Anda di halaman 1dari 31

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

(MANAJEMEN DANA, MANAJEMEN KREDIT, MANAJEMEN JASA)

Dosen Pengampu :

Setiasih, Dr., Dra, M.M.

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Ahmad Prayogi (202010048)

Sekar Wulan Nur Syifa (202010070)

Diva Syazwina Meyza (202010086)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BHAKTI PEMBANGUNAN

JAKARTA

2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................... 5
2.1. Manajemen Dana............................................................................................................. 5
2.1.1. Sumber Dana Bank ................................................................................................... 6
2.1.2. Simpanan Bank (Giro, Tabungan, Deposito) ........................................................... 8
2.1.3. Penentuan Tingkat Suku Bunga Simpanan ............................................................ 10
2.1.4. Lembaga Penjamin Simpanan ................................................................................ 12
2.2. Manajemen Kredit ......................................................................................................... 15
2.2.1. Pengertian Kredit dan Pembiayaan......................................................................... 15
2.2.2. Unsur-Unsur Kredit ................................................................................................ 16
2.2.3. Tujuan dan Fungsi Kredit ....................................................................................... 18
2.2.4. Penentuan Suku Bunga Kredit ................................................................................ 21
2.2.5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ........................................................................... 23
2.2.6. Penyelesaian kredit Bermasalah ............................................................................. 24
2.3. Manajemen Jasa ............................................................................................................ 25
2.3.1. Pengertian Jasa Bank .............................................................................................. 25
2.3.2. Jenis-Jenis Jasa Bank .............................................................................................. 26
2.3.3. Keuntungan Bank .................................................................................................. 29
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 30
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 31

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permasalahan masyarakat pada masa ini tidak lepas dari masalah keuangan. Oleh
karena itu lembaga keuangan sangat diperlukan bagi masyarakat khususnya pada kelas
menengah kebawah. Lembaga keuangan digolongkan kedalam dua golongan besar yaitu
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank (lembaga pembiayaan) yang
merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha
keuangan yang dilakukan di samping menyalurkan dana atau memberikan pinjaman (kredit)
juga melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan
(Kasmir, 2007: 2)

Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, di mana perbankan diharapkan


mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia. Khususnya dalam
meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat banyak, dalam hal ini bukan kesejahteraan
segolongan orang atau perorangan saja melainkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia
tanpa terkecuali. Dalam hal ini menandakan bahwa bank sangatlah penting dalam
pembangunan nasional karena fungsi bank dalam Pasal 1 angka 2 UU perbankan
mendefinisikan fungsi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan dengan mengadakan pengumpulan dana melalui usaha-usaha yang dijalankan
perbankan, seperti tabungan, deposito, maupun kredit. Adanya tabungan, deposito, maupun
kredit menimbulkan terjadinya perputaran uang di masyarakat sehingga dapat dipergunakan
untuk pembangunan (Yuliana, 2008: 1)

Usaha perkreditan dalam dunia perbankan merupakan kegiatan usaha yang paling
utama, karena pendapatan terbesar dalam usaha perbankan berasal dari pendapatan kegiatan
usaha kredit. Ruang lingkup kredit sebagai kegiatan perbankan tidak semata-mata hanya
menyangkut kegiatan peminjaman kepada nasabah, melainkan sangat komplek, menyangkut

3
keterkaitan unsur-unsur yang cukup banyak diantaranya meliputi: alokasi dana, perjanjian
kredit, organisasi dan management perkreditan, kredit-kredit bermasalah dan penyelesaian
kredit-kredit bermasalah tersebut (Yuliana, 2008: 2).

Pada saat sekarang ini, jasa-jasa perbankan berperan penting bagi masyarakat di
Indonesia dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Tidak sedikit diantara masyarakat Indonesia
yang menggunakan jasa bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Perkembangan dunia
perbankan terlihat dengan banyaknya bank yang beroperasi di Indonesia, sehingga
menimbulkan persaingan antar bank-bank yang ada. Dilihat dari segi persaingan bank-bank
di Indonesia saat ini berperan aktif dalam menarik minat nasabah yang dapat kita lihat dengan
banyaknya produk-produk unggulan dari bankbank yang ada. Yang menjadi perhatian
masyarakat adalah perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perbankan.. Hal ini dapat
dilihat dari persaingan kualitas produk, pelayanan jasa yang ditawarkan dan harga promosi
diantara sekian banyaknya perusahaan perbankan. Untuk memenangkan persaingan maka
bank harus mampu memberikan kepuasan kepada para nasabahnya, misalnya dengan
memberikan layanan prima dengan kualitas layanan produk/jasa yang dapat diandalkan
daripada pesaingnya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ;

1. Bagaimana memahami manajemen dana pada bank?

2. Bagaimana memahami manajemen kredit pada bank?

3. Bagaimana memahami manajemen jasa pada Bank ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Mampu menjelaskan dan mengerti manajemen dana pada bank seperti sumber dana
bank, jenis simpanan bank (simpanan giro, tabungan, deposito), tingkat bunga
simpanan, lembaga penjamin simpanan

4
2. Mampu menjelaskan dan mengerti manajemen kredit pada bank seperti pengertian
kredit dan pembiayaan, unsur-unsur, fungsi dan tujuan kredit, menentukan suku
bunga kredit, prinsip pemberian kredit, dan penyelesaian kredit bermasalah

3. Mampu menjelaskan dan mengerti manajemen jasa pada bank seperti pengertian,
jenis, dan jasa pada bank

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen Dana

Kegiatan utama bank adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan kredit yang harus
dilakukan dengan baik dan benar. Menajemen sangat berperan penting dalam pengumpulan
dana dan penyaluran kredit untuk mendukung tercapainyatujuan.Manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efesien untukmencapai suatu tujuan tertentu. Dana Bank adalah sejumlah uang
yang di miliki dan dikuasai suatu bankdalam kegiatan operasionalnya, atau suatu kegiatan
perencanaan, Pelaksanaan, dan pengendalian terhadap Penghimpunan dana yang ada di
masyarakat.

