Anda di halaman 1dari 8

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah:

Sistem dan lembaga keuangan islam

Dosen : Shinta Abdul Rahman, M.SI.

Nama kelompok 8 :

Fatmawati Ismail NIM : 02216101007

Galih Permana Agi Pahri NIM : 02216008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah rabbil alamin, dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. penulisan buku
ajar dengan judul Sistem dan lembaga keuangan islam akhirnya berhasil penulis tuntaskan. Berkat
pertolongan dan hidayahnya penulis dapat menuntaskan tugas penulisan buku ini.Telah lama penulis
berkeinginan untuk menuliskan buku tentang sistem lembaga keuangan islam Beberapa buku sistem
dan keungan islam yang selam beredar cenderung diperuntukkan bagi kajian studi keagamaan
(religious studies) di perguruan-perguruan tinggi keagamaan. Sehingga nuansa lebih banyak pada
kajian keagamaan dan perbandingan agama. Karena itu, penulis merasa terpanggil untuk menuliskan
suatu pengantar tentang kajian sistem dan keungan islam bagi mahasisa dan masyarakat yang
berminat dalam kajian secara umum dan ilmu-ilmu sosial kemasyarakatan lainnya bagi bagi
masyarkaat luas.

Jayapura,21,September,2023

NIM
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN........................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah....................................................................................................... 1

BAB II...................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN............................................................................................................................. 2

A. Pengertian Dan Dasar Hukum Pegadaian Syariah (rahn) ......................................... 2


B. Sejarah Dan Perkembangan Pegadaian Syariah ...................................................... 2
C. Kegiatan Usaha Dan Manfaatnya..............................................................................3

BAB III..................................................................................................................................... 5

PENUTUP..................................................................................................................................... 5

A. Kesimpulan................................................................................................................5

Daftar pusaka............................................................................................................................... 6
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam telah mengatur pemeluknya dalam segala aspek kehidupan melalui syariah yang dituangkan
dalam kaedah-kaedah dasar dan aturan-aturan. semua pemeluk Islam di wajibkan untuk
mentaatinya ataupun mempraktikkan dalam praksis kehidupan. Sehingga sangat wajar bila interaksi
antara sesama umat Islam yang berdasarkan syariah perlu mendapat kajian yang serius karena umat
perlu panduan keilmuan supaya tidak salah berperilaku. Karena itu perlu pengkajian aturan Islam
dalam seluruh sisi kehidupan kita sehari-hari, diantaranya yang berawal dari interaksi sosial dengan
sesama manusia, khususnya dalam hal ekonomi.

Praktik gadai di Indonesia telah berjalan sejak masa sebelum kemerdekaan Indonesia yang terus
berlangsung sampai saat ini. Masyarakat cukup memahami dan mengenal Pegadaian untuk
kebutuhan dana yang cepat dan jumlah yang minim atau besar. Literasi keuangan laku pandai
(finacial inclusion) telah berjalan di Pegadaian sejak dahulu kala sebelum banyak orang mengakses
keuangan bank dan non bank.

B . RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pegadaian ?

2. Bagaimana sejarah atau awal mula adanya pegadaian ?

3. Bagaimana struktur pimpinan yang ada di perum pegadaian ?

4. Apa saja kegiatan usaha yang dilakukan di pegadaian ?

5. Bagaimana proses pinjaman atas dasar hukum gadai ?

6. Apa manfaat dari pegadaian ?

7. Bagaimana dengan pegadaian syariah?

B. TUJUAN

Setelah dilakukan pembahasan dalam makalah ini, kami berharap pembaca mampu untuk :

1. Memahami pengertian pegadaian

2. Mengetahui sejarah pegadaian

3. Mengetahui struktur pimpinan yang ada di perum pegadaian

4. Menjelaskan kegiatan usaha yang dilakukan pegadaian


5. Memahami proses pinjaman atas dasar hukum gadai

6. Mengetahui manfaat dari pegadaian

7. Memahami proses gadai dalam pegadaian syariah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertia dan dasar hukum pegadaian Syariah (rahn)

Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa adalah jaminan hutang, gadaian,
seperti juga dinamai Al-Habsu, artinya penahanan. Sedangkan menurut syara artinya akad yang
objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran yang sempurna
darinya. Dalam definisinya rahn adalah barang yang digadaikan, rahin adalah orang mengadaikan,
sedangkan murtahin adalah orang yang memberikan pinjaman.

Adapun pengertian rahn menurut Imam Abu Zakaria Al-Anshary, dalam kitabnya Fathul
Wahab,mendefinisikan rahn adalah menjadikan benda sebagai kepercayaan dari suatu yang dapat
dibayarkan dari harta itu bila utang tidak dibayar. Sedangkan menurut Ahmad Azhar Basyir Rahn
adalah menahan sesuatu barang sebagai tanggungan utang, atau menjadikan sesuatu benda bernilai
menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan marhun bih, sehingga dengan adanya tanggungan
utang itu seluruh atau sebagian utang dapat diterima.

Nama orang yang mempunyai utang. Seseorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan
kepada orang yang memberi utang untuk menggunakan barang bergerakyang telah diserahkan
untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat
jatuh tempo jadi, kesimpulanya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan pemilik, baik yang
bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang
yang diterima memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari
barang gadai tersebut apabila pihak yang mengadaikan tidak dapat membayar hutang tepat
padawaktunaya.

Pegadaian syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai syariah, untuk solusi pendanaan yang
cepat, praktis, dan mententramkan. Dasar Hukum Gadai Syariah Al-Qur’an, Hadis, Ijma ulamaJumhur

B. Sejarah dan perkembangan pegadaian syariah

Sejarah Gadai Syariah (Rahn)Keberadaan pegadaian syariah pada awalnya didorong oleh
berkembangnya lembaga keuangan syariah. Disamping itu, masyarakat Indonesia yang menjadi
nasabah pegadaian kebanyakan umat Islam, sehingga dengan keberadaan pegadaian syariah ini,
maka akan memperluas pangsa pasar pegadaian dan nasabah akan merasa aman, dikarenakan
transaksinya sesuai dengan syariat Islam. Berarti pinjaman yang diterapkan adalah pinjaman tanpa
bunga dan halal. Pegadaian syariah merupakan hasil kerjasama Perum Pegadaian dengan BMI (Bank
Muamalat Indonesia) pada bulan Mei 2002. Kerjasama ini ditujukan untuk membangun sinergi atau
potensi yang dimiliki bersama untuk mengembangkan gadai syariah. Secara bersama BMI dan Perum
Pegadaian akan mengupayakan implementasi sosialisasi dan penyediaan sarana gadai syariah
kepada masyarakat.
Dalam usaha penyaluran uang pinjaman sebagai kegiatan utamanya, pegadaian syariah sampai saat
ini telah memiliki 22 kantor cabang di 9 kantor wilayah dilingkup jangkauan yang masih terbatas.
Keberadaan pegadaian syariah ini, diharapkan mampu mengelola usahanya dengan cara lebih
professional, tanpa meninggalkan ciri khusus dan misinya, yaitu pinjaman atas dasar hukum gadai
syariah dengan pasar sasaran adala masyarakat golongan sosial ekonomi lemah (kecil) dan dengan
cara mudah, cepat, aman dan hemat sesuai dengan mottonya “Mengatasi Masalah sesuai Syariah.

C. Kegiatan usaha dan manfaatnya


Kegiatan usaha Perum Pegadaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga, antara lain :
1. Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal
dari :

a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan


Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari total dana
jangka pendek yang dihimpun)

b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada
nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka, dan
lain-lain)

c. Penerbitan obligasi
Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 kali menerbitkan obligasi yang jangka
waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993 sebesar Rp
25 miliar dan penerbitanyang kedua kalinya adalah pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25
miliar, sehingga sampai dengan tahun 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah
Rp 50 miiliar.

d. Modal sendiri
Modal sendiri yang dimiliki Perum Pegadaian terdiri dari :
i) Modal awal ; kekayaan negara di luar APBN sebesar Rp 205 miliar
ii) Penyertaan modal pemerintah
iii) Laba ditahan : laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak
perusahaan pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.
Dengan menggadaikan barang-barang beergerak seperti kendaraan, mesin, peralatan rumah tangga,
dll dengan prosedur yang telah ditentukan kita bisa mendapatkan pinjaman jangka pendek dari
perum pegadaian dengan mudah.

Prosedur peminjaman meliputi :

a. Penggadaian barang

b. Penaksiran oleh petugas penaksiran

c. Pemberian pinjaman oleh perum pegadaian

d. Pelunasan oleh nasabah

e. Pelelangan barang yang digadaikan apabila nasabah tidak melakukan pelunasan.


DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, S. M. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Triandaru, S., & Santoso, T. B. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai