Anda di halaman 1dari 55

PRPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KETEPATAN WAKTU PENERIMAAN DANA, KECUKUPAN DANA,


SASARAN PENGGUNA DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

(Studi pada SMP dan SMA se-Kota Mataram)

YARIZKA NAYUNDA LARINKA

A1C 017 161

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2019
i
DAFTAR ISI

Daftar Isi.........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS . 13


2.1 Tinjauan Pustaka.................................................................................................10
2.1.1 Teori Keagenan ........................................................................................10
2.1.2 Bantuan Operasional Sekolah ..............................................................11
2.1.2.1 Definisi Dana Bantuan Operasional Sekolah ………….11
2.1.2.2 Tujuan Bantuan Operasional Sekolah …………………12
2.1.2.3 Sasaran Pengguna Dana Bos …………………………..13
2.1.2.4 Satuan Biaya Dana Bos ………………………………..14
ii

2.1.2.5 Waktu Penyaluran Bos ………………………………...14


2.1.2.6 Ketentuan Pengguna Bos ……………………………...15
2.1.2.7 Komponen Pembiayaan Bos …………………………..17
2.1.3 Ketepatan Dana.......................................................................... 19
2.1.4 Kecukupan Dana ....................................................................... 19
2.1.5 Sasaran Pengguna Dana............................................................. 20
2.1.6 Prestasi Belajar ......................................................................... 20
2.1.6.1 Definisi Prestasi Belajar ................................................ 20
2.1.6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .... 21
2.1.6.3 Indikator Prestasi Belajar Siswa ................................... 26

2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 27


2.3 Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 30
2.3.1 Ketepatan Dana Terhadap Prestasi Siswa ................................. 30

2.3.2 Kecukupan Dana Terhadap Prestasi Siswa .............................. 31


2.3.3 Sasaran Dana Terhadap Prestasi Siswa ..................................... 32
2.4 Rerangka Konseptual ............................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 35


3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 35
3.2 Lokasi penelitian .................................................................................... 35
3.3. Populasi dan sampel .............................................................................. 35
3.4 Responden Penelitian ............................................................................. 37
3.5 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 39

3.5.1 Jenis Data ................................................................................... 39


3.5.2 Sumber Data .............................................................................. 39
3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 40
iii

3.7 Definisi Operasional Variabel ............................................................................40


3.7.1 Variabel Independen ...............................................................................40
3.7.2 Variabel Dependen..................................................................................42
3.7.3 Indikator Variabel ...................................................................................42
3.7.4 Pengukuran Variabel ..............................................................................43
3.8 Prosedur Analisis Data .........................................................................................43
3.9.1 Model Struktural atau Inner Model ....................................................44
3.9.2 Merancang Model pengukuran atau outer Model ..........................44
3.9.3 Merekonstruksi Diagram Jalur ............................................................46
3.9.4 Merekonstruksi Diagram Jalur ke Persamaan .................................46
3.9.5 Estimasi Koefisien Jalur dan Nilai Loading ....................................47
3.9.6 Evaluasi Goodness Of Fit .....................................................................47
3.9.7 Pengujian Hipotesisi ...............................................................................48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 49


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak dasar bagi seluruh warga negara yang harus dipenuhi.

Pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya

manusia yang diperlukan untuk pembangunan secara berkelanjutan. Dengan adanya

pendidikan setiap orang dapat memperbaiki nasibnya, mensejahterakan keluarganya,

serta merubah kondisi sosial. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan

Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada

nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Pendidikan dipandang bermutu diukur dari prestasi yang ditorehkan oleh para siswa.

Untuk itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana

dan proses pembelajaran yang menyenangkan, merangsang dan menantang peserta didik

untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan

kemampuannya sehingga dapat tercipta lulusan yang berkualitas.

(www.kompasiana.com)

Menurut Siswoyo, dkk (2013) lingkungan dan sarana pendidikan merupakan sumber

yang dapat menentukan kualitas serta berlangsungnya usaha pendidikan. Lingkungan

tersebut dapat bersifat lingkungan fisik, sosial dan budaya yang semuanya memiliki

pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap usaha pendidikan. Belum

memadainya tempat pendidikan (gedung sekolah, sarana olahraga dan rekreasi),


2

perlengkapan, alat pendidikan, materi pendidikan, kurangnya kerjasama antara

berbagai lembaga dalam masyarakat, rendahnya pendidikan penduduk serta biaya

pendidikan yang relatif mahal pada umumnya dapat menghambat berlangsungnya

pendidikan dengan baik.