Manajemen Dana Bank (Bank Found Management) adalah ilmu dan senimengatur proses
penarikan dan pengumpulan dana yang optimal dan dengan cost of money yang wajar. Yang
di maksud dengan wajar adalah cost of money (cost of found + overhead cost) dapat bersaing
dengan bank-bank lain. Bagi bank, manajemen dana bank adalah bagaimana memilih dan
mengelola sumber dana yang tersedia. Bagi bank pengelola sumber dana dari masyarakat
luas, terutama dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito sangatlah penting. Dalam
penglolaan sumber dana di mulai dari pencarian akan kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan
pencarian sumber dana yang tersedia.Pengelolaan sumber dana kini di kenal dengan nama
manajemen dana bank. Dengan kata lain pengertian manajemen dana bank adalah suatu

5
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpuan dana yang ada
di masyarakat.

2.1.1. Sumber Dana Bank

Sumber dana bank merupakan usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai
kegiatan operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsi bank dalam lembaga keuangan yang
kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang. Sebagai lembaga keuangan, maka dana
merupakan persoalan bank yang paling penting, tanpa dana bank tidak akan dapat berbuat apa
– apa dan tidak dapat berfungsi sama sekali. Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank
ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Uang tunai yang
dimiliki ataupun yang dikuasai bank tidak berasal dari bank itu sendiri, tapi juga orang lain,
uang pihak lain yang “dititipkan” pada bank dan sewaktu – waktu akan diambilnya kembali
baik sekaligus maupun secara berangsur – angsur. Sumber dana yang dapat dipilih sesuai
dengan penggunaan dana. Sumber – sumber dana yang ada dapat diperoleh dari sumber
modal sendiri atau modal pinjaman dari masyarakat luas atau lembaga keuangan lainnya.
Adapun jenis sumber – sumber dana bank tersebut :

1. Dana pihak kesatu ( yang bersumber dari pihak bank itu sendiri ) Dana pihak
kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para pemegang saham. Baik
para pemegang saham sendiri, maupun pihak pemegang saham yang ikut mendirikan
bank usaha tersebut pada waktu kemudian, termasuk para pemegang saham publik.
Dalam neraca bank dana modal sendiri tertera dalam rekening modsl dan cadangan
yang tercantum pada sisi pasiva (liabilities).

2. Dana pihak kedua ( bersumber dari lembaga keuangan lain ) Dana pihak kedua
adalah dana yang berupa pinjaman dari luar. Yang terdiri atas dana – dana sebagai
berikut:

a. Call Money

Adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman harian antarbank. Pinjaman ini
diminta bila ada kebutuhan mendesak yang diperlukan bank, jangka waktu call money
biasanya tidak lama sekitar satu minggu, satu bulan, dan bahkan hanya beberapa hari

6
saja. Jika jangka waktu pinjaman hanya satu malam saja, pinjaman itu disebut
overnight call money.

b. Pinjaman Biasa Antar Bank

Adalah pinjaman dari bank lain yang berupa pinjaman biasa dengan jangka waktu
reltif lama. Pinjaman ini umumnya terjadi jika antar bank peminjam dan bank yang
memberikan pinjaman kerja sama dalam bantuan keuangan dengan persyaratan –
persyaratan tertentu yang disepakati kedua belah pihak, jangka waktunya bersifat
menegah atau panjang dengan tingkat bunga relatif lebih lunak.

c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank ( LKBB)

Pinjaman terjadi ketika lembaga – lembaga keuangan tersebut masih berstatus, LKBB
ini hampir semua berubah statusnya menjadi bank umum. Pinjaman dari LKBB ini
lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjual – belikan dalam pasar
uang sebelum jatuh tempo dari pada berbentuk kredit.

d. Pinjaman dari Bank Sentral (BI)

Adalah pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank untuk membiayai usaha
– usaha masyarakat yang tergolong berprioritas tinggi, seperti kredit – kredit program,
misalnya kredit investasi pada sektor – sektor ekonomi yang harus ditunjng sesuai
dengan petunjuk pemerintahan.

3. Dana pihak ketiga (yang berasal dari masyarakat )

Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari
masyarakat. Sumber dana dari masyarakat merupakan sumber dana yang terpenting
bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu
membiayai oprasinya dari sumber dana ini. Penghimpun dana dari masyarakat dapat
dikatakan relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya, selain
itu dapat dilakukan secara efektif dengan memberikan bunga yang relatif lebih tinggi
dan memberikan berbagai fasilitas yang menarik lainnya seperti hadiah, ATM dan
pelayanan yang memuaskan.

7
Keuntungan lain dari dana yang bersumber dari masyarakat adalah jumlah
yang tidak terbatas, baik berasal dari perseorangan (rumah tangga), perusahaan
maupun lembaga masyarakat lainnya. Sedangkan kerugiannya adalah biayanya relatif
lebih mahal jika dibandingkan dana dari modal sendiri, misalnya untuk biaya bunga
atau biaya promosi.

2.1.2. Simpanan Bank (Giro, Tabungan, Deposito)

1. Simpanan Giro (Demand Deposit)

Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang dapat digunakan oleh pemiliknya
sebagai alat pembayaran, dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah pembayaran lainnya (SPPL) atau dengan
cara pemindahbukuan. Rekening giro sering disebut juga dengan rekening Koran
yang dapat digunakan untuk menatausahakan kredit yang diberikan dalam bentuk
rekening giro..Sifat sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana yang
sangat labil dan tidak memiliki jatuh tempo. Kelebihan sumber dana ini adalah
biayanya relatif lebih murah. Bunga yang dibayarkan bank kepada pemegang
rekening ini disebut sebagai “jasa giro”. Persentase jasa giro yang diberikan cukup
bervariasi antara bank satu dengan bank lainnya, akan tetapi pada umumnya masih
lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga deposito berjangka maupun tabungan.

