Disusun oleh :
Nim : 202001020002
Semester :5
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
Bab I .................................................................................................................... 3
Pendahuluan ........................................................................................................ 3
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
Bab II................................................................................................................... 6
Pembahasan ......................................................................................................... 6
2.1. Bank Syari’ah Dan Dasar Hukumnya ..................................................... 6
2.1.1. Definisi Bank Syariah ..................................................................... 6
2.1.2. Dasar Hukum Bank Syariah ............................................................ 7
2.2. Standar Akuntansi Bank Syari’ah........................................................... 9
2.2.1. Kdpplk Bank Syariah .................................................................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
di atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang
Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Manfaat Teoritis
4
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan
pemikiran bagi pembaharuan ilmu pengetahuan khususnya terkait standar
akuntansi pada bank syariah.
Manfaat Praktis
1. Bagi penulis:
Manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh penulis berupa adanya
upaya melatih diri dalam melakukan penulisan tentang standar
akuntansi pada bank syariah. Selain itu, penulis juga mendapatkan
pengetahuan baru mengenai kaidah penulisan karya tulis yang benar.
2. Bagi masyarakat atau pembaca:
Memberi informasi baru kepada masyarakat tentang standar
akuntansi pada bank syariah.
3. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan:
Bisa digunakan sebagai referensi dalam penulisan selanjutnya yang
dapat menghasilkan suatu kegiatan yang lebih kreatif dan inovatif.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Sistem dan mekanisme untuk menjamin pemenuhan kepatuhan
syariah yang menjadi isu penting dalam pengaturan bank syariah.
Dalam kaitan ini lembaga yang memiliki peran penting adalah
Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. Undang-undang No. 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah memberikan kewenangan
kepada MUI yang fungsinya dijalankan oleh organ khususnya yaitu
DSN-MUI untuk menerbitkan fatwa kesesuaian syariah suatu produk
bank. Kemudian Peraturan Bank Indonesia (sekarang POJK)
menegaskan bahwa seluruh produk perbankan syariah hanya boleh
ditawarkan kepada masyarakat setelah bank mendapat fatwa dari
DSN-MUI dan memperoleh ijin dari OJK.
7
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.”
QS Ar – Rum Ayat 39
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar
dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-
orang yang melipat gandakan (pahalanya).”
b) Dasar Hukum Perundang-undangan
UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah,perkembangan perbankan syariah meningkat tajam
terutama dilihat dari peningkatan jumlah bank/kantor yang
menggunakan prinsip syriah dan peningkatan jumlah asset yang
dikelola.Untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat,sebelum
1992,telah didirikan beberapa lembaga keuangan nonbank yang
kegiatannya menerapkan sistem syariah .Selanjutnya melalui UU
No.7 Tahun 1992 tentang perbankan dan dijabarkan dalam PP
No. 72 tahun 1992, pemerintah telah memberikan kesempatan
untuk pelaksanaan bank syariah.Peraturan pemerintah nomor 72
tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Peraturan
pemerintah nomor 72 tahun 1992 telah secara spesifik mengatur
mengenai bank berdasarkan prinsip bagi hasil sebagaimana yang
disebutkan dalam pasal 1 ayat (1) dan (2) sebagai berikut:
8
1) Bank berdasarkan prinsip bagi hasil adalah bank umum atau
bank perkreditan rakyat yang melakukan kegiatan usaha
semata-mata berdasarkan prinsip bagi hasil.
2) Bank umum atau bank perkreditan rakyat yang melakukan
kegiatan usaha bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Wajib memenuhi ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan pemerintah nomor 70 tahun 1992 ttentang bank
umum dan peraturan pemerintah nomor 71 tahun 1992 tentang
bank perkreditan rakyat serta peraturan perundang-undangan
lainnya yang berlaku bagi bank umum dan bank perkreditan
rakyat.
9
Bank Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia, Bank Muamalat Indonesia dan
Departemen Keuangan, hal ini seiring dengan pesatnya perkembangan
Perbankan syariah yang merupakan implementasi dari Undang-Undang
nomor 10 tahun 1998.
Dalam pembahasan terdapat cakupan yang jelas tanggung jawab
antara Ikatan Akuntan Indonesia (Dewan Standar Akuntansi) dan Dewan
Syariah Nasional, tetapi kedua unit tersebut tidak bisa dipisahkan satu
dengan yang lain dalam melakukan pembahasan Akuntansi Perbankan
Syariah. Ikatan Akuntan Indonesia bertanggung jawab terhadap pengukuran,
pengakuan dan penyajian atau hal-hal lain yang berkaitan dengan akuntansi,
dengan memperhatikan fakwa dari Dewan Syariah Nasional, karena unit ini
yang berkompeten terhadap hal ini sedangkan Dewan Syariah Nasional
bertanggung jawab terhadap syariah yang ada pada pembahasan akuntansi
tersebut, karena unit ini yang berkompeten tentang syariah, dan berkaitan
dengan akuntansi diserahkan kepada Dewan Standar Akuntansi.
Persaudaraan (ukhuwah);
Keadilan (‘adalah);
Kemaslahatan (maslahah);
Keseimbangan (tawazun);
Unversalisme (syumuliyah);
10
Beberapa karakteristik transaksi syariah yang disebutkan dalam
KDPPLK Syariah diantaranya:
11
studi literatur seputar konsistensi praktik akuntansi syariah pada
Bank Syariah dapat disimpulkan bahwa praktik akuntansi syaraih
pada Bank Syariah untuk transaski penghimpunan dan penyaluran
dana pihak ketiga telah dilaksanakan secara konsisten. Sementara
akuntansi untuk bagi hasil belum sepenuhnya konsisten
dipraktikkan.
12
f) 1 Mei 2002, pengesahan kerangka dasar penyusunan dan
penyusunan dan pengajian laporan keuangan Bank Syariah dan
PSAK Akuntansi Perbankan Syariah.
g) 1 Januari 2003, mulai berlaku krangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bank syariah dan PSAK Akuntansi
Syariah.
13
diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI).
1. Bagian I Pendahuluan
2. Bagian II Laporan Keuangan Bank Syariah
3. Bagian III Aktiva
4. Akuntansi Kewajiban
5. Akuntansi Investasi
6. Ekuitas
7. Laporan Laba/Rugi
8. Laporan Arus Kas
9. Laporan Perubahan Ekuitas
10. Laporan Perubahan Investasi Terikat
11. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS
12. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardh
14
13. Catatan Atas Laporan Keuanga
15
Transparan, yaitu Dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka
bagi seluruh lapisan masyarakat.
Seimbang, yaitu Mengembangkan sektor keuangan melalui
akitfitas perbankan syariah yang mencangkup pengembangan
sektor riil dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
Maslahat, yaitu Bermanfaat dan membawa kebaikan bagi seluruh
aspek kehidupan
Variatif, yaitu Produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan
umrah, tabungan umum, giro, deposito, pembiayaan yang berbasis
bagi hasil, jual-beli dan sewa, sampai kepada produk jasa
kustodian, jasa transfer, dan jasa pembayaran (debet card, syariah
charge).
Fasilitas, yaitu Penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah,
wakaf, dana kebajikan (qard), memiliki fasilitas ATM, mobile
banking, internet banking dan interkoneksi antarbank syariah.
a. Penghimpunan Dana
Wadiah
Dari bahasa Arab, al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan
murni dari satu pihak ke pihak lainnya. Jadi, jika kita kaitkan
dengan perbankan Syariah, maka al-wadi’ah merupakan titipan
murni dari seorang/sekelompok nasabah ke pihak bank.
Jika ada seorang nasabah yang ingin membuka tabungan
syariah atas dasar akad wadiah, maka nasabah tersebut
16
sebenarnya menitipkan atau menyimpan sejumlah uang ke bank
dan uang tersebut bisa diambil sewaktu-waktu oleh nasabah.
Mudharabah
Sebuah perjanjian yang ditentukan diawal antara nasabah
dan pihak pengelola (bank syariah), dimana dalam perjanjian ini
menjelaskan bahwa nasabah adalah pemilik 100% uang atau
modal, sedangkan bank bertindak sebagai pengelola uang /
modal tersebut untuk jenis usaha/bisnis yang halal.Selanjutnya,
jika sebuah usaha yang dikelola dari modal nasabah tersebut
memberikan hasil (keuntungan) maka akan dibagi diantara
keduanya berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat dalam
kontrak awal perjanjian. Pembagian hasil keuntungan disebut
dengan nisbah.
b. Penyaluran Dana
Qard, adalah suatu akad pinjaman (penyaluran dana)
kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimanya kepada Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) pada waktu yang telah disepakati
antara nasabah dan LKS.
Murabahah, adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan
nasabah. Bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah
kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan
sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan
yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.
Salam, adalah pembeli memesan barang dengan
memberitahukan sifat-sifat serta kualitasnya kepadaa penjual
dan setelah ada kesepakatan. Dengan kata lain , pembelian
barang dengan membayar uang lebih dahulu dan barang yang
beli diserahkan kemudian (Dow Payment) artinya penyetoran
harga baik lunas maupun sebagian harga pembelian sebagai
17
bukti kepercayaan, sehubungan dengan transaksi yang telah
dilakukan.
Istishna, adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/ mustashni')
dan penjual (pembuat/shani').
Mudharabah Pembiayaan, adalah akad kerjasama antara bank
selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku
(mudharib) yang mempunyai keahlian atau ketrampilan untuk
mengelola suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil
keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama
berdasarkan nisbah yang disepakati.
Musyarakah, adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil di mana
dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dalam
melakukan usaha, dengan proporsi pembagian profit bisa sama
atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para
mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal.
Transaksi Musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak
yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka
miliki secara bersama-sama dengan memadukan seluruh sumber
daya.
Ijarah, adalah akad penyediaan dana dalam rangka
memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa
berdasarkan transaksi sewa tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri. Sedangkan, ijarah Muntahiya
Bittamlik, Adalah akad penyediaan dana dalam rangka
memindahkan hak guna atau manfaat dari suaru barang atau jasa
berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan
kepemilikan barang.
c. Jasa-Jasa Perbankan
Rahn dalam istilah terminologi positif disebut dengan barang
jaminan, agunan dan runggahan. Dalam islam rahn merupakan
18
sarana saling tolong-menolong bagi umat Islam, tanpa adanya
imbalan atau perjanjian penyerahan barang untuk menjadi
agunan dari fasilitas pembayaran yang diberikan.
Wakalah adalah pelimpahan/penyerahan kekuasaan oleh
seseorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai
pihak kedua dalam hal-hal yang diwakilkan (dalam hal ini pihak
kedua) hanya melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau
wewenang yang diberikan oleh pihak pertama, namun apabila
kuasa itu telah dilaksanakan sesuai yang disyaratkan, maka
semua resiko dan tanggung jawab atas dilaksanakan perintah
tersebut sepenuhnya menjadi pihak pertama atau pemberi kuasa.
Kafalah adalah sebuah perjanjian pemberian jaminan, baik
berupa jaminan diri atau harta (maal), yang diberikan oleh pihak
penanggung (kafil) kepada pihak ketiga (makhful lahu) untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua (makhful anhu ashill) / pihak
yang ditanggung.
Hawalah adalah secara bahasa pengalihan hutang dalam hukum
islam disebut sebagai hiwalah yang mempunyai arti lain
yaitu Al-intiqal dan Al-tahwil, artinya adalah memindahkan dan
mengalihkan.Penjelasan yang dimaksud adalah memindahkan
hutang dari tanggunganmuhil (orang yang berhutang) menjadi
tanggungan muhal'alaih (orang yang melakukan pembayaran
hutang)
Sharf adalah akad penukarn atau transaksi jual-beli. Akad Sharf
adalah transaksi jual beli valuta dengan valuta lainnya.
Transaksi jual beli atau pertukaran mata uang dapat dilakukan
baik dengan mata uang yang sejenis maupun mata uang yang
tidak sejenis.
19
2.4. Fungsi dan Tujuan Bank Syari’ah
20
guna tercipta peningkatan pembangunan nasional yang semakin
mantap. Metode bagi hasil ini akan memunculkan usaha-usaha
baru dan pengembangan usaha yang telah ada sehingga dapat
mengurangi pengangguran.
2. Meningkatnya partisipasi masyarakat banyak dalam proses
pembangunan karena keengganan sebagian masyarakat untuk
berhubungan dengan bank yang disebabkan oleh sikap
menghindari bunga telah terjawab oleh bank syariah. Metode
perbankan yang efisien dan adil akan menggalakkan usaha
ekonomi kerakyatan.
3. Membentuk masyarakat agar berpikir secara ekonomis dan
berperilaku bisnis untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
4. Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank syariah dapat
beroperasi, tumbuh dan berkembang melebihi bank-bank dengan
metode lain.
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemindahan uang
Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
Mendiskonsurat wesel, surat order maupun surat-surat berharga lainnya
Membeli dan menjual surat-surat berharga
Membeli dan menjual cek wesel, surat wesel, kertas dagang
Membeli kredit
Memberi jaminan kredit.
22
Pelaporan Keuangan (KKPK) pada SAK umum yang mengacu kepada
transaksi konvensional, KDPPLK Syariah memberikan konsep dasar
paradigma, asas transaksi syariah, dan karakteristik transaksi syariah.
Pedoman Standar Akuntansi Keungan (PSAK) No.59
Intisari Kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah merupakan
nilai lebih tersendiri bagi perbankan syariah. Nasabah bank syariah dari
waktu ke waktu semakin meningkat terbukti semakin maraknya pangsa
pasar bank syariah. Adanya kepercayaan masyarakat yang begitu besar
mendorong pemerintah menerbitkan pedoman Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 59. Pedoman ini merupakan standard keuangan
yang diperuntukkan bagi perbankan syariah di Indonesia. Melalui
standard ini perbankan syariah wajib menyelenggarakan kegiatan
akuntansi berdasarkan nilai-nilai syariah yaitu pengungkapan Islamic
Value.
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI)
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) merupakan
pedoman yang mengatur secara teknis dan rinci penjabaran Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor No.59 tanggal 1 Mei 2002
tentang Perbankan Syariah. Tim penyusunan PAPSI
dibentuk berdasarkan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia
No.2/8/KEP.DpG/2000 tanggal 12 September tahun 2000.
23
DAFTAR PUSTAKA
Moegiri, M., Dwi Andayani, T., & Saebeni, S. (2022). ANALISIS
KOMPARATIF SEBELUM DAN SAAT PANDEMI COVID 19 BANK
UMUM SYARIAH: Dibuat oleh Moegiri, Tutut Dwi Andayani, Saebani.
Neraca, 18(1), 1–12. https://doi.org/10.48144/neraca.v18i1.1187
http://www.banksyariah.net/2012/07/prinsip-bank-syariah.html
http://simplenews05.blogspot.co.id/2015/08/peran-dan-fungsi-bank-syariah.html
http://www.banksyariah.net/2012/12/fungsi-bank-syariah.html
http://andikagz.blogspot.co.id/2014/01/makalah-konsep-dasar-bank-
indonesia.html
24