Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Bank Indonesia
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Seminar Keuangan Dan Perbankan Syariah

Oleh :
Risti Nindia ( 2020.04.009 )

Dosen Pengampu:

Itsnaini Chusnul Khotimah, M.M

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH

INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya jualah maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi


persyaratan tugas mata kuliah Seminar Keuangan Dan Perbankan Syariah.

Menyadari akan keterbatasan penulis dalam berbagai hal, maka kiranya


masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan baik di dalam penyusunan,
penulisan, maupun penyajiannya, penulis menghanturkan kepada pembaca agar
kiranya untuk memberi kritik dan saran yang tentunya bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan makalah ini banyak menemukan


berbagai aral rintangan, memohon maaf bilamana ditemukan berbagai kekurangan
baik dari segi pembahasan maupun dalam penulisannya. Akhir kata dengan seraya
memanjatkan doa kepada Allah SWT penulis memohon agar segala kebaikan
yang diberikan dari berbagai pihak dibalas oleh-Nya dan berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Indralaya, Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ ii

Daftar Isi ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Peranan Bank Sentral ......................................................................... 3


B. Sejarah Bank Indonesia ...................................................................... 6
C. Kelembagaan BI ................................................................................. 6
D. Peran BI Pasca Terbentuknya OJK .................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................... 10
A. Kesimpulan ...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bank indonesia (BI) sebagai bank sentral merupakan lembaga yang sangat
vital dalam kehidupan perekonomian nasional karena kebijakan-kebijakan yang
ditempuh oleh BI akan memiliki dampak yang langsung dirasakan oleh
masyarakat. BI, yang didirikan pada tanggal 7 Juli 1953, telah lebih dari setengah
abad melayani kepentingan bangsa. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak
mengenal BI, apalagi memahami kebijakan-kebijakan yang pernah diambilnya,
sehingga seringkali terjadi salah persepsi masyarakat terhadap BI. Masyarakat
sering memberikan penilaian negate terhadap BI karena tidak cukup tersedianya
data atau informasi yang lengkap dan akurat yang dapat diakses dan dipahami
dengan mudah oleh masyarakat.
Bank indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan
melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam
undang-undang. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas bank
indonesia, dan bank indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau
mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.
Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar bank
indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter
secara lebih efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini antara lain:
1. Apa peranan bank Sentral ?
2. Bagaimana sejarah bank Indonesia ?
3. Bagaimana Status dan kedudukan kelembagaan BI ?
4. Bagaimana Peran BI pasca terbentuknya OJK ?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari rumusan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peranan Bank Sentral ?
2. Untuk mengetahui sejarah Bank Indonesai3
3. Untuk mengetahui status dan kedudukan kelembagaan BI ?
4. Untuk mengetahui peran BI setelah terbentuknya OJK ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peranan Bank Sentral


Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peranan strategis baik
dalam perekonomian domestik suatu Negara maupun dalam kaitannya dengan
perekonomian manca Negara. Umumnya Bank Sentral diberikan mandat berupa
tanggung jawab merumuskan dan menjalankan kebijakan moneter. Di Indonesia
fungsi bank sentral dijalankan oleh Bank Indonesia. Sebagai bank sentral, BI
diberikan mandate untuk mewujudkan stabilitas harga.

Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama


Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas
sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank
Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem
keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata
uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang
signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan
merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan
merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi
ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat
berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental
akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi
sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem
keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.

Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara


stabilitas sistem keuangan. Sebagai Bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima
peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang

3
mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu
adalah :

Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter


antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka.
BankIndonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat
dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak
langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan
suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan
ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas
moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation
targeting framework.

Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja


lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga
perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi.
Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang
dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat
menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk
mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan
perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui
kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum
(law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-
negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang
kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan
untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong
kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor
perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun Arsitektur
Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II.

Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan


menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure tosettle)
pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko

4
potensial yang cukup serius dan mengganggu kelanc aran sistem pembayaran.
Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion
risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. Bank Indonesia
mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam
sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan
menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama
sistem RTGS (Real Time GrossSettlement) yang dapat lebih meningkatkan
keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem
pembayaran, Bank Indonesa memiliki informasi dan keahlian untuk
mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.

Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank


Indonesiadapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas
keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat
memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential
shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank
Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator macroprudential

untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan


tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor
keuangan.

Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim


keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR) .
Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral
dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem
keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi
normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi
masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik.
Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami
kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar
Kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus

5
menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko
sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas
tersebut.

B. Sejarah Bank Indonesia


Bank Indonesia (BI) berawal dari De Javasche Bank NC (DJB) yang
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 24 Januari 1827. Pada
waktu itu, DJB bertindak sebagai bank sirkulasi dan menjalankan beberapa fungsi
bank sentral lainya serta melakukan kegiatan bank umum. Pemerintah Belanda
memberikan hak oktrooi kepada DJB, yaitu hak untuk mencetak dan
mengedarkan uang Gulden Belanda.
Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur
kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-
bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral,
Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan
mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan
kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.
Tahun 1999 merupakan Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai
dengan UU No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan
fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang
Bank Indonesia, termasuk penguatan governance. Pada tahun 2008, Pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008
tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan.
Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional
dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap
Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

C. Kelembagaan BI
a. Status dan Kedudukan BI

6
Dilhat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan BI
sebagai lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi
negara seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa keuangan, dan
Mahkamah Agung. Kedudukan BI juga tidak sama dengan Departemen karena
kedudukan BI berada di luar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus
tersebut diperlukan agar BI dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai
Otoritas Moneter secara lebih efektif dan efisien. Meskipun BI berkedudukan
sebagai lembaga negara independen, dalam melaksanakan tugasnya, BI
mempunyai hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK,
Pemerintah dan pihak lainya.
Dalam hubungannya dengan Presiden dan DPR, BI setiap awal tahun
anggaran menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi pelaksanaan
kebijakan moneter dan rencana kebijakan moneter yang akan dating. Khusus
kepada DPR, pelaksanaan tugas dan wewenang setiap triwulan dan sewaktu-
waktu bila diminta oleh DPR. Selain itu, BI menyampaikan rencana dan
realiasasi anggaran tahunan kepada Pemerintah dan DPR. Dalam hubungannya
dengan BPK, BI wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK.
b. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai
satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata
uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara
lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara
aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk
memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas
tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank
Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Tiga Pilar Utama
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar
yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah :

7
•Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
•Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
•Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
c. Pengaturan dan Pengawasan Bank
Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank
Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas
kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan
pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan
ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-
hatian.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan
dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin
pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan
persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin
kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan
langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik
dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila
diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian,
analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.

D. Peran BI Pasca Terbentuknya OJK


Tugas BI setelah terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) relatif
berkurang karena tugas BI yang terkait dengan pengaturan dan pengawasan
perbankan, khususnya microprudential sudah diserahkan ke OJK sejak tanggal 1
Januari 2014. Meskipuan demikian, BI tetap mengawasi perbankan dari sisi
makroprudential (stabilitas sistem keuangan), oleh karena itu BI sebagai lembaga
yang memiliki otoritas di bidang keuangan (sistem keuangan), maka sifat

8
pelaksanaan tugas BI dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan
makroprudesial dan mikroprudential.
1. Makaroprudensial
Dalam bidang ini Bank Sentral (BI) melaksanakan asesmen dan
uapaya-upaya untuk menjaga kestabilan harga (price stability) dan
menjaga stabilitas sistem keuangan pada umumnya.
2. Dalam bidang ini Bank sentral (BI) melakukan asesmen terhadap
lembaga keuangan yang menjadi kewajiban bank sentral sebagai
Superviso atau pengawas
Tugas BI pasca terbentuknya OJK adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan dan menerapkan kebijakan moneter
2. Mengatur kelancaran sistem pembayaran
3. Stabilitas sistem keuangan

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan singkat di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa :
1. Bahwa bank sentral memiliki tugas untuk menjaga stabilitas
moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar
terbuka.
2. Keberadaan bank sentral diawali dengan berdirinya Bank Sentral
Swedia (The Riskbank of Sweden) yang beroperasi pada tahun 1668 dan
diikuti oleh berdirinya Bank Sentral Inggris (The Bank Of England)
yang beroperasi pada tahun 1694. Hingga tahun 1990-an sudah ada 173
Bank Sentral.
3. Berdirinya Bank Indonesia (BI) berawal dari De Javasche Bank NV
(DJB) yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 24
Januari 1827 Pada waktu itu, DJB bertindak sebagai bank sirkulasi dan
menjalankan beberapa fungsi bank sentral lainya serta melakukan
kegiatan bank umum.
4. Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang
tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah :
• Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
• Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
• Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia
5. Tugas BI pasca terbentuknya OJK adalah sebagai berikut :
• Merumuskan dan menerapkan kebijakan moneter
Mengatur kelancaran sistem pembayaran
• Stabilitas sistem keuangan

10
DAFTAR PUSTAKA

Nasir, M. 2014. Ekonomi Moneter Dan Kebanksentral. Jakarta. Mitra Wacana


Media
http://www.bi.go.id/id/perbankan/ssk/peranbi/peran/Contents/Default.aspx
(diakses:selasa, 17 oktober 2023)

http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/hubungan-
kelembagaan/negara/Contents/Default.aspx (diakses:selasa, 17 oktober
2023)
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_sentral (diakses: selasa 17 oktober 2023)
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Indonesia#Sejarah (diakses: selasa 17 oktober
2023)

11

Anda mungkin juga menyukai