Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebanksentralan yang
Diampu Oleh :
Christophorus Indra Wahyu Putra, S.E., M.Si.
Disusun oleh :
Adela Rizkha (202010325394)
Damar Asmarani (202010325208)
Muhammad Andika (202010325204)
Muhamad Ramdan (202010325171)
Rahma Fitriani T (202010325188)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., atas rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah yang bentuk maupun isinya yang sederhana ini dengan tepat
waktu. Adapun tema dari makalah ini adalah “Sistem Keuangan Konvensional”.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah strategi pemasaran yang telah memberi tugas makalah ini
terhadap kami. Kami juga ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam membuat dan menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kesalahan karena
terbatasanya pengalaman dan kemampuan kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar kami dapat menyusun makalah selanjutnya dengan lebih
baik. Kami juga berharap semoga dengan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 latar belakang...........................................................................................................4
1.2 rumusan masalah......................................................................................................5
1.3 tujuan.......................................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
2.1 Sistem Keuangan.......................................................................................................6
2.1.1 Definisi Sistem Keuangan....................................................................................6
2.1.2 Kelembagaan......................................................................................................7
2.1.3 Lembaga Keuangan...........................................................................................16
2.1.4 Pasar Keuangan................................................................................................21
2.1.5 Instrumen Keuangan.........................................................................................23
2.1.6 Infrastruktur Sistem Keuangan..........................................................................24
2.2 Sistem Keuangan di Beberapa Negara.....................................................................24
2.3 Sistem Keuangan di Indonesia.................................................................................25
BAB III..............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Keuangan
Sistem keuangan adalah sistem yang memungkinkan terjadinya transfer keuangan
antara pihak kelebihan dana pihak kekurangan dana. Sistem tersebut terdiri atas kumpulan
lembaga, pasar, instrumen, produk, jasa, praktik, dan transaksi keuangan yang sederhana
maupun kompleks dan saling berinteraksi satu sama lain.
Arus dana melalui intermediasi keuangan merupakan pembiayaan secara tidak langsung
karena pemilik dana tidak langsung bertemu dengan pengguna dana melainkan melalui
perantaraan pihak lain yaitu bank. Sedangkan arus dana melalui pasar keuangan merupakan
pembiayaan secara langsung karena pemilik dana langsung menyalurkan dananya kepada
pengguna dana melalui pembelian surat-surat hutang (surat berharga) yang diterbitkan oleh
pengguna dana.
Keuangan internasional kadang disebut keuangan multinasional menangani manajemen
keuangan internasional. Investor dan perusahaan multinasional harus menilai dan mengelola
resiko internasional seperti resiko politik dan resiko valuta asing, keterpaparan transaksi,
keterpaparan ekonomi dan paparan penerjemahan.
Biaya Transaksi
Biaya ini merupakan pengeluaran pemilik dana untuk melakukan transaksi dengan
pihak yang membutuhkan dana secara perseorangan. Proses transaksi ini pada umumnya
membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan proses yang dilakukan secara
kelompok dalam jumlah besar (Large scale of economies) melalui intermediary.
Biaya Informasi
Dalam transaksi yang dilakukan antara pemilik dana dan pihak yang membutuhkan
dana diperlukan informasi yang berimbang.
Sistem keuangan memiliki beberapa fungsi utama yang membantu memperlancar arus dana
yang dibutuhkan dalam membangun ekonomi.
Tabungan dan Deposito
System keuangan memungkinkan seseorang untuk menepatkan kelebihan dananya di
bank berdasarkan pilihannya atas produk dan jangka waktunya ,misalnya melalui tabungan
atau deposito. Penyimpanan dana dibank dapat mengamankan tabungan atau deposito
seseorang dan bank akan membayar bunga atas dana yang di simpan .
Pendanaan
System keuangan juga menyediakan pendanaan bagi rumah tangga , perusahaan ,
pemerintah ,dan Lembaga keunagan , melalui dana yang terkumpul dari pemilik dana
surplus baik melalui system perbankan atau pasar keuangan , misalnya,pinjaman rumah,
kendaraan , dan usaha.
Investasi
Pasar keuangan dalam system keuangan menyediakan mekanisme pemindahan dana
dari investor pada pengusaha . Ketika perusahaan membutuhkan dana , perusahaan akan
menerbitkan saham yang akan dibeli oleh investor , hal itu berarti pindahan dana dari
investor kepada perusahaan dan perpindahan Sebagian kepemilikan dari perusahaan
kepada investor.
