SEMESTER : VI B
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik. Meski ada
sedikit kendala dalam pengerjaannya, namun akhirnya makalah berjudul
“Operasional Bank Syariah” dapat kami selesaikan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari semua pihak yang
terlibat. Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberi
tugas, sehingga kami dapat memahami lebih dalam materi ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan. Baik dari
Bahasa yang digunakan maupun dari Teknik penyajiannya. Kami harap pembaca
dapat memberikan kritik agar proposal ini lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata, kami berharap semoga proposal ini dapat memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk para pembaca .
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................... i
KATAPENGANTAR ................................................... ii
ABSTRAK .................................................................. iv
BAB I Pendahuluan................................................... v
iii
ABSTRAK
Bank berasal dari bahasa italia ”banco” yang artinya meja, sedangkan bank
menurut para ahli ekonomi artinya bank adalah suatu badan yang menerima dan
memberi kredit. Manajemen Perbankan Syariah adalah manajemen Lembaga
yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan
atau melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Bank Syariah merupakan bank
yang melakukan penghimpunan dana dan penyalurannya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah islam, dengan akad sebagai
keterikatan bank dengan nasabah.
Banyak presepsi ulama yang menyatakan hukum tentang bank yaitu haram
yaitu alasannya bunga, bank tanpa bunga itu mustahil padalah islam melarang
sistem bunga. Mubah yaitu dengan alasan bank kebutuhan yang tidak bisa
dielakkan sehingga di bolehkan dan mustasyabihat yaitu masih diragukan haram
tidaknya karena bank merupakan kebutuhan mendesak dalam kehidupan. Bank
konvesional yang menerapakan sistem bunga (riba) yang sangat bertentangan
dengan syariat islam, oleh karena itu para ekonom muslim mencari jalan keluar
untuk ekonomi secara islam dengan mengembangkan perbankan yang menganut
sistem syariah. Maka bank syariah tidak membebankan dan memberi bunga
melainkan mengajak partisipasi (yang menjadi deposan) dalam bidang usaha yang
didanai. Para deposan dalam bank syariah sama-sama mendapatkan keuntungan
yang telah ditetapkan. Yang dijalankan dengan sistem opersional yang telah
ditetpakan sesuai syariah islam.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah suatu agama yang dapat digunakan sebagai pandangan hidup
yang praktis serta menjalankan segala sesuatu dengan baik dan bermanfaat,
memberikan dasar-dasar ajaran untuk pandangan hidup sehingga selalu dapat
menyesuaikan dengan perubahan kondisi rill dalam masyarakat. Sehingga Bank
syariah tersebut dijalankan dengan aturan dan konsep operasional yang telah
ditetapkan sebagaimana mestinya sesuai dengan ajaran dan syariat islam.
v
1.2 Rumusan Masalah
1.4 Manfaat
1. Diharapkan Ketika proposal ini dibuat kami memperoleh ilmu pengetahuan
mengenai perbankan syariah dan operasional bank syariah.
2. Diharapkan proposal ini bisa dijadikan bahan ajaran dan menambah
pengetahuan pembaca .
vi
BAB II
PEMBAHASAN
vii
• Transaksi pembiayanan ditunjukkan untuk mendaptakan jasa dilakukkan
dengan prinsip sewa(ijarah). Transaksi ijarah dilandasi adanya
pemindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan
prinsip jual beli, namun perbedaaannya terletak pada obyek transaksinya.
Bila pada jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah
obyek transaksinya jasa.
viii
Jakarta didalam permohonan ijin operasional. Kegiatan operasional Bank
Syariah antara lain :
a) Bidang Marketing
Sebagai Langkah awal bidang marketing membuat rencana target, baik
untuk produk funding maupun produk financing. Dalam membuat target
tersebut haruslah disesuaikan dengan rencana kerja operasional Bank
Syariah yang dibuat oleh direksi.
b) Kegiatan Operasional
1) Pemasaran produk dengan melakukan dari berbagai macam media
pemasaran, baik media elektronik, cetak, pertemuan-pertemuan,
pengajian-pengajian, khutbah jum’at dan sebagainya.
2) Kegiatan funding officer dan anggotanya terutama dalam monilisasi
dana, hasilnya :
• Funding : saham, deposito, mudharabah, tabungan, titipan
wadiahyad dhomamamah atau zakat, infaq, dan shadaqah(zis)
• Setelah diadministrasikan oleh FO, funding yang baru
diserahkan kepada SA dan bagian jasa nasabah(janas),
sedangkan funding kelanjutan langsung diserahkan kepada
teller/kasir.
3) Operasional account Officer (A/O) atau pembinaan pembiayaan
• Membuat struktur dana dan alokasi dana dari dana mobilisasi
tersebut untuk memenuhi permohonan pembiayaan yang
masuk.
• Memperoses calon debitur yang masuk.
• Membina debitur agar lancer pengembalian pembiayaan serta
mengurangi risiko(menekan risiko) atas pembiayaan yang
diberikan.
ix
2.3 Prinsip Operasional Bank Syariah
3) Produk Jasa
a. Jaminan peminjaman (latter off credit) dengan prinsip wakalah,
musyarakah, atau mudharabah.
b. Garansi bank prinsip kafalah.
c. Transfer prinsip wakalah
d. Jual beli valuta asing atau valas (sharf)
x
Uraian pengertian mengenai produk-produk perbankan syariah :
1. Wadi’ah adalah penitipan dana atau barang dari pemilik dana/jasa kepada
penyimpan dana atau barang dengan kewajiban pihak yang menerima
titipan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.
2. Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal)
kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiata usaha
tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung dan rugi
(profit-loss sharing) atau metode bagi pendapatam (revenue sharing)
diantara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya.
3. Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana atau modal untuk
mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan
pembagain keuntungan berdasrkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya. Kerugian yang timbul ditanggung semua pemilik dana/modal
berdasarkan bagian dana/modal masing-masing.
4. Murabahah adalah jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah
dengan margin keuntungan yang disepakati.
5. Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-
syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.
Istishna’ adalah jual beli barang dalam bentuk pemesanan barang kriteria
dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan.
6. Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah
mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa
atau imbalan jasa.
7. Qardh adalah pinjam-meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban
pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau
cicilan dalam jangka waktu tertentu.
xi
margin. Selain tugas utama menghimpun dan menyalurkan dana, bank syariah
juga memberikan layanan/jasa kepada nasabah dengan memperoleh fee dari
pengguna layanan perbankan.
1. Mudharabah
Mudharabah adalah kerja sama antara pemilik modal atau bank dan
pengelola atau nasabah. Keuntungan yang diperoleh dibagi menurut kesepakatan
di muka dan kerugian ditanggung oleh pemilik modal. Bank syariah Sebagai
channeling hanya memperoleh fee dari jasa yang diberikan. Disebut “of balance
sheet” karena transaksi antara shahibul maal dan mudharib tidak dibukukan dalam
buku bank, Tetapi hanya dicatat secara khusus di luar buku bank. Biasanya,
pengguna produk ini adalah pemilik dana yang besar dan pihak yang memerlukan
dana besar, seperti pengusaha atau proyek-proyek. Skema mudharabah
muqayyadah on balance sheet berdasarkan sektor adalah skema di mana bank
syariah menyalurkan dana yang dihimpun kepada pihak yang memerlukan dana
pada sektor tertentu. Skema ini adalah jenis yang paling banyak diterapkan bank
syariah. Skema mudharabah muqayyadah on balance sheet berdasarkan akad
yang digunakan.
xii
Rukun dan Syarat Mudharabah
1. Rukun
Adanya pemilik modal, ada pengelola, ada usaha yang dikelola, ada
keuntungan yang diharapkan dan ada pengikat antara pemilik modal dan
pengelola.
