PERBANKAN SYARIAH
DI SUSUN OLEH :
NOFELLA NURKHAFIFAH
C1C014037
AKUNTANSI B
Kata Pengantar……………………………………………………………………… 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………………... 4
B. Batasan Masalah…………………………………………………………… . 4
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………..... 5
D. Metode Pengumpulan Data…………………………………………………. 5
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Perbankan Syariah……………………………………………… 5
B. Sejarah Perbankan Syariah………………………………………………..... 6
C. Aturan-Aturan Perbankan Syariah…………………………………………. 7
D. Contoh-Contoh Bank Syariah…………………………………………….... 7
E. Produk dari Bank Syariah…………………………………………………. 11
Bab III Penutup
A. Kesimpulan………………………………………………………………... 14
B. Saran………………………………………………………………………. 15
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….. 16
2
Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”PERBANKAN SYARIAH”. Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih
baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep profit sharing atau yang juga disebut dengan profit and loss sharing
menawarkan pembagian hasil usahadengan perhitungan pendapatan/keuntungan bersih
(net profit), yaitu laba kotor dikurangi beban biaya yang diekluarkan selama operasional
usaha. Sedangkan konsep revenue sharing adalah konsep yang menawarkan pembagian
hasil usaha berdasarkan perhitungan laba kotor (gross profit).
Kosep inilah yang membedakannya dengan bank-bank konvensional yang menawarkan
tingkat suku bunga yang tinggi agar dapat menarik minat masyarakat menabungkan
uangnya di bank. Besarnya bunga dalam pembagian hasil usaha ditetapkan pada awal
perjanjian kerjasama dengan keuntungan yang pasti bagi investor. Bahkan meski kreditur
mengalami kerugian dalam usahanya, investor tetap mendapatkan bunga yang disepakati
sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diketahui bahwa konsep bagi hasil
yang diterapkan dalam perbankan syariah dan konvensional memiliki perbedaan dalam
keuntungan yang diperoleh dalam pembiayaan/investasi usaha produktif yang
dikembangkan kreditur. Profit sharing dan revenue sharing merupakan pengganti bunga
dalam perbankan konvensional.
B. Batasan Masalah
Di dalam makalah ini akan di bahas yaitu :
1. Apa yang di maksud dengan Perbankan Syariah?
2. Bagaimana sejarah Bank Syariah?
3. Bagaimana aturan-aturan dari bank syariah?
4
4. Apa saja contoh bank syariah?
5. Apa saja produk bank syariah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai penyelesaian salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
2. Agar mengetahui pengertian tentang perbankan syariah.
3. Agar mengetahui sejarah perbankan syariah.
4. Agar mengetahui aturan-aturan dari bank syariah
5. Agar mengetahui contoh dan produk bank syariah
Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta sejumlah
informasi aktual yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Sehubungan
dengan masalah tersebut dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode
pengumpulan data, browsing di Internet, membaca buku tentang bank syariah, dan
dengan pengetahuan yang penulis miliki.
BAB II
PEMBAHASAN
5
dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau
minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain.
Indonesia yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim membuat negara ini
menjadi pasar terbesar di dunia bagi perbankan syariah. Besarnya populasi muslim itu
memberikan ruang yang cukup lebar bagi perkembangan bank syariah di Indonesia.
Di Indonesia, bank syariah pertama baru lahir tahun 1991 dan beroperasi secara
resmi tahun 1992. Padahal, pemikiran mengenai hal ini sudah terjadi sejak dasawarsa
1970-an. Menurut Dawam Raharjo, saat memberikan Kata Pengantar buku Bank Islam
Analisa Fiqih dan Keuangan penghalangnya adalah faktor politik, yaitu bahwa pendirian
bank Islam dianggap sebagai bagian dari cita-cita mendirikan Negara Islam.
Namun, sejak 2000-an, setelah terbukti keunggulan bank syariah (bank Islam)
dibandingkan bank konvensional antara lain, Bank Muamalat tidak memerlukan suntikan
dana, ketika bank-bank konvensional menjerit minta Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI) ratusan triliunan akibat negatif spread bank-bank syariah pun bermunculan di
Indonesia.
