Kelompok 1
Kelas F
1. Laila Dwi Astuti (931300318)
EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna Puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul “Dasar-Dasar Bank Syariah” yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Bank Syariah”.
Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan semangat berbagai pihak, untuk itu pada
kesempata ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.Bapak Irfan Harmoko SEI, MM selaku dosen mata kuliah Manajemen Bank Syariah yang telah
mencurahkan segalanya demi kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................2
Bab I : Pendahuluan
Latar Belakang..................................................................................................................3
Rumusan Masalah.............................................................................................................3
Tujuan...............................................................................................................................4
Bab II : Pembahasan
Bank Syairiah dan apa tujuan serta fungsi dari bank syariah...........................................5
Sejarah Berdirinya Bank Syariah.....................................................................................7
Perkembangan bank syariah di Indonesia sampai dengan kondisi saat ini......................8
Karakteristik bank syariah..............................................................................................12
Bab III : Penutup
Kesimpulan.....................................................................................................................15
Daftar Pustaka.................................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah,
yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan
Syariah.
Bank Syariah, atau biasa disebut Islamic Bank di negara lain, berbeda dengan bank
konvensional pada umumnya. Perbedaan utamanya terletak pada landasan operasi yang
digunakan. Kalau bank konvensional beroperasi berlandaskan bunga, bank syariah beroperasi
berlandaskan bagi hasil, ditambah dengan jual beli dan sewa. Hal ini didasarkan pada keyakinan
bahwa bunga mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama Islam.
Salah satu persamaan antara bank syariah dengan bank konvensional yaitu keduanya
berusaha mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Dengan tujuan tersebut bank syariah
dituntut untuk mampu berkembang dan menjadi suatu lembaga finansial yang bonafid dan
profesional. Hal inilah yang akan dibahas didalam makalah ini komplektifitas dan dinamika umat
yang masih labil dalam menyikapi bank syariah yang potensial dan usaha bank syariah untuk
mengakomodasikan karena hanya mengandalkan konsep dasar saja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Bank Syairiah dan apa tujuan serta fungsi dari bank syariah ?
2. Apa Sejarah Berdirinya Bank Syariah ?
3. Apa Perkembangan bank syariah di Indonesia sampai dengan kondisi saat ini ?
4. Apa Karakteristik bank syariah ?
3
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian dari Bank Syairiah dan apa tujuan serta fungsi dari
bank syariah ?
2. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah Berdirinya Bank Syariah ?
3. Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan bank syariah di Indonesia sampai dengan
kondisi saat ini ?
4. Untuk mengetahui bagaimana Karakteristik bank syariah ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara Khusus
Didalam buku karangan Edy Wibobo berjudul Mengapa Kita Memilih Bank Syari’ah?
pengertian Bank Syariah atau bank islam yaitu beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Quran dan
hadits2
Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam maksudnya adalah bank
yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi
praktikpraktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba, untuk diisi dengan kegiatan-
kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan atau praktik-praktik usaha
yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi
tidak dilarang oleh beliau
1
Diana Yumanita, Bank Syari’ah: Gambaran Umum
2
Edy Wibowo, dkk, Mengapa Memilih Bank Syariah,(Bogor: Ghalia Indonesia cet.I, 2005) hlm. 33
5
1. Dasar Hukum Bank Syariah
Bank syariah secara yuridis normatif dan yuridis empiris diakui keberadaannya di Negara
Indonesia. Pengakuan secara yuridis normatif tercatat dalam peraturan perundang- undangan di
Indonesia, Sedangkan secara yuridis empiris, bank syariah diberi kesempatan dan peluang yang
baik untuk berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Upaya intensif pendirian bank syariah di
Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1988, yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Paket
Kebijakan Oktober (Pakto) yang mengatur deregulasi industri perbankan di Indonesia, dan para
ulama waktu itu telah berusaha mendirikan bank bebas bunga.3
Hubungan yang bersifat akomodatif antara masyarakat muslim dengan pemerintah telah
memunculkan lembaga keuangan (bank syariah) yang dapat melayani transaksi kegiatan dengan
bebas bunga. Kehadiran bank syariah pada perkembangannya telah mendapat pengaturan dalam
sistem perbankan nasional. Pada tahun 1990, terdapat rekomendasi dari MUI untuk mendirikan
bank syariah, tahun 1992 dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan yang mengatur bunga dan bagi hasil.