2. Syarat
Kedua belah pihak paham akan hukum, modal dalam bentuk tunai dan dapat
dihitung serta pembagian keuntungan disepakati bersama/
3. Implementasi Mudharabah dalam teknis perbankan
Nasabah memiliki proyek dan meminta pembiayaan dari bank untuk
proyeknya, nasabah mengelola proyek, nisbah bagi hasil keuntungan
ditetapkan bersama dengan jangka waktu pengelolaan dan pembagian hasil
ditentukan serta bank diizinkan dalam mengawasi pengelolaan
4. Objek Mudharabah
Objek didasarkan pada jenis usaha, seperti waralaba atau kemitraan. Objek
ini juga digunakan untuk modal kerja dan investasi.
5. Modal
Modal diberikan untuk mengelola usaha yang disepakati bersama. Jumlah
modal yang disertakan harus jelas dan dilakukan dengan sekaligus atau
bertahap sesuai kesepakatan. Jika ada biaya lain yang dibutuhkan, tidak
termasuk dalam perhitungan modal.
6. Bagi hasil
Perhitungan bagi hasil dapat dihitungkan dari pendapatan kotor yaitu reneue
sharing atau pendapatan bersih yaitu profit sharing sesuai kesepakatan.
Pembagian juga dapat dihitung setiap bulan, per tigabulan atau tergantung
kesepakatan, besarnya nisbah bagi hasil juga sesuai kesepakatan . apabila
terjadi kegagalan usaha karena nasabah sebagai pengelola modal maka
kerugian menjadi tanggung jawab nasabah dan modal menjadi piutang bank.
7. Pengelolaan usaha
Bank bisa mengawasi atau terlibat dalam usaha bergantung pada
kesepakatan dan bank tidak berhak membatasi usaha nasabah dalam
mendapatkan keuntungan sepanjang usaha tersebut tidak melanggar syariat
dan aktivitas utama usaha.
xiii
8. Dokumentasi perbankan
Terdiri dari surat permohonan mudharabah, surat persetujuan dan akad
mudharabah serta surat permohonan realisasi mudharabah(SPRM) dan
tanda terima uang oleh nasabah (TTUON).
9. Akad mudharabah
Spesifikasi proyek, jumlah modal yang disertakan, jangka waktu
mudharabah, nisbah bagi hasil dan jangka waktu bagi hasil.
10. Prinsip dasar pengembalian modal
Bagi hasil diberikan setiap bulan atau per tiga bulan bergantung pada arus
kas,kesepakatan dan analisis account officer. Modal dikembalikan Ketika
akhir periode mudharabah dengan teknis pelaksanaan yang bervariasi. Modal
dikembalikan bersamaan dengan bagi hasil dan ditampung di dalam
escrouwn account dan didebet oleh bank syariah pada akhir periode.
2. Al-Musyarakah
Musyarakah adalah kerja sama antara bank dan nasabah, di mana masing-
masing Menginvestasikan modalnya dengan keuntungan dibagi menurut
kesepakatan di muka. Sementara itu, kerugian yang terjadi ditanggung oleh bank
dan nasabah secara proporsional. Musyarakah adalah akad kerja sama dan bagi
hasil antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dengan cara masing-
masing pihak memberikan kontribusi atau menggabungkan modal, dana atau mal
dengan kesepakatan bahwa hak-hak, kewajiban, risiko dan keuntungan
ditanggung secara bersama dengan nisbah (bagi hasil) ditentukan. Menurut
Antonio (2001), musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Sesuai Musyarakah disebut juga dengan istilah sharikah atau syirkah. Secara
bahasa Musyarakah berasal dari kata al-syirkah yang berarti al-ikhtilath
(percampuran) atau persekutuan dua hal atau lebih, sehingga antara masing-
masing sulit dibedakan. Seperti persekutuan hak milik atau perserikatan usaha.
