Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“PERBANKAN SYARIAH “

Kelompok 5

Nama Anggota :

1. Berlian Safri Prakoso (I0320017)


2. Bonang Respati Satmoko (I0320018)
3. Denny Surya Pratama (I0320024)
4. Efa Setyaningsih (I0320030)
5. Funny Gustanty Aryndhy (I0320042)
6. Larasati Fadhilah Adani (I0320055)
7. Muhammad Hafizh (I0320065)
8. Muhammad Jefri Saputra (I0320066)
9. Muhammad Nurwicaksana (I0320068)
10. Nurki Putra Mahardika (I0320076)
TEKNIK INDUSTRI
KELAS A
TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BANK
SYARIAH”. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam Bapak Afnan Arumi, S.H.I., M.A. yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Sebagai sebuah makalah tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang berkepentingan, guna
penyempurnaan makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat
digunakan oleh pembaca dengan baik.

Surakarta, 6 November 2020

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………. i
Daftar isi ………………………………………………………………………......ii
BAB I
Pendahuluan………………………………………………………………..1
Rumusan masalah…………………………………………………………..1
BAB II
2.1 Fokus permasalahan……………………………………………………..2
2.2 Uraian dari rumusan masalah……………………………………………2
2.2.1 pengertian bank Syariah………………………………………2
2.2.2 sejarah perkembangan bank Syariah …………………………3
2.2.3 dalil dan dasar hukum ………………………………………..4
2.2.4 prinsip – prinsip dasar Syariah ……………………………….6
2.2.5 landasan hukum bank Syariah ………………………………..8
2.2.6 sistem perbankan Syariah …………………………………….8
2.2.7 fungsi dan keunggulan ……………………………………… 12
2.3 Sikap ……………………………………………………………………13
BAB III
Kesimpulan ………………………………………………………………….14
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam. Sedangkan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip Syariah Islam adalah bank yang dalam kegiatan operasinya itu
mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Islam khususnya yang menyangkut
tata-cara bermuamalat secara Islam (Sri Wahyuni,2008). Bank syariah adalah
bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah
merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya
dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi saw. Dengan
kata lain Bank Umum Syariah adalah bank yang melakukan kegiatan usaha
atau beroperasi berdasarkan prinsip syariah dan tidak mengandalkan pada
bunga dalam memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran (Muhammad, 2005: 10).
Perbankan syariah telah menunjukkan ketangguhan pada saat terjadi
krisis moneter yang terjadi di Indonesia antara tahun 1997-1998 yang
merupakan kondisi terberat bagi seluruh perekonomian di Indonesia.
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik
dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam
fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana
maupun dari pihak bank.
Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini semua
pihak ingin merasa diuntungkan baik dari segi penyimpangan dana,
penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut. Dengan kata
lain, semakin tinggi kepercayaan masyarakat maka semakin tinggi pula dana
pihak ketiga (DPK) yang akan masuk pada bank tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bank syariah?
2. Bagaimana sejarah bank syariah?
3. Apa prinsip dan dalil bank syariah dalam Al-Quran?
4. Bagaimana sistem bank syariah?
5. Apa fungsi dan kegunaan bank syariah?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fokus masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Bank Syariah
2. Sejarah dari Bank Syariah
3. Dalil Al-Quran mengenai Bank Syariah
4. Sistem kerja Bank Syariah
5. Fungsi dan kegunaan Bank Syariah
2.2 Uraian dari Rumusan masalah
2.2.1Pengertian Bank Syariah
Bank berasal dari kata bangue (bahasa Perancis) dan dari kata banco (bahasa
Italia) yang berarti peti / lemari atau bangku. Peti/ lemari dan bangku menjelaskan
fungsi dasar dari bank komersial, yaitu : pertama, menyediakan tempat untuk
menitipkan uang dengan aman (safe keeping function), kedua, menyediakan alat
pembayaran untuk membeli barang dan jasa (transaction function). Sedangkan
menurut kamus besar bahasa Indonesia bank diartikan sebagai lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang.
Pengertian bank syariah atau bank Islam dalam bukunya Edy Wibowo adalah
bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank ini tata cara
beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Quran dan hadits. Bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam maksudnya adalah bank yang
dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya
yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat
itu dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba, untuk
diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan atau praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah atau
bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh beliau.
Sedangkan menurut Sutan Remy Shahdeiny Bank Syariah adalah lembaga
yang berfungsi sebagai intermediasi yaitu mengerahkan dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan
dalam bentuk pembiayaan tanpa berdasarkan prinsip bunga, melainkan berdasarkan
prinsip syariah. Menurut undang-undang No. 21 tahun 2008, bank syariah adalah

2
bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Jadi,
penulis berkesimpulan bahwa bank syariah adalah bank yang operasionalnya
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat berupa
pembiayaan dengan sistem bagi hasil yang berdasarkan ketentuan-ketentuan syariat
Islam.
Secara umum pengertian perbankan syariah atau perbankan islam (Arab: ‫المصرفية‬
‫اإلس المية‬, al-Mashrafiyah al-Islamiyah) adalah suatu sistem perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem ini
berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau
memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan
untuk berinvestasi pada usaha-usaha yang bersifat (haram). Sistem perbankan
konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut dalam investasinya,
misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman
haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain. Bank tanpa bunga
merupakan konsep yang lebih sempit dari bank Syariah, ketika sejumlah instrumen
atau operasinya bebas dari bunga. Bank Syariah, selain menghindari bunga, juga
secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran dan tujuan dari ekonomi
Islam yang berorientasi pada kesejahteraan sosial.
2.2.2 Sejarah Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Pengembangan sistem keuangan yang berkaitan dengan Islam di Indonesia
pertama kali digagas oleh OKI pada tahun 1975 dengan mendirikan IDB atau Islamic
Development Bank. Peran IDB pada saat itu adalah sebagai pemdiri babk-bank islam
yang ada di berbagai negara.
Pada tanggal 18-20 Agustus 1990, terdapat suatu ikhtiar yang lebih khusus
tentang pendirian Bank Islam di Indonesia. Pada saat itu, MUI menyelenggarakan
lokakarya tentang bunga bank dan perbankan yang bertempat di Cisarua, Bogor, Jawa
Barat. Hasil dari lokakarya tersebut adalah kelahiran amanat untuk membentuk
kelompok kerja yang akan mendirikan bank islam di Indonesia yang berbeda dengan
bank konvensional yang hanya mementingkan keuntungan saja, tetapi bank islam
lebih menerapkan sitem perbankan berdasarkan syariah.
Kemudian, pada tahun 1998, pemerintah mengeluarkan Pakto atau Paket
Kebijakan Oktober yang salah satu isinya memperkenankan adanya pendirian bank-
bank baru. Sebelum ini, sebenarnya bank syariah di Indonesia sendiri sudah memiliki
dasar legitimasi yang kuat dengan deregulasi sector perbankan pada tahun 1983.
Setelah itu, terbitlah pengesahan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang berisi
bahwa bank bebas untuk menentukan jenis imbalan dari nasabahnya, baik itu berupa
sistem bunga ataupun sistem bagi hasil.

3
Lalu, pada tahun 1991 Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang merupakan
bank syariah pertama di Indonesia resmi berdiri. Pendirian bank ini diprakasai oleh
Majelis Ulama Indonesia, pemerintah, serta dukungan dari ICMI dan pengusaha
.muslim lainnnya. Setelah melalui berbagai perkembangan, terbentuklah DPS (Dewan
Pengawas Syariah) yang harus ada disetiap bank-bank syariah dan unit usaha syariah.
Lalu, muncul UU Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yang secara
final sudah melegalkan segala macam karakteristik bank syariah yang ada di
Indonesia. Dengan adanya UU ini, tentu dapat menjadi pijakan yang kokoh bagi
Peraturan Bank Indonesia untuk mengatur teknis yang berkaitan dengan perbankan
syariah yang ada di Indonesia.
2.2.3 Dalil dan dasar hukum
Berdirinya Bank syariah di Indonesia tentunya memiliki landasan atau dasar
hukum yang melindungi dan menjadi dasar menjalankan segala aktivitas
perekonomian yang meliputi kegiatan perbankan. Dalam berjalannya segala aktivitas
perbankan, bank syariah memiliki dua dasar hukum berdasarkan peraturan negara dan
berdasarkan Al-Qur’an dan hukum islam yang lainnyaa. Inilah yang membedakan
antara Bank syariah dan Bank konvensional. Kita ketahui bahwasannya bank syariah
adalah bank yang bernafaskan islam , tentu ada beberpa ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang Bank syariah, antara lain :
1. QS An-Nisa’ ayat 29
Salah satu landasan hukum islam tentang bank syariah adalah surat An-Nisa
ayat 29 yang memiliki arti “hai orang-orang beriman ! janganlah kalian saling
memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantara kalian.” Dalam artian ini bisa
ditafsirkan bahwasannya bank syariah dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh
menyeleweng dari ajaran islam (batil) namun harus selalu tolong menolong demi
menciptakan suatu kesejahteraan. Kita tahu banyak sekali tindakan-tindakan ekonomi
yang tidak sesuai dengan ajaran islam hal ini terjadi karena beberapa pihak tidak
tahan dengan godaan uang serta mungkin mereka memiliki tekanan baik kekurangan
dalam hal ekonomi atau yang lain, maka bank syariah harus membentengi mereka
untuk tidak berbuat sesuatau yang menyeleweng dari islam. Allah swt.berfirman
dalam Surah An-Nisa’ ayat 29 :

ٍ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُو ْا الَ تَأْ ُكلُو ْا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِا ْلبَا ِط ِل إِالَّ أَن تَ ُكونَ تِ َجا َرةً عَن تَ َرا‬
َ ُ‫ض ِّمن ُك ْم َوالَ تَ ْقتُلُو ْا أَنف‬
َ ‫س ُك ْم إِنَّ هّللا‬
٢٩﴿ ‫﴾ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬
Artinya :

4
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
2. QS Al-Baqarah ayat 283

Ayat selanjutnya yang menjadi landasan hukum Bank syariah terdapat dalam
surat Al-Baqarah ayat 283, yang memiliki arti “Maka, jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain maka hendaknya yang kamu percayai itu
menunaikan amanatnya dan hendaklah bertaqwa kepada Allah SWT.” Dari ayat ini
bisa diambil salah satu poin penting yakni menyampaikan amanat. Dalam bank
syariah baik pihak Bank maupun nasabah harus menjaga amanah yang telah
disepakati dalam akad sebelumnya hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan dan
tetap berkegiatan ekonomi tanpa kecurangan atau kebohongan sedikitpun. Bisa
dibilang harus terbuka dan transparan. Allah swt.berfirman dalam Surah Al-Baqarah
ayat 283:
ِ ‫ضا فَ ْليُ َؤ ِّد الَّ ِذي اؤْ تُ ِمنَ أَ َمانَتَهُ َو ْليَت‬
َ ‫َّق هّللا‬ ُ ‫وضةٌ فَإِنْ أَ ِمنَ بَ ْع‬
ً ‫ض ُكم بَ ْع‬ َ ُ‫سفَ ٍر َولَ ْم تَ ِجدُو ْا َكاتِبًا فَ ِرهَانٌ َّم ْقب‬
َ ‫َوإِن ُكنتُ ْم َعلَى‬
ُ ‫هّللا‬ ْ َ َ
٢٨٣﴿ ‫ش َها َدةَ َو َمن يَ ْكتُ ْم َها فإِنَّهُ آثِ ٌم قلبُهُ َو ُ بِ َما تَ ْع َملونَ َعلِي ٌم‬ َّ ‫﴾ َربَّهُ َوالَ تَ ْكتُ ُمو ْا ال‬

Artinya :
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu
(para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

3. QS Al-Maidah ayat 1-2


Dalam ayat ini memiliki arti “ Hai orang-orang beriman ! penuhilah akad-akad itu.”
Untuk ayat 1 sedangkan arti ayat ke dua “ dan tolong menolonglah kamu dalam hal
kebajikan.” Dari dua ayat ini bisa diartikan bahwasannya Bank syariah hadir untuk
melaksanakan dan menjaga akad-akad yang telah disepakati diantara dua pihak tidak
bnoleh terjadi sebuah penyelewengan namun harus tetap baik dan benar sesuai
dengan ajaran islam serta kesepakatan yang ada. Akad inilah yang menjadi perbedaan

5
utama anatara bank syariah dan bank konvensional, dalam bank syariah akad yang
diberlakukan adalah memakai sistem bagi hasil. Selain itu prinsip yang digunakan
dalam bank syariah adalah sistem tolong menolong untuk mengerjakan sebuah
kebajikan, dengan hal ini maka selain melakukan kegiatan perbankan atau perniagaan
mereka juga beribadah, dari sinilah nilai plus yang dimiliki oleh bank syariah. Allah
swt.berfirman dalam Surah Al-Maidah ayat 1-2 :
َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُو ْا أَ ْوفُو ْا بِا ْل ُعقُو ِد أُ ِحلَّتْ لَ ُكم بَ ِهي َمةُ األَ ْن َع ِام إِالَّ َما يُ ْتلَى َعلَ ْي ُك ْم َغ ْي َر ُم ِحلِّي ال‬
َ ‫ص ْي ِد َوأَنتُ ْم ُح ُر ٌم إِنَّ هّللا‬
َ‫ْي َوالَ ا ْلقَآلئِ َد َوال آ ِّمينَ ا ْلبَيْت‬ َ ‫ش ْه َر ا ْل َح َرا َم َوالَ ا ْل َهد‬ َ ‫﴾يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُو ْا الَ تُ ِحلُّو ْا‬١﴿ ‫يَ ْح ُك ُم َما يُ ِري ُد‬
َّ ‫ش َعآئِ َر هّللا ِ َوالَ ال‬
‫س ِج ِد‬ْ ‫َن ا ْل َم‬
ِ ‫صدُّو ُك ْم ع‬ َ ‫شنَآنُ قَ ْو ٍم أَن‬ َ ‫اصطَادُو ْا َوالَ يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬ ْ َ‫ض َوانًا َوإِ َذا َحلَ ْلتُ ْم ف‬ ْ ‫ضالً ِّمن َّربِّ ِه ْم َو ِر‬ ْ َ‫ا ْل َح َرا َم يَ ْبتَ ُغونَ ف‬
﴿‫ب‬ َ َ ‫ا ْل َح َر ِام أَن تَ ْعتَدُو ْا َوتَ َعا َونُو ْا َعلَى ا ْلب ِّر َوالتَّ ْق َوى َوالَ تَ َعا َونُو ْا َعلَى ا ِإل ْث ِم َوا ْل ُع ْد َوا ِن َواتَّقُو ْا هّللا َ إِنَّ هّللا‬
ِ ‫ش ِدي ُد ا ْل ِعقَا‬
٢﴾

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan
tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya
Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (1)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan
jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-
binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu
orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka
bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.
2.2.4 Prinsip-prinsip Dasar Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan Prinsip-Prinsip Syariah.
Implementasi prinsip syariah inilah yang menjadi pembeda utama dengan bank
konvensional.  Pada intinya prinsip  syariah tersebut mengacu kepada syariah Islam
yang berpedoman utama kepada Al Quran dan Hadist.Islam sebagai agama
merupakan konsep yang mengatur kehidupan manusia secara komprehensif dan
universal baik dalam hubungan dengan Sang Pencipta (HabluminAllah) maupun
dalam hubungan sesama manusia (Hablumminannas).

6
Ada tiga pilar pokok dalam ajaran Islam yaitu :
a. Aqidah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang keyakinan atas
keberadaan dan kekuasaan Allah sehingga harus menjadi keimanan seorang
muslim manakala melakukan berbagai aktivitas dimuka bumi semata-mata untuk
mendapatkan keridlaan Allah sebagai khalifah yang mendapat amanah dari
Allah.
b. Syariah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan seorang
muslim baik dalam bidang ibadah (habluminAllah) maupun dalam bidang
muamalah (hablumminannas) yang merupakan aktualisasi dari akidah yang
menjadi keyakinannya.
c. Sedangkan muamalah sendiri meliputi berbagai bidang kehidupan antara lain
yang menyangkut ekonomi atau harta dan perniagaan disebut muamalah
Maliyah.
d. Akhlaq : landasan perilaku dan kepribadian yang akan mencirikan dirinya
sebagai seorang muslim yang taat berdasarkan syariah dan aqidah yang menjadi
pedoman hidupnya sehingga disebut memiliki akhlaqul karimah sebagaimana
hadis nabi yang menyatakan “Tidaklah sekiranya Aku diutus kecuali untuk
menjadikan akhlaqul karimah”
Dalam operasionalnya, perbankan syariah harus selalu dalam koridor-
koridorprinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi
dan resiko masing-masing pihak.
2. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan pengguna
dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling
bersinergi untuk memperoleh keuntungan.
3. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan keuangan
secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat mengetahui
kondisi dananya.
4. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan
dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Prinsip-Prinsip syariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah adalah


kegiatan yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Maisir:  Menurut bahasa maisir berarti gampang/mudah. Menurut


istilah maisir berarti memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja

7
keras. Maisirsering dikenal dengan perjudian karena dalam praktik perjudian
seseorang dapat memperoleh keuntungan dengan cara mudah.
2. Gharar : Menurut bahasa gharar berarti pertaruhan. Menurut
istilah ghararberarti seduatu yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan atau
perjudian. Setiap transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak berada
dalam kuasanya alias di luar jangkauan termasuk jual beli gharar. 
3. Riba:  Makna harfiyah dari kata Riba adalah pertambahan, kelebihan,
pertumbuhan atau peningkatan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Para ulama
sepakat bahwa hukumnya riba adalah haram. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat Ali Imran ayat 130 yang melarang kita untuk memakan harta riba
secara berlipat ganda. Jenis-jenis Riba : Riba Fadhl, Riba Qardh, Riba Yad, Riba
Nasi’ah,

2.2.5 Landasan Hukum Bank Syariah


Landasan hukum bank syariah berawal dari UU No 7/92 tentang perbankan yang
hanya mengatur tentang perbankan secara konvensional, kemudian Bank Syariah
sendiri dalam system operasinya UU tersebut dijadikan sebagai landasan hukumnya
ditambah Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 1992 tentang Bank berdasarkan Bagi
Hasil. Yang terakhir, Undang Undang nomor 7 telah dilakukan perubahan dan
menghasilkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai landasan hukum bank
syariah.

“Dalam pasal 1 butir 3, UU No 10 tahun 1998 disebutkan bawa: Bank umum adalah


bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
Prinsip Syariah yang didalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran”
Jadi dengan adanya UU No 10 tahun 1998 tersebut, bank umum dibolehkan untuk
menjalankan :

1. System konvensional atau


2. System syariah atau
3. System konvensional dan cabang syariah

8
2.2.6 Sistem Perbankan Syariah

Sistem perbankan pada bank syariah tidak terdapat pada bank konvensional,
dikarenakan pada bank syariah, sistem perbankan yang diterapkan dinilai akan saling
menguntungkan untuk nasabah dan bank, menekankan aspek keadilan, investasi yang
beretika, memegang nilai kebersamaan dan persaudaraan, serta menghindari hal-hal
yang spekulatif dalam transaksi keuangan.

Pada bank syariah terdapat tiga sistem bank syariah, yaitu :

1. Akad, transaksi pada bank syariah mengacu pada kaidah dan aturan yang
berlaku pada akad syariah Islam yang sumbernya dari Alquran dan hadist,
serta sudah difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

2. Sistem Imbalan, Pendekatan pada bank syariah ialah sistem bagi hasil. Dana
yang diterima bank akan disalurkan untuk pembiayaan, lalu keuntungan dari
pembiayaan akan dibagi dua yakni untuk nasabah dan bank sesuai dengan
perjanjian yang sudah disepakati.

3. Sasaran kredit, Pembiayaan pada bank syariah dibatasi, maksudnya hanya


nasabah yang sesuai dengan kriteria syariah saja yang diterima, seperti kredit
untuk bisnis yang halal.

Apabila terdapat perusahaan yang memproduksi produk haram, bisnis perjudian dan
asusila, serta hal lainnya yang tidak sesuai syariah sudah pasti ditolak.

Produk perbankan syariah di bidang penghimpunan dana disebut sebagai


simpanan, yaitu dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan. Sedangkan
implemantasinya adalah sebagai berikut:

1. Al Wadiah (Giro)

Dalam produk giro perbankan syariah menggunakan akad wadiah, yaitu


titipan murni dari satu pihak ke pihak yang lain, baik individu maupun badan
hukum yang harus dijaga dan dikembalikan sesuai kehendak penitip. Sebenarnya
akad wadiah dalam Bank Syariah didasari atas firman Allah dalam surah an-
Nisaa: 58 :

9
َّ‫س أَن ت َْح ُك ُمو ْا بِا ْل َع ْد ِل إِن‬
ِ ‫ت إِلَى أَ ْهلِ َها َوإِ َذا َح َك ْمتُم بَيْنَ النَّا‬ِ ‫إِنَّ هّللا َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَن تُؤدُّو ْا األَ َمانَا‬
٥٨﴿ ‫صي ًرا‬ ِ َ‫س ِمي ًعا ب‬ َ َ‫﴾هّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكم بِ ِه إِنَّ هّللا َ َكان‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimanya…”

2. Al Mudharabah (Tabungan & Deposito)

a. Tabungan

Dalam produk tabungan, nasabah dapat memilih untuk menggunakan


akad wadiah atau mudharabah. Mengenai risiko yang ada, sama dengan yang
terdapat pada produk giro. Perbedaannya hanya terletak pada mekanisme
pengambilan dana yang disimpan oleh nasabah.

b. Deposito

Deposito merupakan praktek perbankan yang bertujuan sebagai sarana


investasi. Maka dalam akadnya deposito hanya menggunakan akad
mudharabah. Melalui akad ini, pada awal perjanjian sudah ditentukan berapa
nisbah bagi hasil baik pihak nasabah maupun bagi pihak Bank Syariah
sendiri.

Perbankan syariah merupakan lembaga intermediasi, selain melakukan kegiatan


penghimpunan dana secara langsung kepada masyarakat dalam bentuk simpanan juga
sebagai penyalur dana dalam bentuk pembiayaan (financing).Dengan merubah
instrumen bunga yang ada dalam bentuk kredit menjadi akad-akad atau perjanjian
yang berdasarkan prinsip syariah. Mengenai penerapan akad-akad dalam produk
pembiayaan adalah sebagaimana berikut:

1. Pembiayaan berdasarkan akad jual beli

Jenis pembiayaan berdasarkan akad jual beli dibedakan menjadi tiga


macam, yaitu:

a) Pembiayaan murabahah (Deferred Payment)


Pembiayaan murabahah merupakan jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati. Dalam pembiayaan
ini penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. konsep

