NURUL FAIZAH
A1A018109
i
LEMBAR PENGESEHAN
Nurul Faizah
A1A018109
Menyetujui :
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
..................................................................................................................1
1.2........................................................................................Rumusan Masalah
................................................................................................................10
1.3.........................................................................................Tujuan Penelitian
................................................................................................................11
1.4.......................................................................................Manfaat Penelitian
................................................................................................................11
iii
2.1.2.1. Teori Rostow dan Musgrave...................................................... 19
2.2.Penelitian Terdahulu................................................................................... 43
iv
3.3. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 53
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
jumlah yang padat. Menurut World Bank (2018) Indonesia menduduki peringkat
empat dunia dengan jumlah penduduk sebanyak 263,991,379 jiwa. Negara yang
memiliki jumlah penduduk yang besar tentu memiliki banyak keuntungan, salah
timbul ketika Sumber Daya Manusia yang dimiliki tidak memiliki kualitas yang
baik. Sumber Daya Manusia yang berkualitas adalah investasi bagi suatu Negara.
Negara. Artinya Negara yang maju ialah Negara yang memiliki penduduk dengan
pendidikan adalah bagian yang kursial dalam tujuan pembanguan suatu Negara.
kemajuan suatu Negara. Pendidikan adalah kunci untuk realisasi sebagian besar
1
Pendidikan sebagai alat pengembangan ditegakkan oleh sebagian besar
ahli teori pembangunan sebagai hal yang esensial dalam perkembangan setiap
masyarakat. Pendidikan adalah bentuk usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
daya manusia yang berkualitas agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
dan bebas dari kemiskinan. Selain itu, pendidikan merupakan sebuah investasi
jangka panjang dan membutuhkan proses yang cukup lama serta biaya yang
sangat besar dalam masa pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan dijadikan
pendidikan pada suatu daerah adalah dengan adanya otonomi daerah. Pelaksanaan
2
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan terakhir menjadi Undang-
pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik kepada yang lebih bersifat
desentralistik.
Pemerintahan Daerah, mulai tahun 2016 terjadi perubahan yang cukup signifikan
3
oleh BPS dalam mengukur tingkat partisipasi disebut Angka Partisipasi Sekolah
(APS).
Tabel 1.1
Data Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Kabupaten Dompu Tahun 2012-2021
Tahun SD (7-12) SMP (13-15)
(%) (%)
2012 99.00 96.81
2013 97.28 94.87
2014 99.47 98.72
2015 99.00 97.64
2016 99.47 99.71
2017 99.09 99.07
2018 100.00 98.86
2019 99.00 98.00
2020 99.73 98.71
2021 99.83 99.43
Rata-Rata 99.08 98.09
Sumber : BPS Kabupaten Dompu
Dari tabel 1.1 diatas terlihat presentase Angka Partisipasi Sekolah
dikabupaten Dompu pada tahun 2012-2021 untuk jenjang usia 7-12 tahun (SD)
terlihat hampir memenuhi target dengan rata rata sebesar 99.08 persen, dan untuk
jenjang usia 13-15 tahun (SMP) berjumlah 98.08 persen dan terlihat mengalami
setiap warga Negara tanpa diskriminasi. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
4
wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggarannya pendidikan bagi setiap
disamping untuk memenuhi amanat pasal 31 UUD 1945 juga dalam rangka
(Adri, 2015).
5
Kabupaten Dompu sebagai bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tabel 1.2
Data Anggaran Pendidikan
Kabupaten Dompu Tahun 2012-2021
Tahun Anggaran Pendidikan
2012 164.693.333.473.00
2013 298.747.054.165.00
2014 314.489.530.700.00
2015 357.200.149.464.00
2016 379.913.559.322.00
2017 299.943.717.778.00
2018 264.801.406.800.00
2019 258.626.062.986.00
2020 235.662.415.661.00
2021 284.102.988.647.00
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,
Kab.Dompu.
Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa alokasi anggaran pendidikan untuk
daerah Kabupaten Dompu pada tahun 2012-2021 mengalami fluktuasi. Pada tahun
6
2016 sebesar Rp.379.913.717.778.00. Kemudian pada tahun 2017 sampai dengan
Rp.284.102.998.00.
belajar mengajar dari rumah atau biasa disebut Work From Home (WFH) yang
Selain alokasi anggaran pendidikan salah satu faktor yang menjadi tolak
perkapita. Hal ini konsisten dengan hasil temuan penelitian yang dilakukan oleh
wilayah pada periode tertentu yang dihitung dari pendapatan periode tertentu
7
semakin tinggi pendapatan mempengaruhi kualitas hidup yang ada di dalam
Tabel 1.3
Data PDRB Perkapita
Kabupaten Dompu Tahun 2012-2021
Tahun PDRB Perkapita
2012 3.696.178.10
2013 3.969.128.00
2014 4.469.339.10
2015 5.039.054.07
2016 5.554.267.88
2017 6.144.742.11
2018 6.670.370.66
2019 7.164.149.86
2020 7.064.017.28
2021 7.340.897.00
Sumber : BPS, Kab. Dompu.
Berdasarkan tabel 1.3 terlihat bahwa pendapatan per kapita Kabupaten
Dompu terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada periode 2012
rupiah, lalu meningkat tahun 2014 sebesar 4.469.339.10 juta rupiah kemudian
bertahan sampai tahun 2019 sebesar 7.164.149.86 juta rupiah. Namun pada tahun
juta rupiah. Kemudian setelah itu kembali lagi mengalami kenaikan pada tahun
juta rupiah.
Menurut (Johri dalam Zulfa 2017) Wujud pemerintah dalam hal ini yakni dengan
8
merencanakan berdirinya sekolah-sekolah baru sebagaimana tujuan pemerataan
Tabel 1.4
Data Jumlah Sekolah
Kabupaten Dompu Tahun 2012-2021
Tahun Jumlah Sekolah
(Unit)
SD SMP
2012 211 70
2013 212 57
2014 213 57
2015 215 57
2016 215 57
2017 215 57
2018 216 63
2019 217 63
2020 217 63
2021 217 63
Sumber : BPS Kabupaten Dompu
Berdasarkan tabel 1.4 di atas jumlah sekolah di Kabupaten Dompu
dan swasta secara keseluruhan pada tahun ajaran 2012-2021 mencapai 2.148 unit
sekolah. Pada tahun 2012 jumlah sekolah (SD) sebanyak 211 meningkat menjadi
217 pada tahun ajaran 2021. Sedangkan Jumlah sekolah menengah pertama
(SMP) negeri dan swasta secara keseluruhan mencapai 607 unit sekolah dan
terlihat mengalami sedikit fluktuasi. Pada tahun 2012 jumlah sekolah menengah
pertama (SMP) sebanyak 70 unit sekolah namun pada tahun 2013 mengalami
penurunan menjadi 57 unit sekolah, hingga tahun 2017. Kemudian pada tahun
9
Menurut Neilson dalam penelitian Zulfa (2017, hlm 129) mengemukakan
angka pendaftaran siswa. kondisi masyarakat didaerah kota yang menjadi kendala
dilakukan penelitian lebih lanjut yang akan diuraikan dalam penelitian dengan
2012–2021
10
1.3. Tujuan Penelitian
2012-2021.
tahun 2012-2021.
studi program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mataram.
11
Pendidikan, Pendapatan Perkapita, dan Jumlah Sekolah sehingga
kabupaten dompu.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
populasi.
manusia, bahkan oleh pendukungnya, hal ini dianggap sebagai sama atau
bahkan lebih berharga dari modal fisik (Woodhall dalan becker, 1993).
validitas teori ini kadang sulit untuk dibuktikan dan cukup kontradiktif. Di
13
masa lalu, kekuatan ekonomi sebgaian besar bergantung pada aset fisik
penting, namun kenaikan nilai bisnis berasal dari investasi dalam peralatan
yang sama. APS merupakan salah satu indikator yang digunakan MDGs
mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi tiga
12 tahun, SMP untuk penduduk usia 13-15 tahun, dan SMA untuk
penduduk usia 16-18 tahun, yang dihitung dalam formula sebagai berikut:
Jumla h KelompokUsiaTertentudiTingkatPendidikanTertentu∗¿
APS = x
Jumla h PendudukKelompokUsiaTertentu
100%
14
Angka Partisipasi Sekolah (APS) ialah persentase penduduk yang
Nadira Azahra (2019, hlm.19) kemajuan suatu daerah dapat dilihat dari
berbunyi :
dengan undang-undang.
dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
15
5. Ayat 5, Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
menjadi dua jenis yaitu Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi
Murni.
murid yang bersekolah pada suatu jenjang tertentu melebihi jumlah anak
pada batas usia sekolah sesuai jenjang yang bersesuaian, maka nilai APK
pendidikan tertentu. Secara umum, nilai APM akan selalu lebih rendah
16
2.1.1.3. Faktor Penyebab Angka Partisipasi Sekolah
yang lebih tinggi. Hal inilah yang menjadi tantangan dalam dunia
setiap daerah.
a. Kemiskinan penduduk
17
e. Kurangnya dukungan terhadap pendidikan dari pemeritah daerah dan
masyarakat
18
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
(Ramirez, 1998).
19
antara tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut. Dalam teori ini
menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih banyak dan
(Mangkoesoebroto, 2016:170).
20
2.1.2.2. Teori Adolf Wagner
21
yang diperlukan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran
(Mangkoesoebroto, 2016:173).
(Mangkoesoebroto, 2016:173).
22
utang yang digunakan untuk membiayai perang, sehingga
23
2.1.2.4. Anggaran Pendidikan
oleh :
nasional.
tanpa diskriminasi.
24
biayapendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN
25
menunjang proses belajar mengajar. Oleh karena itu anggaran ini sifatnya
sekolah.
1. Otoriter atau Top Down Dalam metode ini anggaran disusun dan
anggaran.
26
kerja waktu yang akan datang; Sebagai alat pengkoordinasian kegiatan:
2. Persiapan anggaran
anggaran.
Pada tahap ini, semua manajer dan direksi mengadakan rapat meliputi
27
barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat bertambah dan
ekonomi dalam suatu negara atau wilayah akan dapat tercapai apabila
(Herispon, 2018).
28
mesin kemajuan ekonomi harus bertengger di atas empat roda yang
kualitas lingkungan).
29
Tekanan jumlah penduduk akan mendorong ekonomi pada keadaan
para buruh berada pada taraf nafkah hidup minimum. Manakala upah
30
deepening), yang merupakan proses dengan kuantitas modal per
31
Pertumbuhan ekonomi sebagai kemampuan jangka panjang
antar besarnya stok modal (C) dan jumlah produksi nasional (Y).
wilayah dapat dilihat dari dua cara yaitu dilihat dari PDRB atas
32
pendapatan per kapita nominal. Dalam pendapatan per kapita
harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Jika
berikut :
33
Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan
jasa.
upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan; sebelum
akhir yaitu :
b) Konsumsi pemerintah.
d) Perubahan stok.
e) Ekspor netto.
34
Pendapatan perkapita sering kali digunakan sebagai indikator
(Rumadhona, 2015).
35
Dari definisi tersebut bahwa sekolah adalah suatu lembaga
Novfriansyah, 2019).
36
dikondisikan menjadi “buangan” anak-anak yang tidak diterima
di sekolah negeri).
diklatnya)
37
2.2. Penelitian Terdahulu
Hal yang sangat diperlukan dalam sebuah penelitian adalah dasar atau
acuan yang dijadikan sebagai data pendukung, misalnya seperti teori atau
sebagai berikut.
38
program Bantuan Operasional Sekolah, anggaran pendidikan, Perkapita PDRB
dan Angka Partisipasi Bruto tahun sebelumnya (APK(-1)) di Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Di Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2017. Jenis penelitian ini adalah analisis
kuantitatif dengan estimasi data Panel Fixed Effect Model (FEM). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa anggaran pendidikan tingkat SD dan APK (-1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap APK. Di tingkat SMP, PDRB dan
APK (-1) berpengaruh positif signifikan terhadap APK. Di tingkat SLTA,
Program Bantuan Operasional Sekolah, anggaran pendidikan dan PDRB
perkapita berpengaruh signifikan positif terhadap APK.
Herlitah, Aditbya Pratama, Rizkia Ramadanti (2019) melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kemiskinan dan Alokasi Anggaran
Pendidikan terhadap Angka Partisipasi Kasar Sekolah Menengah Atas di
Indonesia Tahun 2015-2019”.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menganalisis pengaruh kemiskinan dan alokasi anggaran pendidikan terhadap
angka partisipasi kasar tingkat SMA di indonesia tahun 2015-2019. Penelitian
ini menggunakan data sekunder dengan menggunakan teknik analisis jalur
dengan data panel model fixed effect.Hasilpenelitian ini menemukan bahwa
kemiskinan bahwa kemiskinan memiliki pengaruh langsung negatif dan
signifikan terhadap angka partisipasi kasar tingkat SMA di indonesia. Lalu,
alokasi anggaran pendidikan memiliki pengaruh langsung positif dan
signifikan terhadap angka partisipasi kasar tingkat SMA di indonesia.
Sedangkan alokasi anggaran pendidikan memiliki pengaruh langsung negatif
signifikan terhadap kemiskinan.
Nadira Zahra (2019) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Kemiskinan dan Anggaran Pendidikan Terhadap Angka Partisipasi Sekolah di
Indonesia”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemiskinan
dan anggaran pendidikan terhadp angka partisipasi sekolah di indonesia.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data panel yang menggabungkan metode time series dan cross
section. Data time series yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada
39
tahun 2015-2018 dan data cross section yang digunakan adalah 34 provinsi di
indonesia.Hasil analisis secara parsial menunjukkan kemiskinan bepengaruh
negatif terhadap angka partisipasi sekolah di indonesia. Hasil analisis secara
simultan menunjukkan bahwa kemiskinan dan anggaran pendidikan bersama-
sama berpengaruh secara signifikan terhadap angka partisipasi sekolah di
indonesia.
Muhammad Fachry elfarabi (2018) berjudul “Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi Angka Partisipasi Sekolah di Indonesia” penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Angka
Partisipasi Sekolah yaitu Derajat Desentralisasi Fiskal, Pengeluaran
Pemerintah Bidang Pendidikan, Rasio Guru Per Siswa, Tingkat Kemiskinan,
PDRB per Kapita. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data time
series selama lima tahun dari 2011-2015 dan crosssection sebanyak tiga puluh
tiga Provinsi yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Indonesia Metode
analisis data menggunakan analisis regresi data panel (pooled least squares)
dengan model fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Derajart
Desentralisasi Fiskal dan Pengeluaran Pemerintah memiliki pengaruh tidak
signifikan,sedangkan Tingkat Kemiskinan, Rasio Guru PerSiswa dan PDRB
per Kapita berpengaruh signifikan terhadap APS. APS merupakan indikator
penting yang seharusnya dapat terus ditingkatkan untuk menumbuhkan
kualitas manusia yang lebih berkualitas dan berpengetahuan luas untuk
mencapai cita-citanya dengan baik.
Ummy Zulfa Rahmatin (2017) dengan judul “Pengaruh Tingkat
Kemiskinan Dan Jumlah Sekolah Terhadap Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Di Kota Surabaya.” Penelitian dengan metode kuantitatif deskriptif
memprediksikan pengaruh sosial-ekonomi melalui tingkat kemiskinan.
Sementara itu, perubahan jumlah sekolah untuk menjangkau masyarakat
ekonomi lemah, diharapkan dapat menyerap jumlah siswa, sehingga akan
berpengaruh pada APS. Hasil uji regresi menunjukkan, tingkat kemiskinan
dan jumlah sekolah berpengaruh negatif secara signifikan sebesar 55,33%
dimana pengaruh tingkat kemiskinan dan jumlah sekolah sebesar 22,62% dan
40
32,71%. Peningkatan kemiskinan diikuti oleh penurunan APS dan sebaliknya.
Begitu pula kenaikan jumlah sekolah akan diikuti olehpenurunanAPS.
