Anda di halaman 1dari 52

STRATEGI SOP PENAGIHAN EFEKTIF DI PT PNM MEKAAR

Disusun Oleh:

EBEN SIMARE MARE

NIM: 2126000059

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

PERBANAS

JAKARTA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PEMASARAN

2023
DAFTAR ISI

STRATEGI ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL.................................................................................................. v

BAB I ...................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN .................................................................................................. 2

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 2

1.2. Fokus Penelitian / Rumusan Masalah .................................................. 8

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 8

BAB II .................................................................................................................... 7

TELAAH PUSTAKA ............................................................................................ 7

2.1. Strategi ........................................................................................................ 7

2.1.1. Pengertian Strategi ................................................................................ 7

2.1.2. Tujuan Strategi ...................................................................................... 7

2.1.3. Fungsi Strategi ...................................................................................... 8

2.1.4. Tipe-tipe strategi ................................................................................... 9

2.1.5. Unsur-Unsur Strategi .......................................................................... 10

ii
2.1.6. Tahapan Strategi.................................................................................. 11

2.2. Pembiayaan ............................................................................................... 12

2.3. Pembiayaan Bermasalah ......................................................................... 14

2.4. Penagihan .................................................................................................. 19

2.4.1. Pengertian Penagihan .......................................................................... 19

2.4.2. Prosedur Penagihan ............................................................................. 20

2.4.3. Fungsi yang Terkait dalam Penagihan ................................................ 22

2.4.4. Dokumen yang Digunakan dalam Penagihan ..................................... 23

2.5. PT Permodalan Nasional Madani (persero) Mekaar ........................... 24

2.6. Penelitian terdahulu ................................................................................. 26

2.7. Kerangka Berpikir ................................................................................... 30

2.8. Hipotesis Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ............................. Error! Bookmark not defined.

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 26

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian yang semakin pesat serta tingginya

persaingan bisnis menjadi salah satu alasan perusahaan untuk

mengembangkan inovasi, memperbaiki kinerja, dan membuat strategi khusus

untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Salah satunya pada

perusahaan atau lembaga keuangan dimana lembaga keuangan ini

menghubungkan antara pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang

mengalami surplus dana. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

memajukan perekonomian sekarang ini adalah dalam bidang perbankan

dimana Lembaga keuangan bank ataupun non bank dituntut untuk berperan

aktif dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan

kehidupan masyarakat dengan menyalurkan modal kepada usaha lain. Bank

berkewajiban untuk memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap nasabah

agar bank dapat memberikan dampak yang baik untuk nasabah maupun

Indonesia.

Keberhasilan suatu Perbankan maupun Lembaga Keuangan bukan

hanya dari Faktor Sumber daya manusia, akan tetapi ketersedian Modal adalah

menjadi Faktor utama. Semakin tinggi modal yang dimiliki mengindikasikan

bahwa bank atau Lembaga keuangan tersebut semakin sehat permodalannya,

Selain sebagai penyangga kegiatan operasional bank, modal juga digunakan

sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian dari timbulnya

2
kredit macet. Meydianawathi (2017) berpendapat bahwa modal yang tinggi

mencerminkan stabilnya jumlah modal dan rendahnya risiko yang dimiliki

oleh bank sehingga memungkinkan bank untuk bisa lebih banyak

menyalurkan kredit.

Kontribusi terbesar sumber penghasilan Perbankan maupun lembaga

keuangan berasal dari penyaluran kredit, untuk mendapatkan Bunga yang

baik diperlukan pengelolaan manajemen secara efektif dan efisien. Dalam

penyaluran kredit, bank harus siap menghadapi risiko kredit yang

menyebabkan kredit tersebut menjadi bermasalah. Resiko kredit merupakan

suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan

jumlah pinjaman yang diperoleh dari bank beserta bunganya sesuai dengan

jangka waktu yang telah ditentukan pengelolaan dan penanganan piutang yang

tertunggak harus dilakukan secara baik dan tepat, jika tidak Cash flow

perusahaan akan terganggu.Namun, dalam praktiknya tentu saja tidak

semudah yang dibayangkan. Sering kali terjadi piutang yang macet atau tidak

tertagih di mana hal tersebut akan menyebabkan risiko untuk kemajuan

perusahaan.

Bentuk Lembaga keuangan diantaranya Lembaga Keuangan Mikro

(LKM) dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Lembaga Keuangan

Mikro (LKM) berbentuk bank konvensional, koperasi dan badan usaha

lainnya, sedangkan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) berbentuk

Bank Umum Syariah, BPR Syariah BMT, atau bentuk badan usaha lainnya

yang berbasis syariah. Lembaga keuangan Syariah hadir sebagai wujud

perkembangan aspirasi masyarakat yang menginginkan kegiatan

3
perekonomian dengan berdasarkan prinsip Syariah, selain Lembaga keuangan

konvensional yang telah berdiri selama ini.

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.16/PJOK.05/2019

Tentang Penagwasan PT Permodalan Nasional Madani Pasal 1 (1) PT.

Permodalan Nasional Madani adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan

peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 38 Tahun 1999 tentang

penyertaan modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan

perseroan (persero) dalam rangka pengembangan koperasi, usaha kecil, dan

mennegah. PT. Permodalan Nasional Madani adalah Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang didirikan pemerintah, hadir untuk memberikan layanan

pinjaman modal bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, serta

diharapkan dapat menjadi sarana berusaha meningkatkan pengembangan

usaha serta taraf hidup kearah yang lebih baik secara bersama-sama.

PT. Permodalan Nasional Madani tersebar diseluruh wilayah Indonesia,

salah satu PT. Permodalan Nasional Madani yang akan dijadikan objek

penelitian adalah PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar dimana PT.

Permodalan Nasional Madani Mekaar telah banyak membantu masyarakat

yang mengalami kesulitan ekonomu dalam bentuk pembiayaan. PT.

Permodalan Nasional Madani Mekaar merupakan layanan pinjaman modal

sebagaimana pada umumnya fungsi dari didirikannya PT ini adalah sebagai

solusi strategis pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan

ekonomi masyarakat melalui pengembangan akses permodalan dan program

peningkatan kapasitas bagi para pelaku usaha mikro, kecil menengah, dan

koperasi. Eksistensi dari PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar ini juga

4
sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat. Sehingga semakin tinggi

tingkat kepercayaan masyarakat terhadap PT. Permodalan Nasional Madani

Mekaar ini maka semakin tinggi pula tingkat membantu mansyarakat dalam

permodalan.

