Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan


berdasarkan syariah atau hukum islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan
dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut
dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram.

Dinamika kesadaran umat Islam untuk mengamalkan ajaran dan menerapkan sistem
Islam secara menyeluruh (kaffah) tampaknya sudah mulai menunjukkan adanya
peningkatan, khususnya dalam bidang ekonomi. Ekonomi dan keuangan Islam sudah mulai
memperlihatkan sosoknya sebagai suatu alternatif baru yang diambil dari ajaran Islam.

Pada dasawarsa 1970 dan 1980-an di Timur Tengah serta negara-negara muslim
lainnya telah dimulai kajian-kajian ilmiah tentang ekonomi dan keuangan Islam yang
berbuah terbentuknya sebuah lembaga keuangan Islam internasional yakni Islamic
Development Bank (IDB) – sejenis bank pembangunan seperti Bank Dunia dan Bank
Pembangunan Asia - pada tahun 1975 yang berkedudukan di Jeddah, yang kemudian diikuti
oleh pendirian bank-bank Islam lainnya di Timur Tengah.

Di Indonesia sendiri, Bank syariah yang pertama baru didirikan sekitar tahun 1991
dan baru beroperasi pada pertengahan tahun 1992 yang tidak lepas dari dukungan rezim yang
berkuasa saat itu.

Dengan melihat perkembangan bank syariah di atas, agaknya keinginan umat untuk
menjalankan kehidupan bisnis dan transaksinya dalam skala yang lebih luas yang sesuai
dengan prinsip-prinsip ajaran Islam agaknya sudah memiliki sarana yang tepat. Namun,
diakui atau pun tidak, pengetahuan umat tentang bank syariah masih terbatas dan tidak
merata. Masih banyak yang tidak mengenal apa itu bank syariah atau bahkan masih adanya
anggapan yang keliru bahwa bank syariah adalah bank konvensional yang berbaju syariah.

Oleh karena itu, makalah ini mencoba memberikan sedikit gambaran yang mudah-
mudahan dapat memberi pemahaman yang baik tentang bank syariah dan bentuk laporan
keuangan nya serta menepis anggapan yang keliru tersebut.

1
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka makalah ini dimaksudkan untuk
menganalisis apakah penyusunan laporan keuangan yang ada pada lembaga keuangan
syariah, khususnya bank syariah telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dengan mengambil topik “Bank Syariah; Model Laporan Keuangan dan
Pengikhtisaran Laporan Kinerja Keuangan (Study Pada Bank Muamalat Indonesia), Guna
Memenuhi Tugas Akhir Semester”.

B. Tujuan Pemilihan Judul Makalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni:
1. Memahami dan mengetahui apa itu perbankan syariah dan perbedaanya dengan Bank
konvensional
2. Memahami penjabaran jurnal-jurnal terkait Bank syariah dengan sudut pandang
akuntansi
3. Memahami bentuk laporan keuangan pada Bank syariah
4. Menjelaskan dan memahami perhitungan laporan kinerja keuangan dan tingkat bagi hasil
(study pada bank muamalat)

C. Rumusan Masalah

Untuk lebih terarahnya pembahasan makalah ini, maka penyusun membuat rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian Bank syariah, dan apa perbedaannya dengan Bank


konvensional?
2. Bagaimana penjabaran jurnal-jurnal terkait Bank syariah dengan sudut pandang
akuntansi nya?
3. Bagaimana bentuk laporan keuangan pada Bank syariah
4. Bagaimana perhitungan laporan kinerja keuangan dan tingkat bagi hasil (study pada
bank muamalat)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank Syariah

Kata bank dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari banco dalam bahasa
Italia, yang berarti peti/lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi
sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti
uang dan sebagainya. Dalam Al-Qur’an, istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit.
Tetapi jika yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur,
manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti
zakat, shadaqah, ghanimah (rampasan perang), bai’ (jual beli), dayn (utang dagang), maal
(harta) dan sebagainya, yang memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu
dalam kegiatan ekonomi.1

Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.

2. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

No Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional


1 Falsafah Tidak berdasarkan bunga, Berdasarkan Konvensional
spekulasi
2 Operasionalisasi - Dana masyarakat berupa - Dana masyarakat berupa
titipan dan investasi yang simpanan yang harus dibayar
baru akan mendapatkan hasil bunganya pada saat jatuh
jika diusahakan terlebih tempo.
dahulu. - Penyaluran pada sektor yang
- Penyaluran pada usaha yang menguntungkan.
halal dan menguntungkan.
3 Aspek Sosial Dinyatakan secara eksplisit dan Tidak diketahui secara tugas
tegas yang tertuang dalam visi
dan misi

1
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia: 2013), hal 29.
3
4 Organisasi Harus memiliki Dewan Tidak memiliki Dewan
Pengawas Syariah Pengawas Syariah
Sumber: IBI, 2015

