank Indonesia dibentuk dengan tujuan sosial
ekonomi tertentu yang menyangkut kepentingan nasional atau kesejahteraan umum, seperti
stabilitas harga dan perkembangan ekonomi, dan disisi lain dalam suatu sistem perbankan,
ketiadaan kordinator dan regulator yang tidak berpihak akan mengakibatkan bank-bank tidak dapat
melaksanakan operasinya secara efisien. Peran Bank Indonesia akan tercermin dari tugas utama
yang diembannya, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
mengawasi bank, serta menjaga kelancaran sisitem pembayaran.Salah satu pelaksanaan tugas Bank
Indonesia adalah dibidang sistem pembayaran yang bisa dikatakan telah berakar sejak masa De
Javasche Bank (DJB). Sebagai bank sirkulasi untuk Bank Hindia Belanda, De Javasche Bank telah
berpengalaman dalam melaksanakan sisitem pembayaran, baik pembayaran tunai, maupun
pembayaran non tunai. Ketika De Javasche Bank berganti menjadi Bank Indonesia pada 1 juli 1953,
tugas pelaksanaan sisitem pembayaran itu kembali dimantapkan dalam Undang-Undang No. 11
Tahun 1953 atau Undang-Undang pokok Bank Indonesia 1953 pada pasal 7 ayat 2 sebagai berikut:
“Bank menyelenggarakan pengedaran uang itu terdiri dari uang kertas bank, mempermudah
jalannya uang giral di Indonesia dan memajukan jalannya pembayaran dengan luar negeri”. Sejak
saat itu Bank Indonesia
menyelenggarakan pengedaran uang melalui jaringan kantor-kantor cabangnya ke seluruh wilayah
Indonesia.2
Pentingnya keberadaan suatu sistem pembayaran yang efisien, aman, dan handal bagi suatu
perekonomian maka sejak awal tahun 1990 an isu mengenai sistem pembayaran ini telah mulai
menjadi perhatian serius bank-bank sentral karena mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan
efektivitas tugas pokok bank sentral. Saat ini hampir semua bank sentral menempatkan sistem
pembayaran sebagai salah satu bidang dalam tugas pokoknya.
Sasaran dari fungsi mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran oleh bank sentral adalah
terciptanya sistem pembayaran yang aman dan efisien. Pengertian sistem pembayaran adalah suatu
sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk
melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari kegiatan
ekonomi. Oleh karena itu, sistem pembayaran yang aman dan efisien sangat mendukung
keberhasilan suatu negara dalam menjaga dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan dan
stabilitas moneter.
Sistem pembayaran merupakan salah satu komponen utama dalam mendukung aktivitas
perekonomian di suatu negara dan oleh karena itu sistem pembayaran harus senantiasa dijaga agar
dapat berjalan secara aman dan efisien.
Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa saja tugas bank di indonesia?
2. Menjelaskan apa saja tujuan bank di indonesia?
3. Menjelaskan apa saja prinsip bank di indonesia?
4. Menjelaskan bagaimana agar kestabilan nilai rupiah dapat tercapai?
Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
2.1. Tujuan Bank Indonesia
A. Peran Dan Tujuan Bank Indonesia Dalam Menjaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah
Ditinjau dari segi fungsinya, salah satu jenis perbankan yang paling utama dan paling penting
adalah bank sentral (central bank). Bank sentral ditiap negara hanya ada satu dan mempunyai
cabang hampir di tiap provinsi. Fungsi utama bank sentral adalah mengatur masalah-masalah yang
berhubungan dengan keuangan di suatu negara secara luas. Tugas bank sentral di Indonesia
dipegang oleh Bank Indonesia (BI).
Peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah dalam hal mencetak dan menyalurkan uang,
terutama uang kartal (kertas dan logam). Bahkan Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk
menyalurkan uang kartal. Tugas berikutnya adalah mengendalaikan jumlah uang yang beredar dan
suku bunga dengan maksud untuk menjaga kesetabilan nilai rupiah. Disamping itu, hubungan Bank
Indonesia dengan pemerintah adalah sebagai pemegang kas pemerintah. Begitu pula hubungan
keuangan dengan dunia internasional juga ditngani oleh Bank Indonesia, seperti menerima
pinjaman luar negeri.
