Anda di halaman 1dari 23

BANK SYARIAH

NAMA KELOMPOK:.

1.Stefani Inge I Tuan (2110030130)


2. Teresita Noviyanti Bers (211003132)
3. Firenius Loye (2010030173)
4.Paulina Walen Liwun (2010030124)
5.Vigo Mbau(2010030137)
6.gunther M'bao Amang Langko (2010030179)
7. Oktari Widia (2277700197)
8. Vani Wulan Firlani Lusi (2010030228)
9. Nonius Alvares T. Gawe (2110030234)
10. Tirsa Helmiyati Djara (2110030230)
11. Theresia W. Kua (2110030134)
12. Alvianus Djeda ( 2110030156)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2022/2023

Bank Syari’ah Page 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehinggakami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BANK SYARIAH”.
Adapun tujuanpenyusunanmakalahini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah BANKDAN
LEMBAGAKEUANGAN.Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah bank danlembaga keuangan Ibu Ati Sumiati, S.Pd., M.Si. yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dansaran sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.“
TAK ADA GADING YANG TAK RETAK ”, sebagai sebuah makalah tidak lepas
darikekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yangberkepentingan, guna penyempurnaan makalah ini. Dan kamiberharap semoga makalah
inidapat digunakan oleh pembaca dengan baik.

Kupang, Oktober 2022

Bank Syari’ah Page 2


Daftar isi
Cover …………………………………………………………………………………….....
Kata pengantar ……………………………………………………………………………..
Daftar isi……………………………………………………………………………………..
Bab 1 pendahuluan …………………………………………………………………………..
Latar belakang……………………………………………………………………………………
Rumusan masalah………………………………………………………………………………..
Tujuuan………………………………………………………………………………………….
Bab 2 pembahasan………………………………………………………………………………
2.1 Pengertian bank syariah…………………………………………………………..
2.2 Sumber pendapatan bank syariah…………………………………………………
2.3 Perbedaan bank syariah dan bank konvensional……………………………………..
2.4 Dasar hukum bank syariah ………………………………………………………..
2.5 Prinsip bank syariah ………………………………………………………………….
2.6 Karakteristik bank syariah………………………………………………………………
2.7 Perbedaan imbalan yang berdasarkan Bunga dan bagi Hasil………………………….
2.8 Konsep dasar transaksi………………………………………………………………….
2.9 Produk Penghimpunan Dana…………………………………………………………….
Produk jasa perbankan……………………………………………………………………
3.1 keeunggulan bank sayriah ……………………………………………………………….
3.2 contoh bank syariah …………………………………………………………………….
Penutup…………………………………………………………………………………………….
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………
.
Saran ………………………………………………………………………………………………

Bank Syari’ah Page 3


BAB I
PENDAHULUAN

Hal paling umum yang manjadi salah satu penggerak ekonomi konvensional adalah riba
atau interest. Suku bunga yang menjadi mesin penggerak perekonomian konvensional memang
menjadi rancu penggunaanya dalam sistem konvensional sendiri. Menurut Adiwarman Karim,
suku bunga sendiri pada awalnya merupakan rate of return bagi kepemilikan modal, atau imbal
jasa atas modal yang digunakan dalam proses produksi, bukan merupakan sebuah keuntungan atau
uang yang dipinjamkan kepada investor yang menjalankan perekonomian. Namun seiring
berjalannya waktu, riba atau interest akhirnya lazim digunakan untuk menggerakan perekonomian,
terutama institusi perbankan sebagai sebuah medium of intermesdiary.
Dalam ekonomi islam, riba dapat diartikan sebagai sebuah tambahan atas pinjaman yang
diberikan kepada pihak peminjam terhadap pihak yang dipinjamkan tanpa keikhlasan dari pihak
yang meminjamkan. Ekonomi Islam kini menganggap bahwa interest rate sebagai perannya dalam

Bank Syari’ah Page 4


menggerakkan perekonomian konvensional sekarang dapat diubah dengan rate on kapital, yaitu
pendapatan atas modal barang dan jasa dalam proses produksi. Dengan alasan ini, Adiwarman
Karim menjelaskan bahwa perbankan Islam dapat menggerakan perputaran kegiatan atau
aktivitasnya dengan ikut masuk ke dalam proses produksi yaitu dengan ikut atau berperan aktif
dalam kegiatan usaha. Oleh karena itu, maka dua produk perbankan Islam yang sekarang ada
terbentuk dari ide dasar ini. Mudharobah dan musyarokah dapat dikedepankan sebagai dua produk
Islam yang muncul dari ide dasar bahwa perbankan Islam haruslah perbankan yang mengambil
untung dari ikut berperannya mereka dalam proses produksi dengan mendapat bagian dri bagi hasil
pendataan atau dari untung usaha yang didapatkan perusahaan yang menjadi rekan usahanya.
Selain produk Mudharobah dan  Musyarokah, perbankan Islam juga menganut prinsip dual
system. Perbankan Islam selain berperan sebagai partner usaha juga dapat berperan sebagai
penjual dalam akadMudharobah, ijarah, atau ishtinah. Dengan peran perbankan Islam sebagai
pedagang inilah maka perbankan Islam kini mendapatkan selisih keuntngan yang sudah ditetapkan
di awal dengan barang yang disepakati untuk diperjualbelikan. Akad jual beli ini lah yang selama
ini menjadi produk yang banyak di gunakan oleh institusi syariah karena perhitungan dan sifat
produknya yangg lebih mudah digunakan dalam buisnis syariah. Dengan digunakannya produk 
Mudharobah, ijarah, atau istisna ini memang membuat banyak orang awam merasa produk syariah
menjadi mirip perbankan dengan perbankan konvensional. Apalagi penempatan margin
keuntungan yang jauh beda dengan interest rate. Terlepas dari pembelaan bank syariah terhadap
hal ini,  kritik mengenai produk yang berlandaskan akad jual beli ini patut menjadi perhitungan
sendiri bagi perbankan syariah.

Bank Syari’ah Page 5


1.1 Latar Belakang

Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan


sistem syariah (hukum islam).Usaha pembentukkan sistem ini berangkat dari larangan islam untuk
memungut dan meminjam bedasarkan bunga yang termasuk dalam riba dan investasi untuk usaha
yang dikategorikan haram,misalnya dalam makanan,minuman,dan usaha-usaha lain yang tidak
islami,yang hal tersebut tidak diatur dalam Bank Konvensional. 
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun1991,
bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat
terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga
dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode
1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.

Bank Syari’ah Page 6


Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU
No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Adanya Perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi penduduk di Negara Indonesia
yang hampir seluruh penduduknya beragama Islam.
Dengan adanya bank tersebut diharapkan tidak adanya kerancuan dalam proses muamalah
bagi para pemeluk agama islam,sehingga mereka terjaga dari keharaman akibat tidak adanya suatu
wadah yang melayani mereka dalam bidang muamalah yang bersifat islami.
Namun realitas yang ada,dari 80% penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak lebih dari 10%
di antara mereka yang bertransaksi secara syar’I lebih-lebih dalam hal perbankan.Sampai saat ini
perbankan syariah di Indonesia belum mampu menunjukan eksistensinya,banyak masyarakat yang
tidak menaruh kepercayaan terhadap perbankkan syariah.Bahkan para ulama-ulama di negeri ini
pun sebagian besar masih menyimpan uangnya di bank konvensional.Hal tersebut terjadi karena
kurangnya pemahaman mengenai sisitem operasi perbankan syariah Sistem dalam bank syariah di
anggap sama dengan sistem operasi yang ada dalam bank konvensional.
Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bank syariah dan
berakibat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah.
Hal tersebut menjadi landasan untuk menyadarkan masyarakat akan keurgenan perbankkan islam
di Negara ini.khusunya bagi mereka yang beragama islam.Upaya-upaya pensosialisaian
mekanisme dan syariah di rasa perlu,sehingga masyarakat tidak lagi terjebak dalam transaksi-
transaksi yang tidak islami dan masyarakat kembali manaruh kepercayaan terhadap transaksi
syariah seperti pada zaman Rosulullah dan para sahabat.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan bank syariah?
b. Apa yang dimaksud dengan Sumber pendapatan bank syariah?
c. Bagaimana Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional?
d. Apa dasar hukum bank syariah?
e. Apa saja Prinsip Bank Syariah?
f. Bagaimana Perbedaan imbalan yang berdasarkan Bunga dan bagi Hasil?
g. Apa saja Keunggulan Dan Kelemahan Bank Syariah?
1.3 Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan bank syariah

