Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

The Role of Financial Intermediaries (Concept Funding and


Lending)

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Seminar Keuangan dan Perbankan Syariah

Dosen pengampu : Itsnaini Chusbul Khotimah, M.M

Oleh:

Okta Vidya (2020.04.008)


Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah (IAIQI)
Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan
Tahun Akademik 2023-2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya kami dapatmenyelesaikan Makalah yang berjudul “The Role of
Financial Intermediaries (Concept Funding and Lending)”. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahamat bagi kita. Penulis sangat
bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah
Seminar keuangan dan perbankan syariah.

Dengan terselesainya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan


pembelajaran yang baik bagi kita semua dalam peningkatan pengetahuan. Harapan
kami juga semoga apa yang tulis didalamnya memiliki nilai akademis yang dapat
menunjang pengetahuan akademisi kita, untuk itu mari kita menambah dan
meningkatkan pengetahuan kita demi terwujudnya bangsa Indonesia yang edukatif.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman kita semua, baik terkait
dengan isi maupun sistematika dan cara penulisannya.

Indralaya, 30 September 2023

PENULIS

ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian Financial intermediary ...................................................... 3
B. Peran Financial intermediary .............................................................. 4
C. Keunggulan dan kekurangan Financial intermediary ......................... 5
D. Peran Financial intermediary dalam konsep pendanaan dan
pinjaman .............................................................................................. 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9
A. Kesimpulan ......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan
dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit).
UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan menyatakan bahwa bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Masyarakat yang memiliki dana lebih dapat menyimpan dananya di bank
dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu sesuai kebutuhan dan disebut sebagai dana pihak ketiga. Sementara
masyarakat yang kekurangan dan membutuhkan dana dapat mengajukan
pinjaman atau kredit pada bank.
Berdasarkan Laporan Perkembangan Perbankan dari Bank Indonesia
hingga akhir tahun 2007 disampaikan bahwa kinerja industri perbankan terus
membaik dengan peran intermediasi yang semakin meningkat dan telah
meningkatkan profitabilitas perbankan. Meskipun perbandingan antara seluruh
jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank yang
tercermin dalam loan to deposit ratio belum mencapai 80% sesuai yang
ditetapkan Bank Indonesia. Laporan Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa
belum pulihnya fungsi intermediasi perbankan, disebabkan oleh masih
berlangsungnya konsolidasi internal perbankan dan belum mampunya sektor
riil menyerap kredit. Sementara itu, konsolidasi internal perbankan seperti
penerapan good corporate governance dan pengelolaan risiko yang baik masih
dalam proses. Semua hal tersebut sangat dicermati oleh perbankan karena
pengaruhnya pada kecukupan modal perbankan atau CAR ( Capital Adequacy
Ratio).

1
Faktor internal bank berperan terhadap besarnya jumlah kredit yang
disalurkan. Penyaluran kredit oleh perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh
dana yang tersedia yang bersumber dari DPK (Dana Pihak Ketiga), tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor permodalan atau CAR (Capital Adequacy Ratio),
jumlah kredit macet atau NPL’s (Non Performing Loans), dan LDR (Loan To
Deposit Ratio). Meydianawathi (2006), Fransiska dan Siregar (2008)
menambahkan bahwa terdapat indikator lain yang diduga juga berpengaruh
terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit kepada debitor, yaitu faktor
rentabilitas bank atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam Return On
Asset (ROA).

B. Rumusan Masalah.
1. Apa itu financial intermediary?
2. Bagaimana peran financial intermediary?
3. Bagaimana keunggulan dan kekurangan financial intermediary?
4. Bagaimana konsep financial intermediary dalam pendanaan dan
pinjaman?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui financial intermediary.
2. Untuk mengetahui peran financial intermediary.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan financial intermediary.
4. Untuk mengetahui konsep financial intermediary dalam pendanaan dan
pinjaman.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian financial intermediary


Perantara keuangan atau financial intermediary adalah suatu lembaga
keuangan atau perusahaan yang berperan sebagai perantara antara pihak
penyedia layanan dan pelanggan. Mereka adalah individu ataupun perusahaan
yang berada diantara kedua belah pihak atau lebih dalam hal finansial.
Secara teori, financial intermediary akan melakukan kegiatan penyaluran
dana tabungan menjadi investasi. Kehadiran mereka adalah agar bisa
memperoleh keuntungan dalam sistem keuangan, dan terkadang dibutuhkan
juga untuk mengatur aktivitas yang sama. Selain itu, suatu tren terkini
menunjukkan bahwa peran dari financial intermediary dalam hal tabungan dan
investasi digunakan untuk sistem pasar yang lebih efisien. Financial
intermediary bekerja dalam siklus investasi atau tabungan dalam sebuah sistem
ekonomi dengan fungsi sebagai saluran agar bisa membiayai antara pihak
peminjam dan pihak pemberi pinjaman. Dalam suatu sistem keuangan,
perantara seperti perusahaan asuransi dan bank mempunyai peran yang penting
dalam perekonomian.
Peran penting mereka adalah pada pendanaan eksternal perusahaan. Hal
tersebut berbeda dengan pasar modal, yang mana investor akan melakukan
kontak langsung dengan korporasi yang menciptakan sekuritas yang bisa
dipasarkan, perantara keuangan akan mengajukan pinjaman dari pihak pemberi
pinjaman atau konsumen dan akan meminjamkannya pada perusahaan yang
memerlukan investasi.
Financial intermediary adalah suatu lembaga keuangan yang bergerak
sebagai media penghubung antar beberapa pihak terkait lainnya. Lembaga ini
berguna sebagai lembaga perantara dalam menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan dana pada masyarakat. Financial intermediary ini terbagi
menjadi dua jenis, yaitu lembaga bank dan lembaga keuangan non-bank.
Lembaga keuangan bank ini sama seperti bank umum lainnya, yakni bank

3
perkreditan rakyat dan bank sentral. Sedangkan lembaga keuangan non-bank
contohnya seperti perusahaan sekuritas, pialang, reksadana, asuransi, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan UU No.10 Tahun 1998, Bank adalah Badan Usaha yang
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam wujud simpanan dan
menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk kredit atau berbagai bentuk
lainnya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan menurut
kasmir (2008), bank adalah sebuah badan yang berguna sebagai perantara
keuangan atau financial intermediary antar kedua belah pihak, yakni pihak
yang memiliki dan berlebih dan pihak yang kekurangan dana. Lain halnya
dengan yang diutarakan Sinungan (2000), bank adalah lembaga financial
intermediary, yang menjaga kepercayaan dari masyarakat dengan menjamin
tingkat likuiditas dan bergerak secara efektif dan efisien guna mencapai tingkat
rentabilitas yang baik. Hal tersebut jugalah yang membuat lembaga bank
dikenal sebagai lembaga kepercayaan, artinya pihak yang sedang kelebihan
dana akan mempercayakan pada bank secara penuh untuk bisa mengelola
dananya, termasuk menyalurkannya pada pihak yang sedang kekurangan atau
memerlukan dana dalam bentuk kredit.

B. Peran Financial Intermediary


Financial Intermediary mempunyai sifat cakupan yang luas, karena fungsinya
dilakukan oleh lembaga keuangan bank ataupun non-bank. Lembaga ini sering
menjalankan fungsinya dengan menyediakan sumber daya dana untuk suatu
perusahaan. Financial intermediary seperti halnya bank didasarkan pada biaya atau
aset dengan berdasarkan jenis layanan yang mereka sediakan, bersama dengan
nasabah yang akan mereka tangani. Perantara keuangan berdasarkan aset adalah
lembaga seperti perusahaan asuransi dan bank, sedangkan perantara keuangan
berbasis biaya lebih menawarkan manajemen portofolio dan layanan sindikasi. Secara
jelas bahwa peran dari financial intermediary adalah agar bisa menjadi sumber daya
keuangan untuk perusahaan. Itu artinya, financial intermediary adalah sumber modal
eksternal pihak perusahaan melalui adanya pemanfaatan fasilitas kredit yang sifatnya
produktif.

4
Peran dari financial intermediary ini cukup luas karena dilakukan oleh
lembaga bank ataupun lembaga non-bank. Fungsi utama dari perantara
keuangan adalah sebagai penghubung agar bisa memfasilitasi transaksi
keuangan. Salah satunya adalah ketika lembaga tersebut menyediakan sumber
dana untuk perusahaan. Umumnya aset berbasis biaya dilakukan oleh lembaga
keuangan bank dan perusahaan asuransi. Sedangkan financial
intermediary berbasis biaya lebih menyediakan manajemen portofolio serta
layanan sindikasi. Secara umum, peran dari financial intermediary adalah
sebagai sumber daya pendanaan untuk perusahaan yang berasal dari modal
eksternal perusahaan melalui fasilitas kredit yang bersifat produktif.

C. Keunggulan dan kekurangan Financial Intermediary


Keunggulan dari Financial Intermediary adalah sebagai berikut:
1. Lebih mudah pada peminjaman secara langsung.
2. Perlindungan pada kegagalan pasar.
3. Rekonsiliasi preferensi yang bertentangan dengan pemberi pinjaman
dan pihak peminjam.
4. Perantara penghindar risiko yang mampu membantu menyebarkan dan
juga mengurangi risiko.
5. Mengurangi biaya pinjaman.
6. Mampu meningkatkan produk dan layanan perusahaan.

Sedangkan kekurangan dari financial intermediary adalah sebagai berikut:

1. Minimnya transparansi
2. Perhatian yang kurang memadai pada masalah sosial dan lingkungan
3. Kegagalan dalam menghubungkan secara langsung dengan dampak
pembangunan yang telah terbukti.