10
pembiayaan murabahah ini berangkat dari surah al-Baqarah: 275 bahwa
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan adanya riba dalam
berbagai bentuk transaksi.
b) Pembiayaan salam (In-front Payment)
Pembiayaan salam adalah pembelian barang yan diserahkan di
kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Pada saat
pembayaran, salam dilakukan di tempat kontrak. Dengan tujuan agar
pembayaran yang diberikan oleh pembeli tidak dijadikan sebagai utang
penjual dan pembayaran salam juga tidak bisa dalam bentuk pembebasan
utang yang harus dibayar dari penjual. Hal ini untuk mencegah adanya
praktik riba dalam mekanismenya.
c) Istishna (Purchase by Order or Manufacture)
Transaksi Istishna merupakan perjanjian jual beli barang dalam
bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual. Dalam kontrak ini,
pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Kemudian pembuat
barang berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang
menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli
akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran.
2. Pembiyaan bedasarkan akad sewa-menyewa
Jenis pembiayaan ini diberikan kepada nasabah yang ingin mendapatkan
manfaat atas suatu barang yang ingin mendapatkan manfaat atas suatu barang
tertentu tanpa memilikinya. Untuk memenuhi kepentingan nasabah dimaksud,
maka pihak Bank Syariah dapat menyewakan barang yang menjadi obyek
sewa. Karenanya pihak bank berhak mendapatkan uang sewa (ujrah) yang
besarnya sesuai dnegan kesepakatan.
3. Pembiayaan berdasarkan bagi hasil
Pada dasarnya, pembiayaan berdasarkan bagi hasil meliki tujuan dalam
memenuhi kepentingan nasabah akan modal atau tambahan modal untuk
melaksanakan usaha yang produktif. Dalam praktik operasional perbankan
syariah, dikenal dua pembiayaan yang didasarkan pada akad bagi hasil, yaitu :
a) Pembiayaan mudharabah
Pada prinsipnya pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang
diberikan oleh bank (shahibul maal) kepada nasabah (mudharib) sejumlah
modal kerja untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan
menggunakan metode bagi dan rugi (profit and loss sharing) atau metode
bagi pendapatan (revenue sharing) antara kedua bilah pihak berdasarkan
nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
b) Pembiayaan musyarakah

11
Pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan berupa penanaman
dana dari pemilik dana/ modal (bank) untuk mencampurkan dana/ modal
mereka (nasabah/ mudharib) pada suatu usaha tertentu, dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemiliki dana/ modal
berdasarkan bagian dana/ modal masing-masing. Musyarakah juga bisa
diartikan sebagai pencampuran dana untuk tujuan pembagian keuntungan
dan masing-masing pihak ikut serta dalam pelaksanaan
manajemen usaha tersebut.
4. Pembiayaan berdasarkan akad pinjam-meminjam
Pada prinsipnya, Pembiayaan berdasarkan akad pinjammeminjam
ditempuh oleh Bank Syariah dalam keadaan darurat (emergency situation).
Karena melalui akad ini, bank tidak boleh mengambil keuntungan dari
nasabah sedikitpun, kecuali hanya sebatas biaya administrasi yang benar-
benar depergunakan oleh pihak bank dalam proses pembiayaan.

2.2.7 Fungsi dan Keunggulan


Fungsi dari bank syariah adalah sebagai berikut :

1. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) wajib menjalankan fungsi menghimpun
dan menyalurkan dana masyarakat.
2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul
mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana
sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang
dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak
pemberi wakaf (wakif).
4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Jika dibandingkan dengan bank konvensional, bank syariah mempunyai beberapa


keunggulan, yang antara lain sebagai berikut.
1. Berpedoman pada prinsip-prinsip syariah.
Keunggulan bank syariah yang pertama adalah berpedoman pada prinsip-
prinsip syariah. Segala kegiatan operasional yang dilakukan bank syariah diawasi
ketat oleh MUI dan pemerintah supaya tetap pada prinsip syariah.
2. Sistem bagi hasil.

12
Nasabah yang menabung di bank konvensional akan mendapat keuntungan
berupa bunga, sayangnya bunga tersebut merupakan riba yang hukumnya haram.
Lain halnya di bank syariah yang menerapkan sistem bagi hasil. Dengan sistem itu,
nasabah bank syariah tidak akan mendapatkan riba, namun akan tetap mendapat
keuntungan berupa bagi hasil yang nilainya telah disepakati bersama.
3. Pengelolaan dana sesuai syariat.
Dana yang terkumpul di bank syariah akan diinvestasikan supaya nantinya
dapat memberikan bagi hasil kepada nasabah. Yang membedakannya dengan bank
konvensional adalah bank syariah akan selektif dalam memilih tempat berinvestasi
yang sesuai syariat. Contohnya dengan tidak berinvestasi di perusahaan minuman
keras.

