Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“PRODUK DAN JASA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH”

Disusun Oleh :
1. YUSRIL
2. SELAMET RIADI
3. HADMI SALIM
4. SUPRIAWAN KHOLID
5. RIZKON WASI’AN

Dosen Pembimbing : Yuli Hauliyatin Nahdlah,M.Ak.

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebab atas

khendaknya Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang definisi lembaga keuangan

syari’ah dan produk lembaga keuangan syari’ah.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan

didalamnya baik dari penyusunan kata, bahasa, serta sistematikanya seperti dalam pepatah

mengatakan Tak Ada Gading Tak Retak, maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dan

kritik dalam makalah ini untuk semata-mata menjadi bahan evaluasi serta menambah

wawasan dalam penulisan.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih untuk semuanya, semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita semua seperti yang kami niatkan terlebih juga kepada kami selaku

penulis.

Anjani, 20 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------------

BAB I PENDAHULUAN-----------------------------------------------------------------

A. Latar Belakang--------------------------------------------------------------------------

B. Rumusan Masalah-----------------------------------------------------------------------

C. Tujuan------------------------------------------------------------------------------------

BAB II PEMBAHASAN------------------------------------------------------------------

A. Pengertian Lembaga Keuangan Syari’ah--------------------------------------------

B. Produk Lembaga Keuangan Syari’ah------------------------------------------------

BAB III PENUTUP------------------------------------------------------------------------

A. Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------

B. Saran dan Kritik-------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) menurut Dewan Syari’ah Nasional (DSN)
adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang
mendapat izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSN-MUI,2003).
Definisi ini menegaskan bahwa LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur
kesesuaian dengan syariah Islam dan unsur legalitas dalam operasi sebagai lembaga
keuangan.1
Dalam konteks perbankan nasional-Indonesia, bank Islam diistilahkan dengan
Bank Umum atau Bank Perkraditan Rakyat yang pembiayaannya berdasarkan pada
prinsip-prinsip syariah. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu bedasarkan persetujuan atau
kesepakantan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil. Aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha,
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah; antara lain: pembiayaan
berdasarkan prinsib bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa
murni tanpa pilihan (ijarah).2
Lembaga keuangan bank dibutuhkan sebagai suatu lembaga intermediary
(perantara) antara pihak yang surplus dana kepada pihak yang devisit dana.
Perkembangan selanjutnya lembaga keuangan bank maupun non bank semakin
berkembang pesat diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Menurut Surat Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990, lembaga keuangan di
beri batasan sebagai semua badan yang kegiatannya dibidang keuangan, melakukan
penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai
investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan
1
Riza Yaya, Aji Erlangga Matawireja, dkk, Akuntansi nPerbankan Syariah Teori dan Praktek
Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 38
2
Muslimin H. Kara, Bank Syariah Di Indonesia Analisis Kebijkan Pemerintah Indonesia
Terhadap Perbankan Syariah, Yogyakarta: UII Pers, 2005, h. 68-69
untuk membiayai investasi perusahaan namun peraturan tersebut tidak berarti
membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi
perusahaan. Dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa
diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi dan kegiatan distribusi
barang dan jasa.3

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud lembaga keuangan syari’ah?
2. Bagaimana produk dalam lembaga keuangan syari’ah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi lembaga keuangan syari’ah!
2. Untuk mengetahui produk dan jasa yang tersedia di dalam lembaga keuangan
syari’ah!

3
Yusuf Burhanuddin, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia Di Lembaga Keuangan
Syariah, Depok: PT Rajagrafindo Persada, h. 4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Keuangan Syari’ah


