Anda di halaman 1dari 21

BANK SYARI’AH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Lembaga Keuangan Syari’ah

Dosen Pengampu : Vina Septiana Permatasari M.SEI

Disusun Oleh :
Muhammad Khoirul Nandar (21401005)
Dina Apriliani (21401076)
Fitriani Miftahul Jannah (21401154)

PRODI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga
maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Bank Syari’ah.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Vina Septiana Permatasari M.SEI selaku dosen mata kuliah Lembaga Keuangan
Syari’ah atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan
kepada penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
masih ada kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Aamiin

Kediri, 02 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
A. Pengertian Bank Syari’ah ....................................................................... 2
B. Kegunaan atau fungsi bank syariah ......................................................... 4
C. Fasilitas yang ada di bank syariah ........................................................... 5
D. Akad yang ada pada bank syariah ........................................................... 7
E. Prinsip-prinsip bank syariah ................................................................... 12
F. kelebihan dan kelemahan bank syariah ................................................... 14
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 16
A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
B. Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberi
kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariat Islam. Bank
Syariah berarti Bank yang tata cara beroprasinya didasarkan pada tata cara
bermuamalat secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan
Alquran dan Al hadist.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa bank syariah itu penting di
kehidupan manusia dalam hal ekonomi. Oleh karena itu penyusun tertarik
untuk membahas lebih lanjut mengenai lembaga keuangan syariah akan
tetapi peneliti mengkhususkan pembahasan ini dengan judul “Bank
Syari’ah”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian bank syari’ah?
2. Apa saja kegunaan atau fungsi bank syariah?
3. Apa saja fasilitas yang ada di bank syariah?
4. Apa saja akad yang ada pada bank syariah?
5. Bagaimana prinsip-prinsip bank syariah?
6. Apa saja kelebihan dan kelemahan bank syariah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bank syari’ah
2. Untuk mengetahui kegunaan bank syariah
3. Untuk mengetahui fasilitas yang ada di bank syariah
4. Untuk mengetahui akad yang ada pada bank syariah
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip bank syariah
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan bank syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Syari’ah
Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat
penukaran uang.Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga
intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes
atau yang dikenal dengan banknote.1
Syariat menurut istilah agama adalah: apa yang Allah Ta’ala
syariatkan (buat peraturan) yang berupa agama, bentuk jama’nya adalah
syarâi’. Kami telah menjadikan kamu wahai Muhammad berada di atas
suatu jalan yang jelas dari urusan (agama itu) yang akan menghantarkanmu
menuju al-haq. “Maka ikutilah syariat itu”, yaitu maka amalkanlah hukum-
hukumnya pada umatmu. “Dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak mengetahui”, terhadap tauhidulloh dan syari’a-
syari’atNya untuk hamba-hambaNya, mereka adalah orang-orang kafir
Quroisy dan yang menyetujui mereka”.2
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberi kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariat
Islam. Bank Syariah berarti Bank yang tata cara beroprasinya didasarkan
pada tata cara bermuamalat secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-
ketentuan Alquran dan Al hadist. Muamalat adalah ketentuan-ketentuan
yangmengatur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi
maupun antara peorangan dengan masyarakat. Muamalah ini meliputi
bidang kegiatan jual-beli (ba’i), bunga (riba), piutang, gadai (rahn),
memindahkan utang (hawalah), bagi untung dalam perdagangan (qira’ah),
jaminan (dhomah), persekutuan (syirkah), persewaan dan perburuan
(ijarah).

