Anda di halaman 1dari 16

i

MANAJEMEN PENDANAAN BANK SYARIAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Makalah


“Manajemen Bank dan LKNB Syariah”

Oleh:
Moh Nasrul
NIM. 02040321021

Dosen Pengampu:
Dr. Mugiyati, MEI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2022

i
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul “Manajemen Pendanaan Bank Syariah”. Semoga Shalawat
beserta Salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang seperti saat ini.
Dalam hal ini, sangat besar hutang penulis kepada banyak pihak yang telah
membantu, menasihati serta mendoakan kami agar makalah ini selesai. Penulis
tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,
antara lain:
1. Dosen mata kuliah Manajemen Bank dan LKNB Syariah sekaligus
pembimbing pembuatan makalah ini.
2. Orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan mendoakan
untuk keberhasilan penulis.
3. Teman-teman dan semua pihak yang memberikan bantuan dan semangat
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan, oleh
karenya saran dan kritik konstruktif dari semua pihak sangat saya harapkan
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis pada
khususnya.

Surabaya, 21 Maret 2022

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul............................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Makalah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Manajemen Dana Bank Syariah...........................................................3
B. Sumber Dana Bank Syariah..................................................................5
C. Penggunaan Dana Bank Syariah...........................................................8
D. Sumber dan Alokasi Pendapatan Bank Syariah....................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12
Daftar Pustaka................................................................................................13

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen dalam suatu badan usaha, baik industri, niaga dan jasa,
tidak terkecuali jasa perbankan, didorong oleh motif mendapatkan
keuntungan (profit). Untuk itu mendapatkan keuntungan yang besar,
manajemen haruslah diselenggarakan dengan efisien. Sikap ini harus dimiliki
oleh setiap pengusaha dan manager dimanapun mereka berada, baik dalam
organisasi bisnis, pelayanan publik, maupun organisasi sosial
kemasyarakatan. Perbedaannya hanyalah pada falsafah hidup yang dianut
oleh masingmasing pendiri atau manajer badan usaha. 1 Dalam dunia
perbankan, manajemen menjadi sangat penting sebab hal ini akan
mempengaruhi kinerja perbankan dan kepercayaan masyarakat.
Masyarakat hanya menginginkan lembaga keuangan yang dapat
dipercaya dalam mengembangkan dana yang dimilikinya, khususnya pada
perbankan. Selain menginginkan dana yang dikelola oleh orang-orang
terpercaya, sehingga mereka merasa aman akan dananya, nasabah juga pasti
menginginkan dananya dapat dikembangkan dan memperoleh keuntungan
yang maksimal.2
Banyak yang meragukan adanya perbankan syariah, sebab mereka
beranggapan bahwa sistem perbankan bebas. Bunga adalah suatu yang tidak
mungkin dan tidak lazim, dan juga banyak yang mempertanyakan bagaimana
bank akan membiayai operasinya.3 Pada dasarnya bank syariah berfungsi
sebagai agen perantara pemilik dengan modal (nasabah) yang menitipkan
uangnya dengan para pengelola usaha atau masyarakat yang membutuhkan
dana untuk memenuhi kebutuhan mereka baik kebutuhan konsumtif maupun
kebutuhan produktif. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat ini,
bank menggunakan prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan permodalan
1
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2002), 102.
2
M. Faruq An-Nabahan, Sistem Ekonomi Islam: Pilihan Setelah Kegagalan Sistem Kapitalis Dan
Sosialis (Yogyakarta: UII Press, 2000), 117.
3
Abdullah Saeed, Menyoal Bank Syariah: Kritik Atas Intrepretasi Bunga Bank Kaum Neo
Revivalis (Jakarta: Paramadina, 2004), 16.
2

atau dengan prinsip peminjaman untuk pembiayaan. Oleh karena itu,


manajemen dana bank syariah sangat penting, sehingga judul makalah ini :
Manajemen Pendanaan Bank Syariah.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini,
sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen dana bank syariah ?
2. Bagaimana sumber dana bank syariah ?
3. Bagaimana penggunaan dana bank syariah ?
4. Bagaimana sumber dan alokasi pendapatan bank syariah ?
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini, sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui manajemen dana bank syariah.
2. Untuk mengetahui sumber dana bank syariah.
3. Untuk mengetahui penggunaan dana bank syariah.
4. Untuk mengetahui sumber dan alokasi pendapatan bank syariah.

