Anda di halaman 1dari 17

SUMBER-SUMBER MODAL KEUANGAN KONVENSIONAL DAN

SYARIAH

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuanan Syariah yang
Diampu Oleh
Bapak Fahrurrozi, M.E.I

Oleh kelompok 6:
Riayatul Masiyah (21383032050)
Moh. Noval Febriyanto (21383031121)
Nor Aini (21383032132)
Kevin Rud Faturullah (21383031108)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah yang telah
menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna serta akal dan pikiran.
Sehingga dengan akal pikiran itu, manusia menjadi makhluk yang paling
bermartabat, berpengetahuan, berilmu, berakhlaq, dan mampu melakukan inovasi.
Rasa syukur yang tiada batasnya, kami panjatkan kepada Allah Yang Maha
Pemberi. Karena dengan pemberian pengetahuan tersebut, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan mudah dan tidak lepas dari bantuan
beberapa pihak. Kami sangat berterima kasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keuanan Syariah yaitu Bapak
Fahrurrozi, M.E.I yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini, sehingga dapat tersusun dengan rapi.
2. Kedua orangtua yang telah rela menyisakan waktunya menengadahkan kedua
tangannya demi keberhasilan Penulis.
3. Teman-teman senasib seperjuangan yang telah membagi keluh tawanya di saat
gundah dan patah semangat.
Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki kami. Tentunya
tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini. Kami
berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pamekasan, 01 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Bank/Keuangan Konvensional ............................................... 3


1. Fungsi Bank/Keuangan Konvensional ............................................... 3
2. Modal dalam Bank/Keuangan Konvensional .................................... 4
3. Sumber Modal Bank/Keuangan Konvensional .................................. 5
B. Definisi Bank/Keuangan Syariah ......................................................... 8
1. Fungsi Bank/Keuangan Syariah ......................................................... 9
2. Modal dalam Bank/Keuangan Syariah .............................................. 9
3. Sumber Modal Bank/Keuangan Syariah ............................................ 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu sarana yang memiliki peranan strategis dalam perekonomian
adalah perbankan atau lembaga keuangan. Peran strategis tersebut disebabkan
oleh fungsi utama perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan yaitu
sebagai institusi yang bisa menghimpun dan dan menyalurkan dana masyarakat
secara efektif dan efisien.

Adapun pada perkembangan perekonomian saat ini, kegiatan ekonomi


yang berbasis syariah Islam dapat dikatakan sangat berkembang pesat. Hampir
disetiap kegiatan ekonomi banyak dijumpai yang berlandasan atas syariat Islam.
Salah satu yang terlihat jelas adalah perkembangan ekonomi syariah di dunia
perbankan Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya bermunculan bank-
bank syariah di Indonesia, hampir setiap bank-bank konvensional yang berdiri
selalu memiliki unit usaha syariahnya.

Bank syariah merupakan salah satu lembaga keuangan berbasis syariah


yang orientasinya untuk mencari keuntungan atau laba. Keuntungan di sini bukan
untuk kepentingan pemilik atau pendiri saja, melainkan juga untuk pengembangan
usaha bank syariah. Laba dari bank syariah ini biasanya diperoleh dari biaya-biaya
yang dikeluarkan selama periode tertentu serta selisih antara pendapatan atau
penanaman dana. Bank syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan dana secara
efektif dan efisen guna memperoleh hasil yang optimal nantinya. Hal tersebut
seharusnya dilakukan baik untuk dana-dana yang dikumpulkan dari masyarakat,
dana modal pemilik/pendiri bank serta penanaman dana atau pemanfaatan dana
yang dilakukan.1

Dalam makalah ini, tentunya akan dijelaskan beberapa sub pembahasan


terkait keuangan konvensional dan syariah, di mana terdapat perbedaan antara
sumber permodalan dalam keuangan konvensional dan juga syariah.

1
Edi Susilo, Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar,
2017), 1.

1
B. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang tersebut, ada beberapa rumusan masalah, yaitu
sebagai berikut:
1. Apa Definisi Bank/Keuangan Konvensional?
2. Apa saja Fungsi Bank/Keuangan Konvensional?
3. Apa itu Modal dalam Bank/Keuangan Konvensional?
4. Bagaimana Sumber Modal Bank/Keuangan Konvensional?
5. Bagaimana Definisi Bank/Keuangan Syariah?
6. Apa Fungsi Bank/Keuangan Syariah?
7. Apa maksud Modal dalam Bank/Keuangan Syariah?
8. Bagaimana Sumber Modal Bank/Keuangan Syariah?