Dalam perkembangannya Lembaga informal ini lebih diminati

dikalangan pelaku usaha karena mekasnisme peminjamannya yang mudah dan

fleksibel dengan syarat peminjaman dan jumlah pinjaman yang tidak seketat

Lembaga formal dan proses pencairannya yang terbilang cepat. Hal ini yang

menjadikan Lembaga informal banyak dipilih oleh masyarakat dalam

menangani masalahnya terutama dalam masalah permodalan. Namun banyak

masalah yang dihadapi dalam prosesnya. Salah satunya pada saat penagihan

atau pembiayaan yang dilakukan konsumen atau masyarakat yang memiliki

tanggungan terhadap PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar. Menurut

Kasmir (2011:102) Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

Lembaga pembiayaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dalam pelaksanaannya tetap

harus memenuhi aspek Syariah dan aspek ekonoi yang berpedoman kepada

syariat Islam dan perolehan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dalam hal ini

banyak sekali ditemukan pembiayaan yang bermasalah atau pembiayaan yang

mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur

kesengajaan atau kondisi diluar kewajiban debitur. Pembiayaan bermasalah

merupakan salah satu factor besar yang terdapat dalam dunia

5
perbankan/Lembaga pembiayaan dan memberikan dampak yang buruk

terhadap tingkat Kesehatan likuiditas Lembaga pembiayaan (Setiawan,2018,

hal. 78).

Dalam kasus pembiayaan yang bermasalah perlu melakukan

penyelamatan dengan mencari strategi yang cocok untuk diterapkan dalam

penagihan kepada konsumen dengan melihat faktor-faktor yang paling banyak

mempengaruhi pembiayan yang bermasalah agar tercipta strategi yang efektif

dalam penagihan. PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar telah menerapkan

strategi dalam penagihannya. Namun dalam kasusnya masih banyak terjadi

pembiayaan yang bermasalah. Secara umum, kriteria kredit bermasalah adalah

sebagai berikut: pembayaran kredit dan bunga terlambat setidaknya selama 90

hari, pembayaran bunga ditunda, dibiayai kembali, atau dikapitalisasi

setidaknya selama 90 hari, sesuai kesepakatan antara kreditur dan debitur dan

pembayaran kredit dan bunga terlambat selama kurang dari 90 hari, namun

ada alasan kuat untuk meragukan kemampuan debitur dalam melunasinya.

Penelitian ini mengkhususkan pada PT. Permodalan Nasional Madani

Mekaar Unit Cengkareng. Dalam rekap data pembiayaan pada PT.

Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng dapat dikatakan

pembiayaan bermasalah mencapai 45 % dari jumlah keseluruhan pembiayaan

total yang ada pada PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit

Cengkareng (PT.PNM Unit Cengkareng,2022). Banyaknya pembiayaan

bermasalah dapat mempengaruhi laba perusahaan, karena uang yang telah

disalurkan oleh PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng

tidak dapat kembali, dimana bagi hasil yang seharusnya didapatkan tidak

6
dapat diperoleh karena pokok pembiayaan yang tidak dibayarkan. Oleh karena

tu perlu dilakukan evaluasi terhadap strategi penagihan pada PT. Permodalan

Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng agar masalah tersebut dapat

diatasi. Dengan strategi-strategi yang telah berjalan ataupun dengan

menambah strategi baru dalam penagihannya untuk memperoleh strategi yang

paling efektif yang dapat diterapkan dapam penagihannya.

Gambar 1. 1
NPL PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng (%)

NPL PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit


Cengkareng (%)
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
NPL Bermasalah

Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022

(Sumber: Data PNM Unit Cengkareng, 2022)

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa persentase NPL di PT.

Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng dalam kurun waktu 3

tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini berarti pembiayaan bermasalah

pada PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng mengalami

kenaikan tiap tahunnya. Hal tersebut didasarkan pada beberapa faktor antara

lain nasabah kabur, proses pembiayaan yang bermasalah atau faktor lainnya.

7
Oleh karena itu perlu dilakukan analisa lebih lanjut untuk mengetahui strategi

yang cocok diterapkan guna mengurangi pembiayaan bermasalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik

melakukan penelitian mengenai strategi penagihan yang efektif yang dapat

diterapkan di PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng

terhadap penagihan hutang/piutang (penagihan bermasalah) yang terjadi

selama 2 tahun terakhir sehingga menarik perhatian penulis untuk mengkaji

mengenai strategi yang dilakukan PT.Permodalan Nasional Madani Mekaar

Unit Cengkareng dalam mengatasi penagihan bermasalah dengan judul “

Strategi SOP penagihan efektif di PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar

Unit Cengkareng”.

1.2. Fokus Penelitian / Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka fokus

penelitian dari penelitian ini adalah strategi penagihan efektif di PT. Permodalan

Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi

penagihan yang efektif pada PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit

Cengkareng.

1.4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu:

8
a. Manfaat Akademis

Dari hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

pemahaman mengenai strategi penagihan hutang/piutang pada PT

Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

bahan acuan atau referensi bagi PT Permodalan Nasional Madani Mekaar

Unit Cengkareng dalam strategi penagihan hutang /piutang agar berjalan

efektif.

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi

penelitian selanjutnya khususnya bagi mahasiswa/i Institut Keuangan

Perbankan Dan Informatika Asia, terutama bagi Jurusan Manajemen

Pemasaran.

d. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan dengan

membandingkan antara teori-teori yang telah dipelajari dengan praktik

yang sebenarnya di lapangan dengan menciptakan strategi yang efektif

dalam penagihan hutang/piutang.

9
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Strategi

2.1.1. Pengertian Strategi

Strategi merupakan suatu kelompok keputusan, tentang tujuan- tujuan apa

yang akan diupayakan pencapaiannya, tindakan-tindakan apa yang perlu

dilakukan, dan bagaimana cara memanfaatkan sumer-sumer daya guna mencapai

tujuan-tujuan tersebut. Strategi adalah alat yang digunakan untuk membuat

organisasi mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan tenaga kerja.

Strategi memberikan arah secara keseluruhan mengenai kegiatan tenaga kerja

yang akan dikembangkan dan dikelola (Nurjaman, 2014). Dapat disimpulkan

bahwa strategi merupakan rencana kerja yang memaksimalkan kekuatan dengan

mengkaitkan secara efektif sasaran dan sumber daya di dalam suatu perusahaan

untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.1.2. Tujuan Strategi

Tujuan dari sebuah strategi yang merupakan tujuan yang berdimensi

jangka panjang yang merupakan hasil yang diharapkan tercapai pada beberapa

periode (tahun) yang akan datang. Tujuan dapat berupa kebijakan, program, atau

manajerial, dan dinyatakan ddengan cara yang memungkinkan penilaian atas

pencapaian sasaran di masa depan. Menurut (Sugi,2020) ada tujuh tujuan

strategi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Memberikan arah jangka panjang perusahaan yang akan dicapai.

b. Membantu perusahaan beradaptasi pada setiap perusahaan.

7
c. Membuat kinerja perusahaan menjadi lebih efektif.

d. Mengaplikasikan dan mengevaluasi strategi yang disepakati

dengan efektif dan efisien.

e. Membuat strategi baru untuk menyesuaikan dengan perkembangan

lingkungan eksternal.

f. Meninjau ulang kelebihan dan kelemahan serta mencermati

peluang dan ancaman bisnis perusahaan.

g. Berinovasi pada produk dan layanan sehingga selalu disukai oleh

konsumen.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan strategi memberikan dampak positif

terhadap perusahaan, dimana dampak tersebut meliputi dampak internal maupun

eksternal dari perusahaan itu sendiri.

2.1.3. Fungsi Strategi

Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang

disusun dapat diimplementasiakan secara efektif. Untuk itu, terdapat enam

fungsi yang harus dilakukan, yaitu:

a. Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada

orang lain.

b. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi

dengan peluang dari pesaingnya.

c. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi

dengan peluang dari pesaingnya.

8
d. Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih

banyak dari yang digunakan sekarang.

e. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi

ke depan.

f. Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang

waktu (Assauri,2013)

Pola fungsi dari strategi harus dijalankan dengan mengikuti pemahaman

kondisi yang baru dan yang akan dihadapi, serta menilai implikasinya terhadap

banyak tindakan.

2.1.4. Tipe-tipe strategi

Pada dasarnya strategi dapat dikelompokkan menjadi 3. Adapun tipe-tipe

strategi tersebut antara lain :

a. Strategi Manajemen

Strategi manajemen, meliputi strategi yang dapat dilakukan manajemen

dengan oreantasi pengembangan strategi secara makro, misalnya strategi

pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi

pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan strategi lainnya.

b. Strategi Investasi

Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.

Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang

agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan,

9
strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan

lainnya.

c. Strategi Bisnis

Strategi bisnis yang sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional

karena strategi ini beriorentasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen,

misalnya strategi pemasaran, strategi produksi dan strategi-strategi yang

berhubungan dengan keuangan. (Kasmir,2004)

2.1.5. Unsur-Unsur Strategi

Setiap perusahaan pasti memiliki strategi dalam keberlangsungan.

Strategi perusahaan bermacam-macam dikelompokkan pada dan strategi itu pasti

memiliki unsur-unsur strategi yaitu:

a. Gelanggang aktivitas atau area yang merupakan dimana perusahaan itu

beroperasi.

b. Kendaraan yang digunakan dalam mencapai pasar sasaran yang dituju

perusahaan.

c. Pembeda atau diffrentiators adalah unsur yang lebih spesifik dari strategi

yang di tetapkan seperti bagaimana perusahaan menang atau unggul dari

pasar yaitu bagaimana mendapatkan pelanggan.

d. Tahapan rencana yang dilalui atau staging, yang merupakan penetapan

waktu dan langkah dari pergerakan stratejik.

e. Pemikiran yang ekonomis merupakan gagasan yang jelas tentang

bagaimana manfaat atau keuntungan yang dihasilkan (Assauri, 2013: 4-6)

10
2.1.6. Tahapan Strategi

Dalam melaksanakan strategi, untuk menghasilkan output yang sesuai

dengan tujuan yang diharapkan perusahaan maka strategi harus berjalan sesuai

dengan Standart Operasional Perusahaan (SOP). Strategi juga melalui berbagai

tahapan dalam prosesnya, secara garis besar strategi melalui empat tahapan,

yaitu:

a. Perumusan Strategi Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah

merumuskan strategi yang akan dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya

adalah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal,

menetapkan kekuatan kelemahan secara internal objektifitas,

menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi untuk dilaksanakan.

Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan,

memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam proses

kegiatan.

b. Implementasi Strategi Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang

telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi

yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah

dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit,

tingkat, dan anggota organisasi. Tanpa adanya komitmen dan kerja sama

dalam melaksanakan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi

hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi

strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian.

11
c. Sumber daya yang akan ditampakkan melalui penetapan struktur

organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama

budaya perusahaan dan organisasi.

d. Evaluasi Strategi Tahap akhir dari strategi ini adalah evaluasi

implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan

yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan

berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan

dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan

untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. (David, 2002).

2.2. Pembiayaan

Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada

pihak lain untuk mendukung investasi yang direncanakan, baik dilakuan sendiri

ataupu lembaga. Pembiayaan adalah salah satu jenis kegiatan usaha bank

syariah. Yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musharakah.

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiyah bittamlik.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istisna.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qard.

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

12
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan

UUS dan pihak lain (nasabah penerima fasilitas) yang mewajibkan pihak lain

yang dibiayai atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut

setelah jangka waktu tetentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi

hasil. paya dapat memaksimalkan pengelolaan dana maka managemen BMT

harus memperhatikan tiga aspek penting dalam pembiayaan yaitu:

1. Aman

Adalah keyakinan bahwa dana telah dilempar dapat ditarik kembali

sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Untuk menciptakan

kondisi tersebut, sebelum dilakukan pencairan pembiayaan, BMT

terlebih dahulu harus melakukan survey usaha untuk memastikan

bahwa usaha yang dibiayai layak. Dilarang memberikan pembiayaan

lantas kasihan. BMT harus betul betul jeli dlaam melihat usaha yang

diajukan.

2. Lancar

Adalah keyakinan bahwa dana BMT dapat berputar dengan cepat dan

lancar. Semakin cepat perputaran dananya, maka pengembagan BMT

akan semakin baik. Untuk itu BMT harus membidik segmen pasar

yang perputarannya harian, mingguan atau bulanan. Kompisisi antara

yang bulanan dan harian atau mingguan harus berimbang dan akan

lebih baik lagi jika hariannya lebih banyak.

13
3. Menguntungkan

Adalah perhitungan dana proyeksi yang tepat, untuk memastikan

bahwa dana yang dilempar mendapatkan pendapatan. Semakin tepat

dalam memproyeksi usaha, kemungkinan besar gagal dapat

diminimalisasi. Kepastian pendapatan ini memiliki pengaruh yang

besar bagi BMT. Karena para deposan akan secara langsung akan

merasakan dampaknya. Semakin besar pendapatan BMT, maka

semakin besar pula bagi hasil yang diterima oleh anggota penabung

atau sebaliknya. Besar kecilnya bagi hasil tentu saja akan dipengaruhi

oleh bagi hasil BMT yang diterima dari nasabah peminjam. Oleh

karena itu hubungan timbal balik ini harus dipelihara supaya tidak

saling merugikan.

2.3. Pembiayaan Bermasalah

Pembiayaan Bermasalah adalah pembiayaan yang menurut kualitasnya

didasarkan atas resiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepathuan nasabah

pembiayaan dalam memenuhi kewajiban untuk membayar bagi hasil, serta

melunasi pembiayaannya. Demikian penilaian kualitas pembiayaan dapat

digolongkan menjadi 5 yaitu :

a. Lancar

Apabila pembayaran angsuran dan margin tepat waktu, tidak ada

tunggakan, sesuai dengan persyaratan akad, selalu menyampaikan

laporan keuagan secara teratur dan akurat, secara dokumentasi

perjanjian piutang lengkap dan pengikatan agunan kuat.

14
b. Dalam Perhatian Khusus

Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau

margin sampai dengan 90 hari. Akan tetapi selalu menyampaikan

laporan keuangan secara teratur dan akurat, dokumentasi perjanjian

piutang lengkap dan pengikatan agunan kuat, serta pelanggaran

terhadap persyaratan perjanjian piutang yang tidak prinsipil.

c. Kurang Lancar

Apabila terdapat tunggakan pembiayaan angsuran pokok dan atau

margin yang telah melewati 90 hari sampai 180 hari, penyampaian

laporan keuangan tidak secara teratur dan meragukan, dokumentasi

perjanjian piutang kurang lengkap dan pengikatan agunan kuat.

Terjadi pelanggaran terhadap persyaratan pokok perjanjian piutang,

dan berupaya melakukan perpanjangan piutang untuk

menyembunyikan kesulitan keuangan.

d. Diragukan

Apabila terjadi tunggakan pembiayaan angsuran pokok dan atau

margin yang telah melewati 180 hari sampai dengan 270 hari.

Nasabah tidak menyampaikan informasi keuangan atau tidak dapat

dipercaya, dokumentasi perjanjian piutang tidak lengkap dan

pengikatan agunan lemah serta terjadi pelanggaran yang prinsipil

terhadap persyaratan pokok perjanjian.

15
e. Macet

Apabila terjadi tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau

margin yang telah melewati 270 hari, dan dokumentasi perjanjian

piutang dan pengikatan agunan tidak ada.

Dalam berbagai peraturan yang diterbitkan Bank Indonesia tidak

dijumpai pengertian dari pembiayaan bermasalah. Begitu juga istilah Non

Performing Financings (NPFs) untuk fasilitas pembiayaan maupun istilah Non

Performing Loan (NPL) untuk fasilitas kredit tidak dijumpai dalam peraturan-

peraturan yang diterbitkan Bank Indonesia. Namun dalam setiap statistik

Perbankan Syariah Bank Indonesia dapat dijumpai istilah Non Performing

Financings (NPFs) yang diartikan sebagai pembiayaan non lancar mulai dari

kurang lancar sampai dengan macet. Pembiayaan bermasalah tersebut, dari segi

produktivitasnya atau (Performance-nya) yaitu dalam kaitannya dengan

kemampuannya menghasilkan pendapatan bagi Bank, sudah berkurang atau

menurun dan bahkan mungkin sudah tidak ada lagi bahkan dari segi

pencadangan, yaitu PPAD (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif),

sedangkan dari segi nasional, mengurangi kontribusinya terhadap pembangunan

dan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang kualitasnya berada dalam

golongan kurang lancar, diragukan, dan macet Bank Indonesia melalui Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia nomor 31/147/KEP/DIR tanggal 12

November 1998 memberikan penggolongan mengenai kualitas kredit apakah

16
kredit yang diberikan bank termasuk kredit performing loan (kredit tidak

bermasalah) atau non performing loan (kredit bermasalah). Kualitas kredit dapat

digolongakan sebagai berikut :

a. Lancar

b. Dalam Perhatian Khusus

c. Kurang Lancar

d. Diragukan

e. Macet

Kredit yang termasuk dalam kategori lancar dan dalam perhatian khusus

dinilai sebagai kredit yang performing loan, sedangkan kredit yang termasuk

kategori kurang lancar, diragukan dan macet dinilai sebagai kredit non

performing loan. Untuk menetukan suatu kualitas kredit masuk lancar, dalam

perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet, dapat dinilai dari tiga

aspek yaitu :

1. Prospek usaha

2. Kondisi keuangan dengan penekanan arus

3. Kemampuan membayar

Selanjutnya untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit

diberikan ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit

menurut ketentuan sebagai berikut:

1. Lancar (pas), adalah kredit yang memenuhi kriteria:

a) Industri atau kegiatan usaha memiliki potensi pertumbuhan yang

baik.

17
b) Perolehan laba tinggi dan stabil.

c) Pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada

tunggakan serta sesuai persyaratan kredit.

2. Dalam Perhatian Khusus (special mention), adalah kredit yang

memenuhi kriteria :

a) Industri atau kegiatan usaha memiliki potensi pertumbuhan yang

terbatas.

b) Perolehan laba cukup lancar baik, namun memiliki potensi menurun.

c) Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/ atau bunga sampai 90

hari (3 bulan).

3. Kurang Lancar (substandard), adalah kredit yang memenuhi kriteria:

a) Industri atau kegiatan usaha menunjukkan potensi pertumbuhan yang

sangat terbatas atau tidak mengalami pertunbuhan.

b) Perolehan laba rendah.

c) Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/ atau bunga yang telah

melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari (6 bulan).

4. Diragukan (doubtful), adalah kredit yang memenuhi kriteria:

a) Industri atau kegiatan usaha menurun.

b) Laba sangat kecil dan negatif.

c) Kerugian operasional dibiayai dengan penjualan aset.

18
d) Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/ atau bunga yang telah

melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari (9 bulan).

5. Macet (loss), adalah kredit yang memenuhi kriteria:

a) Kelangsungan usaha sangat diragukan, industri mengalami penurunan

dan sulit untuk pulih kembali, kemungkinan besar kegiatan usaha akan

terhenti.

b) Mengalami kerugian yang besar.

c) Debitur tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan usaha

tidak dapat dipertahankan.

d) Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/ atau bunga yang telah

melampaui 270 hari (9 bulan lebih)

2.4. Penagihan

2.4.1. Pengertian Penagihan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penagihan merupakan

proses, cara, perbuatan menagih, permintaan agar membayar hutang. Dalam

akuntansi penagihan biasanya digunakan untuk menunjukan klaim yang akan

dilunasi dengan uang. Penagihan adalah suatu kegiatan melakukan tagihan

kepada seseorang atau kelompok, agar orang tersebut ingat akan utangnya yang

harus dibayar. Adapun maksud daripada penagihan itu sendiri adalah untuk

menginformasikan dan mengingat, pihak-pihak tertagih bahwa ia mempunyai

kewajiban untuk membayar utangnya kepada pihak penagih.

19
2.4.2. Prosedur Penagihan

Adapun dalam proses penagihan terdapat prosedur yang harus dilakukan

atau dijalankan dengan benar agar tetap sesuai berjalan dengan ketentuan

perusahaan. Ada 5 (lima) langkah prosedur penagihan menurut Samsul (2003)

yaitu:

a. Menyerahkan faktur-faktur yang sudah hampir jatuh tempo dari

pemegang arsip faktur kepada penagih.

b. Penagih menyerahkan faktur kepada debitur yang bersangkutan, untuk

dicek terlebih dahulu sebelum membayarnya.

c. Penagih kembali kepada debitur pada tanggal yang dijanjikan oleh si

debitur untuk pelunasan hutangnya.

d. Penagih menyetor hasil tagihan kepada kasir perusahaan.

e. Mengambil faktur yang tidak terbayar kepada pemegang faktur semula

Meskipun demikian debitur dapat membayar hutangnya dengan cara:

1. Membayar langsung dan datang kepada perusahaan.

2. Membayar melalui bank. Kompensasi utang/piutang.

3. Membayar lewat penagih depkolektor.

Menurut Kasmir (2003) ada beberapa cara yang dilakukan untuk

melakukan penagihan piutang, yaitu:

a) Melalui Surat

20
Bilamana pembayaran hutang dari pelanggan sudah lewat beberapa hari

tetapi belum dilakukan pembayaran maka perusahaan dapat mengirim

surat untuk mengingat atau menegur pelanggan yang belum membayar

hutangnya yang jatuh tempo. Apabila hutang tersebut belum juga dibayar

setelah beberapa hari surat dikirimkan, maka dapat dikirimkan lagi surat

dengan teguran yang lebih keras.

b) Melalui Telepon

Apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihan tersebut belum

juga dibayar, maka bagian kredit dapat menelepon pelanggan dan secara

pribadi memintanya untuk segera melakukan pembayaran. Kalau dari hasil

pembicaraan tersebut ternyata pelanggan mempunyai alasan yang dapat

diterima maka mungkin perusahaan dapat memberikan perpanjangan

sampai janga waktu tertentu.

c) Kunjungan Personal

Melakukan kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat pelanggan

seringkali digunakan karena dirasakan sangat penting dalam usaha-usaha

pengumpulan piutang.

d) Tindakan Yuridis

Bilamana ternyata pelanggan tidak mau membayar kewajiban maka

perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan

mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan.