BAB II
3

PEMBAHASAN
A. Manajemen Dana Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Pengertian bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam yaitu mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkat tata cara
bermuamalat secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat itu menjauhi
praktk-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur riba untuk diisi
dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan.4
Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank
tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional
produknya dikembangkan berlandaskan pada al-Quran dan hadits nabi
Muhammad SAW. Dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya serta peredaranya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariat Islam.5
Bank syariah berbeda dengan bank konvensional, Bank
Konvensional Yaitu bank yang dalam aktifitasnya; baik dalam
penghimpunan dana maupun dalam penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk periode
tertentu. Sedangkan Bank Syariah yaitu bank dalam aktifitasnya; baik
dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.6
2. Pengertian Manajemen Dana Bank Syariah

4
Rahmat Ilyas, “Manajemen Permodalan Bank Syariah”, Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam,
Vol. 5, No. 2, (Desember, 2017), 324
5
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta, UPP AMP YKPN: 2005), 1
6
Ahmad Rodoni Dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, ( Jakartra: Zikrul Hakim,
2002),14
4

Bank syari’ah merupakan lembaga keuangan syari’ah yang


berorientasi pada laba (profit). Laba bukan hanya untuk kepentingan
pemilik atau pendiri, tetapi juga sangat penting untuk pengembangan
usaha Bank Syari’ah. Laba Bank Syariah terutama diperoleh dari selisih
antara pendapatan atas penanaman dana dan biaya-biaya yang
dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk dapat memperoleh hasil yang
optimal, Bank Syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan dananya
secara efisien dan efektif, baik atas dana-dana yang dikumpulkan dari
masyarakat (dana pihak ketiga), serta dana modal pemilik/pendiri Bank
Syariah maupun atas pemanfaatan atau penanaman dana tersebut.7
Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh
lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang
diterima dari aktifitas funding untuk disalurkan kepada aktifitas
financing, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu
memenuhi kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.8
Menurut Muchdarsyah Sinungan manajemen dana bank adalah:
proses pengelolaan penghimpunan dana-dana masyarakat ke dalam bank
dan pengalokasian dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan
masyarakat pada umumnya serta pemupukannya secara optimal melalui
penggerakan semua sumber dana yang tersedia demi mencapai tingkat
rentabilitas yang memadai sesuai dengan batas ketentuan peraturan
yang berlaku.9
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
dana bank adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh lembaga bank
syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari
aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktifitas financing, dengan
harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria
likuiditas, rentabilitas dan solvabilitasnya.

7
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, 101
8
Andriyanto Dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori Dan
Praktik) (Surabaya: Qiara Media, 2019), 177
9
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2005), 45.
5

B. Sumber Dana Bank Syariah


Perkembangan setian bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kemampuannya menghimpun dana masyarakat baik berskala kecil maupun
besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan,
masalah bank yang paling utama adalah dana.10 Dana adalah uang tunai yang
dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang
dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki atau
dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu sendiri,
tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain
yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali, baik
sekaligus ataupun secara berangsur-angsur.11
Dalam pandangan syariah,uang bukanlah suatu komoditi melainkan
hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis ( economic
value added ). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga dimana
“uang mengembangbiakkan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai
dalam kegiatan produktif atau tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang
harus dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic
actitivities), baik secara langsung melalui transaksi seperti perdagangan,
industry manufaktur, sewa –menyewa dan lain-lain, atau secara tidak
langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh
kegiatan usaha tersebut.12
Berdasarkan prinsip tersebut bank syariah dapat menarik dana pihak
ketiga atau masyarakat dalam bentuk, Titipan ( Wadiah ) simpanan yang
dijamin keamanan dan pengembaliannya (guaranted deposit ) tetapi tanpa
memperoleh imbalan atau keuntungan; Partisipasi modal berbagi hasil dan
berbagi risiko (non guaranted account) untuk investasi umum (general
investment account / mudharabah mutlaqah ) dimana bank akan membayar
bagian keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai

10
Muhammad Syafii Antonio, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Tangerang: Azkia
Publisher, 2009), 57.
11
Andriyanto Dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah, 183.
12
Ibid.,183.
6

dengan modal tersebut; dan Investasi khusus (special investment account /


mudharabah muqayyadah ) dimana bank bertindak sebagai manajer investasi
untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor
sepenuhnya mengambil risiko atas investasi tersebut.13
Adapaun sumber dana bank syariah, terdiri dari:
1. Modal Inti ( Core Capital )
Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari
para pemegang saham, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal
inti terdiri dari:
a. Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber utama dari
modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul
apabila pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian
saham, dan untuk penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh
bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham.
b. Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang berfungsi
untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.
c. Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada
para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri
(melalui rapat umum pemegang saham) diputuskan untuk ditanam
kembali dalam bank.14
2. Kuasi Ekuitas ( Mudharabah Account )
Bank menghimpun dana bagi hasil atas prinsip mudharabah, yaitu
akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha
(mudharib ) untuk melakukan usaha bersama, dan pemilik dana tidak
boleh mencampuri pengolahan bisnisnya sehari-hari. Keuntungan yang
diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan (nisbah) yang telah
disepakati sebelumnya.
Berdasarkan prinsip ini bank sebagai mudharib, bank menyediakan
jasa bagi para investor berupa:

