Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA

KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA


(PERSERO), TBK. TAHUN 2015-2019

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
NAMA : LANIKI GABE ARISLIN RAJAGUKGUK
NPM : 217410016
JURUSAN : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................. 4
1.2. Identifikasi Masalah ........................................................ 4
1.3. Pembatasan Masalah ...................................................... 5
1.4. Perumusan Masalah ...................................................... 5
1.5. Tujuan Penelitian ............................................................ 5
1.6. Manfaat Penelitian .......................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 7
2.1 Kerangka Teori .............................................................. 7
2.1.1. Manajemen Keuangan ......................................... 7
2.1.1.1. Pengertian Manajemen Keuangan .......... 7
2.1.1.2. Fungsi Manajemen Keuangan ................. 7
2.1.2. Laporan Keuangan .............................................. 8
2.1.2.1. Pengertian Laporan Keuangan ................ 8
2.1.2.2. Tujuan Laporan Keuangan ...................... 9
2.1.2.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan ................ 10
2.1.3. Kinerja Keuangan 11
2.1.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan 11
2.1.3.2. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan ....... 12
2.1.4. Rasio Keuangan Bank ......................................... 12
2.1.4.1. Pengertian Rasio Keuangan ................... 12
2.1.4.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan Bank .......... 13
2.1.4.3. Rasio Likuiditas ..................................... 14
2.1.4.4. Rasio Solvabilitas ................................... 15
2.1.4.5. Rasio Rentabilitas .................................. 16
2.1.5. Manfaat Rasio Keuangan .................................... 19
2.1.6. Hubungan Rasio Keuangan Dengan Kinerja
Keuangan .............................................................. 19
2.2. Penelitian Terdahulu ........................................................... 20
2.3. Kerangka Berpikir ............................................................ . 26
2.4. Hipotesis ............................................................................. 26
2.5. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................... ... 27
2.5.1. Sejarah Ringkas Perusahaan ............................... 27
2.5.2. Visi dan Misi Perusahaan .................................... 29
2.5.3. Struktur Organisasi Perusahaan .......................... 30
2.5.4. Uraian Tugas Organisasi ..................................... 32

ii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 43
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 43
3.2. Jenis dan Sumber Data ................................................... 43
3.3. Populasi dan Sampel ...................................................... 43
3.3.1. Populasi Penelitian ............................................... 43
3.3.2. Sampel Penelitian ................................................. 43
3.4. Teknik Analisis Data ...................................................... 44
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................ 44
3.5.1. Variabel Penelitian ................................................ 44
3.5.2. Definisi Operasional Variabel ............................... 46
3.6. Metode Analisa Data ....................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Rasio Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) ............. 3

2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................21

3.1. Defenisi Operasional ............................................................................46

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Berpikir ............................................................................... 26

2.2. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk. ....... 31

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin pesat dan

meningkatnya arus informasi, komunikasi secara global yang berdampak terhadap

berbagai aspek kehidupan, termasuk bisnis atau dunia usaha sehingga,

perusahaan dituntut untuk dapat bergerak dalam kegiatan operasionalnya secara

efisien dan efektif agar dapat eksis dan berkesinambungan serta bersaing secara

kompetitif untuk memperebutkan pangsa pasar yang tesedia.

Salah satu implikasi efisiensi dan efektifitas agar dapat bergerak secara

kompetitif dilakukan dalam bidang keuangan (finance), dimana selain

mewujudkan keuangan yang transparan dan akuntabel, perlu pengelolaan yang

professional dalam bidang manajemen keuangan.

Penerapan manajemen keuangan yang professional dalam

perusahaan/dunia bisnis/entitas, tidak terpisahkan dari laporan keuangan yang

sering disebut dengan laporan tahunan (annual report) yang disajikan oleh bagian

akuntansi yang terdapat di internal perusahaan dimana laporan keuangan tersebut

harus terpercaya dan akurat (up to date) sehingga dapat bermanfaat bagi para

pemakai laporan keuangan.

Salah satu aspek yang merupakan substansi manajemen keuangan dalam

perusahaan adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan merupakan suatu usaha

formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam

1
2

menghasilkan laba dari posisi kas tertentu. Kinerja keuangan dapat di evaluasi

melalui berbagai cara atau metode, dimana salah satunya melalui rasio

keuangan,yaitu merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang

menjelaskan berbagai hubungan dan indicator perusahaan,yang ditujukan untuk

menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu

dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kebutuhan

menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang

bersangkutan.

Pada penelitian ini rasio keuangan yang digunakan dalam menganalisis

kinerja keuangan adalah rasio likuiditas,solvabilitas dan rentabilitas. Rasio

likuiditas adalah merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Berikutnya rasio

solvabilitas adalah merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber

dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat

ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen

bank tersebut. Sedangkan rasio rentabilitas atau sering juga disebut dengan rasio

profitabilitas usaha adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang didirikan sejak tahun 1895

yang mendasarkan dirinya kepada pelayanan kepada masyarakat kecil sampai

dengan sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit

kepada golongan pengusaha kecil menjadikan Bank Rakyat Indonesia (BRI)

sebagai salah satu dari lima bank terbesar dalam aset dan keuntungan, diperlukan
3

pengelolaan manajemen perbankan yang baik, didukung sumber daya yang

profesional. Aset yang besar dan keuntungan yang tinggi adalah bagian dari

kesuksesan yang dicapai perusahaan pada umumnya yang sering disebut sebagai

bagian dari kinerja keuangan. Dalam hal penilaian kinerja keuangan, sudah

merupakan kewajiban setiap perusahaan perbankan untuk membuat dan

melaporkan laporan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal

yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi

kesehatan suatu bank. Tingkat kesehatan bank adalah nilai yang harus

dipertahankan oleh setiap bank, karena baik buruknya suatu bank maka akan

mempengaruhi kepercayaan nasabah terhadap bank yang bersangkutan.

Berikut ini merupakan data gambaran total asset,total loans,equity capital

dan net income yang diperoleh penulis melalui laporan keuangan PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2015-2019:

Tabel 1.1.
Rasio Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM)
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Tahun 2015-2019
(dalam persentase)
No. Jenis Rasio 2015 2016 2017 2018 2019
1. ROA 0,037 0,034 0,033 0,032 0,031
2. NPM 0,26 0,24 0,24 0,24 0,23
Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (2021)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rasio return on asset (ROA) PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2015-2019 mengalami penurunan

setiap tahunnya. Berikutnya untuk rasio net profit margin (NPM) dari tahun 2015

hingga tahun 2016 mengalami penurunan dan pada tahun 2016 hingga tahun 2018
4

stagnan di angka 0,24 % dan dari tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami

penurunan.

Dari fenomena tersebut dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan

perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dari aspek rasio ROA dan

NPM kurang baik, namun untuk mendalami kinerja keuangan perusahaan ini

secara lebih luas, perlu dilakukan penelitian. Hal inilah yang menyebabkan

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Rasio

Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Bank BRI (Persero),

Tbk Tahun 2015-2019”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

atas, penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

periode tahun 2015-2019, diketahui bahwa rasio return on asset (ROA)

mengalami penurunan setiap tahunnya.

2. Berdasarkan laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

diketahui bahwarasio net profit margin (NPM) fluktuatif, dimana pada

tahun 2015 hingga tahun 2016 mengalami penurunan dan pada tahun 2016

hingga tahun 2018 stagnan (tetap) dan dari tahun 2018 hingga tahun 2019

turun.
5

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, yang

menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas,

solvabilitas dan rentabilitas pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

periode tahun 2015-2019.