Dalam dunia perdagangan, pembayaran dengan menggunakan giro sangat


memberikan keuntungan terutama dari segi keamanan untuk jumlah pembayaran yang
relatif besar. Dengan memiliki giro, maka tidak perlu menyediakan uang tunai dalam
pembayaran cukup dengan menulis di lembar cek atau bilyet giro. Keuntungan lain
juga bisa didapat, yaitu girant (pemilik rekening giro) akan memperoleh jasa giro
(bunga) yang besarnya tergantung bank yang besangkutan. Kerugiannya adalah
terkadang ada pihak tertentu yang menolak pembayaran dengan cek atau giro.
enarikan uang di rekening giro dapat dilakukan dengan dua sarana, yaitu cek dan
bilyet giro (BG). Apabila penarikan secara tunai, maka sarana penarikannya adalah
cek. Sedangkan untuk penarikan nontunai (pemindahbukuan) adalah menggunakan
bilyet giro. Di samping itu, jika kedua sarana penarikan tersebut habis atau hilang,
maka nasabah dapat menggunkan sarana penarikan lainnya seperti surat pernyataan
atau surat kuasa yang ditandatangani di atas materai.

8
2. Tabungan (Saving Deposit)

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat – syarat tertentu. yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu Semua
bank diperkenankan untuk mengem bangkan sendiri berbagai jenis tabungan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa perlu adanya persetujuan dari Bank
Indonesia.Berbeda dengan simpanan giro yang dapat digunakan oleh para pengusaha
atau para pedagang untuk melakukan transaksi, tabungan lebih ditujukan untuk
maksud berjaga -jaga atau keamanan dana oleh masyarakat luas. Selain itu bila
dibandingkan dengan giro atau deposito, peranan tabungan dalam komposisi sumber
dana perbankan relatif lebih kecil.Tingkat fluktuasi dana tabungan ini dianggap sangat
kecil dan tidak selabil dana yang bersumber dari giro.

3. Deposito (Time Deposit)

Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan (pihak
ketiga) dengan bank yang bersangkutan. Dilihat dari sudut biaya dana, maka dana
yang bersumber dari simpanan dalam bentuk deposito ini merupakan dana yang relatif
mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya, misalnya giro atau tabungan.
Sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana semi tetap. Berbeda dengan
giro, dana deposito akan mengendap dibank karena para pemegangnya (deposan)
tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank dan adanya keyakinan
bahwa pada saat jatuh tempo bila dia (deposan) tidak ingin memperpanjang jangka
waktu simpanannya, maka dananya dapat ditarik kembali.

a) Deposito Berjangka

Deposito berjangka adalah deposito yang dibuat atas nama dan tidak dapat
dipindahtangankan dan penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu sesuai
dengan tanggal yang teleh diperjanjikan antara deposan dan pihak bank. . Deposito
biasanya memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh

9
ditarik nasabah. Deposito baru bisa dicairkan sesuai dengan tanggal jatuh temponya,
biasanya deposito mempunyai jatuh tempo 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan.
Jika uang atau dana deposito tersebut ditarik sebelum waktu jatuh tempo maka akan
dikenakan denda (penalty) sesuai ketentuan bank. Deposito juga dapat diperpanjang
secara otomatis menggunakan sistem ARO (Automatic Roll Over). Deposito akan
diperpanjang otomatis setelah jatuh tempo, sampai pemiliknya mencairkan
depositonya. Pengambilan atau penarikan bunga deposito berjangka yang diterbitkan
dalam valuta asing, umumnya diterbitkan oleh bank devisa. Penerbitan deposito
berjangka dalam valas umumnya diterbitkan dalam valas yang kuat, misalnya seperti
US dollar, Singapore dollar, Yen Jepang ataupun mata uang yang kuat lainnya.

b) Sertifikat deposito

Sertifikat deposito adalah deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2 bulan, 3
bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Sertifikat deposito ini diterbitkan atas unjuk dalam
bentuk sertifikat. Yang artinya didalam sertifikat deposito tidak tertulis nama
seseorang ataupun badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito bisa
diperjualbelikan atau dipindah tangankan pada pihak lain. Pencairan bunga dari
sertifikat deposito bisa dilakukan di muka, tiap bulan atau tiap jatuh tempo, baik itu
tunai maupun non tunai.

c) Deposito On Call

Deposito On Call adalah deposito digunakan untuk deposan yang memiliki jumlah
uang atau dana dalam jumlah besar dan sementara waktu belum digunakan. Deposito
On Call ini mempunyai jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1
bulan. Jenis deposito ini diterbitkan atas nama. Pencarian bunganya dapat dilakukan
pada saat pencairan deposito. Besarnya bunga Deposito On Call umumnya dihitung
perbulan dan untuk menentukan jumlah bunga yang diberlakukan terlebih dahulu
dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak Bank.

2.1.3. Penentuan Tingkat Suku Bunga Simpanan

Pada prinsipnya, tingkat suku bunga adalah harga atas penggunaan uang yang
biasanya dinyatakan dalam persen (%) untuk jangka waktu tertentu. Kasmir, (2008:135)
mengatakan bahwa : “Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh

10
bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah
(yang memiliki simpanan) dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank
(nasabah yang memperoleh pinjaman)”.

Faktor-faktor utama yang mernpengaruhi besar kecilnya penetapan tingkat suku bunga secara
garis besar sebagai berikut:

a. Kebijaksanaan pemerintah

Pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal sukubunga, baik bunga
simpanan maupun bunga pinjaman.Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal, bunga
bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

b. Persaingan

Dalam perolehan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak
perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam artian jika untuk tingkat suku bunga rata-
rata 5 % per tahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan
dinaikkan dibunga pesaing misalnya 5,5 % per tahun. Namun sebaliknya untukbunga
pinjaman harus berada di bawah bunga pesaing.

c. Kebutuhan dana

Bila bank membutuhkan dana dalam jumlah besar misalnya untuk mendukung kebijakan
bank dalam penyaluran kredit (ekspansif) atau kebutuhan bank dalam menutupi kekurangan
likuiditas maka bank berani membayar dana dengan bunga tinggi Bank akan menarik dana
masyarakatdengan bunga tinggi dan atau hadiah besar dan menarik.

Sementara itu bila bank kebanjiran likuiditas dan tidak sedang menyalurkan kredit sehingga
kebutuhan akan dana tidak begitu banyak bahkan akan cenderung menurun maka bank akan
mengurangi penarikan dana dari masyarakat. Pengurangan dana masyarakat ini diwujudkan
dalam bentuk menurunkan bunga tabungan,deposito dan giro yang ditawarkan.

11
2.1.4. Lembaga Penjamin Simpanan

A. Sejarah Penjaminan

Di Indonesia, wacana mengenai perlunya skema penjaminan mulai muncul ketika terjadinya
kebangkrutan bank sumba pada November 1992, setelah preseden tersebut mulai timbul
kesadaran bahwa para penabung (deposan) harus mendapat perlindungan yang memadai,
tatkala terjadi mismatch dan insolvency yang disebabkan oleh kesalahan manajemen bank.

B. Sejarah Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan

Pada tahun 1998, krisis moneter perbankan yang menghantam Indonesia, yang ditandai
dengan dilikuidasinya 16 bank, mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat
pada sistem perbankan. Untuk mengatasi krisis yang terjadi, pemerintah mengeluarkan
beberapa kebjakan diantaranya memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran
bank, termasuk simpanan masyarakat (blanker guarantee). Hal ini ditetapkan didalam
keputusan presiden nomor 193 tahun 1998 tentang jaminan terhadap kewajiban pembayaran
Bank Perkreditan rakyat. Kemudian pada tahun 2004, industri perbankan mengahapuskan
program penjaminan yang popular disebut dengan blanket guarantee dan akan diganti dengan
sistem penjaminan yang lebih permanen. Secara bertahap program ini akan dikurangi
cakupannya dan dikurangi jumlah maksimal yang dijamin. Sebagai pengganti program
blanket guarantee pemerintah telah mengajukan rancangan undang – undang tentang lembaga
penjamin simpanan kepada DPR,. Melalui rancangan undang- undang ini akan dibentuk suatu
lembaga independen yang disebut lembaga penjamin simpanan (LPS) yang berfungsi
menjamin simpanan masyarakat yang ada pada industri perbankan.17

C. Pengertian Lembaga Penjamin Simpanan

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga independen yang berfungsi
menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Badan ini dibentuk berdasarkan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang
ditetapkan pada 22 September 2004. Undang-undang ini mulai berlaku efektif 12 bulan sejak
diundangkan sehingga pendirian dan operasional LPS dimulai pada 22 September 2005.
Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia wajib menjadi
peserta penjaminan LPS. Di dalam perekonomian modern dewasa ini diperlukan suatu sistem
penyangga ekonomi yang kokoh sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan para pelaku
ekonomi yang bernaung dibawahnya, dan yang menjadi salah satu tiang penyangganya
adalah LPS. Hal itu tercermin dari salah satu fungsi dari LPS yakni menjamin simpanan

12
nasabah. Belajar dari krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 ditandai dengan dilikuidasinya 16
bank mengakibatkan runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan
nasional diikuti dengan penarikan simpanan

besar-besaran pada sistem perbankan atau rush. Maka untuk meredam efek bola salju tersebut
saat itu pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya program penjaminan
seluruh simpanan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan blanket guarantee melalui
Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban
Pembayaran Bank Umum dan Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun 1998 tentang Jaminan
Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat Setelah beberapa tahun
dilaksanakannya kebijakan blanket guarantee memang dapat menumbuhkan kembali
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional. Tetapi mengingat risiko dari blanket
guarantee sangat besar yakni kewajiban penyediaan dana talangan dan munculnya moral
hazard bankir juga masyarakat, maka diperlukan suatu lembaga penjaminan simpanan yang
independen

D. Fungsi dan Peranan Lembaga Penjamin Simpanan

LPS berfungsi menjamin simpanan nasabah bank dan turut aktif dalam menjaga stabilitas
sistem perbankan sesuai kewenangannya. Sejak tanggal 22 Maret 2007 dan seterusnya, nilai
simpanan yang dijamin LPS maksimum sebesar Rp 100 juta per nasabah per bank, yang
mencakup pokok dan bunga/bagi hasil yang telah menjadi hak nasabah. Bila nasabah bank
memiliki simpanan lebih dari Rp 100 juta maka sisa simpanannya akan dibayarkan dari hasil
likuidasi bank tersebut.

Tujuan kebijakan publik penjaminan LPS tersebut adalah untuk melindungi simpanan
nasabah kecil karena berdasarkan data distribusi simpanan per 31 Desember2006, rekening
bersaldo sama atau kurang dari Rp 100 juta mencakup lebih dari 98% rekening simpanan.
Sejak terjadi krisis global pada tahun 2008, Pemerintah kemudian mengeluarkan Perpu No. 3
Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang
Lembaga Penjamin Simpanan yang mengubah nilai simpanan yang dijamin oleh LPS
menjadi Rp 2.000.000.000 (dua milyar rupiah). Perpu ini dapat disesuaikan kembali, apabila
krisis global meluas atau mereda. LPS juga turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem
perbankan sesuai dengan kewenangannnya.

13
Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) :

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.

b. Melaksanakan penjaminan simpanan.

c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas
sistem perbankan.

d. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang


tidak berdampak sistemik.

e. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.

Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) :

1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.

2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta

3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.

4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan
laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank.

5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut pada angka 4.

6. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.

7. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi


kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu.

8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan.