13
Andriyanto Dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah, 184.
14
Ibid.,185
7

a. Rekening Investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari


nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam
bentuk berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah, simpanan
diperjanjikan untuk jangka waktu tertentu.
b. Rekening Investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer
investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan
lain) atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka
pada unit-unit usaha proyek-proyek tertentu yang mereka setujui atau
kehendaki.
c. Rekening tabungan mudharabah, prinsip mudharabah juga digunakan
untuk jasa pengolahan rekening tabungan. Salah satu syarat
mudharabah adalah dananya harus dalam bentuk uang (monetary
form), dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib. Oleh
karena itu tabungan mudharabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu
sebagaimana tabungan wadiah.15
3. Titipan ( Wadiah )
Dana titipan ( Wadiah ) adalah dana pihak ketiga yang dititipkan
pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya
motivasi orang menitipkan dana kepada bank adalah untuk keamanan dana
mereka dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya
sewaktu-waktu, yaitu:
a. Rekening giro wadiah, bank islam dapat memberikan jasa simpanan
giro dalam bentuk rekening wadiah. Dalam hal ini bank menggunakan
prinsip Wadiah yad dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagi
custodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan
wadiah.

b. Rekening tabungan wadiah, prinsip wadiah yad dhamanah ini juga


dipergunakan oleh bank dalam mengelola jasa tabungan, yaitu
simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan

15
Andriyanto Dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah, 186
8

tingkat keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali. Bank


memperoleh izin dari nasabah menggunakan dana tersebut selama
mengendap di bank.16
C. Penggunaan Dana Bank Syariah
Setelah Dana Pihak Ketiga ( DPK ) telah dikumpulkan oleh bank,
maka sesuai dengan fungsi intermediary-nya maka bank berkewajiban
menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan. Dalam hal ini, bank harus
mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang dihimpunnya sesuai
dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah digariskan. Alokasi
dana ini untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko
yang rendah dan mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga
agar posisi likuiditas tetap aman.17
Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi
dalam dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu:18
1. Aktiva Yang Menghasilkan ( Earning Assets )
Aktiva yang menghasilkan adalah aset bank yang digunakan untuk
menghasilkan pendapatan. Aset ini disalurkan dalam bentuk investasi yang
terdiri atas :
a. Pembiayaan berdasarkan bagi hasil ( Mudharabah )
b. Pembiayaan berdasarkan Prinsip Penyertaan ( Musyarakah)
c. Pembiayaan berdasarkan Prinsip Jual Beli ( Al-Bai )
d. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa ( Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bit
Tamlik)
e. Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.

2. Aktiva yang Tidak Menghasilkan (Non Earning Assets )


Aktiva yang Tidak Menghasilkan adalah aset yang tidak
menghasilkan pendapatan. Pada Non Earning Assets terdiri dari :
16
Andriyanto Dan Dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah, 187
17
Ibid.,188
18
Ibid.,189
9

a. Aktiva dalam bentuk tunai (Cash Assets). Aktiva dalam bentuk tunai
atau cash assets terdiri dari uang tunai dalam cadangan likuiditas
(primary reserves) yang harus dipelihara pada bank sentral,giro pada
bank dan itemitem tunai lain yang masih dalam proses penagihan
(collection).
b. Pinjaman (qardh). Pinjaman qard al hasan adalah merupakan salah satu
kegiatan bank syariah dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya
sesuai dengan ajaran islam. Untuk kegiatan ini bank tidak memperoleh
penghasilan karena bank dilarang untuk meminta imbalan apapun dari
para penerima qard.
c. Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises and
equipment).
D. Sumber Dan Alokasi Pendapatan Bank Syariah
Sesuai dengan akad-akad penyaluran pembiayaan di bank syariah,
maka hasil penyaluran dana tersebut dapat memberikan pendapatan bank. Hal
ini dikatakan sebagai sumber-sumber pendapatan bank syariah. 19 Sesuai
dengan akad -akad penyaluran pembiayaan di bank syariah, maka hasil
penyaluran dana tersebut dapat memberikan pendapatan bank. Hal ini
dikatakan sebagai sumber-sumber pendapatan bank syariah. Dengan
demikian, sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari : 20
1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah
2. Keuntungan atas kontrak jual beli (al ba’i)
3. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik
4. Fee dan biaya administrasi atas jasa- jasa lainnya.

Pendapatan-pendapatan yang dihasilkan dari kontrak pembiayaan,


setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional, harus dibagi atau
didistribusikan antara bank dengan para penyandang dana, yaitu nasabah
investasi, para penabung, dan para pemegang saham sesuai dengan nisbah

19
Andriyanto Dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah, 191
20
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, 276
10

bagi hasil yang diperjanjikan. Berdasarkan kesepakatan mengenai nisbah


( bagi hasil) antara bank dengan para nasabah tersebut, bank akan
mengalokasikan penghasilannya dengan tahap-tahap sebagai berikut :21
1. Tahap pertama bank menetapkan jumlah relative masingmasing dana
simpanan yang berhak atas bagi hasil usaha bank menurut tipenya dengan
cara membagi setiap tipe dana-dana dengan seluruh jumlah dana-dana
yang ada pada bank dikalikan 100%.
2. Tahap kedua bank menetapkan jumlah pendapatan bagi hasil bagi masing-
masing tipe dengan cara mengalikan persentase dari masing-masing dana
simpanan dengan jumlah pendapatan bank.
3. Tahap ketiga bank menetapkan porsi bagi hasil untuk masing-masing tipe
dana simpanan sesuai dengan nisbah yang diperjanjikan.
4. Tahap keempat bank harus menghitung jumlah relative biaya operasional
terhadap volume dana, kemudian mendistribusikan beban tersebut sesuai
dengan porsi dana dari masing-masing tipe simpanan.
5. Tahap kelima bank mendistribusikan bagi hasil untuk setiap pemegang
rekening menurut tipe simpanannya sebanding dengan jumlah
simpanannya.
Pengaturan alokasi dana oleh bank syariah dengan
mempertimbangkan sumber dana yang diterima. Alokasi dana bank
syariah dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu :
1. Pool of fund approach ialah bank syariah menempatkan dananya
dengan tidak mempertimbangkan sumber dana tersebut, seperti
karakteristik, tingkat harga perolehannya dan jangka waktunya.
2. Asset allocation approach ialah bank syariah menempatkan dananya
dengan mempertimbangkan dan mencocokkan sumber dana tersebut,
seperti karakteristik, tingkat harga perolehannya dan jangka waktunya.
Setiap sumber keuangan yang ada akan dicoccokkan sesuai sifat, jangka

21
Andriyanto Dan Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah, 192
11

waktudan tingkat harga pendapatan sumber dana ke berbagai aktiva untuk


pengalokasian dana.22

BAB III
PENUTUP

22
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Yogyakarta: Ekonosia, 2004), 149
12

A. Kesimpulan
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam. Adapun Manajemen dana bank syariah adalah upaya
yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur
posisi dana yang diterima dari aktifitas funding untuk disalurkan kepada
aktifitas financing, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu
memenuhi kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
Sumber dana bank syariah berasal dari modal inti, kuasi ukuitas, dan
titipan. Adapun penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi
dalam dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu: aktiva yang menghasilkan
dan aktiva yamh tidak menghasilkan. Sumber pendapatan bank syariah dapat
diperoleh dari : bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah,
keuntungan atas kontrak jual beli (al ba’i), hasil sewa atas kontrak ijarah dan
ijarah muntahiya bittamlik, dan fee dan biaya administrasi atas jasa- jasa
lainnya. Pengaturan alokasi dana oleh bank syariah dengan
mempertimbangkan sumber dana yang diterima. Alokasi dana bank
syariah dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu : Pool of fund approach
dan Asset allocation approach.
B. Saran
Dalam makalah ini, tentu banyak yang perlu ditambah dan diperbaiki,
sehingga dapat menjadi sebuah gambaran dalam manajemen pendanaan bank
syariah. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutukan guna dalam
memperbaiki penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
13

Andriyanto Dan Anang Firmansyah. Manajemen Bank Syariah (Implementasi


Teori Dan Praktik). Surabaya: Qiara Media, 2019.

An-Nabahan, M. Faruq. Sistem Ekonomi Islam: Pilihan Setelah Kegagalan Sistem


Kapitalis Dan Sosialis. Yogyakarta: UII Press, 2000.

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet, 2002.

Ilyas, Rahmat. “Manajemen Permodalan Bank Syariah”, Jurnal Bisnis Dan


Manajemen Islam, Vol. 5, No. 2, (Desember, 2017), 324.

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonosia, 2004.

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta, UPP AMP


YKPN: 2005.

Rodoni, Ahmad Dan Abdul Hamid. Lembaga Keuangan Syariah. Jakartra: Zikrul
Hakim, 2002.

Saeed, Abdullah. Menyoal Bank Syariah: Kritik Atas Intrepretasi Bunga Bank
Kaum Neo Revivalis. Jakarta: Paramadina, 2004.

Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2005.

Syafii, Muhammad Antonio. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Tangerang:

Anda mungkin juga menyukai