Menurut Syah (2010) Prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor baik

dari luar diri siswa (internal) maupun faktor dalam diri siswa (eksternal). Sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Irham (2012) “Faktor-faktor yang dapat

menyebabkan siswa kurang berperestasi atau sulit dalam belajar dikelompokkan

menjadi faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor lain yang juga sangat penting

dalam menunjang prestasi siswa seperti fasilitas belajar baik di sekolah maupun di

rumah. Pemenuhan fasilitas belajar di sekolah dilakukan oleh pihak sekolah yang

bersinergi dengan pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan. Pemerintah

berusaha semaksimal mungkin untuk menyelenggarakan pendidikan agar semua

berjalan sesuai dengan apa sudah direncanakan. Salah satu upaya pemerintah dalam

menuntaskan program wajib belajar 12 tahun yakni dengan program Bantuan

Operasional Sekolah (BOS).

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah pusat

untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan

dasar dan menengah. Pemerintah menyalurkan dana BOS kepada seluruh sekolah

negeri di seluruh Indonesia untuk menyelenggarakan pendidikan. Dengan adanya

dana BOS maka pemerintah dapat melaksanakan rintisan program wajib belajar 12

(dua belas) tahun sehingga angka pertisipasi masyarakat terhadap pendidikan semakin
3

meningkat. Dana BOS digunakan untuk pemenuhan kebutuhan operasional sekolah

salah satu contohnya adalah fasilitas belajar di sekolah, buku teks pelajaran peserta

didik untuk setiap mata pelajaran. (www.danadik.com)

Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan juli 2005,

telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian wajib belajar Sembilan

tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan

tujuan, pendekatan dan orientasi program BOS, dari perluasan akses menuju

peningkatan kualitas, dalam perkembangannya, program BOS mengalami

peningkatan biaya satuan dan juga perubahan mekanisme penyaluran sejak tahun

2012 penyaluran dana BOS dilakukan dengan mekanisme transfer ke provinsi yang

selanjutnya ditransfer ke rekening sekolah secara langsung dalam bentuk hibah.

(www.danadik.com)

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib

memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang

bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Salah satu peran negara dalam hal

tersebut adalah dengan memberikan atau meringankan biaya pendidikan di Indonesia.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan

(SNP) menjelaskan bahwa secara garis besar biaya pendidikan terdiri atas biaya investasi,

biaya operasi, dan biaya personal. (www.danadik.com)


4

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 08 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dan Pertanggung

jawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Ada beberapa tahapan dalam

pengelolaan dana BOS yang diterima yaitu mulai dari Perencananaan, Pencarian

Sumber Dana, Pengalokasian, Penggunaan, Pembukuan, Pengawasan, sampai dengan

Pelaporan. Berikut rekapitulasi komponen pembiayaan Dana BOS tahun 2015-2017

pada seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas(SMA)

yang ada di Kota Mataram.

Tabel 1.1 Rekapitulasi Komponen Pembiayaan Dana BOS

No Komponen SMP SMA


2015 2016 2017 2015 2016 2017
1. Pengembangan Perpustakaan 32.612.000 551.369.750 389.216.305 21.670.000 96.118.238 226.069.080
2. Kegiatan dalam rangka 5.340.000 181.508.560 50.124.600 26.725.000 13.964.750 69.563.137
penerimaan siswa baru
3. Kegiatan pembelajaran dan 138.386.913 1.213.984.638 529.907.472 117.844.000 359.132.015 738.974.603
ekstra kurikuler siswa
4. Kegiatan Ulangan dan Ujian 86.085.300 857.305.490 397.781.900 23.645.000 100.863.700 89.487.313
5. Pembelian bahan-bahan habis 312.542.275 2.327.924.265 183.210.400 14.000.000 46.886445
pakai
6. Langganan daya dan jasa 62.126.301 526.121.831 211.761.216 31.264.000 94.776.216 200.838.310
7. Perawatan sekolah 129.222.341 1.137.374.593 189.419.994 183.840.000 200.158.125 312.337.047
8. Pembayaran honorarium 204.255.000 1.711.622.700 365.118.600 134.400.000 118.692.000 9.000.000
bulanan guru honorer dan
tenaga kependidikan honorer
9. Pengembangan profesi guru 56.484.250 196.089.750 319.670.100 43.850.000 46.886.445

10. Membantu siswa miskin 5.000.000 45.350.000 49.148.000 3.447.000 79.002.000

11. Pembiayaan pengelolaan BOS 23.250.000 166.158.327 47.605.000 18.083.985


12. Pembelian perangkat 65.132.773 365.235.500 4.000.000 9.517.000
computer
13. Biaya lainnya jika seluruh 70.441.000 934.792.961 38.382.650 1.110.000 20.349.000
komponen 1 s.d 12 telah
terpenuhi pendanaannya
dariBOS
Total Penggunaan 1.190.884.153 10.214.838.365 2.723.741.237 653.400.000 1.273.560.348 2.043.720.000
https://bos.kemdikbud.go.id/index.php
5

Dari tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa total rekapitulasi penggunaan dana BOS

setiap tahun selalu mengalami perubahan. Dan kemungkinan ditahun 2018 dan 2019

juga mengalami perubahan.