1
https://www.ojk.go.id, diakses pada tanggal 03 September 2022 di jam 20.56
2
Hamdi Agustin, “Teori Bank Syari’ah”, JPS (Jurnal Perbankan Syariah), Vol.2, No.1, April, 2021, h.
75-76

2
Bank syariah memiliki sistem oprasional yang berbeda dengan bank
konvensional. Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para
nasabah, pembayaran dan penarikan bunga di larang dalam semua bentuk
transaksi. Bank syariah tidak mengenal system bunga, baik bunga yang di
peroleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang di bayar kepada
penyimpan dana di bank syariah.
Pengertian Bank Syari’ah menurut para ahli:
1. Menurut Ismail, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara yaitu menghimpun dan dari
masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi dari pihak pemilik dana.
Bank syariah sebagai lembaga intermediasi antar pihak investor yang
menginvestasikan dananya dibank kemudian selanjutnya bank syariah
yang menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan dana. 3
2. Menurut Sudarsono, Bank Syariah adalah lembaga keuangan negara
yang memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya di dalam lalu lintas
pembayaran dan juga peredaran uang yang beroperasi dengan
menggunakan prinsip-prinsip syariah atau Islam.
3. Menurut Perwataatmadja, Bank Syariah ialah bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah (Islam) dan tata caranya didasarkan
pada ketentuan Al-quran dan Hadist.
4. Menurut Schaik, Bank Syariah adalah suatu bentuk dari bank modern
yang didasarkan pada hukum Islam, yang dikembangkan pada abad
pertengahan Islam dengan menggunakan konsep bagi risiko sebagai
sistem utama dan meniadakan sistem keuangan yang didasarkan pada
kepastian dan keuntungan yang telah ditentukan sebelumnya. 4
Dari beberapa pengertian bank syariah diatas dapat disimpulkan
bahwa bank syariah adalah badan usaha yang fungsinya sebagai
penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat,

3
https://www.ojk.go.id, diakses pada tanggal 03 September 2022 di jam 21.00
4
Berita Bisnis, Pengertian Bank Syariah Menurut Para Ahli, (Kumparan.com :
https://kumparan.com/berita-bisnis/pengertian-bank-syariah-menurut-para-ahli-
1wcD2xB52cr/full diakses pada Minggu tanggal 04 September 2022 pada jam 19.37)

3
yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan hukum Islam
sebagaimana yang diatur dalam Al-Qur’an dan Hadis. 5
B. Kegunaan atau Fungsi Bank Syari’ah
Keberadaan perbankan Syariah di tanah air telah mendapatkan
pijakan kokoh setelah lahirnya Undang-undang Perbankan Nomor 7 tahun
1992 yang direvisi melalui Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, yang
dengan tegas mengakui keberadaan dan berfungsinya Bank Bagi Hasil atau
Bank Syariah. Dengan demikian, bank ini adalah yang beroperasi dengan
prinsip bagi hasil. Bagi hasil adalah prinsip muamalah berdasarkan syariat
dalam melakukan kegiatan usaha bank.
Adapun Fungsi dan kegunaan Bank Syariah sebagai berikut:
1. Memurnikan operasional bank syariah sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat.
2. Meningkatkan kesadaran syariat ummat islam sehingga dapat
memperluas segment dan pangsa pasar perbankkan syariah.
3. Menjalin kerja sama dengan para ulama karena bagaimanapun peran
ulama, khususnya di Indonesia, sangat dominan bagi kehidupan umat
Islam.
Adanya bank Islam diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang
dikeluarkan oleh bank Islam. Melalui pembiayaan ini bank Islam dapat
menjadi mitra dengan nasabah, sehingga hubungan bank Islam dengan
nasabah tidak dapat lagi sebagai kreditur dan debitur tetapi menjadi menjadi
hubungan kemitraan.
Secara khusus peran bank syariah secara nyata dapat terwujud dalam
aspekaspek berikut :
1. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi
fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan.
Di samping itu, bank syariah perlu mencontoh keberhasilan sekret

5
Tri Inda Fadhila Rahma, Perbankan Syariah, (Sumatera Utara: Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, 2019), Hal. 3

4
dagang Islam, kemudian ditarik keberhasilannya untuk masa kini
(nasionalis, demokratis, religius, ekonomis).
2. Memberdayakan ekonomi umat dan beroperasi secara transparan.
Artinya, pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi misi
ekonomi kerakyatab dan upaya ini terwujud jika ada mekanisme operasi
yang transparan.
3. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi dibank syariah
tidak memberikan janji yang pasti mengenai return (keuntungan) yang
diberikan kepada investor. Oleh karena itu nasabah pembiayaan akan
memberikan return yang lebih baik dibandingkan dengan bank
konvensional. Di samping itu, nasabah pembiayaan akan memberikan
bagi hasil sesuai dengan keuntungan yang diperolehnya. Oleh karena
itu, pengusaha harus bersedia memberikan keuntungan yang tinggi
kepada bank syariah.
4. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan. Artinya, bank
syariah mendorong terjadinya transaksi produktif dari dana masyarakat
Dengan demikian spekulasi dapat ditekan.
5. Mendorong pemerataan pendapat artinya bank syariah bukan hanya
mengumpulkan dana pihak ketiga, namun dapat mengumpulkan dana
Zakat, x Infaq dan Shadaqah (ZIS). Dana ZIS dapat disalurkan melalui
pembiayaan Qardul Hasan, sehingga dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi. Pada akhirnya terjadi pemerataan ekonomi.
6. Peningkatan efisiensi mobilisasi dana. Artinya, adanya produk
almudharabah almuqayyadah, berarti terjadi kebebasan bank untuk
melakukan investasi atas dana yang diserahkan oleh investor, maka
bank syariah sebagai financial arranger, bank memperoleh komisi atau
bagi hasil, bukan karena spread bunga.6
C. Fasilitas yang ada di Bank Syari’ah
Bagi yang ingin membuka rekening tabungan yang bebas segala
bentuk riba, beberapa jenis tabungan dari bank syariah Indonesia bisa jadi

6
Nurhamna, “Gambaran Umum Perbankan Syariah”, (UIN Alauddin Makassar: Edisi April 2022),
Hal 42

5
pilihan terbaik dengan tersedianya 4 fasilitas tabungan yang memudahkan
para nasabahnya.
Meski masih asing terdengar nama Bank Syariah Indonesia (BSI).
Hal tersebut dikarenakan bank ini memang baru diresmikan beberapa waktu
lalu, tepatnya pada tanggal 1 Februari 2021.
Berikut beberapa fasilitas tabungan di BSI:
1. Aplikasi BSI Mobile yang kekinian
Dengan adanya aplikasi BSI Mobile ini, selain bisa dibuka secara
online dan mempermudah para nasabah menarik tunai tanpa kartu,
aplikasi BSI mobile juga dapat digunakan sebagai alat pembayaran
lainnya dengan tersedianya fitur-fitur tambahan. Seperti fitur yang
mempermudah membayar PDAM, PLN, TV kabel, ataupun untuk
pembelian pulsa, paket data, token listrik, dan juga bisa untuk top-up E-
wallet, serta dilengkapi pula dengan fitur berbagi.
2. Pilihan Akad Tabungan Sesuai Syariah
Meskipun belum lama dirilis, Bank Syariah Indonesia sudah
berhasil menciptakan beberapa jenis tabungan terbaik yang bisa kalian
gunakan. Pada masing-masing jenis tabungannya, Bank Syariah
Indonesia juga menawarkan benefit terbaik para nasabah. Seperti dua
pilihan yakni Tabungan Wadiah (titipan) dan Tabungan Mudharabah
(Bagi hasil).
Seperti halnya dengan jenis tabungan di Bank Syariah Indonesia
mandiri dan BRI Syariah, BSI sebagai Bank Syariah terbaru di
Indonesia juga memiliki ketentuan pada setiap jenis tabungan.
Ketentuan tersebut meliputi setoran awal, fasilitas yang diperoleh
hingga berbagai keuntungan terbaik lainnya.
3. BSI Debit Card
Tak perlu ragu, BSI mempermudah para nasabahnya hanya dengan
setoran awal mulai dari RP. 100.000. Dengan begitu, para calon nasabah
akan memperoleh fasilitas berupa kartu ATM, yang bisa digunakan di
seluruh mesin ATM BSI, mandiri dan ATM lain berlogo Bersama.

6
Tersedia 2 pilihan yakni, BSI Debit GPN dan BSI Debit Visa.
Keduanya tidak memungut biaya sepeserpun pada saat menarik tunai
diseluruh ATM Bank Mandiri.
Khusus untuk BSI Debit Visa, tak hanya bisa digunakan di dalam
negri, pilihan kartu tersebut bisa digunakan di luar negri.
4. BSI Net Banking
Para nasabah BSI dapat dapat menggunakan fasilitas ini untuk
transaksi bisnis yang lebih praktis. Kemudian, informasi dan transaksi
mutasi pun bisa dicek dengan rinci. Selain itu, dengan adanya fasilitas
ini dari BSI dapat menjadi jembatan bagi para nasabah. 7
D. Akad di Bank Syari’ah
Akad – akad Bank syari’ah
1. Mudharabah
Mudharabah dipahami sebagai kontrak antara paling sedikit dua
pihak, yaitu pemilik modal ( shahib al mal atau rabb al mal ) yang
mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain, dalam hal ini
pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha.
Dalam mudharabah, pemilik pemilik modal tidak mendapat mendapat
peran dalam manajemen. manajemen. mudharabah adalah kontrak bagi
hasil yang akan memberi pemodal suatu bagian tertentu dari
keuntungan/kerugian proyek yang mereka biayai.
Jadi, Mudharabah adalah kerjasama usaha antara bank sebagai
pemilik dana ( shahibul maa shahibul maal) dan nasabah sebagai
pengololah dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu,
dengan nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan.
Syarat akad penyaluran dana berdasarkan mudharabah adalah:
a. Bank sebagai shahibul mal dan nasabah sebagai mudharib.
b. Ada kesepakatan pengembalian dana dan pembagian keuntungan.
c. Bank tidak mengelolah dana, tetapi mengawasi dan membina
nasabah.
d. Pembiayan tunai dan atau barang.

7
Bogor daily, “4 Fasilitas Tabungan Di Bank Syariah”, Edisi Juni 2021

7
e. Apabila barang harus dinili harga perolehannya sesuai harga pasar.
f. Pembagian keuntungan dalam bentuk nisbah.
g. Bank menanggung rugi, kecuali apabila nasabah curang.
h. Nisbah tidak apat dirubah kecuali sepakat.
i. Nisbah dapat berjenjang (tiering ).
j. Pembagian keuntungan dari usaha mudharib.
k. Ada modal dari nasabah berlaku sebagai atau mengambil hasil
keuntungan sesuai modal.
l. Pengembalian pembiyaan di akhir priode.
m. Bank dapat meminta jaminan.
2. Mudharabah Muqayadah
Mudharabah muqayyadah adalah kerjasama usaha antara bank
sebagai pemilik dana ( shahibul maal) dan nasabah sebagai pengololah
dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan
nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan dengan catatan pengelola
dana (usaha) harus mengikuti syarat-syarat yang ditetapkan
oleh shahibul maal . Syarat akad penyaluran dana berdasarkan
mudharabah muqayyadah adalah:
a. Bank sebagai penyalur dana investor .
b. Jangka waktu, pengembalian dana dan pembagian keuntungan atas
kesepakatan.
c. Bank tidak mengelolah dana.
d. Pembiayan tunai dan atau barang.
e. Apabila barang harus dinilai harga perolehannya sesuai harga pasar.
f. Bank menerima fee
g. Nisbah keuntungan investor dengan nasabah.
h. Bank tidak menanggung resiko.
i. Insventor menanggung resiko.
3. Musyarakah (Kemitraan)
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan

8
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Syarat akad penyaluran
dana berdasarkan musyarakah adalah:
a. Bank dan nasabah nasabah masing-masing masing-masing sebagai
sebagai mitra dengan bersama-sama bersama-sama menyediakan
menyediakan uang/barang.
b. Nasabah sebagai pengelolah dan bank bisa ikut serta.
c. Bank dapat menunjuk nasabah sebagai pengelolah usaha.
d. Pembiayaan dalam bentuk tunai/barang.
e. Bentuk barang harus dinilai dengan kesepakatan.
f. Jangka waktu, Jangka waktu, pengembalian pengembalian dana dan
dana dan pembagan keuntungan pembagan keuntungan disepakati
bersama.
g. Biaya operasional dibebankan kepada modal.
h. Pembagian keuntungan dalam bentuk nisbah.
i. Nisbah dapat berubah berdasrkankesepakatan
j. Nisbah dapat berjenjang (tiering ).
k. Bagi untung berdasarkan laporan keuangan.
l. Pengembalian pembiyaan di akhir periode.
m. Bank dapat meminta jaminan.
4. Murabahah
Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dan nasabah
dimana bank membeli Barang yang diperlukan oleh nasabah dan
kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli ditambah
dengan marjin keuntungan yang disepakati antara bank dan nasabah.
Syarat akad penyaluran dana berdasarkan murabahah adalah:
a) Bank menyediakan dana pembiyaan berdasarkan perjanjian jual
beli.
b) Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah pada Bank
berdasarkan kesepakatan.
c) Bank membiayai seluruh/sebagaian harga beli.
d) Bank mewakilkan pada nasabah setelah barang dimiliki bank.
e) Bank dapat meminta nasabah untuk membayar uang muka.

9
f) Bank dapat meminta anggunan tambahan.
g) Kesepakatan margin tidak berubah.
h) Angsuran pembiayaan proporsional
5. Salam
Salam adalah jasa pembiayaan yang berkaitan dengan jual beli,
pembayarannya dilakukan bersamaan dengan pemesanan barang.
Syarat akad penyaluran danaberdasarkan salam adalah:
a. Bank membeli barang dari nasabah dengan spesifikasi, kualitas,
jumlah, jangka waktu, tempat dan harga yang disepakati.
b. Pembayaran Bank pada nasabah pada saat akad.
c. Alat bayar diketahui/sepakat jumlah dan bentuk .
d. Bank/pembeli tidak boleh menjual barang yang belum diterima.
e. Bank dapat meminta jaminan.
f. Bank dapat memperoleh keuntungan/kerugian saat barang yang
dibeli oleh bank telah dijual pada pihak lain
6. Istishna’
Istishna’ adalah jual beli barang atau jasa dalam bentuk pemesanan
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati. Syarat akad
penyaluran danaberdasarkan Istisna’ adalah:
a. Bank membeli barang dari nasabah dengan spesifikasi, kualitas,
jumlah, jangka waktu, tempat dan harga yang disepakati.
b. Pembayaran nasabah kepada Bank tidak boleh dalam bentuk
pembebanan hutang nasabah kepada bank.
c. Alat bayar diketahui/sepakat jumlah dan bentuk
d. Pembayaran oleh nasabah selaku pembeli kepada bank dilakukan
secara bertahap atau sesuai kesepakatan.
7. Ijarah & IMBT
Ijarah adalah perjanjian sewa menyewa antara bank dan nasabah
yang mendasari pembiayaan ijarah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Syarat akad penyaluran dana berdasarkan ijarah
adalah:

10
a. Bank dapat membiayai pengadaan obyek sewa berupa barang yang
telah dimiliki bank atau barang yang diperoleh dari sewa menyewa
dari pihak lain untuk kepentingan nasabah. Pembayaran bank pada
nasabah pada saat akad.
b. Obyek dan manfaat sewa dapat dinilai dan diidentifikasi, jelas
pembayaran dan jangka waktu sewa.
c. Bank menyediakan barang sewa, kulaitas dan kuantitas serta
ketepatan waktu sesuai kesepakatan.
d. Bank mewakilkan kepada nasabah mencari barang.
Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) adalah perjanjian sewa-
menyewa yang sesuai dengan syariah antara bank dengan nasabah. Pada
akhir masa sewa, bank yang secara prinsip sebagai pemilik aset akan
mengalihkan kepemilikan aset kepada nasabah,baik secara penjualan
atau hibah baik secara penjualan atau hibah. Syarat akad penyaluran
dana berdasarkan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) adalah:
a. Bank membeli barang dari nasabah dengan spesifikasi, kualitas,
jumlah, jangka waktu, tempat dan harga yang disepakati.
b. Pembayaran Bank pada nasabah pada saat akad
c. Alat bayar diketahui/sepakat jumlah dan bentuk
d. Bank/pembeli tidak boleh menjual barang yang belum diterima.
e. Bank dapat meminta jaminan.
f. Bank dapat memperoleh keuntungan/kerugin saat barang yang
dibeli oleh bank telah dijual pada pihak lain
8. Qardh
Al qardh adalah perjanjian pinjaman dari bank kepada nasabah
dengan ketentuan bahwa nasabah bahwa nasabah wajib
mengembalikan wajib mengembalikan dana yang diterimanya yang
diterimanya kepada bank pada bank pada waktu yang telah disepakati
antara bank dan nasabah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Syarat akad penyaluran dana berdasarkan Qardh adalah:
a. Bank dapat meminjamkan qardh untuk nasabah sesuai kesepakatan.

11
b. Nasabah mengembalikan pinjaman qardh pada waktu yang
disepakati.
c. Bank dapat membebani nasabah dengan biaya adminitrasi.
d. Apabila nasabah tidak dapat mengembalikan karena tidak mampu,
bank dapat memperpanjang jangka waktu, menghapus buku atas
beban kerugian bank .
e. Apabia nasabahnya mampu tetapi tidak mengembalikan qardh,
Dikenakan sanksi denda keterlambatan/menjual agunan.
E. Prinsip-prinsip Bank Syari’ah
Dalam operasinya, bank Syariah mengikuti aturan-aturan dan
norma-norma Islam, seperti yang disebutkan dalam pengertian di atas, yaitu:
1. Bebas dari bunga (riba)
Bank Syariah beroperasi tidak berdasarkan bunga, sebagaimana
yang lazim dilakukan oleh bank konvensional, karena bunga
mengandung unsur riba yang jelas-jelas dilarang dalam Al Qur’an. Bank
syariah beroperasi dengan menggunakan prinsip lain yang
diperbolehkan oleh Syariah yaitu bagi hasil.

Bunga Bagi Hasil


Penentuan bunga dibuat pada Penentuan besarnya rasio/nisbah
waktu akad dengan asumsi usaha bagi hasil disepakati pada waktu
akan selalu menghasilkan akad dengan berpedoman pada
keuntungan. kemungkinan untung rugi
Besarnya persentase didasarkan Besarnya rasio bagi hasil
pada jumlah dana/ modal yang didasarkan pada jumlah
dipinjamkan. keuntungan yang diperoleh
Bunga dapat mengambang Rasio bagi hasil tetap tidak
/variabel, dan besarnya naik turun berubah selama akad masih
sesuai dengan naik turunnya berlaku, kecuali diubah atas
bunga patokan atau kondisi kesepakatan bersama.
ekonomi

12
Pembayaran bunga tetap seperti Bagi hasil bergantung pada
yang dijanjikan tanpa keuntungan usaha yang
pertimbangan apakah usaha yang dijalankan. Bila usaha merugi,
dijalankan peminjam untung atau kerugian akan ditanggung
rugi bersama.
Jumlah pembayaran bunga tidak Jumlah pembagian laba
meningkat sekalipun keuntungan meningkat sesuai dengan
naik berlipat ganda peningkatan keuntungan
Eksistensi bunga diragukan Tidak ada yang meragukan
(kalau tidak dikecam) oleh semua keabsahan bagi hasil
agama
8

2. Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian


(maysir)
Maysir secara harfiah berarti memperoleh sesuatu dengan sangat
mudah tanpa kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa kerja. Dalam
Islam, maysir yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang
mengandung unsur judi, taruhan, atau permainan berrisiko. Judi dalam
segala bentuknya dilarang dalam syariat Islam secara bertahap. 9
3. Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar)
Gharar secara harfiah berarti akibat, bencana, bahaya, risiko, dan
sebagainya. Dalam Islam, yang termasuk gharar adalah semua transaksi
ekonomi yang melibatkan unsur ketidakjelasan, penipuan atau
kejahatan. Hal itu dikutuk oleh Islam dalam Al-Qur’an (QS 6: 152; 83:
1-5; dan 4: 29) dan Hadits.
Dalam dunia bisnis, gharar artinya menjalankan suatu usaha secara
buta tanpa memiliki pengetahuan yang cukup, atau menjalankan suatu
transaksi yang risikonya berlebihan tanpa mengetahui dengan pasti apa
akibatnya atau memasuki kancah risiko tanpa memikirkan

8
Ascara Dianan, Bank Syari’ah: Gambaran Umum, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan (PPSK), 2005), h. 6
9
Dianan, Op. Cit., h. 7.

13
konsekuensinya, meskipun unsur ketidakpastian, yang tidak besar,
boleh saja ada kalau memang tidak bisa ditinggalkan.
Afzal-ur-Rahman (1990) membagi konsep gharar menjadi dua:
a. Gharar karena adanya unsur risiko yang mengandung keraguan,
probabilitas, dan ketidakpastian secara dominan; dan
b. Gharar karena adanya unsur yang meragukan yang dikaitkan dengan
penipuan atau kejahatan oleh salah satu pihak terhadap pihak
lainnya. 10
4. Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil)
5. Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.
Secara singkat empat prinsip pertama biasa disebut anti MAGHRIB
(maysir, gharar, riba, dan bathil).11
F. Keunggulan dan Kelemahan Bank Syari’ah
1. Kelebihan dan keunggulan Bank Syari’ah:
Menurut Antonio (2008) menjelaskan tentang:
a) Kelebihan Bank Syariah terutama pada kuatnya ikatan emosional
keagamaan antara pemegang saham, pengelola bank, dan
nasabahnya. Dari ikatan emosional inilah dapat dikembangkan
kebersamaan dalam menghadapi risiko usaha dan membagi
keuntungan secara jujur dan adil.
b) Dengan adanya keterikatan secara religi, maka semua pihak yang
terlibat dalam Bank Islam adalah berusaha sebaik-baiknya dengan
pengalaman ajaran agamanya sehingga berapa pun hasil yang
diperoleh diyakini membawa berkah.
c) Adanya Fasilitas pembiayaan (Al-Mudharabah dan Al-Musyarakah)
yang tidak membebani nasabah sejak awal dengan kewajiban
membayar biaya secara tetap. Hai ini adalah memberikan
kelonggaran psikologis yang diperlukan nasabah untuk dapat
berusaha secara tenang dan sungguh-sungguh.

10
Yumanita, Op. Cit, h. 6-7
11
Yumanita, Op. Cit, h.4.

14
d) Dengan adanya sistem bagi hasil untuk penyimpan dana setelah
tersedia peringatan dini tentang keadaan bank yang bisa diketahui
sewaktu-waktu dari naik turunnya jumlah bagi hasil yang diterima.
e) Penerapan sistem bagi hasil dan ditinggalkannya sistem bunga
menjadikan Bank Islam lebih mandiri dari pengaruh gejolak
moneter baik dari dalam maupun dari luar negeri.
2. Kelemahan Bank Syari’ah
John L. Eposito mengkritisi Ekonomi Islam dalam Farida (2011:54-
55) bahwa: Secara keseluruhan, Ekonomi Islam lebih berhasil
menjelaskan apa yang bukan Ekonomi Islam, daripada menentukan apa
yang membuat Ekonomi Islam juga lebih banyak mengungkap
kelemahan system lain dari pada menunjukan (bahwa Ekonomi
Islamsecara substansial memang lebih baik.
Menurut Adiwarman dalam Sulistiyawan (2015:1), menyatakan
bahwa ada enam kelemahan Bank Syariah yang menyebabkan masih
sedikitnya masyarakat menjadi nasabah Bank Syariah. Adapun
kelemahan itu meliputi:
a) Promosi bank syariah kurang menyeluruh ke berbagai msyarakat,
b) Kantor yang dimiliki sedikit,
c) Ketidaktahuan masyarakat,
d) Fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM) jumlahnya sedikit,
e) Produk-produknya tidak diketahui masyarakat tidak diketahui
masyarakat,
f) Kurangnya fasilitas.
Selain itu, kelemahan bank syariah adalah sebagai berikut:
a) Jaringan kantor Bank Syariah belum luas.
b) SDM Bank Syariah masih sedikit.
c) Pemahaman masyarakat tentang Bank Syariah masih kurang.
d) Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar daripada Bank
Konvesional12.

12
Agus Marimin, Abdul Haris Romdhoni dan Tira Nur Fitria, “PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI
INDONESIA”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, No. 02, Vol. 01, Juli, 2015. h. 79-80.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberi
kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariat Islam. Bank
Syariah berarti Bank yang tata cara beroprasinya didasarkan pada tata cara
bermuamalat secara Islam, yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan
Alquran dan Al hadist.
Adanya bank Islam diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang
dikeluarkan oleh bank Islam. Melalui pembiayaan ini bank Islam dapat
menjadi mitra dengan nasabah, sehingga hubungan bank Islam dengan
nasabah tidak dapat lagi sebagai kreditur dan debitur tetapi menjadi menjadi
hubungan kemitraan.
Berikut beberapa fasilitas tabungan di BSI:
1. Aplikasi BSI Mobile yang kekinian,
2. Pilihan Akad Tabungan Sesuai Syariah,
3. BSI Debit Card,
4. BSI Net Banking
Akad-akad yang ada di bank syariah yaitu sebagai berikut:
Mudharabah, Mudharabah Muqayadah, Musyarakah (Kemitraan),
Murabahah, Salam ,Istishna’, Ijarah & IMBT, Qardh.
Dalam operasinya, bank Syariah mengikuti aturan-aturan dan norma-
norma Islam, seperti yang disebutkan dalam pengertian di atas, yaitu: Bebas
dari bunga (riba), Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti
perjudian (maysir), Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan
(gharar), Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil), Hanya
membiayai kegiatan usaha yang halal.
Kelebihan Bank syariah Menurut Antonio (2008) menjelaskan tentang:
Kelebihan Bank Syariah terutama pada kuatnya ikatan emosional
keagamaan antara pemegang saham, pengelola bank, dan nasabahnya. Dari

16
ikatan emosional inilah dapat dikembangkan kebersamaan dalam
menghadapi risiko usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan adil.
Sedangkan kelemahan bank syariah menurut John L. Eposito Secara
keseluruhan, Ekonomi Islam lebih berhasil menjelaskan apa yang bukan
Ekonomi Islam, daripada menentukan apa yang membuat Ekonomi Islam
juga lebih banyak mengungkap kelemahan system lain dari pada
menunjukan (bahwa Ekonomi Islamsecara substansial memang lebih baik
B. Saran
Kami menyadarai bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
belum adanya kesempurnaan di dalam pembahasanya, maka dari itulah
penulis berharap adanya suatu kritik dan saran yang dapat membangun bagi
penulis dalam menyelesaikan makalah yang akan ditulis berikutnya.
Sebelum dan sesudahnya penulis mohon maaf apabila dalam
penulisan masih banyak kekurangan dan salah penulisan dalam pembuatan
makalah ini. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi diri
penulis pada khususnya dan bagi pembaca lain pada umumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Hamdi. “Teori Bank Syari’ah”. JPS (Jurnal Perbankan Syariah),
Vol.2, No.1, April, 2021.
Bisnis, Berita. Pengertian Bank Syariah Menurut Para Ahli. (Kumparan.com
: https://kumparan.com/berita-bisnis/pengertian-bank-syariah-
menurut-para-ahli-1wcD2xB52cr/full. diakses pada Minggu
tanggal 04 September 2022 pada jam 19.37)
Daily, Bogor. “4 Fasilitas Tabungan Di Bank Syariah”. Edisi Juni 2021
Dianan, Ascara. Bank Syari’ah: Gambaran Umum. (Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), 2005).
Fitria, Agus Marimin, Abdul Haris Romdhoni dan Tira Nur.
“PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA”.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, No. 02, Vol. 01, Juli, 2015.
https://www.ojk.go.id . diakses pada tanggal 03 September 2022 di jam
20.56-21.00
Rahma, Tri Inda Fadhila. Perbankan Syariah. (Sumatera Utara: Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara, 2019).

18

Anda mungkin juga menyukai