Anda di halaman 1dari 58

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, DAN

LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN


SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA SELAMA PERIODE 2017-2021

Proposal Penelitian untuk Skripsi S-1


Program Studi Akuntansi

Oleh:

Rysha Mulyadi
18230044

Program Studi Akuntansi


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
“KEUANGAN, PERBANKAN DAN PEMBANGUNAN”
PADANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya. Penulis bisa menyelesaikan proposal skripsi

berjudul: “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas

Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan

Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017 - 2021”.

Proposal Skripsi ini dibuat guna memenuhi syarat ujian guna mendapatkan gelar

Sarjana Ekonomi program strata 1 jurusan Akuansi pada Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi “KBP” Padang.

Penulis menyadari jika pada saat menulis skripsi ini masih jauh dari sempurna,

serta banyak yang perlu diperbaiki pada metode penulisan ataupun di saat membahas

materi. Ini dikarenakan penulis masih banyak kekurangan. akibatnya penulis ingin

mendapatkan komentar yang sifatnya membangun semoga pada kemudian hari bisa

memperbaiki semua kekurangan kekurangannya.

Pada penulisan proposal skripsi ini, penulis selalu memperoleh bimbingan,

dukungan, dan semangat dari banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis banyak

berterimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk pembimbing yang terhormat yaitu

Yth. Bapak Renil Septiano, SE, MM, sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan waktu, tenaga serta pikirannya untuk membimbing penulis pada saat

penulisan skripsi ini, selain pembimbing penulis juga ingin mengucapkan banyak rasa

terima kasih kepada:

1. Ibuk Aminar Sutra Dewi, SE, M.Si, sebagai Ketua Sekolah Tinggi ilmu

Ekonomi “KBP” Padang.

i
2. Bapak Maizul Rahmizal, SE, M.Sc sebagai Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi “KBP” Padang.

3. Bapak Muhammad Rivandi, SE, M.Si sebagai Ketua Program Studi

Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “KBP” Padang dan dosen

pembimbing.

4. Ibuk Annisa, SE, M.Acc, Ak selaku dosen Pembimbing Akademik Program

Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “KBP” Padang.

5. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan doa sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, penulis banyak berterimakasih kepada semua pihak dan jika ada yang

tak tersebutkan penulis meminta maaf, dengan besar harapan mudah-mudahan skripsi

yang ditulis oleh penulis ini bisa bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan

khususnya untuk pembaca. Untuk semua pihak yang sudah menolong dalam

penulisan skripsi ini mudah-mudahan semua amal dan ibadahnya memperoleh

balasan yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa, Aamiin.

Padang, 29 Agustus
2022
Penulis

Rysha Mulyadi
NIM : 18230044

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 8
1.5 Sistematika Penulisan..................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


2.1 Struktur Modal................................................................................ 10
2.1.1 Pengertian Struktur Modal.................................................. 12
2.1.2 Teori Struktur Modal.......................................................... 12
2.1.3 Pengukuran Struktur Modal................................................ 12
2.2 Ukuran Perusahaan.......................................................................... 14
2.3 Likuiditas......................................................................................... 21
2.3.1 Pengertian Likuiditas.......................................................... 17
2.3.2 Pengukuran Likuiditas........................................................ 18
2.3.3 Tujuan Likuiditas................................................................ 19
2.4 Kinerja Keuangan............................................................................. 20
2.4.1 Pengertian Kinerjaa Keuangan............................................. 21
2.4.2 Manfaat dan Tujuan Kinerja Keuangan............................... 22
2.4.3 Indikator Pengukuran Kinerja Keuangan............................. 22

iii
2.5 Pengembangan Hipotesis................................................................. 22
2.6.1 Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan......................... 22
2.6.2 Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan.................. 24
2.6.3 Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan................................. 26
2.6 Kerangka Konseptual....................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian............................................................................... 38
3.2 Jenis dan Sumber Data................................................................... 38
3.2.1 Jenis Data............................................................................... 38
3.2.2 Sumber Data.......................................................................... 39
3.3 Populasi dan Sampel....................................................................... 40
3.3.1 Populasi................................................................................ 40
3,3,2 Sampel.................................................................................. 40
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 42
3.5 Definisi Operasional Variabel........................................................ 43
3.6 Teknik Analisis Data...................................................................... 43
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif................................................ 44
3.6.2 Pembentukan Model........................................................... 44
3.6.3 Pengujian Kelayakan Model............................................... 46
3.6.4 Uji Asumsi Klasik............................................................... 47
3.6.5 Uji Hipotesis....................................................................... 49
3.6.6 Uji Regresi Data Panel........................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual...................................................................... 36

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Purposive Sampling Method................................................. 40


Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel............................................................ 42

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nama Perusahaan

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Era digitalisasi dan globalisasi memberikan tantangan yang cukup

besarterhadap perusahaan domestik. Manajemen perusahaan dituntut untuk

memikirkan strategi dalam menghadapi persaingan yang tidak hanya dari dalam

negeri, tetapi dari perusahaan internasional agar perusahaan dapat bertahan hidup

dari perkembangan dunia bisnis yang terus berubah setiap waktunya. Kemajuan

perusahaan internasional dalam penerapan digitalisasi membuat perusahaan

domestik menjadi kalah saing.

Banyak perusahaan domestik yang mengalami kemunduran semenjak

memasuki era digitalisasi dan globalisasi dikarenakan tidak mampu beradaptasi

dengan perubahan yang begitu cepat. Maka dari hal tersebut setiap perusahaan

diharuskan memiliki strategi yang tepat yang akan digunakan dalam

mempertahankan eksistensi perusahaannya (Gunawan, 2022).

Perusahaan akan selalu mempertahankan dan menjamin keberlangsungan

hidup operasional perusahaan terhadap ketatnya persaingan bisnis pada

perekonomian global. Persaingan bisnis menuntut perusahaan untuk selalu dapat

menghasilkan kinerja yang maksimal dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas

dan mempertahankan pangsa pasarnya. Tujuan perusahaan adalah mendapatkan

laba yang maksimal dan kinerja keuangan optimal, serta mensejahterakan para

pemegang saham. Penilaian mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat

1
dianalisis melalui laporan keuangan yang relevan pada suatu periode laporan

keuangan (Elizabeth Sugiarto Dermawan, 2019).

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat

digunakan untuk melihat kondisi perusahaan pada satu periode tertentu dalam

menghasilkan laba. Laba tersebut dapat dijadikan tolak ukur untuk pengambilan

keputusan perusahaan dimana laba dapat memberikan sinyal positif terkait kinerja

keuangan perusahaan di masa mendatang.

Menurut Pertiwi & Samrotun (2021) kinerja keuangan perusahaan adalah

kondisi keuangan yang dipengaruhi oleh proses pengambilan keputusan

manajemen. Kinerja keuangan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut

efektifitas pemanfaatan modal, dan efisiensi dari kegiatan perusahaan.

Penting untuk terus memperhatikan dan memantau kinerja keuangan suatu

perusahaan agar operasional perusahaan berjalan dengan stabil dan terus

menghasilkan laba pada perusahaan, jika perusahaan tersebut terus stabil calon

investor akan tertarik untuk melihat prospek kerja perusahaan dan akan berkenan

menanamkan modal pada perusahaannya. Untuk mengukur kinerja keuangan

perusahaan tentu membutuhkan tolak ukur yang biasanya digunakan adalah rasio

indeks yang dijadikan sebagai penghubung antar laporan keuangan (Zanetty,

2022).

Pentingnya kinerja keuangan dapat dirasakan oleh berbagai pihak. Bagi

perusahaan, semakin efisien kinerja keuangan perusahaan menggambarkan

keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan menghasilkan laba. Hal itu

dapat dimanfaatkan oleh manajer sebagai dasar pengambilan keputusan, baik


2
dalam melakukan investasi, memaksimalkan operasional, dan pembagian

sejumlah keuntungan kepada pemegang saham (Diana & Maria Stefani Osesoga,

2020).

Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik merupakan perusahaan yang

dapat menghasilkan laba semaksimal mungkin sehingga diharapkan memiliki

tingkat pengembalian yang tinggi. Sebagai penanam modal, semakin maksimal

kinerja keuangan perusahaan menandakan semakin efisien tingkat pengelolaan

perusahaan dan diharapkan akan dapat menghasilkan laba yang tinggi sehingga

dapat memberikan return yang menguntungkan bagi investor.

Fenomena yang terjadi terkait kinerja keuangan pada perusahaan makanan

dan minuman salah satunya terjadi pada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

yang membukukan penurunan kinerja hingga kuartal III-2021. Laba bersih

Unilever tercatat turun 19,52% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 4,37 triliun di

kuartal III-2021. Berdasarkan laporan keuangan yang diumumkan pendapatan

UNVR tercatat sebesar Rp 30,02 triliun. Angka itu turun 7,48% dibandingkan

periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 32,45 triliun. Berdasarkan segmen

penjualan, tercatat produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh

mencatatkan penurunan penjualan 12,97% yoy menjadi Rp 20,05 triliun.

Sementara produk makanan dan minuman berhasil tumbuh 6,06% yoy menjadi

Rp 9,97 triliun. Manajemen perusahaan menyatakan penjualan bersih memang

mengalami penurunan imbas dari kebijakan pembatasan sosial berskala besar

(PSBB). Sebab itu, mencermati kondisi penuh tantangan dan perubahan,

3
perseroan fokus kepada tiga hal yaitu melindungi kesehatan, keselamatan, dan

kesejahteraan karyawan (CNBC, 2021).

Menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, dapat diketahui melalui laporan

keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,

laporan perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan sangat penting untuk

menilai pencapaian dan kondisi ekonomi perusahaan. Untuk mengetahui kinerja

keuangan perusahaan tersebut maka perusahaan melakukan analisis kinerja

keuangan, salah satu caranya menggunakan analisa rasio keuangan.

Francis Hutabarat (2021) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan

merupakan perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang

mempunyai fungsi menjadi alat ukur dalam menilai kondisi keuangan perusahaan.

Rasio keuangan terdiri dari rasio struktur modal, rasio ukuran perusahaan, dan

rasio likuiditas. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kinerja keuangan

diantaranya yaitu struktur modal, ukuran perusahaan, dan likuiditas.

Struktur modal (capital structure) merupakan perbandingan atau imbanga

pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan

hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (Nur Amalia & Khuzaini, 2021).

Struktur modal ini melihat apakah perusahaan lebih dominan dalam menggunakan

ekuitas atau hutang jangka panjang untuk mengatur pendanaan terhadap kinerja

keuangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri

masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan

perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang. Namun dalam pemenuhan

kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif – alternatif pendanaan yang


4
efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur

modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur

modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau

modal rata-rata sehingga akan memaksimalka nilai perusaahan.

Temuan yang diperoleh Rahman (2020), Pertiwi & W (2022), Erawati et al.

(2022) menunjukan struktur modal berkorelasi positif terhadap kinerja keuangan.

Peningkatan struktur modal menunjukkan semakin meningkatnya tingkat hutang

perusahaan. Kondisi ini akan menimbulkan adanya kewajiban perusahaan untuk

memenuhi pembayaran hutang sehingga dapat mendorong pengelolaan aset

secara produktif sehingga dapat meningkatkan perolehan keuntungan bagi

perusahaan.

Firm Size atau ukuran perusahan dapat dilihat dari ukuran besar/kecilnya

suatu perusahan dan dibedakan mejadi perusahaan besar dan perusahaan kecil.

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahan yang

ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, ratarata tingkat penjualan dan

rata-rata total aktiva. Umumya, perusahaan besar yang sudah besar cenderung

akan menjaga kestabilan kinerja dan kondisi perusahaan (Rahmatin & Kristanti,

2020).

Menurut Ainun and Nazruddin (2021), Alifatussalimah & Sujud (2020),

Shintia (2021), dan Nur Amalia & Khuzaini (2021) variabel ukuran perusahaan

berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Perusahaan dengan aset yang

besar dapat dengan mudah mengakses pasar modal. Dengan adanya kemudahan

5
mengakses pasar modal, perusahaan tersebut memiliki fleksibilitas dan

kemampuan mendapatkan dana.

Likuiditas diartikan sebagai performa perusahaan pada saat membayarkan

liabilitas jangka pendek (Zutter & Smart, 2019). Menurut Sharma and Bakshi

(2019) likuiditas mengacu pada seberapa likuid aset lancar untuk melakukan

pembayaran liabilitas jangka pendek ketika jatuh tempo. Industri yang

mempunyai banyak kas ataupun likuiditas tinggi sanggup mengalokasikan

keuntungannya berupa dividen kepada investor mereka. Kesuksesan maupun

ketidakberhasilan suatu industri salah satunya terlihat pada likuiditasnya. Investor

akan yakin dengan industri yang likuiditasnya tinggi karena menyiratkan ketika

perusahaan itu mempunyai kinerja yang optimal (Hartono & Matusin 2020).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zanetty (2022), Erawati et al. (2022) dan

Pertiwi & (2022), Zanetty (2022), Isbanah & Selviana (2020) menemukan bahwa

likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Kondisi ini

menunjukkan bahwa tingkat likuiditas yang memiliki nilai tinggi menggambarkan

kemampuan perusahaan yang semakin baik dalam memenuhi kebutuhan

pendanaan operasional perusahaan dalam jangka pendek, sehingga perusahaan

dapat mengurangi jumlah hutang yang dimiliki perusahaan.

Penelitian ini berpijak pada penelitian yang diteliti (Gunawan, 2022).

Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan diteliti

adalah terdapat pada variabel penelitian dan periode pengamatan serta objek

penelitian. Penelitian ini hanya mengambil variabel struktur modal, ukuran

6
perusahaan dan likuiditas dengan objek perusahaan subsector makanan dan

minuman yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

Alasan memilih perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian

karena sektor industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha

yang akan terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya

pertumbuhan jumlah penduduk dan kondisi ekonomi di Indonesia saat ini yang

tidak terlalu bagus, permintaan konsumen akan makanan dan minuman ini tidak

terpengaruh sedikitpun, melihat permintaan konsumen akan makanan dan

minuman ini terus meningkat, namun di sisi lain peningkatan tersebut diiringi

dengan fluktuasi pertumbuhan laba dan arus kas operasi yang tidak stabil.

Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai peluang untuk dapat

berkembang. Dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,

volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman terus meningkat.

Kecendrungan masyarakat indonesia untuk menikmati makanan siap saji

menyebabkan banyak bermunculan perusahaan-perusahaan baru karena

menganggap food and baverages memiliki prospek yang menguntungkan untuk

sekarang dan di masa yang akan datang.. Mengacu kepada latar belakang dan

permasalahan diatas maka peneliti mengambil judul dalam penelitian ini adalah

“Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap

Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017 - 2021”.

7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka disusunlah rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan pada

perusahaan subsector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2017-2021?

b. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan pada

perusahaan subsector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2017-2021?

c. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan pada perusahaan

subsector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2017-2021?

1.3 Tujuan Penelitian


a. Mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan pada

perusahaan subsector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2017-2021.

b. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan pada

perusahaan subsector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2017-2021.

8
c. Mengetahui pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan pada perusahaan

subsector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2017-2021.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu :

1. Bagi Perusahaan, diharapkan penelitian ini menjadi alat evaluasi untuk

mengetahui pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan dan likuiditas

terhadap kinerja keuangan, melalui evaluasi tersebut maka pihak manajemen

perusahaan harus dapat menciptakan strategi untuk menjadi lebih baik ke

depannya.

2. Bagi Akademik, penelitian ini dapat menjadi bahan acuan atau referensi bagi

penelitian dimasa mendatang yang juga tertarik untuk membahas

permasalahan serupa.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar dapat memberikan gambaran secara umum dan memudahkan

memahami proposal ini, maka disusun sistematika penulisan penelitian ini

sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Isi pada bab ini yaitu terdiri dari latar belakang, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


9
Isi bab ini yaitu teori yang digunakan serta pengembangan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Isi bab ini terdiri dari uraian tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian,

subjek dan objek penelitian, definisi operasional variabel, teknis analisis data

dan teknik pengumpulan data.

10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Struktur Modal

2.1.1 Pengertian Struktur Modal

Menurut Romario (2019) bahwa struktur modal adalah bagian dari

struktur keuangan yang merupakan perbandingan hutang jangka panjang

dengan hutang jangka pendek yang sifatnya permanen, hutang jangka

panjang dan modal sendiri yang digunakan dalam perusahaan. Sedangkan

menurut Fahmi (2018) bahwa struktur modal merupakan gambaran dari

bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang

bersumber dari hutang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal

sendiri (shareholders equity) yang menjadi sumber pembiayaan

perusahaan.

Dari berbagai teori struktur modal di atas bisa dikatakan bahwa

struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial

perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang

jangka panjang dan modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu

perusahaan.

2.1.2 Teori Struktur Modal

11
Menurut Harmono (2017), mengatakan bahwa teori struktur modal

berhubungan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas

investasi aktiva riil perusahaan, dengan cara menentukan struktur modal

antara modal utang dan modal sendiri.

a. Pendekatan Modigliani dan Miller

Tahun 1958, teori struktur modal mulai dikenal ketika Franco

Modigliani dan Marton Miller (selanjutnya disebut MM) menerbitkan

apa yang disebut sebagai salah satu artikel keuangan paling

berpengaruh yang pernah ditulis. MM membuktikan dengan

sekumpulan asumsi yang sangat membatasi bahwa nilai sebuah

perusahaan tidak berpengaruh oleh struktur modal. Dengan kata lain

hasil yang diperoleh MM menunjukkan bahwa bagaimana cara sebuah

perusahaan akan mendanai operasionalnya tidak berarti apa-apa,

sehingga struktur modal adalah sesuatu hal yang tidak relevan.

b. Teori Trade-off

Teori ini membahas hubungan antara struktur modal dengan nilai

perusahaan. Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan

tidak bisa menggunakan utang sebanyak-banyaknya. Model trade-off

mengasumsi bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-

off dari keuntungan pajak dengan menggunakan utang dengan biaya

yang akan timbul sebagai akibat penggunaan utang tersebut. Pada

intinya teori trade-off menunjukkan bahwa nilai perusahaan dengan

12
utang akan semakin meningkat dengan meningkatnya pula tingkat

utang.

c. Pecking Order Theory

Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal

melainkan menjelaskan urutan-urutan pendanaan. Manajer keuangan

tidak memperhitungkan tingkat utang yang optimal, melainkan

kebutuhan investasi. Pecking order theory dapat menjelaskan kenapa

perusahaan mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat

utang yang lebih kecil. Tingkat keuntungan yang tinggi menjadi dana

internal cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi.

2.1.3 Pengukuran Struktur Modal

Pada dasarnya struktur modal terdiri dari modal asing dan modal

sendiri. Berkaitan dengan teori tersebut maka analisis struktur modal juga

terdiri dari analisis modal asing (hutang) dan analisis modal sendiri (rasio

leverage).

Menurut Sutrisno (2012) rasio leverage menunjukkan seberapa besar

kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Rasio leverage

terdiri dari:

a. Debt to Assets Ratio (DAR)

Rasio DAR digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana atau

modal yang disediakan oleh kreditur. Selain itu rasio ini juga

digunakan untuk mengukur seberapa besar investasi aktiva dibiayai


13
dengan total hutang. Semakin tinggi rasio DAR berarti semakin besar

jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan. Perhitungan DAR dilakukan dengan

menggunakan rumus:

Total Debt
DAR= ×100 %
Total Assets

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio DER untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban dalam membayar hutangnya dengan jaminan modal sendiri.

Selain itu rasio ini juga bisa digunakan untuk mengukur perimbangan

antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.

Semakin tinggi rasio DER berarti modal sendiri yang digunakan

semakin sedikit disbanding dengan hutangnya. Perhitungan DER

dilakukan dengan menggunakan rumus (Gunawan, 2022):

Total Debt
DER= × 100 %
Total Equity

c. Long term Debt to Assets Ratio (LDAR)

Rasio LDAR digunakan untuk mengukur seberapa besar hutang jangka

panjang digunakan untuk investasi pada sektor aktiva. Hal ini

menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang

diberikan oleh kreditur dengan jumlah aktiva yang dibiayai dengan

hutang jangka panjang. Perhitungan LDAR dilakukan dengan

menggunakan rumus:

14
Longterm Debt
LDAR= × 100 %
Total Assets

d. long term Debt to Equity Ratio (LDER)

Rasio LDER menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka

panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang

diberikan oleh pemilik perusahaan. Rasio ini juga digunakan untuk

mengukur seberapa besar perbandingan antara hutang jangka panjang

dengan modal sendiri atau seberapa besar hutang jangka panjang

dijamin oleh modal sendiri. Perhitungan LDER dilakukan dengan

menggunakan rumus:

Longterm Debt
LDER= × 100 %
Total Equity

2.2 Ukuran Perusahaan

2.2.1 Pengertian Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang menentukan besar

kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari nilai equity, total penjualan,

jumlah karyawan perusahaan dan nilai total aktiva yang merupakan

variabel konteks yang mengukur tuntutan pelayanan atau produk organisasi

(Gunawan, 2022).

Ukuran perusahaan dapat ditunjukkan oleh total aset, total penjualan

bersih, rata- rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Semakin besar

total aset atau aktiva perusahaan maka semakin besar pula ukuran suatu

perusahaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan


15
merupakan ukuran atau besarnya asset kekayaan yang dimiliki oleh

perusahaan.(Arindita, 2018).

2.2.2 Konsep Ukuran Perusahaan

Nurbaety (2013) menggemukkan bahwa ukuran perusahaan

dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap

studi, alasan yang berbeda yaitu:

a. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan

memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya

kekurangan akses ke pasar modal terorganisir, baik untuk obligasi

maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran

dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat.

Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil

mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan

harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang

memberikan return lebih tinggi secara signifikan.

b. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam

kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih

pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran special

yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan

kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar


16
kemungkinan kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai

dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak

standar hutang.

c. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat

perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba.

Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain yang

mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut seperti

perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan

rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka

menjadi suatu sistem manajemen.

2.2.3 Pengukuran Ukuran Perusahaan

Menurut Werner R. Murhadi (2017) bahwa ukuran perusahaan

diukur dengan mentransformasikan total aset yang dimiliki perusahaan ke

dalam bentuk logaritma natural. Ukuran perusahaan diproksikan dengan

menggunakan Log Natural total asset dengan tujuan agar mengurangi

fluktuasi data yang berlebih.

Dengan menggunakan Log Natural, jumlah asset dengan nilai

ratusan miliar bahkan triliun akan disederhanakan, tanpa mengubah

proporsi dari jumlah asset yang sesungguhnya. Menurut Jogiyanto (2017)

menyatakan bahwa: “Ukuran aktiva digunakan untuk mengukur besarnya

perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total

aktiva”. Nilai total asset biasanya bernilai sangat besar dibandingkan


17
dengan variabel keuangan lainnya. Untuk itu variabel asset diperhalus

menjadi Log asset atau Ln Total Asset. Menurut Shintia (2021) rasio ini

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Firm ¿ ln (Total Aset)

2.3 Likuiditas

2.3.1 Pengertian Likuiditas

Kapasitas suatu aset untuk dengan segera diubah jadi uang tunai tanpa

kehilangan nilai yang cukup besar disebut sebagai likuiditas. Aset yang

mudah dikonversi dapat dijual dengan cepat tanpa menurunkan nilainya,

sedangkan aset yang tidak likuid tidak bisa dengan mudah ditukar dengan

kas atau hanya dapat dijual cepat jika perusahaan memberikan diskon yang

tinggi (Keown, Martin, & Petty 2020).

Likuiditas adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk

melunasi utang-utang yang harus segera dibayar dengan menggunakan

harta lancarnya. Pada umumnya, tingkat likuiditas suatu perusahaan

ditunjukkan dalam angka tertentu, seperti angka rasio lancar, rasio cepat

dan angka rasio kas dalam hal ini semakin tinggi likuiditas yang dihasilkan

suatu perusahaan maka dapat disimpulkan maka kinerja suatu perusahaan

dianggap semakin baik (Rivandi & Gustiyani 2021).

Likuiditas adalah gambaran tentang kapasitas perusahaan saat

membayar kewajibannya dalam waktu dekat akan jatuh tempo periode

18
tahun tertentu. Rasio yang menggambarkan kaitan antara kas perusahaan

dan aset lancar lainnya dan kewajiban lancarnya (Brigham & Houston

2019).

Menurut (Debi Monika & Sudjarni 2017) likuiditas ialah rasio yang

mencerminkan kapasitas perusahaan saat membayar utangnya dalam

jangka pendek. Perusahaan yang nilai likuiditasnya besar mendeskripsikan

bahwasanya mereka mampu membayar liabilitas jangka pendeknya. Tinggi

rendahnya aktiva lancar yang cepat diubah dalam bentuk uang tunai seperti

piutang, uang tunai, surat berharga, serta persediaan, menunjukkan

likuiditas perusahaan.

Dari berbagai teori likuiditas di atas bisa dikatakan bahwa likuiditas

ialah sebuah rasio keuangan yang dipergunakan untuk menghitung besaran

kemampuan sebuah perusahaan ketika membayar utangnya yang segera

jatuh tempo atau hutang lancar menggunakan aktiva lancar.

2.3.2 Pengukuran Likuiditas

Menurut Brigham and Houston (2019), rasio atau pengukuran

likuiditas ialah sebagai berikut:

a. Current Ratio

Salah satu rasio yang paling umum dan paling sering digunakan yakni

rasio lancar. Perhitungan matematis rasio lancar menurut (Gunawan,

2022) ini yaitu:

19
current assets
current ratio=
current liabilities

Rasio lancar, seperti rasio keuangan lainnya, dipengaruhi oleh

beberapa macam transaksi. Untuk Misalnya, misalkan perusahaan

meminjam dalam jangka panjang untuk mengumpulkan uang.

Dampak jangka pendek akan menjadi peningkatan kas dari hasil

penerbitan dan peningkatan utang jangka panjang. Kewajiban lancar

tidak akan terpengaruh, sehingga rasio lancar akan naik.

b. Quick (or Acid-Test) Ratio

Persediaan seringkali merupakan aset lancar yang sangat tidak likuid.

Itu juga yang nilai bukunya paling tidak bisa diharapkan sebagai

ukuran nilai pasar karena kualitas persediaan tidak diperhatikan.

Beberapa inventaris nanti mungkin berubah menjadi rusak, usang,

atau hilang.

Untuk mengevaluasi lebih lanjut likuiditas, rasio cepat dihitung

seperti: rasio lancar, kecuali persediaan dihilangkan:

Current assets – Inventory


quick ratio=
Current liabilities

c. Cash Ratio

Rasio ini dipakai dalam menghitung nilai kas tunai yang tersedia

guna membayar kewajiban jangka pendek yang ditandai dengan

tersedianya dana uang tunai atau setara kas.

cash
cash ratio=
current liabilities

20
2.3.3 Tujuan Likuiditas

Adapun tujuan dan manfaat untuk dapat dipetik hasil rasio likuiditas

menurut (Safitri, 2017):

1. Untuk menghitung kapasitas perusahaan membayar sejumlah utang

yang segera jatuh tempo ketika ditagih.

2. Untuk menghitung performa perusahaan memenuhi liabilitas jangka

pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.

3. Untuk menghitung performa perusahaan melunasi kewajiban jangka

pendek dengan memakai aktiva lancar tanpa mengurangi piutang atau

persediaan.

4. Untuk menghitung dan mengukur antara total sediaan yang tersedia

dengan modal operasional perusahaan.

5. Untuk menghitung seberapa banyaknya kas tunai yang ada guna

dibayarkan untuk kewajiban.

6. Sebagai komponen perencanaan di masa datang utamanya yang

berkorelasi dengan perencanaan utang dan kas.

2.4 Kinerja Keuangan

2.4.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan adalah kondisi keuangan yang

dipengaruhi oleh proses pengambilan keputusan manajemen. Kinerja

21
keuangan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut efektivitas

pemanfaatan modal, dan efisiensi dari kegiatan perusahaan. Di sisi lain,

pemegang saham melakukan investasi bisnis dengan tujuan utama

mencapai peningkatan kesejahteraan. Dengan demikian, pengukuran

kinerja keuangan perusahaan harus mampu memberikan indikator atas

perubahan tingkat kesejahteraan para pemegang saham sebagai hasil dari

investasi pada jangka waktu tertentu. Kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan selama periode tertentu melalui kegiatan

operasionalnya disebut profitabilitas. Profitabilitas merupakan hasil dari

berbagai kebijakan dan keputusan, yang menunjukkan likuiditas,

efektivitas pengelolaan aset, dan pengelolaan utang atas aset operasional

(Brigham & Houston, 2017).

2.4.2 Manfaat dan Tujuan Kinerja Keuangan

Manfaat dari penilaian kinerja dalam Kurniawati (2012) adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam

suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan

pelaksanaan kegiatannya.

b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan,

maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai

22
kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara

keseluruhan.

c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk

masa yang akan datang.

d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan

organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada

khususnya.

e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Adapun tujuan dari kinerja keuangan menurut Jumingan (2009: 239)

adalah:

a. Untuk mengetahui keberhasilan perusahaan dalam pengelolaan

keuangannya, yang mana dapat dilihat aspek kecukupan profitabilitas

dan modal yang dicapai perusahaan pada tahun berjalan ataupun tahun

sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan saat menggunakan dan

mendayagunakan seluruh aset yang dimiliki dalam menghasilkan

profit secara efisien.

2.4.3 Indikator Pengukuran Kinerja Keuangan

23
Penilaian kinerja keuangan setiap perusahaan berbeda-beda

tergantung pada ruang lingkup bisnis yang dijalani (Angela, 2015). Dalam

penelitian ini proksi rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan

adalah ROA (Return on Asset). ROA yang termasuk rasio profitabilitas ini

mengukur sejauh mana kemampuan perusaahaan menghasilkan laba dari

aktiva yang dipergunakan dalam perusahaan.

Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Gunawan, 2022)


Laba Bersih
ROA=
Total Aset

2.5 Pengembangan Hipotesis

2.5.1 Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan

Struktur modal merupakan proporsi pendanaan dengan hutang (debt

financing) suatu perusahaan, yaitu rasio leverage perusahaan. Struktur

modal adalah suatu kunci perbaikan yang produktifitas dan kinerja

keuangan perusahaan. Struktur modal menjelaskan bahwa suatu kebijakan

pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukkan struktur

modal (baruan antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk memaksimalkan

nilai perusahaan (Erawati et al., 2022).

Penelitian yang diteliti Pertiwi & W (2022) oleh menemukan

bahwasanya struktur modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Semakin tinggi hutang perusahaan akan dapat meningkatkan kinerja

perusahaan. Dengan adanya hutang yang tinggi dihadapkan manajemen

24
perusahaan dapat membiayai aktivitas oprasionalnya dengan baik dan

memadai, sehingga investor akan melihat ini sebagai sinyal positif dan

mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Temuan yang diperoleh Rahman (2020) menunjukan struktur modal

berkorelasi positif terhadap kinerja keuangan. Peningkatan struktur modal

menunjukkan semakin meningkatnya tingkat hutang perusahaan. Kondisi

ini akan menimbulkan adanya kewajiban perusahaan untuk memenuhi

pembayaran hutang sehingga dapat mendorong pengelolaan aset secara

produktif sehingga dapat meningkatkan perolehan keuntungan bagi

perusahaan.

Menurut Erawati et al. (2022) mengungkapkan bahwa struktur modal

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Perusahaan dengan nilai

Struktur Modal yang tinggi cenderung menghasilkan ROA yang tinggi, dan

demikian pula sebaliknya. Struktur Modal menunjukkan setiap rupiah

modal sendiri yang dijadikan jaminan atas utang kepada pihak luar.

Hubungan agensi pemisah fungsi antara kepemilikan prinsipal dan

pengendalian pihak agen, jika agen dapat mengelola perusahaan dengan

baik, maka dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan sumber daya yang

dimiliki. Ketika terjadi peningkatan proporsi utang terhadap modal, maka

total aset pun akan mengalami peningkatan. Pada saat jumlah total aset

perusahaan mengalami peningkatan, maka perusahaan akan memiliki

kesempatan yang lebih besar dalam memanfaatkan asetnya secara lebih

maksimal.
25
Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Jonathan,

(2019) menjabarkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap

kinerja keuangan. Struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja

keuangan, artinya semakin tinggi struktur modal maka kinerja keuangan

akan semakin kecil. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori trade-off

yang menyebutkan bahwa Penggunaan hutang dapat meningkatkan nilai

perusahaan sampai batas leverage yang optimal, dan sesudahnya

penggunaan hutang

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu maka peneliti

menurunkan hipotesis yang akan dibuktikan secara empiris:

H1 : Struktur Modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

2.5.2 Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan

Ukuran perusahaan adalah gambaran dari seberapa besar skala

operasional yang dijalankan oleh perusahaan dari nilai total aktiva

perusahaan pada neraca akhir tahun. Ukuran perusahaan merupakan besar

kecilnya suatu perusahaan dapat ditentukan dari lapangan suatu usaha yang

sedang dijalankan. Penentuan besar kecilnya ukuran suatu perusahaan

dapat dilihat berdasarkan total penjualan dan rata-rata tingkat penjualan

serta rata-rata total aktiva (Septiarn et al., 2021).

Menurut Ainun and Nazruddin (2021) variabel ukuran perusahaan

berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Perusahaan dengan aset

yang besar dapat dengan mudah mengakses pasar modal. Dengan adanya
26
kemudahan mengakses pasar modal, perusahaan tersebut memiliki

fleksibilitas dan kemampuan mendapatkan dana.

Penelitian yang sudah diteliti oleh Alifatussalimah & Sujud (2020) dan

Shintia (2021) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif

terhadap kinerja keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada suatu

tingkat tertentu, perluasan ukuran perusahaan yang didasari atas

penambahan aset justru dapat menyebabkan terjadinya penurunan ROA

apabila tidak diiringi dengan kemampuan pengelolaan aset yang baik.

Sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh Nur Amalia & Khuzaini

(2021) ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif, hasil ini

menunjukkan jika ukuran perusahaan semakin besar, maka kinerja

perusahaan akan semakin turun. Hal ini dikarenakan ukuran perusahaan

yang besar tersebut belum didukung dengan pengelolaan yang baik oleh

perusahaan atas sumber daya perusahaan tersebut (total aset) sehingga

kinerja keuangan menjadi turun.

Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Jonathan,

(2019) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan, artinya semakin tinggi ukuran perusahaan maka

kinerja keuangan akan semakin besar. Hasil ini menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan sesuai dengan teori trade-off yaitu Semakin besar suatu

perusahaan maka semakin stabil pula pendapatan yang akan diperoleh

perusahaan, sehingga suatu perusahaan yang besar akan memiliki pengaruh

27
terhadap kinerja keuangan perusahaannya dibandingkan dengan perusahaan

yang kecil.

Semakin tinggi ukuran perusahaan, maka kinerja keuangan semakin

menurun. Hal ini dapat disebabkan karena ukuran perusahaan yang besar

belum didukung pengelolaan yang baik. Ukuran perusahaan yang besar

tidak dapat digunakan sebagai jaminan bahwa perusahaan memiliki kinerja

yang baik. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu maka peneliti

menurunkan hipotesis yang akan dibuktikan secara empiris:

H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Kinerja

Keuangan.

2.5.3 Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan

Rasio likuiditas yang diukur dengan menggunakan Current Ratio (CR)

merupakan rasio yang digunakan sebagai indikator untuk menggambarkan

posisi kemampuan perusahaan dalam membayar atau melunasi hutang

jangka pendek yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva

lancer (Sofyan, 2020).

Menurut Erawati et al. (2022) dan Pertiwi & (2022) menyatakan

bahwa likuiditas perusahaan memiliki hubungan positif terhadap kinerja

keuangan. Tingginya likuiditas dapat menunjukan dana yang tersedia untuk

membayar dividen membiayai operasi perusahaan dan investasi agar

pandangan investor pada kinerja suatu perusahaan semakin baik. Jika agen

dapat mengelola perusahaan dengan baik dan nilai perusahaan yang tinggi
28
dapat menunjukkan hubungan antara pihak agen dan principal yang baik.

Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi

mempunyai dana internal yang besar sehingga perusahaan juga dapat

menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai

investasinya sebelum menggunakan pembayaran eksternal melalui hutang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zanetty (2022) menemukan

bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Kondisi

ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas yang memiliki nilai tinggi

menggambarkan kemampuan perusahaan yang semakin baik dalam

memenuhi kebutuhan pendanaan operasional perusahaan dalam jangka

pendek, sehingga perusahaan dapat mengurangi jumlah hutang yang

dimiliki perusahaan.

Temuan oleh Isbanah & Selviana (2020) mendapatkan likuiditas

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil di sini terjadi

dikarenakan perusahaan mempunyai lebih banyak sumber inilah likuiditas

yang besar pada perusahaan diinterpretasikan. Dalam melunasi hutang

jangka pendeknya perusahaan dengan aktiva yang dimiliki sudah cukup

baik. Investor dan kreditur dapat memberikan investasi dan kreditnya bagi

perusahaan jika investor dan kreditur menganggap baik perusahaan yang

memiliki kemampuan dalam membayar kewajibannya. Oleh karena itu,

semakin besarnya aset yang dimiliki jadi akan berdampak pada semakin

baiknya kinerja keuangan.

29
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu maka peneliti

menurunkan hipotesis yang akan dibuktikan secara empiris:

H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

2.7 Kerangka Konseptual

Struktur Modal
(X1) H1

H2
Ukuran Perusahaan Kinerja Keuangan
(X2) (Y)
H3

Likuiditas
(X3)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai yaitu penelitian kuantitatif. Menurut Radjab &

Jam’an (2017) penelitian kuantitatif ialah teknik mencari teori-teori yang

30
memanfaatkan data seperti angka sebagai instrumen yang berfungsi menyelidiki

ulasan mengenai apa yang ingin diketahui.

Penelitian ini memakai teknik kuantitatif, sebab variabel struktur modal,

ukuran perusahaan, likuiditas, dan kinerja keuangan berdasar dari laporan

keuangan tahunan yang memuat data numerik. Kuantitatif yaitu sebuah prosedur

menemukan teori-teori dengan memanfaatkan fakta seperti angka untuk objek saat

membedah informasi tentang yang dicari. Metode penelitian ilmiah yang telah

diperoleh faktanya dijadikan pedoman saat menemukan kebenaran data

selanjutnya (Kuntjojo, 2019).

3.2 Jenis Dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang dimanfaatkan penulis ialah data panel. Data panel sering

disebut dengan istilah data pooling adalah perpaduan data runtut waktu

(time series) dengan data silang tempat (cross section). Penggunaan data

analisis terhadap daerah atau industri dalam skala masa tertentu. dengan

memanfaatkan data panel untuk menganalisis akan menyajikan data lebih

(Purwanto & Sulistiastuti 2017).

Penentuan data panel dengan bentuk perbandingan rasio (angka).

Skala rasio yaitu secara analisa memakai taksiran untuk data kuantitatif

yang dipaparkan dalam pada catatan tahunan keuangan perusahaan

berjalan. Skala rasio merupakan skala yang disajikan berupa angka dengan

maksud yang sesungguhnya, serta dilengkapi dengan semua karakteristik


31
skala ukuran nominal, ordinal, dan interval (Hendrayadi, 2015). Jenis data

rasio yang peneliti gunakan adalah skala perbandingan untuk mengukur

struktur modal, ukuran perusahaan, dan likuiditas terhadap kinerja

keuangan tahunan dari tahun 2017 - 2021. Pengolahan data yang dilakukan

pada penelitian ini menggunakan eviews 8.

3.2.2 Sumber Data

Data penelitian ini berawal dari data sekunder seperti catatan keuangan

yang siap diaudit dari catatan tahunan. Data sekunder ialah data yang

terkonsentrasi pada institusi pengumpulan data serta tersaji untuk para

komunitas pemakai data. Data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek

Indonesia (www.idx.co.id), serta situs web yang bersangkutan dan

mempelajari literature yang ada pada masalah penelitian apakah itu media

cetak ataupun elektronik (Sugiyono, 2017).

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi ialah sekumpulan dari banyak sumber yang diatur oleh

sebuah ciri-ciri khusus yang dapat dikelompokkan ke dalam objek

penelitian, bisa seperti manusia, berkas maupun data sesuai dengan objek.

Populasi menurut (Sugiyono, 2017) adalah cakupan abstrak dengan bentuk

objek maupun subjek yang berdedikasi serta memiliki ketentuan yang akan
32
dipelajari oleh peneliti agar bisa mengambil kesimpulan. Pada penelitian

ini yang jadi populasi tempat penelitian ialah pada perusahaan subsector

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan segmen atau wakil populasi yang punya

karakteristik sesuai populasinya. Menurut Sugiyono (2017) Sampel ialah

segmen dari jumlah serta ciri khas populasi, dan cara mengambil sampelnya

ialah purposive sampling, yakni cara mengambil sampel dengan dasar

kriteria tertentu yang diperlukan oleh peneliti. Metode Sampel dalam

penelitian ini ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, adapun

kriteria atau perkiraan yang ditetapkan, yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan subsector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun periode 2017 – 2021.

2. Perusahaan yang konsisten berada di perusahaan subsector makanan dan

minuman selama periode tahun 2017 – 2021.

3. Perusahaan subsector makanan dan minuman yang menyajikan laporan

keuangan secara lengkap selama masa observasi 2017 – 2021.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel perusahaan dapat digambarkan pada

tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1
Kriteria Purposive Sampling Method
No. Kriteria Jumlah
33
1. Perusahaan subsector makanan dan minuman yang 26
terdaftar di bursa efek Indonesia pada periode 2017-
2021.
2. Perusahaan subsector makanan dan minuman yang (12)
tidak konsisten berada di perusahaan subsector
makanan dan minuman selama periode 2017 – 2021.
3. Perusahaan subsector makanan dan minuman yang (3)
tidak menyajikan laporan keuangan secara lengkap
dari tahun 2017-2021
Jumlah Sampel 11

Periode Observasi 5

Jumlah Data Observasi 55

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah sebuah langkah yang sangat fundamental pada

proses penelitian, sebab tujuan pokok pada penelitian ini ialah untuk

mengumpulkan data. Peneliti mendapat informasi dalam penelitian ini

dikumpulkan melalui proses penggunaan mekanisme pengumpulan data yaitu:

Dokumentasi. Dokumentasi menurut Sugiyono (2017) adalah mengumpulkan

data serta info yang dibutuhkan dari gambaran bentuk laporan, buku, berkas,

tulisan angka serta hal-hal yang mendukung penelitian. Pada penelitian cara

mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dengan mengambil sampel dari web

resmi Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses di internet dengan Web resmi BEI

34
idx.com dengan men-download data-data yang dimanfaatkan saat meneliti, yaitu

data variabel struktur modal, ukuran perusahaan, likuiditas, dan kinerja keuangan.

Data yang dikumpulkan data laporan perusahaan subsector makanan dan

minuman periode 2017 – 2021 dengan tahun observasi periode 5 tahun maka data

yang didapatkan sebanyak 55 data observasi dengan jumlah perusahaan sebanyak

11 perusahaan.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional dipergunakan saat menyampaikan acuan empiris adapun

yang ditemukan akan menggambarkan dengan benar konsep yang akan

diperhatikan atau diukur dalam penelitian ini. Definisi operasional pada penelitian

ini ialah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel

No Variabel Pengertian Pengukuran Sumber

1. Kinerja Kinerja keuangan Laba Bersih (Gunawan,


ROA=
Keuangan merupakan Total Aset 2022)
(Y) gambaran mengenai
keadaan keuangan
perusahaan dalam

35
jangka waktu
tertentu yang
merupakan hasil dari
banyak keputusan
individual yang
dibuat secara terus
menerus oleh pihak
manajemen.
2. Struktur struktur modal (Gunawan,
Modal (X1) merupakan Total Debt 2022)
DER= × 100 %
gambaran dari Total Equity
bentuk proporsi
finansial perusahaan
yaitu antara modal
yang dimiliki yang
bersumber dari
utang jangka
panjang dan modal
sendiri yang menjadi
sumber pembiayaan
suatu perusahaan.
Ukuran Ukuran perusahan Firm ¿ ln (Total Aset) Shintia (2021)
Perusahaan merupakan nilai
(X2) yang menunjukan
besar kecilnya
perusahaan.

3. Likuiditas Likuiditas mengukur current assets (Gunawan,


current ratio=
(X3) kemampuan current liabilities 2022)
perusahaan untuk
melunasi kewajiban
(utang) jangka
pendek tepat pada
waktunya.

3.6 Teknik analisis data

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

36
Data yang diolah dan dikumpulkan pada penelitian, kemudian

dianalisis menggunakan alat statistik yang ddikenal dengan statistik

deskriptif. Statistik deskriptif ialah statistik yang dipakai saat menganalisis

data dengan menggambarkan atau mendeskripsikan data yang sudah

dikumpulkan apa adanya, tanpa bermaksud mengambil garis besar yang

bisa digeneralisasikan atau membuat generalisasi yang luas (Sugiyono,

2017).

3.6.2 Pembentukan Model

Dalam menaksir persamaan dengan data panel bisa menggunakan

salah satu pendekatan yakni Common Effect Model, Fixed Effect Model dan

Effect Model. Masing-masing model memiliki perbedaan didalam analisis dan

hasil yang dicapai. Dimana peneliti hanya bisa memiliki satu diantara dua

model regresi panel yang akan dipakai. Berikut analisis tentang bentuk atau

model pendugaan dalam regresi panel :

1. Common Effect Model (CEM)

Menurut Radjab and Jam’an (2017) common effect model merupakan

gabungan data yang diolah menjadi sebuah kesatuan observasi dengan

memperkirakan model dengan metode Ordinary Least Square (OLS).

Pendekatan ini tidak berfokus pada dimensi perorangan ataupun

waktu.
37
2. Fixed Effect Model (FEM)

Fixed effect model (FEM) adalah sebuah metode untuk menampilkan

perbedaan antar objek. Bahkan ketika koefisien regresinya sama.

Menurut Winarno (2017) Efek tetap yang dimaksud ialah bahwa

sebuah objek mengandung besaran konstanta untuk periode waktu

yang berbeda dan koefisien regresi besaran tetap dari periode ke

periode.

3. Random Effect Model (REM)

Random effect model (REM) dipakai untuk mensiasati kelemahan

metode efek tetap dalam memanfaatkan variabel semu, berakibat

model mengalami ketidakpastian. Dengan tidak memakai variabel

semu, metode efek random memakai residual yang dianggap

mempunyai kaitan antar waktu dan objek

(Winarno, 2017).

3.6.3 Pengujian Kelayakan Model Effect

Menurut Mansuri (2016) pengujian model regresi panel ini ditelaah

guna menentukan dan memilah model yang sesuai diaplikasikan dalam

analisis regresi data panel. Pengujian model ini kita dapat melakukan

pengujian yaitu sebagai berikut:

1. Uji Chow (Likelihood Test)

Uji Chow dipakai untuk memilih kedua model diantara model

common effect dan model fixed effect. Asumsi bahwa setiap unit cross
38
section mempunyai sifat yang sama tidak karenatiap unit cross

section mempunyai perilaku yang berbeda, yang merupakan dasar

dari uji chow. Hipotesis dalam pengujian ini yaitu :

H0 : Model menggunakan pendekatan common effect model

Ha : Model menggunakan pendekatan fixed effect model

Jika diperoleh nilai prob pada Cross-section Chi-square lebih

kecil dari tingkat alpa (α) (0,000 < 0,05), artinya model Fixed Effect

lebih baik digunakan dari pada model Common Effect dan sebaliknya

jika Cross-section Chi-square lebih kecil dari tingakt alpa (α) (0,000 >

0,05), artinya model Common Effect lebih baik digunakan dari pada

model Fixed Effect.

2. Uji Hausman (Hausman Test)

Uji hausman dilakukan untuk memilih model terbaik antara

model fixed effect atau model random effect yang bisa dipakai sebagai

model regresi data panel. Hipotesis dalam pengujian ini yaitu :

H0 : Model menggunakan pendekatan random effect model

Ha : Model menggunakan pendekatan fixed effect model

Pada uji hausman ini nilai yang diperhatikan yaitu nilai

probabilitas (prob.) Cross-section random. Jika nilai probabilitasnnya

besar dari 0,05 berarti H0 diterima, maka yang terpilih rrandom effect

model. Sebaliknya jika nilai probabilitasnya kecil dari 0,05 berarti H0

ditolak maka model yang terpilih yaitu fixed effect model.

39
3.6.4 Uji Asumsi Klasik

Uji ini digunakan agar dapat mengetahui apa hasil analisis yang

digunakan terbebas dari penyimpann asumsi klasik yang mencakup uji

normalitas, uji multikolonearitas, dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi, variabel dependen dan variabel independen terdistribusi

normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Jarque-

Bera Test. Untuk mengetahui normal atau tidaknya residual secara

sederhana yaitu dengan membandingkan nilai probabilitas JB (Jarque-

Beta) hitung dengan tingkat alpha 0,05. Apabila Prob. JB hitung dari

0,05 maka residual terdistribusi normal dan apabila kecil dari 0,05

maka residual terdistribusi tidak normal (Mansuri, 2016).

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas yaitu kondisi dimana adanya hubungan linier

antara variabel independen, karena melibatkan beberapa variabel

independen, maka multikolinieritas tidak akan terjadi pada persamaan

regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu

variabel independen). Jika koefisien korelasi antara masing-masing

40
variabel lebih kecil dari 0,8 maka tidak terjadi multikolinieritas pada

regresi tersebut. Sebaliknya jika koefisien korelasi antara masing-

masing variabel lebih besar dari 0,8 maka model ini mengandung

multikolinieritas (Winarno, 2017).

3. Uji Heteroskedastisitas

Apabila saat residual dan nilai prediksi memiliki korelasi atau pola

hubungan, maka akan terjadi heteroskedastisitas. Pola hubungan ini

tidak hanya sebatas hubungan yang linier, tetapi dalam pola yang

berbeda juga dimungkinkan. Keputusan terjadi atau tidaknya

heteroskedastisitas pada model regresi linier adalah dengan melihat

nilai profitabilitas F-statistik (F hitung). Apabila nilai profitabilitas F

hitung lebih besar dari tingkat alfa 0,05 maka H0 diterima yang artinya

tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai profitabilitas

F hitung lebih kecil dari tingkat alfa 0,05 maka H0 ditolak yang artinya

terjadi heteroskedastisitas.

3.6.5 Uji Hipotesis

a. Uji R (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi menyatakan modifikasi pengaruh antara

variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat nya. Regresi linear

berguna dilakukan untuk memperkirakan dan mengukur tingkat

kepastian nya. Variabel independen lebih dari satu pada penelitian ini,
41
maka digunakanlah Adjusted R Square. Nilai yang dimiliki Adjusted

Square yaitu antara angka 0 sampai 1. Nilai Adjusted R Square

dikatakan semakin besar apabila mendekati angka satu (Mansuri,

2016).

b. Uji T-Test

Menurut (Mansuri, 2016) uji t-test digunakan untuk menguji

konstanta yang diduga untuk mengestimasi persamaan dapat

menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dasar

pengambilan keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak.

Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima.

Hipotesis tidak dapat ditolak mempunyai arti bahwa variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

3.6.6 Uji Regresi Data Panel

Penelitian ini dilakukan agar dapat diketahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi data panel

dilakukan pengujian agar diketahui apakah hipotesis yang telah dibuat

akan diterima atau ditolak. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah

42
5%. Model statistik yang diestimasi merupakan model yang terbaik dan

terbebas dari penyimpangan asumsi klasik (Hadya et al, 2017).

Adapun persamaan regresi data panel sebagai berikut:

Yit = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it + ε

Keterangan:

α = Konstanta

Yit = Kinerja Keuangan

β1, β2, β3 = Koefisien regresi variabel independen

x1it = Rasio Struktur Modal

x2it = Rasio Ukuran Perusahaan

x3it = Rasio Likuiditas

ε = Variabel pengganggu (Residual Error)

DAFTAR PUSTAKA

Ainun, N., & Nazruddin, T. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Family
Ownershp Terhadap Kebijakan Dividen ( Studi pada Perusahaan Keluarga
Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2019 ). 8(5), 5375–5382.
Alifatussalimah, & Sujud, A. (2020). Jurnal Manajemen Oikonomia. Jurnal

43
Manajemen, 16(1), 1–16.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2019). Fundamentals Of Financial Management
(15e (ed.)).
Debi Monika, N. G. A. P., & Sudjarni, L. K. (2017). Pengaruh Likuiditas,
Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 7(2), 905. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2018.v7.i02.p13
Diana, L., & Maria Stefani Osesoga. (2020). Pengaruh likuiditas, solvabilitas,
manajemen aset, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan. Jurnal
Akuntansi Kontemporer, 12(1), 20–34. https://doi.org/10.33508/jako.v12i1.2282
Elizabeth Sugiarto Dermawan, A. M. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial
Leverage, Dan Liquidity Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Paradigma
Akuntansi, 1(3), 572. https://doi.org/10.24912/jpa.v1i3.5560
Erawati, T., Wardani, D. K., & Hafil, A. (2022). PENGARUH KONSERVATISME,
STRUKTUR MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA
KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019). Jurnal Ilmiah Akuntansi, 13(April),
98–110.
Fahmi, I. (2018). Pengaruh Manajemen Keuangan (Cetakan ke). Alfabeta.
Gunawan, C. (2022). PENGARUH LIKUIDITAS , STRUKTUR MODAL , UKURAN
PERUSAHAAN KEUANGAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA
TAHUN 2018-2020. 11(1), 31–40.
Harmono. (2017). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced. PT Bumi Angkasa
Raya.
Hartono, P. G., & Matusin, A. R. (2020). Determinants of Dividend Policy of Real
Estate, Property, and Building Construction Companies Listed in IDX with
Unbalanced Panel Data Approach. TIJAB (The International Journal of Applied
Business), 4(2), 139. https://doi.org/10.20473/tijab.v4.i2.2020.139-156
Hendrayadi. (2015). Metode Riset Kuantitatif (1st ed.).
Isbanah, Y., & Selviana, M. A. (2020). Pengaruh Csr, Leverage, Kepemilikan
Manajerial Dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (Perusahaan Sektor
Properti Dan Real Estate Di Bei 2012-2017). Jurnal Ilmu Manajemen, 8(01),
247–256.
Jonathan, I. B. (2019). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Non Keuangan
Dengan Menggunakan Dupont System. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis,
2(2), 419. https://doi.org/10.24912/jmieb.v2i2.1610
44
Keown, Martin, & Petty. (2020). Foundations Of Finance (Tenth Edit). Pearson.
Kuntjojo. (2019). Metodologi Penelitian. Universitas Nusantara PGRI.
Mansuri. (2016). Modul Praktikum Eviews Analisis Regresi Linear Berganda
Menggunakan Eviews. Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur.
Nur Amalia, A., & Khuzaini. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage Dan
Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen,
10(5), 1–17.
Pertiwi, Y., & Samrotun, Y. C. (2021). Pengaruh Likuiditas , Pembayaran Deviden ,
Leverage , Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Manajemen,
Ekonomi Dan Akuntansi (MEKA), 2(2), 217–223.
Pertiwi, Y., & W, E. M. (2022). Pengaruh likuiditas, leverage, dan struktur modal
terhadap kinerja keuangan. 18(2), 406–413.
https://doi.org/10.29264/jinv.v18i2.10624
Purwanto, & Sulistiastuti. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi
Publik Dan Masalah Masalah Sosial (2nd ed.). Gava Media.
Radjab, E., & Jam’an. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis (Cetakan 1). Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Rahman, M. A. (2020). Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Aset Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Jakarta Islamic Index (JII).
Akurasi : Jurnal Studi Akuntansi Dan Keuangan, 3(1), 55–68.
https://doi.org/10.29303/akurasi.v3i1.25
Rahmatin, M., & Kristanti, I. N. (2020). Pengaruh Good Corporate Governance,
Leverage, Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi
(JIMMBA), 2(4), 655–669. https://doi.org/10.32639/jimmba.v2i4.623
Rivandi, M., & Gustiyani, W. (2021). Pengaruh leverage, Likuiditas dan Profitabilitas
Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
PT. Pefindo Periode 2015-2019. Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic, 5(1),
130–139. https://doi.org/10.36057/jips.v5i1.456
Safitri, R. A. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi
Periode 2011-20! 5. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG.
Saleh, T. (2021). Pandemi 2020, Laba Unilever Indonesia Drop 3% Jadi Rp 7,2 T.
CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/market/20210205083014-17-
221208/pandemi-2020-laba-unilever-indonesia-drop-3-jadi-rp-72-t

45
Septiarn, I., Widiasmara, A., & Ubaidillah, M. (2021). PENGARUH UKURAN
PERUSAHAAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI
VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2016-2020) Ika. SEMINAR INOVASI MAJEMEN
BISNIS DAN AKUNTANSI 3, 5–24. https://doi.org/2686 - 1771
Sharma, R. K., & Bakshi, A. (2019). An evident prescience of determinants of
dividend policy of Indian real estate companies. Journal of Financial
Management of Property and Construction, 24(3), 358–384.
https://doi.org/10.1108/JFMPC-02-2019-0012
Shintia, I. (2021). Pengaruh Leverage, Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kinerja Keuangan Indeks Lq45 Di Bei. 463.
Sofyan. (2020). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Dan Aktivitas Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Sosial Available, 1(46), 34–39.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis (S.Yustiyani (ed.); Ketiga). Alfabeta.
Winarno. (2017). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews (empat). UPP
STIM YKPN.
Zanetty, V. (2022). PENGARUH FREE CASH FLOW , LIKUIDITAS , DAN
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ).
Zutter, C. J., & Smart, S. B. (2019). Principles of Managerial Finance (15th Ed
(ed.)). Pearson.
Ainun, N., & Nazruddin, T. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Family
Ownershp Terhadap Kebijakan Dividen ( Studi pada Perusahaan Keluarga
Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2019 ). 8(5), 5375–5382.
Alifatussalimah, & Sujud, A. (2020). Jurnal Manajemen Oikonomia. Jurnal
Manajemen, 16(1), 1–16.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2019). Fundamentals Of Financial Management
(15e (ed.)).
Debi Monika, N. G. A. P., & Sudjarni, L. K. (2017). Pengaruh Likuiditas,
Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 7(2), 905. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2018.v7.i02.p13
Diana, L., & Maria Stefani Osesoga. (2020). Pengaruh likuiditas, solvabilitas,
manajemen aset, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan. Jurnal
Akuntansi Kontemporer, 12(1), 20–34. https://doi.org/10.33508/jako.v12i1.2282
46
Elizabeth Sugiarto Dermawan, A. M. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial
Leverage, Dan Liquidity Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Paradigma
Akuntansi, 1(3), 572. https://doi.org/10.24912/jpa.v1i3.5560
Erawati, T., Wardani, D. K., & Hafil, A. (2022). PENGARUH KONSERVATISME,
STRUKTUR MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA
KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019). Jurnal Ilmiah Akuntansi, 13(April),
98–110.
Fahmi, I. (2018). Pengaruh Manajemen Keuangan (Cetakan ke). Alfabeta.
Gunawan, C. (2022). PENGARUH LIKUIDITAS , STRUKTUR MODAL , UKURAN
PERUSAHAAN KEUANGAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA
TAHUN 2018-2020. 11(1), 31–40.
Harmono. (2017). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced. PT Bumi Angkasa
Raya.
Hartono, P. G., & Matusin, A. R. (2020). Determinants of Dividend Policy of Real
Estate, Property, and Building Construction Companies Listed in IDX with
Unbalanced Panel Data Approach. TIJAB (The International Journal of Applied
Business), 4(2), 139. https://doi.org/10.20473/tijab.v4.i2.2020.139-156
Hendrayadi. (2015). Metode Riset Kuantitatif (1st ed.).
Isbanah, Y., & Selviana, M. A. (2020). Pengaruh Csr, Leverage, Kepemilikan
Manajerial Dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (Perusahaan Sektor
Properti Dan Real Estate Di Bei 2012-2017). Jurnal Ilmu Manajemen, 8(01),
247–256.
Jonathan, I. B. (2019). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Non Keuangan
Dengan Menggunakan Dupont System. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis,
2(2), 419. https://doi.org/10.24912/jmieb.v2i2.1610
Keown, Martin, & Petty. (2020). Foundations Of Finance (Tenth Edit). Pearson.
Kuntjojo. (2019). Metodologi Penelitian. Universitas Nusantara PGRI.
Mansuri. (2016). Modul Praktikum Eviews Analisis Regresi Linear Berganda
Menggunakan Eviews. Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur.
Nur Amalia, A., & Khuzaini. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage Dan
Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen,
10(5), 1–17.
Pertiwi, Y., & Samrotun, Y. C. (2021). Pengaruh Likuiditas , Pembayaran Deviden ,
Leverage , Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Manajemen,
47
Ekonomi Dan Akuntansi (MEKA), 2(2), 217–223.
Pertiwi, Y., & W, E. M. (2022). Pengaruh likuiditas, leverage, dan struktur modal
terhadap kinerja keuangan. 18(2), 406–413.
https://doi.org/10.29264/jinv.v18i2.10624
Purwanto, & Sulistiastuti. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi
Publik Dan Masalah Masalah Sosial (2nd ed.). Gava Media.
Radjab, E., & Jam’an. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis (Cetakan 1). Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Rahman, M. A. (2020). Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Aset Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Jakarta Islamic Index (JII).
Akurasi : Jurnal Studi Akuntansi Dan Keuangan, 3(1), 55–68.
https://doi.org/10.29303/akurasi.v3i1.25
Rahmatin, M., & Kristanti, I. N. (2020). Pengaruh Good Corporate Governance,
Leverage, Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi
(JIMMBA), 2(4), 655–669. https://doi.org/10.32639/jimmba.v2i4.623
Rivandi, M., & Gustiyani, W. (2021). Pengaruh leverage, Likuiditas dan Profitabilitas
Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
PT. Pefindo Periode 2015-2019. Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic, 5(1),
130–139. https://doi.org/10.36057/jips.v5i1.456
Safitri, R. A. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi
Periode 2011-20! 5. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG.
Saleh, T. (2021). Pandemi 2020, Laba Unilever Indonesia Drop 3% Jadi Rp 7,2 T.
CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/market/20210205083014-17-
221208/pandemi-2020-laba-unilever-indonesia-drop-3-jadi-rp-72-t
Septiarn, I., Widiasmara, A., & Ubaidillah, M. (2021). PENGARUH UKURAN
PERUSAHAAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI
VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2016-2020) Ika. SEMINAR INOVASI MAJEMEN
BISNIS DAN AKUNTANSI 3, 5–24. https://doi.org/2686 - 1771
Sharma, R. K., & Bakshi, A. (2019). An evident prescience of determinants of
dividend policy of Indian real estate companies. Journal of Financial
Management of Property and Construction, 24(3), 358–384.
https://doi.org/10.1108/JFMPC-02-2019-0012

48
Shintia, I. (2021). Pengaruh Leverage, Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kinerja Keuangan Indeks Lq45 Di Bei. 463.
Sofyan. (2020). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Dan Aktivitas Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Sosial Available, 1(46), 34–39.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis (S.Yustiyani (ed.); Ketiga). Alfabeta.
Winarno. (2017). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews (empat). UPP
STIM YKPN.
Zanetty, V. (2022). PENGARUH FREE CASH FLOW , LIKUIDITAS , DAN
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ).
Zutter, C. J., & Smart, S. B. (2019). Principles of Managerial Finance (15th Ed
(ed.)). Pearson.

Lampiran 1

Nama Perusahaan

NO KODE NAMA PERUSAHAAN


1 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
2 CEKA Wilmar Caaya Indonesia Tbk
3 DLTA Delta Djakarta Tbk
4 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

49
5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
7 MYOR Mayora Indah Tbk
8 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
9 SKLT Sekar Laut Tbk
10 STTP Siantar Top Tbk
11 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company

50

Anda mungkin juga menyukai