Ombudsman Perwakilan NTB menemukan dugaan manipulasi dan penyimpangan

proses pencairan dana BOS di ribuan sekolah madrasah di NTB. Dari hasil

investigasinya, seluruh madrasah di NTB mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah

hingga Madrasah Aliah diharuskan membeli buku umum sebesar 20 persen dari dana

BOS. Pembelian buku itu menjadi syarat pencairan dana BOS tahap kedua di tahun

2018 ini. Dana BOS pada komponen pembiayaan memberikan keleluasaan

sepenuhnya kepada pihak madrasah dalam pembelian dan pengadaan buku sesuai

kebutuhan dan kurikulum yang berlaku. Namun anehnya, seluruh madrasah dipaksa

membeli buku umum kurikulum 2013 atau K-13. Padahal banyak madrasah yang

masih memakai kurikulum KTSP (http://globalfmlombok.com). Hal ini berkaitan

dengan penggunaan dana BOS yang belum optimal dikarenakan ketepatan,

kecukupan dan sasaran pengguna dana BOS belum efektif sehingga pencairan dana

BOS mudah di manipulasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Berbagai penelitian tentang dana BOS sudah banyak dilakukan di berbagai wilayah

Indonesia, namun penelitian yang berfokus pada prestasi belajar siswa yang berpengaruh

terhadap penggunaan dana bos sangat kurang. Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain: ketepatan dana,kecukupan dana, sasaran

penggunaan dana BOS, korelasi dana BOS, dan optimalisasi proses belajar.
6

Namun penelitian ini menggunakan variabel ketepatan dana, kecukupan dana dan

sasaran pengguna dana dikarenakan variabel-variabel tersebut banyak digunakan pada

penelitian-penelitian terdahulu, sehingga peneliti ingin meneliti kembali dengan

menggunakan variabel tersebut terhadap prestasi belajar siswa.

Faktor pertama yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah ketepatan dana.

Menurut Risca (2015) Dana yang tepat adalah dana yang diberikan sesuai dengan

ketentuan yang ada pada Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 2017, dimana ketentuan tersebut berkaitan dengan waktu

penerimaan dana, dan kelancaraan pencairan dana. Ketepatan dana dalam penelitian ini

menggunakan teori agency. Kepala sekolah dan jajarannya dapat disebut agent, dan

pemerintah disebut principal. Pengelola keuangan sekolah selaku agent mendapat

fasilitas dan dana dari pihak principal. Pengelola bertanggung jawab atas pengelolaan

dana untuk pendidikan dan pelaporan dana tersebut. Jika dana tersebut dicairkan tidak

tepat waktu maka akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pernyataan tersebut

diperkuat dengan penelitian Dipura (2011) menyatakan bahwa ketepatan dana

mengasilkan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi siswa di sekolah dasar penerima

dana BOS. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian Risca (2015) yang menyatakan

bahwa ketepatan dana tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Faktor kedua yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kecukupan

dana. Menurut Risca (2015) Kecukupan dana merupakan pemenuhan kebutuhan

Operasional sekolah yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
7

sehingga menghasilkan hasil yang diharapkan. Kecukupan dana dalam penelitian ini

menggunakan teori agency. Kepala sekolah dan jajarannya dapat disebut agent, dan

pemerintah disebut principal. Pengelola keuangan sekolah selaku agent mendapat

fasilitas dan dana dari pihak principal. Pengelola bertanggung jawab atas pengelolaan

dana untuk pendidikan dan pelaporan dana tersebut. Jika tidak adanya dana yang

cukup untuk memenuhi setiap kebutuhan sekolah, maka sekolah tidak dapat

melengkapi fasilitas sekolah dengan baik sehingga para siswa tidak dapat

memanfaatkan fasilitas sekolah dengan maksimal. Fasilitas yang tidak maksimal akan

memberikan dampak bagi peningkatan prestasi para siswa di sekolah. Pernyataan

tersebut diperkuat dengan penelitian Penelitian Risca (2015) menyimpulkan bahwa

kecukupan dana berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Faktor terakhir yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah sasaran

pengguna dana. Sasaran yang tepat adalah sasaran yang pemenuhannya sesuai dengan

peraturan yang ada. Peraturan yang dimaksud adalah peraturan Mentri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2017 yang ditentukan oleh

pemerintah baik dalam hal jumlah dana maupun penggunaan dana yang diharuskan

oleh peraturan pemerintah. Sasaran pengguna dana dalam penelitian ini menggunakan

teori agency. Kepala sekolah dan jajarannya dapat disebut agent, dan pemerintah

disebut principal. Pengelola keuangan sekolah selaku agent mendapat fasilitas dan

dana dari pihak principal. Pengelola bertanggung jawab atas pengelolaan dana untuk

pendidikan dan pelaporan dana tersebut. Jika sasaran tidak tepat, dalam memenuhi
8

kebutuhan operasional sekolah, pemberian kepada murid-murid tidak mampu dan

peningkatan sarana prasarana sekolah. Sehingga proses belajar siswa tidak terlaksana

dengan baik, dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu dengan sasaran

yang tepat maka penggunaan dana Bos akan lebih efektif untuk meningkatkan prestasi

siswa. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Risca (2015) menyatakan bahwa sasaran

penggunaan dana berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Dari penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh

Ketepatan Dana, Kecukupan Dana, Sasaran Pengguna Dana Bantuan Operasional

Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Kota Mataram.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini

yaitu apakah ketepatan waktu penerimaan dana, kecukupan dana dan sasaran dana

bantuan operasional sekolah berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa

di SMP dan SMA Se-Kota Mataram?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

ketepatan waktu, kecukupan dan sasaran dana bantuan operasional sekolah

berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMP dan SMA Se-Kota

Mataram.
9

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti sejenis

dan bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan terutama menyangkut

hal-hal yang berkaitan dengan berbagai permasalahan tentang dana BOS.

a. Bagi lembaga/instansi yang diteliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi

pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemahaman mengenai pengaruh

ketepatan dana, kecukupan dana dan sasaran penggunaan dana bantuan

operasional sekolah terhadap peningkatan prestasi belajar siswa . Hasil penelitian

ini dapat dijadikan bahan/alat evaluasi sekolah apakah manfaat dari program BOS

sudah dirasakan, dan pengelolaannya sudah sesuai dengan petunjuk teknis

penggunaan BOS Tahun 2017.

3. Manfaat Kebijakan

Di harapkan mampu memberikan masukan kepada pemerintah dalam membuat

regulasi atau kebijakan terkait dengan Dana Bantuan Operasional Sekolah.


10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency Theory awalnya digunakan dalam sector private yang melibatkan

pemilik sebagai principal yang tidak dapat mengelola sendiri perusahaannya dan

menyerahkan tanggungjawab itu kepada manajer selaku agent. Teori ini menjelaskan

hubungan antara pihak principal dan agent. Menurut pendapat Hill dan Jones (1992)

menyatakan bahwa Agency Theory dan Stakeholder merupakan cara strategis

organisasi dalam mencapai tujuannya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan di sektor

publik melibatkan beberapa stakeholder baik stakeholder internal maupun

stakeholder eksternal. Kepala sekolah dan jajarannya dapat disebut agent, dan

pemerintah disebut principal. Pengelola keuangan sekolah selaku agent mendapat

fasilitas dan dana dari pihak principal. Pengelola bertanggung jawab atas pengelolaan

dana untuk pendidikan dan pelaporan dana tersebut.

Menurut pendapat Yusnaini (2011) mengungkapkan bahwa management

control systems (MCS) diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi karena

hubungan antara agent dan principal tersebut. Hal ini penting untuk menyelaraskan

antara tujuan agent dengan tujuan principal. Kontrol berkaitan dengan informasi yang

disediakan untuk menilai efektivitas kebijakan, perencanaan, dan kewajiban pihak

manajemen untuk melaporkan informasi kepada pihak pemilik dan pihak eksternal
11

(Walker (1926) dalam Zeff (2008); Brief (2005). Finch dan Robertson dalam

Henry,Bitter, dan Kubichan (2010) menyatakan bahwa permasalahan kerugian

keuangan disekolah dapat disebabkan karena tidak adanya kontrol yang memadai atas

alokasi pengeluaran dana sekolah.

2.1.2 Dana Bantuan Operasional Sekolah

2.1.2.1 Definisi Dana Bantuan Operasional Sekolah

Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009, Tentang

Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun2009 “Dana BOS adalah program

pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi

non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib

belajar”. Kemudian Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional

Sekolah “Dana BOS adalah program pemerintah pusat untuk penyediaan pendanaan

biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah”. Menurut

Ghozali (2010) “Dana BOS adalah nilai rupiah dari seluruh sumber daya pendidikan

yang dikeluarkan oleh pemerintah yang digunakan untuk kegiatan pendidikan”. Dari

beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Dana BOS adalah biaya

yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membiayai operasinal satuan pendidikan

sebagai pelaksana program wajib belajar.


12

2.1.2.2 Tujuan Bantuan Operasional Sekolah

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2017

tujuan BOS yaitu untuk:

1. SD/SDLB/SMP/SMPLB:

a. Membebaskan pungutan biaya operasi sekolah bagi peserta didik

SD/SDLB/SMP/SMPLB yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan

pemerintah daerah;

b. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi peserta didik

SD/SDLB/SMP/SMPLB yang diselenggarakan oleh masyarakat; dan/atau

c. Membebaskan pungutan peserta didik yang orangtua/ walinya tidak mampu

pada SD/SDLB/SMP/SMPLB yang diselenggarakan oleh masyarakat.

