Anda di halaman 1dari 15

GAMBARAN UMUM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

MAKALAH

Ditugaskan Pada Mata Kuliah Manajemen Pemasaran


Program Studi Perbankan Syariah Semester 4 Tahun 2022

Oleh :

INDAH RAMADHONA (90500120039)

Dosen Pengajar:
Dra. Hj. Nuraeni Gani, MM.

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-

Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Shalawat

serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga dan para

sahabatnya.

Makalah dengan judul: “Gambaran Umum Perbankan Syariah di Indonesia”

ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Pemasaran.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis sadar

sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam makalah ini baik dari segi susunan

kalimat, tata bahasa, maupun segi materinya. Maka, kritik dan saran yang membangun

senantiasa penulis harapkan.

Gowa, 28 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

GAMBARAN UMUM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA ......................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

A. Latar Belakang....................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 5

C. Tujuan .................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 6

A. Pengertian Bank Syariah ....................................................................................... 6

B. Peranan Bank Syariah Bagi Perekonomian ........................................................... 8

C. Perkembangan Bank Syariah ................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 14

Kesimpulan ................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank Syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang berlandaskan sistem

Ekonomi Islam, dan dalam melakukan transaksi perbankan tersebut, mengacu pada

prinsip profit loss sharing. Di Indonesia sendiri, bank syariah sudah mulai berkembang

pesat, apalagi saat Bank Syariah terbukti tidak terpengaruh dampak dari krisis ekonomi.

Selain itu, mayoritas penduduk di Indonesia yang menganut agama Islam juga menjadi

salah satu faktor pendorong, karena memang beberapa dari mereka pun sudah enggan

menggunakan fasilitas kredit bank konvensional yang berlandaskan sistem bunga.

Perkembangan bank syariah ini diawali dengan terbitnya Undang-undang Perbankan

No.10 tahun 1998, yang isinya tentang terbaginya industri perbankan di Indonesia

menjadi dua. Yaitu bank yang berlandaskan sistem bunga atau bank konvensional, dan

yang kedua adalah bank dengan berlandaskan sistem bagi hasil atau bank syariah.

Selain itu, perkembangan bank syariah tersebut juga tampak dari adanya beberapa bank

yang melakukan konversi dari sistem konvensional menjadi sistem syariah. Ada pula

bank konvensional yang mendirikan cabang Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

Secara bahasa, bank berakar dari bahasa italia banco, Banco merupakan bahasa

italia yang berarti kepingan papan tempat buku, atau sejenis meja. Dalam bahasa

Indonesia dalam melayu terdapat istilah yang relatif sama yaitu “bangku”.Bank

diartikan sebagai modal yang di transfer dari pemilik yang tidak dapat menggunakan

dana tersebut menjadi keuntungan kepada pihak pihak yang dapat menggunakan

sehingga produktif bagi masyarakat banyak. Bank juga sebagai mediasi (intermediari,

4
channel) untuk investasi tanpa resiko dengan suku bunga yang bijak. Di Indonesia, bank

islam dikenal dengan bank syariah. Yaitu lembaga keuangan (financial enterprice),

perusahaan yang terdiri dari berbagai sumber daya ekonomi dan manajemen dalam

memproduksi barang atau jasa. Dengan kata syariah berarti bank syariah sebagai

lembaga keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas

mengenai Bank Syariah di Indonesia dengan judul “GAMBARAN UMUM

PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang

menjadi masalah pokok dalam makalah ini, yaitu :

1. Apa pengertian Bank Syariah?

2. Apa peranan Bank Syariah bagi perekonomian?

3. Bagaimana perkembangan Bank Syariah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian Bank Syariah.

2. Untuk mengetahui peranan Bank Syariah bagi perekonomian..

3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Bank Syariah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bank Syariah

Kata bank berasal dari bahasa Italia banco yang berarti uang. Biasanya bank

menghasilkan untung dari biaya transaksi atas jasa yang diberikan dan bunga dari

pinjaman uang. Menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hiduprakyat banyak. Sedangkan pengertian

bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam

yaitu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkat tata

cara bermuamalat secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat itu menjauhi praktik-

praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-

kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.

