Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur khadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya kami dapatmenyelesaikan Makalah yang berjudul “The Role of
Financial Intermediaries (Concept Funding and Lending)”. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahamat bagi kita. Penulis sangat
bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah
Seminar keuangan dan perbankan syariah.
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian Financial intermediary ...................................................... 3
B. Peran Financial intermediary .............................................................. 4
C. Keunggulan dan kekurangan Financial intermediary ......................... 5
D. Peran Financial intermediary dalam konsep pendanaan dan
pinjaman .............................................................................................. 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9
A. Kesimpulan ......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan
dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit).
UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan menyatakan bahwa bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Masyarakat yang memiliki dana lebih dapat menyimpan dananya di bank
dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu sesuai kebutuhan dan disebut sebagai dana pihak ketiga. Sementara
masyarakat yang kekurangan dan membutuhkan dana dapat mengajukan
pinjaman atau kredit pada bank.
Berdasarkan Laporan Perkembangan Perbankan dari Bank Indonesia
hingga akhir tahun 2007 disampaikan bahwa kinerja industri perbankan terus
membaik dengan peran intermediasi yang semakin meningkat dan telah
meningkatkan profitabilitas perbankan. Meskipun perbandingan antara seluruh
jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank yang
tercermin dalam loan to deposit ratio belum mencapai 80% sesuai yang
ditetapkan Bank Indonesia. Laporan Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa
belum pulihnya fungsi intermediasi perbankan, disebabkan oleh masih
berlangsungnya konsolidasi internal perbankan dan belum mampunya sektor
riil menyerap kredit. Sementara itu, konsolidasi internal perbankan seperti
penerapan good corporate governance dan pengelolaan risiko yang baik masih
dalam proses. Semua hal tersebut sangat dicermati oleh perbankan karena
pengaruhnya pada kecukupan modal perbankan atau CAR ( Capital Adequacy
Ratio).
1
Faktor internal bank berperan terhadap besarnya jumlah kredit yang
disalurkan. Penyaluran kredit oleh perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh
dana yang tersedia yang bersumber dari DPK (Dana Pihak Ketiga), tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor permodalan atau CAR (Capital Adequacy Ratio),
jumlah kredit macet atau NPL’s (Non Performing Loans), dan LDR (Loan To
Deposit Ratio). Meydianawathi (2006), Fransiska dan Siregar (2008)
menambahkan bahwa terdapat indikator lain yang diduga juga berpengaruh
terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit kepada debitor, yaitu faktor
rentabilitas bank atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam Return On
Asset (ROA).
B. Rumusan Masalah.
1. Apa itu financial intermediary?
2. Bagaimana peran financial intermediary?
3. Bagaimana keunggulan dan kekurangan financial intermediary?
4. Bagaimana konsep financial intermediary dalam pendanaan dan
pinjaman?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui financial intermediary.
2. Untuk mengetahui peran financial intermediary.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan financial intermediary.
4. Untuk mengetahui konsep financial intermediary dalam pendanaan dan
pinjaman.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perkreditan rakyat dan bank sentral. Sedangkan lembaga keuangan non-bank
contohnya seperti perusahaan sekuritas, pialang, reksadana, asuransi, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan UU No.10 Tahun 1998, Bank adalah Badan Usaha yang
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam wujud simpanan dan
menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk kredit atau berbagai bentuk
lainnya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan menurut
kasmir (2008), bank adalah sebuah badan yang berguna sebagai perantara
keuangan atau financial intermediary antar kedua belah pihak, yakni pihak
yang memiliki dan berlebih dan pihak yang kekurangan dana. Lain halnya
dengan yang diutarakan Sinungan (2000), bank adalah lembaga financial
intermediary, yang menjaga kepercayaan dari masyarakat dengan menjamin
tingkat likuiditas dan bergerak secara efektif dan efisien guna mencapai tingkat
rentabilitas yang baik. Hal tersebut jugalah yang membuat lembaga bank
dikenal sebagai lembaga kepercayaan, artinya pihak yang sedang kelebihan
dana akan mempercayakan pada bank secara penuh untuk bisa mengelola
dananya, termasuk menyalurkannya pada pihak yang sedang kekurangan atau
memerlukan dana dalam bentuk kredit.
4
Peran dari financial intermediary ini cukup luas karena dilakukan oleh
lembaga bank ataupun lembaga non-bank. Fungsi utama dari perantara
keuangan adalah sebagai penghubung agar bisa memfasilitasi transaksi
keuangan. Salah satunya adalah ketika lembaga tersebut menyediakan sumber
dana untuk perusahaan. Umumnya aset berbasis biaya dilakukan oleh lembaga
keuangan bank dan perusahaan asuransi. Sedangkan financial
intermediary berbasis biaya lebih menyediakan manajemen portofolio serta
layanan sindikasi. Secara umum, peran dari financial intermediary adalah
sebagai sumber daya pendanaan untuk perusahaan yang berasal dari modal
eksternal perusahaan melalui fasilitas kredit yang bersifat produktif.
1. Minimnya transparansi
2. Perhatian yang kurang memadai pada masalah sosial dan lingkungan
3. Kegagalan dalam menghubungkan secara langsung dengan dampak
pembangunan yang telah terbukti.
5
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bodie et al (2010) menyatakan
bahwa: Bank is a financial intermediary accepting deposits and granting
loans; offers the widest menu of services of any financial institution. Sedangkan
Higgins (2009) menyatakan bahwa: Banks are financial institutions that accept
deposits and make loans. Jones (2006) menyatakan bahwa: the traditional
banking function deals with two processes or contract: (1) gathering deposits
(the first process) and (2) making loans (the second process).
Menurut uraian di atas tersebut, jelaslah bahwa bank berfungsi sebagai
financial intermediary dengan usaha utama menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat. Financial intermediation merupakan suatu aktivitas penting
dalam perekonomian, karena ia menimbulkan aliran dana dari pihak yang tidak
produktif kepada pihak yang produktif dalam mengelola dana. Selanjutnya, hal
ini akan membantu mendorong perekonomian menjadi lebih efisien dan
dinamis. Hal ini dipertegas Fuller et al (2007) bahwa : perbankan nasional
Indonesia berfungsi sebagai financial intermediary dengan kegiatan usaha
pokok menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat atau pemindahan
dan masyarakat dan unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang dari
penabung ke peminjam. Pada umumnya ada beberapa pilihan utama bank
dalam menempatkan dananya untuk memperoleh pendapatan, yaitu sebagai
berikut :
a. Kredit yang dipilih karena return yang lebih baik, meningkatkan
profitabilitas, dan meningkatkan prospek usaha nasabah.
b. Pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang merupakan alternative
penempatan dana yang aman, berisiko rendah, berjangka pendek dengan
tingkat suku bunga yang cukup tinggi.
c. Pembelian obligasi pemerintah dipilih karena memiliki tingkat suku bunga
myang relatif tinggi jadi tingkat keuntungannya cukup baik dan risikonya
rendah.
6
Penanaman dana dalam surat berharga yang lazim oleh perbankan adalah
dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
(Taswan, 2006). Pengertian SBI menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor:
4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI
adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. SBI memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Funding (Pendanaan)
Funding adalah kegiatan menghimpun dana masyarakat atau disebut
nasabah dalam bentuk tabungan, deposito, giro bank adalah sebagai tempat
menyimpan dan berinvestasi, nasabah memiliki keuntungan berupa bunga
dan keamanan uangnya, selain itu nasabah juga dapat melakukan transaksi
pembayaran dengan mudah lewat tabungan. Contoh produk funding bunga
dan deposito.
2. Landing (Pinjaman)
Landing adalah : Suatu kegiatan menyalurkan dana atau
memberikan pinjaman kepada masyarakat, dana yang tersebut berasal dari
masyarakat yang menyimpan uang di bank yang disebut juga dengan
funding.Penyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil
dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan
Lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui
pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama
7
kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis,
tergantung dari kemampuan bank yang menyalurkannya. Demikian pula
dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan. Sebelum kredit
dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh
nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit
akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang
menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi
keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih
bunga kredit dengan bunga simpanan.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hal tersebut menjadi salah satu tantangan yang besar. Mereka pun memiliki
peran penting dalam ekonomi pasar, yang mana alokasi sumber daya yang efisien
adalah tanggung jawab mekanisme pasar. Kompleksitas sistem keuangan sangat
meningkat, sehingga bank dan financial intermediary lainnya harus bisa
menghasilkan produk dan layanan baru, serta berinovasi dalam memenuhi berbagai
kebutuhan kredit. Hal tersebut menjadi gabungan yang tepat pada produk keuangan
bersamaan dengan kebutuhan demi mengurangi risiko sistemik yang bisa
menentukan keberhasilan perantara keuangan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Accurate, https://accurate.id/ekonomi-keuangan/financial-intermediary/
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2004.
Muhammad Djumhan, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya
Bakti, 2000.
--------------, Asas-Asas Hukum Perbankan Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya
Bakti, 1993. Munir Fuadi, Hukum Perbankan Modern, Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti, 1999.
10