3
Jundiani, Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Malang: UIN Malang Press, 2009) Hlm. 64
6
3. Fungsi Bank Syariah
Bank syariah mempunyai dua peran utama, yaitu sebagai badan usaha (tamwil) dan badan
sosial (maal). Sebagai badan usaha, bank syariah mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai
manajer investasi, investor, dan jasa pelayanan. Sebagai manajer investasi, bank syariah
melakukan penghimpunan dana dari para investor/nasabahnya dengan prinsip wadi'ah yad
dhamanah (titipan), mudharabah (bagi hasil) atau ijarah (sewa). Sebagai investor, bank syariah
melakukan penyaluran dana melalui kegiatan investasi dengan prinsip bagi hasil, jual beli, atau
sewa. Sebagai penyedia jasa perbankan, bank syariah menyediakan jasa keuangan, jasa
nonkeuangan, dan jasa keagenan. Pelayanan jasa keuangan antara lain dilakukan dengan prinsip
wakalah (pemberian mandat), kafalah (bank garansi), hiwalah (pengalihan utang), rahn (jaminan
utang atau gadai), qardh (pinjaman kebajikan untuk dana talangan), sharf (jual beli valuta asing),
dan lain-lain. Pelayanan jasa nonkeuangan dalam bentuk wadi'ah yad amanah (safe deposit box)
dan pelayanan jasa keagenan dengan prinsip mudharabah muqayyadah. Sementara itu, sebagai
badan sosial, bank syariah mempunyai fungsi sebagai pengelola dana sosial.
7
2. Berdirinya Bank Syariah di Indonesia
Di Indonesia, regulasi mengenai bank syari’ah tertuang dalam UUD No.21 Tahun 2008
tentang perbankan syari’ah. Gagasan untuk mendiirkan bank syariah di Indonesia sebenarnya
sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Hal ini dibicarakan pada seminar nasional
Hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional
yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan
Bhineka Tunggal Ika dan gagasan mengenai bank syariah itu muncul lagi pada tahun 1988, di
saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (Pakto) yang berisi liberalisasi industry
perbankan. Para ulama pada waktu itu berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tetapi tidak
ada satupun perangkat hukum yang dapat dijadikan sebagai rujukan.
Setelah adanya rekomendasi dari lokakarya ulama tentang bunga bank dan perbankan di
CIsarua-Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990, yang kemudian dibahas lebih mendalam pada
Musyawarah Nasional IV Majelis Ulama Indonesia yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya,
Jakarta, 22-25 Agustus 1990, dan dibentuklah suatu kelompok kerja untuk mendirikan bank
syariah di Indonesia. Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja tim perbankan MUI.
Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991 dan
mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Dalam menjalankan perannya , bank syariah berlandaskan
pada UU Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1992 tentang bank
berdasarkan prinsip bagi hasil yang kemudian dijabarkan dalam S.E. BI No. 25/4/BPPP tanggal
29 Februari 1993.
Dalam cetak biru pengembangan perbankan syariah, saat ini perbankan syariah nasional
berada pada fase keempat (2013-2015) yaitu pencapaian pangsa yang signifikan dalam kondisi
mulai terbentuknya integrasi dengan sektor keuangan syariah lainnya. perkembangannya
perbankan syariah di Indonesia menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan target yang
diinginkan. Dalam statistik perbankan Indonesia per Desember 2014 terdapat tidak kurang 12
Bank Umum Syariah dan 22 Unit Usaha Syariah dari suatu bank konvensional dengan total
keseluruhan jaringan kantor 2.151 unit. Selain itu, Total aset bank umum syariah mencapai
8
272.343 (dalam miliar rupiah). Jumlah ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total aset
perbankan nasional secara umum yang mencapai 5.615.150 (dalam miliar rupiah).4
Artinya pangsa pasar perbankan syariah masih sangat kecil hanya 4,85%, padahal target
pangsa pasar perbankan syariah adalah sebesar 15% pada akhir tahun 2015. Hal ini tentunya
mendorong bagi praktisi perbankan syariah agar sesegera mungkin mencari strategi
pengembangan perbankan syariah secara lebih massif. Untuk itu, Bank Indonesia dan
stakeholders perbankan syariah telah membuat cetak biru pengembangan perbankan syariah di
Indonesia demi kemajuan perbankan syariah secara nasional. Pada cetak biru pengembangan
perbankan syariah ini terdapat 6 (enam) pilar pengembangan perbankan syariah yaitu:
Tahun 201l merupakan tahun yang luar biasa bagi pertumbuhan industri jasa keuangan di
dunia. Pada tahun ini industri keuangan syariah menembus angka USD 1.357 triliun. Penerbitan
Suku tumbuh 77% atau senilai USD 85 miliar. Sedangkan pertumbuhan perbankan syariah global
tumbuh 16,04%. Tentunya ini adalah yang menggembirakan bagi industri keuangan syariah
global. Berikut Negara-negara yang mengalami penumbuhan menurut Islamic Finance Index
Country (IFCI) berurutan :
1. Iran
Sejarah sistem perbankan syariah di Iran dimulai sesaat setelah revolusi Islam
di negara tersebut, yang dipimpin Ayatullah Khomeini pada tahun 1979. Sedangkan
perkembangan dalam arti riil baru dimulai sejak Januari 1984.