Lembaga keuangan merupakan lembaga yang kegiatan utamanya melakukan
kegiatan ekonomi finansial.4 Artinya, kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini akan
selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah menghimpun dana masyarakat dan
jasa-jasa keuangan lainnya.5 Menurut SK Menkeu RI No. 792 tahun 1990, lembaga
keuangan adalah suatu badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan
penghimpunan dana penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai
investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan
untuk membiayai investasi perusahaan, namun tidak berarti membatasi kegiatan
pembiayaan lembaga keuangan. Dalam kenyataanya, kegiatan usaha lembaga
keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan
kegiatan distribusi barang dan jasa.6
Lembaga keuangan tersebut disandarkan kepada syariah, maka menjadi
lembaga keuangan syariah adalah suatu perusahaan yang usahanya bergerak di bidang
jasa keuangan yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah yaitu prinsip
yang menghilangkan unsur-unsur yang dilarang dalam Islam, kemudian
menggantikannya dengan akad-akad tradisional Islam atau yang lazim disebut dengan
prinsip syariah atau lembaga keuangan syariah merupakan sistem norma yang
didasarkan ajaran Islam. Lembaga keuangan syariah (LKS) adalah lembaga yang
dalam aktivitasnya,baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan
bagi hasil.7
B. Produk Lembaga Keuangan Syari’ah
Produk menurut Philip Kotler (2000) adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Dalam definisi secara luas, produk
meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran dari itu
4
Bustan Muchtar, Rose Rahmidani, Menik Kurnia Siwi, Bank dan Lembaga Keuangan
lain, (Jakarta: Kencana, 2016) hal. 22
5
Burhanuddin S, Hukum Bisnis Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2011) hal. 107
6
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010) hal.
27-28
7
Muhammad Abdul Karim, Kamus Bank Syariah….., hal. 32
semua. Karakteristik pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah dalam menjalankan
usahanya dalam bentuk jasa (service) akan terlihat dari konsep yang menjadi landasan
dalam pengembangan produk Lembaga Keuangan Mikro Syariah , yang dilandaskan
pada nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
1. Macam-macam produk lembaga keuangan syari’ah
a. Produk pengumpulan dana
Produk pengumpulan dana merupakan bentuk simpanan yang terikat
dan tidak terikat atas jangka panjang waktu dan syarat-syarat tertentu dalam
penyertaan dan penarikannya. Adapun akad yang mendasari berlakunya
simpanan di lembaga keuangan syari’ah adalah akad Wadi’ah dan akad
Mudharabah. (Muhammad, 2000:117-118)
Akad Mudharabah, merupakan akad kerjasama dimana terdapat
pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola modal (mudharib), dan
keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara shahibul maal dan mudharib,
sedangkan jika terjadi kerugian yang disebabkan bukan karena kelalaian
mudharib maka kerugian sepenuhnya ditanggung oleh shahibul maal.
Akad Wadiah adalah titipan murni dari nasabah ke pihak bank. Jadi
seorang nasabah yang membuka tabungan dengan akad wadiah, maka nasabah
tersebut menitipkan atau menyimpan uangnya ke bank dan dana tersebut bisa
diambil sewaktuwaktu oleh nasabah. Simpanan yang berakad wadi’ah ada
dua, yaitu wadi’ah amanah dan wadi’ah yadhomanah.
1) Wadi`ah amanah, yaitu penitipan barang atau uang tetapi lembaga
keuangan syari’ah tidak mempunyai hak untuk mendayagunakan titipan
tersebut. Atas pengembangan produk ini, lembaga keuangan syari’ah
mensyaratkan adanya jasa (fee) kepada penitip (muwadi`).
2) Wadi`ah yad amanah, yaitu akad penitipan barang atau uang kepada
lembaga keuangan syari’ah, namun lembaga keuangan syari’ah memiliki
hak untuk mendayagunakan dana tersebut. Atas akad ini, penitip
(muwadi`) mendapatkan imbalan berupa bonus yang besarnya sangat
tergantung dengan kebijakan manajemen lembaga keuangan syari’ah.
b. Produk penyaluran dana
Lembaga keuangan syari’ah bukan sekedar lembaga keuangan tetapi
juga sebagai lembaga bisnis, akad dana yang dikumpulkan dari anggota harus
disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada anggotanya. Pinjaman tersebut
disebut juga pembiayaan. Ada dua jenis akad dalam pembiayaan, yaitu akad
syirkah dan akad jual beli, yang kemudian dikembangkan oleh lembaga
keuangan syari’ah menjadi berbagai jenis pembiayaan, yaitu8:
a) Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil
b) Pembiayaan Murabahah
c) Pembiayaan Musyarakah
d) Pembiayaan Al Qardhul Hasan

BAB III
PENUTUP
8
Harisman.Jejak-Jejak Ekonomi Syariah.Jakarta : SenayanAbadi Publishing,2003
A. Kesimpulan
Lembaga keuangan merupakan lembaga yang selalu berkegiatan terkait
dengan ekonomi finansial, baik dalam bentuk penghimpunan dana maupun
penyaluran dana. Sedangkan lembaga keuangan syari’ah sendiri merupakan lembaga
keuangan yang melakukan kegiatan ekonomi finansial dengan prinsip-prinsip
syari’ah, dimana produk dan jasa yang ditawarkan kepada nasabah menggunkan
standar syari’ah.
Produk yang tersedia dalam lembaga keuangan syari’ah ada mencakup
penghimpunan dana dan penyaluran dana. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan
standar ekonomi yang berbasis syari’ah.
Secara garis besar seperti yang diterangkan oleh philp kotler bahsanya produk
merupakan segala sesuatu yang mampu ditawarkan kepada pasar yang memiliki daya
minat dan perhatian konsumen.
B. Saran dan Kritik
Alhamdulillah pada akhirnya kami dapat menyelesaikan Makalah ini tentang
lembaga keuangan syari’ah. Kami dari penulis sangat mengharapkan saran terhadap
Makalah ini, semata-mata untuk menjadi bahan evaluasi kami dalam membuat
Makalah dan semacamnya, kami juga tak lupa mengucapkan terima kasih untuk
semua teman-teman dan khususnya dosen atas segala perhatian dan kerjasamanya
dalam membimbing kami.
Demikian kami sampaikan kepada Ibu semoga apa yang kami tulis dalam
Makalah ini dapat membantu kami dalam mendapatkan nilai yang bagus dan
melancarkan hajat kami dalam belajar. Aamiin Ya Rabbalalaamiin.

DAFTAR PUSTAKA
Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI

Kasus Kecamata torjun, kabupaten Sampang), http:// www.google. com. Diakses tanggal 21

Mei 2023

Kotler, Philip. 1993. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,

Kotler, Philip. 2000. Marketing Managemen. New Jersey Prentice Hall.

Moekijat. 1990. Kamus Manajemen. Bandung: Mandar Maju

Muhammad, 2002. Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer. UII Press:

Yogyakarta.

Muhammad. 2002. Manajemen Pembiyaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Norman A. Hart dan John Staplenton. 2005. Kamus Marketing. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Oktafia, Renny, Percepatan Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Melalui Perkuatan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Di Jawa Timur,

Surabaya : Proceedings Ancoms, 2017.

Pembiayaan Syariah Terhadap Tingkat Kesejahteraan Para Petani (Studi

Rendra, Bhirawa. 2011. Dampak Pembiayaan Sektor Pertanian oleh Lembaga

Ridwan, M. 2005. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press.

Sondang P. Siagian. 2007. Manajemen Strategik. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai