Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM BANK SYARIAH


Mata Kuliah: Ibadah dan Muamalah
Dosen Pengampu: Dr. Sanusi, MH

DISUSUN OLEH:
ZAINAL MUTAKKIN
NPM. 227310088

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan
kesehatan, sehingga penulis diberi untuk menyelesaikan makalah tentang “Hukum
Bank Syariah”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah
Ibadah dan Muamalah.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Sanusi, MH
selaku dosen mata kuliah dari Ibadah dan Muamalah. Tak lupa penulis juga
mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak dan
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung serta membantu penulis selama
proses penyelesaian tugas ini hingga selesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan
penulis. Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Pekanbaru, Juni
2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Syariah.........................................................................3
B. Tujuan Bank Syariah...............................................................................3
C. Fungsi Bank Syariah...............................................................................4
D. Landasan Hukum Bank Syariah..............................................................5
E. Produk Bank Syariah...............................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................7
B. Saran.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum perbankan merupakan regulasi-regulasi atau kumpulan
peraturan-peraturan yang mengatur mengenai aktivitas lembaga perbankan
yang mencakup segala aspek dalam kegiatan lembaga perbankan tersebut.
kompleks, bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain dan bagian-bagian
tersebut bekerja sama.
Hukum perbankan merupakan sistem yang membentuk suatu kesatuan
yang di mana sifatnya sangat untuk mencapai tujuan pokok dari kesatuannya
Perbankan sebagai sektor yang sangat vital serta memiliki peran yang sangat
penting dalam roda perekonomian nasional, lancarnya aliran uang sangat
diperlukan untuk mendukung kegiatan perekonomian tersebut. Hukum
perbankan Indonesia mengatur masalah-masalah perbankan yang berlaku saat
ini di Indonesia.
Hukum yang mengatur masalah perbankan biasa dikenal dengan istilah
Banking Law, yaitu seperangkat kaidah hukum dalam bentuk peraturan
perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin dan sumber hukum lainnya yang
mengatur mengenai persoalan perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatan
lembaga tersebut sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh suatu
bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban tugas dan tanggung jawab,
para pihak yang tersangkut dengan bisnis perbankan apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh bank, eksistensi bank, dan lain-lain yang berkenaan
dengan dunia perbankan tersebut. Lembaga perbankan mempunyai kedudukan
yang sangat strategis dalam ruang lingkup perekonomian di Indonesia.
Lembaga perbankan di Indonesia sendiri bergerak dalam kegiatan
perkreditan, dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan
pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua
sektor perekonomian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bank syariah?
2. Apa tujuan bank syariah?

1
3. Apa fungsi bank syariah?
4. Apa landasan hukum bank syariah?
5. Apa saja produk bank syariah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bank syariah
2. Untuk mengetahui tujuan bank syariah
3. Untuk mengetahui fungsi bank syariah
4. Untuk mengetahui landasan hukum bank syariah
5. Untuk mengetahui produk bank syariah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip-prinsip ini mencakup
prinsip keadilan, kejujuran, transparansi, dan tidak adanya riba (bunga). Oleh
karena itu, dasar hukum bank syariah didasarkan pada ajaran agama Islam,
serta aturan dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia.
Bank syariah awalnya digagas oleh MUI dalam bentuk kelompok kerja
pada 1990. Sejak saat itu bank syariah sebagai lembaga yang menjalankan
kegiatan perekonomian di Indonesia mempunyai beberapa landasan hukum
yang mengatur kerjanya.
B. Tujuan Bank Syariah
Di bawah ini merupakan 5 poin yang merupakan tujuan bank syariah:
1. Untuk mengupayakan konsep keadilan dalam sektor ekonomi
Melalui kegiatan investasi yang dilakukan oleh bank syariah, harapannya
agar meratakan pendapatan antara pemilik modal dengan pihak yang
membutuhkan dana. Dengan demikian, kesenjangan yang terjadi tidak
akan terlalu besar
2. Untuk menghindari persaingan tidak sehat antara lembaga keuangan
Selain hal ini, tujuan berdirinya bank syariah diharapkan dapat
menanggulangi kemandirian lembaga keuangan dari pengaruh gejolak
moneter dalam dan luar negeri
3. Untuk meningkatkan transaksi yang sesuai syariat Islam
Dengan menyediakan pilihan produk dan layanan keuangan syariah yang
lebih beragam, secara langsung juga meningkatkan minat masyarakat
untuk menggunakan perbankan syariah. Dengan demikian, transaksi akan
terhindar dari riba ataupun unsur penipuan lain.
4. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat
Dengan adanya produk pembiayaan bersistem syariah, maka beban
pembayaran bagi nasabah yang membutuhkan kucuran dana akan lebih
mudah. Pasalnya, tidak ada sistem bunga yang akan terus bertambah tak