21
2.4.3. Fungsi yang Terkait dalam Penagihan

Fungsi-fungsi yang terkait dalam penagihan piutang menurut Mulyadi

(2016) antara lain :

1) Fungsi Sekretariat

Fungsi ini bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat

pemberitahuan atau remmitance advice melalui pos dan para debitur

perusahaan. Fungsi ini juga bertugas membuat daftar surat pemberitahuan

yang diterima dari para debitur dan fungsi ini berada di tangan bagian

sekretariat.

2) Fungsi Penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para

debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat

oleh fungsi akuntansi dan fungsi ini berada di tangan ditangan bagian

penagihan.

3) Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi secretariat

atau fungsi penagihan dan menyetor kas yang diterima dari berbagai

fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh dan fungsi ini berada

di tangan bagian kas.

4) Fungsi Akuntansi

22
Fungsi ini bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari

piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke

dalam kartu piutang dan fungsi ini berada di tangan bagian akuntansi.

5) Fungsi Pemeriksa Intern

Fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan yang ada

ditangan fungsi kas secara periodik, dan melakukan rekonsiliasi bank,

untuk mengecek ketelitian catatan kas yang di selenggarakan oleh fungsi

akuntansi, dan fungsi ini berada ditangan bagian pemeriksaan intern.

2.4.4. Dokumen yang Digunakan dalam Penagihan

Menurut Mulyadi (2016) terdapat dokumen yang digunakan dalam

prosedur penagihan piutang, yaitu:

a) Surat pemberitahuan yang menerima kas dari piutang. Surat

pemberitahuan ini digunakan sebagai dokumen sumber pemberitahuan

yang biasanya berupa tembusan bukti kas keluar.

b) Daftar surat pemberitahuan dikirim ke fungsi kas untuk kepentingan

pembuatan bukti setor bank dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai

dokumen pendukung bukti setor dalam pencatatan penerimaan kas ke

dalam jurnal penerimaan kas.

c) Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas sebagai fungsi akuntansi dan

dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan

transaksi penerimaan kas dan piutang ke dalam jurnal penerimaan kas.

23
d) Kuitansi sebagai dokumen bukti penerimaan kas yang dibuat oleh

perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang.

2.5.PT Permodalan Nasional Madani Mekaar

PT. Permodalan Nasional Madani adalah sebuah lembaga keuangan

khusus yang sahamnya 100% milik Pemerintah, didirikan di Jakarta berdasarkan

TAP XVI/MPR/1998, Letter of Intent IMF tanggal 16 Maret 1999, PP No. 38/99

tanggal 25 Mei 1999 dan Akte Notaris No. 1 tanggal 1 Juni 1999 yang mendapat

pengesahan Menteri Kehakiman RI No. C-11.609.HT.01.01.TH 99 tanggal 23

Juni 1999. Dari modal dasar perseroan ini sebesar Rp.1,2 trilyun, telah

ditempatkan dan disetorkan sebesar 300 milyar. PT. Permodalan Nasional

Madani (Persero) Bandung diresmikan pada tanggal 23 Mei 2000 yang pada

mulanya bertempat di gedung bumi putra lantai enam Jalan Asia Afrika nomor

141-149 Bandung 40112, lalu pindah ke alamat Jalan Ahmad Yani nomor 258

Kacapiring Batununggal Bandung 40271.

Tugas utama PT. Permodalan Nasional Madani adalah memberikan solusi

pembiayaan pada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK)

dengan kemampuan yang ada berdasarkan kelayakan usaha serta prinsip

ekonomi pasar. Dengan pengembangan model lembaga keuangan alternatif

maka pendekatan pembiayaan yang dilakukan PT. Permodalan Nasional Madani

tidak seperti pendekatan perbankan. Penguatan manajemen juga diberikan oleh

PT. Permodalan Nasional Madani sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan

dengan penguatan permodalan. Dalam operasinya, kebijakan PT. Permodalan

Nasional Madani ini bekerja sama dengan lembaga- lembaga keuangan seperti

Lembaga Modal Ventura, Bank Umum/Syariah, Koperasi Simpan Pinjam,

24
BPR/S, maupun Lembaga Keuangan Mikro/Syariah lainnya di seluruh propinsi

Indonesia.

Fokus usaha yang perlu segera dikembangkan antara lain sektor agribisnis

yang meliputi bidang pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan,

industri rumah tangga yang berorientasi ekspor atau substitusi impor, padat

karya dan menghasilkan nilai tambah, di samping sektor jasa seperti

pengembang, pariwisata dan tenaga kerja. Nilai tambah yang dimaksud

menyangkut konsep dagang, pemanfaatan teknologi dan kualitas produk.

Sumber pembiayaan yang disalurkan PT. Permodalan Nasional Madani

berasal dari modal pemerintah, kini dalam penjajakan untuk memperoleh

pinjaman dari dalam dan luar negeri. Sumber pembiayaan yang berasal dari

investor lokal dan luar negeri dapat dihimpun oleh PT. Permodalan Nasional

Madani melalui pengelolaan dana investasi oleh unit usaha PT. Permodalan

Nasional Madani Investment Management [19]. Sesuai SK Menteri Keuangan

RI No. 487/KMK.017/1999 tanggal 13 Oktober 1999, PT. Permodalan Nasional

Madani telah ditetapkan menjadi salah satu BUMN Koordinator Penyalur Kredit

Program eks-KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia) yang sebelumnya

dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

Dengan dukungan Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia, PT.

Permodalan Nasional Madani dikelola dengan prinsip-prinsip profesionalisme,

transparansi, dan good corporate governance agar siap melangkah memasuki era

Indonesia baru serta menuju masyarakat madani yang dicita-citakan.