Meskipun jumlah sekolah lebih dominan, tetapi terdapat pengaruh kebijakan
pemerintah yang mendominasi perubahan jumlah sekolah. Penurunan jumlah
sekolah sebagai keputusan pemerintah dalammengembalikankestabilan angka
APS, artinya selama APS belum meningkat maka beberapa sekolah perlu
ditutup untuk memudahkan fokus pemerintah pada peningkatan APS.
Jamal Adri (2015) yang berjudul “Pengaruh Belanja Pendidikan
Terhadap Kinerja di Bidang Pendidikan di Kota Bau-Bau” Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh belanja pendidikan dan PDRB per kapita
(variabel kontrol) terhadap angka partisipasi dan angka putus pada tingkat
pendidikan SD, SMP dan SMA. Penelitian ini menggunakan data sekunder.
Model analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; (1) Pada tingkat pendidikan SD, SMP
dan SMA, belanja pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
angka partisipasi sekolah. (2) Pada tingkat pendidikan SD dan SMP, belanja
pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap angka putus sekolah
sedangkan pada tingkat pendidikan SMA belanja pendidikan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap angka putus sekolah. (3) Pada tingkat
pendidikan SD, SMP dan SMA, PDRB per kapita berpengaruh positif dan
signifikan terhadap angkapartisipasi. (4) Pada tingkat pendidikan SD dan
SMP,PDRB per kapita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap angka
putus sekolah sedangkan pada tingkat pendidikan SMA PDRB per kapita
berpengaruh positif dan signifikan terhadap angka putus sekolah.
Jolianis (2015) dengan judul “Pengaruh Alokasi Anggaran Sektor
Pendidikan, Pendapatan Perkapita, dan Pendidikan Kepala Rumah Tangga
Tehadap Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1) Pengaruh
anggaran sektor pendidikan terhadap angka partisipasi sekolah, 2) Pengaruh
pendapatan perkapita terhadap angka partisipasi sekolah, 3) Pengaruh tingkat
pendidikan kepala rumah tangga terhadap angka partisipasi sekolah. Penelitian ini
41
merupakan studi ekplorasi yang dilakukan pada seluruh pemerintahan
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat. Teknik analisis data yang digunakan
untuk membuktikan dan menguji hipotesis yang diajukan adalah regresi linear
berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa : 1) Terdapat pengaruh yang
signifikan dari anggaran sektor pendidikan terhadap angka partisipasi sekolah, 2)
Terdapat pengaruh yang signifikan dari pendapatan perkapita terhadap angka
partisipasi sekolah, 3) Terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat pendidikan
kepala keluarga terhadap angka partisipasi sekolah.
Khairunnisa dan Sri Hatoyo (2011) dengan judul “Determinan angka
Partisipasi Sekolah SMP di Jawa Barat tahun 2007-2011”.Dengan
menggunakan analisis regresi data panel 26 kabupaten/kota di Jawa Barat
tahun 2007-2011, studi ini menemukan bahwa faktor yang menjadi
determinan APS SMP adalah PDRB per kapita dan pendidikanorangtua.
Adapun kemiskinan dan partisipasi kerja anak usia 13-15 tahun akan
mengurangi partisipasi sekolah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
partisipasi sekolah SMP, terutama anak dari keluarga miskin, selain
peningkatan anggaran pendidikan untuk mendukung partisipasi sekolah
(beasiswa dan ketersediaan/fasilitas sekolah), hal itu juga harus didukung
dengan penurunan tingkat kemiskinan. Selain itu, peningkatan anggaran
pendidikan lebih pro-masyarakat miskin dengan meningkatkan
ketersediaan sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan, Persamaan penelitian yang
akan dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada variabel yang
jumlah sekolah.
42
yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggabungkan variabel dari
pada metode yang digunakan serta lokasi dan tahun yang berbeda.
berikut :
43
dalam mewujudkan pemerataan pendidikan. Menurut (Sanchez dalam
44
sekolah akan meningkat sebab masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
tingkat pendidikan menjadi lebih tinggi dan waktu sekolah pun menjadi
pertumbuhan ekonomi.
45
kapasitas yang diperlukan, sehingga dapat meningkatkan angka partisipasi
Jolianis (2015) menyatakan adanya anggaran yang cukup untuk sektor pendidikan
biaya yang murah dan bahkan kalau bisa adanya pendidikan yang gratis untuk
(APS).
diduga menjadi salah satu penyebab naik turunya tingkat partisipasi sekolah.
pendapatan yang di peroleh maka angka partisipasi sekolah akan meningkat sebab
46
partisipasi sekolah. Selain faktor anggaran pendidikan dan pendapatan perkapita,
jumlah sekolah juga dapat meningkatkan angka partisipasi sekolah (APS). apabila
jumlah penawaran peserta didik terus meningkat maka menjadi tugas pemerintah
47
2.3.2. Kerangka Konseptual
antara konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti.
AnggaraPendidikan (X1)
faktor yang mempengaruhi tingkat angka partisipasi sekolah (APS) terdiri dari
dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen dan satu variabel dependen.
Sekolah (X3) dengan variabel terikat yaitu Angka Partisipasi Sekolah (Y).
48
BAB III
METODE PENELITIAN
meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu per set kondisi, suatu
konkrit, terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat, untuk itu dalam
dirumuskan hipotesis..
49
sehingga tercapainya pembangunan yang efektif dan efisien serta
diteliti.
diteliti.
digali dari hasil penelitian maupun hasil pengolahan data kualitatif menjadi
50
Pendapatan Perkapita, Jumlah Sekolah dan Angka Partisipasi Sekolah
(APS).
sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang
sudah jadi atau sudah dikumpulkan dari sumber lain dan diperoleh dari
masalah yg diteliti.
berikut :
51
3.5.1.2. Klasifikasi Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah Angka
(X3).
adalah indikator dari pendidikan yaitu proporsi penduduk usia tertentu dan
seluruh jumlah kelompok usia yang sesuai. Usia tertentu yang dimaksud
pendidikan sekolah dasar (SD), 13-15 tahun untuk sekolah lanjutan tingkat
52
pertama (SMP). Data tersebut bersumber dari BPS pada tahun 2012-2021.
tahun 2012-2021. Dan disajikan dalam satuan juta rupiah pertahun (Rp).
atas jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha. PDRB
yang digunakan adalah PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB). Data
tersebut bersumber dari BPS Kab. Dompu pada tahun 2012-2021. Satuan
dan pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk tertulis atau dokumen
53
yang sudah ada melalui instansi terkait. Data Angka Partisipasi Sekolah
(APS), PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, dan Jumlah Sekolah diperoleh
melalui website resmi Badan Pusat Statistik Kab. Dompu Buku Dalam Angka
logaritma natural, hal ini dilakukan karena adanya perbedaan satuan dan
54
model ini dapat mengetahui koefesien yang menunjukkan elastisitas dan
Keterangan :
Ln = Logaritma Natural
β0 = Konstanta
β = Koefesien regresi
regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini
memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat yang harus
55
Untuk itu sebelum pengujian linier berganda harus dilakukan lebih dahulu
a. Uji Normalitas
tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
2011).
N −K ( K −3 )
JB¿ +[S 2 + ]
6 4
Keterangan :
JB = Jarque- Bera
S = Skewness (kemencengan)
K = Kurtosis (keruncingan)
probabilitasnya, yaitu
56
b. Jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
melihat nilai Tolerance Value. Tolerance Value adalah suatu jumlah yang
dalam model regresi, sedangkan jika tolerance Value < 10 maka tidak ada
hipotesis :
c. Uji Heteroskedatisitas
57
pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi heteroskdasitas dengan
Hipotesis :
H0 : Varians error bersifat homoskedastisitas, bilai nilai Prob. Chi Square > ɑ
H1 : Varians error bersifat heteroskedastisita, bilai nilai Prob. Chi Square < ɑ
Jika hasil p-value Prob. Chi Square > 0.05 maka H0 diterima, artinya varians error
bersifat homoskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
residual lainnya. Dalam uji ini autokorelasi dapat terjadi jikatidak ada
setiap dua pengamatan error term adalah tidak sama dengan 0, maka error
dapat menunjukan bahwa error term cenderung memiliki tanda atau arah
yang sama dari satu periode waktu ke waktu berikutnya, sedangkan tanda
ubah tanda dari negatif ke positif dan seterusnya selang berganti tanda
58
Identifikasi autokorelasi ini dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson
59
Jadi, wilayah kritiknya adalah t α/2 (n-k) atau –t α/2 (n-k).
4. Penghitungan uji t
5. Kesimpulan
Partisipasi Sekolah).
60
Ha : β1, β2, β3 ≠ 0 artinya Anggaran Pendidikan, Pendapatan
4. Penghitungan uji F
Keterangan :
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel
5. Kesimpulan
61
Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima artinya Anggaran
62
DAFTAR PUSTAKA
Ririh tia Rutfiana, Banatul Hayati. 2020. Analisis Pengaruh Pemberian Dana
Pendidikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Angka Partisipasi
Kasar (APK) di Kabupaten/Kota Provinsi jawa Tengah Tahun 2015-2017.
Diponegoro Journal Of Economics Vol 9, No 2, Tahun 2020, Hal 41/55.
Ummy Zulfab Rahmatin, Prof Dr. H Ady Soejoto, 2017. Pengaruh Tingkat
Kemiskinan dan Jumlah Sekolah terhadap Angka Partisipasi Sekolah (APS) di
Kota Surabaya. Jurnal Pendidikan Ekonomi Manajemen Dan Keuangan
Vol. 01 No. 02 November 2017 Hal. 127 – 140.
63
Khairunnisa, Sri Hatoyo. 2014. Determinan Angka Partisipasi Sekolah SMP di
Jawa Barat Tahun 2017-2011. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan Indonesia
Vol.15 No.1 Juli 2014: 91-122.
Badan Pusat Statistik Kab. Dompu Dalam Angka (2012-2021) : Angka Partisipasi
Sekolah.
Badan Pusat Statistik Kab. Dompu Dalam Angka (2012-2021) : Jumlah Sekolah.
Dinas Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kab. Dompu :
Anggaran Pendidikan.
64
Hasbullah, 2006. Otonomi Pendidikan, Kebijakan Otonomi Daerah Dan
Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Savira, Fatimah. 2022. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, Dan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun. Mataram: Universitas
Mataram.
65
Nafarin, M. 2013. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.
Hasyim, Ali Ibrahim. 2016. Ekonomi Makro Edisi Pertama. Kencana : Jakarta.
M.L. Jhingan. 2012. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. PT. Raja Grafindo
: Jakarta.
Herispon, 2018. Buku Ajar Ekonomi Makro. Sekolah Tinggi Ekonomi Riau :
Pekanbaru.
66
DAFTAR PUSTAKA
67
Nadira Azahra, 2019. Pengaruh Kemiskinan dan Anggaran Pendidikan terhadap
Angka Partisipasi Sekolah di Indonesia. Universitas Negeri Jakarta.
Ummy Zulfab Rahmatin, Prof Dr. H Ady Soejoto, 2017. Pengaruh Tingkat
Kemiskinan dan Jumlah Sekolah terhadap Angka Partisipasi Sekolah (APS) di
Kota Surabaya. Jurnal Pendidikan Ekonomi Manajemen Dan Keuangan
Vol. 01 No. 02 November 2017 Hal. 127 - 140
68
Mudyahardjo, R. (2008). Pengantar Pendidikan, Sebuah Studi Awal Tentang
Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.
Jakarta: Rajawali Pers.
Savira, Fatimah. 2022. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, Dan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Di
Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015-2020. Mataram:
Universitas Mataram.
69
Adji, Wahyu., dkk. 2007.Ekonomi Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
akses:https://dompukab.bps.go.id/subject/28/pendidikan.html#subjekViewTab3
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis kritis atas laporan keuangan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
70
Zulfikar.2016. Pengantar Pasar Modal Dengan Pendekatan Statistika Edisi
Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta : Gramedia.
71