B. Jurnal Terkait Bank Syariah


1. Jurnal Pertama
Judul :
Evaluasi penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Evektifitas
Pengendalian Internal Pembiayaan Musyarakah Pada PT. Bank Muamalat Kantor
Cabang Manado
Edisi : Vol. 4 no. 1 (Maret 2016)
Penulis : Nova Handayani1 Jullie J. Sondakh
Nama Jurnal : Emba
ISSN : 2303-1174
Halaman : 9 halaman
Tanggal : 20 Maret 2018
Sumber : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/11870/11459
Latar Belakang:
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Dalam perbankan syariah yang menggunakan sistem bagi hasil akan
membuat keuangan atau pendanaan bank yang akan didistribusikan lebih merata
karena kriteria dari perbankan syariah melihat dari sisi produktifnya suatu usaha dan
mementingkan pengusaha kelas kecil dan menengah Objek dalam penelitian ini
adalah PT. Bank Muamalat Kantor Cabang Manado yang adalah salah satu bagian
dari bank Syariah di Indonesia sehingga diperlukan adanya analisis mengenai
penerapan sistem informasi akuntansi dalam menunjang efektivitas pengendalian
internal khususnya untuk pembiayaan musyarakah.
Tujuan penelitian :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan sistem informasi
akuntansi dalam menunjang efektivitas pengendalian internal pembiayaan
musyarakah pada PT. Bank Muamalat Kantor Cabang Manado dengan menggunakan
rekomendasi dari COSO.
Subjek Penelitian : PT. Bank Muamalat Kantor Cabang Manado.
Tinjauan pustaka :

4
Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan
peralatan, yang dirancang untuk megubah data keuangan dan data lainnya ke dalam
informasi.
Metode penelitian :
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu metode pembahasan
permasalahan yang sifatnya menguraikan, menggambarkan, membandingkan dan
menerangkan suatu keadaan, kemudian dikumpukan sehingga didapatkan informasi
yang diperlukan untuk menganlisis masalah yang ada.
Hasil penelitian :
 Penerapan sistem informasi akuntansi meliputi bagian yang terkait, dokumen
yang digunakan, tahapan proses pembiayaan musyarakah (tahap persiapan
pembiayaan, analisa pembiayaan, keputusan pembiayaan, realisasi pembiayaan,
dokumentasi dan administrasi, pemantauan pembiayaan, pelunasan pembiayaan),
prosedur pembiayaan musyarakah, teknik dokumentasi prosedur pembiayaan
musyarakah.
 Sistem pengendalian internal pembiayaan musyarakah yakni Lingkungan
pengendalian berada dikator pusat, setiap hari bank Muamalat cabang manado
harus melapor ke pusat melalui sistem online, selain itu berlaku “reward” dan
“Punishment”.
 Penilaian resiko melalui 5 C dan 1 S (character, capacity, capital, condition,
collateral, dan syariah).
 Aktifitas Pengendalian dilakukan dengan membuat kebijakan berdasarkan Al-
quran dan Hadist, Bank Indonesia, DSN (Dewan Syariah Nasional) dan OJK
(Otoritas jasa Keuangan).
 Informasi dan akuntansi menggunakan sistem online yang terpasang disetiap unit
kerja. Adapun sistem informasi yang digunakan seperti BI checking, pada saat
nasabah mengajukan pembiayaan dan telah memenuhi persyaratan maka account
manager akan mengirim ke unit support pembiayaan untuk melakukan BI
checking dan apprasial.
 Pemantauan dilakukan saat berlangsungnya kegiatan operasional dan dilakukan
secara periodik. Selain itu dilengkapi CCTV pada beberapa tempat di area kantor,
dalam pembiayaan musyarakah sendiri pemantauan melalui LPNOM (laporan
normatif) atau buku harian untuk pengecekan saldo.
Kesimpulan :
5
Sistem informasi akuntansi pembiayaan musyarakah PT. Bank Muamalat kantor
Cabang Manado sudah diterapkan dengan baik dan sesuai dengan ketetapan yang
diterapkan oleh bank di mana telah dicapai efektivitas, dalam hal ini sistem informasi
akuntansi yang ada menunjang pengendalian internal pada pembiayaan musyarakah
serta penerapan mengenai sistem informasi akuntansi pembiayaan musyarakah
sesuai dengan teori-teori yang ada bahwa PT. Bank Muamalat Kantor Cabang
Manado sudah memenuhi karakterisitik sistem informasi akuntansi. Pengendalian
internal dalam pembiayaan musyarakah dari kelima unsur yang ada PT. Bank
Muamalat Kantor Cabang Manado sudah tercapainya efektivitas walaupun masih
terdapat kekurangan yakni belum terdapat bagan struktur organisasi di lingkungan
kantor dan flowchart yang ada hanya dalam bentuk sederhana.