Menurut fatwa DSN-MUI Nomor 8 Tahun 2000, pengertian al-syirkah adalah
pembiayaan berdasarkan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
xiv
usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan dana bahwa keuntungan dan risiko akan di tanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan. Pembiayaan bagi hasil dalam bentuk musyarakah diatur
dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dalam pasal 1
angka 13 disebutkan bahwa musyarakah merupakan salah satu produk
pembiayaan pada perbankan syariah.
Jenis-jenis Musyarakah
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau
lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah.
Mereka pun sepakatan berbagi keuntungan dan kerugian.
a) Syirkah Al-‘inan
Kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi
dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi
dalam keuntungan dan kerugian sebagaimana yang disepakati. Akan tetapi,
porsi masing-masing pihak, baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil,
tidak harus sama dan identic sesuai dengan kesepakatan mereka. Mayoritas
ulama membolehkan jenis al-musyarakah ini.
b) Syirkah Mufawadhah
Kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih, setiap pihak memberikan
suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap
pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan demikian
xv
syarat utama dari jenis al-musyarakah ini adalah kesamaan dana yang
diberikan, kerja, tanggung jawab, dan beban utang dibagi oleh masing-masing
pihak.
c) Syirkah A’maal
Kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara
bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaaan itu. Misalnya, kerja sama
dua orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua
orang penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sebuah kantor. Al-
musyarakah ini kadang-kadang disebut musyarakah abdan atau snaa’i.
d) Syirkah wujuh
Kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestise baik
serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu
perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam
keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang
disediakan oleh tiap mitra. Jenis al-musyarakah ini tidak memerlukan modal
karena pembelian secara kredit berdasar pada jaminan tersebut. Karenannya,
kontrak ini pun lazim disebut sebagai musyarakah piutang.
3. Al-Muzara’ah
Al Muzara’ah yaitu kerja sama antara pemilik lahan dan penggarap dalam
pengolahan pertanian, dimana benih tanaman berasal dari penggarap.
Pemilik lahan memberikan lahannya kepada penggarap, untuk dikelola dan
hasilnya dibagi dua sesuai kesepakatan (persentase) dari hasil panen.
Menurut Abdul Sami’ Al-Mishri, mengartikan Muzara’ah sebagai sebuah akad
kerjasama pengelola lahan pertanian antara pemilik lahan dan pengarap.
Pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada sipenggarap, untuk
ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dengan hasil panen.
Namun, jika terjadi kerugian atau gagal panen, maka penggarap tidak
menanggung apapun, tapi telah rugi atas usaha dan waktu yang telah ia
keluarkan.
Pengertian diatas dapat dipahami, bahwa Muzara’ah adalah suatu bentuk
kerjasama antara pemilik lahan dan penggarap tanah dengan perjanjian bagi
hasil yang jumlahnya menurut kesepakatan bersama, apakah pembagiannya
1/3, 2/3 atau menurut perjanjian diantara mereka.Menurut Hanafiyah, rukun
xvi
Muzara’ah ialah akad, yaitu Ijab dan Kabul antara pemilik dan pekerja. Secara
rinci, jumlah rukun-rukun Muzara’ah menurut Hanafiyah ada 4, yaitu Tanah,
perbuatan pekerja, modal, alat-alat untuk menanam.
Dasar Hukum Muzara’ah, yaitu kerjasama dalam bentuk muzara’ah
menurut kebanyakan ulama hukumnya adalah boleh. Dasar kebolehannya itu,
disamping dapat dipahami dari umummnya Firman Allah yang menyuruh
bertolong-tolongan, juga secara khusus dari hadits Nabi dari Ibnu Abbas
menurut riwayat al-Bukhari yang menyatakan: “Bahwasannya Rasul Allah
SAW memperkerjakan penduduk Khaibar (dalam pertanian) dengan imbalan
bagian dari apa yang dihasilkannya, dalam bentuk tanaman atau buah-
buahan”.
