Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM PERBANKAN SYARIAH

PRINSIP-PRINSIP HUKUM PERBANKAN SYARIAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perbankan Syariah

Dosen Pengampu : Habib Iman Nurdin Sholeh, M.H.

Disusun Oleh:

1. Vita Nurul Latifah 33020220011


2. Azis Rahmanudin 33020220088
3. Hidayatul Nafiah 33020220137

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil’alamin, segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang yang telah memberikan kenikmatan yang tiada terkira sehingga kami
dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Prinsip-prinsip Hukum Perbankan Syariah”
dengan tepat waktu dan semaksimal mungkin.

Tidak lupa shalawat serta salam selalu kami haturkan kepada junjungan terbaik
kita baginda Rasul Muhammad SAW, selaku teladan terbaik hingga akhir zaman. Tugas
ini kami susun dan kami buat sebagai salah satu syarat penugasan mata kuliah Hukum
Perbankan Syariah Fakultas Syariah, Program Studi Hukum Ekonomi Syariah,
Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga. Penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung, membantu, dan
memfasilitasi penyusunan makalah ini sehingga berjalan dengan lancar. Diantaranya
kepada:

1. Habib Imam Nurdin Sholeh,M.H., selaku pengampu mata kuliah Hukum


Perbankan Syariah.
2. Rekan-rekan semua yang turut dalam membantu penyusunan makalah ini
hingga selesai.
3. Keluarga di rumah yang senantiasa mendoakan dan mendukung segala tugas
dan aktivitas kami dalam kuliah di Universitas Islam Negeri Salatiga.

Akhirnya atas segala kekurangan dari makalah ini, sangat diharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif dari semua pembaca demi sempurnanya makalah ini.
Semoga ini dapat memberikan kontribusi positif serta bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Salatiga, 3 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 2
A. Latar Belakang............................................................................ 2
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan Masalah ......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 4
A. Pengertian Pengertian Hukum Perbankan Syariah ..................... 4
B. Prinsip – Prinsip Hukum Perbankan Syariah ............................. 5
BAB III PENUTUP ................................................................................ 9
A. Kesimpulan ................................................................................ 9
B. Saran .......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 10

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bank Syariah merupakan salah satu aplikasi ekonomi syariah Islam dalam
mewujudkan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur bidang perekonomin umat yang
tidak terpisahkan dari aspek-aspek ajaran Islam komprehensif dan universal.
Komprehensif berarti ajaran Islam merangkum seluruh aspek kehidupan sosial
kemasyarakatan termasuk bidang ekonomi, universal bermakna syariah islam dapat
diterapkan dalam setiap waktu dan tempat tanpa memandang perbedaan ras, suku,
golongan, dan agama sesuai prinsip Islam sebagai “rahmatan lil alamin”. 1
Adapun pengertian dari prinsip syariah sebagaimana disebut dalam Pasal 1 angka
13 UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan menyebut sebagai berikut : “Prinsip Syariah adalah aturan Hukum Islam
antara Bank dengan Pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau kegiatan usaha atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan dengan syariah, antara lain Pembiayaan berdasarkan
prinsip bagi hasil (mudharabah), Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah),
atau pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau
dengan adanya pilihan Pemindahan Kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
Bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Kegiatan perbankan syariah meliputi pengembangan properti,
memobilisasi modal dan keuangan seiring berkembangnya kegiatan perbankan
Syariah berada pada tahap pertumbuhan yang meningkat 3 pertumbuhan) dan
minat masyarakat untuk melanjutkan dan berkeinginan untuk menggunakan
produk tersebut. Layanan perbankan syariah. Bank Syariah dalam penyaluran
modal kepada masyarakat melalui prinsip pembagian manfaat, salah satunya
adalah Akad keuangan Musyarakah.

1
Rachmadi Usaman, Aspek-aspek Hukum Perbankan Islam di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2000, Hal.12

2
A. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian Hukum Perbankan Syariah?
B. Apa Prinsip-prinsip Hukum Perbankan Syariah?

B. TUJUAN MAKALAH

A. Untuk mengetahui pengertian Hukum Perbankan Syariah.


B. Untuk mengetahui prinsip prinsip Hukum Perbankan Syariah.

BAB II

PEMBAHASAN

3
A. Pengertian Hukum Perbankan Syariah

Menurut Djumhana, hukum perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan hukum


yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari
segi esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan yang lain.

Istilah, Pengertian dan Dasar Hukum Bank Syariah Bank Syariah dikenal dengan
nama lain yaitu bank tanpa bunga (La Riba Bank), Bank Islam (Islamic Bank), dan Bank
Nirbunga. Perbankan Syariah mulai diprakarsai sejak tahun 1990-an. Bank Syariah yang
pertama kali berdiri di Indonesia dan murni syariah adalah Bank Muamalat Indonesia.
Hubungan hukum antara bank dan nasabah merupakan bagian dari kegiatan muamalah.
Di dalam Hukum Islam muamalah dalam arti luas adalah aturan-aturan (hukum) Allah
untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam,
yaitu bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Qur’an
dan Hadits. Makna bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam
adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Islam
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Dalam tatacara
bermuamalat dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba
untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan. 2

Bank yang tata cara operasinya mengacu kepada Al Qur’an dan Hadits adalah bank
yang tata cara beroperasinya itu mengikuti perintah dan larangan yang tercantum dalam
Al Qur’an dan Hadits. Sesuai dengan perintah dan larangan itu maka yang dijauhi adalah
praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang
telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh beliau. Di dalam mengoperasionalkan
bank syariah agar tidak menyimpang dari tuntunan syariah maka pada setiap bank syariah
hanya diangkat manager dan pimpinan bank yang sedikit banyak menguasai prinsip

2
Al-Intaj,Vol.5,No.1,Maret 2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu, hl.5

4
muamalah Islam, selain itu dibentuk Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas
mengawasi operasional bank dari sudut syariahnya. Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan berdasarkan
prinsip syariah, atau prinsip hukum Islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama
Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan (adl wa tawazun), kemaslahatan
(Maslahah) , universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba,
zalim dan obyek yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan
bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial dengan menjalankan fungsi seperti lembaga
baitul mal.3

B. Prinsip prinsip Hukum Perbankan Syariah


Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Penerapan
prinsip syariah menjadi pembeda utama dengan bank konvensional. Prinsip syariah pada
dasarnya mengacu pada hukum syariah Islam yang terutama berpedoman pada Al-Quran
dan Hadits. Islam sebagai agama merupakan suatu konsep yang mengatur kehidupan
manusia secara menyeluruh dan universal, baik dalam hubungannya dengan Sang
Pencipta (HabluminAllah) maupun dalam hubungannya dengan orang lain
(Hablumminannas). Ada tiga pilar utama dalam ajaran Islam, yaitu:
1) Akidah:
komponen ajaran Islam yang mengatur keimanan terhadap keberadaan dan
kekuasaan Allah sedemikian rupa sehingga hendaknya menjadi keyakinan
seorang muslim untuk melakukan berbagai aktivitas di muka bumi semata-mata
untuk mendapatkan keridhaan Allah sebagai khalifah dengan amanat Allah.
2) Syariah:
Komponen ajaran Islam mengatur kehidupan umat Islam baik dalam ranah
ibadah (habluminAllah) maupun dalam ranah muamalah (hablumminannas),
terwujudnya aqidah yang menjadi keimanan seseorang. Sementara itu, muamalah
mencakup berbagai bidang kehidupan, termasuk yang berkaitan dengan ekonomi,
properti, dan perdagangan, yang dikenal dengan muamalah maliyah.

3
al-Intaj, Vol.5, No.1, Maret 2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu, hlm. 5

5
3) Moral:
landasan tingkah laku dan akhlak yang menjadi cirinya sebagai seorang muslim
yang taat berlandaskan syariat dan aqidah, prinsip-prinsip pedoman hidupnya
sehingga dikatakan memiliki Akhlaqul Karimah seperti dalam peninggalan suci
Nabi yang bersabda “Tidak mungkin”. untukku diutus kecuali sebagai akhlaqul
karimah”.
Dalam operasionalnya, perbankan syariah harus selalu dalam
koridorkoridorprinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai
kontribusi dan resiko masing-masing pihak.4
b. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan
pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha
yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan
c. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan
keuangan secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat
mengetahui kondisi dananya
d. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan
dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Prinsip-Prinsip syariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah
adalah kegiatan yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Maisir: Menurut bahasa maisir berarti gampang/mudah. Menurut istilah
maisir berarti memperoleh keuntungan tanpa harus bekerja keras. Maisir sering
dikenal dengan perjudian karena dalam praktik perjudian seseorang dapat
memperoleh keuntungan dengan cara mudah. Dalam perjudian, seseorang dalam
kondisi bisa untung atau bisa rugi.
Judi dilarang dalam praktik keuangan Islam, sebagaimana yang disebutkan
dalam firman Allah sebagai berikut:"Hai orang-orang yang beriman,

4
Zulhamdi Zulhamdi, “Jual Beli Salam (Suatu Kajian Praktek Jual Beli Online Shopee),” Syarah 11, no. 1
(2022): 1–19

6
sesungguhnya khamar, maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatanperbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan" (QS AlMaaidah : 90). Ketika melakukan
perjudian seseorang dihadapkan kondisi dapat untung maupun rugi secara
abnormal. Suatu saat ketika seseorang beruntung ia mendapatkan keuntungan
yang lebih besar ketimbang usaha yang dilakukannya. Sedangkan ketika tidak
beruntung seseorang dapat mengalami kerugian yang sangat besar. Perjudian tidak
sesuai dengan prinsip keadilan dan keseimbangan sehingga diharamkan dalam
sistem keuangan Islam.5
b. Gharar
Menurut bahasa gharar berarti pertaruhan. Menurut istilah gharar berarti
seduatu yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan atau perjudian. Setiap
transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak berada dalam kuasanya
alias di luar jangkauan termasuk jual beli gharar. Misalnya membeli burung di
udara atau ikan dalam air atau membeli ternak yang masih dalam kandungan
induknya termasuk dalam transaksi yang bersifat gharar. Ayat dan hadits yang
melarang gharar diantaranya :"Dan janganlah sebagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu mengetahui" (Al-Baqarah : 188)6
c. Riba
Arti harfiah dari kata Riba adalah menambah, kelebihan, pertumbuhan atau
perbaikan. Sedangkan menurut. Secara teknis, penyusutan berarti penyusutan
tambahan pada aset-aset penting. atau pada dasarnya tidak berguna. Para ulama
sepakat bahwa hal itu sah Riba itu haram. 7Sebagaimana firman Allah SWT dalam

5
Tarigan, Azhari Akmal. Tafsir Ayat-ayat Ekonomi Sebuah Eksplorasi Melalui Kata-kata, hlm. 67
6
Ghazali. Abdurahman , fiqih Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 34
7
Muhammadiah Muhammadiah and Zulhamdi Zulhamdi, “Implementasi Murabahah Pada Perbankan
Syariah,” Al-Hiwalah: Journal Syariah Economic Law 1, no. 1 (2022): 53–74.

7
surat Ali Imran ayat 130 melarang kita mengkonsumsi harta melalui riba
berkembang biak. sangat penting bagi kami sejak awal berdiskusi agar tidak ada
perbedaan pendapat diantara keduanya Umat Islam tentang larangan riba.
Sebagaimana firman allah swt: “Orang-orang yang makan (mengambil) RIBA'
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang makan (mengambil)
RIBA' tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan RIBA', padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan RIBA'. Orangorang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil RIBA'), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Alloh. Orang yang kembali (mengambil RIBA'), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” ( Q.S Al Baqarah ayat :
275). 8

8
Kunci dalam al- Qur’an. (Bandung: Cita PustakaMedia Perintis 2012), hlm. 43

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip Syariah Islam, yaitu bank yang tata cara beroperasinya mengacu
kepada ketentuan-ketentuan Al Qur’an dan Hadits. Makna bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah bank yang
dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Islam khususnya
yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan berdasarkan prinsip syariah, atau
prinsip hukum Islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti
prinsip keadilan dan keseimbangan (adl wa tawazun), kemaslahatan
(Maslahah) , universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar,
maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah
juga mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial dengan
menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal.

B. Saran
Mungkin makalah ini belum sempurna dan belum lengkap, karena
masih luas sekali pembahasan terkait topik ini. Ketidaklengkapan ini
mungkin bisa ditambahkan di makalah-makalah berikut nya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih kurang sekali dan jauh dari kata
sempurna, maka diharapkan bagi pembaca dapat membaca dari referens
referensi yang lain agar bisa menguasai tentang materi ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Intaj, Vol.5, No.1, Maret 2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Bengkulu.
Kunci dalam al- Qur’an. (Bandung: Cita PustakaMedia Perintis 2012),

Tarigan, Azhari Akmal. Tafsir Ayat-ayat Ekonomi Sebuah Eksplorasi Melalui


Kata-kata. Ghazali. Abdurahman , fiqih Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2010).
Zulhamdi Zulhamdi, “Jual Beli Salam (Suatu Kajian Praktek Jual Beli Online
Shopee),” Syarah 11, no. 1 (2022).
Muhammadiah Muhammadiah and Zulhamdi Zulhamdi, “Implementasi
Murabahah Pada Perbankan Syariah,” Al-Hiwalah: Journal Syariah
Economic Law 1, no. 1 (2022).
Rachmadi Usaman, Aspek-aspek Hukum Perbankan Islam di Indonesia, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2000.

10

Anda mungkin juga menyukai