2. Data laporan keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan

posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi konsolidasi PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk yang telah diaudit periode tahun 2015-2019.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kinerja keuangan pada

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) periode tahun 2015-2019 berdasarkan

analisis likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas periode tahun 2015-2019 ?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja

keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berdasarkan analisis

likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas periode tahun 2015-2019.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:
6

1. Bagi Penulis

Penetian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang

analisis kinerja keuangan ditinjau dari likuiditas dan solvabilitas dan

rentabilitas pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk periode tahun

2015-2019.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan kontribusi bagi

para pemangku kepentingan untuk dijadikan masukan dan pedoman

pengambilan keputusan.

3. Bagi Universitas Metodist Indonesia

Sebagai bahan studi kepustakaan dan memperkaya penelitian ilmiah di

Universitas Metodist Indonesia (UMI).

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan penelitian dan

menambah pengetahuan bagi yang berminat dalam bidang yang sama pada

masa yang akan datang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

2.1.1. Manajemen Keuangan

2.1.1.1. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan semua aktivitas yang dilakukan oleh

perusahaan yang berhubungan dengan upaya memperoleh dana yang dibutuhkan

dengan adanya biaya yang seminimal mungkin dan syarat yang menguntungkan

serta upaya untuk mempergunakan dana yang diperoleh tersebut secara efisien

dan efektif.

Menurut Fahmi (2014:1) manajemen keuangan adalah penggabungan dari

ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisa tentang bagaimana

seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumber daya

perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana dan membagi dana dengan

tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham

dan suistainability (berkelanjutan) usaha bagi perusahaan.

Dari teori di atas dapat disimpulkan manajemen keuangan merupakan

aktivitas mencari dana, mengelolanya secara efisien dan efektif sehingga tujuan

mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham dan

suistainability (berkelanjutan) usaha dapat tercapai.

2.1.1.2. Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dalam suatu perusahaan melaksanakan segala

aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana,

menggunakan dana dan mengelola aset untuk mencapai tujuan perusahaan.

7
8

Sehingga manajemen keuangan tentunya memiliki fungsi utama agar setiap

kegiatan yang dilakukan oleh manajer keuangan tidak menyimpang dari fungsinya

dan dapat terarah.

Menurut Husnan Suad (2015:3), fungsi utama manajemen keuangan


yaitu:
1. Manajemen Keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis
danpengendalian keuangan. Dengan demikian, dalam perusahaan kegiatan
tersebut tidak terbatas pada “Bagian Keuangan”.
2. Manajemen Keuangan perlu memperoleh dana dari pasar keuangan atau
financial market. Dana yang diperoleh kemudian diinvestasikan pada
berbagai aktivitas perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan.
3. Dari kegiatan menanamkan dana (investasi), perusahaan mengharapkan untuk
memperoleh hasil yang lebih besar dari pengorbananya. Dengan kata lain,
diharapkan diperoleh “laba”. Laba yang diperoleh perlu diputuskan untuk
dikembalikan ke pemilik dana atau diinvestasikan kembali ke perusahaan.
4. Dengan demikian, manajemen keuangan perlu mengambil keputusan tentang
penggunaan dana (disebut sebagai keputusan investasi), memperoleh dana
(disebut sebagai keputusan pendanaan), pembagian laba (disebut sebagai
kebijakan deviden).
2.1.2. Laporan Keuangan

2.1.2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Salah satu bentuk informasi yang digunakan untuk melihat dan menilai

perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan keuangan. Perusahaan tentunya

mempunyai tangung jawab atas penyajian laporan keuangan kepada pihak yang

terkait. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari suatu proses

akuntansi.

Menurut Munawir (2014:5), “Laporan keuangan adalah suatu bentuk

pelaporan yang tediri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan

perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset,

kewajiban, dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu”.


9

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2017:2) “Laporan keuangan

adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

suatu entitas”. Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Harahap (2015:

105) “Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan adalah suatu bentuk pelaporan yang merupakan hasil akhir proses

akuntansi yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada periode

tertentu. Laporan keuangan tersebut berguna bagi pihak-pihak yang

berkepentingan yang dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan.

2.1.2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan memberikan informasi mengenai aset, kewajiban,

modal dan keuntungan perusahaan untuk membantu investor dan kreditor serta

pihak-pihak lainnya dalam mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan

perusahaan serta tingkat rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Tujuan laporan

keuangan adalah memberikan informasi keuangan bagi penggunanya, baik

internal maupun eksternal dalam periode tertentu.

Menurut Arief Sugiono (2019), tujuan laporan keuangan yaitu:


1. Untuk memberikan informasi yang lebih mendalam terhadap laporan
keuangan itu sendiri.
2. Untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan.
3. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan.
4. Dapat digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan lain atau dengan
perusahaan lain secara industry (analisa vertikal).
5. Untuk memahami situasi dan kondisi keuangan perusahaan.
6. Dapat juga digunkan untuk memprediksi bagaimana keadaan perusahaan
pada masa mendatang (proyeksi).
10

Menurut Kasmir (2016:11), tujuan pembuatan atau penyusunan laporan


keuangan yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis pendapatan dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jenis biaya dan jumlah biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan

adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan serta perubahannya.

Selain itu, laporan keuangan juga memberikan informasi mengenai kinerja

perusahaan dan informasi keuangan lainnya kepada pihak manajemen perusahaan

atau pihak yang berkepentingan lainnya dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.2.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Jenis-jenis laporan keuangan yang umumnya digunakan oleh perusahaan

adalah laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,

laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Menurut Kasmir (2016:28), secara umum ada lima macam jenis laporan
keuangan yang bisa disusun, yaitu:
1. Neraca (Balance Sheet)
Neraca (Balance Sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan
dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva
(kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil
usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini
tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang
diperoleh. Kemudiaan tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan selama periode tertentu.
11

3. Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudiaan, laporan ini juga menjelaskan
perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal diperusahaan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang
bekaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap kas
5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan
informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan
tertentu.

2.1.3. Kinerja Keuangan

2.1.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-

aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan perusahaan

merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang

dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai

baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi

kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan

secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi 2014:2).

Menurut Hery (2015:26) “Kinerja keuangan merupakan suatu usaha

formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam

menghasilkan laba dari posisi kas tertentu”. Dengan pengukuran kinerja keuangan

dapat dilihat perkembangan keuangan perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan dapat dinilai dengan perhitungan rasio

keuangan. Rasio keuangan yang menghubungkan dua data keuangan (laporan

keuangan) yaitu neraca dan laporan laba rugi. Nilai rasio keuangan tersebut yang

nantinya dibandingkan dengan tolok ukur yang telah ada. Analisis dan interpretasi
12

nilai rasio keuangan yang telah diperoleh dapat memberikan pandangan yang

lebih baik dan mendalam tentang kinerja keuangan. Adanya informasi yang benar

dan pemahaman mengenai kinerja bank maka diharapkan kepercayaan masyarakat

terhadap perbankan semakin meningkat. Perhitungan yang dilakukan untuk

menganalisis kinerja keuangan bank dapat dilakukan dengan menggunakan

metode yang umum dilakukan, yaitu dengan menggunakan analisis rasio

keuangan. Membandingkan nilai rasio keuangan yang diperoleh dari tahun ke

tahun merupakan langkah berikutnya. Langkah ini perlu dilakukan guna

mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut apakah baik atau kurang baik.

2.1.3.2. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan

Menurut Munawir (2014:31) tujuan penilian kinerja keuangan perusahaan


adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas perusahaan, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan selama periode tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.
3. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas perusahaan, yaitu kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.

2.1.4. Rasio Keuangan Bank

2.1.4.1. Pengertian Rasio Keuangan

Pengertian rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

Menurut Fahmi (2014:107) “secara sederhana rasio (ratio) disebut sebagai

“perbandingan dari jumlah dengan jumlah yang lainnya kemudian dilihat

perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang

selanjutnya itu dijadikan bahan kajian”.


13

Rasio keuangan ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisa

terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan

menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka

pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden yang memadai.

Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu

menghitung rasio – rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan. Secara jangka

panjang rasio keuangan juga dipakai dan dijadikan sebagai acuan dalam

menganalisis kondisi kinerja suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan sendiri

dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu dari neraca (balancesheet),

perhitungan rugi laba, dan laporan arus kas (cash flow statement).

Perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih jelas jika dihubungkan

antara lain dengan menggunakan pola historis perusahaan tersebut, yang dilihat

perhitungan pada sejumlah tahun guna menentukan apakah perusahaan membaik

atau memburuk, atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam

industri yang sama.

2.1.4.2. Jenis – Jenis Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan bank tidak jauh berbeda dengan rasio keuangan non bank.

Menurut Kasmir (2016:310) rasio keuangan yang digunakan dalam perbankan

akan diuraikan sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas
Rasio ini bertujuan mengukur seberapa likuid suatu bank. Dalam rasio ini
terdiri dari beberapa jenis rasio yaitu:
a. Quick Ratio
b. Investing Policy Ratio
c. Banking Ratio
d. Assets to Loan Ratio
e. Investment Portofolio Ratio
f. Cash Ratio
g. Loan to Deposit Ratio (LDR)
14

2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini bertujuan mengukur efisiensi bank dalam menjalankan aktifitasnya.
Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a. Primary Ratio
b. Risk Assets Ratio
c. Secondary Risk Ratio
d. Capital Ratio
e. Capital Adequency Ratio (CAR)
3. Rasio Rentabilitas
Rasio ini bertujuan mengukur efektifitas bank dalam mencapai tujuannya.
Rasio rentabilitas terdiri dari :
a. Gross Profit Margin
b. Net Profit Margin
c. Return On Equity Capital (ROE)
d. Gross Yield on Total Assets
e. Gross Profit Margin on Total Assets
f. Net Income on Total Assets

2.1.4.3. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Menurut Kasmir (2016:315) Rasio likuiditas merupakan rasio untuk


mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada
saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana
deposannya pada saat ditagih serta dapat mencakupi permintaan kredit yang telah
diajukan. Untuk melakukan pengukuran rasio ini, memiliki beberapa jenis rasio
yang masing–masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Adapun jenis – jenis
rasio likuiditas sebagai berikut:
1. Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro,
tabungan, dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh
suatu bank. Adapun rumus quick ratiosebagai berikut :
𝑪𝒂𝒔𝒉 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕
2. Investing Policy Ratio
Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi
kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat – surat
berharga yang dimilikinya. Adapun rumus Investing Policy Ratio sebagai
berikut:
𝑺𝒆𝒄𝒖𝒓𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
𝑰𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑷𝒐𝒍𝒊𝒄𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕
3. Banking Ratio
Banking ratio bertujuan mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang
dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tinggi likuiditas bank semakin
15

rendah, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin
kecil, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Banking ratio sebagai
berikut :
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒐𝒂𝒏𝒔
𝑩𝒂𝒏𝒌𝒊𝒏𝒈 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕
4. Asset to Loan Ratio
Assets to loan ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang
disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat
rasio, menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank. Rumus untuk
mencari Assets to loan ratio sebagai berikut :
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒐𝒂𝒏𝒔
𝑩𝒂𝒏𝒌𝒊𝒏𝒈 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕

5. Investment Portofolio Ratio


Investment portofolio ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat
likuiditas dalam investasi pada surat – surat berharga. Untuk menghitung
rasio ini, perlu diketahui terlebih dahulu securities yang jatuh waktunya
kurang dari satu tahun, yang digunakan untuk menjamin deposito nasabah
jika ada.
6. Cash Ratio
Cash ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank melunasi
kewajiban yang harus segera dibayar dengan harga likuid yang dimiliki bank
tersebut. Rumus untuk mencari Cash ratio sebagai berikut :
𝑳𝒊𝒒𝒖𝒊𝒅 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
𝑪𝒂𝒔𝒉 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑺𝒉𝒐𝒓𝒕 𝑻𝒆𝒓𝒎 𝑩𝒐𝒓𝒓𝒐𝒘𝒊𝒏𝒈

7. Loan to Deposit Ratio


Loan to deposit ratiomerupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah
kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan
modal sendiri yang digunakan. Besarnya Loan to deposit ratio menurut
peraturan pemerintah maksimum adalah 110%. Rumus untuk mencari Loan
to deposit ratio sebagai berikut :
𝑳𝒊𝒒𝒖𝒊𝒅 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
𝑳𝒐𝒂𝒏 𝒕𝒐 𝑫𝒆𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑺𝒉𝒐𝒓𝒕 𝑻𝒆𝒓𝒎 𝑩𝒐𝒓𝒓𝒐𝒘𝒊𝒏𝒈
2.1.4.4. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Menurut Kasmir (2016:322) Rasio solvabilitas merupakan ukuran


kemampuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga
dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk
melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut.

1. Primary Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah
memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk
16

dapat ditutupi oleh capital equity. Adapun rumus untuk mencari primary
ratio sebagai berikut :
𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍
𝑷𝒓𝒊𝒎𝒂𝒓𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
2. Risk Assets Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
Rumus untuk mencari risk assets ratio sebagai berikut :
𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍
𝑹𝒊𝒔𝒌 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 − 𝑪𝒂𝒔𝒉 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 − 𝑺𝒆𝒄𝒖𝒓𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
3. Secondary Risk Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur penurunan aset yang mempunyai resiko
lebih tinggi. Rumus untuk mencari secondary risk ratio sebagai berikut :
𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍
𝑺𝒆𝒄𝒐𝒏𝒅𝒂𝒓𝒚 𝑹𝒊𝒔𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑺𝒆𝒄𝒐𝒏𝒅𝒂𝒓𝒚 𝑹𝒊𝒔𝒌 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
4. Capital Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan
dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena bunga
gagal ditagih. Rumus untuk mencaricapital ratio sebagai berikut :
𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 + 𝑹𝒆𝒔𝒆𝒓𝒗𝒆 𝑭𝒐𝒓 𝑳𝒐𝒂𝒏 𝑳𝒐𝒔𝒔𝒆𝒔
𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒐𝒂𝒏𝒔
5. Capital Adequecy Ratio (CAR)
Untuk mencari rasio ini perlu terlebih dahulu untuk diketahui besarnya
estimasi resiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan resiko yang
akan terjadi dalam perdagangan surat–surat berharga. Rumus CAR ada 2,
yaitu sebagai berikut :
𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 − 𝑭𝒊𝒙𝒆𝒅 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
𝑪𝑨𝑹 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒐𝒂𝒏𝒔 + 𝑺𝒆𝒄𝒖𝒓𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍
𝑪𝑨𝑹 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒐𝒂𝒏𝒔 + 𝑺𝒆𝒄𝒖𝒓𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
2.1.4.5. Rasio Rentabilitas

Perusahaan yang memiliki tujuan untuk mendapatkan laba pasti akan

selalu meningkatkan target laba setiap tahunnya. Namun laba yang besar belum

bisa menjadi patokan bahwa perusahaan telah efisien dalam bekerja. Untuk bisa

mengetahui efisien atau tidaknya suatu perusahaan bisa dilakukan dengan

membandingkan antara laba yang didapatkan dengan modal yang telah

dikeluarkan untuk bisa menghasilkan laba atau dengan cara menghitung rasio

rentabilitasnya.
17

Menurut Kasmir (2016:327) Rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas


usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas terdiri
dari :
1. Gross Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengetahui presentase laba dari kegiatan usaha
murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya - biaya. Rumus
untuk mencari gross profit margin sebagai berikut:
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 − 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐸𝑥𝑝𝑎𝑛𝑠𝑒
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = x 100%
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
2. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank
dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi. Rumus untuk
mencari net profit margin sebagai berikut :
𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
𝑵𝑷𝑴 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
3. Return On Equity Capital (ROE)
Return on equity capital (ROE) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk
mendapatkan net income. Rumus untuk mencari return on equity capital
(ROE) sebagai berikut :
𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
𝑹𝑶𝑬 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑬𝒒𝒖𝒂𝒍𝒊𝒕𝒚 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍
4. Return On Total Assets
a. Gross Yield On Total Assets
Untuk mengukur kemampuan manajemen menghasilkan income dari
pengelolaan aset. Rumus untuk mencari gross yield on total assets
sebagai berikut :
𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
𝑮𝒓𝒐𝒔𝒔 𝒀𝒊𝒆𝒍𝒅 𝒐𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
b. Net Income Total Assets
Untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh
profitabilitas dan manajerial efisiensi secara overal. Rumus untuk
mencari net income total assets sebagai berikut :
𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
5. Rate Return on Loans
Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
mengelola kegiatan perkreditannya. Rumus untuk mencari rate return on
loans sebagai berikut :
𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
𝑹𝒂𝒕𝒆 𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝒐𝒏 𝑳𝒐𝒂𝒏𝒔 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒐𝒂𝒏𝒔
6. Interest Margin on Earnings Assets
Interest margin on earnings assets merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan manajemen dan mengendalikan biaya – biaya. Rumus untuk
mencari interest margin on earnings assets sebagai berikut :
18

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠


𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 − 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑎𝑛𝑠𝑒
= x 100%
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
7. Interest Margin on Loans
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 − 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑎𝑛𝑠𝑒
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑂𝑛 𝐿𝑜𝑎𝑛𝑠 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑛𝑠
8. Leverage Multiplier
Leverage multiplier merupakan alat untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam mengelola asetnya, karena adanya biaya yang harus
dikeluarkan akibat penggunaan aktiva. Rumus untuk mencari leverage
multiplier sebagai berikut :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
9. Assets Utilization
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan manajemen
suatu bank dalam mengelola aset dalam rangka menghasilkan operating
income dan non operating income. Rumus untuk mencari Assets utilization
sebagai berikut :
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 + 𝑁𝑜𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑈𝑡𝑖𝑙𝑖𝑧𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
10. Interest Expense Ratio
Interest expense ratio digunakan untuk mengukur besarnya presentase
antara bunga yang dibayar kepada para deposannya dengan total deposit
yang ada di bank. Rumus untuk mencari Interest expense ratio sebagai
berikut :
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡
11. Cost of Fund
Cost of fund merupakan rasio untuk mengukur besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk sejumlah deposit yang ada di bank tersebut. Rumus untuk
mencari Cost of fund sebagai berikut :
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑂𝑓 𝐹𝑢𝑛𝑑 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎
12. Cost of Money
Rumus untuk mencari cost of money sebagai berikut :
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑎𝑛𝑎 + 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑂𝑓 𝑀𝑜𝑛𝑒𝑦 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎
13. Cost of Loanable Fund
Rumus untuk mencari cost of loanable fund sebagai berikut :
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑎𝑛𝑎
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑂𝑓 𝐿𝑜𝑎𝑛𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐹𝑢𝑛𝑑 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 − 𝑈𝑛𝑙𝑜𝑎𝑛𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐹𝑢𝑛𝑑
14. Cost of Operable Fund
Rumus untuk mencari Cost of Operable Fund sebagai berikut :
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐷𝑎𝑛𝑎 + 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑂𝑓 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐹𝑢𝑛𝑑 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 − 𝑈𝑛𝑙𝑜𝑎𝑛𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐹𝑢𝑛𝑑
15. Cost of Efficiency
Cost of efficiency digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang dilakukan
oleh bank. Atau untuk mengukur besarnya biaya bank yang digunakan
19

untuk memperoleh earning asset. Rumus untuk mencari Cost of efficiency


sebagai berikut :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑂𝑓 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
2.1.5. Manfaat Rasio Keuangan

Menurut fahmi (2014:47) manfaat yang bisa diambil dengan


dipergunakannya rasio keuangan yaitu:
1. Rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai
kinerja dan prestasi perusahaan.
2. Rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan
untuk membuat perencanaan.
3. Rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi
suatu perusahaan dari perspektif keuangan.
4. Rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk
memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya
jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok
pinjaman.
5. Rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder
organisasi.

2.1.6. Hubungan Rasio Keuangan Dengan Kinerja Keuangan

Menurut Hery (2015:26) Kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal

untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba

dari posisi kas tertentu.

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan

yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan

untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di

masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk

kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang

bersangkutan.

Menurut James C. Van Horne dan John M Wachowicz (2014:30) bahwa :

“to evaluate the financial condition and performance of a firm, the financial

analyst needs certain yardstick. The yardstick frequently used is a ratio, index,
20

relating two pieces of financial data of to each other.” Jadi untuk menilai kondisi

dan kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan rasio yang merupakan

perbandingan angka–angka yang terdapat pada pos–pos laporan keuangan.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa rasio keuangan dan kinerja

perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Rasio keuangan ada banyak

jumlahnya, dan setiap rasio itu mempunyai kegunaannya masing – masing. Bagi

investor ia akan melihat rasio dengan penggunaan yang paling sesuai dengan

analisis yang akan ia lakukan. Jika rasio tersebut tidak mempresentasikan tujuan

dari analisis yang akan ia lakukan maka rasio tersebut tidak akan dipergunakan,

karena dalam konsep keuangan dikenal dengan namanya fleksibilitas, artinya

rumus atau berbagai bentuk formula yang dipergunakan haruslah disesuaikan

dengan kasus yang diteliti.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berpengaruh terhadap penelitian ini. Berikut adalah

beberapa penelitian terdahulu tentang kinerja keuangan:


21

Tabel 2.1.

Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti
No. Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
(Tahun)
1. Acmad Husaini Analisis Rasio Variabel Independen: Tingkat Likuiditas dari
(2012) Keuangan Rasio Likuiditas, PT. Bank Mandiri
Perbankan Solvabilitas dan tahun 2012 dilihat dari
Untuk Menilai Rentabilitas Quick Rationya, bank
Kinerja Variabel Dependen : ini mengalami
Keuangan Bank Kinerja Keuangan peningkatan, rasio
(Studi Pada PT. LDR sebesar 72,05%
Bank Mandiri kurang likuid
Untuk Periode disebabkan
peningkatan jumlah
2010-2012)
kredit yang diberikan
tidak seimbang dengan
jumlah dana pihak
ketiga.
Tingkat Solvabilitas
dari PT. Bank Mandiri
tahun 2012 mengalami
peningkatan dari tahun
2010, hal ini dapat
dilihat dari kenaikan
CAR. Peningkatan
Solvabilitas ini karena
meningkatnya total
ATMR kredit dan
pasar serta
meningkatnya total
modal yang dimiliki.
Tingkat Rentabilitas
22