Hingga akhir Desember 2006, di Indonesia terdapat tiga Bank Umum Syariah
(BUS) dan 20 Unit Usaha Syariah (UUS).
Fungsi-fungsi bank sudah dipraktikkan oleh para sahabat di zaman Nabi
Muhammad SAW, yakni menerima simpanan uang, memberikan pembiayaan, dan jasa
transfer uang. Namun, biasanya satu orang hanya melakukan satu fungsi saja. Baru
kemudian, di zaman Bani Abbasiyah, ketiga fungsi perbankan dilakukan oleh satu
individu.
6
Usaha modern pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali
dilakukan di Malaysia pada pertengahan tahun 1940-an, namun usaha tersebut tidak
berhasil.Berikutnya, eksperimen dilakukan di Pakistan pada akhir 1950-an.
Namun, eksperimen pendirian bank syariah yang paling sukses dan inovatif di
masa modern dilakukan di Mesir pada 1963, dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving
Bank.Kesuksesan Mit Ghamr memberi inspirasi bagi umat Muslim di seluruh dunia,
sehingga muncul kesadaran bahwa prinsip-prinsip Islam ternyata masih dapat diaplikasi
dalam bisnis modern.
Misalnya, sebuah bank syariah yang sudah memiliki kantor cabang di Bandung
ingin menarik Dana Pihak Ketiga (DPK) di luar wilayah Bandung, tapi masih di Jawa
Barat. Bank syariah tersebut bisa menggunakan jaringan bank induknya yang
konvensional untuk melayani pengumpulan dana pihak ketiga yang berada di luar
wilayah Bandung, seperti Sukabumi, Bogor hingga Cianjur.
Bahkan dalam aturan ini, bank syariah yang menggunakan jaringan kantor bank
konvensional induknya tersebut tak perlu mempekerjakan pegawainya dalam melayani
masyarakat. Pelayanan tersebut bisa dilakukan oleh pegawai kantor dari bank
konvensional yang merupakan jaringan induk bank syariah itu.
Berikut ini adalah daftar lengkap bank syariah dan unit usaha syariah yang ada di
Indonesia :
7
1. PT Bank Syariah Mandiri
2. PT Bank Syariah Muamalat Indonesia
3. PT Bank Syariah BNI
4. PT Bank Syariah BRI
5. PT Bank Syariah Mega Indonesia
6. PT Bank Jabar dan Banten
7. PT Bank Panin Syariah
8. PT Bank Syariah Bukopin
9. PT Bank Victoria Syariah
10. PT BCA Syariah
11. PT Maybank Indonesia Syariah
8
14. BPD Sumatera Selatan (Sumsel)
15. BPD Kalimantan Selatan (Kalsel)
16. BPD Kalimantan Barat (Kalbar)
17. BPD Kalimantan Timur (Kaltim)
18. BPD Sulawesi Selatan (Sulsel)
19. BPD Nusa Tenggara Barat (NTB)
20. PT. BTN
21. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)
22. PT. OCBC NISP
23. PT. Bank Sinarmas
24. BPD Jambi
9
14. UUS BPD Jateng
15. UUS BPD DIY
16. UUS BPD Jatim
17. UUS BPD Kalsel
18. UUS BPD Kalbar
19. UUS BPD Kaltim
20. UUS BPD Sulsel
21. UUS BPD Nusa Tenggara Barat
22. UUS OCBC NISP
23. UUS Bank Sinarmas
24. UUS BNI
25. UUS BPD Jabar dan Banten
26. UUS BEI
27. UUS Bukopin
28. UUS IFI
29. UUS BRI
30. UUS Lippo
31. UUS BPD Jambi
Perbankan Syari’ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari’ah
dan Unit Usaha-Usaha Syari’ah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usaha lainnya.Sama seperti halnya dengan bank
konvensional, bank syariah juga menawarkan nasabah dengan bank konvensional adalah
dalam produk perbankan. Hanya saja bedanya dengan bank konvensional adalah dalam
hal penentuan harga, baik terhadap harga jual maupun harga belinya. Produk-produk
yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami., termasuk dalam memberikan pelayanan
kepada nasabahnya. Berikut ini jenis-jenis produk bank syariah yang ditawarkan adalah
sebagai berikut:
1. Al-wadi’ah (Simpanan)
2. Pembiayaan Dengan Bagi Hasil
10
3. Bai’al Murabahah
4. Bai’as-Salam
5. Bai’al Istishna’
6. Al-Ijarah (Leasing)
7. Al-Wakalah (Amanat)
8. Al-Kafalah (Garansi)
9. Al-Hawalah
10. Ar-Rahn
Secara spesifik risiko-risiko yang akan menyebabakan bervariasinya tinngkat
keuntungan bank meliputi risiko likuiditas, risiko kredit dan tingkat bunga, dan risiko
modal. Namun demikian, bank syariah tidak akan menghadapi risiko bunga,walapun di
lingkungan dimana berlaku dual banking system meningkatnya tingkat bunga di pasar
konvensional dapat berdampak pada meningkatnya risiko berpindah ke bank
konvensional.
