Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

KEGIATAN PENGALOKASIAN DANA & SUKU BUNGA

Dosen Pengampu: Agus Nisfur Romdioni, S.E., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 4:

- Pieter Stanlie (202162201004)


- Lia Fitria Ningsih (202162201039)
- Inarwati Basri (202162201059)
- Muhammad Choirullah Zainal Said (202162201070)
- Igamawarni Ramma (202162201096)
- Fansiska Enceng Rahakbauw (202162201110)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSAMUS

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah sederhana ini yang berjudul “Kegiatan Mengalokasikan Dana & Suku
Bunga” ini dapatdiselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih


kepada semua pihak yang secara langsung maupun secara tidak langsung ikut
membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada bapak Dosen Mata Kuliah Bank & Lembaga Keuangan (Bapak Agus
Nisfur Romdioni, S.E., M.Si.).

Penulis menyadari sungguh bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi komposisi isi makalah, metode
penulisan, penyusunan maupun dari sisi tata naskahnya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya konstruktif demi perbaikan
dan kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.

Merauke, 4 November 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian Pengalokasian Dana................................................................3

B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan...........................................................4

C. Unsur-unsur Kredit....................................................................................5

D. Tujuan dan Fungsi Kredit..........................................................................6

E. Jenis-jenis Kredit.......................................................................................9

F. Jaminan Kredit........................................................................................12

G. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit............................................................13

H. Aspek-aspek Penilaian Kredit.................................................................16

I. Kualitas Kredit........................................................................................17

J. Teknik Penyelesaian Kredit Macet..........................................................21

K. Pengertian Suku Bunga...........................................................................23

L. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga....................................24

ii
M. Komponen dalam Menentukan Suku Bunga Kredit................................24

N. Jenis-Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit..........................................25

BAB III..................................................................................................................27

PENUTUP.............................................................................................................27

A. Kesimpulan..............................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana diketahui, keberadaan bank yang merupakan salah


satu lembaga yang menyediakan fasilitas jasa baik dalam hal
penyimpanan, penukaran, penyaluran, hingga jasa perantara terlihat terus
mengembangkan penyediaan jasa-jasa tersebut guna mengikuti tuntunan
kemajuan perekonomian yang begitu pesat baik dalam cara ber transaksi,
cara penukaran, hingga pengambilan dana yang sangat modern. Dari
beberapa jasa itu peran serta bank di dalam penghimpunan dana (funding)
yang ada di masyarakat menjadikan nya sebagai salah satu indikator inflasi
penting dan bersama pemerintah dapat bekerjasama untuk menjaga tingkat
inflasi serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia.
Kemampuan bank untuk menghimpun dana dalam lingkup besar
serta luas menjadikan nya sangat efektif untuk menjalankan tugas
keduanya yaitu pengalokasian dana/penyaluran dana dari masyarakat
tersebut kembali kepada masyarakat yang tujuannya tiada lain untuk terus
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Alokasi dana adalah
menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dara dalam
bentuk simpanan. Penjualan dana ini tidak lain agar perbankan dapat
memperoleh keuntungan scoptimal mungkin. Tujuan bank dari
pengalokasian dana adalah memperoleh keuntungan semaksimal mungkin.
Dalam mengalokasikan dana pihak perbankan membagi nya ke dalam
prosentase-prosentase tertentu sesuai dengan kondisi yang terjadi di dalam
perekonomian pada saat sekarang ini.
Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau
lebih dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan

1
dengan membelikan berbagai asset yang dianggap menguntungkan bank.
Dalam mengalokasikan dananya pihak bank harus dapat memilih dari
berbagai alternatif yang ada. Keuntungan utama bisnis perbankan adalah
selisih antara bunga dari sumber-sumber dana dengan bunga yang diterima
dari alokasi dana tertentu. Oleh karena itu, baik faktor-faktor sumber dana
maupun alokasi dana memegang peranan yang sama pentingnya di dunia
perbankan. Penentuan bunga sumber dana akan sangat berpengaruh
terhadap bunga alokasi dana yang akan dibebankan.
Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian
yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. la
mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan
mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Biasanya
suku bunga diekspresikan sebagai persentase pertahun yang dibebankan
atas uang yang dipinjam. Tingkat bunga pada hakikatnya adalah harga.
Seperti halnya harga, suku bunga menjadi titik pusat dari pasar, dalam hal
ini pasar uang dan pasar modal. Sebagaimana harga, suku bunga dapat
dipandang sebagai sebuah mekanisme untuk mengalokasikan sumber daya
dan perekonomian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pengalokasian dana ?


2. Apa pengertian kredit dan pembiayaan ?
3. Apa yang termasuk unsur – unsur kredit ?
4. Apa tujuan dan fungsi dari kredit ?
5. Bagaimana jenis – jenis kredit ?
6. Bagaimana jaminan kredit ?
7. Bagaimana prinsip – prinsip pemberian kredit ?
8. Apa saja yang termasuk aspek – aspek dalam penilaian kredit ?
9. Bagaimana kualitas kredit ?
10. Apa saja teknik penyelesaian kredit macet ?

2
11. Apa pengertian suku bunga ?
12. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi suku bunga kredit ?
13. Bagaimana komponen – komponen dalam menentukan bunga kredit ?
14. Apa saja jenis – jenis pembebanan suku bunga kredit ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Pengalokasian dana


2. Untuk mengetahui pengertian kredit dan pembiayaan
3. Untuk mengetahui yang termasuk unsur – unsur kredit
4. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari kredit
5. Untuk mengetahui jenis – jenis kredit
6. Untuk mengeathui jaminan kredit
7. Untuk mengetahui prinsip – prinsip pemberian kredit
8. Untuk mengetahui yang termasuk aspek – aspek dalam penilaian kredit
9. Untuk mengetahui kualitas kredit
10. Untuk mengetahui teknik penyelesaian kredit macet
11. Untuk mengetahui pengertian suku bunga
12. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi suku bunga
kredit
13. Untuk mengetahui komponen – komponen dalam menentukan bunga
kredit
14. Untuk mengathui jenis – jenis pembebanan suku bunga kredit

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengalokasian Dana

Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari


masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito
adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang
membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal juga dengan
istilah alokasi dana. Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk
pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat pula
dilakukan dengan membelikan berbagai aset yang dianggap
menguntungkan bank. Arti lain dari alokasi dana adalah menjual kembali
dana yang di peroleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan.
Penjualan dana ini tidak lain agar perbankan dapat memperoleh
keuntungan seoptimal mungkin. Dalam mengalokasikan dananya pihak
perbankan harus dapat memilih dari berbagai alternatif yang ada.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa keuntungan utama bisnis
perbankan adalah selisih antara bunga dari sumber-sumber dana dengan
bunga yang diterima dari alokasi dana tertentu. Oleh karena itu, baik
faktor-faktor sumber dana maupun alokasi dana memegang peranan yang
sama pentingnya di dunia perbankan. Penentuan bunga sumber dana akan
sangat berpengaruh terhadap bunga alokasi dana yang aka dibebankan.
Kegiatan alokasi dana yang terpenting tersebut adalah alokasi dana dalam
bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit bagi bank berdasarkan
prinsip konvensional dan pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah.

4
B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan

Menurut Undang Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit


adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga Sedangkan
pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persenjuan atau kesepakatan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.
Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa kredit atau
pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan
uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil.
Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah
penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian
yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban
masingmasing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan
bersama. Demikian pula dengan masalah sangsi apabila si debitur ingkar
janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.
Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank
berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank
berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang
diharapkan Bagi bank berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang
diperoleh melalui bunga sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip
bagi hasil berupa imbalan atau bagi hasil. Dalam artian luas kredit
diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit
berarti "credere" artinya percaya. Maksud dari percaya bagi si pemberi
kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang

5
disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi
si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga
mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu.