2. SMA/SMALB/SMK:

a. Membantu biaya operasional sekolah nonpersonalia;

b. Meningkatkan angka partisipasi kasar;

c. Mengurangi angka putus sekolah;

d. Mewujudkan keberpihakan pemerintah pusat (affirmativeaction) bagi peserta

didik yang orangtua/walinya tidak mampu dengan membebaskan (free waive)

dan/atau membantu (discount free) tagihan biaya sekolah dan biaya lainnya di

SMA/SMALB/SMK sekolah;
13

e. Memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi peserta didik

yang orangtua/walinya tidak mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan

yang terjangkau dan bermutu; dan/atau

f. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.

Maka dari itu, tujuan pemerintah dengan adanya program Dana BOS adalah

untuk meringankan beban masyarakat terhadap biaya pendidikan untuk

meningkatkan wajib belajar 9 tahun. Supaya masyarakat Indonesia menjadi

warga negara yang cerdas sesuai tujuan nasional.

Sekolah juga merasa terbantu dengan adanya program BOS ini karena dapat

digunakan untuk membantu menunjang keperluan kegiatan belajar mengajar dan

segala aspek manajemen yang ada di sekolah. Sekolah dapat memperbaiki fasilitas

belajar siswa sehingga siswa merasa nyaman yang outputnya nanti siswa menjadi

berprestasi. Terlebih apabila didukung dengan tenaga pendidik/guru yang profesional

maka proses belajarmengajar dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan

mutu pendidikan menjadi sekolah yang berkualitas.

2.1.1.3 Sasaran Pengguna Dana BOS

SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang diselenggarakan oleh

pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau masyarakat yang telah terdata dalam

Dapodik dan memenuhi syarat sebagai pemerima BOS berdasarkan kriteria yang

telah ditentukan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.


14

SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang diselenggarakan oleh

pemerintah pusat atau pemerintah daerah dilarang untuk menolak BOS yang telah

dialokasikan.

SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang diselenggarakn oleh

masyarakat dapat menolak BOS yang telah dialokasikan setelah memperoleh

persetujuan orang tua peserta didik melalui Komite Sekolah dan tetap menjamin

kelangsungan pendidikan peserta didik yang orang tua/walinya tidak mampu di

SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang bersangkutan.

2.1.1.4 Satuan Biaya BOS

BOS yang diterima SD/SDLB/SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK dihitung

berdasarkan jumlah peserta didik pada sekolah yang bersangkutan. Satuan biaya BOS

untuk:

1. SD/SDLB :Rp 800.000,-/ peserta didik / tahun

2. SMP/SMPLB :Rp 1.000.000,-/ peserta didik / tahun

3. SMA/SMALB dan SMK :Rp 1.400.000,-/ peserta didik / tahun

2.1.1.5 Waktu Penyaluran BOS

Penyaluran BOS dilakukan setiap 3 (tiga) bulan (triwulan), yaitu Januari-Maret,

April-Juni, Juli-September, dan Oktober-Desember. Bagi wilayah yang secara

geografis sangat sulit dijangkau sehingga proses pengambilan BOS mengalami

hambatan atau memerlukan biaya pengambilan yang mahal, maka atas usulan

pemerintah daerah dan persetujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk


15

penyaluran BOS dilakukan setiap 6 (enam) bulan (semester), yaitu Januari-Juni dan

Juli-Desember.

2.1.1.6 Ketentuan Penggunaan BOS di Sekolah

1. Penggunaan BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan

keputusan bersama antara Tim BOS Sekolah, Dewan Guru, dan Komite

Sekolah. Hasil kesepakatan di atas harus dituangkan secara tertulis dalam

bentuk berita acara rapat dan ditandatangani oleh peserta rapat. Kesepakatan

penggunaan BOS harus didasarkan skala prioritas kebutuhan sekolah,

khususnya untuk membantu mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) dan/atau Standar Nasional Pendidikan (SNP).

2. Penggunaan BOS diprioritaskan untuk kegiatan operasional sekolah.

3. Biaya transportasi dan uang lelah guru PNS yang bertugas di luar kewajiban

jam mengajar sesuai dengan satuan biaya yang ditetapkan oleh pemerintah

daerah.

4. Bunga bank/jasa giro akibat adanya BOS di rekening sekolah diatur sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BOS yang diterima oleh

sekolah tidak diperbolehkan untuk:

1. disimpan dengan maksud dibungakan;

2. dipinjamkan kepada pihak lain;

3. membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BOS atau

software sejenis;
16

4. membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan

biaya besar, antara lain studi banding, tur studi (karya wisata), dan sejenisnya;

5. membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD

kecamatan/kabupaten/kota/provinsi/pusat, atau pihak lainnya, kecuali untuk

biaya transportasi dan konsumsi peserta didik/pendidik/tenaga kependidikan

yang mengikuti kegiatan tersebut;

6. membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;

7. membiayai akomodasi kegiatan antara lain sewa hotel, sewa ruang sidang, dan

lainnya;

8. membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk kepentingan

pribadi (bukan inventaris sekolah);

9. digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;

10. membangun gedung/ruangan baru, kecuali pada SD/SDLB yang belum

memiliki prasarana jamban/WC dan kantin sehat;

11. membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan/peralatan yang tidak

mendukung proses pembelajaran;

12. menanamkan saham;

13. membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana Pemerintah Pusat

atau pemerintah daerah secara penuh/wajar;

14. membiayai kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan operasional sekolah,

antara lain membiayai iuran dalam rangka upacara peringatan hari besar

nasional, dan upacara/acara keagamaan;


17

15. membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/

sosialisasi/pendampingan terkait program BOS/perpajakan program BOS

yang diselenggarakan lembaga di luar dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota dan/atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2.1.1.7 Komponen Pembiayaan BOS

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

2017 komponen pembiayaan dana BOS pada SD/SDLB,SMP/SMPLBdan

SMA/SMALB/SMK terdiri dari:

Tabel 2.1 Komponen Pembiayaan Dana BOS

No Komponen Penjelasan
Pembiayaan
1. Pengembangan Membeli buku teks pelajaran untuk peserta didik dan pegangan guru,
perpustakaan untuk mengganti yang rusak atau mencukupi kekurangan jumlah;
langganan publikasi berkala; akses informasi online; pemeliharaan
buku/koleksi perpustakaan; peningkatan kompetensi tenaga
pustakawan; pengembangan Database perpustakaan; pemeliharaan
perabot perpustakaan; pemeliharaan; pembelian AC perpustakaan
2. Kegiatan dalam Administrasi pendaftaran; penggandaan formulir Dapodik;
rangka penerimaan pendaftaran ulang; biaya pemasukan validasi, pemutakhiran data dan
peserta didik baru pengiriman data pokok pendidikan; pembuatan spanduk sekolah
bebas pungutan; penyusunan RKS/RKAS berdasarkan hasil evaluasi
diri sekolah; dan kegiatan lain yang terkait dengan penerimaan
peserta didik baru.
3. Kegiatan Pembelajaran kontekstual; pengembangan pendidikan karakter;
pembelajaran dan pembelajaran remedial; pembelajaran pengayaan; pemantapan
ekstra Kurikuler persiapan ujian Olahraga, kesenian karya ilmiah remaja, pramuka dan
peserta didik palang merah remaja; Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); Pendidikan
Lingkungan Hidup; pembiayaan lomba-lomba yang tidak dibiayai
dari dana pemerintah/pemda.
4. Kegiatan Ulangan Ulangan Harian; Ulangan Tengah Semester; Ulangan Akhir
dan Ujian Semester/Ulangan Kenaikan Kelas; Ujian Sekolah.
5. Pengelolaan Sekolah Buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku
induk peserta didik, buku inventaris; Alat tulis kantor (ATK termasuk
tinta printer, CD dan flashdisk);UKS termasuk peratatan dan/atau
obat-obatan; minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-
hari di sekolah; pengadaan suku cadang alat kantor; alat-alat
kebersihan sekolah;pendataan melalui aplikasi Dapodik;pembiayaan
dalam rangka penyusunan RKJM dan RKT.
18

6. Pengembangan Menghadiri seminar yang terkait langsung oleh dengan peningkatan


Profesi guru dan mutu guru dan tenaga kependidikan,apabila ditugaskan oleh
Tenaga sekolah;mengadakan workshop/lokakarya untuk peningkatan mutu
Kependidikan, serta manajemen sekolah;mengadakan kegiatan Kegiatan Kelompok Kerja
Pengembangan Guru/Musyawarah Kerja Kepala Sekolah/Musyawarah Guru Mata
Manajemen Sekolah Pelajaran.
7. Langganan daya dan Listrik, air, dan telepon, internet (fixed/mobile modem) baik dengan
jasa cara berlangganan maupun prabayar; pembiayaan penggunaan
internet termasuk untuk pemasangan baru; membeli genset atau jenis
lainnya yang lebih cocok di daerah tertentu misalnya panel surya, jika
di sekolah tidak ada jaringan listrik.
8. Pemeliharaan dan Pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela;
Perawatan Sarana perbaikan mebeler; perbaikan sanitasi sekolah (kamar mandi dan
dan Prasarana WC) dan saluran air hujan; perbaikan lantai ubin/keramik dan
Sekolah perawatan fasilitas sekolah lainnya.
9. Pembayaran Honor Guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM); pegawai administrasi);
pegawai perpustakaan; penjaga sekolah; satpam; pegawai kebersihan.
10. Pembelian/Perawatan Membeli desktop/work station; membeli printer atau printer plus
Alat Multimedia scanner; membeli laptop; membeli proyektor.
Pembelajaran
11. Biaya Lainnya, Peralatan pendidikan yang mendukung kurikulum yang diberlakukan
apabila sekuruh oleh Pemerintah Pusat;membangun jamban/WC dan kantin
komponen 1 s.d 10 sehat;mesin ketik untuk kebutuhan kantor.
telah terpenuhi
pendanaanya dari
BOS
Berdasarkan Tabel 2.1 , penggunaan dana BOS sudah diatur oleh pemerintah dan

harus dijalankan sesuai prosedur. Penggunaan danaBOS digunakan untuk kegiatan siswa,

mendukung fasilitas saranadan prasarana, serta pengembangan profesional guru.