C. Tujuan Pembahasan
Dari beberapa rumusan masalah tersebut terdapat tujuan pembahasan,
yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Definisi Bank/Keuangan Konvensional
2. Untuk mengetahui Fungsi Bank/Keuangan Konvensional
3. Untuk mengetahui Modal dalam Bank/Keuangan Konvensional
4. Untuk mengetahui Sumber Modal Bank/Keuangan Konvensional
5. Untuk mengetahui Definisi Bank/Keuangan Syariah
6. Untuk mengetahui Fungsi Bank/Keuangan Syariah
7. Untuk mengetahui Modal dalam Bank/Keuangan Syariah
8. Untuk mengetahui Sumber Modal Bank/Keuangan Syariah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bank/Keuangan Konvensional


Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh negara. Bank konvensional akan menerima segala macam bentuk
investasi ke semua bidang usaha asalkan sesuai dengan persyaratan yang sudah
ditetapkan.2

Selain itu, bank konvensional hanya berorientasi pada keuntungan,


menetapkan bunga sebagai harga, dan untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau presentase
tertentu. Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana adalah memperoleh
imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang
saham adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga
simpanan dan suku bunga pinjaman.3

1. Fungsi Bank/Keuangan Konvensional

Fungsi bank konvensional antara lain:

a. Agen of Trust

Aktivitas perbankan dapat berjalan dengan baik hanya jika ada


kepercayaan dari masyarakat. Jika masyarakat percaya pada Bank, mereka tidak
akan ragu untuk menyetor dana mereka di Bank. Kepercayaan masyarakat bahwa
dana yang mereka setor di Bank akan selalu aman dan dapat dicairkan kapan saja.
Demikian pula sebaliknya, dalam menyalurkan dana yang disetor ke masyarakat
dalam bentuk pinjaman didasarkan pada kepercayaan dan hukum yang berlaku.

2
Rachmadi Usman, Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2018), 387.
3
Bambang Prishardoyo, Pelajaran Ekonomi SMP, (Jakarta: Grasindo, 2005), 22.

3
b. Agent of Development

Dalam kegiatan ekonomi ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu
sektor riil dan sektor moneter. Keduanya saling mempengaruhi. Kegiatan Bank
untuk mengumpulkan dan menyalurkan dana publik membuka peluang bagi
publik untuk melakukan kegiatan investasi, distribusi, dan kegiatan ekonomi
lainnya yang tidak dapat dipisahkan dari penggunaan uang. Jika semua kegiatan
ini dapat berjalan dengan baik, itu akan berdampak besar pada peningkatan
ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

c. Agen of Service

Selain mengumpulkan dan menyalurkan dana, Bank juga memiliki layanan


perbankan lainnya yang ditawarkan kepada masyarakat. Sebagaimana disebutkan
dalam definisi Bank di atas, layanan perbankan tersebut mencakup layanan
transfer uang, layanan. pembayaran, tabungan, kartu kredit, dan lainnya.4

2. Modal dalam Bank/Keuangan Konvensional

Modal merupakan sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam


suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku model diartikan sebagai kekayaan
bersih yaitu selisih antara nilai buku dari aktiva dikurangi dengan nilai buku dari
kewajiban. Sumber permodalan dari bank diperoleh dari beberapa sumber, pada
awal pendirian modal diperoleh dari pemilik atau pendiri. Pemegang saham
tersebut memberikan modalnya kepada bank dan berharap untuk memperoleh
hasil atau keuntungan di masa depan.5

Fungsi dari modal dalam keuangan konvensional yaitu; Pertama, sebagai


penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Dalam hal
ini modal memberikan perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank serta
perlindungan terhadap kepentingan deposan. Kedua, sebagai dasar untuk
menetapkan batas maksimum dalam pemberian kredit. Hal ini merupakan
pertimbangan operasional bagi bank sentral, sebagai regulator untuk membatasi
jumlah kredit pada setiap nasabah bank. Ketiga, modal juga menjadi dasar

4
Ibid., 9.
5
Hamdan Firmansyah dkk, Teori dan Manajemen Bank Syariah Indonesia, (Cirebon: Insania,
2021), 131.

4
perhitungan bagi para pasrtisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan
banyaik secara relatif untuk menghasilkn kuntungan. Para partisian pasar
membandingkan return of investment antar satu bank dengan bank yang lainnya.6

3. Sumber Modal Bank/Keuangan Konvensional

Adapun jenis-jenis sumber modal bank konvensional tersebut adalah:

a. Dana Modal Sendiri

Dana modal sendiri yaitu dana dari modal bank sendiri yang berasal dari
pemegang saham meliputi:

1) Modal yang disetor

Modal yang disetor yaitu sejumlah uang yang disetor secara efektif oleh
pemegang saham pada saat bank itu berdiri.

2) Cadangan-Cadangan

Cadangan-cadangan yaitu sebagian dari profitabilitas bank yang disisihkan


dalam bentuk cadangan modal yang digunakan untuk menutup timbulnya risiko
dikemudian hari.

3) Laba yang Ditahan

Laba yang ditahan yang mestinya milik para pemegang saham, tapi oleh
mereka sendiri diputuskan untuk tidak dibagi dan dimasukkan kembali dalam
modal kerja. 7

b. Dana Pinjaman dari Pihak Luar


1) Pinjaman dari bank-bank lain yang dikenal dengan call money yaitu
pinjaman harian antar bank.

Pinjaman ini biasa diminta bila ada kebutuhan mendesak yang diperlukan
bank. Jangka waktu call money ini biasanya tidak lama, sekitar satu bulan dan
bahkan hanya beberapa hari saja.

6
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo, 2014), 92.
7
Syaiful Anwar, Bank dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: Green Publisher Indonesia, 2022), 19.

5
2) Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain diluar negeri, yang
biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah panjang

Realisasi pinjaman ini harus melalui Bank Indonesia di mana secara tidak
langsung Bank Indonesia selaku bank sentral ikut serta mengawasi pelaksanaan
pinjaman tersebut demi menjaga solvabilitas bank yang bersangkutan.

3) Pinjaman dari Lembaga Keuangan Non Bank

Pinjaman ini kadang kala tidak benar-benar berbentuk pinjaman atau


kredit. Tapi lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan
sebelum tanggal jatuh tempo, misalnya berbentuk sertifikat bank atau deposito on
call dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan dan dapat diperpanjang kembali
tanpa mengeluarkan sertifikat baru.

4) Pinjaman dari Bank Sentral (BI)

Untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas


apalagi yang berprioritas tinggi seperti kredit investasi pada sektor sektor yang
harus ditunjang sesuai dengan petunjuk pelita (misalnya pertanian, pangan,
perhubungan, tekstil dan ekspor non migas) maka bank Indonesia memberikan
bantuan dana yang dikenal dengan nama: kredit likuiditas, agar bank tidak
terlikuiditasi.8

c. Dana dari Masyarakat

Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat (dana pihak ketiga) merupakan


sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Dana dari masyarakat
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan bank yang terdiri dari
tiga jenis yaitu:

1) Simpanan Tabungan (Save Deposit)

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya


hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.

8
Ibid.

6
Tabungan juga merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati, dan tidak dengan cek atau bilyet
giro atau alat lain yang dapat dipersamakan dengan itu.

Cara penarikan rekening tabungan yang paling bayak digunakan saat ini
adalah dengan buku tabungan, cash card atau kartu ATM dan kartu debet.

2) Deposito (Time Deposit)

Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada


waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

Adapun jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia, yaitu :

a) Deposito berjangka

Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu tertentu.


Jangka waktu deposito berjangka biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18
sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik
perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama
seseorang atau lembaga.

b) Sertifikat deposito

Sama seperti halnya deposito berjangka, sertifikat deposito merupakan


deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, 12 dan 24 bulan. Hanya
perbedaanya sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat serta
dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain. Pencairan
bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun non tunai.

c) Deposito on call

Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling
lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah
yang besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).9

9
Ibid., 20.

7
3) Giro (Demand Deposit)

Giro (demand deposit) merupakan bentuk simpanan nasabah baik


perorangan atau perusahaan, lembaga atau institusi pada bank yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat oleh giran atau pemilik dengan menggunakan cek dan
giro bilyet atau surat perintah pemindah bukuan lainnya.10