C. Unsur-unsur Kredit

Dari penjelasan di atas terkandung dalam pemberian suatu fasilitas


kredit. Atau dengan kata lain pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh
mengandung makna apa saja sehingga jika kita bicara kredit, maka
termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah sebagai berikut.
1) Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di
masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di
mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian pe nyelidikan tentang
nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan
penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah
pemohon kredit.
2) Kesepakatan
Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3) Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,
jangka menengah atau jangka panjang.
4) Risiko

6
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin
panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula
sebaliknya, Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang
disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak
sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha
nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
5) Balas jasa
Merupakan Keuntungan atas pemberian tersebut yang kita kenal
dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya
administrasi kredit ini merupakan ke suatu kredit atau jasa keuntungan
bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas
jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

D. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan


pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut
didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai
berikut.
1) Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredis
tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang di terima
oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang
dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk
kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus-menerus menderita
kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi
(dibubarkan).
2) Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal

7
kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluaskan usahanya.
3) Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit
berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebamnya pemberian
kredit adalah sebagai berikut:

a) Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabai dan


bank.
b) Membuka kesempatan kerja.
c) Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian
besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah
barang dan jasa yang beredar di masyarakat.
d) Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang
sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam
negeri dengan fasilitaskredit yang ada jelas akan dapat menghemat
devisa negara.
e) Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang
dibiayai untuk keperluan ekspor.

Kemudian di samping tujuan di atas suatu fasilitas kredit memiliki


fungsi sebagaiberikut:

a) Untuk meningkatkan daya guna uang


Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang
mak- sudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit
uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau
jasa oleh si penerima kredit.

8
b) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan
beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah
yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah
tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
c) Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh
si debi- tur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi
berguna atau bermanfaat.
d) Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus
barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
e) Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai
stabilits ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan
me nambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.
f) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan
kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang
modalnya pas pasan.
g) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik,
terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit
diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu
membutuhkan tenaga kerja sehingga dapatpula mengurangi
pengangguran.
h) Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan
saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi
kredit.

9
E. Jenis-jenis Kredit

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat


untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis.Secara umum jenis-jenis
kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut:
1) Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangunproyek/pabrik baru atau untuk keperluan
rehabilitasi.Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun
pabrik atau membeli mesin-mesin. Pendek kata masa pe-
makaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.
b. Kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalar
operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberika untuk
membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya
lainnya yang berkaitan dengan proses- produks perusahaan.
2) Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif Kredit
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya
akan menghasilkan barang. kredit pertanian akan menghasilkan
produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan bahan
tambang atau kredit industri lainnya.
b. Kredit konsumtif Kredit
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi, Dalam
kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan,
karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau

10
badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil
pribadi, kredit perabotan rumah tangga, dan kredit konsumtif
lainnya.
c. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk
membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari
hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering
diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan
membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya
kredit ekspor dan impor.
3) Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari
1 tahun atau palinglama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk
keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya
kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman
padi atau palawija
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai
dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredir
untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling
panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3
tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka
panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur
dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan
4) Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan

11
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan
tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau
jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan
dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang ata
orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek
usaha dan karakter serta loyalitas calon debitur selama ini. atau
nama baik sicalon debitur selama ini.
5) Dilihat dari segi sektor usaha
a) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat
berupa jangka pendek atau jangka panjang.
b) Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misal- nya
peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.
c) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil,
menengah atau besar.
d) Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya
biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak
atau timah.
e) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk
membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula
berupa kredit untuk para mahasiswa.
f) Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti, dosen,
dokter atau pengacara.
g) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan
atau pembelian perumahan.
h) Dan sektor-sektor lainnya