3
terkira apabila terjadi keterlambatan dalam membayar. Dengan qardhul
hasan serta produk pinjaman lainnya.
5. Untuk menjaga kestabilan ekonomi moneter
Dengan tidak menerapkan sistem bunga, harapannya bank syariah dapat
menekan laju inflasi serta negative-spread yang dihasilkan oleh penerapan
sistem bunga tersebut.
C. Fungsi Bank Syariah
Secara umum, terdapat tiga fungsi bank syariah, yaitu menghimpun
dana, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan, dan
memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah. Untuk lebih
jelas mengenai fungsi perbankan syariah, berikut ini penjelasannya:
1. Fungsi Penghimpunan Dana (Manajer Investasi)
Dalam hal penghimpunan dana, terutama dana mudharabah, bank syariah
bertindak sebagai shahibul maal atau manajer investasi dari kumpulan
dana nasabah. Sebagai manajer investasi, bank harus mengelola dana
tersebut dengan tepat, memakai prinsip kehati-hatian, dan profesional.
Sebab, pengelolaan tersebut dapat menentukan tinggi atau rendahnya bagi
hasil yang akan diterima oleh nasabah sebagai pemilik dana.
2. Fungsi Pemilik Dana (Investor)
Selain penghimpun kumpulan dana nasabah, perbankan syariah juga
berfungsi sebagai pemilik dana atau investor. Kegiatan investasi yang
dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor yang produktif
dan minim risiko.
3. Fungsi Penyedia Jasa Keuangan
Fungsi bank syariah ini tidak jauh berbeda dengan perbankan
konvensional, yaitu sebagai penyedia berbagai layanan transaksi
keuangan. Jasa keuangan yang disediakan seperti layanan transfer, kliring,
inkaso, payroll, dan bank garansi. Layanan yang disediakan oleh
perbankan syariah dapat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
4. Fungsi Sosial
Fungsi terakhir dari bank syariah adalah menjalankan aktivitas sosial.
Salah satunya sebagai lembaga baitul mal di mana perbankan syariah

4
dapat menerima dana yang berasal donasi dan amal (zakat, infak, sedekah,
wakaf, dan hibah) nasabahnya. Dana yang diperoleh dari nasabah
kemudian disalurkan kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak
pemberi wakaf (wakif). Fungsi ini menjadi kelebihan bank syariah yang
tidak dimiliki perbankan konvensional. Tak hanya itu, fungsi sosial yang
dijalankan oleh perbankan syariah juga dapat dilakukan dalam bentuk
Corporate Social Responsibility (CSR). Bank melaksanakan berbagai
kegiatan yang menjadi tanggung jawab sosial perusahaan.
D. Landasan Hukum Bank Syariah
Landasan hukum pada perbankan syariah sudah mengalami beberapa
kali perubahan. Hal ini sangat wajar terjadi, sebab dalam hukum selalu ada
pembaharuan. Sehingga, aturan di dalamnya relevan dengan keadaan saat
berlaku. Sama halnya dengan dasar hukum bank syariah yang sudah
mengalami tiga kali perubahan. Berikut ini dasar hukum dari bank dengan
prinsip syariah di bawah:
1. Landasan Hukum Pertama UU No.7 Tahun 1992
Dasar hukum ini adalah yang pertama kali muncul dalam sejarah
perbankan syariah di Indonesia. Saat ditetapkan undang-undang tersebut,
bank yang mengusung hukum islam ini masih berbentuk pengkreditan
rakyat. Bentuk pengkreditan rakyat ini mengadopsi asas bagi hasil sesuai
yang sudah ditentukan pemerintah pada dasar hukum bank syariah
tersebut. Sebab, prinsip bagi hasilnya dianggap masih sesuai dengan
prinsip ekonomi islam. Pengertian bagi hasil sendiri adalah membagikan
keuntungan bersih dari bank tersebut kepada nasabah. Besarnya
pembagian hasil, sudah ditentukan sebelumnya pada saat akad. Tapi
semakin berjalannya waktu, kegiatan ekonomi semakin kompleks.
2. Landasan Hukum Kedua UU No. 10 Tahun 1998
Kegiatan perekonomian yang kompleks tersebut membuat pemerintah
harus membuat pembaharuan terhadap undang-undang. Khususnya dasar
hukum bank syariah. Sebab, semakin hari semakin banyak peminatnya.
Sehingga, undang-undang sebelumnya disempurnakan lagi menjadi UU
No. 10 Tahun 1998. Pada landasan hukum ini, penjelasan tentang

