Bank Indonesia
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Seminar Keuangan Dan Perbankan Syariah
Oleh :
Risti Nindia ( 2020.04.009 )
Dosen Pengampu:
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya jualah maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini antara lain:
1. Apa peranan bank Sentral ?
2. Bagaimana sejarah bank Indonesia ?
3. Bagaimana Status dan kedudukan kelembagaan BI ?
4. Bagaimana Peran BI pasca terbentuknya OJK ?
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari rumusan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peranan Bank Sentral ?
2. Untuk mengetahui sejarah Bank Indonesai3
3. Untuk mengetahui status dan kedudukan kelembagaan BI ?
4. Untuk mengetahui peran BI setelah terbentuknya OJK ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu
adalah :
4
potensial yang cukup serius dan mengganggu kelanc aran sistem pembayaran.
Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion
risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. Bank Indonesia
mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam
sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan
menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama
sistem RTGS (Real Time GrossSettlement) yang dapat lebih meningkatkan
keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem
pembayaran, Bank Indonesa memiliki informasi dan keahlian untuk
mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.
5
menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko
sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas
tersebut.
C. Kelembagaan BI
a. Status dan Kedudukan BI
6
Dilhat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan BI
sebagai lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi
negara seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa keuangan, dan
Mahkamah Agung. Kedudukan BI juga tidak sama dengan Departemen karena
kedudukan BI berada di luar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus
tersebut diperlukan agar BI dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai
Otoritas Moneter secara lebih efektif dan efisien. Meskipun BI berkedudukan
sebagai lembaga negara independen, dalam melaksanakan tugasnya, BI
mempunyai hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK,
Pemerintah dan pihak lainya.
Dalam hubungannya dengan Presiden dan DPR, BI setiap awal tahun
anggaran menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi pelaksanaan
kebijakan moneter dan rencana kebijakan moneter yang akan dating. Khusus
kepada DPR, pelaksanaan tugas dan wewenang setiap triwulan dan sewaktu-
waktu bila diminta oleh DPR. Selain itu, BI menyampaikan rencana dan
realiasasi anggaran tahunan kepada Pemerintah dan DPR. Dalam hubungannya
dengan BPK, BI wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK.
b. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai
satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata
uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara
lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara
aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk
memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas
tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank
Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Tiga Pilar Utama
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar
yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah :
7
•Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
•Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
•Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
c. Pengaturan dan Pengawasan Bank
Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank
Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas
kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan
pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan
ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-
hatian.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan
dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin
pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan
persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin
kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan
langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik
dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila
diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian,
analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.
8
pelaksanaan tugas BI dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan
makroprudesial dan mikroprudential.
1. Makaroprudensial
Dalam bidang ini Bank Sentral (BI) melaksanakan asesmen dan
uapaya-upaya untuk menjaga kestabilan harga (price stability) dan
menjaga stabilitas sistem keuangan pada umumnya.
2. Dalam bidang ini Bank sentral (BI) melakukan asesmen terhadap
lembaga keuangan yang menjadi kewajiban bank sentral sebagai
Superviso atau pengawas
Tugas BI pasca terbentuknya OJK adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan dan menerapkan kebijakan moneter
2. Mengatur kelancaran sistem pembayaran
3. Stabilitas sistem keuangan
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan singkat di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa :
1. Bahwa bank sentral memiliki tugas untuk menjaga stabilitas
moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar
terbuka.
2. Keberadaan bank sentral diawali dengan berdirinya Bank Sentral
Swedia (The Riskbank of Sweden) yang beroperasi pada tahun 1668 dan
diikuti oleh berdirinya Bank Sentral Inggris (The Bank Of England)
yang beroperasi pada tahun 1694. Hingga tahun 1990-an sudah ada 173
Bank Sentral.
3. Berdirinya Bank Indonesia (BI) berawal dari De Javasche Bank NV
(DJB) yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 24
Januari 1827 Pada waktu itu, DJB bertindak sebagai bank sirkulasi dan
menjalankan beberapa fungsi bank sentral lainya serta melakukan
kegiatan bank umum.
4. Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang
tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah :
• Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
• Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
• Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia
5. Tugas BI pasca terbentuknya OJK adalah sebagai berikut :
• Merumuskan dan menerapkan kebijakan moneter
Mengatur kelancaran sistem pembayaran
• Stabilitas sistem keuangan
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/hubungan-
kelembagaan/negara/Contents/Default.aspx (diakses:selasa, 17 oktober
2023)
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_sentral (diakses: selasa 17 oktober 2023)
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Indonesia#Sejarah (diakses: selasa 17 oktober
2023)
11