DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
KELAS A
PERBANKAN SYARIAH
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah Bank dan Lembaga Keuangan dengan materi yang
berjudul “Sistem Operasional Bank Syariah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran dengan dosen pengampu Ibu Gustika
Nurmalia,M.E.K
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen mata kuliah manajemen dana bank syariah yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Operasional Bank Syariah................................3
B. Mekanisme Kerja Bank Syariah.....................................................5
C. Kegiatan Bank Syariah Dalam penghimpun Dana..........................8
D. Kegiatan Bank Syariah Dalam Penyaluran Dana...........................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Eksistensi perbankan syariah yang kini semakin berkembang pesat telah menjadi
sebuah indikator dari keberhasilan ekonomi Syariah di Indonesia. Sistem ekonomi syariah
mempunyai aturan yang dilandaskan berdasarkan prinsip hukum Islam, dimana prinsip
tersebut mengharamkan adanya sistem riba, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
ayatayat yang terkandung dalam al-Quran.
Prinsip Islam yang diwujudkan dalam kegiatan ekonomi tersebut merupakan sebuah
keniscayaan dari kesempurnaan agama Islam itu sendiri yang kebaikannya bukan hanya
dapat dirasakan bagi masyarakat muslim saja namun juga akan memberikan kebaikan bagi
seluruh umat. Melihat begitu banyak kebaikan yang akan didapat, bank syariah yang
merupakan implemensi dari sistem ekonomi Islam seharusnya menjadi prioritas utama baik
bagi masyarakat muslim maupun non muslim dalam memberikan amanah sebagaimana
fungsinya sebagai lembaga intermediasi, dimana inti dari fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi adalah menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana untuk kemudian
disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui pembiayaan serta
memberikan pelayanan produk jasa dan sosial.
Selain fungsi dari bank seperti penjelasan tersebut, juga perlu dipahami bahwa
pengertian bank syariah itu sendiri merupakan lembaga keuangan bank yang berdasarkan
prinsip syariah. Prinsip syariah dalam hal ini adalah aturan perjanjian yang berdasarkan
hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan usaha
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.
1
disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada
kedua belah pihak. Kualitas bank syariah sebagai lembaga perantara ditentukan
kemampuan manajemen dalam operasinya serta penyajian dalam akuntansinya yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah Islam.
Bisnis secara syariah adalah aktivitas bisnis yang syarat dan berorientasi pada
nilai. Dengan demikian pelaporan atas aktivitas dan hasilnya harus dilaporkan atau
dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Untuk mencapai tegaknya sasaran pokok
tersebut, maka perlu penyiapan sistem akuntansi untuk praktik bisnis berdasarkan syariah.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem perbankan syariah adalah sistem perbankan yang menerapkan prinsip bagi
hasil yang saling menguntungkan bagi bank dan nasabah. Sistem perbankan syariah yang
dalam pelaksanaannya berlandaskan pada syariah (hukum) Islam, menonjolkan aspek
keadilan dan kejujuran dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan
nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dari berbagai transaksi keuangan. Lebih jauh lagi, kemanfaatannya akan
dinikmati tidak hanya oleh umat Islam saja, tetapi dapat membawa kesejahteraan semua
kalangan masyarakat.
Sistem ekonomi Islam akan menjadi dasar beroperasinya Bank Syariah yang
paling menonjol adalah tidak mengenal konsep bunga uang dan yang tidak kalah
pentingnya adalah untuk tujuan komersial Islam tidak mengenal peminjaman uang tetapi
adalah kemitraan/kerjasama (mudharabah dan musyarakah) dengan prinsip bagi hasil,
sedangkan peminjaman uang hanya dimungkinkan untuk tujuan sosial tanpa adanya
imbalan apapun.1
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit
dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
dengan prinsip prinsip syariah. Pendapat lain bahwa bank syariah adalah lembaga
keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariah.2
1
Al-Mujaddid | Jurnal Ilmu-ilmu Agama
2
Antonio, Syafii,M., Bank Syariah. (Jakarta: PT Serambi Ilmu Persada, 2002), hlm. 31.
3
Bank Syariah adalah Bank yang berdasarkan asas-asas kemitraan, keadilan,
transparan, dan universal yang di implementasikan dalam bentuk pelarangan riba dalam
berbagai bentuknya, Bank Syariah tidak mengenal konsep nilai, waktu, dan ruang konsep
uang di Bank Syariah adalah sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas, Bank Syariah
tidak melakukan kegiatan yang bersifat perjudian (maisyri) transaksi yang tidak jelas
(gharar) tidak hanya berlaku untuk orang islam saja tetapi juga untuk seluruh lapisan
masyarakat.