Selain itu pengertian bank Syariah adalah institusi keuangan yang memiliki

hukum, aturan dan prosedur sebagai wujud dari komitmen kepada prinsip syariah dan

melarang menerima dan membayar bunga dalam proses operasi yang dijalankan. Secara

umum bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu, menerima

simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam

sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai

dengan syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah

SAW. Praktik-praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk

keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang,

6
telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Dengan demikian fungsi-fungsi

utama perbankan modern, yaitu menerima deposit, menyalurkan dana dan melakukan

transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan Islam bahkan

sejak zaman Rasulullah SAW.

Bank sebagai lembaga intermediasi dengan fungsi utama menghimpun dana

masyarakat yang mengalami surplus kepada pihak yang membutuhkan dalam bentuk

kredit atau pembiayaan dalam bank syariah. Dalam penghimpunan dana perbankan

memberikan bunga (bank konvensioanl) atau bagi hasil pada perbankan syariah. Bunga

atau bagi hasil yang diberikan kepada pemilik dana tersebut bersumber dari pandapatan

bank. Bank syariah merupakan lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary

institution) yang kegiatan operasionalnya bebas dari unsur-unsur yang dilarang oleh

islam, yaitu Maisir, Gharar, Riba, Ryswah, dan Bathil. Dengan demikian berbeda

dengan bank konvensional yang kegiatan operasionalnya menggunakan prinsip bunga

yang oleh sebagian besar ulama dikatakan sama dengan riba.

Sistem perbankan Islam berbeda dengan sistem perbankan konvensional, karena

sistem keuangan dan perbankan Islam adalah merupakan subsistem dari suatu sistem

ekonomi Islam yang cakupannya lebih luas. Oleh karena itu perbankan Islam tidak

hanya dituntut untuk menghasilkan profit secara komersial, namun dituntut secara

sungguh-sungguh menampilkan realisasi nilai-nilai syariah.

Tujuan dari pendirian bank-bank Islam umumnya adalah untuk mempromosikan

dan mengembangkan aplikasi dari prinsip-prinsip Islam, Syariah dan tradisinya kedalam

transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait agar umat terhindar dari

hal-hal yang bersifat maisir dan riba. Prinsip utama yang dianut oleh bank Islam adalah,

7
larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi, menjalankan bisnis dan aktivitas

perdagangan yang berbasis pada memperoleh keuntungan yang sah menurut syariah,

menumbuhkembangkan zakat.

B. Peranan Bank Syariah Bagi Perekonomian

Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional mempunyai

peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah dalam aktivitas

ekonomi tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Keberadaan perbankan

syariah dalam sistem perbankan nasional di Indonesia diharapkan dapat mendorong

perkembangan perekonomian nasional. Perbedaan mendasar antara perbankan syariah

dan konvensional terletak pada prinsip-prinsip dalam transaksi keuangan dan

operasional.

Secara teoritis, perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional.

Bank syariah terikat dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam al-Qur’an dan al-

Hadist. Transaksi-transaksi pada perbankan syariah harus terhindar dari interest (riba)

dan kontrak-kontrak yang mengandung ketidakpastian (gharar dan maysir),

menekankan pada prinsip bagi hasil dan risiko, mengutamakan investasi pada sektor

ekonomi halal dan harus didasari pada transaksi riil (asset-based).

Bank syariah sebagai lembaga intermediasi diartikan sebagai bank yang

mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito kemudian

dana yang terkumpul tersebut diinvestasikan pada sektor ekonomi yang dibolehkan

secara syariah. Bank syariah dan konvensional secara fungsi memiliki beberapa

kesamaan khususnya pada pengumpulan dana pihak ketiga melalui tabungan dan

investasi. Namun kedua sistem itu sangat berbeda pada instrumen pembiayaannya.

8
Bank syariah mengembangkan instrumen pembiayaan non bunga (interest-free

financing instruments) yang berdasarkan pada dua prinsip, yaitu bagi hasil dan risiko

(profit- and loss-sharing) dan tambahan margin (mark-up margin). Sedangkan bank

konvensional menganut pinjaman (loan) berdasarkan interest (riba).

Salah satu ciri utama perbankan syariah yang berdampak positif terhadap

pertumbuhan sektor riil dan ekonomi yaitu bahwa lembaga keuangan syariah lebih

menekankan pada peningkatan produktivitas. Lembaga keuangan syariah adalah

lembaga keuangan yang menekankan konsep asset & production based system (sistem

berbasis aset dan produksi) sebagai ide utamanya. Mudharabah dan musharakah adalah

cerminan utama dari ide tersebut. Melalui pola pembiayaan seperti itu maka sektor riil

dan sektor keuangan akan bergerak secara seimbang. Akibatnya semakin tumbuh

perbankan syariah maka akan semakin besar kontribusinya terhadap kinerja dan

pertumbuhan ekonomi. Jumlah kemiskinan dan pengangguran secara langsung akan

teratasi melalui kinerja ekonomi yang baik.

C. Perkembangan Bank Syariah

1. Praktik perbankan zaman Rasulullah Saw

Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan

akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman

Rasulullah SAW. Praktik-praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang

untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman

uang telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW. Dengan demikian, fungsi-

fungsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposit atau simpanan, menyalurkan

dana dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

9
kehidupan umat Islam, bahkan sejak zaman Rasulullah SAW. Praktik-praktik dari

fungsi perbankan tersebut masih dilakukan oleh individu-individu. Contohnya:

Rasulullah SAW dan Khadijah pernah mempraktikkan akad mudharabah semasa hidup

mereka. Khadijah bertindak sebagai shahibul maal dan Rasulullah SAW bertindak

sebagai mudharib (pengelola dana). Dana tersebut dikelola oleh Rasulullah SAW dalam

bentuk usaha perdagangan. Setelah Rasulullah SAW memperoleh hasil dari usahanya,

maka Rasulullah akan memberikan bagi hasil kepada Khadijah sesuai dengan

kesepakatan mereka di awal akad. Dengan demikian dapat dipahami bahwa lembaga

perbankan belum ada pada masa Rasullah SAW, namun praktik perbankan secara

individu telah menjadi tradisi umat Islam.

2. Sejarah berdirinya bank syariah

Gagasan mengenai bank yang menggunakan sistem bagi hasil telah muncul

sejak lama, ditandai dengan banyaknya pemikir-pemikir muslim yang menulis tentang

keberadaan bank syariah, misalnya Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948), dan

Mahmud Ahmad (1952). Kemudian uraian yang lebih terperinci tentang gagasan itu

ditulis oleh Mawdudi (1961). Demikian juga dengan tulisan-tulisan Muhammad

Hamidullah yang ditulis pada 1944, 1955, 1957, dan 1962, bisa dikategorikan sebagai

gagasan pendahulu mengenai perbankan Islam. Perbankan yang mulanya hanya ada di

daratan Eropa kemudian menyebar ke Asia Barat. Sejalan dengan perkembangan daerah

jajahan, maka perbankan pun ikut dibawa ke negara jajahan mereka. Di Indonesia juga

tidak terlepas dari penjajahan Belanda yang mendirikan beberapa bank seperti De

Javasche Bank, De Post Paar Bank dan lainnya serta bank-bank milik pribumi, Cina,

Jepang, dan Eropa seperti Bank Nasional Indonesia, Batavia Bank, dan Iainnya. Di

10
zaman kemerdekaan perbankan Indonesia sudah semakin maju, mulai dari bank

pemerintah maupun bank swasta.

Sejarah perkembangan bank syariah modern tercatat di Pakistan dan Malaysia

sekitar tahun 1940, yaitu upaya pengelolaan dana jamaah haji secara non-konvensional.

Rintisan bank syariah lainnya adalah dengan berdirinya Mit Ghamr Lokal Saving Bank

pada tahun 1963 di Mesir oleh Dr. Ahmad el-Najar. Secara kolektif gagasan berdirinya

bank syariah di tingkat internasional, muncul dalam konferensi negara-negara Islam

sedunia, di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 21-27 April 1969, yang diikuti oleh

19 negara peserta.

3. Perkembangan bank syariah di Indonesia

Gagasan untuk mendirikan bank syariah di Indonesia sebenarnya sudah muncul

sejak pertengahan tahun 1970-an. Hal ini dibicarakan pada seminar nasional Hubungan

Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional

yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan

Yayasan Bhineka Tunggal Ika. Namun, ada beberapa alasan yang menghambat

terealisasinya ide ini:

a) Operasi bank syariah yang menerapkan prinsip bagi hasil belum diatur, dan

karena itu, tidak sejalan dengan UU Pokok Perbankan yang berlaku, yakni UU

No 14/1967.

b) Konsep bank syariah dari segi politis berkonotasi ideologis, merupakan bagian

dari atau berkaitan dengan konsep negara Islam, dan karena itu tidak

dikehendaki pemerintah.