Pertumbuhan ekonomi
Pengusaha dapat mengembangkan kegiatan usaha dan meningkatkan kegiatan usaha
dan meningkatkan keuangannnya melalui penerbitan obligasi yang diperjualbelikan
melalui pasar keuangan. Melalui pasar obligasi, pengusaha dapat memperoleh pendanaan
modal untuk membiayai ekspansi usaha yang mendukung pertumbuhan disisi lain,
investor yang membeli obligasi dapet memiliki kesempatan untuk memperoleh
keuntungan dan mendapatkan bunga.
Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah dapat memperoleh pendanaan devisit anggaran dengan menerbitkan
obligasi di pasar keuangan, disisi lain, investor dapat membeli obligasi pemerintah dan
memperoleh pendapatan bunga sebagai imbalan atau keuangan. Sistem keuangan secara
umum dapat pula di kelompokan kedalam system keuangan berdasarkan prinsip
konvensional (umum) dan prinsip syariah. Salah satu perbedaan dalam kedua kelompok
tersebut adalah kegiatan oprasional system keungan konvensional menggunakan suku
bunga dalam penempatan imbal hasil dari produk keuangan.
2.1.2 Kelembagaan
a. Otoritas system keuangan
System keuangan merukapakan salah satu system yang paling kompleks dan paling
banyak di atur mengingat adanya ruang terjadinya asymetric informasion moral hazard
dan systemic risk yang dapat menimbulkan krisis yang mengakibatkan kebangkrutan suatu
perekonomian. Oleh karna itu sytem keuangan harus di atur oleh otoritas yang berwenang
dalam suatu system keuangan di Indonesia adalah Bank Indonesia.
b. Bank Central
Secara umum bank central memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter, stabilitas
system keuangan serta dan stabilitas system pembayaran. Bila stabilitas moneter
terganggu, misalnya karena adanya tingkat inflasi yang tinggi atau nilai rupiah yang
melemah tajam terhadap mata uang asing akan mengakibatkan terjadinya ketidakpastian
yang menggunakan kegiatan perekonomian. Stabilitas system keuangan yang terganggu
karena terjadinya krisis berakibat fatal terhadap perekonomian suatu negara.
c. Otoritas Jasa keuangan (OJK)
Lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2011
yang berfungsi menyelenggarakan system pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Sektor ini melingkupi
perbankan, pasar modal, dan jasa keuangan non-bank seperti asuransi, dana pensiun,
lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Sedangkan terkait edukasi dan perlindungan konsumen, OJK memiliki kewenangan untuk
melakukan :
a. Edukasi kepada masyarakat dalam rangka pencegahan kerugian konsumen dan
masyarakat.
b. Pelayanan pengaduan konsumen.Pembelaan hukum untuk kepentingan perlindungan
konsumen dan masyarakat.
Perkembangan kebutuhan lembaga keuangan
Krisis perbankan pada tahun 1998 membawa implikasi kelembagaan bank sentral
yang signifikan. Sesuai dengan ketentuan undang-undang No.23 tahun 19999 tentang bank
Indonesia, tugas mengatur dan mengawasi banj di Indonesia akan dialihkan dari Bank
Indonesia kepada Lembaga Jasa Keuangan. Alasan pemisahan tersebut didasari atas
wewenang terhadap perbankan, wewenang itu dapat menimbulkan intervensi politik yang
mengganggu stabilitas perbankan.
Pengalihan tugas, wewenang dan tanggung jawab mengawasi bank dari bank senral
kepada lembaga independen seharusnya telah dilaksanakan selambat-lamabat nya pada akhir
bulan Desember 2003. Namun,dengan belum terbentuknya lembaga independen sampai
dengan batas waktu tersebut, ditunda pelaksanaanya. Untuk memberikan kepastian hokum
mengenai tugas pengawasan terhadap bank, Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang,
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 6 tanhun
2009 (UU BI). Melalui amandemen tersebut, tugas pengawasan bank akan dilaksanakan oleh
lembaga pengawas sector jasa keuangan yang independen selambat-lambatnya tangal 31
Desember 2010. Namu, sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, lembaga
pengawas jasa keuangan belum terbentuk. Dengan demikian, tugas pengaturan dan
pengawasan perbankan untuk sementara masih dilaksanakan oleh bank sentral sampai
terbentuk otoritas jasa keuangan berdasarkan undang-undang.
