Anda di halaman 1dari 12

KONSEP SISTEM KEUANGAN PERBANKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen dana bank syariah

Dosen pengampu:

Nur Anwar, S.E., M.E

Disusun oleh:

Ananda Khusnatul Laily (21402100)


Naufal Fahzuri (21402102)
Muhammad Ilyas Hanif (21402119)
Mareta Eka Putri (21402123)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah serta inayah-Nya sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk hidup
dan masih diizinkan untuk menikmati dan melihat keindahan ciptaan-Nya.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh
ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen Manajemen Dana
Bank Syariah Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Kediri yang membahas tentang “Konsep
Sistem Keuangan Perbankan”. Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna, untuk itu sangat diharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat mudah dipahami
oleh pembacanya dan dapat membawa manfaat serta menambah wawasan
pengetahuan.

Kediri, 1 September 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
BAB III..............................................................................................................................6
PENUTUP.........................................................................................................................6
A. Kesimpulan............................................................................................................6
B. Saran......................................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keuangan perbankan adalah salah satu aspek penting dalam dunia
ekonomi dan bisnis. Perbankan memainkan peran yang krusial dalam
menghimpun dana dari masyarakat dan mengalokasikannya kembali
kepada peminjam, serta menyediakan berbagai layanan keuangan seperti
penyimpanan, pembayaran, dan investasi. Konsep keuangan perbankan
menjadi sangat relevan dalam konteks perekonomian modern yang
kompleks dan terus berubah.

Peran perbankan dalam perekonomian sangat signifikan, karena


perbankan berfungsi sebagai jembatan utama antara peminjam dan
pemodal. Dengan mengumpulkan dana dari pemegang rekening dan
memberikan pinjaman kepada individu, perusahaan, dan pemerintah, bank
memiliki pengaruh besar terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas keuangan suatu negara. Selain itu, perkembangan teknologi dan
inovasi dalam industri perbankan telah membawa perubahan besar dalam
cara perbankan beroperasi, dengan munculnya layanan perbankan digital,
fintech, dan blockchain yang semakin mengubah lanskap keuangan
perbankan.