25
2.6. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan

dari acuan. Selain itu untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian

ini. Maka dalam kajian Pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian

terdahulu sebagai berikut;

Tabel 2. 1

Penelitian Terdahulu

No Penelitian Terdahulu Unsur Penting Temuan Pokok Bahasan


Untuk Fokus
Penelitian
1 Genreva Mailevi, 2018 IAIN Cara penyelesaian Cara penyelesaian
Batusangkar, dengan judul pembiayaan murabahah pembiayaan
“Analisis Penyelesaian bermasalah pada Bank bermasalah.
Pembiayaan Murabahah pembiayaan rakyat
Bermasalah pada Bank (BPR) Syariah Al-
pembiayaan rakyat (BPR) makmur maka dapat
Syariah Al-makmur” disimpulkan bahwa cara
penyelesaian pembiayaan
murabahah bermasalah
pada Bank pembiayaan
rakyat (BPR) Syariah Al-
makmur terdiri dari
tahapan non litigasi dan
litigasi, tahapan non
litigasi diantaranya
adalah penagihan
intensif, pemberian
teguran atau surat
peringatan (SP 1 s/d SP
3), penjadwalan kembali
(rescheduling),
pensyaratan kembali
(reconditioning),
penataan kembali
(restructuring).
Sedangkan tahapan
melalui jalur litigasi
adalah melalui
pengadilan agama dan
likuidasi jaminan berupa
penjualan barang jaminan
melalui lelang dan di

26
bawah tangan atau bukan
melalui lelang.
2 Nurjannah, 1223203071 tahun Dari hasil penelitian Faktor
2016 dengan judul “Strategi didapatkan bahwa faktor pembiayaan
Penyelamatan Pembiayaan pembiayaan bermasalah bermasalah,
Bermasalah pada Pembiayaan adalah (1) kondisi strategi
Murabahah di Bank Syariah usaha nasabah yang penanganan
Mandiri Cabang Purwokerto” sedang menurun, (2) pembiayaan
banyak berhutang di bermasalah
tmpat lain, (3) adanya
itikad kurang baik, (4)
adanya keterlambatan
kolega bisnis nasabah
dalam mentransfer uang,
(5) kurang cakap dalam
mengelola usahanya, (6)
kebijakan pemerintah, (7)
bencana alam, (8)
penundaanpembayaran,
(9) kurang teliti dalam
memberikan
pembiayaan, (10) tidak
meneliti berkas nasabah
secara maksimal dan
tidak mensurvey, (11)
terlalu mudah dalam
memberikan
pembiayaan, (12)
kurangnya komunikasi
dengan nasabah.
Adapun strategi
pembiiayaan bermasalah
adalah (1) strategi
rescheduling, (2) strategi
reconditioning, (3)
strategi
penyitaan/eksekusi
jaminan.Kemudian
upaya penanggulangan
agar tidak terjadi lagi
pembiayaan bermasalah
adalah (1)
melaksanakan SOP
dengan benar dan
melakukan survey
dengan memaksimalkan
prinsip 5C, (2)
melakukan pemisahan
tugas yang memadai, (3)
membuat rekening
tabungan bagi nasabah

27
pembiayaan, (4) melihat
prospek kedepan usaha
nasabah, (5) menerapkan
prinsip kehati-hatian,
(6) menolak pengajuan
pembiayaan oleh
nasabah yang sudah
di blacklist, (7)
meningkatkan mutu
pelayanan, (8)
meningkatkan skill
karyawan, (9)
meniingkatkan
pengawasan intern

3 Edi Susanto, (2020), Berdasarkan hasil Faktor penyebab


“Efektivitas Sistem dan penelitian, kesimpulan terjadinya kredit
Prosedur Penanganan Piutang yang dapat diambil macet, proses
Tertagih Pada PT Adira adalah sebagai berikut: penagihan.
Finance Wilayah SUL-SEL Timbulnya kredit macet
Kota Makassar” dikarenakan kelalaian
pihak kredit didalam
melakukan proses
penagihan dan integrity
dari pihak kredit yang
kurang.
4 Nana Adriana Erwis, (2012), Hasil penelitian yang Proses penagihan.
“Efektivitas Penagihan Pajak dilakukan yaitu
dengan Surat Teguran dan penagihan pajak dengan
Surat Paksa Terhadap surat teguran dan surat
Penerimaan Pajak Pada kantor paksa dalam
Pelayanan Pajak Pratama pelaksanaannya belum
Makassar Selatan” efektif, maka saran yang
dapat penulis berikan
adalah menerbitkan surat
teguran dan surat paksa
lebih banyak lagi dan
lebih efektif kepada
petugas bagian penagihan
untuk lebih bekerja keras
lagi, sehingga tagihan
pajak dapat meningkat.
5 Rusdiansyag (2016), “ Analisis Dari hasil penelitian ini Strateg penagihan
Strategi Aplikasi Penagihan adalah perusahaan berada dan metodenya.
dengan Met ode SWOT” pada kuadran 1, posisi ini
menunjukkan perusahaan
dalam posisi yang sangat
menguntungkan.
Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan
kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang

28
yang ada. Strategi yang
harus diterapkan dalam
kondisi ini adalah
mendukung kebijakan
pertumbuhan yang
agresif (growth oriented
strategy).
6 Novita Anggraeni, 2020, Hasil penelitian System pemberian
“Analisis Sistem Pemberian menunjukkan bahwa kredit, analisa
Dan Penagihan Guna system pemberian dan kredit macet.
Mengurangi Kredit Macet Pada penagihan kredit pada
Koperasi Simpan Pinjam XY KSP XY di Madiun
Madiun. belum efektif dalam
mencegah kredit macet,
kredit macet disebabkan
oleh kurangnya jaminan
dari nasabah, kurang
tepat menganalisis
nasabah, serta kurangnya
kesadaran nasabah terkait
jatuh tempo.
7 Komang Khrisna Yogantara, Hasil penelitian nilai Sisten pemberian
2018, “Penilaian efektivitas efektivitas struktur dan pengendalian
Struktur Pengendalian Intern pengendalian intern kredit
Dalam Pemberian Kredit Pada dalam pemberian kredit
Lembaga Perkreditan Desa pada Lembaga
(LPD) Kabupaten Gianyar” Perkreditan Daerah
(LPD) Kabupaten
Gianyar termasuk dalam
Kriteria Sangat Efektif
(KSE)
8 Mohd Hafizan Muamat Husin, Hasil kajian dianalisis Strategi
2021, “ Strategi Daya Tindak dengan program statistik penyelesaian
Belia Perbagai Etnik Dalam Statistical Packages for penagihan
Mengatasi Penagihan Semula Social Science versi 25
Dadah, di Sabah” untuk windows , dan di
dapatkan hasil yaitu
terdapat perbedaan dari
segi min dan peratusan
yang menunjukkan
strategi daya tindakyang
digunakan oleh belia
pelbagai etnik dalam
pengurangan penagihan
semula dadah, dengan
secara keseluruhan
strategi daya tindak belia
pelbagai etnik dalam
kajian ini berada pada
tingkat sederhana atau
kurang efektif.
9 Salma Widianti, 2015, “ Hasil penelitian ini dapat Strategi penagihan

29
Strategi Penagihan Piutang disimpulkan bahwa piutang
Berdasarkan Umur Piutang di strategi penagihan
Best Western Papilio Hotel poiutang sudah berjalan
Surabaya” dengan optimal dan
sudah sesuai dengan
umur piutang, namun
masih terdapat hambatan
aitu piutang tak tertagih
sehingga perlu diadakan
perbaikan terhadap
bagian yang terlibat
dalam penagihan piutang.
10 Elvira Cyntia Devi, 2019, “ Hasil penelitian ini Strategi dan
Pengendalian Penagihan adalah diketahuinya hambatan
Piutang Bermasalah atas jasa strategi dan hambatan penagihan piutang
export-import handling (studi penagihan piutang serta
kasus pada PT. ARindo Jaya memberikan masukan
Mandiri Semarang) untuk dijadikan evalusai
bagi PT Arindo Jaya
Mandiri Semarang.