PRODUK PERBANKAN SYARIAH
Sama seperti halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga menawarkan
nasabah dengan bank konvensional adalah dalam produk perbankan. Hanya saja bedanya
denga bank konvensional adalah dalam hal penentuan harga, baik terhadap harga jual
maupun harga belinya. Produk-produk yang ditawarkan sudah tentu sangat Islami.,
termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Berikut ini jeis-jenis produk
bank syariah yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
1. Al-wadi’ah (Simpanan)
Al-Wadi’ah atau dikenal dengan nama titipan atau simpanan, merupakan titipan
murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan maupun badan hukum yang harus
dijaga dan dikembalikain kapan saja bila si penitip menghendaki.Penerima simpanan
disebut yad al-amanah yang artinya tangan amanah. Si penyimpan tidak bertanggung
jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu
bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara
barang titipan. Penggunaan uang titipan harus terlebih dulu meminta izin kepada si
pemilik uang dan dengan catatan si pengguna uang menjamin akan mengembalikan uang
tersebut secara utuh. Dengan demikian prinsip yad al-amanah (tangan amanah) menjadi
yad adh-dhamanah (tangan penanggung).
Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah yang diterapkan
pada produk rekening giro. Wadh’ah dhamanah berbeda dengan wadi’ah amanah. Dalam
wadi’ah amanah harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi, sedangkan
dhamanah yang dititipi (bank) boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Implikasi
hukumnya sama dengan qardh, dimanan nasabah meminjamkan uang kepada bank.
Pemilik dana tidak mendapat imbalan tapi insentif yang tidak diperjanjikan. Dalam
praktiknya nisbah antara bank (shahibul maal) dengan deposan (mudharib) biasanya
bonus untuk giro wadiah sebesar 30%, nisbah 40%:60% untuk simpanan tabungan dan
nisbah 45%:55% untuk simpanan deposito.
11
2. Pembiayaan Dengan Bagi Hasil
12
ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen. Dalam dunia
perbankan kasus ini diaplikasikan untuk pembiayaan bidang plantation atas dasar bagi
hasil panen.
Pemilik lahan dalam hal ini menyediakan lahan, benih, dan pupuk. Sedangkan
penggarap menyediakan keahlian, tenaga, dan waktu. Keuntungan diperoleh dari hasil
panen dengan imbalan yang telah disepakati.
d. Al-musaqah
Pengertian AI-musaqah merupakan bagian dari al-muza’arah yaitu penggarap
hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan menggunakan dana
dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dari persentase hasil panen
pertanian. Jadi tetap dalam konteks adalah kerja sama pengolahan pertanian antara
pemilik lahan dengan penggarap.
3. Bai’al Murabahah
Pengertian Bai’al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus terlebih dulu
memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah keuntungan yang diinginkannya.
Sebagai contoh harga pokok barang “X” Rp 100.000,-. Keuntungan yang diharap-
kan adalah sebesar Rp 5.000,-, sehingga harga jualnya Rp 105.000,-. Kegiatan Bai’al-
Murabahah ini baru dilakukan setelah ada kesepakatan dengan pembeli, baru kemudian
dilakukan pemesanan. Dalam dunia perbankan kegiatan Bai’al-Murabahah pada
pembiayaan produk barang-barang investasi baik dalam negeri maupun luar negeri
seperti Letter of credit atau lebih dikenal dengan nama L/C.
