Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERBANKAN SYARIAH

MAKALAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Dari


Mata KuliahManajemen Perbankan Syariah

DOSEN PENGAMPUH :
Okta Meldayani, M.E

DISUSUN OLEH :
Kelompok : 1
SERLIZANIM :20.09.0396

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (STEBIS)
KOTA PAGAR ALAM
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makala sejarah perbankan syariah ini tepat pada
waktunya.Makalah sejarah perbankan syariah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah sejarah perbankan syariah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Pagar Alam,24 September 2022


Penulis

Serliza

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Manfaat Penulisan......................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penggertian perbankan syariah...................................................................3
B. Perkembangan perbankan syariah .............................................................3
C. Sejarah perbankan syariah..........................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................6
B. Saran...........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah perbankan syariah pertama kali muncul di mesir pada tahun
1963.Sedangkan di Indonesia sendiri perbankan syariah baru lahir pada tahun
1991 dansecara resmi dioperasikan tahun 1992. Bank syariah kini telah marak
di kalanganmasyarakat Indonesia. Berbeda halnya dengan bank konvensional
yangberbasiskan ekonomi sekuler, bank syariah hadir berlandaskan prinsip
ekonomiIslam. Namun begitu bukan berarti semua nasabah pada bank
syariah,mempertimbangkan faktor-faktor dalam memilih suatu bank syariah
hanyamenilai dari sisi syariahnya saja (Antonio, 2001). Berbagai prinsip
perbankansyariah telah diterapkan dengan aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antarabank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau
pembiayaan kegiatanusaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan
syariah.Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang
pelaksanaannyasesuai dengan hukum Islam. Pembentukan sistem ini
berdasarkan adanya larangandalam agama Islam untuk meminjamkan atau
memungut pinjaman denganmengenakan bunga pinjaman (riba), serta
larangan untuk berinvestasi pada usahausaha berkategori terlarang
(haram).Perkembangan perbankan syariah diIndonesia saat ini ditandai
dengan peningkatan jumlah kantor cabang danjenis serta pengembangan
asset.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa penggertian perbankan syariah
2. Sejarah perbankan syariah
3. Perkembangan perbankan syariah
C. Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan adalah semoga kedepannya mempermudah orang
lain dalam mengetahui tentang sejarah perbankan syariah dan sebagai bahan
untuk pembaca nantinya dalam pembuatan karya ilmiah lainnya.Diharapkan
dengan adanya makalah ini mahasiswa lainnya akan tau apa itu sejarah

1
perbankan syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian perbankan syariah
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. 1Perbankan adalah suatu lembaga yang
melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima uang, memijamkan uang,
dan jasa pengirim uang. Menurut undang-undang nomor 14 tahun 1967, bank
adalah lembaga keuangan yang usaha pokonya memberikan kredit dan jasa
dalam lalu lintas pembayaran peredaran uang. Sedangkan menurut undang-
undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.diketahui bersama bahwa bank
syariah adalah bank yang kegiatannya mengacu pada hukum,dan dalam
kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar kepada
nasabah.imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang dibayarkan
kepada nasabah dan bank. 2
Perbankan syariah atau perbankan islam adalah suatu sistem
perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan syariat islam.istilah bank
syariah merupakan fanomena baru dalam dunia ekonomi modern,
kemunculannya berawal dari upaya yang dilakukan oleh para pakar islam
dalam mendukung sistem ekonomi islam disimpulkan bahwa perbankan
syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit
usaha (UUS) mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.sama halnya dengan bank

1
Thomas suyanto, kelembagaan perbankan (jakarta:PT Gramedia pustaka utama 1997
halaman 1
2
Wayan sudirman,buku manajemen perbankan (jakarta: prenamedia Group,2013) halaman
20

2
konvensional, bank syariah juga merupakan lembaga yang melaksanakan tiga

3
4

fungsi utama yaitu: menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan


melayani jasa lalu lintas pengiriman uang.