Pemahaman tentang konsep ini dapat memberikan kita wawasan


yang luas dalam dunia keuangan perbankan, hal tersebut sangaat
membantu kita apabila ingin terjun kedalam dunia perbankan. Selain itu,
konsep yang ada ini dapat membantu secara financial baik permodalan
atau bahkan sekedar menitipkan uang. Oleh karena itu makalah ini sangat
penting agar memberikan wawasan lebih luas mengenai konsep keuangan
perbankan kususnya yang ada di Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sistem keuangan?
2. Apa saja jenis-jenis lembaga atau institusi keuangan?
3. Bagaimana peran perbankan sebagai pelaksanaan intermediasi?
4. Bagaimana peran penting perbankan dalam sistem keuangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari sistem keuangan.
2. Mengetahui jenis-jenis lembaga atau institusi keuangan.
3. Mengetahui peran perbankan sebagai pelaksanaan intermediasi.
4. Mengetahui peran penting perbankan dalam sistem keuangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Keuangan
Sistem keuangan adalah sistem yang memungkinkan terjadinya
transfer keuangan antara pihak kelebihan dana dengan pihak kekurangan
dana. Sistem tersebut terdiri atas kumpulan lembaga, pasar, instrumen,
produk, jasa, praktik, dan transaksi keuangan yang sederhana maupun
kompleks dan saling berinteraksi satu sama lain.
Pergerakan arus dana dalam sistem keuangan antara pihak yang
kelebihan dana (lender) dan pihak yang kekurangan dana (borrower)
melalui proses intermediasi dan mekanisme pasar keuangan. Arus dana
melalui intermediasi keuangan merupakan pembiayaan secara tidak
langsung karena pemilik dana tidak langsung bertemu dengan pengguna
dana melainkan melalui perantara pihak lain yaitu bank. Sedangkan arus
dana melalui pasar keuangan merupakan pembiayaan secara langsung
karena pemilik dana langsung menyalurkan dananya kepada pengguna
dana melalui pembelian surat-surat hutang (surat berharga) yang
diterbitkan oleh pengguna dana.1
B. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya
terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) atau tagihan
(claims) dibandingkan asset non finansial atau asset riil. Lembaga
keuangan memberikan kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya
dalam surat-surat berharga. Di samping itu, lembaga keuangan juga
menawarkan berbagai jenis skim tabungan, proteksi asuransi, program
pensiun, penyediaan sistem pembayaran, dan mekanisme transfer dana.2
Lembaga keuangan secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.3
1
Simorangkir, Iskandar., “Pengantar Kebanksentralan : Teori dan Praktik di Indonesia” (Raja
Grafindo Persada : Jakarta, 2014), 174
2
Hasan, Nurul Ichsan., “Pengantar Perbankan” (Referensi (Gaung Persada Press Group) : Jakarta,
2014), 39
3
Ibid, 204
3
1. Lembaga keuangan bank
Lembaga keuangan bank menjalankan kegiatan penghimpunan
dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan (tabungan,
giro, deposito), menerbitkan sertifikat deposito dan memberikan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran seperti tranfer, kliring, dsb. Yang dapat
dikelompokkan ke dalam lembaga keuangan bank adalah bank umum dan
Bank Perkreditan Rakyat karena hanya bank-bank inilah yang dapat
menjalankan fungsi tersebut, yaitu: menarik dana secara langsung dan
menyalurkannya kembali terutama dalam bentuk kredit.4
2. Lembaga keuangan non bank
Di beberapa negara, lembaga keuangan non bank sering disebut Non Bank
Financial Institutions (NBFI) atau Non Depository Financial Institutions
(NDFI). Lembaga keuangan yang masuk dalam kelompok ini adalah
semua Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya tidak melakukan
penarikan dana secara langsung sebagaimana halnya yang dilakukan oleh
lembaga keuangan bank. lembaga keuangan non bank dapat
diklasifikasikan ke dalam contractual financial institutions, investment
institutions, finance companies, dan lembaga keuangan non bank lainnya.5
C. Perbankan Sebagai Pelaksanaan Intermediasi
Sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 UU Perbankan, fungsi
utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Fungsi inilah yang menyebutkan bank sebagai lembaga
pelaksana intermediasi, yaitu bank sebagai lembaga perantara
(intermediate) yang berperan untuk menghimpun dana dari masyarakat
berbentuk simpanan (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan dana
kepada masyarakat berbentuk pinjaman atau kredit. Intermediasi yang
dilakukan oleh perbankan adalah intermediasi keuangan, yaitu proses dari
suatu kegiatan pengalihan dana dari ultimate lenders (penyalur) kepada
ultimate borrowed (peminjam).
4
Hasan, Nurul Ichsan., “Pengantar Perbankan” (Referensi (Gaung Persada Press Group) : Jakarta,
2014), 40
5
Ibid, 40
4
Peran perbankan sebagai lembaga intermediasi antara lain:
1. Intermediasi denominasi
Bank menerima tabungan dalam jumlah kecil dari nasabah atau
sumber lain tetapi bank memberikan kredit dalam jumlah yang besar pada
individu dan sector usaha atau lembaga pemerintahan.
2. Intermediasi risiko
Kesediaan bank dalam memberikan kredit kepada nasabah
peminjam dana berisiko dan menerbitkan sekuritas yang relatif aman dan
likuid untuk menyerap dana dari nasabah penabung. Peran bank sebagai
lembaga intermediasi risiko yaitu bank kemungkinan tidak terlepas
memberikan risiko terhadap kredit yang diberikan kepada peminjam.
3. Intermediasi jatuh tempo
Bank berperan untuk menerima dana (simpanan) yang pada
umumnya berjangka pendek dan memberikan kredit yang biasanya
berjangka panjang.
4. Intermediasi informasi
Peran bank dalam intermediasi informasi adalah bank sebagai
penyedia informasi keuangan (pasar uang: produk dan layanan mereka)
kepada nasabah.
5. Intermediasi lokasi
Bank sebagai tempat pengintermediasi (pertengahan) antara
penyalur dana dan pemakai dana untuk bertemu. Nasabah penabung tidak
perlu berlokasi sama dengan nasabah peminjam dana, untuk itu bank ada
untuk menjadi tempat tengah transaksi terjadi.
6. Intermediasi mata uang
Pasar global dan hubungan diplomasi antarnegara di dunia
menimbulkan transaksi valuta asing, di mana keberadaan bank digunakan
sebagai tempat penukaran valuta asing. Mata uang nasabah penabung tidak
selalu sesuai dengan kebutuhan mata uang nasabah peminjam. Oleh karena
itu, bank berperan untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya dalam
transaksi valuta asing.
5
Sumber dana bank dibedakan menjadi beberapa kategori
diantaranya:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
2. Dana yang bersumber dari masyarakat
3. Dana yang berasal dari lembaga keuangan, baik berbentuk bank maupun
non bank
Dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah dana yang
berbentuk setoran modal dari para pemegang saham, cadangan, dan
keuntungan bank yang belum terealisasi kepada para pemegang saham.
Sedangkan dana yang berasal dari masyarakat luas dan dari lembaga
keuangan merupakan sumber dana dari pihak ketiga. Dana yang
bersumber dari masyarakat berbentuk simpanan seperti tabungan, giro,
deposito, sedangkan dana yang bersumber dari lembaga keuangan
umumnya berupa pinjaman.
Dana yang dihimpun dari nasabah dalam bentuk tabungan, giro,
dan deposito digunakan sebagai sumber dana bank untuk beroperasinya
bank tersebut. Sumber dana bank yang berasal dari masyarakat ini dikenai
harga berupa biaya bunga yang harus dibayar oleh bank atau disebut
interest cost. Dana yang dihimpun oleh bank dari nasabah kemudian
digunakan untuk memberikan penyaluran dana berupa pinjaman kepada
nasabah yang mengajukan memerlukan dana. Penggunaan dana yang
terhimpun disalurkan ke nasabah kredit dalam bentuk pinjaman dengan
dibebani bunga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank sebagai
interest income. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas bank akan
memberikan income bagi keberlanjutan bank. Bank memperoleh sumber
pendapatan terbesarnya dari selisih bunga bersih antara income dan
interest cost.6
D. Peran Penting Perbankan Dalam Sistem Keuangan
Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam
perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan

6
Ismanto, Hadi, et.al., “Perbankan dan Literasi Keuangan” (Deepublish : Yogyakarta, 2019), 9-13
6
berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada
yang mengalami defisit. Apabila sistem keuangan tidak stabil dan tidak
berfungsi secara efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan
baik sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Pengalaman
menunjukkan, sistem keuangan yang tidak stabil, terlebih lagi jika
mengakibatkan terjadinya krisis, memerlukan biaya yang sangat tinggi
untuk upaya penyelamatannya.
Perbankan merupakan salah satu industri keuangan yang menjadi
bagian dari sistem keuangan di samping pasar modal, dana pensiun,
asuransi, dan lainnya. Saat ini perbankan Indonesia masih memiliki
pengaruh yang paling besar dalam mendukung stabilitas sistem keuangan.
Hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat dan perusahaan non keuangan
masih menginvestasikan kelebihan dananya pada instrumen keuangan dari
bank seperti tabungan, deposito, dan giro meskipun saat ini sudah tersedia
alternatif investasi keuangan seperti saham di pasar modal, asuransi, dana
pensiun, obligasi dan lain-lain. Demikian pula sebaliknya masyarakat atau
perusahaan yang membutuhkan dana masih mengandalkan kredit dari
bank sebagai sumber dana meskipun sudah ada alternatif pencairan dana
seperti menerbitkan saham, obligasi di pasar modal, dan lain-lain. Hal ini
menjadi dasar bahwa perbankan masih merupakan anchor dalam sistem
keuangan di Indonesia. Guncangan pada perbankan dapat berakibat pada
gagal proses penghimpunan dana dan penyaluran dana pada sistem
keuangan kita.
Pelajaran berharga pernah dialami Indonesia ketika terjadi krisis
keuangan tahun 1998, dimana pada waktu itu biaya krisis sangat
signifikan. Selain itu, diperlukan waktu yang lama untuk membangkitkan
kembali kepercayaan publik terhadap sistem keuangan. Krisis tahun 1998
ini membuktikan bahwa stabilitas sistem keuangan merupakan aspek yang
sangat penting dalam membentuk dan menjaga perekonomian yang
berkelanjutan. Sistem keuangan yang tidak stabil cenderung rentan
terhadap berbagai gejolak sehingga mengganggu perputaran roda
7
perekonomian. Secara umum dapat dikatakan bahwa ketidakstabilan
sistem keuangan dapat mengakibatkan timbulnya beberapa kondisi yang
tidak menguntungkan seperti:
1. Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal
sehingga kebijakan moneter menjadi tidak efektif.
2. Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya
akibat alokasi dana yang tidak tepat sehingga menghambat
pertumbuhan ekonomi.
3. Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya
akan diikuti dengan perilaku panik para investor untuk menarik
dananya sehingga mendorong terjadinya kesulitan likuiditas.
4. Sangat tingginya biaya penyelamatan terhadap sistem keuangan
apabila terjadi krisis yang bersifat sistemik.
Atas dasar kondisi di atas, upaya untuk menghindari atau mengurangi
risiko kemungkinan terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan sangatlah
diperlukan, terutama untuk menghindari kerugian yang begitu besar lagi.
Salah satu upaya adalah memastikan bahwa sistem perbankan di Indonesia
berjalan dengan baik dan efisien.7

7
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), “Buku 2 – Perbankan Seri Literasi Keuangan”, (Tirta Segara:
Jakarta, 2019), 30-31
8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem keuangan adalah sistem yang memungkinkan terjadinya transfer keuangan
antara pihak kelebihan dana dengan pihak kekurangan dana. Sedangkan lembaga
keuangan yakni badan usaha yang kekayaan utamanya berbentuk asset keuangan
(financial assets) atau tagihan (claims) dibandingkan asset non finansial atau asset riil
dan terbagi dalam dua kelompok, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan
non bank. Yang dimaksut bank sebagai lembaga pelaksana intermediasi, yaitu bank
sebagai lembaga perantara (intermediate) yang berperan untuk menghimpun dana dari
masyarakat berbentuk simpanan (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan dana
kepada masyarakat berbentuk pinjaman atau kredit. Perbankan memiliki peran penting
di Indonesia karena berperan dalam upaya untuk menghindari atau mengurangi risiko
kemungkinan terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan sangatlah diperlukan,
terutama untuk menghindari kerugian yang begitu besar lagi.

Anda mungkin juga menyukai