Disusun Oleh:
1. ZINNURAIN HASAN
2. RIJAL LUKMANUL HAKIM
3. SITI RAUDATUNNISA
4. SULIZA HEZLIN
Dosen Pengampu:
Iftaha Nastiya Rizqi, M.E.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “OTORITAS
JASA KEUANGAN (OJK)” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah Sistem Operasional LKS Bank dan Non Bank. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang otoritas jasa keuangan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Iftaha Nastiya Rizqi, M.E. selaku dosen
mata kuliah Sistem Operasional LKS Bank dan Non Bank yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................... 4
C. TUJUAN........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 6
A. Pengertian OJK
B. Sejarah Berdirinya OJK.................................................................................. 6
C. Tujuan, Fungsi, Tugas, dan Wewenang
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Otoritas Jasa Keuangan yaitu OJK adalah Lembaga yang independent dan bebas
dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang OJK. OJK dibentuk dengan tujuan agar
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil,
transparan, dan akuntabel serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuhh
secara berkelanjutan dan stabil serta mampu melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat. Selain itu OJK berfungsi menyelenggarakan pengaturan dan
pengawasannya dilaksanakan pada lembaga-lembaga keuangan, seperti Perbankan,
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non-Bank (asuransi, dana pensiun dan termasuk
didalamnya lembaga pembiayaan konsumen). Seluruh bisnis keuangan di Indonesia
berada dibawah pengaturan dan pengawasannya yang bebas dari intervensi dari pihak
manapun. Di dalam Undang-Undang OJK, yaitu pada bagian penjelasan umum
disebutkan bahwa pembentukan OJK dimaksudkan agar dapat dicapai mekanisme
koordinasi yang lebih efektif didalam menangani permasalahan yang timbul dalam
sistem keuangan sehingga dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan.
Salah satu fungsi OJK adalah bergerak dibidang Pasar Modal. Pasar Modal
diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya
akan disebut UU Pasar Modal). Pasar Modal menurut UU Pasar Modal merupakan
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta kembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari OJK ?
2. Bagaimana sejarah berdirinya OJK ?
3. Apa saja Tujuan, Fungsi, Tugas, dan Wewenang OJK ?
4
C. TUJUAN
1. Memahami apa pengertian dari OJK
2. Mengetahui Bagaimana sejarah berdirinya OJK
3. Memahami Apa saja Tujuan, Fungsi, Tugas, dan Wewenang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebuah lembaga independen yang bebas dari
campur tangan pihak atau lembaga lain. Lembaga ini memiliki fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan atas
UU Nomor 21 Tahun 2011 dengan fungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan
dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan sektor jasa keuangan. Dengan
dibentuknya OJK, OJK menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan
pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, serta menggantikan peran Bank
5
Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta melindungi konsumen jasa
keuangan.
6
berbentuk lembaga jasa keuangan. Mengingat lembaga jasa keuangan dapat terdiri
dari berbagai sektor industri jasa keuangan, maka pengawasan terintegrasi yang
dilakukan oleh OJK juga meliputi unsur-unsur pengawas perbankan, pengawas pasar
modal, dan pengawas IKNB.
Dengan struktur pengawasan terintegrasi seperti ini, diharapkan pengaturan dan
pengawasan terhadap suatu kelompok atau grup atau konglomerasi lembaga jasa
keuangan beserta anak perusahaannya dapat dilakukan secara Bersama-sama,
komprehensif, dan terkonsolidasi sehingga tidak tumpang tindih.
Pengawasan terintegrasi perlu dilakukan oleh OJK mengingat dinamika sektor
jasa keuangan yang begitu pesat dan cepat berubah menyebabkan semakin
bertambahnya jumlah lembaga jasa keuangan yang membentuk suatu konglomerasi.
Bertambahnya lembaaga jasa keuangan yang membentuk konglomerasi merupakan
suatu fenomena bisnis untuk meningkatkan ekspansi usaha di sektor jasa keuangan
yang lebih luas maupun untuk meningkatkan pendapatan non-organik yang
bersumber dari anak-anak perusahaan.
3. Latar Belakang Terbentuknya OJK
Pembentukan OJK dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan untuk melakukan
penataan kembali lembaga-lembaga yang melaksanakan fungsi pengaturan dan
pengawasan di sektor jasa keuangan. Hal tersebut dilandasi oleh berbagai hal, yaitu :
1) Amanat Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang, mengamanatkan
pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang mencakup
perbankan, asuransi, dan pensiun, sekuritas, modal ventura dan perusahaan
pembiayaan, serta badan -badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana
masyarakat.
2) Perkembangan Industri Keuangan
7
Proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di bidang
teknologi, informasi, serta inovasi keuangan telah menciptakan industri keuangan
yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait.
3) Perlindungan Konsumen
Permasalahan di industri jasa keuangan yang semakin beragam, antara lain
meningkatnya pelanggaran di bidang jasa keuangan dan belum optimalnya
perlindungan konsumen jasa keuangan, mendorong diperlukannya fungsi edukasi,
perlindungan konsumen, dan pembelaan hukum.
4) Konglomerasi Lembaga Jasa Keuangan
Saat ini terdapat kecendrungan lembaga jasa keuangan besar memiliki
beberapa anak perusahaan di bidang keuangan yang berbeda-beda kegiatan
usahanya (konglomerasi). Misalnya, bank memiliki anak perusahaan dalam
bentuk asuransi, perusahaan sekuritas, perusahaan pembiayaan, dan dana pensiun.
Konglomerasi lembaga keuangan tersebut mendorong terciptanya kompleksitas
kegiatan usaha lembaga jasa keuangan.
5) Koordinasi Lintas Sektoral
Restrukturisasi organisasi sistem pengaturan dan pengawasan keuangan di
Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 11 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan, menyebabkan koordinasi pengawasan sistem keuangaan secara
keseluruhan di Indonesia menjadi lebih mudah dan sederhana. OJK Bersama-
sama dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) dapat melakukan koordinasi lintas sectoral secara cepat dan
tanggap dalam menangani berbagai permasalahan di sektor jasa keuangan. Selain
itu, keberadaan OJK akan mempermudah koordinasi lintas sektoral dalam hal
terjadi krisis keuangan yang berpotensi sistemik.
Koordinasi lintas sektoral yang semakin baik diharapkan akan mendoroang
harmonisasi kebijakan di bidang fiscal, moneter, dan sektor jasa keuangan yang
semakin terpadu, saling mendukung, dan menjaga kestabilan sistem jasa keuangan
di Indonesia.
C. Tujuan, Fungsi, Tugas, dan Wewenang OJK
1. Tujuan Dibentuknya OJK
8
Salah satu karakteristik khusus yang dimiliki OJK serta menjadi nilai tambah
keberadaan OJK sebagaimana diamanatkan dalam UU OJK adalah kewenangannya
di bidang edukasi dan perlindungan konsumen. Kewenangan ini tercermin dalam
amanat Pasal 4 UU OJK yang menyebutkan bahwa pembentukan OJK dilakukan
dengan tujuan agar :
a. Keseluruhan kegiataan dalam sistem jasa keuangan terselenggara secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
2. Fungsi dan Tugas OJK
Fungsi dan tugas OJK adalah menyelenggarakan pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan. OJK adalah
lembaga yang independent dan bebas dari campur tangan pihak lain. OJK
melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap :
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor peransurasian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
3. Wewenang OJK
Wewenang pengaturan OJK adalah menetapkan :
a. Peraturan pelaksanaan UU OJK
b. Peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
c. Peraturan mengenai pengawasan
d. Peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis.
9
d. Menetapkan sanksi administrative
BAB III
10
PENUTUP
KESIMPULAN
Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga baru yang didirikan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Jasa Keuangan yang berfungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan secara terpadu. Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan
tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel; mampu mewujudkan sistem keuangan yang
tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan mampu melindungi kepentingan konsumen
dan masyarakat. Otoritas Jasa Keuangan perlu memiliki berbagai kewenangan, baik
dalam rangka pengaturan maupun pengawasan sektor jasa keuangan. Kewenangan di
bidang pengaturan diperlukan dalam mengimplementasikan berbagai ketentuan baik
yang diatur dalam UU Otoritas Jasa Keuangan maupun UU di sektor jasa keuangan
lainnya, yang ditetapkan dalam bentuk peraturan Otoritas Jasa Keuanga maupun
Peraturan Dewan Komisioner. Sedangkan dalam melaksanakan tugas pengawasan,
wewenang Otoritas Jasa Keuangan adalah melakukan pengawasan, pemeriksaan,
penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa
Keuangan, pelaku, atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud
dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Untuk mencapai
tujuannya, OJK perlu dan harus membangun sistem koordinasi yang kuat dengan Bank
Indonesia, Kementrian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan
11
DAFTAR PUSTAKA
https://bettynmawengku. blogspot. com/2017/03/otoritas-jasa-keuangan-ojk. html
https://www. ojk. go. id/id/tentang-ojk/Pages/Tugas-dan-Fungsi. aspx
https://kreditgogo. com/artikel/OJK/Tugas-dan-Wewenang-OJK-dalam-Industri-
Keuangan. html
12