2. Jurnal Kedua
Judul :
Analisis Penerapan Sitem Informasi Akuntansi Dalam Mendukung Pengendalian
Internal Pemberian Kredit Pada PT. Bank Bukopin Manado
Edisi : Vol.3 No.1 Maret 2015,
Nama penulis : Faradila A Salim
Nama Jurnal : Emba
ISSN : 2303-1174
Halaman : 10 halaman
Sumber : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/7808/7371
Latar Belakang :
Sistem pengendalian intern serta sistem informasi akuntansi dibutuhkan untuk
kelancaran proses pemberian kredit. Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah
sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi.
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi, yaitu mengumpulkan dan
menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi, memproses data menjadi informasi
yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan, dan melakukan kontrol
secara tepat terhadap aset organisasi. Pada konteks ini penelitian dilakukan pada PT.
Bank Bukopin Manado. Berdasarkan hal ini maka akan dibahas lebih mendalam
mengenai : Analisis penerapan sistem informasi akuntansi dalam mendukung
pengendalian internal pemberian kredit pada PT. Bank Bukopin Cabang Manado.
Tujuan penelitian :

6
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan sistem
informasi akuntansi dalam mendukung pengendalian internal kredit pada PT. Bank
Bukopin Cabang Manado.
Subjek Penelitian : PT. Bank Bukopin Cabang Manado.
Tinjauan pustaka :
Sistem informasi akuntansi adalah formulir, catatan, dan laporan koordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan, pengendalian intern adalah
suatu perencanaan organisasi dan semua tindakan yang terkait diterapkan oleh suatu
entitas untuk menjaga aktiva, mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan
perusahaan, meningkatkan efisisensi operasi dan memastikan keandalan pencatatan
akuntansi.
Metode penelitian :
Penelitian ini menggunakan data kualitatif berupa data sekunder mengenai sejarah
perusahaan, sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern pemberian kredit
pada PT. Bank Bukopin Cabang Manado. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif untuk menganalisis suatu hasil penelitian untuk membuat kesimpulan,
yaitu untuk menganalisis sistem informasi akuntansi dalam pelaksanaan
pengendalian internal kredit pada PT. Bank Bukopin Cabang Manado.
Hasil penelitian :
PT. Bank Bukopin Cabang Manado telah berusaha menjalankan semua prosedur
yang ada dengan baik. Dalam usahanya PT. Bank Bukopin Cabang Manado bisa
dikatakan telah mampu, baik dalam tindakan awal untuk mencegah kemacetan dalam
pemberian kredit yaitu dengan melaksanakan prosedur awal sebagaimana yang telah
dijelaskan dan juga telah mempersiapkan langkah atau prosedur selanjutnya jika
terjadi kemacetan dalam pembayaran kredit. Dalam aktivitas kredit pada dasarnya
yang sering mengakibatkan kemacetan kredit adalah dari pihak debitor sendiri yang
kurang komunikatif dalam mengutarakan ketidakmampuan untuk melunasi kredit
dikemudian hari yang mungkin terjadi karena pihak debitor mengalami kerugian
dalam usahanya atau dengan faktor lainnya. Mengapa dikatakan debitor yang sering
mengakibatkan kemacetan, karena dari proses awal pihak bank telah melakukan
peninjauan langsung terhadap jaminan atau agunan yang diajukan debitor, maka
dengan menilai layak pihak bank akan melaksanakan pencairan kredit yang bisa
diartikan bahwa pihak bank percaya debitor mampu untuk melakukan pembayaran

7
kredit. Karena jika dinilai tidak layak pihak bank tidak akan mungkin untuk
mengambil resiko memberikan kredit pada debitor.
Kesimpulan:
Kredit pada PT. Bank Bukopin Manado, nasabah harus mengisi formulir
permohonan kredit kemudian oleh pihak bank akan dilakukan analisis berupa
interview, verifikasi dan appraisal sebelum mengambil keputusan mengenai
pemberian kredit. Setelah bank telah mengambil keputusan untuk memberikan kredit
kepada nasabah dan jika dalam proses pelunasan kredit tersebut terdapat kendala
maka pihak bank melakukan pembinaan (konfirmasi dan sp), rescue (take over,
reschedule, dan restructure), likuidasi (eksekusi dan lelang). Likuidasi berupa lelang
adalah tahap akhir yang dilakukan oleh pihak bank untuk mengganti rugi kredit yang
telah diberikan kepada nasabah.

3. Jurnal Ketiga
Judul :
Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan
Integritas Karyawan Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perbankan Di Tembilahan
Edisi : Vol. 6 no. 4 (Desember 2017)
Penulis : Ranti Melasari
Nama Jurnal : Akuntansi dan Keuangan
ISSN : 2089-6255
Halaman : 15 halaman
Sumber : ejournal.unisi.ac.id/index.php/JAK/article/view/473
Latar Belakang :
Sistem informasi akuntansi yang handal merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kinerja karyawan karena suatu sistem informasi akuntansi di rancang
untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya
dalam proses pengambilan keputusan penting didalam suatu perusahaan atau
organisasi, pelaksanaan sistem yang handal harus di dukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas agar sistem tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Penelitian ini yaitu pada Perbankan di Tembilahan. Alasan peneliti memilih
Perbankan di Tembilahan sebagai tempat penelitian karena Perbankan di Tembilahan
merupakan sebuah lembaga dimana sebagai penghimpun, penyalur dan pelayanan
jasa dalam bentuk pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan
8
pemeratan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.
Tujuan penelitian :
Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh sistem informasi
akuntansi terhadap kinerja karyawan, mengetahui dan memperoleh bukti empiris
tentang pengaruh integritas karyawan dalam memoderasi pengaruh sistem informasi
akuntansi terhadap kinerja karyawan dapat mengetahui dan memperoleh bukti
empiris tentang pengaruh sistem informasi akuntansi dan integritas karyawan secara
simultan terhadap kinerja karyawan pada Perbankan di Tembilahan.
Subjek Penelitian : Perbankan di Tembilahan.
Tinjauan pustaka :
Sistem informasi akuntansi adalah suatu kumpulan atau seperangkat prosedur-
prosedur, manusia, serta aplikasi aplikasi yang saling beruhubungan satu sama lain
untuk menghasilkan sebuah informasi keuangan yang berguna bagi pihak
manajemen untuk digunakan dalam pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat
di dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Metode penelitian :
Untuk mengalisis penelitian yang di dilakukan mengenai pengaruh sistem informasi
akuntansi terhadap kinerja karyawan dengan integritas karyawan sebagai variabel
pemoderasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang berbentuk
asosiatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu yang bertujuan untuk menguji hipotesa yang
telah ditetapkan
Hasil penelitian :
Sistem Informasi Akuntansi dengan variabel pemoderasi Integritas Karyawan
mempunyai koefisien regresi menyatakan bahwa setiap kenaikan variabel Sistem
Informasi Akuntansi dengan variabel pemoderasi Integritas Karyawanyaitu dalam
satu satuan (dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak
berubah) maka akan meningkatkan Kinerja Karyawan akan tetap sebasar. Sistem
informasi akuntansi dapat lebih mudah diterapkan dengan adanya teknologi
informasi. Sistem informasi akuntansi memproses berbagai transaksi keuangan dan
transaksi nonkeuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi
keuangan pada perbankan. Karyawan yang berintegritas pada perbankan akan
menciptakan budaya yang berintegritas dalam perbankan di Tembilahan, dan budaya
yang berintegritas ini selanjutkan akan menciptakan lingkungan Perbankan yang
9
bernilai, sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada situasi jangka panjang yang
lebih baik dari kayawan, pelanggan, dan investor yang berakibat keunggulan dalam
kinerja perbankan. Salah satu ciri seseorang berintegritas adalah melalui konsistensi
antara perkataan dan perbuatan. Kinerja adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar-
tawar, sehingga komitmen serta integritas para pemimpin senior merupakan isuvital.
Integritas memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan perbankan di Tembilahan.

Kesimpulan:
Sistem informasi akuntansi selalu berhubungan dengan karyawan dalam perbankan
di Tembilahan. Dimana informasi yang disediakan oleh SIA harus memperhatikan
tingkah laku karyawan penerimanya. SIA juga dioperasikan oleh manusia dalam
organisasi. Tingkah laku karyawan yang mengoprasikan SIA tersebut harus
diperhatikan bila tidak menginginkan SIA gagal dalam pengembangan dan
penggunaannya. Oleh karena itu faktor karyawan sangat mennentukan dalam
penerapan Sistem Informasi Akuntansi tersebut dalam perbankan. Dengan adanya
Karyawan yang berintegritas akan menciptakan budaya yang berintegritas dalam
perbankan, dan budaya ini selanjutkan akan menciptakan lingkungan perbankan yang
bernilai, sehingga perbankan dapat lebih fokus pada situasi jangka panjang yang
lebih baik dari kayawan, pelanggan, dan investor yang berakibat keunggulan dalam
kinerja perbankan.

10
BAB III

ANALISIS

A. Bentuk Laporan Keuangan Pada Bank Syariah


a. Pengertian
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Indoensia (PSAK) No.101, Laporan
Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
dari suatu entitas syariah.2
b. Tujuan Laporan Keuangan Syariah
Tujuan laporan keuangan berdasarkan KDPPLKS adalah untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Terdapat beberapa tujuan lain dari laporan keuangan syariah, antara
lain:3
1) Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha.
2) Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi asset,
kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada,
serta bagaimana perolehan dan penggunaannya.
3) Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntngan yang layak.
4) Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan
pemilik daa syirkah temporer serta informasi mengenai pemenuhan kewajiban fungsi
social entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infaq, shodaqoh,
dan wakaf.
c. Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan entitas syariah terdiri dari:4
1) Posisi Keuangan Entitas Syariah, disajikan sebagai neraca. Dalam laporan ini
informasi yang disajikan tentang sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan,
likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan

2 Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah”. (Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. 2009). Hal 101.2
3 Rizal Yaya, dkk. Akuntansi Perbankan Syariah. (Jakarta: Salemba Empat.2016) Hal.74-75
4 Sri Nurhayati & Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. (Jakarta: Salemba Empat. 2014) Hal.99-100
11
lingkungan. Laporan ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan di
masa yang akan datang.
2) Informasi kinerja entitas syariah, disajikan dalam bentuk laporan laba rugi.
Diperlukannya laporan ini yaitu untuk menilai perubahan potensial sumber daya
ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
3) Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah, laporan ini disusun berdasarkan
definisi dana seperti seluruh sumber daya keuangan, modal kerja, asset likuid atau kas.
Dalam laporan ini tidak dijelaskna secara spesifik mengenai dana tersebut, tetapi
dengan laporan ini kita dapat mengetahui aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi
selama periode pelaporan.
4) Informasi lain, diantaranya laporan penjelasan tentang pemenuhan fungsi social entitas
syariah. Informasi yang tidak diatur secara khusus tetapi berguna untuk para
penggunanya dalam proses pengambilan keputusan.
5) Catatan dan schedule tambahan, merupakan penampung dari informasi tambahan yang
relevan termasuk pengungkapan tentang risiko dan ketidakpastian yang
mempengaruhi entitas. Informasi yang dapat disajikan berupa infromasi tentang
segmen industry dan geografi serta pengaruh perubahan harga terhadap entitas.
d. Penyajian Laporan Keuangan Syariah berdasarkan PSAK 101
Laporan Keuangan Syariah dikatakan lengkap berdasarkan PSAK 101 terdiri atas:
1) Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Bank Syariah menyajikan neraca (laporan posisi keuangan) dengan
memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait, mencakup, tetapi tidak terbatas pada
pos-pos berikut:

Ilustrasi 1

PT Bank Syariah “X”


Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Per 31 Desember 20X1
ASET
Kas xxx
Penempatan pada Bank Indonesia xxx
Giro pada bank lain xxx
Penempatan pada bank lain xxx
Investasi pada efek/surat berharga xxx
Piutang:
Murabahah xxx
Salam xxx
Istishna xxx

12
Ijarah xxx
Pembiayaan:
Mudharabah xxx
Musyarakah xxx
Persediaan xxx
Tagihan dan kewajiban akseptasi xxx
Aset ijarah xxx
Aset istishna dalam penyelesaian xxx
Penyertaan pada entitas lain xxx
Aset tetap dan akumulasi penyusutan xxx
Aset lainnya xxx
Jumlah Aset xxx
KEWAJIBAN
Kewajiban segera xxx
Bagi hasil yang belum dibagikan xxx
Simpanan xxx
Simpanan dari bank lain xxx
Utang:
Salam xxx
Istishna’ xxx
Kewajiban kepada bank lain xxx
Pembiayaan yang diterima xxx
Utang pajak xxx
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi xxx
Pinjaman yang diterima xxx
Kewajiban lainnya xxx
Pinjaman subordinasi xxx
Jumlah Kewajiban xxx
DANA SYIRKAH TEMPORER
Dana syirkah temporer dari bukan bank:
Tabungan mudharabah xxx
Deposito mudharabah xxx
Dana syirkah temporer dari bank:
Tabungan mudharabah xxx
Deposito mudharabah xxx
Musyarakah xxx
Jumlah Dana Syirkah Temporer xxx
EKUITAS
Modal disetor xxx
Tambahan modal disetor xxx
Saldo laba (rugi) xxx
Jumlah Ekuitas xxx
Jumlah Kewajiban, Dana Syirkah Temporer
dan Ekuitas xxx

2) Laporan Laba Rugi


Komponen laba rugi bank syariah mengacu pada PSAK 101 untuk pos-pos
umum, berikut ilustrasinya:

13
Ilustrasi 2:
PT Bank Syariah “X”
Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20X1
Pendapatan Pengelolaan Dana
oleh Bank sebagai Mudharib
Pendapatan dari jual beli:
Pendapatan marjin murabahah xxx
Pendapatan neto salam paralel xxx
Pendapatan neto istishna paralel xxx
Pendapatan dari sewa:
Pendapatan neto ijarah xxx
Pendapatan dari bagi hasil:
Pendapatan bagi hasil mudharabah xxx
Pendapatan bagi hasil musyarakah xxx
Pendapatan usaha utama lainnya xxx
Jumlah Pendapatan Pengelolaan Dana
oleh Bank sebagai Mudharib xxx
Hak pihak ketiga atas bagi hasil (xxx)
Hak bagi hasil milik Bank xxx

Pendapatan Usaha Lainnya


Pendapatan imbalan jasa perbankan xxx
Pendapatan imbalan investasi terikat xxx
Jumlah Pendapatan Usaha Lainnya xxx

Beban Usaha
Beban kepegawaian (xxx)
Beban administrasi (xxx)
Beban penyusutan dan amortisasi (xxx)
Beban usaha lain (xxx)
Jumlah Beban Usaha (xxx)
Laba (Rugi) Usaha xxx

Pendapatan dan Beban Nonusaha


Pendapatan nonusaha xxx
Beban nonusaha (xxx)
Jumlah Pendapatan (Beban) Nonusaha xxx
Laba (Rugi) sebelum Pajak xxx
Beban Pajak (xxx)
Laba (Rugi) Neto Periode Berjalan xxx
3) Laporan Arus Kas
Bank Syariah menyajikan Laporan Arus Kas dengan mengacu pada PSAK
terkait.
4) Laporan Perubahan Ekuitas
Bank Syariah menyajikan Laporan Perubahan Ekuitas dengan mengacu pada
PSAK terkait.

14
5) Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi
terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai agen investasi. Investasi
terikat bukan merupakan aset ataupun kewajiban karena bank syariah tidak
mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut, serta bank
syariah tidak memiliki kewajiban untuk mengembalikan dan menanggung risiko
investasi. Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi terikat
berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan jenisnya, berikut
ilustrasinya:
Ilustrasi 3
PT Bank Syariah “X”
Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20X1
Saldo awal xxx
Jumlah unit penyertaan investasi awal
periode xxx
Nilai per unit penyertaan investasi xxx
Penerimaan dana xxx
Penarikan dana (xxx)
Keuntungan (kerugian) investasi xxx
Biaya administrasi (xxx)
Imbalan bank sebagai agen investasi (xxx)
Saldo investasi pada akhir periode xxx
Jumlah unit penyertaan investasi pada
akhir periode xxx
Nilai unit penyertaan investasi pada
akhir periode xxx

6) Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil


Bank syariah menyajikan laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil yang
merupakan rekonsiliasi antara pendapatan bank syariah yang menggunakan dasar
akrual dengan pendapatan yang dibagihasilkan kepada pemilik dana yang
menggunakan dasar kas. Perbedaan dasar pengakuan tersebut mengharuskan bank
syariah menyajikan laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil sebagai bagian
komponen utama laporan keuangan.

Ilustrasi 4
PT Bank Syariah “X”
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20X1
Pendapatan Usaha Utama (Akrual) xxx
Pengurang:
Pendapatan periode berjalan yang kas atau
15
setara kasnya belum diterima:
Pendapatan margin murabahah (xxx)
Pendapatan istishna’ (xxx)
Hak bagi hasil:
Pembiayaan mudharabah (xxx)
Pembiayaan musyarakah (xxx)
Pendapatan sewa (xxx)
Jumlah pengurang (xxx)

Penambah:
Pendapatan periode sebelumnya yang
kasnya diterima pada periode berjalan:
Penerimaan pelunasan piutang:
Margin murabahah xxx
Istishna’ xxx
Pendapatan sewa xxx
Penerimaan piutang bagi hasil:
Pembiayaan mudharabah xxx
Pembiayaan musyarakah xxx
Jumlah penambah xxx

Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil xxx


Bagi hasil yang menjadi hak bank syariah xxx
Bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana xxx
Dirinci atas:
Hak pemilik dana atas bagi hasil
yang sudah didistribusikan xxx
Hak pemilik dana atas bagi hasil
yang belum didistribusikan xxx

7) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat


Bank Syariah menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
mengacu pada PSAK 101 dan PSAK terkait, berikut ilustrasinya:

Ilustrasi 5
PT Bank Syariah “X”
Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Zakat
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20X1
Sumber Dana Zakat
Zakat dari dalam bank syariah xxx
Zakat dari pihak luar bank syariah xxx
Jumlah sumber dana zakat xxx

Penggunaan Dana Zakat


Fakir (xxx)
Miskin (xxx)
Amil (xxx)
Muallaf (xxx)
Orang yang terlilit hutang (gharim) (xxx)

16
Riqab (xxx)
Fisabilillah (xxx)
Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil) (xxx)
Jumlah penggunaan dana zakat (xxx)

Kenaikan (penurunan) dana zakat xxx


Saldo awal dana zakat xxx
Saldo akhir dana zakat xxx

8) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan


Bank Syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
dengan mengacu pada PSAK 101 dan PSAK terkait, berikut ilustrasinya:

Ilustrasi 6
PT Bank Syariah “X”
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20X1
Sumber Dana Kebajikan
Infak Zakat dari dalam bank syariah xxx
Sedekah xxx
Hasil pengelolaan wakaf xxx
Pengembalian dana kebajikan produktif xxx
Denda xxx
Pendapatan nonhalal xxx
Jumlah Sumber Dana Kebajikan xxx

Penggunaan Dana Kebajikan


Dana kebajikan produktif (xxx)
Sumbangan (xxx)
Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum (xxx)
Jumlah Penggunaan Dana Kebajikan (xxx)

Kenaikan (penurunan) dana kebajikan xxx


Saldo awal dana kebajikan xxx
Saldo akhir dana kebajikan xxx

9) Catatan Atas Laporan Keuangan


Bank Syariah menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan mengacu pada
PSAK 101 dan PSAK terkait.