12
F. Jaminan Kredit

Seperti sudah dibahas di atas bahwa kredit dapat diberikan dengan


jaminan atau tanpa jaminan. Sebaliknya dengan jaminan kredit relatif lebih
aman meng-ingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh jaminan
tersebut. Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon
debitur adalah sebagai berikut:
1) Dengan jaminan
a. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat
dijadikan jaminan seperti: tanah bangunan kendaraan bermotor
mesin-mesin/peralatan, barang dagangan tanaman/kebun sawah
dan lainnya.
b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan
surat-surat yang dijadikan jaminan seperti: sertifikat saham
sertifikat obligasi sertifikat tanah sertifikat deposito rekening
tabungan yang dibekukan rekening giro yang dibekukan promes
wesel dan surat tagihan lainnya.
c. Jaminan orang yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan
apabila kredit tersebut macet, maka orang yang memberikan
jaminan itulah yang menanggung risikonya.
2) Tanpa jaminan
Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang
diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan
untuk perusahaan yang memang benar- benar bonafid dan profesional
sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil Dapat pula
kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian terhadap prospek
usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha pengusaha
ekonomi lemah.

13
G. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Sebelum fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa


kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan.
Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk
mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur
penilaian yang benar.
Biasanya kriteria penilaian harus dilakukan oleh bank untuk
mendapatkan nasabah yang bener-benar menguntungkan dilakukan dengan
analisis 5C dan 7P. Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit
adalah sebagai berikut.
1) Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak
dari seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya.
Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki
reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal
yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau
penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat
dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya
hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
2) Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah
dalam membayar kredit. Bank harus mengetahui secara pasti atas
kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari
waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak
mampu melakukan pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan
bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat menolak permohonan dari
calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability.

14
3) Capital
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
yang dikelola calon debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur
selain besarnya juga strukturnya. Untuk melihat penggunaan modal
apakah efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan
rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari
segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.
4) Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya
melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang
dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5) Condition
Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi
ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.
Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-
benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit
tersebut bermasalah relatif kecil.

Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan


analisis 7P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut:

1) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian
personality juga mencakup sikap. emosi, tingkah laku dan tindakan
nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
2) Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta

15
karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu
dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank
3) Perpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh
apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-
lain.
4) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
apakah menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas
kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank
yang rugi akan tetapi juga nasabah.
5) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur
maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi
akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.
6) Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari periode ke penode, apakah akan
tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan
kredit yang akan diperolehnya.
7) Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan
mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan
benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat
berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi

16
H. Aspek-aspek Penilaian Kredit

Disamping menggunakan 5C dan 7P, maka penilaian suatu kredit


layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh
aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek yang dikenal dengan
nama studi kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini biasanya
digunakan untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu
panjang.
Menurut Kasmir (2014:97) dalam bukunya Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya ada beberapa aspek yang dinilai antar lain :
1) Aspek Yuridis/Hukum
Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha
serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat
diketahui siapa-siapa pemilik dan besamya modal masing-masing
pemilik.
2) Aspek Pemasaran
Dalam aspek ini kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang
dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya
bagaimana.
3) Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki
untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut.
Disamping itu hendaknya dibuat cash flow dari pada keuangan
perusahaan.
4) Aspek Teknis Operasi
Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksii
seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout
ruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.
5) Aspek Manajemen

17
Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya
manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya
manusia. Pengalaman perusahaandalam mengelolah berbagai proyek
yang ada dan pertimbangan lainnya.

I. Kualitas Kredit

Hidup matinya bank sangatlah dipengaruhi oleh jumlah kredit yang


disalurkan dalam uatu periode. Masudnya, semakin banyak kredit yang
disalurkan semakin besar juga perolehan labanya. Bahkan hampir semua
bank masih mengandalkan penghasilan utamanya dari jumlah penyaluran
kreditnya (spread baased). di samping duri penghasilan atas fee based yang
berupa biaya-biaya dari jasa-jasa nak lainnya yang dibebankan ke nasabah.
Dalam praktiknya banyaknya jumlah kredit yang disalurkan juga harus
memerhatikan kualitas kredit tersebut. Maksudnya, semakin berkualitas
kredit yang diberikan atau memang layak untuk disalurkan akan
memperkecil risiko terhadap kemungkinan kredit tersebut bermasalah.
Terdapat dua unsur dalam melepas kreditnya agar berkulitas pihak
bank, yaitu sebagai berikut.
1) Tingkat perolehan laba (return), artinya jumlah laba yang akan
diperoleh atas penyaluran kredit. Jumlah perolahan laba harus
memenuhi ketentuan yang berlaku apabila ingin dinilai baik
kesehatannya.
2) Tingkat risiko (risk), artinya tingkat risiko yang akan dihadapi
terhadap kemungkinan melesetnya perolehan laa bank dari kredit yang
disalurkan.

Dalam memenuhi kriteria ketentuan yang berlaku, perbankan harus


memerhatikan empat faktor agar kesehatan bank dapat diukur yaitu:

a. Tingkat Return On Assets (ROA)

18
b. Return On Equity (ROE)
c. Timing of Return (waktu perolehan laba)
d. Future Prospect (prospek ke depan di masa yang akan datang)

Selanjutnya, tingkat perolehan laba bank juga harus mengetahui risiko-


risiko yang akan dihadapi, risiko ini merupakan kondisi dan situasi yang
akan dihadapi di masa ang akan datang yang sagat pengaruhnya terhadap
perolehan laba bank, meliputi :

1) Risiko Lingkungan
Artinya, risiko yang berkaitan dengan lingkungan perbankan
terutama yang berkaitan dengan lingkungan luar (eksternal) antara
lain: risiko ekonomi, risiko kompetisi, dan risiko peraturan.
2) Risiko Manajemen
Artinya, risiko yang berkaitan dengan risiko dalam perusahaan
(internal) seperti: risiko organisasi risiko kemampuan, dan risiko
kegagalan.
3) Risiko Penyerahan
Risiko penyerahan juga lebih terpengaruh oleh internal bank seperti:
risiko operasonal, risiko teknologi, risiko strategik
4) Risiko Keuangan
Risiko ini berkaitan erat dengan pengaruh internal dan eksternal bank
seperti: risiko kredit, risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko
leverage, dan risiko internasional.

Dalam manajemen kredit terdapat beberapa fungsi sehingga


meudahkan bank untuk menjalakan aktivitas kreditnya. Tujuan pemisahan
fungsi kredit ini adalah agar pengelolaan kredit dapat diproses secara
benar, lengkap teliti dan sempurna sehingga memiliki risiko rendah dan
tidak menimbulkan masalah. Oleh karena itu, pemisahan fungsi dalam

19
organisasi kredit juga memerhatikan keberadaan fungsi-fungsi tersebut.
terdiri dari:

1) Pemasaran kredit
2) Analisis kredit
3) Taksasi jaminan
4) Administrasi kredit
5) Audit kredit

Banyak cara agar kredit yang diberikan oleh perbankan memiliki


kualitas. Dalam mennituskan suatu permohonan kredit yang akan
diberikan kepada nasabah agar berkualitas, sebaiknya perlu dibentuk
komite kredit (loan committees). Komite ini bertugas memberikan
pelayanan hal-hal yang berkaitan dengan kredit yang disalurkan. Secara
umum tugas komite kredit ini adalah sebagai berikut.

