MAKALAH KELOMPOK 2
“ BANK SYARIAH ”
COVER
DISUSUN OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala berkah,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Bank & Lembaga Keuangan Lainnya dengan judul makalah
"Bank Syariah".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu dunia
pendidikan
Penyusun
II
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
3.1 Simpulan....................................................................................................................17
3.2 Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bank Syariah
2. Untuk Mengetahui Sejarah Berdirinya Bank Syariah
3. Untuk Mengetahui Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional
4. Untuk Mengetahui Dasar Hukum Bank Syariah
5. Untuk Mengetahui Prinsip Bank Syariah
6. Untuk Mengetahui Tujuan Hukum Bank Syariah
7. Untuk Mengetahui Karakteristik Bank Syariah
8. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Transaksi
9. Untuk Mengetahui Produk Bank Syariah
10. Untuk Mengetahui Keunggulan Dan Kelemahan Bank Syariah
11. Untuk Mengetahui Contoh-Contoh Bank Syaria
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah atau prinsip
agama Islam. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba
memberatkan, maka bank syariah beropersi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas
bisnis atas dasar keseteraan dan keadilan. Perbedaan yang mendasar antara bank syariah
dengan bank konvensional, antara lain:
a. Perbedaan Falsafah
Perbedaan pokok antara bank konvesional dengan bank syariah terletak pada landasan
falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga melainkan sistem
bagi hasil dalam aktivitasnya sedangkan bank konvesional justru kebalikannya yaitu
merapkan sistem bunga. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendasar terhadap
produk-produk yang dikembangkan oleh bank syariah, dimana untuk menghindari sisem
bunga maka sistem yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang
diselenggarakan dalam bentuk bagi hasil. Pada dasarnya, semua jenis transaksi perniagaan
melalui bank syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga (riba).
b. Konsep Pengelolaan Dana Nasabah
Dalam sistem bank syariah dana dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi.
Berbeda halnya dengan deposito bank Konvensional dimana deposito adalah usaha
membungakan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja nasabah membutuhkanya, bank
syariah harus dapat memenuhinya. Akibatnya dana titipan tersebut menjadi sangat likuid.
Likuiditas yang tinggi inilah yang menyebabkan dana titipan kurang memenuhi syarat-syarat
suatu investasi yang membutuhkan pendapatan dana.
Sesuai dengan fungsi bank intermediary dimana fungsi ini sebagai lembaga keuangan
yang menyimpan dana nasabah pada nasabah peminjam, kemudian dana nasabah yang
terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian dimanfaatkan atau disalurkan ke
dalam traksasksi perniagaan yang digunakan dalam sistem bank syariah. Keuntungan dari
pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang akan
dibagikan kepada nasabah. Jika keuntungan usaha semakin tinggi maka semakin besar pula
keuntungan yang diberikan bank kepada nasabah. Namun jika hasil yang diperoleh kecil
otomatis semakin kecil pula keuntungan yang diberikan kepada nasabah.
c. Kewajiban Mengelola Zakat
Kewajiban mengelola zakat merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank
syariah untuk memobilisasikan dana-dana sosial seperti zakat, infak, dan zedekah. Artinya
bank syariah wajib mengelola zakat dalam arti wajib membayar zakat, menghimpun,
mengadministrasikannya dan mendistribusikannya.
5
d. Struktur Organisasi
Di dalam struktur organisasi bank syariah adanya badan pengawasan yang disebut
sebagai lembaga Dewan Pengawasan Syariah (DPS). Dimana DPS bertugas untuk
mengawasi segala aktivitas/kegiatan bank agar bank tersebut beroprasi atau bekerja selalu
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. DPS ini dibawah oleh Dewan Syariah Nasional (DSN).
Berdasarkan laporan dari DPS pada masing-masing lembaga keungan syariah. DSN dapat
memberikan teguran jika lembaga tersebut yang bersangkutan melenceng dari prinsip-prinsip
syariah. DSN juga dapat mengajukan rekomendasi kepada lembaga yang memiliki otoritas
seperti Bank Indonesia dan Daparteman Keuangan untuk memberikan hukuman berupa
sanksi.
Bank konvensional yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun
dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau
sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu priode tertentu. Persentase
tertentu ini biasanya ditetapkan pertahun. Sedangkan Bank Syariah, yaitu bank yang dalam
aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atasa dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi
hasil. Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah dapat dilihat dari perbedaan
falsafah, konsep pengelolaan dana nasabah, kewajiban mengelola zakat, dan struktur
organisasinya. Dimana Bank Konvensional berinvenstasi pada usaha yang halal dan haram
sedangkan Bank Syariah berinvestasi pada usaha yang halal dan sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah yang bersumber dari AL Qur‟an dan AL Hadits.
6
2.5 Prinsip Bank Syariah
Prinsip bank syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dan pihak lain untuk penyimpanan dana pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang sesuai dengan syariah.
Prinsip-prinsip bank syariah diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Prinsip Keadilan (adl), yaitu menempatkan sesuatu yang hanya pada tempatnya dan
memberikan sesuatu hanya pada bank yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai
porsinya.
b. Prinsip Keseimbangan (tawazun) yaitu keseimbangan yang meliputi aspek material dan
spiritual , aspek privat dan publik, sektor keuangan, dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan
keseimbangan aspek pemanfaatan dan kelestarian.
c. Prinsip Kemaslahatan (maslahah), yaitu merupakan segala bentuk kebaikan yang
berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual serta individual dan kolektif serta
harus memenuhi 3 unsur yakni kepatuhan syariah (halal) , bermanfaat dan membawa
kebaikan dalam semua aspek secara keseluruhan dan tidak menimbulkan kmudaratan.
d. Prinsip Universalisme (alamiyah) yaitu sesuatu dapat dilakukan dan diterima oleh, dengan
dan untuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku,
agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil
alamin).
7
d. Untuk membantu menanggulangi (mengentaskan garis kemiskinan), yang pada umumnya
merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank
syariah dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih
menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan
pengusaha produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen,
program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.
e. Untuk menjaga kestabilan ekonomi dan moneter pemerintah. Dengan aktivitas-aktivitas
bank syariah yang diharapkan mampu menghindarkan inflasi akibat penerapan sistem
bunga, menghindarkan persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan, khususnya
bank dan menanggulangi kemandirian lembaga keuangan, khususnya bank dari pengaruh
gejolak moneter baik dari dalam maupun luar negeri.
Tidak membedakan secara tegas sector moneter dan sector riil (dapat melakukan transaksi 2
sektor riil.
8
1. Efisiensi, mengacu pada prinsip saling menolong untuk berikhtiar, dengan tujuan
mencapai laba sebesar mungkin dan biaya yang dikeluarkan selayaknya.
2. Keadilan, mengacu pada hubungan yang tidak menzalimi (menganiaya) , saling ikhlas
mengikhlaskan antar pihak – pihak yang terlibat dengan persetujuan yang adil tentang
proporsi bagi hasil, baik untung maupun rugi.
3. Kebenaran, mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasehat untuk saling
meningkatkan produktivitas.
Adapun Lima transaksi yang lazim dipraktekkan dalam perbankan syariah adalah:
1. Tarnsaksi yang tidak mengandung ribal.
2. Transaksi yang ditujukan untuk memiliki barang dengan cara jual beli(murabaha)
3. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan jaa dengan cara sewa(ijarah)
4. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan modal kerja dengan cara bagi hasil
(mudharabah).
5. Transaksi deposito, tabungan, giro yang imbalannya adlah bagi hasil (mudharabah)
dan transaksi titipan(wadi’ah)
9
akad. Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran
cicilan (bi tsaman ajil). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad,
sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada.
Dalam praktik perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank akan
menjualnya kepada nasabah itu sendiri secara tunai atau secara angsuran. Umumnya
transaksi ini diterapkan dalam penbiayaan barang yang belum ada, seperti pembelian
komoditi dijual kembali secara tunai atau secara cicilan.
Istishna
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya
dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Skim
istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan
kontruksi. Ketentuan umum Istishna sebagai berikut :
Spesifikasi barang pesanan harus jelas, seperti jenis, macam, ukuran, mutu, dan
jumlah. Harga jual yang disepakati dicantumkan dalam akad Istishna dan tidak boleh
berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan harga setelah akad
ditandatangani, maka seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.
10
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan pada prinsip bagi hasil adalah:
Musyarakah
Musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih
dimana secara bersama – sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang
berwujud maupun tidak berwujud. Bentuk kontribusi dari pihaki yang bekerja sama
dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset), kewiraswastaan
(entrepreneurship), keahlian (skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau
intangible asset( seperti hak paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit
worthiness) dan barang – barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan
merangkum seluruh kombinasi dari bentu kontribusi masing – masing pihak dengan
atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.
Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik
modal mempercayakan seju7mlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian
pembagian keuntungan.Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100%
modal dari pemilik modal dan keahlian dari pengelola. Beberapa ketentuan umum
mudharabah adalah;
- Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus
diserahkan tunai;
- Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan
dengan dua cara: perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing) dan
perhitungan dari keuntungan proyek (profit loss sharing).
- Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad pada setiap bulan atau
waktu yang disepakati.
- Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun tidak berhak
mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah.
d. Akad Pelengkap
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad
pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun
ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembayaran. Meskipun tidak ditujukan
untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini diperbolehkan untuk meminta
pengganti biaya – biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya
pengganti biaya ini sekadar untuk menutupi biaya yang benar – benar timbul.
11
Hiwalah ( Alih Utang Piutang)
Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang piutang. Dalam praktik perbankan
syariah, fasilitas hiwalah lazimnya untuk melanjutkan suplier mendapatkan modal tunai
agar dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapatkan ganti biaya atas jasa
pemindahan piutang.
Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank
dalam memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria
sebagai berikut :
- Milik nasabah sendiri,
- Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar,
- Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.
Atas izin bank, nasabah dapat menggnakan barang tertentu yang digadaikan dengan
tidak mengurangi nilai dan merusak barang yang digadaikan. Apabila barang yang
digadaikan rusak atau cacat, maka nasabah harus bertanggungjawab.
Qardh
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam
empat hal yaitu:
- Sebagai pinjaman talangan haji, diman nasabah calon haji diberikan pinjaman
talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji.
- Sebagai pinjaman tunai (cash advance) dari produk kartu kredit syariah, dimana
nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai melalui8 bank (ATM).
Nasabah akan mengembalikannya sesuai waktu yang ditentukan.
- Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, di mana menurut perhitungan bank
akan memberatkan si pengusaha bila diberikan pembiayaan dengan skema jual
beli, ijarah, atau bagi hasil.
- Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan fasilitas
ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank
akan mengembalikannya secara angsur melalui potongan gajinya.
Wakalah (Perwakilan )
12
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa pada
bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan
L/C (Letter of Credit), inkaso dan transfer uang.
Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap
hukum. Khusus untuk pembukuan L/C, apabila dana nasabah tidak cukup, maka
penyelesaian L/C (settlement L/C) dapat dilakukan dengan pembiayaan murabahah,
salam, ijarah, mudharabah, atau musyarakah.
Yang termasuk dalam produk Bank Syariah dalam menghimpun dana yaitu :
1. Giro Syariah
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek/ bilyet giro, atau dengan cara pemindahbukuan.
2. Tabungan Syariah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/bilyet
giro.
3. Deposito Syariah
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dengan bank.
b. Prinsip Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak pertama
menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka akan
ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si
pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola, maka si pengelolalah
yang bertanggung jawab.