17
B. Perhitungan Laporan Kinerja Keuangan dan Tingkat Bagi Hasil (Study Pada Bank
Muamalat)5
1. Kinerja Keuangan Pada Bank Syariah
a. Rasio Profitabilitas
 ROA (Return On Assets)
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤
𝐑𝐎𝐀 =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚
Dari hasil perhitungan kinerja keuangan untuk rasio profitabilitas yang
diwakili oleh ROA di atas menunjukkan bahwa BMI memiliki ROA yang
fluktuatif yaitu pada 2016 sebesar 0,22%. Ini berarti bahwa kemampuan
manajemen BMI pada triwulan pertama tahun 2016 dalam memperoleh laba
bersih dari penggunaan total aktiva bank sebesar 100 adalah 0,22. ROA
terendah dalam rentang waktu 2016-2018 ada pada 2018 yaitu sebesar 0,08%,
dan tertinggi pada 2016 yaitu 0,22%. Rata-rata ROA yang diperoleh untuk
20016-2018 sebesar 0,14%. (Lampiran 1)
Kenaikan atau penurunan ROA ini dipengaruhi oleh total aktiva.

 ROE (Return On Equity)


𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤
𝐑𝐎𝐄 =
𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬
Perhitungan kinerja keuangan untuk ROE menggambarkan bahwa pada
tahun 2017 yg diperoleh sebesar 0,87% yang merupakan ROE terendah selama
lima tahun periode penelitian. Artinya, bahwa kemampuan manajemen BMI
pada triwulan pertama tahun 2017 dalam memperoleh laba bersih dari modal
sendiri sebesar 100 adalah 0,87. Hal ini disebabkan oleh jumlah ekuitas yang
menurun dan beresiko pada laba yang dihasilkan sehingga ikut turun.
Sedangkan ROE tertinggi berada pada tahun 2016 sebesar 3,00%. Rata-rata
ROE yang diperoleh selama periode penelitian sebesar 1,68%.

5 Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 3 Tahun (2016 – 2018) Publikasi. Diakses dari
https://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporan-tahunan pada tanggal 4 Juli 2019. Pukul 09.20
WIB

18
b. Rasio Efisiensi
𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐎𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥
𝐁𝐎𝐏𝐎 =
𝐏𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐎𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥

Hasil perhitungan kinerja keuangan untuk rasio efisiensi yang diwakili oleh
BOPO menunjukkan bahwa selama periode penelitian, nilai terendah BOPO berada
pada tahun 2016 yaitu sebesar 97,76%. Ini berarti bahwa untuk pendapatan
operasional sebesar 100, biaya operasional yg digunakan BMI sebesar 97,76.
Sedangkan nilai tertinggi BOPO sebesar 98,24% pada 2018. Sedangkan rata-rata
BOPO selama periode penelitian yaitu sebesar 97,89%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian tingkat efisiensi BMI
tidak memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu BOPO dibawah
90%.

c. Rasio Kecukupan Modal


𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥
𝐂𝐀𝐑 =
𝐀𝐓𝐌𝐑 (𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐭𝐢𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐭 𝐑𝐢𝐬𝐢𝐤𝐨)
Hasil perhitungan untuk rasio kecukupan modal (CAR) pada tabel di lampiran
1 menunjukkan bahwa posisi tertinggi berada pada 2016 sebesar 3,31%. Terendah
pada 2018 sebesar 2,22%. Sedangkan rata-ratanya sebesar 2,73%. Ini berarti bahwa
BMI mempunyai modal sebesar 2,73 untuk menanggung 100 aktiva berisiko. secara
statistik dapat dijelaskan bahwa kewajiban yang disyaratkan Bank Indonesia tidak
terpenuhi yaitu minimum 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko.