2.3 Sikap

 Meningkatkan keimanan kepada Allah , manusia akan lebih bisa memilih


mana yang diperbolehkan dan mana yang di larang oleh Allah.
 Mengambil pelajaran ,dengan ini kita bisa memtik hikmah yang sudah
dipelajari dan akan bermanfaat untuk kedepannya.
 Meningkatkan Komitmen dan Kejujuran

13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

 Pengertian bank syariah atau bank Islam dalam bukunya Edy Wibowo adalah
bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Tata cara
beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Quran dan hadits.
 Menurut Sutan Remy Shahdeiny Bank Syariah adalah lembaga yang berfungsi
sebagai intermediasi yaitu mengerahkan dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang
membutuhkan dalam bentuk pembiayaan tanpa berdasarkan prinsip bunga,
melainkan berdasarkan prinsip syariah.
 Pengertian perbankan syariah secara umum (Arab: ‫المص رفية اإلس المية‬, al-
Mashrafiyah al-Islamiyah) adalah suatu sistem perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah).
 Landasan hukum bank syariah adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998.
 Sistem keuangan yang berkaitan dengan Islam di Indonesia pertama kali
digagas oleh OKI pada tahun 1975 dengan mendirikan IDB. Muncul UU
Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yang secara final sudah
melegalkan segala macam karakteristik bank syariah yang ada di Indonesia.
 Dalil dan dasar hukum dari bank syariah:
1. QS. An-Nisa: 29
2. QS. Al-Baqarah: 283

14
3. QS. Al-Maidah: 1-2
 3 pilar pokok dalam ajaran islam:
1. Aqidah
2. Syariah
3. Akhlaq
 Koridor-koridor prinsip operasional perbankan syariah:
1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai
kontribusi dan resiko masing-masing pihak.
2. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan
pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra
usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan.
3. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan
keuangan secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat
mengetahui kondisi dananya.
4. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan
dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.
 Prinsip-Prinsip syariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah
adalah kegiatan yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Maisir
2. Riba
3. Gharar
 Fungsi bank syariah:
1. Menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
2. Menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu
menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial
lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
3. Menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak
pemberi wakaf (wakif).

15
4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Keunggulan bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional:
1. Berpedoman pada prinsip-prinsip syariah
2. Sistem bagi hasil
3. Pengelolaan dana sesuai syariat
 Terdapat tiga sistem perbankan syariah, yaitu:
1. Akad
2. Sistem imbalan
3. Sasaran kredit
 Implementasi produk perbankan syariah:
1. Al Wadiah (Giro)
2. Al Mudharabah (Tabungan & Deposito)
 Penerapan akad-akad dalam produk pembiayaan:
1. Pembiayaan berdasarkan akad jual beli. Jenis pembiayaan
berdasarkan akad jual beli dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
 Pembiayaan murabahah (Deferred Payment)
 Pembiayaan salam (In-front Payment)
 Istishna (Purchase by Order or Manufacture)
2. Pembiyaan bedasarkan akad sewa-menyewa
3. Pembiayaan berdasarkan bagi hasil. Dalam praktik operasional
perbankan syariah, dikenal dua pembiayaan yang didasarkan pada
akad bagi hasil, yaitu
 Pembiayaan mudharabah
 Pembiayaan musyarakah
4. Pembiayaan berdasarkan akad pinjam-meminjam

16
Daftar Pustaka
1. Muhammad Ardy Zaini. (2014). KONSEPSI AL-QURAN DAN AL-HADITS
TENTANG OPERASIONAL BANK SYARIAH. Lumajang
2. Mohammad Ghozali, Muhammad Ulul Azmi & Wahyu Nugroho. (2019).
Perkembangan Bank Syariah Di Asia Tenggara: Sebuah Kajian Historis.
Ponorogo, Jawa Timur

Dalil dan dasar hukum


Sumber :
https://www.mandirisyariah.co.id/news-update/edukasi-syariah/prinsip-dan-
konsep-dasar-perbankan-syariah
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/dasar-hukum-bank-
syariah

Pengertian Bank Syariah


Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah
http://eprints.walisongo.ac.id/3617/3/102411054_Bab2.pdf
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/17/pengertian-prinsip-dan-landasan-hukum-bank-
syariah-sesuai-uu-1098/

17
18

Anda mungkin juga menyukai