Bank Sentral juga merupakan lembaga yang memiliki peranan strategis baik dalam perekonomian
domestik suatu negara maupun dalam kaitannya dengan perekonomian manca negara. Umumnya
Bank Sentral diberikan mandat berupa tanggung jawab mrumuskan dan menjalankan kebijakan
moneter. Melalui kebijakan moneternya, lembaga ini berusaha untuk menjaga stabilitas harga,
stabilitas sektor perbankan dan stabilitas sistem keuangan (macroprudential). Di Indonesia, fungi
Bank Sentral dijalankan oleh Bank Indonesia (BI). Sebagai Bank Sentral, BI diberikan mandat
untuk mewujudkan dan memelihara stabilitas harga yang salah satunya tercermin dari inflasi yang
rendah dan stabil (UU Nomor: 23/1999 Tentang BI yang kemudian diamandemen menjadi UU
Nomor: 3/2004 tentang BI). Artinya, UU ini mengamanahkan kepada BI untuk mewujudkan tujuan
akhir kebijakan moneter yaitu tingkat inflasi yang rendah dan stabil atau pada tingkat yang optimal
bagi perekonomian. Untuk mencapai tujuan tersebut, BI bebas menentukan penggunaan
instrumen-instrumen dalam operasi kebijakan moneternya, kebebasan inilah yang dinamakan
independensi instrumen.
Bank Sentral berusaha menstabilkan perekonomian suatu negara melalui operasi kebijakan moneter,
misalnya pada saat perekonomian AS mengalami stagnasi yang ditandai dengan tingkat
pengangguran yang tinggi seperti yang terjadi di tahun 1990-an, maka The Fed menempuh
kebijakan moneter yang bersifat stimulatif. Untuk kebijakan tersebut, instrumen kebijakan yang
dipergunakan adalah menyediakan kredit bank yang lebih besar untuk masyarakat. Kebijakan
tersebut mengakibatkan turunnya tingkat bunga dan meningkatnya jumlah uang beredar yang
selanjutnya mendorong permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang pada akhirnya dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak. Jika terjadi
sebaliknya, perekonomian dalam keadaan permintaan yang berlebihan dan terjadi kenaikan tingkat
harga harga umum (inflasi), maka bank sentral (The fed) akan mengambil kebijakan untuk
menekan pengeluaran agreget dengan cara menerapkan instrumen kebijakan merupa pengurangan
jumlah kredit daan jumlah uang beredar serta mendorong meningkatnya suku bunga, eperti yang
dilakukan pada tahun 1994 ketika perekonomian AS mendekati kesempatan kerja penuh (full
employment) dan tekanan inflasi terasa semakin berat, The Fed meningkatkan suku dan mengerem
pertumbuhan kredit bank dan jumlah uang beredar.
Tujuan Bank Indonesia seperti terutang dalam Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1999 Bab III
Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kesetabilan rupiah. Mata uang rupiah perlu dijaga
dan dipelihara mengingat dampak yang ditimbulkan apabila suatu mata uang tidak stabil sangatlah
luas. Salah satu akibat ketidakstabilan nilai rupiah adalah terjadinya inflasi yang sangat
memberatkan masyarakat luas. Oleh karena itu, tugas Bank Indonesia untuk mencapai dan
memelihara kesetabilan nilai rupiah sangatlah penting.
Adapun maksud dari kesetabilan rupiah yang diinginkan oleh Bank Indonesia adalah:
1. Kesetabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur atau
tercermin dari perkembangan laju inflasi.
2. Kesetabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur dengan atau
tercermin dari perkembangannilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Dengan stabilnya
nilai mata uang rupiah, maka akan sangat banyak manfaat yang akan diperoleh terutama untuk
mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Agar kesetabilan nilai rupiah dapat tercapai dan terpelihara, maka Bank
Indonesia memiliki tugas antara lain:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dalam pelaksanaan tugas di atas pihak
lain dilarang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaaan tugas Bank
Indonesia.
Dalam kapasitasnya sebagai Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu
kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara
lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini
dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas
tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan
dapat diukur dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.lps.go.id/uu_23_1999
http://repository.uinsu.ac.id/4972/4/BAB%20II.pdf
https://www.gramedia.com/literasi/tugas-bank-sentral/