NAMA KELOMPOK:.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehinggakami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BANK SYARIAH”.
Adapun tujuanpenyusunanmakalahini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah BANKDAN
LEMBAGAKEUANGAN.Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah bank danlembaga keuangan Ibu Ati Sumiati, S.Pd., M.Si. yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dansaran sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.“
TAK ADA GADING YANG TAK RETAK ”, sebagai sebuah makalah tidak lepas
darikekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yangberkepentingan, guna penyempurnaan makalah ini. Dan kamiberharap semoga makalah
inidapat digunakan oleh pembaca dengan baik.
Hal paling umum yang manjadi salah satu penggerak ekonomi konvensional adalah riba
atau interest. Suku bunga yang menjadi mesin penggerak perekonomian konvensional memang
menjadi rancu penggunaanya dalam sistem konvensional sendiri. Menurut Adiwarman Karim,
suku bunga sendiri pada awalnya merupakan rate of return bagi kepemilikan modal, atau imbal
jasa atas modal yang digunakan dalam proses produksi, bukan merupakan sebuah keuntungan atau
uang yang dipinjamkan kepada investor yang menjalankan perekonomian. Namun seiring
berjalannya waktu, riba atau interest akhirnya lazim digunakan untuk menggerakan perekonomian,
terutama institusi perbankan sebagai sebuah medium of intermesdiary.
Dalam ekonomi islam, riba dapat diartikan sebagai sebuah tambahan atas pinjaman yang
diberikan kepada pihak peminjam terhadap pihak yang dipinjamkan tanpa keikhlasan dari pihak
yang meminjamkan. Ekonomi Islam kini menganggap bahwa interest rate sebagai perannya dalam
BAB II
PEMBAHASAN
Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam penghimpunan dana
maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar
prinsip syariah.
Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana, meminjamkan uang,
dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila dalam melaksanakan fungsi
perbankan melakukan hal – hal yang dilarang syariah. Dalam praktik perbankan konvesional yang
dikenal saat ini, fungsi tersebut dilakukan berdasarkan prinsip bunga. Bank konvensional memang
Beroperasi dengan
pendekatan sektor Beroperasi dengan pendekatan sektor
3 Operasional
keuangan, tidak langsung riil
terkait dengan sektor riil
Multi produk (jual beli, bagi hasil,
4 Produk Produk tunggal (kredit)
jasa)
Pendapatan yang diterima
Pendapatan yang diterima deposan
deposan tidak terkait
5 Pendapatan terkait langsung dengan pendapatan
dengan pendapatan yang
yang diperolah bank dari pembiayaan
diperoleh bank dari kredit
6 Mengenal negative spread Tidak mengenal negative spread
Bank Indonesia dan Al Qur’an. Sunnah, fatwa ulama,
7 Dasar Hukum
Pemerintah Bank Indonesia, dan Pemerintah
8 Falsafah Berdasarkan atas bunga Tidak berdasarkan bunga(riba),
(riba) spekulasi (maisir), dan
Tidak membedakan secara tegas sector moneter dan sector riil (dapat melakukan
transaksi 2 sektor riil.
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad tanpa Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat
berpedoman pada untung atau rugi ada pwaktu akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi
Besarnya presentasi berdasarkan pada jumlah Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
uang yang dipinjam jumlah keuntungan yang diperoleh
Pembayaran bunga tetap seperti yang Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek
dijanjikan tanpa mempertimbangkan apakah yang dijalankan sekiranya itu terjadi kerugian
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah maka akan ditanggung bersama oleh kedua
untung atau rugi pihak.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun julah keuntungan berlipat dengan peningkatan jumlah pendapatan
Eksistansi bunga diragukan Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi
hasil
1. Efisiensi, mengacu pada prinsip saling menolong untuk berikhtiar, dengan tujuan
mencapai laba sebesar mungkin dan biaya yang dikeluarkan selayaknya.
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan pada prinsip bagi hasil adalah:
Musyarakah
Musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana
secara bersama – sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud
maupun tidak berwujud. Bentuk kontribusi dari pihaki yang bekerja sama dapat berupa dana,
barang perdagangan (trading asset), kewiraswastaan (entrepreneurship), keahlian (skill),
kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau intangible asset( seperti hak paten atau
goodwill), kepercayaan/reputasi (credit worthiness) dan barang – barang lainnya yang dapat
dinilai dengan uang. Dengan merangkum seluruh kombinasi dari bentu kontribusi masing –
masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.
Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal
mempercayakan seju7mlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan.Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari pemilik
modal dan keahlian dari pengelola. Beberapa ketentuan umum mudharabah adalah;
- Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus
diserahkan tunai;
Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam
memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Milik nasabah sendiri,
- Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar,
- Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.
Atas izin bank, nasabah dapat menggnakan barang tertentu yang digadaikan dengan tidak
mengurangi nilai dan merusak barang yang digadaikan. Apabila barang yang digadaikan
rusak atau cacat, maka nasabah harus bertanggungjawab.
Qardh
Wakalah (Perwakilan )
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa pada bank
untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C (Letter of
Credit), inkaso dan transfer uang.
Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum.
Khusus untuk pembukuan L/C, apabila dana nasabah tidak cukup, maka penyelesaian L/C
(settlement L/C) dapat dilakukan dengan pembiayaan murabahah, salam, ijarah,
mudharabah, atau musyarakah.
Yang termasuk dalam produk Bank Syariah dalam menghimpun dana yaitu :
1. Giro Syariah
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek/ bilyet giro, atau dengan cara pemindahbukuan.
2. Tabungan Syariah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/bilyet giro.
3. Deposito Syariah
b. Prinsip Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak pertama
menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka akan ditanggung pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian
diakibatkan kelalaian pengelola, maka si pengelolalah yang bertanggung jawab.
Jenis-Jenis Mudharabah
Mudharabah Mutlaqah
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat
dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharaba dan deposito mudharabah.
Berdasarkan prinsip ini, tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang
dihimpun.
Mudharabah Muqayyadah
Adalah jenis mudharabah yang pada akadnya dicantumkan persyaratan-persyaratan tertentu
misalnya hanya boleh digunakan untuk usaha tertentu, di kota tertentu, dan dalam waktu
tertentu. Ikatan-ikatan ini membuat akad mudharabah menjadi terikat dan sempit sehingga
disebut mudharabah muqayyadah (restricted mudharabah). Mudharabah Muqayyah terbagi
2 yaitu :
b. Ijarah (sewa)
Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box) dan
jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). Bank dapat imbalan sewa dari jasa
tersebut.
3.3 Kesimpulan
Dari uraian kita sepakati bersama bahwa perbankan islam adalah lembaga keuangan yang
menjalankan aktivitas perbankan konvensional murni yang tidak sama sekali ada kaitannya dengan
kegiatan keagamaan yang akan menimbulkan kontradiksi apabila terjadi sebuah kesalahan, maka
agama islam termasuk di dalamnya umat islam itu akan tersalahkan.
Namun dalam kegiatannnya perbankan islam tidak boleh menyimpang dari landasan dan
prinsip-prinsip islam itu sendiri, karena timbulnya perbankan islam adalah untuk menyempurnakan
dari sistem sosialis dan konvensional. Yang bukan saja berorientasi pada profitabilitas tapi juga
bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika dan moral dalam berbisnis di dunia
Saran
Maka tugas kita selaku akademisi adalah bagaimana kita mengembangkan dan menerapkan
kegiatan perbankan islam pada masyarakat dunia, sehingga tidak ada kata alergi ketika masyarakat
mendengar istilah – istilah kegiatan perbankan islam. Harapan kita bahwa sudah cukup sampai
disini saja kegiatan dunia bisnis baik yang basis finansial, Investasi, perbankan, real, pasar modal,
pasar barang dll. Yang hanya menguntungkan sebagian pihak dan dipihak lain tertidas.
Mari kita jadikan Perbankan islam sebagai sarana untuk menciptakan dunia bisnis baru yang
bernafaskan positif yang dapat memberikan kesejahteraan bagi semua.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Azwar Karim Adiwarman. Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.2013.
Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu, Achmad Abror. Lembaga Keuangan. Rineka Cipta,
Jakarta 2005
Machmud Amir & Rukmana. 2010. Bank Syariah, Jakarta. Erlangga
Sumber lain :
http://www. Makalahegi.blogspot.com Diakses pada tanggal 01 Mei 2014
http://www. Eramoeslem.com”ekonomi syariah