B. PerkembanganPerbankanSyariah
a. PerkembanganPerbankanSyariahIndonesia
DiIndonesia,banksyariahyangpertamadidirikanpadatahun1992,Adalahba
nkmuamalat.Walaupunperkembangannyaagakterlambatbiladibandingkandenga
nNegara-negara muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus
berkembang.Bilapadatahun19921998hanyaadasatuunit.Padatahun2000,banksya
riahmaupunbankkonvensional yang membuka unit syariah di Indonesia telah
meningkat menjadi 6 unit.Sedangkan jumlah BPRS sudah mencapai86 unit dan
masih akan bertambah. Di tahun-tahun mendatang, jumlah bank syariah ini
akan terus meningkat seiring dengan masuknyapemain-pemain baru,
bertambahnya jumlah kantor cabang bank syariah yang sudah
ada,maupundengan dibukannyaIslamicwidow di bank-bank konvensional.
Optimisme pengembangan perbankan syariah yang semakin baik di
masamen datang disebabkan oleh beberapa alasan antara lain:
1. Semakinmeningkatnyapemahamandankeinginanmasyarakatuntukm
enggunakanjasaperbankan syariah
2. Para bankir dan investor baru juga mulai menyadari mengenai
potensi pasar dan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh sistem
perbankan syariah sehingga menimbulkan minat untuk
mengembangkan pelayanan jasa perbankan syariah.
3. Bank indonesia mengakom odir Dengan menyempurnakan
berbagai ketentuan yang memberikan berbagai pilihan untuk
pengembangan jaringan kantor bank syariah serta memberikan
informasi tentang potensi wilayah dan demand masyaraka
tterhadap perbankan syariah.
Adapun faktor-faktor pendorong lain dalam pengembangan
perbankan syariah yaitu:
1. Keinginan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang
belum terserapkesektor perbankan.

4
5

2. Keinginanuntukmeningkatkanketahanansistemperbankannasionalda
nmenyediakan sarana bagi investor internasional untuk
melaksanakan kegiatanpembiayaan dan transaksi keuangan di
indonesia yang sesuai dengan prinsipsyariah.
b. PerananPerbankanSyariah
Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut sebagai
aturan yang menyangkut aspek keuangan dalam sistem mekanisme keuangan
suatu negara ,telah menjadi instrumen penting dalam memperlancar jalannya
pembangunan suatu bangsa.Indonesia yang mayorita spenduduknya beragama
Islam tentu saja menuntut adanya sistem baku yang mengatur dalam kegiatan
kehidupannya.Termasu kdiantarany akegiatan keuangan yang dijalankan oleh
setiap umat. Hal ini berarti bahwa sistem baku termasuk dalam bidang ekonomi.
Namun, di dalam perjalanan hdup umat manusia, kini telah terbelenggu dalam
sistem perekonomian yangbersifat sekuler.
Adapun Peranbank syariah antara lain
1. Menjadi perekat Nasionalisme artinya, menjadi fasilitator aktif bagi
terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan. Disamping itu
bank Syariah perlu memberikan contoh keberhasilan mareka
tdagang Islam, kemudian ditarik keberhasilannya untuk masa kini
(nasionalis, emokratis ,religius, ekonomis).
2. Memberdayakan ekonomi umat dan beroperasi secara
transparan.Artinya,mengelola bank Syariah di dasarkan pada visi
ekonomi syariah dan upaya initer wujud jikaa damekanisme
operasi yang transparan.
3. Memberikan return tidak memberikan janji yang pasti mengenai
return (keuntungan) yang memberikan kepada investor.Oleh karena
itu bank Syariah harus mampu memberikan return yang lebih baik
dibandingkan dengan bank konvensional. Di samping itu, nasabah
pembiayaan akan memberikan bagi hasil sesuai dengan keuntungan
yang diperolehnya. Oleh karena itu, pengusaha harusbersedia
memberikan keuntungan yang tinggi kepada bank Syariah.
Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan. Artinya, bank

5
6

Mendorong terjadinya produktif dari dana masyarakat


Dengandemikianspekulasidapatditekan.