9. Menjatuhkan sanksi administratif.

14
2.2. Manajemen Kredit

Menurut Kasmir (2007:72) pengertian manajemen kredit adalah bagaimana mengelola


pemberian kredit mulai dari kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas.
Agar pengelolaan kredit dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya maka kita terlebih dahulu
harus mengenal segala sesuatu yang berhubungan dengan kredit. Menurut Firdaus (2009:4)
manajemen kredit adalah pengelolaan kredit yang dijalankan oleh bank meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sedemikian rupa sehingga kredit tersebut
berjalan dengan baik sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan debitur. Menurut
Arthesa (2006:165) bahwa manajemen kredit merupakan bagian penting dalam manajemen
perbankan secara keseluruhan, karena sebagian besar pendapatan bank mengandalkan sektor
kredit

2.2.1. Pengertian Kredit dan Pembiayaan

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998


adalah sebagai berikut: “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.”

Menurut Kasmir (2013:113) pengertian pembiayaan sebagai berikut: “Penyediaan uang


atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.”

Menurut Umam (2016:205) pengertian pembiayaan sebagai berikut: “Penyediaan dana


atau tagihan yang dipersamakan dengan berupaberupa yaitu transaksi bagi hasil dalam bentuk
mudharabah dan musyarakah, transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik, transaksi jual beli dalam bentuk piutang
murabahah, salam dan istishna’, transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang dan qardh,
dan transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau unit usaha syariah (UUS) dan
pihak lain yang mewajibkan pihak-pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan Ujrah, tanpa
imbalan atau bagi hasil.”

15
Menurut Danupranata (2013:103) pengertian pembiayaan adalah sebagai berikut:
“Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan
dana untuk memenuhi kebutuhan pihakpihak yang tergolong sebagai pihak yang mengalami
kekurangan dana.”

Menurut Danupranata (2013:103) pengertian pembiayaan produktif adalah sebagai


berikut: “Jenis pembiayaan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam definisi
yang luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun
investasi.”

Menurut Danupranata (2013:103) pengertian pembiayaan konsumtif adalah sebagai


berikut: “Jenis pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan
habis digunakan saat dipakai untuk memenuhi kebutuhan.”

Menurut Hasibuan (2008:87) pengertian kredit adalah sebagai berikut: “Semua jenis
pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati.” Jadi penulis menyimpulkan kredit dan/atau pembiayaan
merupakan salah satu jenis pelayanan jasa suatu bank baik bank konvensional ataupun bank
syariah yang mana bank memberikan jasa peminjaman uang kepada masyarakat pada bank
konvensional atau bank membiayai pembelian sesuatu dalam bentuk pinjaman kepada
masyarakat pada bank yang berbasis syariah.

Jadi penulis menyimpulkan kredit dan/atau pembiayaan merupakan salah satu jenis pelayanan
jasa suatu bank baik bank konvensional ataupun bank syariah yang mana bank memberikan
jasa peminjaman uang kepada masyarakat pada bank konvensional atau bank membiayai
pembelian sesuatu dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat pada bank yang berbasis
syariah.

2.2.2. Unsur-Unsur Kredit

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Kasmir
(2013:114-115) adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang,
barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang.
Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan

16
penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan
dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang
disalurkan.

2. Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si
pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian
di mana masingmasing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua
belah pihak yaitu pihak bank dan nasabah.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa
tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

4. Resiko

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan
nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan resiko kerugian yang
diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana
alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar
resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik
resiko yang disengaja maupun resiko yang tidak disengaja.

5. Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam
jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal
dengan nama bunga bagi bank prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga biaya
provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merugikan keuntungan utama bank.
Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi
hasil.

Menurut Simorangkir (2000:101-102) unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah sebagai
berikut:

17
1. Kepercayaan

Keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan, baik dalam bentuk uang,
barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa
yang akan datang.

2. Waktu

Masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang diterima pada
masa yang akan datang.

3. Degree of Risk

Suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu yang memisahkan
antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang akan diterima di kemudian hari. Semakin
lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat risikonya. Dengan adanya unsur risiko ini
maka timbul jaminan dalam pemberian kredit dikemudian hari.

2.2.3. Tujuan dan Fungsi Kredit

A. Tujuan Kredit

Menurut Kasmir (2013:116) tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut:

1. Mencari Keuntungan Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh


keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu Usaha Nasabah Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah
yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan
dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembankan dan memperluaskan usahanya.
Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.

3. Membantu Pemerintah Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai


bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka
semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka
peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor rill.

Menurut Hasibuan (2008:88) mengemukakan bahwa terdapat 7 tujuan dari penyaluran kredit,
antara lain:

18
1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.

2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana kredit.

3. Melaksanakan kegiatan operasional bank.

4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.

5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.

6. Menambah modal kerja perusahaan.

7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

Menurut Simorangkir (2000:102) tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank adalah sebagai
berikut:

1. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.

2. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin


kebutuhan masyarakat.

3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas
usahanya.

B. Fungsi Kredit

Menurut Kasmir (2013:117-119) fungsi kredit sebagai berikut:

1. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang Dengan adanya kredit daat meningkatkan daya
guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan
sesuatu yang berguna.

2. Untuk Meningkatkan Peredaran Dan Lalu Lintas Uang Dalam hal ini uang yang diberikan
atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya, segingga suatu daerah
yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit, maka daerah tersebut akan memperoleh
tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang Kredit yang diberikanoleh bank akan dapat
digunakan oleh si debitur untuk mengeolah barang yang semula tidak berguna menjadi
berguna atau bermanfaat.

4. Meningkatkan Peredaran Barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus
barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu

19
wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang
yang beredar.

5. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat
stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menabah jumlah barang
yang diperlukan oleh masyarakat.

6. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat
meningkatkan kegairahan berusaha, apa lagi bagi si nasabah yang memeang modalnya pas-
pasan. Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau
memperluas usahanya

7. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan,


maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit
diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja,
sehingga dapat mengurangi pengangguran. Bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat
memperoleh pendapatan seperti gaji bagi karyawan yang bekerja di pabrik dan membuka
warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya bagi masyarakat yang tinggal di
sekitar lokasi pabrik.

8. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional Dalam hal pinjaman internasional akan


dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.

Menurut Untung (2000:4) kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam
perdagangan, mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Meningkatkan daya guna uang.

2. Meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang.

3. Meningkatan daya guna dan peredaran barang.

4. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.

5. Meningkatakan kegairahan berusaha.

6. Meningkatkan pemerataan pendapatan.

20
7. Meningkatkan hubungan internasional.

Menurut Hasibuan (2008:88) mengemukakan bahwa terdapat 10 fungsi kredit bagi


masyarakat, antara lain :

1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian.

2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

3. Memperlancar arus barang dan arus uang.

4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lain.)

5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada.

6. Meningkatakan daya guna (utility) barang;

7. Meningkatakan kegairahan berusaha masyarakat.

8. Memperbesar modal kerja perusahaan

9. Meningkatkan income per capita (IRC) masyarakat.

10. Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.

2.2.4. Penentuan Suku Bunga Kredit

Menurut Kasmir (2013) pengertian suku bunga kredit pinjaman atau suku bunga kredit adalah
bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah
peminjam kepada bank. Tingkat suku bunga kredit yang tinggi berdampak pada keuntungan
usaha kecil dan menengah yang lebih sedikit yang dikarenkan oleh semakin tingginya biaya
untuk membayar bunga pinjaman, dimana usaha kecil dan menengah bergantung pada modal
asing atau pinjaman modal dari lembaga keuangan atau bank. Bunga dapat diartikan sebagai
harga yang harus dibayarkan kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang harus
dibayar olehnasabah kepada bank adalah balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvesional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.

Setiap nasabah yang memperoleh fasilitas kredit dari bank akan dikenakan kewajiban
membayar kembali. Pembayaran kewajiban tersebut dilakukan setiap periode apakah harian,

21
mingguan, atau bulanan, pembayaran ini lebih dikenal dengan nama angsuran. Dalam setiap
angsuran yang dibayar oleh nasabah sudah termasuk pokok pinjaman ditambah bunga
angsuran harus dibayar. Jumlah angsuran yang dibayar setiap periode berbeda dari jenis
pembebanan suku bunga yang dilakukan oleh bank. Pembebanan jenis suku bunga oleh bank
adalah dengan memperhatikan jenis kredit yang dibiayai, kemudian juga yang menajadi
pertimbangan bank dalam menentukan pembebanan suku bunga, bunga adalah tingkat risiko
dari masing-masing jenis kredit.

Dewasa ini terdapat tiga jenis model pembebanan suku bunga yan sering dilakukan oleh
bank. Adapun pembebanan suku bunga yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Flate rate

Flate rate merupakan perhitungan suku bunga yang tepat setiap periode sehingga jumlah
angsuran (cicilan ) setiap periode pun tetap sampai pinjaman tersebut lunas. Perhitungan suku
bunga model ini adalah dengan mengalihkan persen bunga per periode dikali dengan
pinjaman. Sebelum menghitung jumlah suku bunga dengan flate rate maka terlebih dahulu
perlu hitung jumlah pokok pinjaman Rumusan adalah:
Angsuran Pinjaman
a. Pokok pinjaman = Jumlah Angsuran

% x pinjaman
b. Suku bunga = Tahun

2. Sliding rate

Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan dengan mengalihkan presentase suku
bunga per periode dengan sisa pinjaman, sehingga jumlah suku bunga yang dibayar debitur
semkain menurun, akibatnya angsuran yang dibayar pun menurun jumlah. Dengan metode
sliding rate pokok pinjaman (pp) tetap sama dan yang berbeda adalah perhitungan suku
bunganya sebagai berikut : Rumusannya:
Angsuran Pinjaman
a. Pokok pinjaman = Jumlah Angsuran

b. Untuk suku bunga yang dihitung dengan menggunakan sisa pinjaman sebagai berikut
% x pinjaman
c. Bunga = Tahun

3. Floating rate

Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan sesuai dengan tingkat suku bunga pada
bulan yang bersangkutan dalam perhitungan model ini suku bunga dapat naik, turun atau
22
tetap setiap periodenya. 15 Begitu pula dengan jumlah angsuran yang dibayar sangat
tergantung dari suku bunga pada bulan yang bersangkutan. Dengan metode floating rate
pokok pinjaman (pp) tetap sama yang berbeda adalah perhitungan suku bunganya sebagai
berikut: Rumusannya :
Angsuran Pinjaman
a. Pokok pinjaman = Jumlah Angsuran

b. Untuk suku bunga dihitung dengan menggunakan sisa pinjaman sebagai berikut
% x pinjaman
c. Bunga = Jumlah Angsuran

2.2.5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2013:136-137) terdapa lima faktor penilaian permohonan kredit yang perlu
diperhatikan oleh Bank antara lain :

1. Kepribadian atau Watak (Character) Character adalah sifat atau watak seseorang. Sifat atau
watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk
membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik
yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.

2. Kemampuan atau Kesanggupan (Capacity) Capacity adalah analisis untuk mengetahui


kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar
belkang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga
akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3. Modal atau Kekayaan (Capital) Capital adalah menganalisis dari sumber mana saja modal
yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek
yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.

4. Jaminan (Colleteral) Collateral adalah jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

5. Kondisi (Condition) Condition adalah penilaian kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang
ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek

23
bidang usaha yang dibiayai hendaknya benarbenar memiliki prospek yang baik, sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

2.2.6. Penyelesaian kredit Bermasalah

Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain:

1) Rescheduling

a) Memperpanjang jangka waktu kredit Dalam hal ini si debitur memberikan


keringanan dalam masalah jangka waktu kredit misalnya perpanjangan jangka
waktu kredit dari 6 bulan menjadi 1 tahun sehingga si debitur mempuyai
waktu yang lebih lama untuk mengembalikan.

b) Memperpanjang jangka waktu angsuran Memperpanjang angsuran hampir


sama dengan jangka waktu kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran
kreditnya di perpanjang pembayaranya pun misalnya dari 36 kali menjadi 48
kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring
dengan penambahan jumlah angsuran.

