Disusun Oleh :
1. YUSRIL
2. SELAMET RIADI
3. HADMI SALIM
4. SUPRIAWAN KHOLID
5. RIZKON WASI’AN
Puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebab atas
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang definisi lembaga keuangan
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan
didalamnya baik dari penyusunan kata, bahasa, serta sistematikanya seperti dalam pepatah
mengatakan Tak Ada Gading Tak Retak, maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dalam makalah ini untuk semata-mata menjadi bahan evaluasi serta menambah
Akhir kata kami ucapkan terima kasih untuk semuanya, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua seperti yang kami niatkan terlebih juga kepada kami selaku
penulis.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN-----------------------------------------------------------------
A. Latar Belakang--------------------------------------------------------------------------
B. Rumusan Masalah-----------------------------------------------------------------------
C. Tujuan------------------------------------------------------------------------------------
BAB II PEMBAHASAN------------------------------------------------------------------
A. Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) menurut Dewan Syari’ah Nasional (DSN)
adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang
mendapat izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSN-MUI,2003).
Definisi ini menegaskan bahwa LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur
kesesuaian dengan syariah Islam dan unsur legalitas dalam operasi sebagai lembaga
keuangan.1
Dalam konteks perbankan nasional-Indonesia, bank Islam diistilahkan dengan
Bank Umum atau Bank Perkraditan Rakyat yang pembiayaannya berdasarkan pada
prinsip-prinsip syariah. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu bedasarkan persetujuan atau
kesepakantan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil. Aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha,
atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah; antara lain: pembiayaan
berdasarkan prinsib bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa
murni tanpa pilihan (ijarah).2
Lembaga keuangan bank dibutuhkan sebagai suatu lembaga intermediary
(perantara) antara pihak yang surplus dana kepada pihak yang devisit dana.
Perkembangan selanjutnya lembaga keuangan bank maupun non bank semakin
berkembang pesat diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Menurut Surat Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990, lembaga keuangan di
beri batasan sebagai semua badan yang kegiatannya dibidang keuangan, melakukan
penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai
investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan
1
Riza Yaya, Aji Erlangga Matawireja, dkk, Akuntansi nPerbankan Syariah Teori dan Praktek
Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 38
2
Muslimin H. Kara, Bank Syariah Di Indonesia Analisis Kebijkan Pemerintah Indonesia
Terhadap Perbankan Syariah, Yogyakarta: UII Pers, 2005, h. 68-69
untuk membiayai investasi perusahaan namun peraturan tersebut tidak berarti
membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi
perusahaan. Dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa
diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi dan kegiatan distribusi
barang dan jasa.3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud lembaga keuangan syari’ah?
2. Bagaimana produk dalam lembaga keuangan syari’ah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi lembaga keuangan syari’ah!
2. Untuk mengetahui produk dan jasa yang tersedia di dalam lembaga keuangan
syari’ah!
3
Yusuf Burhanuddin, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia Di Lembaga Keuangan
Syariah, Depok: PT Rajagrafindo Persada, h. 4
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
8
Harisman.Jejak-Jejak Ekonomi Syariah.Jakarta : SenayanAbadi Publishing,2003
A. Kesimpulan
Lembaga keuangan merupakan lembaga yang selalu berkegiatan terkait
dengan ekonomi finansial, baik dalam bentuk penghimpunan dana maupun
penyaluran dana. Sedangkan lembaga keuangan syari’ah sendiri merupakan lembaga
keuangan yang melakukan kegiatan ekonomi finansial dengan prinsip-prinsip
syari’ah, dimana produk dan jasa yang ditawarkan kepada nasabah menggunkan
standar syari’ah.
Produk yang tersedia dalam lembaga keuangan syari’ah ada mencakup
penghimpunan dana dan penyaluran dana. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan
standar ekonomi yang berbasis syari’ah.
Secara garis besar seperti yang diterangkan oleh philp kotler bahsanya produk
merupakan segala sesuatu yang mampu ditawarkan kepada pasar yang memiliki daya
minat dan perhatian konsumen.
B. Saran dan Kritik
Alhamdulillah pada akhirnya kami dapat menyelesaikan Makalah ini tentang
lembaga keuangan syari’ah. Kami dari penulis sangat mengharapkan saran terhadap
Makalah ini, semata-mata untuk menjadi bahan evaluasi kami dalam membuat
Makalah dan semacamnya, kami juga tak lupa mengucapkan terima kasih untuk
semua teman-teman dan khususnya dosen atas segala perhatian dan kerjasamanya
dalam membimbing kami.
Demikian kami sampaikan kepada Ibu semoga apa yang kami tulis dalam
Makalah ini dapat membantu kami dalam mendapatkan nilai yang bagus dan
melancarkan hajat kami dalam belajar. Aamiin Ya Rabbalalaamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI
Kasus Kecamata torjun, kabupaten Sampang), http:// www.google. com. Diakses tanggal 21
Mei 2023
Yogyakarta.
Muhammad. 2002. Manajemen Pembiyaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Norman A. Hart dan John Staplenton. 2005. Kamus Marketing. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Oktafia, Renny, Percepatan Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Ridwan, M. 2005. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press.