Dari hadits tersebut dapat dipahami, bahwa apa yang dilakukan oleh Nabi
dengan petani Khibar adalah kerjasama, bukan upah mengupah dengan
pekerja tani dan bukan pula sewa-menyewa (ijarah) tanah dengan pemilik
tanah; karena sewa dalam akad sewa menyewa atau upah dalam akad upah
mengupah (ijarah) harus jelas dan pasti nilainya, bukan dengan hasil yang
belum pasti. Ulama yang mengatakan tidak boleh muamalah dalam bentuk
muzara’ah, adalah Abu Hanifah dan Zufar, menurutnya hadist yang
menjelaskan muamalah yang dilakukan Nabi dengan penduduk Khaibar,
sebenarnya bukan merupakan kerjasama dengan menggunakan akad
muzara’ah, melainkan kharaj musaqamah, yaitu kewajiban tertentu (pajak)
berupa prosentase tertentu dari hasil bumi. Pada prinsipnya zakat dibebankan
kepada orang yang mampu, hasil pertanian telah mencapai batas nishab. Jika
dilihat asal benih tanaman, maka dalam Muzara’ah yang wajib zakat adalah
pemilik tanah, karena dialah yang menanam, sedangkan penggarap hanya
mengambil upah kerja. Hikmah Muzara’ah ialah Terwujudnya kerjasama yang
saling menguntungkan antara pemilik tanah dengan petani
penggarap,Meningkatnya kesejahteraan masyarakat, Tertanggulanginya
kemiskinan danTerbukanya lapangan pekerjaan, terutama bagi petani yang
memiliki kemampuan bertani tetapi tidak memiliki tanah garapan.
xvii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bank syariah adalah bank yang melaksankan segala kegiatannya
berdasarkan prinsip syariat agama islam, yang Pada sistem operasionalnya,
pemilik dana menanamkan uangnya di bank namun tidak mendapatkan
bunga, melainkan keuntungan bagi hasil. Dana yang di tanamkan oleh
nasabah tersebut akan disalurkan kepada nasabah yang membutuhkan
dengan berdasarkan prinsip operasional bank syariah yaitu keuntungan yang
diperoleh dengan bagi hasil. Bagi hasil dengan mudrabah, musyakah
maupun muzara’ah,sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
3.2 Saran
Bank syariah adalah bank yang dilaksankan dengan menghindari bunga
dalam pengambilan keuntungannya. Maka hendaknya bank tersebut tetap
menjalankan operasional serta prinsip bank tersebut berdasarkan syariah.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Danupranata, gita. 2013. Manajemen perbankan syariah. Jakarta. Salemba
empat.
Antonio Syafii Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teknik ke Praktik. Jakarta :
Gemma Insani Press
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/09/20/akad-musyarakah
https://amp.kompas.com/skola/read/2021/01/02/145651369/sistem-operasi-bank-
syariah
https://id.wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah
https://www.detik.com/sulsel/berita/d6366750/15-contoh-kata-pengantar-
makalah-beserta-struktur-dan-cara-membuatnya/amp
https://amp.suara.com/bisnis/2021/10/22/204033/apa-itu-manajemen-bank-
syariah-prinsip-dasar-fungsi-dan-sejarah
https://repository.unissula.ac.id
https://pm.unida.gontor.ac.id/hukum-dan-fungsi-bank-menurut-islam/
https://www.infojambi.com/prinsip-bagi-hasil-mengenai-al-muzaraah-dan-al-
mukharabah/#:~:text=Secara%20umum%20prinsip%20bagi%20hasil%20dalam
%20ekonomi%20syariah,pertanian%20disebut%20Muzara%E2%80%99ah%20d
an%20Al%20Mukharabah.%20Al%20Muzara%E2%80%99ah
xix