DISUSUN OLEH
NPM : 0221058351
FAKULTAS HUKUM
Dengan ini kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Gambaran Umum Perbankan Syariah di Indonesia” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Hukum Ekonomi Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan terkait permasalahan yang akan penulis bahas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Kesimpulan.......................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial
intermediary. Artinya, lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya
berkaitan dengan masalah uang. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu
dikaitkan dengan masalah uang yang merupakan alat pelancar terjadinya
perdagangan yang utama. Kegiatan dan usaha bank akan selalu terkait dengan
komoditas, antara lain : 1. Memindahkan uang 2. Menerima dan
membayarkan kembali uang dalam rekening koran 3. Mendiskonto surat
wesel, surat order maupun surat berharga lainnya 4. Membeli dan menjual
surat-surat berharga. 5. Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang
6. Memberi jaminan bank.
iv
pedagang, sedang dalam hal bank pada umumnya, hubungannya adalah
sebagai kreditur atau debitur. Sehubungan dengan jalinan investor dan
pedagang tersebut, maka dalam menjalankan pekerjaannya, bank Islam
menggunakan berbagai teknik dan metode investasi seperti kontrak
mudharabah. Di samping itu, bank Islam juga terlibat dalam kontrak
murabahah. Mekanisme perbankan Islam yang berdasarkan prinsip mitra
usaha, adalah bebas bunga. Oleh karena itu, soal membayarkan bunga kepada
para depositor atau pembebanan suatu bunga dari para klien tidak timbul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan penulis
bahas sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan perbankan syariah di Indonesia?
2. Bagaimana kinerja Perbankan Syariah dalam Standar Akuntansi
Keuangan?
3. Bagaimanakah perbandingan konsep bagi hasil pada perbankan syariah
dan bunga dalam operasional perbankan konvensional
C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak di capai dalam yaitu sebagai berikut :
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Selaku regulator, Bank Indonesia memberikan perhatian yang serius
dan bersungguh-sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan
syariah. Semangat ini dilandasi oleh keyakinan bahwa perbankan syariah akan
membawa ‘maslahat’ bagi peningkatan ekonomi dan pemerataan
kesejahteraan masyarakat. Pertama, bank syariah lebih dekat dengan sektor
riil karena produk yang ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa
menggunakan underlying transaksi di sektor riil sehingga dampaknya lebih
nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua, tidak terdapat produk-
produk yang bersifat spekulatif (gharar) sehingga mempunyai daya tahan
yang kuat dan teruji ketangguhannya dari direct hit krisis keuangan global.
Secara makro, perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional. Ketiga,
sistem bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah
akan membawa manfaat yang lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik
dana selaku deposan, pengusaha selaku debitur maupun pihak bank selaku
pengelola dana. Menurut statistik Bank Indonesia, perkembangan dan
pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia setiap tahunnya cukup fantastis
dan menggembirakan, tumbuh antara 40-45 persen per tahun. Hal ini
tercermin dari pertumbuhan asset, peningkatan pembiayaan, ekspansi
pelayanan ( jaringan kantor yang semakin meluas menjangkau 33 propinsi di
Indonesia).
vii
benar, relevan, dipercaya, dipahami, serta dapat dibandingkan, begitu pula
dengan Bank syariah. Suatu standar akuntansi keuangan pada Bank syariah
biasa disebut standar akuntansi keuangan syariah. Dalam transaksi murabahah
maka Bank syariah mengacu pada standar akuntansi keuangan murabahah,
dimana didalamnya mengatur pengakuan, penyajian, pengungkapan, dan
pengukuran. Dengan dibentuknya suatu standar maka pihak bank memiliki
suatu acuan yang pasti. Untuk itu perlu pemahaman yang lebih dalam standar
akuntansi keuangan syariah supaya transaksi-transaksi yang terjadi pada Bank
syariah tidak menyimpang dari aturan yang telah ditentukan.
Salah satu transaksi yang ada pada bank syariah adalah transaksi
murabahah, dimana pada tahun 2007 telah diatur dalam PSAK No 102.
Menurut Pedoman Syariah Indonesia (2008), adalah: “PSAK N0 102 berlaku
secara prospektifuntuk transaksi murabahah yang terjadi setelah tanggal
efektif. Untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan maka entitas
dianjurkan menerapkan pernyataan ini secara restrospektif. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa transaksi murabahah tidak terlepas dari PSAK No 102
tentang transaksi murabahah.
viii
itu adalah PSAK No 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah, PSAK
No 102 tentang akuntansi Murabahah (Jual beli), PSAK No 103 tentang
Akuntansi Salam, PSAK No 104 tentang Akuntansi Isthisna, PSAK No 105
tentang Akuntansi Mudarabah (Bagi hasil), dan PSAK No 106 tentang
Akuntansi Musyarakah (Kemitraan). Salah satu standar akuntansi keuangan
syariah adalah PSAK 102 tentang pembiayaan murabahah, dalam PSAK 102
(2006), tujuan PSAK 102 adalah: “Untuk mengatur pengakuan, pengukuran,
penyajian, dan pengungkapan transaksi murabahah.”
ix
Syariah, yang berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan murabahah.
x
Bank Syariah Bank Konvensional
Fungsi dan Intermediasi, jasa Intermediasi, Manager
kegiatan bank keuangan Investasi, Investor, Sosial,
Jasa keuangan
Mekanisme dan Anti riba Riba
Objek Usaha
Prinsip dasar - Bebas nilai (prinsip - Tidak bebas nilai (prinsip
Operasi materialis) syariah Islam)
- Uang sebagai komoditi - Uang sebagai alat tukar
- Bunga dan komoditi
- Bagi hasil, jual beli, sewa
Prioritas Kepentingan pribadi Kepentingan public
Pelayanan
Orientasi Keuntungan Tujuan sosial-ekonomi
Islam, Keuntungan
Bentuk Bank Komersial Bank Komersial, bank
pembangunan, bank
universal atau multi-
purpose
Evaluasi Kepastian pengembalian Lebih hati-hati karena
Nasabah pokok dan bunga partisipasi dalam resiko
(creditworthiness dan
collateral)
Hubungan Terbatas debitor-kreditor Erat sebagai mitra usaha
Nasabah
Sumber Pasar Uang, Bank Sentral Pasar Uang Syariah, Bank
likuiditas jangka Sentral
pendek
Pinjaman yang Komersial dan Komersial dan
diberikan nonkomersial, berorientasi nonkomersial, berorientasi
laba laba dan nirlaba
Lembaga Pengadilan, Arbitrase Pengadilan, Badan
penyelesaian Arbitrase Syariah Nasional
sengketa
- Risiko bank tidak terikat - Dihadapi bersama antara
langsung dengan debitur, bank dan nasabah dengan
risiko debitur tidak terikat prinsip keadilan dan
langsung dengan bank kejujuran
- Kemungkinan terjadi
negative spread
xii
Kemudian bagaimanakah konsep bunga dalam Perbankan
Konvensional? Operasional pada Perbankan Konvensional sebagian besar
ditentukan oleh kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat melalui
pelayanan dan bunga yang menarik, nasabah penyimpan dana akan memilih
bank yang memiliki penawaran paling tinggi pada tingkat bunga simpanannya
dan memberikan berbagai jenis hadiah. Pada sisi penyaluran dana tingkat
bunga simpanan itu ditambah dengan persentase tertentu untuk pembiayaan
yang terdiri dari : Biaya operasional, cadangan kredit macet, cadangan wajib,
dan profit margin, yang dibebankan kepada nasabah peminjam dana. Yang
kemudian digunakan membayar bunga simpanan dan pembiayaan bagi bank,
sebagai imbal jasa yang dibayarkan kepada pihak bank.
Terdapat beberapa pembagian Bunga pinjaman pada bank – bank
konvensional diantara adalah sebagai berikut :
1. Bunga tetap (fixed interest)
Suku bunga ini akan berubah selama periode tertentu sesuai kesepakatan.