2) Resconditioning

Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :

a) Kapasitas bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.

b) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Dalam hal ini


penundanaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya
bunga yang dapat ditunda pembayaranya, sedangkan pokok pinjamanya tetap
harus dibayar seperti biasa.

c) Penurunan suku bunga Penurunan suku bunga dimaksud agar lebih


meringankan beban nasabah. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi
jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat
membantu meringankan nasabah.

d) Pembebasan bunga Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah


dengan pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi membayar kredit
tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban membayar pokok
pinjamanya sampai lunas.

24
3) Restructuring Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara
menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan
tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini dengan
menambah jumlah kredit, dengan menambah equity.

4) Kombinasi Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas.

5) Penyitaan jaminan Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah


sudah benar-benar tidak punya etikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk
membayar semua hutanghutangnya.

NPL merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
meng-cover risiko kegagalan pengambalian kredit oleh debitur ( Darmawan dalam
Soedarto:2004). NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula
risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank dalam meberikan kredit harus melakukan
analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Bank
melakukan peninjauan penilaian, dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko
kredit (Ali:2004). Agar kinerja bank harus menjaga NPL-nya dibawah 5%, hal ini sejalan
dengan ketentuan bank Indonesia. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004 NPL dirumuskan sebagai berikut (www.bi.go.id) :

Kredit bermasalah
𝑁𝑃𝐿 𝑥 100%
Kredit yang disalurkan

Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar sehingga
pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal, besaran modal sangat mempengaruhi
besarnya ekspansi kredit. Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan
dalam menyalurkan kredit

2.3. Manajemen Jasa

2.3.1. Pengertian Jasa Bank

Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung, maupun
tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga
intermediary, yaitu lembaga yang memperlancar pembauran transaksi perdagangan, sebagai
lembaga yang memperlancar peredaran uang serta sebagai lembaga yang memberikan
jaminan kepada nasabahnya, baik akan memberikan keuntungan secara langsung bagi bank
dalam bentuk finansial dan nonfinansial. Jasa bank yang dilayani oleh bank merupakan

25
juga jasa dalam negeri dan luar negeri, baik diminta maupun tidak diminta oleh
nasabah.

2.3.2. Jenis-Jenis Jasa Bank

a) Transfer (Kiriman Uang)

Adalah pemindahan uang dalam jumlah tertentu yang dilakukan oleh sebuah bank
atas perintah pihak ketiga kepada bank lain agar membayarkan uang tersebut kepada
pihak yang ditunjuk oleh pihak ketiga tersebut.Pemindahan uang tidak dilakukan
secara fisik atau visual, tetapi dengan pemberitahuan melalui telegram, surat, wesel
tunjuk diantara sesama kantornya. Transfer adalah suatu pelayanan yang diberikan
oleh bank kepada masyarakat dengan bersedia melakukan amanat nasabah untuk
mengirimkan sejumlah uang baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing yang
ditujukan pada pihak lain perorangan maupun lembaga perusahaan di tempat lain
dalam negeri maupun luar negeri.

Jenis-Jenis Transfer

1. Transfer Masuk (Incoming Transfer) Transfer masuk adalah bank menerima


amanat dari cabangnya atau bukan untuk membayar sejumlah uang baik tunai maupun
pemindah bukuan kepada nasabah atau bukan baik dalam negeri maupun luar negeri,
dimana pembayaran tersebut bersifat pasif.

2. Transfer Keluar (Outgoing Transfer) Transfer keluar adalah amanat dari nasabah
kepada bank untuk melakukan pengiriman uang kepada nasabah atau bukan baik
dalam negeri maupun luar negeri, dimana bank pelaksana bersifat aktif.

b) Incaso (Collection)

Inkaso adalah salah satu jenis jasa pelayanan yang ditawarkan oleh bank kepada
nasabah untuk melakukan penagihan sejumlah uang ke suatu pihak atau lembaga
tertentu di kota berbeda. Adapun bentuk penagihan tersebut berdasarkan warkat, yaitu
dapat berupa cek, giro, wesel, dan surat utang.

c) Kliring

yaitu jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan
warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring. Kliring adalah sarana
perhitungan warkat antar bank akibat transaksi yang dilakukan oleh nasabahnya di

26
dalam satu wilayah kerja Bank Inonesia guna memperluas dan memperlancar lalu
lintas pembayaran giral.

Tujuan Kliring

1. Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.

2. Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah,


aman dan efisien.

3. Meningkatkan jumlah dan yang dapat dihimpun dari hasil kliring.

Kewajiban Bank Pelaksana Kliring

1. Berkewajiban melaksanakan penyelenggaraan kliring sesuai dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku.

2. Menyampaikan laporan tentang data-data kliring setiap minggu bersamaan laporan


likuiditas mingguan kepada Bank Indonesia yang membawahi wilayah kliring yang
bersangkutan.

3. Untuk mempermudah bank penyelenggara kliring dalam penyediaan uang kartal


maka ditentukan bahwa hasil kliring hari itu dapat diperhitungkan pada rekening bank
tersebut pada Bank Indonesia.

Peserta Kliring

1. Bank umum

2. Penyertaan dalam kliring dapat dilakukan dengan cara :

a. Langsung yaitu memperhitungkan warkat secara angsung dalam pertemuan


kliring.

b. Tidak langsung yaitu memperhitungkan warkat kliring melalui kantor puat atau
salah stu kantor cabang yang menjadi peserta kliring.