a. Membuat keputusan dan penalaahan kredit baru, artinya setiap adanya


permohonan kredit baru, perlu ditelaah secara benar tentang kelayakan
kredit sebelum mengambil keputusan.
b. Memastikan kelengkapan dokumen kredit, artinya dalam pengajuan
kredit, apapun syarat kelengkapan dokumen mutlak untuk diserahkan.
Syarat ini merupakan salah satu aspek penilaian kelayakan suatu kredit
sehinngga tidak menimbulkan masalah kedepan.
c. Persetjuan perpanjangan kredit, artinya bagi kredit yang sudah
berakhir masa pinjamannya dan nasabah tersebut masih ingin
memperpanjang kredit karena suatu hal, komite kembali harus
memberikan persetujuan, apakah kredit tersebut layak atau tidak untuk
diperpanjang dengan pertimbangan yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
d. Perubahan kondisi dan syarat kredit, artinya kalau kondisi nasabah
dengan situasi yang berkembang diluar menyebabkan nasabah

20
mengalami kesulitan, pihak perbankan perlu melakukan perubahan
tentang kondisi dan syarat kredit, misalnya perubahan jangka waktu
pembayaran, atau bunga yang di bebankan pada nasabah.
Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit perlu
diberikan ukuran- ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan
kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut.
1) Lancar (pas)
Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila:
a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu
b. Memiliki mutasi rekening yang aktif
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan angsuran tunai (cash
collateral)
2) Dalam Perhatian Khusus (special mention)
Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria
antara lain:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau
bunga yang belum melampaui 90 hari.
b. Kadang-kadang terjadi cerukan.
c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.
d. Mutasi rekening relatif aktif.
e. Didukung dengan pinjaman baru
3) Kurang Lancar (substandard)
Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di antaranya :
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau
bungaa yang telah melampaui 9 hari
b. Sering terjadi cerukan
c. Terjadi pelangaran tehadap kontrak yang diperjanjikan lebih
dari 90 hari
d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur atau

21
f. Dokumen pinjaman yang lemah
4) Diragukan (doubtful)
Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria diantaranya:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan bunga
yang telah melampaui 180 hari
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d. Terjadi kapitalisasi bunga
e. Dokumen hukum yan lemah, baik untuk perjanjian kredit
maupun pengikatan jaminan
5) Macet (loss)
Dikatakan mace apabila memenuhi kriteria antara lain:
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau
bunga yang telah melampaui 270 hari
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
c. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai yang wajar

J. Teknik Penyelesaian Kredit Macet

Sepandai apapun analis kredit dalam menganalisis setiap permohonan


kredit, kemungkinan kredit tersebut macet pasti ada, hal ini disebabkkan
oleh dua unsur yaitu:
1. Dari pihak perbankan
Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti
sehinga apa yang scharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya.
Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak
debitur sehingga dalam analisnya dilakukan secara subjektif.
2. Dari pihak nasabah
Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat dua hal
yaitu:

22
a. Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk
tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga
kredit yang diberikan macet (tidak ada kemauan untuk membayar).
b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau embayar, tetapi
tidak mampu. Sebagai contohnya kredit yang dibiayai mengalami
musibah seperti kebakaran, kena hama, kebanjiran, dan sebagainya.
Sehingga tidak adanya kemampuan untuk membayar.

Dalam kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan


sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan terhadap kredit
macet dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Rescheduling
a. Memperpanjang jangka waktu kredit
Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah
jangka waktu kredit misalnya perpanjangan jangka waktu kredit
dari 6 bulan menjadi 1 tahun sehingga si debitur mempunyai waktu
yang lebih lama untuk mengembalikannya.
b. Memperpanjang jangka waktu angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu
kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya
diperpanjang pembayarannyapun misalnya 36 kali menjadi 48 kali
dan hal inni tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil
seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
2. Reconditioning
Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti berikut.
a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya
hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok
pinjamannya tetap harus dibayarkan seperti biasa.