Bank Syari’ah Page 7


b. Untuk mengetahui Sumber pendapatan bank syariah
c. Untuk mengetahui Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional
d. Untuk mengetahui dasar hukum bank syariah
e. Untuk mengetahui Prinsip Bank Syariah
f. untuk mengetahui Perbedaan imbalan yang berdasarkan Bunga dan bagi Hasil
g. Untuk mengetahui Keunggulan Dan Kelemahan Bank Syariah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank Syariah

            Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam penghimpunan dana
maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar
prinsip syariah.
            Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana, meminjamkan uang,
dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila dalam melaksanakan fungsi
perbankan melakukan hal – hal yang dilarang syariah. Dalam praktik perbankan konvesional yang
dikenal saat ini, fungsi tersebut dilakukan berdasarkan prinsip bunga. Bank konvensional memang

Bank Syari’ah Page 8


tidak serta merta identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bank konvnsionaldapat
digolonglan sebagai transaksi ribawi.

2.2 Sumber pendapatan bank syariah


Sumber pendapatan bank syariah terdiri dari:
 a.  Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah
 b.  Keuntungan atas kontrak jual-beli (al bai’)
 c.  Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina dan
 d.  Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.

2.3 Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

No Perbedaan Bank Konvensional Bank Syariah


1 Bunga Berbasis bunga Berbasis revenue/profit loss sharing

2 Resiko Anti risk Risk sharing

Beroperasi dengan
pendekatan sektor Beroperasi dengan pendekatan sektor
3 Operasional
keuangan, tidak langsung riil
terkait dengan sektor riil
Multi produk (jual beli, bagi hasil,
4 Produk Produk tunggal (kredit)
jasa)
Pendapatan yang diterima
Pendapatan yang diterima deposan
deposan tidak terkait
5 Pendapatan terkait langsung dengan pendapatan
dengan pendapatan yang
yang diperolah bank dari pembiayaan
diperoleh bank dari kredit
6 Mengenal negative spread Tidak mengenal negative spread
Bank Indonesia dan Al Qur’an. Sunnah, fatwa ulama,
7 Dasar Hukum
Pemerintah Bank Indonesia, dan Pemerintah
8 Falsafah Berdasarkan atas bunga Tidak berdasarkan bunga(riba),
(riba) spekulasi (maisir), dan

Bank Syari’ah Page 9


ketidakjelasan(gharar)
          Dana Masyarakat (Dana
Pihak Ketiga/DPK) berupa          Dana Masyarakat (Dana Pihak
titipan simpanan yang Ketiga/DPK) berupa titipan
harus dibayar bunganya ( wadi’ah) dan
pada saat jatuh tempo investasi(mudharabah)yang baru
9 Operasional
          Penyaluran dan pada akan mendapat hasil jika
sektor yang “diusahakan“ terlebih dahulu
menguntungkan, aspek          Penyaluran dana (financing) pada
halal tidak menjadi usaha yang halal dan menguntungkan
pertimbangan agama
Tidak diketahui secara Dinyatakan secara eksplisit dan tegas
10 Aspek sosial
tegas yang tertuang dalam visi dan misi
Tidak memiliki Dewan Harus memiliki Dewan Pengawas
11 Organisasi
Pengawas Syariah(DPS) Syariah(DPS)
Uang adalah komoditi
Uang bukan komoditi, tetapi
12 Uang selain sebagai alat
hanyalah alat pembayaran
pembayaran

2.4 Dasar Hukum Bank Syariah


Perbankan syariah menurut undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkuttentang Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Pembiayaan Rakyat Syariah.