6
7

4. Mendorong pemeran pendapatan artinya bank Syariah bukan hanya


mengumpulkan dana pihak ketiga, namun dapat mengumpulkan
dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS). Dana ZIS dapat di salurkan
melalui pembiayaan Qardul Hasan, sehingga dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi. Pada akhirnya terjadi pemerataan ekonomi.
5. Peningkatan efisiensi mobilisasi dana. Artinya, adanya produk
almudharabah al-muqayyadah, berarti terjadi kebebasan bank untuk
melakukan investasi atas dana yang di serahkan oleh investor, maka
bank syariah sebagai finacial arrangge bank memperoleh komisi
Bagi hasil, bukan karena spread bunga.

C. Sejarah Perbankan Syariah di Indonesia


Sejarah perbankan syariah pertama kali muncul di mesir pada tahun
1963. Sedangkan di Indonesia sendiri perbankan syariah baru lahir pada
tahun 1991 dan secara resmi dioperasikan tahun 1992. Bank syariah kini
telah marak di kalangan masyarakat Indonesia. Berbeda halnya dengan bank
konvensional yang berbasiskan ekonomi sekuler, bank syariah hadir
berlandaskan prinsip ekonomi Islam. Namun begitu bukan berarti semua
nasabah pada bank syariah, mempertimbangkan faktor-faktor dalam
memilih suatu bank syariah hanya menilai dari sisi syariahnya saja
(Antonio, 2001). Berbagai prinsip perbankan syariah telah diterapkan
dengan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak
lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.
Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang
pelaksanaannya sesuai dengan hukum Islam. Pembentukan sistem ini
berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau
memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta
larangan untuk berinvestasi pada usaha- usaha berkategori terlarang
(haram). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini ditandai
dengan peningkatan jumlah kantor cabang dan jenis serta pengembangan

7
8

asset. Pertumbuhan jumlah kantor cabang dan jenisnya pada tahun 1999,
telah mencapai 3 Bank umum syariah dan

8
unit kantor cabang, pada tahu 2001 terdapat 5 jenis umum Bank syariah plus
unit usaha syariah dri 5 menjadi 8, dan jumlah kantor dari 96 menjadi 138
kantor cabang. Pada tahun 2003 terdapat 10 jenis Bank umum syariah plus unit
usaha syariah dari 5 menjadi 8, dan jumlah kantor dari 96 menjadi 138 kantor
cabang. Pada tahun 2004 terjadi peningkatan jumlah Bank umum syariah plus
unit usaha syariah dari 10 menjadi 18, dan jumlah kantor meningkat dari 234
menjadi 337. Pada tahun 2005 terdapat 22 jenis Bank umum sayriah plus unit
usaha syariah dan 436 kantor cabang. Pada tahun 2006 terjadi jumlah
peningkatan bank umum syariah plus unit usaha syariah dari 22 menjadi 23
unit, dan jumlah kantor dari 436 menjadi 509 kantor cabang yang tersebar di
seluruh Indonesia. Hingga tahun 2010 jumlah Bank Umum Syariah 8 bank,25
Unit Usaha Syariah, dan 143 Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
Sementara itu pertumbuhan asset bank syariahjuga mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001 total asset bank umum syariah plus unit
usaha syariah yakni sebesar Rp 2,728 triliun. Pada tahun 2002 meningkat
menjadi Rp 4,087 triliun. Pada tahun 2003 total asset sebesar 7,944 triliun.
Pada tahun 2004 juga terjadi peningkatan yang signifikan dari Rp 7,994 pada
tahun 2003 menjadi Rp 15,210 triliun. Pada tahun 2005 total asset sebesar Rp
20,880 triliun 2006 sebasar 26,722,pada tahun 2008 49,83 triliun, pada tahun
2009 Bank umum syariah dan unit usaha syariah memiliki aset sebesar Rp55,61
triliun atau tumbuh sebesar Rp5,68 triliun dari posisi akhir 2008. Sedangkan
tahun lalu, dalam enam bulan pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai Rr