5
pengertian, serta prinsip lebih terelaborasi. Bisa dibilang, undang-undang
ini cukup kuat. Sebab, sudah mulai banyak aspek yang dibahas dan lebih
detail dari UU sebelumnya.
3. Landasan Hukum ketiga UU No. 21 Tahun 2008
Dasar hukum bank syariah berikutnya yang masih digunakan saat ini
adalah UU No. 21 Tahun 2008. Peraturan dalam perundang-undangan satu
ini jauh lebih detail dan mendalam membahas mengenai perbankan satu
ini. Beberapa aspek yang menjadi poin utama dalam undang-undang satu
ini adalah jenis usaha, penyaluran dana, kelayakan dalam berusaha, hingga
hal yang harus dihindari. Semuanya di bahas secara lebih jelas.
4. Terdapat dasar hukum bank syariah lainnya yaitu Peraturan Bank
Indonesia 10/16/PBI/2008 Tahun 2008. Dasar hukum ini cukup kuat dan
digunakan secara menyeluruh oleh perbankan yang mengusung prinsip
islam.
E. Produk Bank Syariah
Secara garis besar, produk bank syariah dan konvensional tidaklah
berbeda. Hanya saja, pelaksanaan perbankan syariah berdasarkan prinsip
syariah. Adapun jenis produk perbankan syariah yang terdiri dari 3 tipe
sebagai berikut:
1. Penghimpunan Dana: produk simpanan seperti tabungan, giro, dan
deposito yang memakai prinsip mudharabah dan wadiah.
2. Penyaluran Dana: produk pembiayaan dengan memakai prinsip seperti jual
beli (murabahah, istishna, dan salam), bagi hasil (mudharabah dan
musyarakah), serta ujrah atau upah.
3. Jasa Keuangan: produk bank syariah dengan memakai prinsip syariah,
seperti Wakalah, Kafalah, Sharf, dan Hawalah. Contohnya layanan
transfer, kliring, inkaso, payroll, dan bank garansi.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip-prinsip ini mencakup
prinsip keadilan, kejujuran, transparansi, dan tidak adanya riba (bunga). Oleh
karena itu, dasar hukum bank syariah didasarkan pada ajaran agama Islam,
serta aturan dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia.
Dasar hukum bank syariah yang masih digunakan saat ini adalah UU
No. 21 Tahun 2008. Peraturan dalam perundang-undangan satu ini jauh lebih
detail dan mendalam membahas mengenai perbankan satu ini. Beberapa aspek
yang menjadi poin utama dalam undang-undang satu ini adalah jenis usaha,
penyaluran dana, kelayakan dalam berusaha, hingga hal yang harus dihindari.
Semuanya di bahas secara lebih jelas. Terdapat dasar hukum bank syariah
lainnya yaitu Peraturan Bank Indonesia 10/16/PBI/2008 Tahun 2008. Dasar
hukum ini cukup kuat dan digunakan secara menyeluruh oleh perbankan yang
mengusung prinsip islam.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa penulisan
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penukis akan lebih berhati-hati
dalam menjelaskan tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih
banyak dan dapat lebih dipertanggung jawabkan.

7
DAFTAR PUSTAKA
https://bisnis-tempo-co.cdn.ampproject.org/v/s/bisnis.tempo.co/amp/1724994/
landasan-hukum-bank-syariah-yang-wajib-diketahui-dan-yang-tak-boleh-
berlaku?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16860363520868&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fbisnis.tempo.co
%2Fread%2F1724994%2Flandasan-hukum-bank-syariah-yang-wajib-
diketahui-dan-yang-tak-boleh-berlaku
https://blog-justika-com.cdn.ampproject.org/v/s/blog.justika.com/bisnis/dasar-
hukum-bank-syariah/?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16860363520868&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fblog.justika.com
%2Fbisnis%2Fdasar-hukum-bank-syariah%2F
https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/simpanan/bank-syariah-
adalah
https://wakalahmu.com/artikel/literasi-keuangan/bank-syariah-pengertian-fungsi-
dan-tujuannya

Anda mungkin juga menyukai