PT. Bank Mandiri


peningkatan.
Peningkatan NPM
disebabkan
meningkatnya laba
rugi tahun berjalan
diimbangi oleh jumlah
pendapatan
operasional.
2. Wilfried S. Manoppo Analisis Rasio Variabel Independen: Hasil analisis rasio
(2012) Likuiditas dan Rasio Likuiditas dan likuiditas. Kondisi
Rentabilitas Sebagai Rentabilitas kinerja keuangan PT.
Alat Ukur Kinerja Bank Pembangunan
Keuangan Bank Variabel Dependen: Daerah Jawa Timur,
(Studi Kasus PT. Kinerja Keuangan Tbk pada tahun 2009-
Bank Pembangunan 2012 dilihat dari quick
Daerah Jawa Timur, ratio dapat dikatakan
Tbk baik karena dilihat
Surabaya Periode secara keseluruhan
2009-2012) hasil analisis
cenderung mengalami
peningkatan.
rentabilitas. Kondisi
kinerja keuangan PT.
Bank Pembangunan
Daerah Jawa Timur,
Tbk pada tahun 2009-
2012 dilihat dari return
on assets dapat
dikatakan baik karena
rata-rata return on
assets sebesar 4,431%
telah memenuhi
kriteria standar yang
23

ditetapkan Bank
Indonesia.
3. Darminto Analisis Rasio Variabel Independen: Dilihat dari rasio
(2013) Keuangan Perbankan Rasio Keuangan likuiditasnya, kinerja
Sebagai Alat Untuk yaitu Rasio keuangan PT. Bank
Mengevaluasi Likuiditas, Rasio Tabungan Negara
Kinerja Keuangan Solvabilitas, Rasio (Persero), Tbk. terlihat
Bank Rentabilitas kurang baik. Hal ini
(Studi Pada Pt Bank tampak dari hasil
Tabungan Negara Variabel Dependen: perhitungan rasio
(Persero), Tbk.) Kinerja Keuangan likuiditasnya yang naik-
turun / fluktuatif.
Dilihat dari rasio
rentabilitasnya, kinerja
keuangan PT. Bank
Tabungan Negara
(Persero), Tbk. cukup
baik. Hal ini tampak
dari Gross Profit
Margin (GPM) yang
cenderung mengalami
kenaikan setiap
tahunnya.
Dilihat dari rasio
solvabilitasnya, kinerja
keuangan PT. Bank
Tabungan Negara
(Persero), Tbk. kurang
baik. Hal ini tampak
dari Primary Ratio
yang cenderung naik-
turun / fluktuatif setiap
tahunnya.
24

4. Habiburrahman Analisis Kinerja Variabel Independen: Kinerja keuangan PT.


(2016) Keuangan Rasio Likuiditas, Bank Rakyat
Dengan Rasio Solvabilitas dan Indonesia (Persero)
Likuiditas, Rentabilitas Tbk tahun 2011 - 2015
Solvabilitas dan Variabel Dependen : dilihat dari rasio
Rentabilitas Kinerja Keuangan keuangan yakni rasio
Pada PT. Bank likuiditas, dengan
Rakyat menggunakan Cash
Indonesia Ratio mempunyai nilai
rata – rata sebesar 77%
(Persero) Tbk
dengan kriteria sangat
Di Indonesia
sehat, dengan
menggunakan Loan to
Deposite Ratio (LDR)
mempunyai nilai rata –
rata sebesar 80,5%
dengan kriteria sehat,
lalu rasio solvabilitas
dengan menggunakan
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
mempunyai nilai rata –
rata sebesar 16,42%
dengan kategori sangat
sehat, dan rasio
rentabilitas dengan
menggunakan rasio
Return on Asset
(ROA) mempunyai
nilai rata – rata sebesar
3,14% dengan kategori
sangat sehat, dan rasio
Return on Equity
(ROE) mempunyai
25

nilai rata – rata sebesar


26,31% dengan
kategori sangat sehat
5. Nurfadilla Analisis Kinerja Variabel Independen: Rasio Likuiditas
(2017)
Keuangan Dengan Rasio Likuiditas dan periode 2010-2014
Menggunakan Rasio Efisiensi pada PT. Bank Syariah
Likuiditas, Mandiri dalam
Solvabilitas dan Variabel Dependen: keadaan likuid karena
Efisiensi Pada PT. Kinerja Keuangan mampu membayar
Bank Syariah keawajiban lancarnya
tepat waktu.
Mandiri
Rasio Solvabilitas
periode 2010-2014
pada PT. Bank Syariah
Mandiri dalam
keadaan solvable
karena mampu
menutupi
kemungkinan
kegagalan dalam
pemberian
pembiayaan.
Rasio Efisiensi PT.
Bank Syariah Mandiri
dalam keadaan baik
terlihat dari Interest
Expense Ratio, Cost of
Fund dan Leverage
Multiplier melebihi
nilai 1,5% walaupun
setiap tahunnya
mengalami penurunan.
Sumber:DiolahPenulis
26

2.3. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka terdapat kerangka pemikiran teoritis

dalam penelitian ini seperti tertera pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1.
Kerangka Berpikir
Laporan Keuangan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Tahun 2015-2019.

Rasio Keuangan

Rasio Likuiditas Rasio Leverage Rasio Rentabilitas

1. Cash Ratio (CR) Capital Adequecy 1. Return on Asset (ROA)


Ratio (CAR)
2. Loan To Deposit 2. Net Profit Margin (NPM)
Ratio (LDR)

KINERJA KEUANGAN

Sumber : data diolah penulis (2021)

2.4. Hipotesis

Pengertian dari hipotesis menurut Sugiyono (2017:64), “Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah, di mana rumusan masalah penelitian

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Pada penelitian ini tidak terdapat

hipotesis, karena metode analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif.


27

2.5. Gambaran Umum Objek Penelitian

2.5.1. Sejarah Ringkas Berdirinya Perusahaan

Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia tidak terlepas dari adanya beberapa

kali pergantian nama sebelum menjadi Bank Rakyat Indonesia itu sendiri. Sejarah

tersebut dimulai ketika pada tanggal 16 desember 1895, Raden Wiriaatmadja dan kawan-

kawan mendirikan “De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden”

(Bank Penolong dan Tabungan bagi Priyayi Poerwokerto) atau disingkat menjadi “Bank

Priyayi Poerwokerto”, dengan akta otentik yang dibuat oleh E. Sieburgh Asisten Residen.

Kemudian tahun 1896, W.P.D de Wolff van Westerrode Asisten Poerwokerto yang

menggantikan E. Sieburgh bersama Al. Schifi mendirikan “De Peerwokertosche Hulp-en

Spaarbank de Inlandsche Hoofden”. Pada tahun 1898, dengan bantuan dari pemerintah

Hindia Belanda, didirikanlah Volksbanken atau Bank Rakyat. Daerah kerjanya meliputi

wilayah administrasi Kabupaten atau Afdeling, sehingga kemudian Volksbanken disebut

pula sebagai Afdelingbank.

Ternyata Volksbanken mengalami kesulitan saat itu, sehingga pemerintah Hindia

Belanda turut campurtangan dengan mendirikan Dienst der Volkscredietwesen (Dinas

Perkreditan Rakyat) pada tahun 1904 yang membantu Volksbanken secara materiil

maupun inmateriil dengan tambahan modal bimbingan, pembinaan, dan pengawasan.

Pada tahun 1912, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan suatu lembaga berbadan hukum

dengan nama Centrale Kas yang berfungsi sebagai Bank Sentral bagi Volksbanken

termasuk juga Bank Desa. Sebagai akibat resesi dunia pada tahun 1929-1932, banyak

Volksbanken yang tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut,

maka pada tahun 1934 Didirikan Algemeene Volkscredietbank (AVB) yang berstatus
28

Badan Hukum Erops. Modal pertama berasal dari hasil likuidasi Centrale Kas ditambah

dengan kekayaan bersih dari Volksbanken.

Pada zaman pendudukan Jepang AVB DI Pulau Jawa diganti namanya menjadi

Sycomin Ginko (Bank Rakyat) berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 tanggal 3

Oktober 1942. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1946, maka ditetapkan berdirinya Bank Rakyat

Indonesia sebagai Bank Pemerintah yang semula berturut-turut bernama Algemeene

Volkscredietbank (AVB) dan Sycomin Ginko. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1950

Negara Republik Indonesia Serikat dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950,

Negara RI dijadikan Negara Kesatuan, akan tetapi Algemeene Volkscrediet bank baru

dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1951 berdasarkankan Undang-Undang Nomor 12

tahun 1951. Selain itu Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1946 diperbaharui dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1951 tanggal 20 April 1951 menjadikan Bank

Rakyat Indonesia sebagai Bank Menegah. Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang

menyatakan kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, maka dengan Peraturan

Pemerintahan Pengga nti Undang-Undang (PERPU) Nomor 41 tahun 1960 tanggal 26

Oktober 1960 Lembaran Negara nomor 128-1960 dibentuk Bank Koperasi, Tani dan

Nelayan yang disingkat dengan BKTN.

Dalam Bank itu seharusnya berturut-turut dilebur dan diintegrasikan :

1. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan PERPU Nomor 42 tahun 1960 tanggal 26

Oktober 1960.

2. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU Nomor 43 tahun 1960 tanggal 26

Oktober 1960. Nederlandsche Handel Mij (NHM) yang dinasionalisasikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1960 dan berdasarkan


29

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 261206/BUM II tanggal 30 November 1960

diserahkan kepada Bank Koperasi, Tani dan Nelayan.

Namun sampai integrasi ketiga Bank Pemerintah ini terlaksana, semua Bank

Umum Negara serta Bank Tabungan Pos berdasarkan Penpres Nomor 8 tahun 1965

tanggal 4 Juni 1965 disatukan dengan Bank Indonesia, sebagai suatu langkah

kebijakasanaan Pemerintah menuju pembentukan Bank Tunggal. BKTN diintergrasikan

pula ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan

Nelayan baerdasarkan Penpres Nomor 9 tahun 1965 dan Surat Menteri Bank Sentral

Nomor 42 tahun 1965 dan Nomor 47 tahun 1965. Ketika Penpres tersebut baru berjalan

satu bulan, keluarlah Penpres Nomor 17 tahun 1965 tentang Pembentukan Bank Tunggal

dengan nama Bank Negara Indonesia, dan Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan

Nelayan (ex. BKTN) diintergrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II. Pada

akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi BRI Nokep: S.67-DIR/12/1982 tanggal 2

Desember 1982 Direksi Bank Indonesia menetapkan, bahwa Hari Jadi Bank Rakyat

Indonesia adalah tanggal 16 Desember 1895.

2.5.2. Visi dan Misi Perusahaan

Berikut ini merupakan visi dan misi Bank BRI Iskandar Muda Kota Medan :

1. Visi Bank BRI Iskandar Muda Kota Medan

Menjadi Bank Komersil terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan

nasabah.

2. Misi Bank BRI Iskandar Muda Kota Medan

a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

pelayanan pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang

peningkatan perekonomian masyarakat.


30

b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional

dengan melaksanakan praktek Good Corporate Govermance.

c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

2.5.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta

posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan

operasional untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Strukur Organisasi Bank BRI

Iskandar Muda Kota Medan dijelaskan pada gambar 2.2.


31

Gambar 2.2
Struktur Organisasi Bank BRI Iskandar Muda Kota Medan

PIMPINAN CABANG

MANAJEMEN OPERASIONAL DAN


KCP Manajer MP MANAJER PEMASARAN LAYANAN (MO)
22222
Bisnis KONSUMER (MP)
Mikro
(MBM
AO Umum/ AMP Dana Asisten Manajer Operasional dan
UNIT AMBM SP Retail Layanan (Amol)
Konsumer
KK
SPV Adm AO Tetap/ Funding
Kresun Officer
Teras Spv Layanan
SPB SPV
Pekerja Operasional
Spv Layanan
Konsumen Penunjang (SLO)
Khusus Operasional
Sales
AO Person Customer
Program Servis
Pekerja Petugas
SDM Teller
dalam ADK
Konsumer Priority
Pembinaan Logistik

Sekretaris Kliring Pet. TKK

IT, Maint Pet. ADM

Pramubakti Payment
Sumber : Bank BRI Iskandar Muda Medan (2019) Point

Pengemudi
Petugas Layanan
Satpam
32

2.5.4. Uraian Tugas Organisasi

Berikut ini merupakan uraian tugas organisasi dari Bank BRI Iskandar

Muda Kota Medan:

1. Pimpinan Cabang

Tugas dari pimpinan cabang adalah:

a. Mempersiapkan, mengusulkan, negosiasi, revisi dan pencapaian

Rencana Kerja Anggaran (RKA)

b. Kelancaran pelayanan operasional di Cabang dan Kantor Cabang

Pembantu (KCP) dan BRI Unit.

c. Melakukan pembinaan secara aktif dalam meningkatkan kemampuan

pegawai di Kantor Cabang(Kanca), KCP dan BRI Unit diupayakan

kualitas yang baik dari setiap fungsi: Fungsi marketing,

operasionaldansuport.

d. Menjamin bahwa seluruh transaksi yang disetujui dan sah telah sesuai

dengan kewenangannya.

2. Manajer Bisnis dan Mikro (MBM)

Tugas dari Manajer Bisnis dan Mikro (MBM) adalah:

a. Membuat Rencana Kerja Anggaran (RKA) PT. BRI (Persero),Tbk

sewilayah kerjanya untuk mencapai target bisnis yang telah

ditetapkan serta menetapkan strategi bisnis.

b. Melakukan cross seling untuk mendukung sinergi bisnis PT. BRI

(Persero),Tbk

c. Pembinaan nasabah dan PT. BRI (Persero), Tbk unit (kunjungan ke

nasabah, pemberantasan tunggakan, pemasukan daftar hitam,


33

penyelamatan kredit melalui 3R yaitu restructuring, reconditioning

rescheduling).

3. Manajer Pemasaran Konsumer

Tugas dari Manajer Pemasaran Konsumer adalah:

a. Merencanakan, mengorganisasikan, dan mengelolah serta

melaksanakan pemberian kredit kepada setiap nasabah.

b. Melakukan perencanaan tindakan antipasipatif dalam menghadapi

penurunan orderan/perkreditan.

4. Manajer Pemasaran (MP)

Tugas dari Manajer Pemasaran (MP) adalah:

a. Melakukan perencanaan analisis peluang pasar.

b. Menyusun perencanaan arah kebijakan pemasaran.

c. Merencanakan pengembangan jaringan pemasaran.

5. Manajer Operasional danLayanan (MO)

Tugas dari Manajer Operasional danLayanan (MO) adalah:

a. Memastikan bahwa pelayanan kas, pelayanan dan jasa (termasuk

devisa dan Surat Kredit Berjangka Dalam Negeri (SKBDN) dan

pelayanan pinjaman serta kegiatan backoffice telah sesuai dengan

ketentuan guna menghindari resiko yang mungkin timbul.

b. Memastikan bahwa setiap transaksi pembukuan tunai,kliring dan

pemindah bukuan sesuai wewenang telah disahkan dengan tepat dan

benar untuk menghindari penyalahgunaan wewenang.


34

c. Memastikan bahwa seluruh kegiatan bidang rumah tangga telah

berjalan efektif dan efisiensi untuk memperlancar operasional kantor

cabang dan mengurangi kerugian yang mungkin timbul.

6. Asisten Manajer Operasional dan Layanan (AMOL)

Asisten Manajer Operasional dan Layanan (AMOL) bertugas untuk

membantu manajer operasional dalam menjalankan semua kegiatan

operasional bank dan berkewajiban mengelolah kas kantor cabang serta

tanggung jawab besar dalam mengatur dan mengontrol bidang operasional

kantor cabang tersebut.

7. Asisten Manajer Bisnis Mikro (AMBM)

Tugas dari Asisten Manajer Bisnis Mikro (AMBM) adalah:

a. Memelihara kerja register kas Kanca dalam rangka pengelolaan kas

Kanca termasuk melaksanakan pergeseran antara unit kerja agar

pelayanan kepada nasabah bank intern maupun ekstern berjalan

dengan baik dan terjamin mutunya.

b. Mengesahkan dalam sistem dan menandatangani bukti kas atau

transaksi tunai, kliring dan pemindah bukuan yang ada dalam batas

wewenangnya guna memastikan keamanannya.

c. Melakukan pengesahan transfer keluar sesuai wewenangnya untuk

menjamin kebenaran dan keamanan transfer yang diadakan.

8. Supervisor Administrasi

Tugas dari Supervisor Administrasi adalah:

a. Menyiapkan kwitansi tambahan kas supervisor dan ATM serta

menerima uang dari Operation Officer (OO).


35

b. Menyetujui tambahan awal kas Teler/TKK (Tim Kurir Kas),

membuku dan mendistribusikan uangnya kepadaTeler/TKK (Tim

Kurir Kas).

c. Memelihara kas ATM bersama tugas yang telah ditunjuk.

9. Sales Person

Tugas dari Sales Person adalah melakukan penjualanatau penawaran

produk kepada bank berupa menghimpun dana (FundingOfficer) ataupun

menyalurkan dana (LendingOfficer)

10. Account Officer (AO) Umum

Tugas dari Account Officer (AO) Umum adalah:

a. Bertindak sebagai pejabat pemrakarsa/penganalisa kredit.

b. Membuat Rencana Target Perkreditan (RTP)atas sektor yang

dikelolahnya dan tanggung jawab atas pencapaiannya.

c. Mempersiapkan dan melaksanakan rencana atas account yang menjad

itanggungjawabnya serta memantau hasil yang dicapainya

(pendapat/keuntungan) dan menetapkan prioritas pembinaan atas

account yang dikelolanya.

11. Account Officer Tetap/Kresun

Tugas dari Account Officer Tetap/Kresun adalah:

a. Melakukan analisa/identifikasi terhadap debitur potensial secara

kolektif.

b. Mengembangkan rencana pemasaran melalui Instansi/Perusahaan.


36

12. Account Officer Program

Tugas dari Account Officer Program adalah:

a. Membuat Rencana Target Perkreditan (RTP atas kredit program

sesuai rencana yang membuat dibreakdown dan bertanggung jawab

atas pencapaiannya.

b. Mempersiapkan dan melaksanakan atas account yang menjadi

tanggung jawabnya serta memantau hasil yang dapat dicapainya dan

mendapatkan prioritaspembinaan atas account yang dikelola.

c. Memberikan pelayan sebaik mungkin kepada nasabah.

13. Funding Officer

Tugas dari Funding Officer adalah:

a. Mengidentifikasi sumber data potensial (CPP = Capital Potensial

Pound) baik perorangan maupun perusahaan/instansi.

b. Membina hubungan baik dengan instansi perusahaan maupun

individual yang potensial.

c. Melakukan kegiatan promosi produk dan jasa.

14. Petugas Administrasi Kredit (ADK) Konsumer

Tugas dari Petugas Administrasi Kredit (ADK) Konsumer adalah:

a. Mengelolah proses dan prosedur administrasi kredit di Kantor Cabang

b. Menerima, meneliti dan mencari setiap permohonan kredit sesuai

dengan pasar sasaran, kriteria resiko yang diterima.

c. Menerima dan memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi atas

setiap permohonan kredit.


37

d. Memelihara dan mengerjakan data portofolio kredit (Update data

statistik dan dinamis pinjaman).

15. Supervisor Penunjang Operasional

Tugas dari Supervisor Penunjang Operasional adalah:

a. Melakukan kontrol dan pengecekan terhadap seluruh kegiatan yang

berada di dalam bagian operasional.

b. Menerima kwitansi tambahan kasatau setoran kaspeserta uangnya dari

BRI Unit yang diterima Kanca.

16. Sumber Daya Manusia (SDM)

Tugas dari Sumber Daya Manusia (SDM) adalah:

a. Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbarui masa berlakunya

kontrak kerja.

b. Bertanggung jawab padahal yang berhubungan dengan absensi

karyawan, perhitungan gaji,bonus dan tunjangan.

c. Melakukan kegiatan pembinaan,dan pelatihan dan kegiatan-kegiatan

yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi,

mental, keterampilan dan pengetahuan karyawan yang sesuai dengan

standar perusahaan.

17. Logistik

Tugas dari Logistik adalah:

a. Memelihara kebutuhan logistik kepada pegawai sesuai kebutuhan.

b. Mengadministrasikan semua aktivaTetap kanca (ATK) dengan tertib

dan benar.
38

18. Sekretaris

Tugas dari Sekretaris adalah:

a. Mengagendakan surat keluar dan surat masuk dengan tertib sesuai

ketentuan yang berlaku.

b. Mengatur lalu lintas pembicaraan melalui telepon.

c. Mendistribusikan semua surat masuk kepada pejabat yang berwenang

di Kanca.

d. Menyiapkan surat keluar untuk diserahkan kepada petugas Ekspedisi.

19. IT, Maint/Lap

Tugas dari IT, Maint/Lap adalah:

a. Menyiapkan laporan-laporan yang diperlukan baik oleh intern

maupun ekstern PT. BRI (Persero),Tbk.

b. Mengirimkan laporan-laporan kepada pihak-pihak yang membutuhkan

secara tepat waktu untuk memberikan informasi bagi manajemen.

c. Memelihara dan mengerjakan backup dana guna mengamankan

kepentingan Bank.

20. Supervisor Layanan Operasional (SLO)

Tugas dari IT, Maint/Lap adalah melakukan pengawasan atas semua

kegiatan pelayanan dana, jasa, termasuk rekening kerja sama serta devisa

yang dilakukan UPN.


39

21. Costumer Servis (CS)

Tugas dari Costumer Servis (CS) adalah:

a. Memberikan pelayanan kepada nasabah yang berkaitan dengan

pembukuan rekening tabungan, giro, pembukuan deposito, dan

permohonan nasabah lainnya.

b. Menerima, melayani dan mengatasi permasalahan yang disampaikan

oleh nasabah sehubungan dengan ketidakpuasan nasabah

ataspelayanan yang diberikan oleh pihak nasabah.

c. Mengadministrasikan resi permintaan dan pengembalian buku cek dan

bilyet giro serta surat kuasa.

22. Prority

Tugas dari Prority adalah:

a. Bertanggung jawab untuk memperdalam hubungan yang ada dengan

menjual silang produk dan layanan bank/produk investasi pihak

ketiga.

b. Terlibat dalam meningkatkan pelanggan melalui produk non investasi

lainnya, seperti forex, pengiriman uang, pinjaman, dan lain-lain, ke

pelanggan baru yang sudah ada.

c. Memperbaharui sistem internal bank seperti pelacak aktivitas harian,

profil pelanggan, untuk pemantauan, pelaporan yang akurat.

23. Kliring

Tugas dari Kliring adalah:

a. Menerima dan memiliki kesahatan dana setoran dan waktu kliring

penyerahan dari nasabah/UPN (Unit Pelayanan Nasabah).


40

b. Membukukan tanda setoran kliring dan nota kredit/nota debet.

c. Menyerahkan warkat kliring ke petugas kliring.

d. Menerima dan membukukan warkat kliring penyerahan yangditolak

oleh Bank lain.

24. .Petugas Administrasi

Tugas dari Petugas Administrasi adalah:

a. Memelihara dokumen dan sistem data yang ada di tempat kerjanya.

b. Mengelolah ka skecil dan kas besar untuk membuat dan menyusun

data keuangan.

c. Melakukan kegiatan administrasi seperti surat-menyurat input data,

rekap data dokumentasi.

d. Menyusun laporan bulanan berupa laporan kegiatan dan laporan

keuangan.

25. Payment Point

Tugas dari Payment Point adalah

a. Memiliki setoran uang.

b. Menerima kebenaran dan kesahan bukti setoran dan dokumen

pendukungnya.

c. Melakukan penyetoran uang ke teler atau supervisor (dalam bertindak

sebagai teler).

26. Teller

Tugas dari Teller adalah:

a. Membuat aplikasi tambahan kas awal dan menerima uang dari

Supervisor/Operation Officer (OO).


41

b. Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokkan dengan tanda

setoran.

c. Membayar uang kepada nasabah yang berhak.

d. Meneliti kesahan bukti kas yang diterima.

27. Petugas Tim Kurir Kas (TKK)

Tugas dari Petugas Tim Kurir Kas (TKK) adalah:

a. Mengambil uang dari Bank Indonesia (BI)/Kancako (Kantor Cabang

Koordinator)/BRIUnit/KCP.

b. Menjaga keamanan uang yang dibawa.

c. Menghitung uang.

d. Memelihara kerjakan Registrasi Tim Kurir Kas (KAS).

28. Petugas Layanan

Tugas dari Petugas Tim Kurir Kas (TKK) adalah:

a. Melakukan pengawasan atas semua kegiatan pelayanan dana, jasa

(termasuk rekening kerjasama serta devisi) dan pinjaman

yangdilakukan oleh UPN.

b. Menginput data pemberian cek/BiletGiro(BG) kepada nasabah.

c. Mengaktifkan pembukuan rekening simpanan.

29. Satpam

Tugas dari Satpam adalah:

a. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan/ kawasan

kerja.

b. Mengadakanperaturan dengan maksud mengadakan tata tertib yang

berlaku di lingkungan kerjanya, khususnya yang menyangkut


42

keamanan dan ketertiban atau tugas-tugas lain yang diberikan

pimpinan instansi seperti:

- Tanda pengenal pegawai/karyawan

- Pengaturan penerimaan tamu.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,

dengan mengunjungi alamat website www.idx.id. pada bulan Pebruari 2021

sampai denganselesai.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yang digunakan penulis adalah sejarah perusahaan, struktur organisasi,

job description, laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba-rugi

konsolidasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2015 sampai

2019.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:80) populasi adalah “wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk periode 2015 sampai 2019,yang terdiri dari laporan

posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan arus kas

dan catatan atas laporan keuangan.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel pada penelitian ini adalah

43
44

dua laporan keuangan.yaitu laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan

(neraca) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk periode tahun 2015 sampai

2019.

3.4 Teknik Analisis Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan 2 (dua) teknik

analisis data yaitu :

1. Penelitian Laporan (Field Research)

Penulis melakukan penelitian dengan mengunjungi alamat website :

www.idx.id untuk mendapatkan data informasi

2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)

Melalui kepustakaan ini, data dan bahan yang dibutuhkan dapat diperoleh dari

informasi yang diperoleh dari bacaan yang berkaitan dengan judul skripsi.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ubahan yang memiliki variabel nilai. Variabel

nilai penelitian merupakan cara peneliti dalam mencari informasi dengan

mendapatkan segala sesuatu yang berhubungan dengan tema penelitiannya,

kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan

dua variabel yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel independen atau sering disebut variabel bebas yang mempengaruhi

faktor-faktor yang diukur oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara


45

fenomena yang diamati. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas dalam

penelitian ini adalah likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.

2. Variabel Terikat

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada

variabel lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini

adalah kinerja keuangan.


46

3.5.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel
No Definisi Operasional Indikator Skala
Penelitian
1. Kinerja Menurut Hery (2015:26) “Kinerja keuangan merupakan Rasio Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas. Rasio
Keuangan suatu usaha formal untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dari
posisi kas tertentu”.
2. Likuiditas Menurut Kasmir (2016:315) “Rasio likuiditas 1. Cash Ratio Rasio
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat 𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
ditagih”. = x 100%
𝑆ℎ𝑜𝑟𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐵𝑜𝑟𝑟𝑜𝑤𝑖𝑛𝑔
2. Loan to Deposit Ratio (LDR)
𝐿𝑜𝑎𝑛 𝑡𝑜 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
= x 100%
𝑆ℎ𝑜𝑟𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐵𝑜𝑟𝑟𝑜𝑤𝑖𝑛𝑔

3. Solvabilitas Menurut Kasmir (2016:322) “Rasio solvabilitas Capital Edequacy Ratio Rasio
merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
dana untuk membiayai kegiatannya”. 𝐶𝐴𝑅 = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑛𝑠 + 𝑆𝑒𝑐𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

4. Rentabilitas Menurut Kasmir (2016:327) “Rasio rentabilitas sering 1. Return On Assets Rasio
disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
dicapai oleh bank yang bersangkutan”. = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
2. Return On Equity
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑂𝐸 = x 100%
𝐸𝑞𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

Sumber: Diolah Penuli


47

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis

deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif adalah metode analisis yang

diperoleh dengan cara mengumpulkan data, menggolongkan data, menganalisa dan

menginterpretasikan data sehingga dapat diperoleh data yang diinginkan lengkap dari

objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2017:9), “penelitian deskriptif kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

analisis data bersifat kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna”.

Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan memperoleh deskripsi terpercaya dan berguna

sehingga memberikan gambaran yang mengenai keadaan perusahaan melalui

pengumpulan, menyusun dan menganalisa tentang masalah yang ada. Penjelasan teknis

analisis data pada penelitian ini yaitu:

1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkapnya

baik untuk satu periode maupun beberapa periode.

2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan dengan rumus-rumus tertentu

sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti.

3. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan membandingkannya

dengan standar perbankan.

4. Melakukan Analisis Trend

Menurut Maryati (2010:129) menyatakan trend adalah suatu gerakan

(kecendrungan) naik atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata-rata
48

perubahan dari waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa bertambah bisa

berkurang. Jika rata-rata perubahan tersebut bertamabah disebut trend positif atau

trend mempunyai kecendrungan naik. Sebaliknya, jika rata-rata perubahan

berkurang disebut trend negatif atau trend yang mempunyai kecendrungan

menurun.

5. Menarik kesimpulan terhadap kinerja keuangan diukur dengan rentabilitas,

likuiditas dan solvabilitas dari hasil interpretasi perhitungan tersebut.

6. Memberikan saran kepada perusahaan sehubungan dengan hasil kesimpulan

tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi. 2014. Analisis Kinerja Keuangan. Edisi Kedua. Bandung : Alfabet.

Harahap. 2015. Analisis Krisis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Kesepuluh. Jakarta
: Rajawali Pers.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Center For
Academic Publishing Services.

Husnan Suad. 2015. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh. Cetakan


Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Horne, James C. Van dan John M Wachowicz, Cz. 2014. Prinsip–Prinsip Manajemen
Keuangan. Cetakan Kedua. Edisi Ketigabelas. Jakarta:Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2017. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba


Empat.

Kasmir. 2016. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press.

Munawir. 2014. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuhbelas.


Yogyakarta : Liberty

Sugiono Arief. 2019. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Edisi
Revisi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Manajemen. Cetakan Ketiga. Bandung : Alfabeta.


PENELITIAN TERDAHULU

Darminto. 2013. Analisis Rasio Keuangan Perbankan Sebagai Alat Untuk


Mengevaluasi Kinerja Keuangan Bank (Studi Pada PT. Bank Tabungan
Negara (Persero), Tbk). Universitas Brawijaya.

Habiburrahman. 2016. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Rasio Likuiditas,


Solvabilitas dan Rentabilitas Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Di Indonesia. Universitas Bandar Lampung.

Husaini Achmad. 2012. Analisis Rasio Keuangan Perbankan Untuk Menilai


Kinerja Keuangan Bank (Studi Pada PT. Bank Mandiri Untuk Periode 2010-
2012). Universitas Brawijaya

Manoppo S. Wilfried. 2012. Analisis Rasio Likuiditas dan Rentabilitas Sebagai Alat
Ukur Kinerja Keuangan Bank (Studi Kasus PT. Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur, Tbk Surabaya Periode 2009-2012). Universitas Brawijaya

Nurfadilla. 2017. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Rasio Likuiditas, Solvabilitas


dan Efisiensi Pada PT. Bank Syariah Mandiri. Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang

Anda mungkin juga menyukai