2.5 Prinsip Bank Syariah


Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak
lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang sesuai dengan syariah.

Bank Syari’ah Page 10


Beberapa Prinsip atau hukum yang dianut oleh system perbankan syariah antara lain:
 Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman
dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan
 Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil
usaha institusi yang meminjam dana
 Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya
merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai
intrinsic
 Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak
harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi
 Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan pada
Islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.

2.6 Kharakteristik Bank Syariah yaitu :


 Berdasarkan prinsip syariah

 Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:

o pelarangan riba dalam berbagai bentuknya

o Tidak mengenal konsep “time-value of money”

o Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.

 Beroperasi atas dasar bagi hasil

 Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa

 Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan

Bank Syari’ah Page 11


 Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal

 Tidak membedakan secara tegas sector moneter dan sector riil (dapat melakukan
transaksi 2 sektor riil.

2.7 Perbedaan imbalan yang berdasarkan Bunga dan bagi Hasil


Bunga Bagi Hasil

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad tanpa Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat
berpedoman pada untung atau rugi ada pwaktu akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi
Besarnya presentasi berdasarkan pada jumlah Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
uang yang dipinjam jumlah keuntungan yang diperoleh
Pembayaran bunga tetap seperti yang Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek
dijanjikan tanpa mempertimbangkan apakah yang dijalankan sekiranya itu terjadi kerugian
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah maka akan ditanggung bersama oleh kedua
untung atau rugi pihak.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun julah keuntungan berlipat dengan peningkatan jumlah pendapatan
Eksistansi bunga diragukan Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi
hasil

2.8 Konsep Dasar Transaksi

1. Efisiensi, mengacu pada prinsip saling menolong untuk berikhtiar, dengan tujuan
mencapai laba sebesar mungkin dan biaya yang dikeluarkan selayaknya.

Bank Syari’ah Page 12


2. Keadilan, mengacu pada hubungan yang tidak menzalimi (menganiaya) , saling ikhlas
mengikhlaskan antar pihak – pihak yang terlibat dengan persetujuan yang adil tentang
proporsi bagi hasil, baik untung maupun rugi.
3. Kebenaran, mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasehat untuk
saling meningkatkan produktivitas.

Lima transaksi yang lazim dipraktekkan perbankan syariah adalah:


1. Tarnsaksi yang tidak mengandung ribal.
2. Transaksi yang ditujukan untuk memiliki barang dengan cara jual beli(murabaha)
3. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan jaa dengan cara sewa(ijarah)
4. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan modal kerja dengan cara bagi hasil
(mudharabah).
5. Transaksi deposito, tabungan, giro yang imbalannya adlah bagi hasil (mudharabah) dan
transaksi titipan(wadi’ah).

2.9 Produk Perbankan Syariah


  Produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
 Produk penyaluran dana
 Produk penghimpunan dana
 Produk yang berkaitan dengan jasa yang diberikan kepada nasabahnya.

2.9.1 Produk penyaluran dana


a. Prinsip Jual Beli (Ba’i)
            Transaksi jual beli dibedakan berdasarakan bentuk pembayarannya dan waktu
penyerahan barang, seperti:
 Pembiayaan Murabahah

Bank Syari’ah Page 13


Murabahah adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya.
Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah
harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati harga
jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika
telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam
perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil).
Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayaran
dilakukan secara tangguh.
 Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Dalam
praktik perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank akan menjualnya
kepada nasabah itu sendiri secara tunai atau secara angsuran. Umumnya transaksi ini
diterapkan dalam penbiayaan barang yang belum ada, seperti pembelian komoditi dijual
kembali secara tunai atau secara cicilan.
 Istishna
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat
dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna dalam bank

syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi. Ketentuan


umum Istishna sebagai berikut :
Spesifikasi barang pesanan harus jelas, seperti jenis, macam, ukuran, mutu, dan jumlah.
Harga jual yang disepakati dicantumkan dalam akad Istishna dan tidak boleh berubah selama
berlakunya akad. Jika terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, maka seluruh
biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.

b. Prinsip Sewa (Ijarah)


            Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip
ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun perbedaanya terletak pada objek
transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek
transaksinya adalah jasa.

Bank Syari’ah Page 14


            Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakan kepada
nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal dengan ijarah muntahiya
nittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual
disepakati pada awal perjanjian.

c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)


Transaksi yang penanaman dana dari pemilik modal dengan pengelola untuk melakukan
usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil antara kedua belah pihak
berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.

            Produk pembiayaan syariah yang didasarkan pada prinsip bagi hasil adalah:
 Musyarakah
Musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana
secara bersama – sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud
maupun tidak berwujud. Bentuk kontribusi dari pihaki yang bekerja sama dapat berupa dana,
barang perdagangan (trading asset), kewiraswastaan (entrepreneurship), keahlian (skill),
kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau intangible asset( seperti hak paten atau
goodwill), kepercayaan/reputasi (credit worthiness) dan barang – barang lainnya yang dapat
dinilai dengan uang. Dengan merangkum seluruh kombinasi dari bentu kontribusi masing –
masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.

 Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal
mempercayakan seju7mlah modal kepada pengelola dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan.Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari pemilik
modal dan keahlian dari pengelola. Beberapa ketentuan umum mudharabah adalah;
- Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus
diserahkan tunai;

Bank Syari’ah Page 15


- Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan dengan
dua cara: perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing) dan perhitungan dari
keuntungan proyek (profit loss sharing).
- Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad pada setiap bulan atau
waktu yang disepakati.
- Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun tidak berhak
mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah.
d. Akad Pelengkap
            Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad
pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun ditujukan
untuk mempermudah pelaksanaan pembayaran. Meskipun tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan, dalam akad pelengkap ini diperbolehkan untuk meminta pengganti biaya –
biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti biaya ini sekadar
untuk menutupi biaya yang benar – benar timbul.

 Hiwalah ( Alih Utang Piutang)


Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang piutang. Dalam praktik perbankan syariah,
fasilitas hiwalah lazimnya untuk melanjutkan suplier mendapatkan modal tunai agar dapat
melanjutkan produksinya. Bank mendapatkan ganti biaya atas jasa pemindahan piutang.

 Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam
memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria sebagai berikut :
-  Milik nasabah sendiri,
- Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar,
- Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank.
Atas izin bank, nasabah dapat menggnakan barang tertentu yang digadaikan dengan tidak
mengurangi nilai dan merusak barang yang digadaikan. Apabila barang yang digadaikan
rusak atau cacat, maka nasabah harus bertanggungjawab.
 Qardh

Bank Syari’ah Page 16


Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal
yaitu:
-   Sebagai pinjaman talangan haji, diman nasabah calon haji diberikan pinjaman
talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji.
- Sebagai pinjaman tunai (cash advance) dari produk kartu kredit syariah, dimana
nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai melalui8 bank (ATM). Nasabah
akan mengembalikannya sesuai waktu yang ditentukan.
-  Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, di mana menurut perhitungan bank akan
memberatkan si pengusaha bila diberikan pembiayaan dengan skema jual beli, ijarah,
atau bagi hasil.
- Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan fasilitas ini
untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank akan
mengembalikannya secara angsur melalui potongan gajinya.

 Wakalah (Perwakilan )
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa pada bank
untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C (Letter of
Credit), inkaso dan transfer uang.
Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum.
Khusus untuk pembukuan L/C, apabila dana nasabah tidak cukup, maka penyelesaian L/C
(settlement L/C) dapat dilakukan dengan pembiayaan murabahah, salam, ijarah,
mudharabah, atau musyarakah. 

 Kafalah (Garansi Bank)


Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk mrnjamin suatu kewajiban
pembayaran. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana
untuk fasilitas ini sebagai rahnb. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip
wadi’ah. Bank mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang diberikan.

2.9.2 Produk Penghimpunan Dana

Bank Syari’ah Page 17


            Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito.
Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah
prinsip wadi’ah dan mudharabah
a. Prinsip Wadi’ah (simpanan)
Al-Wadi’ah atau dikenal dengan nama titipan atau simpanan, merupakan titipan
murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan maupun badan hukum yang harus
dijaga dan dikembalikain kapan saja bila si penitip menghendaki.

Ketentuan umum dari produk ini adalah :


 Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung
bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imabalan dan tidak menanggung kerugian.
Bank dimungkinkan memberi bonus kapada pemilik dana sebagai suatu insentif untuk
menarik dana masyarakat namun tidak boleh diperjanjikan di muka.
 Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya mencakup izin penyaluran
dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.Khusus bagi pemilik rekening giro, bank dapat memberikan buku
cek, bilyet giro, dan debit card.
 Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat mengenakan pengganti biaya administrasi
untuk sekadar menutupi biaya yang benar – benar terjadi.
 Ketentuan – ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan tabungan berlaku
selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Yang termasuk dalam produk Bank Syariah dalam menghimpun dana yaitu :
1. Giro Syariah
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek/ bilyet giro, atau dengan cara pemindahbukuan.
2. Tabungan Syariah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/bilyet giro.
3. Deposito Syariah

Bank Syari’ah Page 18


Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dengan bank.

b. Prinsip Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak pertama
menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka akan ditanggung pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian
diakibatkan kelalaian pengelola, maka si pengelolalah yang bertanggung jawab.

Jenis-Jenis Mudharabah
 Mudharabah Mutlaqah
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat
dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharaba dan deposito mudharabah.
Berdasarkan prinsip ini, tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang
dihimpun.
 Mudharabah Muqayyadah
Adalah jenis mudharabah yang pada akadnya dicantumkan persyaratan-persyaratan tertentu
misalnya hanya boleh digunakan untuk usaha tertentu, di kota tertentu, dan dalam waktu
tertentu. Ikatan-ikatan ini membuat akad mudharabah menjadi terikat dan sempit sehingga
disebut mudharabah muqayyadah (restricted mudharabah). Mudharabah Muqayyah terbagi
2 yaitu :

 Mudharabah Muqayyadah on Balance sheet


Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) di mana
pemilik dana dapat menetapkan syarat – syarat tertentu yang harus dipenuhi bank.
Misalnya disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, disyaratkan digunakan
deangan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu.
 Mudharabah Muqayyadah off Balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada
usahanya, di mana bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang

Bank Syari’ah Page 19


mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat
menetapkan syarat – syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh bank dalam mencari
kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksanaan usahanya.

2.9.3 Produk Jasa Perbankan


a. Sharf (Jual Beli Valuta Asing)
            Pada prinsipnya, jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf. Jual beli mata
uang yang tudak sejenis ini penyerahannya harus dilaksanakan pada waktu yang sama (spot).
Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.

b. Ijarah (sewa)
            Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box) dan
jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). Bank dapat imbalan sewa dari jasa
tersebut.