Langkah pertama yang diambil oleh penguasa baru adalah mengambil alih
semua bank komersial di Iran. Menurut Mehdi Banagan. Perdana Menteri Iran pada
saat itu, proses pengambil alihan tidak dapat dihindarkan, karena bank-bank tersebut
4
Syukron Ali. Dinamika Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia. Economic Journal of Economic and Islamic
Law, 2013, 3,2: 28-53.
9
tidak menghasilkan keuntungan dan memperlihatkan tanda-tanda tidak sehat. Hal
tersebut diambil untuk melindungi hak-hak dan kekayaan negara dan untuk kemajuan
ekonomi negara. Sebagai hasil pengambil alihan dan re-organisasi bank-bank tersebut,
sistem perbankan diawali hanya enam bank komersial dan tiga bank khusus.
2. Malaysia
3. Arab Saudi
4. Indonesia
5
Syukron Ali. Dinamika Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia. Economic Journal of Economi and Islamic
Law, 2013, h.42-40
11
Grafik 1: Islamic Finance Country Index (IFCI, 2014)
Hal ini dapat dilihat grafik Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2014,
Indonesia menduduki urutan ketujuh turun tiga peringkat yang sempat menempati urutan
keempat pada tahun 2011. Sebagai negara yang memiliki potensi dan kondusif dalam
pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran, Malaysia dan Saudi Arabia. Dengan
melihat beberapa aspek dalam penghitungan
a. Lembaga keuangan syariat harus bersih dari semua bentuk riba dan mu‘amalah yang
dilarangan syariat.
12
tidak sekedar aktifitas bertujuan untuk merealisasikan keutungan semata, namun
perlu ditambahkan bahwa itu adalah salah satu cara berjihad dalam mengemban beban
risalah dan persiapan menyelamatkan umat dari praktek-praktek yang menyelisihi
norma dasar Islam.
13
e. Memudahkan sarana pembayaran dan memperlancar gerakan pertukaran
perdagangan langsung sedunia Islam dan bekerja sama dalam bidang tersebut agar
dapat menunaikan tugasnya dengan sesempurna mungkin.
f. Menghidupkan tatanan zakat dengan membuat lembaga zakat dalam bank sendiri
yang mengumpulkan hasil zakat bank tersebut. Lalu managemen lembaga keuangan
sendiri yang mengelola zakat tersebut. Karena lembaga keuangan syariah tunduk
kepada pengelolaan harta untuk muamalat Islami dan hak-hak wajib pada harta harta
tersebut.
g. Membangun baitul mal kaum muslimin dan mendirikan lembaga untuk itu yang
dikelola langsung manajemennya oleh lembaga keuangan tersebut.
6
Nurul Ichsan Hasan, Perbankan Syariah (sebuah pengantar), Jakarta: Referensi GP Press Group, 2014. h. 156-159
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bank Syariah merupakan lembaga intermediasi atau penyedia jasa keuangan yang bekerja
berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan
spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan
meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. Bank
Syariah sering dipersamakan dengan bank tanpa bunga. Bank tanpa bunga merupakan konsep yang
lebih sempit dari bank Syariah, ketika sejumlah instrumen atau operasinya bebas dari bunga. Bank
Syariah, selain menghindari bunga, juga secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran dan
tujuan dari ekonomi Islam yang berorientasi pada kesejahteraan sosial.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Nurul Ichsan. Perbankan Syariah sebuah pengantar. 2014. Jakarta: Referensi GP Press Group
Ali, Syukron. Dinamika Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia. 2013. Economic Journal of
Economi and Islamic Law
Jundiani. Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. 2009. Malang: UIN Malang Press
Wibowo, Edy. dkk, Mengapa Memilih Bank Syariah. 2005. Bogor: Ghalia Indonesia cet.I
16