4. Bai’as-Salam
Bai’as-salam artinya pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang harus dianut adalah harus diketahui terlebih
dulu jenis, kualitas dan jumlah barang dan hukum awal pembayaran harus dalam bentuk
uang.
5. Bai’al Istishna’
Bai’ Al istishna’ merupakan bentuk khusus dari akad Bai’assalam, oleh karena itu
ketentuan dalam Bai` Al istishna’ mengikuti ketentuan dan aturan Bai’as-salam.
Pengertian Bai’ Al istishna’ adalah kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen
(pembuat barang). Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau sepakat lebih dulu
tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan harga dapat dilakukan tawar-
menawar dan sistem pembayaran dapat dilakukan di muka atau secara angsuran per bulan
atau di belakang.
6. Al-Ijarah (Leasing)
Pengertian Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
13
barang itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik
untuk kegiatan operating lease maupun financial lease.
7. Al-Wakalah (Amanat)
Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian atau pemberian
mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus dilakukan sesuai dengan yang
telah disepakati oleh si pemberi mandat.
8. Al-Kafalah (Garansi)
Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dapat pula diartikan
sebagai pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam dunia
perbankan dapat dilakukan dalam hal pembiayaan dengan jaminan seseorang.
9. Al-Hawalah
Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan beban utang dari
satu pihak kepada lain pihak. Dalam dunia keuangan atau perbankan dikenal dengan
kegiatan anjak piutang atau factoring.
10. Ar-Rahn
Ar-Rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti ini dilakukan seperti jaminan
utang atau gadai.
Selain itu produk pemberian jasa lainnya, seperti:
Jasa penerbitan L/C
Jasa Transfer
Jasa Inkaso
Bank Garansi
Menerima Zakat, Infak, dan Sadaqoh (untuk disalurkan)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah “Perbankan Syariah”, penulis dapat menyimpulkan bahwa Perbankan
Syari’ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari’ah dan Unit Usaha-
14
Usaha Syari’ah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usaha lainnya.Sama seperti halnya dengan bank konvensional,
bank syariah juga menawarkan nasabah dengan bank konvensional adalah dalam produk
perbankan. Hanya saja bedanya denga bank konvensional adalah dalam hal penentuan
harga, baik terhadap harga jual maupun harga belinya. Produk-produk yang ditawarkan
sudah tentu sangat Islami., termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya.
Berikut ini jenis-jenis produk bank syariah yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
1. Al-wadi’ah (Simpanan)
2. Pembiayaan Dengan Bagi Hasil
3. Bai’al Murabahah
4. Bai’as-Salam
5. Bai’al Istishna’
6. Al-Ijarah (Leasing)
7. Al-Wakalah (Amanat)
8. Al-Kafalah (Garansi)
9. Al-Hawalah
10. Ar-Rahn
B. Saran
Setelah kita semua mengetahui apa itu bank syari’ah, sejarah, aturan, contoh –
contoh dan produk banknya diharapkan agar kita lebih memilih menggunakan jasa bank
syari’ah dan alangkah baiknya yang sudah menggunakan bank konvensional pindah ke
bank syari’ah.
Kemudian, setelah menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
15
http://id.wikipedia.org
http://mahjiajie.wordpress.com
http://lathifahbahrun.blogspot.com
http://dinulislami.blogspot.com
http://www.hukumonline.com
http://banksyariahcenter.blogspot.com
Kasmir,SE.,Bank & Lembaga Keuangan Lainnya; (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002),cetakan keenam., Hlm 177
Kasmir,SE.,Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.,Ibid,., Hlm 179-180
Kasmir,SE.,Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.,Ibid,., Hlm183
MervvynLewis dan Latifa Algaoud,Perbankan Syariah Prinsip,Praktik,Prospek,
(Yakarta:Serambi,2001).Hlm 66.
Kasmir,SE.,Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.,Ibid,., Hlm184
Ibid,., Hlm 185
MervvynLewis dan Latifa Algaoud,Perbankan Syariah Prinsip,Praktik,Prospek, Ibid Hlm
67
Kasmir,SE.,Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.,Ibid,., Hlm185Sumber :
http://didiklaw.blogspot.com/2014/05/perbankan-syariah-dan-produk-produknya.html
16