2
6,5 triliun.hingga tahun 2010 Total aset bank syariah menjadi Rp 68,739 triliun
(Bank Indonesia, 2010).
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip
bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan
bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi,
investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan
dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi
keuangan. Paradigma yang harus dipegang dalam pengembangan produk adalah
bahwa berbeda dengan yang ada dalam bank konvensional, yang memakai satu
jenis transaksi yaitu pinjaman, dalam bank syariah produk-produk harus
dikembangkan mengikuti karakter dan sifat produk syariah yang berbeda satu
sama lain (Ghozali, 2007).
Dalam perbankan syariah dikenal istilah profit sharing (bagi hasil),
sebetulnya sangat bagus sekali dari sudut pandang syariat. Karena sistem ini lebih
adil daripada sistem bunga. Bahkan sistem bunga bisa digolongkan kedalam
kategori riba yang sudah jelas hukumnya haram (Ghozali, 2007). Dengan
menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan
skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif
sistem perbankan yang kredibel dan dapat diminati oleh seluruh golongan
masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri
perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan

3
akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres
perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih
dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri
perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin
signifikan.
Di tengah perlambatan yang terjadi pada bank konvensional, kinerja
perbankan syariah di Jatim tetap positif. Hal itu ditunjukkan pertumbuhan aset
bank berbasis Islam di Surabaya yang selama April melonjak 12,79% (month to
month) senilai Rp. 4,07 triliun. Posisi tersebut lebih baik daripada bulan
sebelumnya sebesar -1,36%. Tren pertumbuhan juga terjadi pada dana pihak
ketiga (DPK) yang tumbuh 14,90% (month to month) menjadi Rp3,4 triliun.
Sedangkan pada Maret 2009 DPK melorot sebesar 1,69%. Kondisi tersebut
menunjukkan animo masyarakat untuk menggunakan bank syariah semakin
meningkat. Kedepan perbankan syariah di Surabaya akan semakin inovatif dalam
mengembangkan layanannya, baik bagi masyarakat maupun dunia usaha.
Sehingga target aset 5% pada 2010 bisa lebih mudah tercapai (kabarbisnis.com,
2009).
Untuk mengembangkan dan memajukan bank syariah setidaknya ada 4 pilar
yang harus diperhatikan, yaitu inovasi produk, perluasan jaringan kantor, bagi
hasil, dan promosi (Agustianto, 2010). Dalam upaya meningkatkan kesadaran
masyarakat akan keberadaan bank syariah maka dibutuhkan sebuah kajian
mengenai seberapa besar persepsi masyarakat terhadap bank syariah dengan
menitik beratkan atas pengetahuan tentang produk, bagi hasil, kegiatan promosi,