2.7. Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono (2012), kerangka pemikiran merupakan sintesa

tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan. Teori-teori tersebut kemudian dianalisis secara kritis dan

sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang

diteliti yang kemudian digunakan untuk merumuskan hipotesis. PT. Permodalan

Nasional Madani (Mekaar merupakan Lembaga keuangan yang kegiatannya

memberikan solusi peningkatan kesejahteraan melalui akses permodalan,

pendampingan dan program peningkatan pengelolaan keuangan. Dampak dari

salah satu kegiatan dari PT. Permodalan Nasional Madani ini adalah sebagai

penyalur dana kepada masyarakat dan PT. Permodalan Nasional Madani akan

menerima profit dengan system bagi hasil. Dalam hal ini sebagai penyalur dana

kepada masyarakat selain menerima profit hal lain yang didapatkan adalah risiko

30
kredit macet atau piutang yang tdiak dibayar. Oleh karena itu PT. Permodalan

Nasional Madani harus merencanakan dan menerapkan strategi yang baik dalam

proses penagihan agar hal tersebut dapat dihindari. Adapun kerangka berpikir

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 1
Kerangka Konseptual

2.8. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menganalisis strategi penagihan pada PT.

Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng dalam mengatasi

pembiayaan bermasalah atau kredit macet nasabah Mekaar, apakah strategi yang

31
telah dilakukan sebelumnya sudah cocok di terapkan pada PT.Permodalan

Nasional Madani Mekaar Cabang Cengkareng, jikalau tidak maka pada penelitian

ini mampu memberikan inovasi baru dalam penerapan strategi penagihan ataupun

memberikan saran atau masukan untuk strategi yang telah di terapkan

sebelumnya.

32
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan

penelitian yang dilakukan adalah pendekatan studi kasus pada PT.Permodalan

Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng. Peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini mengeksplor fenomena pada

proses penagihan yang terjadi pada PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar

Unit Cengkareng dalam menerapkan strategi penagihannya kepada masyarakat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi pustaka dan pengamatan. Teknis analisis data yang digunakan adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu dengan cara memaparkan

masalah yang terjadi pada segmen pembiayaan, yaitu berupa kredit macet serta

strategi penanganan yang dilakukan dalam menghadapi pembiayaan bermasalah

digunakan untuk menggali masalah, menguji dan menganalis faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah di PT.Permodalan Nasional

Madani Mekaar Unit Cengkareng. Berdasarkan hal tersebut peneliti akan

merumuskan dan mengusulkan strategi yang dapat dilakukan dalam Penagihan

Efektif terkait dengan pembiayaan bermasalah di PT.Permodalan Nasional

Madani Mekaar Unit Cengkareng.

33
3.2.Unit Analisis

Dalam penelitian ini unit analisisnya adalah karyawan dan nasabah

PT.Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng dengan harapan

peneliti bisa mengusulkan strategi Penagihan Efektif di PT.Permodalan Nasional

Madani Mekaar Unit Cengkareng untuk perusahaan sendiri serta agar perushaan

dapat meningkatkan penagihan serta mengoptimalkan penagihan pembiayaan

bermasalah maupun mengubah strategi yang sudah ada sebelumnya , sehingga

perusahaan bisa terus berkembang dan mampu menyelesaikan permasalahan

tersebut kedepannya.

3.3.Setting Penelitian

Adapun setting penelitian yang akan dijabarkan pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3. 1
Setting Penelitian
No Kegiatan Pelaksanaan

Desember Januari Februari Maret April Mei

1 Identifikasi masalah

2 Pembatasan masalah

3 Penetapan Fokus
Penelitian
4 Pengumpulan data

5 Pengelolaan dan
Pemaknaan data
6 Analisa

7 Laporan Hasil
Penelitian

34
3.3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Permodalan Nasional Madani (persero)

Mekaar, dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Peneliti sudah melakukan observasi dan tertarik untuk meneliti pada PT.

Permodalan Nasional Madani (persero) Mekaar Unit Cengkareng.

b. Peneliti mempertimbangkan waktu, dan tenaga karena lokasi tersebut

terjangkau oleh peneliti.

c. Peneliti mengambil PT. Permodalan Nasional Madani (persero) Mekaar

Unit Cengkareng.karena sesuai dengan topik penelitian.

Berdasarkan tempat, penelitian ini termasuk penelitian lapangan pada PT. PNM

Mekaar Unit Cengkareng. Dimana penelitian ini menggunakan metode deskriptif

dengan metode penelitian kepada sekelompok manusia, objek, kondisi, suatu

system, pemikiran, dan suatu yang terjadi di masa sekarang.

3.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret

2023.

3.4.Jenis dan sumber data

Jenis data yang digunakan adalah jenis data penelitian kualitatif deskriptif

adapun sumber data pada penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah pelaku dan pihak-pihak yang terlibat langsung dengan

objek penelitian. Data primer disini merupakan pokok data penelitian yang

35
akan diperoleh secara langsung dari pihak PT. Permodalan Nasional Madani

Mekaar Unit Cengkareng.

b. Data Sekuner

Data sekunder adalah pihak-pihak yang mengetahui tentang keberadaan

subjek dan objek peneliti atau yang terlibat secara tidak langsung dengan

masalah objek peneliti. Data sekunder disini merupakan data tambahan seperti

studi literatur, dan buku-buku terkait dengan penelitian.

3.5.Subjek Penelitian

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, karena

penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial

tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi

ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan

situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Spradley (dalam Sugiyono., 2009: 215)

mengungkapkan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah

populasi, tetapi dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga

elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis. Subjek penelitian ini adalah yaitu strategi penagihan

pada PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng. Pemilihan

subjek ini karena sesuai dengan judul penelitian yaitu strategi penagihan efektif

pada PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng, guna mencari

dan mengevaluasi strategi yang paling efektif dalam proses penagihan. Adapun

yang menjadi informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi

tentang objek dan subjek penelitian guna kebutuhan data yang diperlukan dalam

36
penelitian. Maka adapun teknik dalam penentuan informan adalah mengambil

sebagian staff yang bertugas dalam proses penagihan serta nasabah yang menjadi

objek saat penagihan berlangsung.

3.6.Metode dan Tekhnik Pengumpulan Data

Data adalah bagian terpenting dari suatu penelitian, karena dengan data

peneliti dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Pada penelitian ini, data

diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data

yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya

jenuh. Sesuai dengan karakteristik data yang diperlukan dalam penelitian ini,

maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

3.6.1. Observasi

Observasi dilakukan dengan pengamatan yang jelas, rinci, lengkap, dan

sadar tentang perilaku individu sebenarnya di dalam keadaana tertentu.

Pentingnya onbservasi adalah kemampuan dalam menentukan faktor-faktor awal

mula perilaku dan kemampuan untuk melukiskan akurat reaksi individu yang

diamati dalam kondisi tertentu. Observasi dalam penelitian kualitataif dilakukan

terhadap situasi sebenarnya yang wajar, tanpa dipersiapkan, dirubah atau bukan

diadakan khusus untuk keperluan penelitian. Observasi dilakukan pada obyek

penelitian sebagai sumber data dalam keadaan asli atau sebagaimana keadaan

sehari-hari. Berkaitan dengan observasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif

maka observasi yang digunakan yaitu observasi langsung. Observasi langsung

dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data mengenai strategi yang

digunakan dalam penagihan serta proses penagihan yang dilakukan pada PT.

Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng kepada konsumen .

37
3.6.2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara penanya atau pewawancara

dengan penjawab atau responden dengan menggunakan panduan wawancara.

Dalam penelitian ini, peneliti mencatat semua jawaban dari responden

sebagaimana adanya. Pewawancara sesekali menyelingi jawaban responden, baik

untuk meminta penjelasan maupun untuk meluruskan bilamana ada jawaban yang

menyimpang dari pertanyaan. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian

ini adalah wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang dalam prosesnya peneliti

sudah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Di

sini, peneliti melakukan wawancara terhadap staff bagian penagihan pada PT.

Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng yang dianggap dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan.

3.6.3. Dokumentasi

Menurut Djam’an Satori (2011), studi dokumentasi yaitu mengumpulkan

dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu

ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan

pembuktian suatu kejadian. Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa

daftar konsumen atau masyarakat yang terlibat dalam permasalahan pembiayaan,

daftar penagihan, hasil dari penagihan.

3.7.Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Dalam penelitian ini dibutuhkan manusia sebagai peneliti karena

38
manusia dapat menyesuaikan sesuai dengan keadaan lingkungan. Oleh karena itu,

peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti siap

melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap

peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode

penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yanag diteliti, kesiapan

peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik mauapun

logistiknya. Dan yang melakukan validasi adalah peneliti itu sendiri, melalui

evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan

teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti. Selain itu, peneliti juga dibantu

dengan panduan observasi dan panduan wawancara. Pada penelitian ini, instrumen

penelitian sederhana dikembangkan. Hal tersebut dilakuakan untuk mempertajam

serta melengkapi hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Terdapat dua

instrumen yang dibuat yaitu untuk melihat strategi penagihan yang diterapkan PT.

Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng serta proses dalam

menjalankan strategi penagihannya.

3.8.Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009), analisis data merupakan proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Analisis data dalam

39
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan

menggunakan analisis kualitatif model interaktif adalah sebagai berikut:

1. Mengobservasi faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan yang

bermasalah pada PT. Permodalan Nasional Madani (persero) Mekaar Unit

Cengkareng.

2. Melakukan wawancara dengan staff yang bertugas dalam penagihan.

3. Menganalisis strategi yang cocok dalam proses penagihan pembiayaan

bermasalah

4. Mengambil strategi yang paling efektif dalam proses penagihan

pembiayaan bermasalah

5. Menelaah relevansi data dengan cara mengkaji susunan pembicaraan yang

sitematik dan relevansinya serta tujuan penelitian

6. Melengkapi data dengan cara mengkaji isi data baik berupa hasil observasi

dan hasil wawancara serta hasil dokumentasi dilapangan;

7. Menyusun laporan, setelah menjabarkan jawaban secara

terperinci,kemudian menyusunnya dalam bentuk laporan.

3.9.Keabsahan Data

Pelaksanaan teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini

didasarkan pada kriterium tertentu. Menurut Moleong (2009), untuk menetapkan

keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarakan pada sejumlah

kriteria tertentu.

40
Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu kredibilitas (derajat kepercayaan),

keteralihan (tranferbility), kebergantungan (dependenbility), kepastian

(conformability). Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis triangulasi yaitu triangulasi sumber

dan triangulasi teknik.

Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Triangulasi sumber ini digunakan oleh peneliti untuk mengecek data yang

diperoleh dari PT. Permodalan Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng, staff,

masyarakat yang terkait. Sedangkan triangulasi teknik yaitu untuk menguji

kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda.

Triangulasi teknik ini digunakan oleh peneliti setelah mendapatkan hasil

wawancara yang kemudian dicek dengan hasil observasi dan dokumentasi. Dari

ketiga teknik tersebut tentunya akan menghasilkan sebuah kesimpulan terkait

dengan evaluasi strategi penagihan yang paling efektif pada PT. Permodalan

Nasional Madani Mekaar Unit Cengkareng sehingga dapat mengurangi kasus

pembiayaan bermasalah.

41
3.10. Etika Penelitian

Adapun etika dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Peneliti mengelola penelitiannya secara jujur dan adil terhadap

lingkungan penelitiannya.

b. Peneliti membuka diri untuk menerima kritik, saran, maupun tanggapan

dari peneliti lain maupun dari pihak diluar penelitian.

c. Peneliti mengelola, menjalankan, dan melaporakan hasil dengan tanggung

jawab, cermat , teliti dan seksama.

d. Peneliti dilarang melakukan duplikasi atau plagiat

e. Peneliti memberikan pengakuan berupa kutipan dalam penelitiannya.

42
DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah, Djam’an Satori, 2011, Metode Penelitian Kualitatif,

Bandung, Alfabeta.

Amnawaty. (2014). Aspek Hukum Penyelesaian Pembiayaan Murabahah

Bermasalah. Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah. Vol 1. No 2

Ariska. (2014). Pembiayaan Bermasalah.Jurnal Ekonomi Syariah Teori

dan Terapan Vol 6. No.12

Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank

Syariah , Jakarta: Sinar Grafika, 2012

Harun, B. (2010). Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah. Yogyakarta:

Pustaka Yustia.

Miles & Hubberman. (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UII Press.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Prasetyo, E. (2010). Strategi Penanggulangan Pembiayaan Murabahah

Bermasalah di BMT Cipular. Jakarta: Skripsi. Program Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah.

PT. Permodalan Nasional Madani (Persero), Buku Kebijakan Mekaar

Syariah , Jakarta: PT. PNM, 2018.

43
Rahmadani, H. D. (2019). Analisis Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

pada PT. Bank Muamalat Indonesia Persero Tbk Cabang Pembantu Kolaka.

Jurnal Ekonomi Bisnis Islam. Volume 2 No 1.

Rohmah, A. F. (2018). Penyelesaian Pembiayaan Murabahah Bermasalah

di Bank Syariah. Jurnal PRANATA. Volume 1 No 1. Yogyakarta: Program

Magister Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sepdrianti, Dilla (2020), Mekanisme Penyelesaian Pembiayaan

Murabahah Bermasalah Pada PT. Bank BNI Syariah KCP Payakumbuh, Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Batusangkar,

Batusangkar

Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2012

Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif

dan R&D), (Bandung: 2014).

Sugiono, Metode Peneitian Pendekatan Kualitatif, Kualitatif R&D,

(Bandung:Alfabet 2017).

Syarifah Gustiawati. (2019 ) Strategi Penyelamatan Pembiayaan

Bermasalah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. 1 No.1

Ummi Kalsum. ( 2017) Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah

Bermasalah. Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Vol 3 . No.2

Internet

44
Didownload dari : http://www.scribd.com/doc/22186682/Beberapa-

Pengertian- Efektif-Dan-Efisien. diakses 30 April 2022

45

Anda mungkin juga menyukai