Warkat-Warkat Yang Dikliringkan

1. Cek

2. Bilyet Giro

3. Wesel

4. Surat Bukti Penerimaan Transfer Dari Luar Kota

27
d) Safe Deposit Box

Safe deposit box yaitu jasa bank yang diberikan kepada nasabahnya dalam bentuk
kotak dengan ukuran tertentu dan disewakan kepada nasabah yang berkepentingan
untuk menyimpan dokumen-dokumen atau benda-benda yang berharga.

Kegunaan Safe Deposit Box

1. Untuk menyimpan surat-surat berharga dan surat-surat penting seperti sertifikat-


sertifikat, saham, obligasi, surat perjanjian, akte kelahiran, ijazah, dan lain-lain.

2. Untuk menyimpan benda-benda berharga seperti emas, berlian, mutiara, intan, dan
lain-lain

Keuntungan Safe Deposit Box

1. Bagi Bank

a. Biaya sewa

b. Uang jaminan yang mengendap

c. Pelayanan nasabah

2. Bagi Nasabah

a. Menjamin kerahasiaan barang-barang yang disimpan

b. Keamanan barang terjamin

e) Bank Garansi

yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik
perorangan, perusahaan atau badan lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan
apabila pihak yang dijamin (dalam hal ini adalah nasabah yang bersangkutan)
mengalami wanprestasi.

f) Menerima Setoran-Setoran

Yaitu membantu nasabah dalam mengumpulkan setoran-setoran. Contoh :


pembayaran listrik, air, telepon, pajak, ONH, uang kuliah, dan lain-lain.

g) Pembayaran

Yaitu membantu nasabah perusahaan dalam melakukan pembayaran. Contoh : Gaji,


pensiun, bomus, hadiah, dan lain-lain

28
h) Uang Elektronik

Uang elektronik adalah alat pembayaran dalam bentuk elektronik dimana nilai
uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu dan pengguna harus menyetorkan
sejumlah uang (top up) terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan dalam bentuk
saldo. Uang elektronik terbagi dalam 2 (dua) jenis yaitu berbasis chip (jenis ini
umumnya berbentuk kartu) selain itu ada yang berbasis server (jenis ini umumnya
berbentuk aplikasi yang di-install pada smartphone).

2.3.3. Keuntungan Bank

Keuntungan pokok bank adalah dari selisih bunga simpanan dengan bunga kredit atau
pinjaman. Keuntungan ini dikenal dengan istilah spread based. Keuntungan dari jasa bank
disebut “Fee Based”. Keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank ini antara lain berasal
dari :

1. Biaya Administrasi, yaitu biaya yang dibebankan untuk pengelolaan sesuatu fasilitas
tertentu. Contoh : Biaya Adminstrasi Kredit

2. Biaya Kirim, yaitu biaya yang dibebankan untuk jasa pengiriman uang Contoh : Biaya
Transfer

3. Biaya Tagih, yaitu biaya yang dikenakan untuk menagih dokumen-dokumen milik
nasabah. Contoh : Biaya kliring,, Biaya Inkaso

4. Biaya Provisi dan Komisi, yaitu biaa yang dikenakan kepada jasa kredit.

5. Biaya Sewa, yitu biaya yang dikenakan kepada jasa penyewaan yang disediakan oleh bank.
Contoh : Biaya Safe Deposit Box

6. Biaya Iuran, yaitu biaya yang dibebankan untuk jasa pelayanan Bank Card Contoh : Kartu
Kredit

29
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manajemen Dana Bank (Bank Found Management) adalah ilmu dan senimengatur
proses penarikan dan pengumpulan dana yang optimal dan dengan cost of money yang wajar.
Yang di maksud dengan wajar adalah cost of money (cost of found + overhead cost) dapat
bersaing dengan bank-bank lain. Bagi bank, manajemen dana bank adalah bagaimana
memilih dan mengelola sumber dana yang tersedia. Bagi bank pengelola sumber dana dari
masyarakat luas, terutama dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito sangatlah
penting.

Manajemen kredit adalah pengelolaan kredit yang dijalankan oleh bank meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sedemikian rupa sehingga kredit
tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan debitur.

Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung, maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga intermediary,
yaitu lembaga yang memperlancar pembauran transaksi perdagangan, sebagai lembaga yang
memperlancar peredaran uang serta sebagai lembaga yang memberikan jaminan kepada
nasabahnya, baik akan memberikan keuntungan secara langsung bagi bank dalam bentuk
finansial dan nonfinansial.

30
DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, H. (2011). Manajemen perbankan. Bumi Aksara.

Mamuaja, J. (2015). Fungsi lembaga penjamin simpanan dalam rangka perlindungan hukum
bagi nasabah perbankan di Indonesia. Lex Privatum, 3(1).

Noor, H. C. M. (2013). Manajemen Kredit Bank Umum dan BPR. Quantum Expert.
Bandung.

Frida, C. V. O. (2021). Manajemen perbankan.

Lubis, I. (2010). Bank dan Lembaga Keuangan. USUpress.

Wulantika, L. (2011). Jasa-jasa Bank.

http://eprints.perbanas.ac.id/1144/4/BAB%20II.pdf

https://eprints.perbanas.ac.id/1113/4/BAB%20II.pdf

http://eprints.polsri.ac.id/2998/3/BAB%20II.pdf

https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/467/jbptunikompp-gdl-linnawahdi-23303-14-pertemua-
k.pdf

https://repository.um-surabaya.ac.id/3200/3/BAB_2.pdf

https://repository.uin-suska.ac.id/15264/7/7.%20BAB%20II__2018124IH.pdf

https://repository.ummat.ac.id/259/2/CAVER-BAB%20III.pdf

http://repository.usm.ac.id/files/skripsi/B11A/2015/B.111.15.0122/B.111.15.0122-05-BAB-
II-20190223062518.pdf

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4042/3/BAB%20II.pdf

https://stie.dewantara.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/Pertemuan-4-Manajemen-
Perkreditan.pdf

https://dipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN_DANA_BANK.pdf

31

Anda mungkin juga menyukai