23
c. Penurunan suku bunga, maksudnya agar lebih meringankan beban
nasabah. Sebagai contoh jika bunga pertahun sebelumnya
dibebankan 20% diturunkan menjadi 18%, hal ini tergantung dari
pertimbangan yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan
memengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil sehingga
diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.
d. Pembebasan bunga, dalam hal ini diberikan kepada nasabah
dengan pertimbangan nasabh sudah akan mampu lagi membayar
kredit tersebut. Akan tetapi, nasabah tetap mempunyai kewajiban
untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.
3. Restructuring
a. Dengan menambah jumlah kredit
b. Dengan menambah equity: Dengan menyetor uang tunai,
Tambahan dari pemilik
4. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas.
5. Penyitaan jaminan
Merupakan jalan terakhir apabila nasabah sedah benar-benar tidak
punya etiket, baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar
semua utang-ulangnya.

K. Pengertian Suku Bunga

Teori Karl dan Fair dalam Rezal Wicaksono (2010) mengatakan


suku bunga adalah pembayaran tahunan dari suatu peminjaman, dalam
bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang
diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah peminjam.
Pengertian suku bunga menurut Sumariyah (2004) adalah harga
dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per
unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yagn
digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.

24
Suku bunga dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan
suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang
dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedangkan, suku
bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan
kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah
selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Dalam teori
ekonomi, upah dapat diartikan sebagai pembayaran atas jasa- jasa fisik
maupun mental yang disedikan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha.

L. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan


suku bunga adalah:
a. Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara
permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank
agar kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan
suku bunga simpanan.
b. Persaingan, dalam memperebutkan daa simpanan, maka disamping
faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus
memperhatikan pesaing.
c. Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun
bunga pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah.
d. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan
sema tinggi tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya
kemungkinan resiko... masa mendatang. Serta faktor-faktor yang lain.
e. Target keuntungan yang diharapkan.
f. Reputasi perusahaan.
g. Kualitas jaminan.
h. Daya saing produk

25
M.Komponen dalam Menentukan Suku Bunga Kredit

a. Total Biaya Dana (Cost of Fund)


Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk
memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro,
tabungan maupun deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa
besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan.
Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib atau
Reserve Requrement (RR) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
b. Biaya Operasi
Dalam melakukan kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai
sarana dan prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan
sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus
ditanggung bank sebagai biaya operasi.
c. Cadangan Risiko Kredit
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan,
hal ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung
suatu risiko tidak terbayar.
d. Laba yang diinginkan
Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba
yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan
penting. mengingat penentuan besarnya laba sangat memengaruhi
besarnya bunga kredit.
e. Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada
bank yang memberikaan fasilitas kredit kepada nasabahnya

N. Jenis-Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit

1. Sliding rate

26
Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya
sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun
seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Jenis sliding rate ini
biasanya diberikan kepada sektor produktif.
2. Flat rate
Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya,
demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama
sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis
Flat rate biasanya diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif
3. Floating rate
Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di
pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat
tergantung dari bunga pasar uang padaa bulan tersebut.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari


masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito
adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang
membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal juga dengan
istilah alokasi dana.Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk
pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat pula
dilakukan dengan membelikan berbagai aset yang dianggap
menguntungkan bank.

Pengertian suku bunga menurut Sumariyah (2004) adalah harga


dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per
unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yagn
digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.

Suku bunga dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan
suku bunga riil.

28
DAFTAR PUSTAKA

Mitasari, Septi. (2019). Makalah Bank Dan Lembaga Keuangan (Pengalokasian


Dana Bank). https://www.scribd.com/document/429626773/Makalah-
Bank-Dan-Lembaga-Keuangan-Pengalokasian-Dana-Bank, diakses pada
02 November 2023.

Ulpa, Desi Aulia. (2016). Makalah Suku Bunga.


https://www.scribd.com/document/328242339/Makalah-Suku-Bunga,
diakses pada 02 November 2023.

Universitas Nusa Mandiri. Makalah Suku Bunga - Uuhg.


https://www.studocu.com/id/document/universitas-sumatera-utara/matema
tika/makalah-suku-bunga-uuhg/42499679, diakses pada 02 November
2023.

29

Anda mungkin juga menyukai