D. Peran Financial Intermediary dalam Konsep Pendanaan dan Pinjaman.


Pengertian bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998
tentang perbankan adalah : Badan usaha yang menghimpun dana dari

5
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bodie et al (2010) menyatakan
bahwa: Bank is a financial intermediary accepting deposits and granting
loans; offers the widest menu of services of any financial institution. Sedangkan
Higgins (2009) menyatakan bahwa: Banks are financial institutions that accept
deposits and make loans. Jones (2006) menyatakan bahwa: the traditional
banking function deals with two processes or contract: (1) gathering deposits
(the first process) and (2) making loans (the second process).
Menurut uraian di atas tersebut, jelaslah bahwa bank berfungsi sebagai
financial intermediary dengan usaha utama menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat. Financial intermediation merupakan suatu aktivitas penting
dalam perekonomian, karena ia menimbulkan aliran dana dari pihak yang tidak
produktif kepada pihak yang produktif dalam mengelola dana. Selanjutnya, hal
ini akan membantu mendorong perekonomian menjadi lebih efisien dan
dinamis. Hal ini dipertegas Fuller et al (2007) bahwa : perbankan nasional
Indonesia berfungsi sebagai financial intermediary dengan kegiatan usaha
pokok menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat atau pemindahan
dan masyarakat dan unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang dari
penabung ke peminjam. Pada umumnya ada beberapa pilihan utama bank
dalam menempatkan dananya untuk memperoleh pendapatan, yaitu sebagai
berikut :
a. Kredit yang dipilih karena return yang lebih baik, meningkatkan
profitabilitas, dan meningkatkan prospek usaha nasabah.
b. Pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang merupakan alternative
penempatan dana yang aman, berisiko rendah, berjangka pendek dengan
tingkat suku bunga yang cukup tinggi.
c. Pembelian obligasi pemerintah dipilih karena memiliki tingkat suku bunga
myang relatif tinggi jadi tingkat keuntungannya cukup baik dan risikonya
rendah.

6
Penanaman dana dalam surat berharga yang lazim oleh perbankan adalah
dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
(Taswan, 2006). Pengertian SBI menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor:
4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI
adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. SBI memiliki
karakteristik sebagai berikut:

a. Satuan unit sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).


b. Berjangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12
(dua belas) bulan yang dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung dari
tanggal penyelesaian transaksi sampai dengan tanggal jatuh waktu.
c. Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan sistem diskonto.
d. Diterbitkan tanpa warkat (scripless) dan dapat dipindahtangankan
(negotiable).

1. Funding (Pendanaan)
Funding adalah kegiatan menghimpun dana masyarakat atau disebut
nasabah dalam bentuk tabungan, deposito, giro bank adalah sebagai tempat
menyimpan dan berinvestasi, nasabah memiliki keuntungan berupa bunga
dan keamanan uangnya, selain itu nasabah juga dapat melakukan transaksi
pembayaran dengan mudah lewat tabungan. Contoh produk funding bunga
dan deposito.
2. Landing (Pinjaman)
Landing adalah : Suatu kegiatan menyalurkan dana atau
memberikan pinjaman kepada masyarakat, dana yang tersebut berasal dari
masyarakat yang menyimpan uang di bank yang disebut juga dengan
funding.Penyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil
dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan
Lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui
pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama

7
kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis,
tergantung dari kemampuan bank yang menyalurkannya. Demikian pula
dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan. Sebelum kredit
dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh
nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit
akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang
menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi
keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih
bunga kredit dengan bunga simpanan.

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Financial intermediary mempunyai peran yang penting dalam ekonomi


dunia pada saat ini. Mereka mampu merangsang kegiatan ekonomi agar bisa terus
berjalan. Karena kompleksitas transaksi keuangan terus meningkat, maka financial
intermediary menjadi sangat penting agar bisa terus menciptakan dan memenuhi
berbagai portofolio serta kebutuhan investor. Financial intermediary ini memiliki
peran yang besar atas peminjam ataupun pemberi pinjaman. Perantara yang baik
akan memberikan saran bahwa berbagai lembaga yang sudah disebutkan diatas
sangat penting untuk kerjasama ekonomi dan mereka bersama dengan otoritas
moneter harus bisa memastikan bahwa kredit bisa mencapai pada yang memerlukan
tanpa membahayakan kepentingan investor.

Hal tersebut menjadi salah satu tantangan yang besar. Mereka pun memiliki
peran penting dalam ekonomi pasar, yang mana alokasi sumber daya yang efisien
adalah tanggung jawab mekanisme pasar. Kompleksitas sistem keuangan sangat
meningkat, sehingga bank dan financial intermediary lainnya harus bisa
menghasilkan produk dan layanan baru, serta berinovasi dalam memenuhi berbagai
kebutuhan kredit. Hal tersebut menjadi gabungan yang tepat pada produk keuangan
bersamaan dengan kebutuhan demi mengurangi risiko sistemik yang bisa
menentukan keberhasilan perantara keuangan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Accurate, https://accurate.id/ekonomi-keuangan/financial-intermediary/
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2004.
Muhammad Djumhan, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya
Bakti, 2000.
--------------, Asas-Asas Hukum Perbankan Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya
Bakti, 1993. Munir Fuadi, Hukum Perbankan Modern, Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti, 1999.

10

Anda mungkin juga menyukai