Lembaga pengawas jasa keuangan merupakan lembaga yang terpisah atau dikenal
dengan multi lembaga pengawas. Setiap jenis lembaga keuangan diawasi oleh satu lembaga
pengawas khusus. Produk dan layanan jasa setiap jenis lembaga keuangan yang semakin
berkembang telah memunculkan kekaburan area pengawasan yang selama ini dijalankan. Di
samping itu, perkembangkan usaha dari lembaga keuangan telah meluas hampir di seluruh
subsector system kuangan sehingga menciptakan konglomerasi dalam system keuangan.
Kondisi ini mendorong pemikiran perlunya integrasi pengawasan antar susktor system
keuangan dalam satu lembaga.
Kewenangan untuk menetapkan tata cara perizinan (right to license) dan pendirian
suatu bank, meliputi pemberian izin dan pencabutan izin usaha bank, pemberian izin
pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, pemberian persetujuan atas
kepemilikan dan kepengurusan bank, pemberian izin kepada bank untuk menjalankan
kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Agar LPS dapat menjalankan fungsi dan tugasnya dengan lancer, maka dibutuhkan
dan yang cukup besar. Sumber dan ini diperoleh dari kontribusi peserta yaitu sebesar 0,1%
kontribusi kepersetaan ditetapkan sebesar 0,1% (satu per seribu) dari modal disetor bank dan
wajib disetorkan ke rekening LPS paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal persetujuan izin
usaha bank yang bersangkutan dari LPP. Modal disetor untuk kantor cabang dari bank yang
berkedudukan di luar negeri merupakan modal bank sebagaimana diatur dalam ketentuan
mengenai kewajiban penyediaan modal minimum yang ditetapkan LPP.
Selain itu, peserta penjaminan juga wajib membayar premi kepada LPS sebanyak dua
kali dalam setahun yaitu periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni dan 1 Juli dampai dengan
31 Desember. Besarnya premi yang ditetapkan adalah 0,1% dari rata-rata saldo bulanan total
simpanan setiap periode.
Cakupan simpanan yang dijamin meliputi giro,deposito,sertifikat
deposito,tabungan,dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Simpanan yang
dijamin merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat, termasuk yang berasal dari bank
lain. Sedangkan nilai simpanan yang dijamin mencakup saldo pada tanggal pencabutan izin
usaha bank.
Dalam prakteknya kegiatan bank dibedakan sesuai dengan jenis bank tersebut. Setiap
jenis bank memilki ciri dan tugas tersendiri dalam melakkukan kegiatannya, misalnya
dilihat dari segi fungsi bank, yaitu antara kegiatan bank umum denga kegiatan Bank
Perkreditan Rakyat, jelas memiliki tugas atau kegiatan yang berbeda. Kegiatan bank
umum lebih luas dari Bank Perkreditan Rakyat. Artinya produk ditawarkan oleh bank
umum lebh beragam. Hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan unutk
menentukan produk dan jasanya. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat mempunyai
keterbatasan tertentu, sehingga kegiatannya lebih sempit. Untuk lebih jelasnya berikut
ini akan dijelaskan kegiatan masingmasing jenis bank dilihat dari segi fungsinya.
Fungsi Perbankan
Intermediasi adalah fungsi utama bank yang menghubungkan pihak yang memiliki dana
dengan pihak yang membutuhkan dana. Dalam intermediasi tersebut terdapat biaya bunga
dan biaya administrasisebagai dampak adanya informasi yang tidak berimbang ataupun biaya
kegiatan opersional lain. Informasi yang tidak berimbang terjadi karena pihak yang
membutuhkan dana tidak memiliki informasi yang akurat mengenai pihak yang memiliki
kelebihan dana dan berupa imbalan yang diinginkan atau sebaliknya. Demikian pula, dana
yang akan ditransaksikan keuda belah pihak belum tentu disediakan dan dibutuhkan dalam
jumlah yang sama. Jika kedua belah pihak resebut dapat bertemu dengan keinginan yang
cocok, bank tidak lagi dibutuhkan untuk menjalankan fungsi intermediasi, keinginan pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana dapat dipertemukan.
1. Instrumen tunai
Instrumen tunai adalah aset keuangan yang nominalnya sudah diketahui dan disepakati oleh
pihak-pihak dalam transaksi. Namun nilai dari instrumen tunai juga dapat dipengaruhi oleh
fluktuasi pasar. Contoh instrumen finansial tunai antara lain faktur, sertifikat deposito,
hutang-piutang, deposito dan sejenisnya.
