YUNI SARA
A012211071
xii
4.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 54
4.6 Teknik Analisis Data ........................................................................... 54
4.7 Uji Hipotesis ........................................................................................ 57
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 64
5.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 64
5.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian .................................................... 79
BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................ 97
6.1 Pembahasan ....................................................................................... 97
BAB VII PENUTUP ............................................................................................. 105
7.1 Kesimpulan........................................................................................ 105
7.2 Implikasi ........................................................................................... 106
7.3 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 107
7.4 Saran ................................................................................................. 108
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 110
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-Rata Rasio Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur sub sector
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama kurun
waktu 2017-2020 .................................................................................... 6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 32
Tabel 4.1 Populasi Penelitian ............................................................................... 46
Tabel 4.2 Pemilihan Populasi Dengan Purposive Sampling ................................ 48
Tabel 4.3 Daftar Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman
yang dijadikan Sampel Peneltian ......................................................... 49
Tabel 5.1 Perkembangan Ukuran Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
Periode 2018-2021 ............................................................................... 81
Tabel 5.2 Perkembangan Rasio Leverage Pada Perusahaan Manufaktur
Periode 2018-2021.............................................................................. 82
Tabel 5.3 Perkembangan Rasio Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur
Periode 2018-2021.............................................................................. 84
Tabel 5.4 Perkembangan Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur
Periode 2018-2021 ............................................................................... 86
Tabel 5.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 87
Tabel 5.6 Regression Weight Model Jalur ............................................................ 90
Tabel 5.7 Composite Reliability ............................................................................ 91
Tabel 5.8 Heretroit-Monotoroit Ratio (HTMT) ....................................................... 92
Tabel 5.9 Hasil Uji R-Square ................................................................................ 94
Tabel 5.10 Path Coefficient................................................................................... 94
Tabel 5.11Specific Indirect Effects........................................................................ 96
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
serta pembangunan fasilitas publik. Oleh karena itu, seharusnya semakin banyak
jumlah penerimaan pajak semakin banyak fasilitas dan infrastruktur publik yang
pentingnya pajak bagi negara dan sadar untuk membayar pajak ( Renny
Selvianni,2019).
kepentingan yang berbeda terkait dengan pembayaran pajak. Bagi wajib pajak,
pajak merupakan salah satu beban yang akan mengurangi laba atau
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
1
2
dari pembayaran pajak oleh para Wajib Pajak orang pribadi maupun badan.
kewajiban warga negara dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan
Undang Dasar 1945. Hal tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang
bidang.
dilaksanakan dengan dukungan dana yang besar. Dana pembangunan itu dapat
diperoleh dari berbagai sumber, pemerintah dan swasta, baik dari dalam negeri
maupun dari manca negara. Salah satu sumber dana tersebut berasal dari pajak.
Namun naluri alamiah manusia dari dulu hingga sekarang akan senantiasa
karena pajak adalah pungutan yang diwajibkan oleh undang- undang, bukan
kontribusi yang sifatnya sukarela dan tanpa ada imbalan langsung dari
kegiatan ekonomi yang sangat penting peranannya. Salah satu contoh dari
kita ketahui hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan
3
keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Untuk menilai baik atau buruknya
kesehatan suatu bank dapat dilihat dari kinerja keuangan bank tersebut. Kinerja
keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh suatu bank, karena
kinerja keuangan merupakan gambaran dari hasil ekonomi yang telah di capai
pajak (tax evasion) diartikan sebagai kegiatan ilegal dalam usaha pengurangan
penghindaran pajak (tax avoidance) secara umum dianggap sebagai upaya tax
ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku (lawfull), sedangkan tax evasion
mengarah pada suatu tindak pidana di bidang perpajakan secara ilegal dan
2013).
untuk memperkecil jumlah pajak yang harus dibayarkan dengan cara berusaha
pajak oleh wajib pajak tanpa melanggar peraturan perpajakan atau dengan kata
effective tax rate (CETR). CETR adalah kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak
Semakin tinggi persentase CETR yaitu mendekati tarif pajak penghasilan badan
Astuti,2016).
Salah satu sektor yang sangat berpotensi dan kerap melakukan tindakan
energi di Indonesia merupakan salah satu sektor strategis yang menjadi andalan
(Ganiswari,2019).
laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham
semakin baik, sehingga dapat menghasilkan tanggapan baik dari para investor
meningkat.
return on assets, return on equity, return on investment, gross profit margin dan
net profit margin namun pada penelitian ini menggunakan rasio return on assets.
manajemen dapat memanfaatkan aset untuk menjadi laba perusahaan. Selain itu
semakin tingginya nilai ROA yang mampu diraih oleh perusahaan maka
manufaktur sub sector makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dalam
kurun waktu 2018-2020. Selama kurun waktu 2018 hingga 2020 terjadi fluktuasi
rata Ukuran perusahaan, Debt to equity ratio, pertumbuhan perusahaan dan tax
Table 1.1
Rata-Rata Rasio Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur sub sector
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama kurun waktu 2017-
2020
ukuran perusahaan mengalami fliktuatif yaitu pada tahun 2017 sebesar15,04 dan
mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 13,17, pada tahun 2020
sebesar 13,28 serta meningkat pada tahun 2021 sebesar 24,08%. Namun
CETR pada tahun 2018-2019, yaitu 25,42% menjadi 26,09%. Dapat kita ketahui
sedangkan tax avoidance dikatakan tinggi jika nilai CETR rendah. Maka jika
Begitu juga sebaliknya, jika ukuran perusahaan menurun tax avoidance (nilai
1,03 menjadi 1,06. Namun tax avoidance juga mengalami kenaikan persentase
CETR dari 25,42% menjadi 26,09%. Dapat kita ketahui komponen bunga akan
beban pajak yang harus dibayar perusahaan akan menjadi berkurang sedangkan
tax avoidance dikatakan tinggi jika nilai CETR rendah. Maka jika Leverage (DER)
meningkat, maka tax avoidance (nilai CETR) seharusnya rendah. Begitu juga
seharusnya tinggi.
2018-2019 dari 0,10 menjadi 0,11. Dan tax avoidance juga mengalami
peningkatan persentase CETR dari 25,42% menjadi 26,09%. Dapat kita ketahui
dengan laba yang besar maka pajak yang akan di tanggung oleh perusahaan
tax avoidance dikatakan tinggi jika nilai CETR rendah. Maka jika profitabilitas
(ROA) meningkat, maka tax avoidance (nilai CETR) seharusnya rendah. Begitu
juga sebaliknya, jika profitabilias (ROA) menurun tax avoidance (nilai CETR)
seharusnya tinggi.
maka semakin menjadi pusat perhatian dari pemerintah dan akan menimbulkan
menjadi 3 kategori yaitu large firm, medium firm and small firm. Tahap
total aktiva menunjukan bahwa perusahaan memiliki prospek baik dalam jangka
nilai perusahaan. Bahkan perusahaan besar yang memiliki total aktiva dengan
nilai aktiva yang cukup besar dapat menarik investor untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari
total assets yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk
dapat dipahami sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu
perusahaan. Hal ini berarti leverage yang semakin besar menunjukkan resiko
investasi yang semakin besar pula. Leverage perlu di kelola karena penggunaan
hutang yang tinggi akan meningkatkan tax avoidance. Leverage dapat di ukur
dengan Debt to Equity Ratio (DER). Karena rasio ini mengukur proporsi dana
yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan (Novari dan
Lestari, 2016)
keuangan, leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan
sebelum pajak yang harus dibayar perusahaan, sehingga beban pajak yang
harus dibayar perusahaan akan menjadi berkurang atau dengan kata lain tingkat
tax avoidance tinggi. Sedangkan tax avoidance tinggi jika nilai CETR rendah.
dan Setiawan (2016) dan Darmawan dan Sukartha (2014) menemukan bahwa
yang dilakukan oleh Silviana dan Widyasari (2019), Praditasari dan Setiawan
Aprianto dan Dwimulyani (2019) dan Putri dan Putra (2019) menemukan bahwa
avoidance.
terhada penghindaran pajak antara lain oleh Darmawan dan Sukartha (2014)
dan Dewinta dan Setiawan (2016), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
terhadap penghindaran pajak. Menurut hasil penelitian dari Cahyono, Andini dan
peneltian yang dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015) dan Dharma dan
Darmawan dan Sukartha (2014) dan Dewinta dan Setiawan (2016), Saifudin dan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2017 – 2021. Alasan peneliti
yang berskala besar jika dibandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat
pangsa pasar yang cukup tinggi memungkinkan memiliki laba perusahaan yang
besar, dengan begitu beban pajak yang dibayarkan perusahaan pun tinggi.
Berdasarkan fenomena gap dan research gap yang telah diuraikan, maka
peneliti mengambil judul “Pengaruh Firm Size Dan Leverage Terhadap Tax
Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa
Penelitian ini didasarkan pada dua hal, yaitu adanya fenomena gap yang
6. Apakah firm size berpengaruh terhadap tax profitabilitas melalui tax avoidance
3. Pengaruh firm size terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur sub
melakukan penghindaran pajak dan tetap dalam batas peraturan yang telah
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI yakni, Firm Size dan leverage
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh
a. Firm Size
maka semakin besar semakin besar total aktiva perusahaan maka akan
semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka
semakin banyak modal yang ditanam. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari
b. Leverage
hutang yang digunakan untuk membiaya aktiva berasal dari kreditur, bukan
suatu waktu.
c. Profitabilitas
keuntungan pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Tingkat
menjalankan operasinya
d. Tax Avoidance
secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan
penulisan di bagi ke dalam beberapa bab. Antara bab satu dan bab yang lain
BAB 1 PENDAHULUAN
penulisan.
analisis data
BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini berisi simpulan yang diambil dari hasil Analisa dan
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen adalah suatu ilmu juga seni untuk membuat orang lain mau
dan bersedia berkerja untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama
untuk menganalisis situasi, kondisi, sumber daya manusia yang ada dan
memikirkan cara yang tepat untuk melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan
sumber daya manusia dan sumbersumber daya lainnya untuk mencapai hasil
untuk mencapai hasil melalui proses yang dilakukan oleh anggota organisasi.
“manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
17
18
manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu”
mengawasi segala aktivitas kerja agar mencapai hasil yang diinginkan dan
perusahaan.”
2) Manajer keuangan perlu memperoleh dana dari pasar keuangan atau financial
kebijakan dividen)
20
bahwa suatu perusahaan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log
bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar
dari pada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah
pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil dari pada
biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian.
merupakan nilai besar kecilnya perusahaan yang di lihat dari besar kecilnya
21
equity, nilai pejualan, dan aktiva yang berpesan sebagai variabel konteks yang
kedalam 4 kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha
besar. Pengertian dari usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha
1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagai mana diatur
2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
4) Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau
22
swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi
di indonesia.
penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang
perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini
arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik
dalam jangka waktu yang relatif lama, bahwa keputusan struktur modal
perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding
berbagai nilai seperti total aktiva, penjualan, modal, laba dan yang lainnya, nilai
perusahaan dari perusahaan kecil hingga menjadi besar tidak lepas dari peran
berbagai cara seperti total aset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata tingkat
(Kurniasih, T., & Sari, 2012) Ukuran perusahaan diukur melalui “Ukuran
menggunakan aset atau modal yang memiliki biaya tetap (hutang atau saham)
leverage ratio merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur sejauh mana
diungkapkan oleh Kasmir. Pengertian leverage ini ditegaskan kembali oleh Irham
akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan
terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang
tersebut”.
kewajiban lancarnya seperti hutang dagang dan lain sebagainya. Rasio leverage
Dengan kata lain, rasio ini menunjukan seberapa banyak aset perusahaan yang
dimiliki oleh pemegang saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh
kreditor (pemberi hutang). Jika pemegang saham memiliki lebih banyak aset,
dikatakan memiliki tingkat leverage yang tinggi. Rasio solvabilitas atau rasio
seperti pembayaran bunga atas hutang, pembayaran pokok akhir atas hutang
didefinisikan sebagai kewajiban membayar yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun.
25
lainnya (kreditor).
dengan modal
pengelolaan aktiva.
f) Untuk menilai dan mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri
before interest and taxes (EBIT). Leverage operasi timbul sebagai akibat dari
Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka
26
perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Beban tetap
perubahan volume penjualan (Q) terhadap laba sebelum bunga dan pajak
keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan
laba per lembar saham. Financial leverage timbul karena adanya kewajiban
finansial yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan
adanya perubahan tingkat EBIT dan harus di bayar tanpa melihat sebesar
EBIT. Makin besar DFL-nya, maka makin besar risiko finansial perusahaan
tersebut. Dan perusahaan yang memiliki DFL yang tinggi adalah perusahaan
yang mempunyai utang dalam proporsi yang lebih besar. DFL (Degree of
menghasilkan perubahan yang besar pada laba bersih (EAT) atau pendapatan
per lembar saham (EPS). Pada kenyataannya, beban tetap bunga ini dapat
berupa beban seluruh utang atau obligasi yang ada dan biaya deviden untuk
sebelum pajak.
terhadap perubahan laba setelah pajak untuk mengukur secara langsung efek
Pada rasio leverage ini terdapat beberapa rasio yang digunakan sebagai
Debt to Equity Ratio atau Rasio Hutang terhadap Ekuitas merupakan rasio
keuangan yang menunjukan proporsi relatif antara Ekuitas dan Hutang yang
atau Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ini dihitung dengan cara mengambil total
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
DER =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Debt Ratio atau Rasio Hutang adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur
Debt Ratio atau Rasio Hutang ini dihitung dengan membagikan total hutang
(total liabilities) dengan total aset yang dimilikinya. Debt Ratio ini sering juga
disebut dengan Rasio Hutang Terhadap Total Aset (Total Debt to Total Assets
Ratio)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
DEBT RATIO =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
dalam membayar atau menutupi beban bunga di masa depan. Times Interest
Earned Ratio ini juga sering disebut juga Interest Coverage Ratio. Cara
Dari ketiga rasio yang dapat dijadikan sebagai indikator dari besarnya
jumlah kas pajak yang rendah / Cash-ETR (sebagai lawan GAAP – beban pajak
yang ada dalam catatan pajak perusahaan) terhadap laba sebelum pajak pada
perusahaan merupakan salah satu tindakan yang tidak bertanggung jawab sosial
mencapai kesejahteraan umum. Suandy (2011) dalam Tommy dan Maria (2013)
undang-undang perpajakan.
yang harus dibayar perusahaan dengan tidak melanggar undang – undang yang
Menurut Erly dalam (Jasmine, 2017) Tax avoidance (penghindaran pajak) adalah
maupun manfaat hal – hal yang belum diatur dan kelemahan – kelemahan yang
Effective Tax Rate (CETR). CETR merupakan jumlah kas yang dibayarkan oleh
perusahaan dalam hal pembayaran pajak terhadap laba sebelum pajak yang
karena nilai CETR ini tidak terpengaruh terhadap perubahan estimasi seperti
semakin tinggi tax avoidance perusahaan. Adapun rumus CETR menurut Sandy
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐶𝐸𝑇𝑅 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan
keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan keuangan laba rugi.
menghasilkan laba.
tingkat keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Semakin baik
perusahaan yaitu :
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu;
sekarang;
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;
laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sedangkan rasio yang
tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
NPM = 𝑋100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Return on Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2012). Rasio ini
dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aktiva. Semakin besar
rasio ini semakin baik, karena apabila ROA meningkat maka profitabilitas
4) Return On Equity
persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham
sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasara, karena
investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham
tersebut, dan hal ini menyebabkan harga pasar saham cenderung naik.
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
ROE = 𝑋100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛
tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian
dilakukan penulis.
35
Tabel 2.1
Dependen :
Penghindara
n Pajak
2. Indah Sekar Palupi Variabel Analisis Hasil penelitian menunjukkan
(2018) Independen: Jalur bahwa variabel ukuran
Pengaruh Ukuran Ukuran perusahaan, sales growth, dan
leverage berpengaruh terhadap
Perusahaan, Sales Perusahaan,
tax avoidance. Profitabilitas tidak
Growth Dan Leverage Sales mampu memoderasi, ukuran
Terhadap Tax Growth, perusahaan, sales growth, dan
Avoidance, Dengan Leverage leverage pada tax avoidance.
Profitabilitas Sebagai Variabel
Variabel Moderating Moderasi :
(Studi Empiris Pada Profitabilitas
Perusahaan
Manufaktur Terdaftar Dependen :
Di Bursa Efek Tax
Indonesia Tahun Avoidance
2014-2016)
36
teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah
variabel dependen.
39
40
FIRM SIZE
(X1)
TAX
AVOIDANCE
PROFITABILTAS
(Z) (Y)
LEVERAGE
(X2)
Gambar 3.1
Kerangka Konseptual
Keterangan :
3.2 Hipotesis
yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar
(2013), Perusahaan berskala besar memiliki dana yang lebih tinggi sehingga,
semakin besar perusahaan maka akan semakin rendah CETR yang dimilikinya,
41
hal ini dikarenakan perusahaan besar lebih mampu menggunakan sumber daya
yang dimilikinya untuk membuat suatu perencanaan pajak yang baik (political
power theory). Namun perusahaan tidak selalu dapat menggunakan power yang
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Puspita dan Febrianti (2017),
avoidance karena ukuran perusahaan dengan jumlah asset yang semakin besar
maka akan semakin besar pula modal yang ditanam dan semakin besar pula
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karena semakin tinggi nilai
leverage maka akan semakin tinggi juga dalam jumlah pendanaan dari hutang
pihak ketiga yang digunakan perusahaan dan semakin tinggi juga beban bunga
yang harus dibayarkan oleh perusahaan yang akan mengurangi laba dan akan
42
perusahaan akan semakin tinggi. Menurut UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Oktagiani (2015) perusahaan yang memiliki utang yang tinggi akan mendapatkan
bahwa dengan menambah hutang guna memperoleh insentif pajak yang besar,
yang sudah dilakukan oleh Hidayat (2018) dan Handayani (2018) memberikan
sebagai berikut:
dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil dan
yang rendah dan leverage financial yang lebih tinggi. Investor yang bersikap hati-
besar karena mempunyai tingkat risiko lebih kecil. Hasil penelitian Kristanti
yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, bukan dari
dengan dana yang menimbulkan beban, tetapi bagi perusahaan salah satunya
adalah pengguna utang. Perusahan bank dengan rasio leverage yang lebih
rendah mempunyai risiko rugi 25 lebih kecil, jika kondisi ekonomi sedang
menurun. Tetapi jika hasil pengembalian yang lebih turun, maka kondisi
perusahaan membaik. Sebaliknya jika leverage tinggi dan mempunyai risiko rugi
yang besar, tetapi juga memiliki kesempatan untuk memperoleh laba yang tinggi.
Leverage dapat diukur atau di analisis dengan cara DER. Penelitian yang
dilakukan oleh Pramesti et al. (2018) menjelaskan bahwa variabel Debt to Equity
dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan bank. Semakin rendah hutang suatu
bagi perusahaan semakin baik hasil kinerja pihak internal maupun eksternal
sebagai berikut:
pemegang saham dalam bentuk membayar dividen dan laba ditahan, Nuringsih
ketika laba yang diperoleh meningkat, maka jumlah pajak penghasilan akan
meningkat sesuai dengan laba perusahaan, maka pihak agent akan mengelola
beban pajaknya agar tidak mengurangi kompensasi kinerja agent sebagai akibat
dari berkurangnya laba perusahaan karena adanya beban pajak yang tinggi.
sebagai berikut :
Firm size atau ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari total
aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang dapat digunakan dalam kegiatan
cenderung memiliki sumber daya yang besar juga termasuk didalamnya adalah
sumber daya manusia yang memiliki tingkat kompetensi tinggi dalam mengelola
strategi penghematan pajak yang optimal. Hal ini sesuai dengan sudut pandang
dari agency theory, dimana manajer akan berusaha lebih keras untuk menekan
Menurut Ichsani & Susanti (2019) semakin besar ukuran perusahaan (firm size),
dan Susanti (2017) sudah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa ukuran
Semakin tinggi laba suatu perusahaan maka semakin tinggi nilai ROA,
yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi pasti didukung dengan manajemen
menurunkan beban pajak nya secara legal melalui upaya penghindaran pajak.
46
sebagai berikut:
H6 :Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tax Avoidance melalui
Dalam teori trade off dikatakan bahwa dalam penggunaan utang yang
bunga yang kemudian akan menjadi pengurang bagi penghasilan kena pajak.
Jika suatu perusahaan mempunyai utang yang tinggi makan perusahaan itu akan
dengan penghindaran pajak (tax avoidance) yang dilakukan oleh Ida Ayu, 2016,
dimana artinya bahwa semakin tinggi leverage, maka tidak adanya pengaruh
avoidance), dikarenakan semakin tinggi leverage maka akan semakin tinggi juga
pada tingkat penjualaan yang rendah pengguna leverage akan menambah resiko
bagi pemegang saham, sebaliknya pada tingkat penjualan yang cukup tinggi
47
yang lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, dan mempunyai kesempatan
leverage) yang juga tinggi, untuk kecermatan dalam menentukan leverage akan
METODE PENELITIAN
analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
48
49
melainkan melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, laporan historis yang telah
Indonesia.
Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini kurang lebih selama satu
bulan.
4.4.1 Populasi
Tabel 4.1
Populasi Penelitian
Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan
1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk,
3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk,
4 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk,
5 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk,
6 DAVO Davomas Abadi Tbk,
7 DLTA Delta Djakarta Tbk,
8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk,
10 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk,
11 MYOR Mayora Indah Tbk,
12 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk,
13 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk,
14 SKBM Sekat Bumi Tbk,
15 SKLT Sekar Laut Tbk,
16 STTP Siantar Top Tbk,
17 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk,
18 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk,
Sumber : Data diolah,2022
4.4.2 Sampel
51
merupakan suatu bagian dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota
yang dipilih dari populasi, dengan demikian sebagian elemen dari populasi
adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria sesuai dengan yang
telah penulis tentukan. Oleh karena itu, sampel yang dipilih sengaja
kriteria penulis.
2018-2021.
Tabel 4.2
Keterangan Jumlah
Perusahaan
Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi 18
(Makanan dan Minuman)
Pelanggaran Kriteria :
Indonesia dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 secara berturut-
Tabel 4.3
12 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk Makanan Ringan (Chocolatos, Leo,
Prochiz, dll
studi pustaka melalui buku dan jurnal yang berkaitan dengan pokok
PLS digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten
(prediction). PLS merupakan metode analisis yang powerfull oleh karena tidak
kecil (Ghozali, 2011). Penelitian ini memiliki model yang kompleks serta jumlah
secara acak. Oleh karenanya asumsi normalitas tidak akan menjadi masalah.
penelitian dengan jumlah sampel kecil. Analisis PLS-SEM terdiri dari dua sub
55
model yaitu model pengukuran (measurement model) atau outer model dan
dengan dua cara yaitu dengan Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability
a) Convergent Validity
berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun
b) Discriminant Validity
mempunyai discriminant validity yang cukup baik jika akar AVE untuk
konstruk lainnya (Fornell & Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2011). Dalam
Ghozali & Latan (2015) menjelaskan uji lainnya untuk menilai validitas
dari konstruk dengan melihat nilai AVE. Model dikatakan baik apabila
c) Reliability
substantive theory.
a) R-Square
Square 0,75, 0,50 dan 0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat,
b) F-Square
output. Kriteria dalam pengujian hipotesis, yaitu menunjukkan nilai t hitung > t
5% dan nilai t-statistik dengan ketentuan nilai > 1,99 disimpulkan bahwa
ditemukan di bootstrapping PLS. Pada hipotesis nilai t-statistik > t-table yang
model analisis jalur (Path Analysis). Menurut Ghozali (2016) analisis jalur
secara tidak langsung dari variabel independen (firm size dan leverage)
(profitabilitas). Dan dalam penelitian ini disertai dengan Uji Sobel Test yang
terhadap variabel terikat (endogen). Manfaat dari analisis jalur adalah untuk
diteliti, prediksi dengan analisis jalur ini bersifat kualitatif, faktor determinan
2016). Persamaan dalam model ini terdiri dari dua tahap dimana tahapan
tersebut meliputi :
𝐘𝟏 = 𝐛𝟏 𝐗 𝟏 + 𝐛𝟐 𝐗 𝟐 + 𝐞1 (1)
Dimana :
Y1 : Profitabilitas
X1 : Firm Size
X2 : Leverage
e1 : Residual
𝐘𝟐 = 𝐛𝟏 𝐗 𝟏 + 𝐛𝟐 𝐗 𝟐 + 𝐛𝟑 𝐗 𝟑 + 𝐞2 (2)
Dimana :
60
Y2 : Tax Avoidance
X1 : Firm Size
X2 : Leverage
X3 : Profitabilitas
e2 : Residual
secara langsung dan tidak langsung dari variabel terikat terhadap variabel
X1
Y1
Y2
X2
61
Gambar 4.1
signifikansi 0,05 = 5%. Jika nilai p value > 0,05 maka tidak sinifikan dan
dilakukan dengan uji-t pada tingkat keyakinan 95%. Artinya Jika tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan
diterima, sementara jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau
dikenal dengan uji sobel (Sobel Test). Sobel Test merupakan metode
pengujian signifikan efek mediasi. Sobel Test pada dasarnya adalah uji t
dengan cara mengalikan jalur X → Z (a) dengan jalur Y → Z (b) atau ab.
berikut:
Keterangan:
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat dipahami bahwa terjadi
perdagangan pasar modal. Bursa efek sudah mulai beroperasi sejak tahun 1912 pada
masa kolonial Belanda hingga saat ini. Pada awalnya terdapat dua bursa yang ada di
Indonesia yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Pada
tanggal 1 Desember 2007 para pemegang saham bursa efek secara resmi telah
Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi 2009,
kebijakan untuk menggabungkan dua bursa tersebut sudah menjadi harapan lama oleh
pemerintah, yaitu dalam hal ini Bapepem-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan
dari negara lain termasuk negara tetangga, baik dari nilai kapitalisasinya, jumlah
emitennya, produk investasi, serta masih rendahnya kompetisi investor lokal yang
ikut bermain.
2) Keinginan untuk menciptakan pasar modal yang kuat dan mampu bertarung dengan
bursa lain.
Berikut ini adalah profil singkat perusahaan Manufaktur pada subsektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2020 yang
64
65
Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera dan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1990. Kantor pusat AISA berada di Gedung Alun Graha, Jl.
Prof. Dr. Soepomo No. 233 Jakarta. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham AISA, antara lain:
Morgan Chase Bank NA Non-Treaty Clients (10,26%), Primanex Pte, Ltd (7,25%),
Primanex Limited (7,25%), Morgan Stanley & Co. LLC-Client Account (5,52%) dan
perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha entitas anak
meliputi hasil industri miedan perdaganggan mie, khususnya mie kering, mie instan
dan bihun, kelapa sawit , pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras
saham dengan nilai nominal Rp500,-per saham. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham
mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Kantor pusat CEKA
Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09
Juli 1996.
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Kantor pusat DLTA
dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa
Barat. Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel
Filipina. Induk usaha DLTA adalah San Miguel Malaysia (L) Private Limited,
memiliki 5% atau lebih saham Delta Djakarta Tbk, antara lain: San Miguel
67
Malaysia (L) Pte. Ltd (pengendali) (58,33%) dan Pemda DKI Jakarta
kegiatan DLTA yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener
dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig
Light” dan “Kuda Putih”. DLTA juga memproduksi dan menjual produk
Februari 1984.
yang didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama
proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku
hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.
pemegang saham.
didasarkan pada akta No. 249 tanggal 15-11-1990 dan diubah kembali
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5-
yang dituangkan dalam akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5-2-1994 yang
tepung. Fasilitas produksi untuk produk mi instan terdiri dari 14 pabrik yang
untuk bumbu mi instan terdiri dari 3 pabrik di Pulau jawa dan untuk
69
berlokasidi Talavera Office Park Lantai 20, Jl. Let.Jend.TB. Simatupang Kav.
Km.19,Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari – Pacet KM. 50, Sampang
Agung, Jawa Timur. MLBI adalah bagian dari Grup Asia Pacific Breweries
dan Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Fraser & Neave Ltd.
salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Good Industri yang telah
dan lain-lain. Perusahaan ini pertama kali didirikan sejak 17 Februari 1997
Jakarta sejak 4 Juli 1990. Pada tahun – tahun berikutnya perusahaan terus
Tenggara.
produk Mayora tidak hanya mampu memenuhi konsumen yang ada di dalam
negeri saja, namun telah menjangkau konsumen luar negeri bahkan hamper
menyebar di seluruh dunia. Hasil ini dapat dicapai berkat dukungan dari
logistic dan pengelolaan gudang yang modern. Selain itu, perusahaaan telah
perusahaan beroperasi.
Plaza Sentral, Lt. 20, Jln. Jend. Sudirman No. 47, Jakarta 12930 dan
Aneka Niaga Tbk, antara lain: Innovest Offshore Ventures Ltd (pengendali)
komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI
Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530 – Jawa Barat, dan pabrik lainnya
Medan.
dan distribusi roti (roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb)
dengan merek "Sari Roti". Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan
Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp1.250,- per saham.
Sekar Laut Tbk (SKLT) didirikan 19 Juli 1976 dan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1976. Kantor pusat SKLT berlokasi di Wisma Nugra Santana,
Lt. 7, Suite 707, Jln. Jend. Sudirman Kav. 7-8, Jakarta 10220 dan Kantor cabang
berlokasi di Jalan Raya Darmo No. 23-25, Surabaya, serta Pabrik berlokasi di Jalan
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sekar Laut Tbk,
Limited (13,39%) dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) QQ KP2LN
meliputi bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal, bumbu masak dan
makan ringan serta menjual produknya di dalam negeri maupun di luar negeri.
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.300,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
Siantar Top Tbk (STTP) didirikan tanggal 12 Mei 1987 dan mulai beroperasi
secara komersial pada bulan September 1989. Kantor pusat Siantar Top beralamat
di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo, dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo
(Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara), Bekasi (Jawa Barat) dan Makassar
(Sulawesi Selatan). Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Siantar
Top Tbk adalah PT Shindo Tiara Tunggal, dengan persentase kepemilikan sebesar
56,76%.
Top terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack
noodle, antara lain: Soba, Spix Mie Goreng, Mie Gemes, Boyki, Tamiku, Wilco,
Fajar, dll), kerupuk (crackers, seperti French Fries 2000, Twistko, Leanet, Opotato,
dll), biskuit dan wafer (Goriorio, Gopotato, Go Malkist, Brio Gopotato, Go Choco
Star, Wafer Stick, Superman, Goriorio Magic, Goriorio Otamtam, dll), dan kembang
gula (candy dengan berbagai macam rasa seperti: DR. Milk, Gaul, Mango, Era Cool,
dll). Selain itu, STTP juga menjalankan usaha percetakan melalui anak usaha (PT
1.000,- per saham dan harga penawaran Rp 2.200,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Desember
1996.
74
Darmo Putro, mantan pejuang yang memilih menekuni dunia usaha setelah
hasil produksi kacangnya dengan merek Kacang Garing Garuda, yang kini
Superbrands (2003); Top Brand for Kids (2004); Indonesian Best Brand
a) Visi
b) Misi
dana jangka panjang, untuk seluruh lini industri dan semua segala bisnis
Logo dari bursa edek Indonesia dihadirkan dengan tujuan sebagai daya
ingat masyarakat akan lambang dari bursa efek Indonesia itu sendiri Adapun
Gambar 5.1
Sumber : www.idx.co,id
kegiatan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
dengan jelas wewenang dan tanggung jawab serta fungsi dari setiap bagian
yang ada dalam organisasi tersebut. Dalam struktur organisasi Bursa Efek
membawahi para Dewan Direksi. Dewan Direksi terbagi atas 7 bagian, yaitu
yaitu adanya struktur organisasi yang baik serta cukup luas untuk menerangkan
pembagian tugas, wewenang serta tanggung jawab agar setiap karyawan dalam
jawabnya. Juga merupakan salah satu persyaratan yang dapat mendorong suatu
kerja sama yang baik bagi karyawan perusahaan dalam melakukan tugas
perusahaan.
Gambar 5.2
1) Dewan Komisaris
1) Divisi pengawasan
2) Divisi Umum
1) Divisi perdagangan
1) Divisi Keuangan
2) Divisi Umum
h) Sekretaris Perusahaan
i) Peneliti Senior
masyarakat.
Direktur Operasi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan yang diambil di
bursa efek Indonesia. Menurut (Anwar, 2013, p. 95) cara pengambilan sampel
tipe ini disebut pula dengan judgement sampling, yaitu pengambilan sampel
untuk penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan periode pengamatan
tersebut Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengalami market bearish dan market
bullish karena dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga sangat sesuai dengan
sampel sebanyak 60. Berikut data laporan keuangan berdasarkan variabel yang
tujuan yang ingin dicapai tetap sama yaitu suatu perusahaan didirikan adalah
perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva”.
Tabel 5.1
Periode 2017-2021
perusahaan cukup baik dimana nilai ukuran perusahaan tertinggi terjadi pada
PT. Mayora Indah Tbk sebesar 30,62% mengingat perusahaan tersebutt salah
manufaktur sub sector makanan dan minuman dan yang terendah pada
perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebesar 14,41%.Pada dasarnya
perusahaan tinggi maka semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan
perusahaan.
5.2.2 Leverage
menggunakan aset atau modal yang memiliki biaya tetap (hutang atau saham)
perusahaan untuk mengunakan aset atau dana yang mempunyai biaya tetap
(fixed cost asets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi
berurusan dengan biaya tetap operasi maupun biaya finansial. Biaya tetap
Berikut ini adalah tabel leverage yang diambil dari data yang terlampir
dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
Tabel 5.2
2021
to equity ratio dengan membagi antara total hutang dengan total ekuitas. Pada
Tabel 5.2 dimana tiap tahun mengalami fluktuatif yang dapat diartikan
pada perusahaan DLTA sebesar sebesar 0,17% pada tahun 2017 dan tertinggi
kewajiban untuk membayar beban bunga beserta cicilan kewajiban pokok secara
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain,
laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna
84
Return On Asset (ROA) juga digunakan untuk menilai sejauh mana investasi
sector makanan dan minuman Periode 2017-2021 dapat dilihat pada table
berikut ini :
Tabel 5.3
Periode 2017-2021
On Assets dengan data tahunan dimana nilai persentase roa tertinggi terjadi
pada perusahaan AISA pada tahun 2019 sebesar 86,36% dan persentase roa
terendah terjadi pada perusahaan AISA pada tahun 2021 sebesar 0,50%
Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam
pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak
pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin
Angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2% Semakin besar ROA, semakin
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan
semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asse
Tabel 5.4
Periode 2017-2021
pembayaran pajak dibagi laba sebelum pajak. Pada Tabel 5.4 dimana
tingkat presentase CETR yaitu mendekati tarif pajak penghasilan badan sebesar
leverage, profitabilitas dan tax avoidance yang diperoleh dari laporan keuangan
Tabel 5.5
Descriptive Statistics
a. Nilai rata-rata Ukuran Perusahaan sebesar 23,9187 dan jumlah data adalah
60. Nilai tertinggi ukuran perusahaan sebesar 30,62 dan nilai terendah
sebesar 14,38
b. Nilai rata-rata Leverage sebesar 1,2620 dan jumlah data adalah 60. Nilai
c. Nilai rata-rata Profitabilitas sebesar 14,1912 dan jumlah data adalah 60. Nilai
d. Nilai rata-rata Tax Avoidance sebesar 0,3943 dan jumlah data adalah 60.
Nilai tertinggi tax avoidance sebesar 6,93 dan nilai terendah sebesar 0,05.
mentah dari masing-masing variabel dalam penelitan ini. Dalam bagian ini, data-
88
deskripsi data akan dianalisis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis yang powerfull oleh karena tidak didasarkan banyak asumsi dan data
ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan pada model yang sama).
masalah:
Gambar 5.3
validity); (b) realibilitas dan validitas konstruk (construct reliability and validity);
dan (c) validitas diskriminan (discriminant validity) serta analisis model struktural
(inner model), yakni (a) koefisien determinasi (r-square); (b) f-square; dan (c)
metode analisis jalur. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi
hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai substitusi bagi
menentukan pola hubungan antara tiga variabel atau lebih dan dapat digunakan
2013). Dengan adanya model yang sudah fit maka pengujian parameter
Tabel 5.6
T Statistik
Standar
Sampel Rata-rata (| P
Deviasi
Asli (O) Sampel (M) O/STDEV Values
(STDEV)
|)
Ukuran Perusahaan ->
0.449 -0.420 0.142 3.160 0.002
Profitabilitas
Leverage ->
0.067 0.147 0.180 0.374 0.709
Profitabilitas
Ukuran Perusahaan ->
0.076 0.075 0.146 0.523 0.601
Tax Avoidance
Leverage -> Tax
0.161 0.290 0.256 0.628 0.530
Avoidance
Profitabilitas -> Tax
Avoidance -0.118 -0.194 0.098 1.196 0.232
Sumber : PLS Versi 4.00
sebesar 0,449. Hal ini berarti bahwa tingkat semakin tinggi ukuran
0,067. Hal ini berarti bahwa Ketika leverage yang diukur menggunakan debt
meningkatkan profitabilitas
0,076. Hal ini berarti bahwa peningkatan persentase total assets dikalikan
d. Hubungan leverage terhadap tax avoidance diperoleh sebesar 0,161. Hal ini
91
avoidance.
menggunakan 2 pengujian, antara lain: (1) Construct reliability and validity dan
a) Composite Reliability
Tabel 5.7
Composite Reliability
3) Variabel tax avoidance (Z) adalah reliable, karena nilai composite reliability
4) Variabel profitabilitas (Y) adalah reliable, karena nilai composite reliability tax
b) Discriminant Validity
Jika nilai HTMT < 0.90 maka suatu konstruk memiliki validitas diskriminan
Tabel 5.8
berikut :
Ratio 0,051 artinya validitas discriminant baik, atau benar-benar berbeda dari
penelitian. Minimal ada dua bagian yang perlu di analisis didalam model ini,
nilai yang dipengaruhi (endogen) yang dapat dijelaskan oleh variabel yang
adalah baik/buruk. Hasil r-square untuk variabel laten endogen sebesar 0,75
Tabel 5.9
sebesar 72.9% dipengaruhi oleh variabel yang diteliti pada penelitian kali ini.
sebesar 0,043 atau sebesar 4,3% sehingga dapat diartikan variabel independen
Pengujian ini adalah untuk menentukan koefisien jalur dari model struktural.
hipotesis.
Tabel 5.10
Path Coefficient
T Statistik
Standar
Sampel Rata-rata (| P
Deviasi
Asli (O) Sampel (M) O/STDEV Values
(STDEV)
|)
Ukuran Perusahaan ->
0.449 -0.420 0.142 3.160 0.002
Profitabilitas
Leverage ->
0.067 0.147 0.180 0.374 0.709
Profitabilitas
Ukuran Perusahaan ->
0.076 0.075 0.146 0.523 0.601
Tax Avoidance
95
values) sebesar 0,002 < 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa ukuran
values) sebesar 0,601 > 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa ukuran
Adapun pengaruh tidak langsung diantara variabel bebas dan variabel terikat
Tabel 5.11
Rata-
Standar T Statistik
rata
Sampel Asli (O) Deviasi (| O/STDEV P Values
Sampel
(STDEV) |)
(M)
Ukuran Perusahaan ->
Tax Avoidance -> -0.008 -0.013 0.068 0.112 0.911
Profitabilitas
Leverage -> Tax
Avoidance -> -0.016 -0.086 0.142 0.113 0.910
Profitabilitas
Sumber : PLS Versi 4.00
nilai probabilitas (p-values) sebesar 0,911 > 0,05, berarti dapat disimpulkan
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan
yang telah dikemukakan hasil penelitian sebelumnya serta pola perilaku yang
harus dilakukan untuk mengatasi hal-hal tersebut. Berikut ini ada tiga bagian
utama yang akan dibahas dalam analisis hasil temuan penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
sebesar 0,002 < 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa firm size berpengaruh
tersebut lebih mampu memproduksi produk dengan jumlah yang besar dan biaya
yang lebih kecil. Dengan begitu, penjualan lebih dapat dimaksimalkan sehingga
97
99
ukuran perusahaan, berarti aset yang dimiliki perusahaan pun semakin besar
penelitian yang dilakukan oleh Santoso & Juniarti (2014) yang menunjukkan
hasil uji hipotesis secara langsung mempunyai koefisien jalur sebesar 0,067.
Pengaruh tersebut mempunyai nilai probabilitas (p-values) sebesar 0,709 > 0,05,
rugi lebih kecil, jika kondisi ekonomi sedang menurun. Tetapi jika hasil
jika leverage tinggi dan mempunyai risiko rugi yang besar, tetapi juga memiliki
kesempatan untuk memperoleh laba yang tinggi. Leverage dapat diukur atau di
analisis dengan cara DER. Nilai debt to equity ratio (DER) yang semakin tinggi
bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh positif
mampu membiayai hutangnya dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan bank.
menghasilkan laba yang maksimal bagi perusahaan semakin baik hasil kinerja
avoidance hasil uji hipotesis secara langsung mempunyai koefisien jalur sebesar
0,601> 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa firm size berpengaruh positif dan
perusahaan pun semakin besar dan dana yang dibutuhkan perusahaan untuk
semakin besar perusahaan maka akan semakin rendah CETR yang dimilikinya,
hal ini dikarenakan perusahaan besar lebih mampu menggunakan sumber daya
yang dimilikinya untuk membuat suatu perencanaan pajak yang baik (political
101
power theory). Namun perusahaan tidak selalu dapat menggunakan power yang
avoidance hasil uji hipotesis secara langsung mempunyai koefisien jalur sebesar
0,530> 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif dan
Dalam teori trade off dikatakan bahwa dalam penggunaan utang yang
bunga yang kemudian akan menjadi pengurang bagi penghasilan kena pajak.
Jika suatu perusahaan mempunyai utang yang tinggi makan perusahaan itu
memiliki utang yang tinggi. Oleh sebab itu perusahaan akan berusaha untuk
tax avoidance hasil uji hipotesis secara langsung mempunyai koefisien jalur
sebesar 0,232 > 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh
suatu perusahaan yang disebabkan karena perusahaan dengan laba yang besar
mampu untuk melakukan pembayaran pajak, bahkan dengan profit yang tinggi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul
dilakukan Marfu’ah (2015), Rinaldi & Cheisviyanny (2015) dan Maharani &
firm size melalui profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Indonesia.
positif artinya jika semakin lama waktu operasional suatu perusahaan, semakin
manusia yang dimiliki semakin ahli dalam mengatur dan mengelola beban pajak
pajak yang harus dibayarkan sehingga perusahaan besar akan cenderung untuk
mengenai pembayaran pajak. Sebab jika tidak akan menimbulkan kerugian bagi
adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manajemen. Dalam penelitian ini
bagus performa perusahaan tersebut. Hal ini menunjukan bahwa laba yang
besar akan meningkatkan jumlah pajak penghasilan, karena laba yang dihasilkan
probabilitas (p-values) sebesar 0,910 > 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa
Indonesia.
dan asset yang dimiliki oleh perusahaan. Laverage dapat diartikan sebagai
karena semakin tinggi tingkat utang suatu perusahaan, maka pihak manajemen
perusahaan.
pada tingkat penjualaan yang rendah pengguna leverage akan menambah resiko
bagi pemegang saham, sebaliknya pada tingkat penjualan yang cukup tinggi
yang lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot, dan mempunyai kesempatan
leverage) yang juga tinggi, untuk kecermatan dalam menentukan leverage akan
(profitabilitas).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh (Dyas, Rirta, &
Kharis, 2016) dan (Ngadiman & Christiany, 2014) yang menyatakan bahwa
laverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Namun hal ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Jasmine, 2017) dan (Arianandini & I,
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
105
106
7.2 Implikasi
implikasi yaitu:
mengalami penurunan.
dari itu tingkat leverage-nya rendah. Semakin rendah rasio leverage, maka
107
akan semakin rendah tingkat penghindaran pajaknya atau dengan kata lain,
tax avoidance yaitu firm size. Sehingga sangat penting bagi perusahaan
perusahaan, berarti aset yang dimiliki perusahaan pun semakin besar dan
b. Periode penelitian ini juga relatif pendek yaitu tahun 2017-2021, dimana
lebih panjang.
108
7.4 Saran
Terdapat saran dari peneliti yang terkait dengan penelitian ini, antara lain :
tetap dalam batas peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga tidak
perusahaan.
avoidace.
tetap mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku, tax avoidance bukan hal
yang baik tetapi selalu dilakukan. Tax avoidance akan memberikan dampak
yang kurang baik bagi kedua belah pihak yang bersangkutan baik investor,
3. Bagi Pemerintah
faktor selain Firm Size Dan Leverage, serta Profitabilitas sebagai variable
dan menambah periode penelitian agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
110
111
Alfabeta.
Uma Sekaran, 2006. Metode Penelitiaan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Wijayani, R. D. (2016). Pengaruh profitabilitas, kepemilikan keluarga, corporate
governance, dan kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak
di Indonesia. Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis, 13(2), 181-192.
115
L
A
M
P
I
R
A
N
116
LAMPIRAN 1
Tabulasi Data Firm Size Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2018-2021
LAMPIRAN 2
Tabulasi Data Leverage Pada Perusahaan Manufaktur
Periode 2018-2021
Tahun Kode Perusahaan Total Hutang Total Ekuitas DER
2017 5,329,841 3,347,901 1.59
2018 5,267,348 3,450,942 1.53
2019 AISA 3,526,819 1,657,853 2.13
2020 1,183,300 828,257 1.43
2021 942,744 818,890 1.15
2017 489,592,257,434 903,044,187,067 0.54
2018 192,308,466,864 976,647,575,842 0.20
2019 CEKA 261,784,845,240 1,131,294,696,834 0.23
2020 305,958,833,204 1,260,714,994,864 0.24
2021 310,020,233,374 1,387,366,962,835 0.22
2017 196,197,372 1,144,645,393 0.17
2018 1,523,517,170 1,284,163,814 1.19
2019 DELTA 1,425,983,722 1,213,563,332 1.18
2020 1,225,580,913 1,019,898,963 1.20
2021 298,548,048 1,010,174,017 0.30
2017 11,295,184 20,324,330 0.56
2018 46,620,996 49,916,880 0.93
2019 ICBP 12,038,210 26,671,104 0.45
2020 53,270,272 50,318,053 1.06
2021 63,342,765 54,723,863 1.16
2017 41,182,764 46,756,724 0.88
2018 46,620,996 49,916,800 0.93
2019 INDF 41,996,071 54,202,488 0.77
2020 83,998,472 79,138,044 1.06
2021 92,724,082 86,632,111 1.07
2017 1,445,173 1,064,905 1.36
2018 1,721,965 1,167,536 1.47
2019 MLBI 1,750,943 1,146,007 1.53
2020 1,474,019 1,433,406 1.03
2021 1,822,860 1,099,157 1.66
7,561,503,434,17
2017 9 7,354,346,366,072 1.03
9,049,161,944,94
2018 0 8,542,544,481,694 1.06
MYOR
9,137,978,611,15
2019 5 9,899,940,195,318 0.92
8,506,032,464,59 11,271,468,049,95
2020 2 8 0.75
119
8,557,621,869,39 11,360,031,396,13
2021 3 5 0.75
2017 387,997,879,204 259,778,132,666 1.49
2018 454,760,270,998 242,897,129,653 1.87
2019 PSDN 587,528,831,446 175,963,488,806 3.34
2020 645,223,998,886 120,151,540,897 5.37
2021 660,177,282,573 48,717,502,312 13.55
1,739,467,993,98
2017 2 2,820,105,715,429 0.62
1,476,909,260,77
2018 2 2,916,901,120,111 0.51
1,589,486,465,85
ROTI
2019 4 3,092,597,379,097 0.51
1,224,495,624,25
2020 4 3,227,671,047,731 0.38
1,341,864,891,95
2021 1 2,849,419,530,726 0.47
2017 328,714,435,982 307,569,774,228 1.07
2018 408,057,718,435 339,236,007,000 1.20
2019 SKLT 410,463,595,860 380,381,947,966 1.08
2020 366,908,471,713 406,954,570,727 0.90
2021 347,288,021,564 541,837,229,228 0.64
2017 957,660,374,836 1,384,772,068,360 0.69
2018 984,801,863,078 1,646,387,946,952 0.60
2019 STTP 733,556,075,974 2,148,007,007,980 0.34
2020 775,696,860,738 2,673,298,199,144 0.29
3,300,848,622,52
2021 9 3,300,848,622,529 1.00
2,305,037,876,67
2017 5 1,259,180,214,953 1.83
2,297,546,907,49
2018 9 2,489,408,476,680 0.92
2,297,546,907,49
GOOD
2019 9 2,765,520,764,915 0.83
3,713,983,005,15
2020 1 2,956,960,513,535 1.26
3,735,944,249,73
2021 1 3,030,658,030,412 1.23
120
LAMPIRAN 3
Tabulasi Data Profitabilitas Pada Perusahaan
LAMPIRAN 4
Tabulasi Data Tax Avoidance Pada Perusahaan
A. Diskriminan Validity
C. Uji Determinan
D. Pengaruh Langsung
T Statistik
Standar
Sampel Rata-rata (| P
Deviasi
Asli (O) Sampel (M) O/STDEV Values
(STDEV)
|)
Ukuran Perusahaan ->
0.449 -0.420 0.142 3.160 0.002
Profitabilitas
Leverage ->
0.067 0.147 0.180 0.374 0.709
Profitabilitas
Ukuran Perusahaan ->
0.076 0.075 0.146 0.523 0.601
Tax Avoidance
Leverage -> Tax
0.161 0.290 0.256 0.628 0.530
Avoidance
Profitabilitas -> Tax
Avoidance -0.118 -0.194 0.098 1.196 0.232
125
F. Total Effects
Total efek
Leverage -> Profitabilitas 0.060
Leverage -> Tax Avoidance 0.165
Profitabilitas -> Tax Avoidance -0.118
Ukuran Perusahaan -> Profitabilitas -0.517
Ukuran Perusahaan -> Tax Avoidance 0.073
G. Outer Loadings
H. Outer Weights
J. R Square