4
dan distribusi kantor cabang. Sehingga dapat dipakai sebagai sebuah masukan dan
pengembangan keilmuan bagi peneliti maupun pihak yang terkait untuk sebuah
parameter kesuksesan bank syariah dimata masyarakat khususnya di Surabaya.
Alasan utama masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah adalah alasan
keagamaan dan karena bank syariah menetapkan prinsip kemitraan melalui
produk pembiayaan.
Perkembangan bisnis perbankan syariah masih belum bisa berkembang
pesat di Indonesia. Hal itu karena masih ada persoalan yang menghambat bisnis
perbankan syariah tersebut, antara lain:
1. Ketersediaan produk dan standarisasi produk perbankan syariah. Hal ini
dikarenakan selama ini masih banyak bank syariah yang belum menjalankan
bisnisnya sesuai prinsip syariah. Standardisasi ini diperlukan dengan alasan
industri perbankan syariah memiliki perbedaan dengan bank konvensional.
2. Tingkat pemahaman tentang produk bank syariah. Hingga saat ini, sangat sedikit
masyarakat yang tahu tentang produk-produk perbankan syariah dan istilah-istilah
di perbankan syariah.
3. Industri perbankan syariah adalah sumber daya manusia (SDM). Masalah yang
terjadi adalah pihak perbankan kesulitan untuk mencari SDM perbankan syariah
yang berkompeten.
4. Masih banyaknya anggapan bahwa bank syariah hanya untuk yang beragama
muslim. Padahal produk bank syariah tidak hanya diperuntukkan bagi nasabah
muslim, melainkan juga nasabah nonmuslim.
Kesalah pahaman terhadap perbankan syariah menunjukkan belum
meratanya sosialisasi informasi perbankan syariah dan lembaga Keuangan Syariah
lainnya. Banyak masyarakat yang belum memahami secara benar apa itu lembaga
Keuangan syariah, system yang dipakai, jenis produknya, serta apa keunggulan
lembaga keuangan syariah bila dibandingkan dengan lembaga keuangan
konvensional.
Fakta lain yang ikut membentuk persepsi masyarakat terhadap Lembaga
Keuangan Syariah, yaitu komunikasi atau promosi yang dilakukan lembaga
keuangan syariah kurang maksimal. Padahal promosi sangat efektif untuk
sosialisasi, membentuk image dan merubah perilaku masyarakat menuju system
keuangan syariah. Banyak faktor penyebab Lembaga Keuangan Syariah kurang
berpromosi dalam rangka meningkatkan penjualan diantaranya anggaran promosi
yang relatif masih kecil, bila dibandingkan dengan lembaga keuangan
konvensional.Bagi masyarakat yang memanfaatkan produk dan jasa bank
syariah,perilakunya dipengaruhi oleh pertimbangan aksebilitas bank, keamanan
danpertimbangan pelayanan, sebagaimana pertimbangan dalam memilih bank
secara umum. Jenis produk bank syariah yang banyak di gunakan adalah produk
penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah, tabungan wadiah dan deposito
(mudharabah dan wadiah). Sebagian besar nasabah syariah memutuskan untuk
terus menjadi nasabah bank syariah. Berkenaan dengan permasalahan tersebut,
maka penelitian ini mengambil judul ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah 3

3
Bank dan lembaga keuangan jakarta Dr kasmir 2014 bab 3 hal27-30 dan bab 9 hal1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara filosofis bank syariah adalah bank yang aktifitas nya meninggalkan
masalah riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba
merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dunia Islam dewasa ini.Suatu hal
yang sangat menggembirakan bahwa belakangan inipara ekonomi muslim telah
mencurahkan perhatia nbesar,guna menemukan cara untuk menggantikan system
buga dalam transaksi perbankan dan keuangan yang lebih sesuai dengan etika
Islam.Di Indonesia,bank syariah yang pertama didirikan pada tahun1992,Adalah
bank muamalat.Walaupun perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan
dengan Negara-negara muslim lainnya, perbankan syariah diIndonesia akan terus
berkembang.
Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut sebagai
aturan yang menyangkut aspek keuangan dalam sistem mekanisme keuangan
suatu negara, telah menjadi instrumen penting dalam memperlancar jalannya
pembangunan suatu bangsa.Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama
Islam tentu saja menuntut adanya sistem baku yang mengatur dalam kegiatan
kehidupannya. Termasuk di antaranya kegiatan keuangan yang dijalankan oleh
setiap umat.Hal ini berarti bahwa sistem baku termasuk dalam bidang ekonomi.
Namun, di dalam perjalanan hidup umat manusia,kini telah terbelengg udalam
system perekonomian yang bersifat sekuler.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
baik dari bentuk maupun isinya. Maka dari itu penulis menyarankan kepada
pembaca agar dapat memberikan nkritik dan saran demi perbaikan makalah yang
penulis buat selanjutnya. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacadan dapat menambah Ilmu pengetahuanyang lebih
luas.

Anda mungkin juga menyukai