2. Instrumen derivatif
Selanjutnya, jenis instrumen finansial adalah instrumen derivatif atau turunan. Instrumen
derivatif adalah surat yang menyatakan nilai keuntungan sesuai dengan komoditas dalam
penyertaan tersebut. berbeda dengan instrumen tunai yang nilainya dapat dipengaruhi oleh
fluktuasi pasar, instrumen derivatif adalah sebuah instrumen penjamin nilai. Dapat dikatakan
bahwa instrumen derivatif digunakan untuk menetapkan nilai awal suatu komoditas.
Seandainya komoditas tersebut mengalami penurunan nilai, transaksi di masa depan masih
mengacu pada nilai yang tertera pada surat atau kontrak instrumen derivatif. Instrumen
derivatif banyak digunakan oleh investor guna melindungi nilai
Contoh derivatif dari instrumen finansial adalah opsi dan kontrak berjangka. Nah, kontrak
berjangka dapat dipahami sebagai instrumen yang diperjualbelikan di bursa berjangka.
Karakteristik dari kontrak berjangka adalah nilai keuntungan yang mengikuti nilai pada
kontrak tertulis walaupun di masa depan ada perubahan harga atau nilai. Berbeda dengan
kontrak berjangka, opsi adalah instrumen yang memberikan akses kepada pemegangnya
untuk membeli dan menjual aset dalam harga tertentu sebelum tanggal jatuh tempo.
Sistem keuangan di sebagian besar negara memiliki pengelompokan umum yang hampir
sama yaitu otoritas keuangan, lembaga keuangan, pasar keuangan, instrumen keuangan, dan
infrastruktur keuangan. Perbedaan perkembangan sistem keuangan di setiap negara antara
lain dipengaruhi oleh ketentuan yang berlaku, populasi penduduk, dan keterbukaan ekonomi
atau sistem keuangannya.
Secara umum sistem keuangan di berbagai negara, memiliki pengelompokan dasar yang
hampir sama. Perbedaannya cenderung terjadi pada kedalaman instrumen keuangan dan
intermediasi keuangan. Sebagai contoh, Amerika Serikat (AS) dengan sistem keuangan yang
jauh lebih dahulu berkembang memiliki kedalaman instrumen keuangan dan jumlah aset
keuangan yang jauh lebih besar dibandingkan negara-negara lain. AS juga memiliki
infrastruktur yang lebih luas dan kompleks dan memiliki lembaga khusus yaitu Financial
Service Sector Coordinating Council (FSSCC) yang bertugas untuk menjaga stabilitas dan
kelancaran infrastruktur, termasuk dalam tugas lembaga ini adalah menjaga kelangsungan
jaringan komunikasi Securely Managed and Reliable Technology (SMART) dan Society for
Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT)26 yang merupakan
infrastruktur komunikasi transaksi keuangan global.
DAFTAR PUSTAKA
ADB. (2000). Finance for the Poor: Microfinance Development Strategy. Manila:
Asian Development Bank.
Bagehot, W. (1873). Lombard Street: a Description of the Money Market.
London: Henry S. King and co.
Bank Indonesia. (2003). Ketentuan Perbankan Tahun 2003. Direktorat Penelitian
dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia.
Bank Indonesia. Laporan Pengawasan Perbankan, Berbagai Edisi.
Bank Indonesia. (2011). Statistik Perbankan Indonesia-Desember. Undang-Undang No. 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Bank Indonesia. Sarah Library. Website
internal.
Benston, G.). dan Kaufman, G.G. (1996). The App Vol. Role of Bank Regulation.
The Economic Journal Vol. 106 No. 436 pp 688-697.
Bradbery, A. (2010). Bondholders Face a Push to Impose Bank Bail Ins. The
Wall Street Journal, 25 Agustus 2010.
Cameron, R., Crips, O, Patrick, H.T., dan Tilly, R. (1967). Banking in the Early Stages of
Industrialization: A Study in Comparative Economic History. New York, Oxford University
Press.
Carmichael, Jeffrey. (2002). Experiences with Integrated Regulation. Paper presented at
theFinance Forum 2002: Aligning Financial Sector Knowledge and Operations, World Bank
Institute, Washington, DC.
Cihák, Martin, and Richard Podpiera. (2006). "Is One Watchdog Better Than Three?
International Experience with Integrated Financial Sector Supervision, IMF Working Paper
No. 06/57 (Washington: International Monetary Fund), available
athttp://www.imf.org/external/pubs/ft/p/2006/ wp0657.pdf.
Diamond, D.W. dan Dybvig, P. H. (1983). Bank Runs, Deposit Insurance, and Liquidity.
Journal of Political Economy 91 (3): 401-419.