d. Rasio Likuiditas
𝐏𝐞𝐦𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚𝐚𝐧
𝐅𝐃𝐑 =
𝐃𝐚𝐧𝐚 𝐏𝐢𝐡𝐚𝐤 𝐊𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚
Dan untuk hasil perhitungan rasio likuiditas yang diwakili oleh Finance to
Deposit Ratio (FDR) menunjukkan bahwa angka tertinggi untuk rentang waktu
2016-2018 berada pada tahun 2016 yaitu 95,13%. Terendah sebesar 73,18 % pada
tahun 2018, dan rata-rata 84,24%. Artinya, jumlah dana pihak ketiga sebesar 100,
mampu digunakan untuk pembiayaan sebesar 84,24. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tingkat likuiditas yang dicapai BMI mencapai standar yang
ditetapkan Bank Indonesia yaitu 80%-110%.
Kenaikan dan penurunan rasio likuditas ini dipengaruhi oleh Dana Pihak
Ketiga.
19
2. Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah
𝐁𝐚𝐠𝐢 𝐇𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐒𝐢𝐦𝐩𝐚𝐧𝐚𝐧 𝑴𝒖𝒅𝒉𝒂𝒓𝒂𝒃𝒂𝒉
𝐓𝐁𝐇 =
𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐒𝐢𝐦𝐩𝐚𝐧𝐚𝐧 𝑴𝒖𝒅𝒉𝒂𝒓𝒂𝒃𝒂𝒉
Dari perhitungan Tingkat Bagi Hasil simpanan mudharabah (lampiran 1)
menunjukkan bahwa BMI memiliki tingkat bagi hasil yang fluktuatif. Tahun 2017
tingkat bagi hasil berada pada persentase 6,24% yang merupakan nilai maksimum
selama periode penelitian 2017-2018. Artinya, untuk saldo simpanan mudharabah
BMI senilai 100 menghasilkan bagi hasil sebesar 6,24. Sedangkan nilai terendah
selama periode penelitian sebesar 5,96% ada pada tahun 2018 dan rata-ratanya 6,10%.
Kenaikan atau penurunan yang terjadi pada tingkat bagi hasil simpanan mudharabah
ini dipengaruhi oleh saldo simpanan mudharabah bank syariah.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu,
usaha bank akan selalu berkaitan denganmasalah uang sebagai dagangan utamanya.
Pada penyampaian review beberapa jurnal terkait bank syariah yang telah diulas, maka
dapat disimpulkan bahwa:
 Sistem informasi akuntansi pembiayaan musyarakah PT. Bank Muamalat kantor Cabang
Manado sudah diterapkan dengan baik dan sesuai dengan ketetapan yang diterapkan oleh
bank di mana telah dicapai efektivitas, dalam hal ini sistem informasi akuntansi yang ada
menunjang pengendalian internal pada pembiayaan musyarakah serta penerapan
mengenai sistem informasi akuntansi pembiayaan musyarakah sesuai dengan teori-teori
yang ada bahwa PT. Bank Muamalat Kantor Cabang Manado sudah memenuhi
karakterisitik sistem informasi akuntansi.
 Kredit pada PT. Bank Bukopin Manado, nasabah harus mengisi formulir permohonan
kredit kemudian oleh pihak bank akan dilakukan analisis berupa interview, verifikasi dan
appraisal sebelum mengambil keputusan mengenai pemberian kredit.
 Sistem informasi akuntansi selalu berhubungan dengan karyawan dalam perbankan di
Tembilahan. Dimana informasi yang disediakan oleh SIA harus memperhatikan tingkah
laku karyawan penerimanya. SIA juga dioperasikan oleh manusia dalam organisasi.
Tingkah laku karyawan yang mengoprasikan SIA tersebut harus diperhatikan bila tidak
menginginkan SIA gagal dalam pengembangan dan penggunaannya.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Indoensia (PSAK) No.101, Laporan
Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari
suatu entitas syariah
Tujuan laporan keuangan berdasarkan KDPPLKS adalah untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Hasil perhitungan laporan kinerja keuangan dan tingkat bagi hasil (study pada bank
muamalat. Dimana:

21
 Dari hasil perhitungan kinerja keuangan untuk rasio profitabilitas yang diwakili oleh
ROA di atas menunjukkan bahwa BMI memiliki ROA yang fluktuatif yaitu pada 2016
sebesar 0,22%.
 Hasil perhitungan kinerja keuangan untuk rasio efisiensi yang diwakili oleh BOPO
menunjukkan bahwa selama periode penelitian, nilai terendah BOPO berada pada tahun
2016 yaitu sebesar 97,76%.
 Hasil perhitungan untuk rasio kecukupan modal (CAR) pada tabel di lampiran 1
menunjukkan bahwa posisi tertinggi berada pada 2016 sebesar 3,31%. Terendah pada
2018 sebesar 2,22%. Sedangkan rata-ratanya sebesar 2,73%.
 Finance to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan bahwa angka tertinggi untuk rentang
waktu 2016-2018 berada pada tahun 2016 yaitu 95,13%. Terendah sebesar 73,18 % pada
tahun 2018, dan rata-rata 84,24%. Artinya, jumlah dana pihak ketiga sebesar 100,
mampu digunakan untuk pembiayaan sebesar 84,24.
 Dari perhitungan Tingkat Bagi Hasil simpanan mudharabah menunjukkan bahwa BMI
memiliki tingkat bagi hasil yang fluktuatif. Tahun 2017 tingkat bagi hasil berada pada
persentase 6,24% yang merupakan nilai maksimum selama periode penelitian 2017-
2018. Artinya, untuk saldo simpanan mudharabah BMI senilai 100 menghasilkan bagi
hasil sebesar 6,24. Sedangkan nilai terendah selama periode penelitian sebesar 5,96%
ada pada tahun 2018 dan rata-ratanya 6,10%.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, semoga yang terdapat dalam
pembahasan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua pada umumnya dan khususnya
bagi para pembaca. Apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan baik dalam penulisan
maupun pemaparannya, saya selaku pemakalah mohon maaf. Dan tidak lupa kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan
makalah yang akan datang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia: 2013)

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(PSAK) 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah”. (Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
2009)

Rizal Yaya, dkk. Akuntansi Perbankan Syariah. (Jakarta: Salemba Empat.2016)

Sri Nurhayati & Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. (Jakarta: Salemba Empat. 2014)

Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 3 Tahun (2016 – 2018) Publikasi. Diakses dari
https://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporan-tahunan pada tanggal 4 Juli
2019. Pukul 09.20 WIB

23

Anda mungkin juga menyukai