Lembaga bisnis Islami merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk
menegakkan aturan-aturan ekonomi Islami. Sebagai bagian dari sistem ekonomi,
lembaga tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem sosial. Oleh karenanya,
keberadaannya harus dipandang dalam konteks keberadaan masyarakat, serta nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat.3
Sistem perbankan syariah adalah sistem perbankan yang menerapkan prinsip bagi
hasil yang saling menguntungkan bagi bank dan nasabah. Sistem perbankan syariah yang
dalam pelaksanaannya berlandaskan pada syariah (hukum) Islam, menonjolkan aspek
keadilan dan kejujuran dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan
nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dari berbagai transaksi keuangan. Lebih jauh lagi, kemanfaatannya akan
dinikmati tidak hanya oleh umat Islam saja, tetapi dapat membawa kesejahteraan semua
kalangan masyarakat (rahmatan lil alamin).
3
Sudarsono, H., Bank dan lembaga Keuangan Syariah Deskrpsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Penerbit Ekonisia,
2004), hlm. 56.
4. Donna, Duddy Roesmara, Variabel-variabel yang Mempengaruhi Pembiayaan Perbankan Syariah di
Indonesia, (penerbit: Yogyakart, FE UGM, 2006) Tesis.
4
2.2 Mekanisme kerja Bank Syariah
1) Dengan adanya Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang antara
lain menyangkut Laporan Pertanggung jawaban Direksi serta Rencana Kerja
selanjutnya maka Bank Syari’ah dapat mengadakan langkah kebijaksanaan serta
operasionalisasi selanjutnya.
2) Disamping itu adanya Fatwa Agama dari Dewan Pengawas Syari’ah (DPS)
terutama yang menyangkut produk-produk Bank Syari’ah maka langkah
kebijaksanaan serta operasionalisasi Bank Syari’ah tersebut mendapatkan
pengabsahannya.
3) Selanjutnya dalam operasional Bank Syari’ah tersebut terdapat dua macam
pengawasan:
Pengawasan internal oleh Dewan Komisaris, DPS dan Direksi
Pengawasan eksternal oleh Bank Indonesia
Bukan hanya itu saja mekanisme kerja melainkan meliputi berbagai dewan seperti :
1) Dewan Pengawas Syari’ah Dewan pengawas syariah (DPS) adalah suatu badan
independen yang ditempatkan oleh Dewan Syari’ah Nasional (DSN) pada bank .
anggota DPS harus terdiri dari pakar-pakar dibibang syari’ah muamalah serta
memiliki pengetahuan tentang perbankan.
Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak
menyimpang dari ketentuan dan prinsip syari’ah. Selain itu DPS juga mempunyai
fungsi :
Sebagai penasehat dan pemberi saran bagi direksi.
Sebagai mediator antara bank dan DSN dalam mengkomunikasikan dan usul
pengembangan produk dan jasa dari bank.
Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank, DPS wajib
melaporkan kegiatan usaha serta perkembangan bank syari’ah.4
5
2) Dewan Nasional Syari’ah
Dewan Nasional Syari’ah (DSN) merupakan bagian dari mejlis Ulama
Indonesia (MUI) yang bertugas menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai
syari’ah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya DSN juga mempunyai
wewenang :
Memberikan atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan duduk
di anggota DPS.
Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS di masing-masing lembaga
keuangan syari’ah.
Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti bank Indonesia dan
Badan Pengawasan Pasar Modal.
Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syari’ah untuk
menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan.
3) Unit Usaha Syari’ah Unit usaha syariah ialah suatu unit kerja khusus untuk kantor
bank konvensional yang memiliki cabang syari’ah. Unit ini berada dikantor pusat dan
dipimpin oleh seorang direksi. Secara umum tugas UUS mencakup :
Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syari’ah .
Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan
dana yang bersumber dari kantor-kantor cabang syari’ah.
Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor-kantor cabang
syari’ah.
Melaksanakan tugas pinata usahaan laporan keuangan kantor-kantor cabang
syari’ah.5
5
Al-Mujaddid | Jurnal Ilmu-ilmu
6
4) Pendekatan Fungsional Pendekatan Fungsiona dalam menyusun organisasi bank
adalah melalui pengintegrasian fungsi-fungsi , sektur organisasi terbagi dalam tiga
fungsi :
a. Fungsi Pembiayaan Fungsi pembiayaan terbagi :
Pembiayaan piutang (debt financing) berdasarkan prinsip jual beli
(murabahah, salam, atau istishna’)atau sewa beli (ijarah).