3.1 Keunggulan Dan Kelemahan Bank Syariah


Keunggulan Bank Syariah
Bank syariah memiliki beberapa keunggulan yaitu sebagai berikut :
1.      Bank syariah relatif lebih mudah merespons kebijaksanaan pemerintah.
2.      Terhindar dari praktik moneu laundring. 
3.      Bank syariah lebih mandiri dalam penentuan kebijakan bagi hasilnya.
4.      Tidak mudah dipengaruhi gejolak moneter.
5.      Mekanisme bank syariah didasarkan pada prinsip efisiensi, keadilan dan
kebersmaan.

Kelemahan Bank Syariah


Bank syariah memiliki beberapa kelemahan diantaranya sebagai berikut :
1.      Jaringan kantor bank syariah belum luas.
2.      SDM bank syariah masih sedikit.
3.      Pemahaman masyarakat tentang bank syariah masih kurang.

Bank Syari’ah Page 20


4.      Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar daripada bank konvensional.

3.2 Contoh – Contoh Bank Syari’ah


Bank umum syariah (bus)
1.        PT Bank Syariah Mandiri 
2.        PT Bank Syariah Muamalat Indonesia
3.        PT Bank Syariah BNI
4.        PT Bank Syariah  BRI
5.        PT Bank Syariah Mega Indonesia 
6.        PT Bank Jabar dan Banten
7.        PT Bank Panin Syariah
8.        PT Bank Syariah Bukopin
9.        PT Bank Victoria Syariah
10.      PT BCA Syariah 
11.      PT Maybank Indonesia Syaria

Bank Syari’ah Page 21


BAB III
PENUTUP

3.3 Kesimpulan
Dari uraian kita sepakati bersama bahwa perbankan islam adalah lembaga keuangan yang
menjalankan aktivitas perbankan konvensional murni yang tidak sama sekali ada kaitannya dengan
kegiatan keagamaan yang akan menimbulkan kontradiksi apabila terjadi sebuah kesalahan, maka
agama islam termasuk di dalamnya umat islam itu akan tersalahkan.

Namun dalam kegiatannnya perbankan islam tidak boleh menyimpang dari landasan dan
prinsip-prinsip islam itu sendiri, karena timbulnya perbankan islam adalah untuk menyempurnakan
dari sistem sosialis dan konvensional. Yang bukan saja berorientasi pada profitabilitas tapi juga
bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika dan moral dalam berbisnis di dunia

Bank Syari’ah Page 22


perbankan yang dapat menciptakan sebuah kegiatan perbankan yang efisien dan efektip (bebas dari
Riba, Gharar, Maysir, dll) sehingga dapat berimplikasi pada pembangunan ekonomi, kesejahteraan
rakyat, menciptakan pasar ekonomi yang sehat dan menghilangkan paradigma dzalim.

Saran
Maka tugas kita selaku akademisi adalah bagaimana kita mengembangkan dan menerapkan
kegiatan perbankan islam pada masyarakat dunia, sehingga tidak ada kata alergi ketika masyarakat
mendengar istilah – istilah kegiatan perbankan islam. Harapan kita bahwa sudah cukup sampai
disini saja kegiatan dunia bisnis baik yang basis finansial, Investasi, perbankan, real, pasar modal,
pasar barang dll. Yang hanya menguntungkan sebagian pihak dan dipihak lain tertidas.
Mari kita jadikan Perbankan islam sebagai sarana untuk menciptakan dunia bisnis baru yang
bernafaskan positif yang dapat memberikan kesejahteraan bagi semua.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Azwar Karim Adiwarman. Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.2013.
Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu, Achmad Abror. Lembaga Keuangan. Rineka Cipta,
Jakarta 2005
Machmud Amir & Rukmana. 2010. Bank Syariah, Jakarta. Erlangga

Sumber lain :
http://www. Makalahegi.blogspot.com Diakses pada tanggal 01 Mei 2014
http://www. Eramoeslem.com”ekonomi syariah

Bank Syari’ah Page 23

Anda mungkin juga menyukai