Jika suku bunga pasar berubah (naik atau turun), bank atau lembaga
pembiayaan akan tetap konsisten pada suku bunga yang telah ditetapkan.
2. Bunga mengambang (floating interest)
Suku bunga akan mengikuti naik-turunnya suku bunga pasar. Jika suku
bunga pasar naik, maka bunga kredit pun akan ikut naik. Demikian pula
sebaliknya. Sistem ini diterapkan pada KPR, kredit Pinjaman Modal kerja,
usaha, dan investasi.
3. Bunga flat (flat interest)
Pada sistem ini, jumlah pembayaran utang pokok dan bunga kredit
besarnya sama tiap bulan. Bunga ini diperuntukkan kredit jangka pendek
seperti kredit kendaraan dan KTA.
4. Bunga efektif (effective interest)
Perhitungan beban bunga dihitung setiap akhir periode pembayaran
xiii
angsuran berdasarkan saldo pokok. Jadi, beban bunga akan semakin
menurun setiap bulan karena pokok utang jadi berkurang.
5. Bunga anuitas (anuity interest)
Dalam perhitungan anuitas, porsi bunga pada masa awal sangat besar,
sedangkan porsi angsuran pokok sangat kecil. Namun, mendekati akhir
masa kredit, keadaan akan berbalik
Dari beberapa uraian diatas dapat kita lihat perbedaan yang jelas
dalam sistem bagi hasil dan bunga pada sistem pengelolaan dana, konsep dan
sistem bagi hasil (nisbah) yang dapat dilihat dalam sistem pengelolaan dana
disini berkaiatan dengan kegitan perekonomian perbankan syariah yang bagi
hasil didalamnya berdasarkan sistem revenue sharing yaitu bagi hasil yang
didasarkan pada tingkat pendapatan atau laba rugi bulanan suatu usaha.
xiv
menjadi 11, atau tambahan 6% atau tambahan 10%, dan sebagainya, tentulah
terhitung riba’ juga.
xv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita pelajari lebih mendalam dari pengertian, peranan dan
perkembangan bank syariah din Indonesia dapat di simpulkan bahwa masa
depan perbankan syariah Indonesia sangat cerah. Hal ini terlihat dari
semakin bertambahnya jumlah (unit) perbankan syariah dari tahun ke
tahun.Perbankan syariah dapat di kembagkan debagai salah salah satu sistem
perbankan alternatif selain sistem perbankan yang umum (konvensional).
Jika dibandingkan dengan jumlah nasabah dan simpanan dari perbankan
yang umum (konvensional) cenderung tidak meningkat (stagnan), maka
masih sangat terbuka kemungkinan perbangkan syariah untuk mendapatkan
kenaikan jumlah nasabah maupun simpanan mereka.Aturan yang berlaku
dalam perbankan syariah adalah adanya sistem bagi hasil yang tidak seberat
jika kita mengikuti aturan dalam perbankan umum (komvensional yang
sering memberatkan kalangan pengusaha.Perbangkan syariah menawarkan
berbagai produk baik tabungan maupun yang lainnya. Sehingga harapan dari
kalangan usaha kecil dan menengah untuk memperoleh modal untuk
memajukan usaha mereka bisa terlaksana dengan baik. Perbangkan syariah
tidak memberikan pinjaman untuk kegiatan haram dan spekulasi..
xvi
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Sebagai manusia,
kami pun tak luput dari kesalahan dan tentunya masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Tapi, semoga saja yang kita pelajari ini bermanfaat, dengan
harapan bisa menambah Pengetahuan dan Keilmuan bagi kita semua. Kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk menjadi koreksi
kedepan.
xvii
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Mudrajad Kuncoro dan Suharjono, 2002, Manajemen Perbankan : Teori dan Aplikasi,
Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE
Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu, Achmad Abror. Lembaga Keuangan. Rineka
Cipta, Jakarta 2005
xix
Syariat (Def.1). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses 26
April 2023, melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/syariat
xx