Ketentuan rekening giro:

a) Pemegang rekening dapat atas nama perorangan atau badan usaha


b) Bersifat rekening koran, artinya setoran dan penarikan dana dapat
dilakukan sewaktu-waktu
c) Memiliki batas saldo direkeningnya
d) Pemegang rekening diberikan buku cek dan bilyet giro untuk
melakukan transaksi
e) Transaksi penarikan dan penyetoran tidak dibatasi jumlahnya
sepanjang saldonya mencukupi
f) Apabila dananya tidak cukup, penarikan dengan cek atau bilyet
giro (cek kosong) tidak boleh melebihi tiga kali dalam tempo 6
bulan, karena akan terkena sanksi masuk dalam daftar hitam BI
(black list) dan berakibat rekening ditutup
g) Tanda tangan penarik yang tertera dalam cek, harus sama dengan
contoh tanda tangan yang berada di bank.

B. Definisi Bank/Keuangan Syariah


Secara umum, pengertian bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Saat ini banyak istilah
yang diberikan untuk menyebut entitas bank Islam selain istilah bank Islam itu
sendiri, yakni bank tanpa bunga (interest-free bank), bank tanpa riba (lariba
bank), dan bank syariah (shari’a bank). Indonesia sendiri secara teknis yuridis,

10
Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan lain, (Jakarta: Salemba, 2008), 251.

8
penyebutan bank Islam mempergunakan istilah resmi “Bank Syariah” atau yang
secara lengkap disebut “bank berdasarkan prinsip syariah”.11

Dalam pasal 1 undang-undang No. 21 tahun 2008, disebut bahwa bank


adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak.12

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya


berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank umum syariah (BUS) dan bank
pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Prinsip syariah adalah prinsip hukum islam
dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang
dimiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah.

1. Fungsi Bank/Keuangan Syariah

Berdasarkan pasal 4 undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang bank


syariah wajib menjalankan fungsi penghimpunan dan penyaluran dana
masyarakat. Bank Syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk
lembaga baitulmal, yaitu menerima dana berasal dari zakat,infak, sedekah, hibah
atau dana sosial lainnya dan menyalurkan kepada organisasi pengelolah zakat.13

2. Modal dalam Bank/Keuangan Syariah


Dalam Islam, modal di sebut juga dengan (ras al-maal) yang dalam
diartikan sebagai sejumlah harta yang diinvestasikan, maksudnya adalah
mengeluarkan sejumlah uang atau harga terhadap sesuatu dengan harapan akan
memperoleh keuntungan.14

11
Rani Apriani dan Hartanto, Hukum Perbankan dan Surat Berharga, (Yokyakarta: Deepublish,
2019), 69.
12
Hendra dan Muhammad Zuhirsyan, Perbankan Syariah dalam Perspektif Praktis dan Legalitas,
(Medan: Merdeka Kreasi, 2023), 2
13
Devid Frastiawan Amir Shup, Pengantar Perbankan Syariah di Indonesia, (Ponorogo: UNIDA
Gontor Press), 31.
14
Rustam Effendi, Produksi dalam Islam, (Yokyakarta: Magistra Insania Press, 2003), 63.

9
Diketahui ada beberapa ketentuan hukum Islam mengenai modal yaitu
sebagai berikut:

a. Islam tidak memperbolehkan penimbunan modal


b. Modal tidak boleh meminjamkan maupun meminjamkan dengan cara
riba.
c. Modal yang telah mencapai nisab, wajib dikeluarkan zakatnya
d. Penggunaan modal dalam produksi tidak dilakukan dengan cara boros.15

3. Sumber Modal Bank/Keuangan Syariah

Adapun sumber modal keuangan syariah yaitu:

a. Modal Inti

Modal inti merupakan modal yang diperoleh dari pemilik bank, terdiri
dari: modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan.16

1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham

Modal ini akan timbul apabila pemiliknya menyertakan dana pada bank
melalui pembelian saham.

2) Cadangan modal

Modal dari sebagian laba yang tidak dibagi namun disisihkan terlebih
dahulu untuk menutup timbulnya resiko kemudian.

3) Laba ditahan

Maksudnya adalah sebagian laba yang seharusnya dibagi kepada para


pemegang sahamtidak dibagikan, melainkan ditanam kembali sebagai
penambahan modal.