Pembiayaan modal (equity financing) berdasarkan prinsip
mudharabah (trustee financing) atau musyarakah (joint venture profit
sharing).
b. Fungsi operasi
Tellers , pembukaan rekening (opening new account), penerimaan simpanan
(deposit), pemprosesan simpanan (deposit). Layanan yang berkaitan dengan
simpanan (deposit related services ) seperti pemindahbukuan, pengiriman
uang (money transfer), inkaso (collections), pembayaran tagihan (bill paying),
servis computer dan akuntansi, personalia dan sundries.
c. Fungsi investasi Pada bank kecil direktur utamanya yang menangani
portofolio investasi sedangkan cash management ditangani oleh direktur
operasi, karena berhubungan dengan pemeliharaan cadangan wajib (primary
reserve). Sedangkan pada bank yang lebih besar pengelolaan portopolio
investasi (secondary reserve) dan pengelolaan kas (primary reserve)
dikombinasikan dan dipusatkan dalam satu fungsi,
5) Pendekatan pasar Perbankan mengembangkan berbagai produk yang merupakan
kombinasi dari beberapa kegiatan , untuk memperoleh keuntungan dan pendapatan
fee,produk dasar dari bank meliputi :
Produk-produk pembiayaan (financing)
Produk-produk operasional yaitu produk dana dan pemindahan dana
(deposit related services) serta layanan lain (non deposit functions) seperti
safekeeping dan data processing,
Produk-produk investasi (sertipikat pasar uang, wali amanat) Produk-
produk ini menghasilkan penciptaan paket-paket produk termasuk paket-
7
paket layanan yang berkaitan dengan jasa keuangan (interrelated financial
services) untuk menarik para investor. 6
1. Wadi’ah
Wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,
sipenitip menghendaki
6
Al-Mujaddid | Jurnal Ilmu-ilmu Agama
7
Muhammad Syafii Antonio. Op. cit, h. 85
8
Anonimus, Prodak-prodak Bank Islam, (Jakarta: Karim Consulting bekerjasama dengan Bank Indonesia,
20020, dalam Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktitik (Jakarta: Gema Insani,
2001), h. 178. 7 d. Ketetentuan lain yang ber
8
2. Mudharabah
Mudhrabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya
kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola
harus bertarnggung jawab atas kerugian tersebut 9
dan jika dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari karunia Allah SWT
(QS. al-Muzaammil: 20).11
9
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktitik (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 95.
10
Muhammad, op. cit, h. 178.
11
Muhammad Syafii Antonio, op. cit, h. 95
9
b) Hasil pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dap diperhitungkan dengan
dua cara :
Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada
setiap bulan atau waktu yang telah disepakati. Bank selaku pemilik
modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan
penyimpanan pihak nasabah, seperti pens lowongan, kecurangan,
dan penyalahgunaan dana.
Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun
tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah12
12
Muhammad, op. cit, h. 186.
1
2.4 Penyaluran Dana Bank Syariah
1. Murabahah
Murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah 13 Dalam
murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan
menentukan tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
13
Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Rusyd, Bidayatul Nutjihad wa Nihayatul Mugtashid Darul Qalam, dalam
Muhammad Syaii Antoni, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Penerbit: Gema Insani, 2001), h.
101
14
Muhammad Syafii Antonio, op. cit, h. 102
1
2. . Bai’ As-Salam
15
Ibid, h. 108.
16
Muhammad Syafii Antonio, op. cit, h. 108.
1
3. Al-Istishana
Musyarakah adalah kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
17
Muhammad, op. cit, h. 182-183.
1
Landasan hukum: Al-Quran:
18
Ibid, h. 102.
19
Muhammad, op. cit, h. 184
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem perbankan syariah adalah sistem perbankan yang menerapkan prinsip bagi
hasil yang saling menguntungkan bagi bank dan nasabah. Sistem perbankan syariah yang
dalam pelaksanaannya berlandaskan pada syariah (hukum) Islam, menonjolkan aspek
keadilan dan kejujuran dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan
nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan
spekulatif dari berbagai transaksi keuangan. Lebih jauh lagi, kemanfaatannya akan
dinikmati tidak hanya oleh umat Islam saja, tetapi dapat membawa kesejahteraan semua
kalangan masyarakat.
Sistem ekonomi Islam akan menjadi dasar beroperasinya Bank Syariah yang
paling menonjol adalah tidak mengenal konsep bunga uang dan yang tidak kalah
pentingnya adalah untuk tujuan komersial Islam tidak mengenal peminjaman uang
tetapi adalah kemitraan/kerjasama (mudharabah dan musyarakah) dengan prinsip bagi
hasil, sedangkan peminjaman uang hanya dimungkinkan untuk tujuan sosial tanpa
adanya imbalan apapun
3.2 Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempuraan.Tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh
karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
yang tertera.Penulis juga menyarankan kepada semua pihak agar banyak membaca
buku yang berhubungan dengan Manajemen Dana Bank Syariah.
1
DAFTAR PUSTAKA