11
c) Masih dipertanyakan, siapa yang bersedia menaruh modal dalam ventura

semacam itu, sementara pendirian bank baru dari Timur Tengah masih dicegah,

antara lain pembatasan bank asing yang ingin membuka kantornya di Indonesia.

Akhirnya gagasan mengenai bank syariah itu muncul lagi sejak tahun 1988, di

saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (Pakto) yang berisi liberalisasi

industri perbankan. Para ulama pada waktu itu berusaha untuk mendirikan bank bebas

bunga, tapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk, kecuali bahwa

perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0%. Setelah adanya rekomendasi dari

lokakarya ulama tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor tanggal 19-22

Agustus 1990, yang kemudian dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional

(Munas) IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya,

Jakarta, 22-25 Agustus 1990, dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan bank

syariah di Indonesia.

Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah pertama di Indonesia yang lahir

sebelum lahirnya Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 yang memungkinkan berdirinya

bank yang sepenuhnya melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah (Sutan Remy

Syahdeini, 2014: 97) BMI lahir sebagai hasil kerja tim Perbankan MUI tersebut di atas.

Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November

1991. pada tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia (BMI) mulai beroperasi.

Keberadaan BMI ini semakin diperkuat secara konstitusi dengan munculnya Undang-

Undang (UU) No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, di mana perbankan bagi hasil

diakomodasi. Dalam UU tersebut, pasal 13 ayat (c) menyatakan bahwa salah satu usaha

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menyediakan Pembiayaan bagi nasabah berdasarkan

prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. dalam peraturan pemerintah.

12
Menanggapi Pasal tersebut, pemerintah pada tanggal 30 Oktober 1992 telah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan

prinsip bagi hasil dan diundangkan pada tanggal 30 Oktober 1992 dalam lembaran

negara Republik Indonesia No. 119 tahun 1992.

Pendirian Bank Muamalat ini diikuti oleh Bank Perkreditan Rakyat Syariah

(BPRS). Namun demikian, keberadaan dua jenis lembaga keuangan tersebut belum

sanggup menjangkau masyarakat Islam lapisan bawah. Oleh karena itu, dibentuklah

lembaga-lembaga keuangan mikro syariah yang disebut Baitul Maal Wattamwil (BMT).

Setelah dua tahun beroperasi, Bank Muamalat mensponsori berdirinya asuransi Islam,

Syarikat Takaful Indonesia (STI) dan menjadi salah satu pemegang sahamnya. Tiga

tahun kemudian, yaitu 1997, Bank Muamalat mensponsori lokakarya ulama tentang

reksadana syariah yang kemudian diikuti dengan beroperasinya Reksadana Syariah oleh

PT Danareksa Investment Management.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perbankan mempunyai peranan yang penting dalam lembaga ekonomi.

Kegiatan utama dari perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat untuk

kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Dengan demikian, dunia

perbankan dapat menjembatani antara pihak yang kekurangan dana dengan

pihak yang klebihan dana. Bank Syariah merupakan suatu lembaga keuangan

yang berlandaskan Sistem Ekonomi Islam, dan dalam melakukan transaksi

perbankan tersebut mengacu pada prinsip profit loss sharing. Di Indonesia

sendiri, bank syariah Sudah mulai berkembang pesat, apalagi saat Bank Syariah

terbukti tidak terpengaruh dampak dari krisis ekonomi.

(Nofinawati, 2015) (Rama, 2013) (Ilyas, 2017)

14
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, R. (2017). Manajemen Permodalan Bank Syariah. Jurnal Bisnis dan Manajemen
Islam, 5(2), 324-325.
Nofinawati. (2015). PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA.
JURIS, 14(2), 169-172.

Rama, A. (2013). PERBANKAN SYARIAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI


INDONESIA. SIGNIFIKAN : Jurnal Ilmu Ekonomi, 2(1), 35-37.

15

Anda mungkin juga menyukai