Segala puji bagi Alloh SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puja dan Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, taufik
serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun tugas makalah mata kuliah
Lembaga Keuangan Syari’ah yang berjudul “Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Terhadap Lembaga Keuangan Syari’ah”.
Makalah ini telah selesai kami susun semaksimal mungkin dengan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah
ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami sangat sadar bahwa masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk
menerima masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa
melakukan perbaikan makalah di kemudian hari sehingga menjadi makalah yang baik dan
benar.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada
pembaca.
Terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
A. Latar Belakang...........................................................................................................................5
B. Runusan Masalah.......................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK).............................................................................6
B. Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap Lembaga Keuangan Syari’ah........................9
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengawasan terhadap
sektor perbankan, dan industry keuangan non bank lainnya dilakukan oleh Bank
Indonesia, Bapepam-LK, dan Kementerian Koperasi. Kopleksitas dari tugas dari Bank
Indonesia selama ini yaitu berperan sebagai pengawas perbankan sekaligus sebagai
regulator di bidang moneter. BI berperan aktif dalam dua hal sekaligus, yaitu macro-
prudential supervision dan micro-prudential supervision. Namun demikian setelah
terbitnya dan berlakunya Undang-undang no 21 tahun 2011, tugas sebagai micro-
prudential supervisor, dialihkan kepada otoritas jasa keuangan(OJK). Dan Bank
Indonesia lebih focus untuk menjalankan tugas sebagai macro-prudential supervision
yaitu mewujudkan tujuan tunggal, mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
B. Runusan Masalah
1. Apa pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK)?
2. Bagaimana peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap Lembaga Keuangan
Syari’ah?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Mengetahui peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap Lembaga Keuangan
Syari’ah.
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
Kesimpulan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain (Undang-undang no 21 Tahun 2011).
Dengan adanya Otoritas Jasa Keuangan fungsi Dewan Pengawas Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) tetap pada kewenangnya tanpa adanya perubahan. Pendirian
lembaga ini memiliki fungsi untuk menampung berbagai masalah ataupun kasus yang yang
terjadi di industri keuangan syariah dan memerlukan fatwa agar diperoleh kesamaan dalam
penanganannya dari masing-masing Dewan Pengawas Syariah yang ada di lembaga keuangan
syariah.
DAFTAR PUSTAKA