Jenis-Jenis Mudharabah
Mudharabah Mutlaqah
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga
terdapat dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharaba dan deposito
mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, tidak ada pembatasan bagi bank dalam
menggunakan dana yang dihimpun.
Mudharabah Muqayyadah
Adalah jenis mudharabah yang pada akadnya dicantumkan persyaratan-persyaratan
tertentu misalnya hanya boleh digunakan untuk usaha tertentu, di kota tertentu, dan
dalam waktu tertentu. Ikatan-ikatan ini membuat akad mudharabah menjadi terikat
14
dan sempit sehingga disebut mudharabah muqayyadah (restricted mudharabah).
Mudharabah Muqayyah terbagi 2 yaitu :
Mudharabah Muqayyadah on Balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) di mana
pemilik dana dapat menetapkan syarat – syarat tertentu yang harus dipenuhi bank.
Misalnya disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, disyaratkan digunakan deangan
akad tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu.
Mudharabah Muqayyadah off Balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada
usahanya, di mana bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang mempertemukan
antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat –
syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang
akan dibiayai dan pelaksanaan usahanya.
b. Ijarah (sewa)
Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit
box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). Bank dapat imbalan sewa
dari jasa tersebut.
15
2) Kelemahan Bank Syariah
Bank syariah memiliki beberapa kelemahan diantaranya sebagai berikut :
1. Jaringan kantor bank syariah belum luas.
2. SDM bank syariah masih sedikit.
3. Pemahaman masyarakat tentang bank syariah masih kurang.
4. Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar daripada bank konvensional.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah. Bank syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu agar
lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan cara meminjamkan modal,
menyimpan dana, membiayai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai. Untuk
mendapatkan keuntungan tersebut, bank syariah juga tak boleh kalah dengan bank
konvensional dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya.
Namun dalam kegiatannnya perbankan islam tidak boleh menyimpang dari landasan
dan prinsip-prinsip islam itu sendiri, karena timbulnya perbankan islam adalah untuk
menyempurnakan dari sistem sosialis dan konvensional. Yang bukan saja berorientasi pada
profitabilitas tapi juga bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika dan
moral dalam berbisnis di dunia perbankan yang dapat menciptakan sebuah kegiatan
perbankan yang efisien dan efektip (bebas dari Riba, Gharar, Maysir, dll) sehingga dapat
berimplikasi pada pembangunan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menciptakan pasar ekonomi
yang sehat dan menghilangkan paradigma dzalim.
3.2 Saran
Maka tugas kita selaku akademisi adalah bagaimana kita mengembangkan dan menerapkan
kegiatan perbankan islam pada masyarakat dunia, sehingga tidak ada kata alergi ketika
masyarakat mendengar istilah – istilah kegiatan perbankan islam. Harapan kita bahwa sudah
cukup sampai disini saja kegiatan dunia bisnis baik yang basis finansial, Investasi, perbankan,
real, pasar modal, pasar barang dll. Yang hanya menguntungkan sebagian pihak dan dipihak
lain tertidas.
Mari kita jadikan Perbankan islam sebagai sarana untuk menciptakan dunia bisnis baru yang
bernafaskan positif yang dapat memberikan kesejahteraan bagi semua.
17
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Azwar Karim Adiwarman. (2013). Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Rajawali Pers.
Jakarta.
Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu, Achmad Abror. (2005). Lembaga Keuangan. Rineka
Cipta, Jakarta.
Machmud Amir & Rukmana. (2010). Bank Syariah, Jakarta. Erlangga
Marimin, A., & Romdhoni, A. H. (2015). Perkembangan bank syariah di Indonesia. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 1(02).
Sumber lain :
http://www.Makalahegi.blogspot.com Diakses pada tanggal 01 Mei 2014
http://www.Eramoeslem.com”ekonomi syariah
18