Modal inti ini berfungsi untuk menyangga dan menyerap kegagalan atau
kerugian bank, serta melindungi kepentingan para pemegang rekening titipan

15
Ibid.
16
Khadijah dan Mortigor Afrizal Purba, Akuntansi Perbankan, (Batam: Publisher, 2021), 58.

10
(wadi'ah) maupun pinjaman (qardh), terutama atas aktiva yang didanai oleh
modal sendiri serta dana-dana wadi’ah maupun qardh.

b. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)

Bank menghimpun dana bagi hasil menggunakan prinsip mudharabah,


ialah akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul mal) dengan pengusaha
(mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama dimana pemilik dana tidak
berhak mencampuri pengelolaan bisnis dalam sehari-harinya. Berdasarkan prinsip
yang demikian ini, bank berkedudukan sebagai mudharib dan menjadi jasa bagi
para investor.

Rekening investasi umum dan khusus. Rekening investaasi umum dimana


bank menerima simpanan dari nasabah yang melakukan investasi berdasarkan
prinsip mudharabah muthlaqah.

Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer


investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau
nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau
proyek yang mereka setujui. Rekening tabungan mudharabah. Bank syariah
jugabmenyediakan layanan tabungan mudharabah dalam bentuk target maksudnya
pencapaian target kebutuhan dalam jumlah atau jangka waktu tertentu dimana
dalam rekening ini tidak difasilitasi ATM.

Dana-dana rekening bagi hasil sebenarnya bisa dikategorikan sebagai


modal, namun rekening ini hanya dapat enanggung risiko atas aktiva yang
dibiayai oleh dana dari rekening bagi hasil itu sendiri. Dengan demikian, sumber
dana ini tidak sepenuhnya berperan dalam fungsi permodalan bank, namun tetap
menjadi unsur yang bisa diperhitungkan dalam pengukuran ratio kecukupan
modal.17

17
Ibid., 59.

11
c. Wadi'ah

Merupakan dana titipan, yaitu dana pihak ketiga pada pihak bank yang
pada umumnya berupa giro dan tabungan. Motivasi orang yang menitipkan dana
pada bank adalah untuk kemanan dan juga keluwesan dalam menarik dananya
kembali.18

18
Ibid.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh negara.
2. Sumber modal bank/keuangan konvensional yaitu berasal dari dana modal
sendiri, dana pinjaman, dan juga dana dari masyarakat.
3. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah yang terdiri atas bank umum syariah (BUS) dan bank
pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Prinsip syariah adalah prinsip hukum
islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang dimiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang
syariah.
4. Sumber modal bank/keuangan syariah yaitu modal inti, mudharabah
account, dan wadhiah.

B. Saran
Demikianlah penulisan makalah ini dibuat, apabila ada kekurangan atau
kesalahan baik dalam bahan materi, penulisan, dan lain-lain. Mohon saran dan
kritikannya dari pembaca yang budiman sebagai langkah perbijakan serta
penyempurnaan, proses ini hanya merupakan visi kecil yang masih jauh dari
kesempurnaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syaiful. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Green Publisher


Indonesia, 2022.
Apriani, Rani dan Hartanto. Hukum Perbankan dan Surat Berharga. Yokyakarta:
Deepublish. 2019.
Effendi, Rustam. Produksi dalam Islam. Yokyakarta: Magistra Insania Press.
2003.
Firmansyah, Hamdan dkk. Teori dan Manajemen Bank Syariah Indonesia.
Cirebon: Insania. 2021.
Hendra dan Muhammad Zuhirsyan. Perbankan Syariah dalam Perspektif Praktis
dan Legalitas. Medan: Merdeka Kreasi.
Khadijah dan Mortigor Afrizal Purba. Akuntansi Perbankan. Batam: Publisher.
2021.
Latumaerissa, Julius R. Bank dan Lembaga Keuangan lain. Jakarta: Salemba.
2008.
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: RajaGrafindo, 2014.
Prishardoyo, Bambang. Pelajaran Ekonomi SMP. Jakarta: Grasindo, 2005.
Shup, Devid Frastiawan Amir. Pengantar Perbankan Syariah di Indonesia.
Ponorogo: UNIDA Gontor Press.
Susilo, Edi. Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah. Yokyakarta:
Pustaka Pelajar. 2017.
Usman, Rachmadi. Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia. Bandung:
PT Citra Aditya Bakti. 2018.

14

Anda mungkin juga menyukai