2.1.3 Ketepatan Waktu Penerimaan Dana

Risca,Dkk (2015) “Dana yang tepat adalah dana yang diberikan sesuai dengan

ketentuan yang ada dimana ketentuan tersebut berkaitan dengan waktu penerimaan

dana, dan kelancaraan pencairan dana. Dana bos yang dicairkan sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan akan mempermudah bagi sekolah untuk menyalurkan dana

secara tepat pula, dengan demikian dana tersebut akan lebih efektif untuk

meningkatkan prestasi murid-murid di sekolah tersebut”.


19

2.1.4 Kecukupan Dana

Kecukupan dana merupakan pemenuhan kebutuhan Operasional sekolah yang

efektif dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sehingga menghasilkan hasil

yang diharapkan. Asnawi (2013) Kecukupan dana berkenaan dengan seberapa jauh

suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan

menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya

hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan.

Kecukupan dana ini mencakup berbagai pemenuhan kebutuhan yang

diperlukan oleh pihak sekolah dalam pemenuhan kebutuhan Operasional sekolahnya,

baik pemenuhan fasilitas, buku-buku sekolah, maupun pemberian bagi siswa tidak

mampu sehingga dana tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa

khususnya bagi siswasiswa tidak mampu. Dengan adanya dana yang cukup untuk

memenuhi setiap kebutuhan sekolah, maka sekolah dapat melengkapi fasilitas sekolah

dengan baik sehingga para siswa dapat memanfaatkan fasilitas sekolah dengan

maksimal. Fasilitas yang digunakan maksimal akan memberikan dampak bagi

peningkatan prestasi para siswa di sekolah.

2.1.5 Sasaran Pengguna Dana

Risca (2015) Sasaran yang tepat adalah sasaran yang pemenuhannya sesuai

dengan peraturan yang ada. Peraturan yang dimaksud adalah peraturan yang

ditentukan oleh pemerintah baik dalam hal jumlah dana maupun penggunaan dana

yang diharuskan oleh peraturan pemerintah.


20

Sasaran yang tepat digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah,

pemberian kepada murid-murid tidak mampu dan peningkatan sarana prasarana sekolah.

Sehingga proses belajar siswa semakin baik, dan diharapkan peningkatan prestasi belajar

dapat terwujud. Oleh karena itu dengan sasaran yang tepat maka penggunaan dana Bos

akan lebih efektif untuk meningkatkan prestasi siswa.

2.1.6 Prestas Belajar

2.1.6.1 Definisi Prestasi Belajar

Menurut Sukamdinata (2014) Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor yang

berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar sekolah. Faktor yang

berasal dari dalam diri siswa adalah intelegensi, motivasi, minat, bakat, kondisi fisik,

sikap dan kebiasaan. Sedangkan yang termasuk faktor yang berasal dari luar diri

siswa adalah keadaan sosial ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana, guru, dan

cara mengajarnya, kurikulum dan sebagainya.

Menurut Jeane (2011) “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dangan

nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Sedangkan menurut Suryabrata

(2012) “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu latihan, pengalaman yang

harus didukung oleh kesadaran”. Hal ini senada dikemukakan Winkel (2012) bahwa

“Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan

proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subjek dengan lingkungannya yang

akan disimpan atau dilaksanakan menuju kemajuan”.


21

Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik yang tergambar dari nilai tes yang

diberikan oleh guru berdasarkan pengetahuan atau keterampilan dari peserta didik.

2.1.6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Syah (2010) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1)

Faktor Internal, 2) Faktor Eksternal dan 3) Faktor Pendekatan Belajar. Adapun yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan

rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.

Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada

dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar

seperti:

a. Faktor Jasmaniah, meliputi :

- Faktor kesehatan
22

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu,

selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk,

kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.

- Cacat tubuh

Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.

b. Faktor Psikologis, meliputi :

- Intelegensi

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil

daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa yang mempunyai

intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar

dengan menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai

intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus.

- Perhatian

Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2010) adalah keaktifan

jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda/hal

atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa

harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

- Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bahan pelajaran yang

menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah

kegiatan belajar.
23

- Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akanterealisasi

menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

- Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak atau

pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yangdisebut

dengan motivasi.

- Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di

mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar

akan berhasil bila anak sudah siap (matang).

- Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi.Kesiapan ini

perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika siswa sudah memiliki

kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih baik.

- Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan

rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani

terlihat dengan kelesuan dan kebosanan.


24

2. Faktor Ekstern

a. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan

yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam

pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua.

b. Keadaan sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara

sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,

metode belajar dan fasilitas yang mendukung lainnya.

c. Keadaan masyarakat

Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat

karenakeberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam

masyarakat, massmedia, teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan

hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan

lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum prestasi belajar siswa

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa sendiri (faktor

internal), faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal) dan faktor pendekatan

pembelajaran. Seorang siswa bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau


25

bermotif ekstrinsik (faktor eksternal), biasanya cenderung mengambil pendekatan

belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang

berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang

tuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih

mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut,

muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi (higt-achiever) dan berprestasi rendah

(underachievers) atau gagal sama sekali.

2.1.6.3 Indikator Prestasi Belajar Siswa

Indikator prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal yang

meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

belajar siswa. Ranah psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif)

dan ranah karsa (psikomotor). Indikator prestasi belajar siswa menurut Syah (2010)

yaitu: 1) Ranah Cipta (kognitif), 2) Ranah Rasa (afektif), 3) Ranah Karsa

(psikomotor). Adapun yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Ranah cipta (kognitif) diantaranya siswa dapat menunjukkan, membandingkan,

menghubungkan, menyebutkan, menunjukkan kembali, menjelaskan, mendefenisikan

dengan lisan sendiri, memberikan contoh, menggunakan secara tepat, menguraikan,

mengklasifikasikan, menghubungkan, menyimpulkan, dan menggeneralisasikan.

2. Ranah rasa (afektif) diantaranya dapat menunjukkan sikap menerima, menolak,

kesediaan berpartisipasi, memanfaatkan, menganggap penting, dan bermanfaat, indah dan

harmonis, mengagumi, mengakui, meyakini dan mengingkari, melembagakan atau

meniadakan serta menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.


26

3. Ranah karsa (psikomotor) diantaranya siswa mengkoordinasikan gerak mata,

tangan, dan anggota lainnya, mengucapkan dan membuat mimik dan drakan jasmani.

2.2 Penelitian Terdahulu

2.2 Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti, Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian


Tahun
1. Gde Indra Surya Analisis Pengaruh Dana Variabel dipenden: Berdasarkan hasil uji statistik
Diputra, 2013 Bantuan Operasional prestasi siswa maka simpulan dari penelitian
Sekolah (BOS), Rata- Variabel ini adalah adanya pengaruh
Rata Masa Kerja Guru, independen: yang signifikan baik secara
dan Rasio Siswa 1. Jumlah dana simultan maupun parsial dari
Tidak Mampu Terhadap BOS yang jumlah dana BOS yang
Prestasi Belajar Siswa diterima diterima, rata-rata masa kerja
Sekolah Dasar Negeri di 2. Rata-rata masa guru dan rasio siswa tidak
Kota Denpasar kerja guru mampu terhadap prestasi siswa
3. Siswa tidak di sekolah dasar penerima dana
mampu BOS di Kota Denpasar.

2. Muhammad Pengaruh Dana Bantuan Variabel Dapat disimpulkan bahwa


Ramadhansyah,2 Operasional Sekolah dependen:proses optimalisasi proses belajar
013 (BOS) Terhadap belajar mengajar mengajar pada tingkatan
Optimalisasi Proses Variabel Sekolah Menengah Pertama di
Belajar Mengajar Pada independen: kota Samarinda dilihat dari
Tingkat Sekolah 1. Korelasi dana indikator penggunaan dan
Menengah Pertama di BOS pemanfaatan dana BOS yang
Kota Samarinda 2. Optimalisasi dapat mendukung secara
proses belajar langsung kegiatan pembelajaran
yang ada di sekolah cukup
tinggi, hal ini dikarenakan
dengan adanya dana BOS yang
merupakan kebijakan
pemerintah dalam hal
pendanaan pendidikan maka
pihak sekolah sebagai
penyelenggara pendidikan,
dapat memberikan suatu
kegiatan pembelajaran yang
lebih baik bagi para anak
didiknya. Maksudnya, sekolah
dapat meningkatkan mutu
pendidikan dengan
mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran dengan
27

menggunakan dan
memanfaatkan dana BOS yang
diperoleh.
3. Aulia Prihatin Evaluasi Program Berdasarkan data yang sudah
Aswani,2013 Bantuan Operasional diperolah dan diolah pada bab
Sekolah (BOS) Dana sebelumnya
Anggaran Pendapatan dapat disimpulkan bahwa
Belanja Negara (APBN) Evaluasi Program Bantuan
Tahun 2012 Studi Pada Operasional Sekolah (BOS)
Sekolah Menengah Dana Anggaran Pendapatan
Pertama (SMP) Negeri 6 Belanja Negara (APBN) Tahun
Kabupaten Bintan 2012 (Studi Pada
Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 6 Kabupaten
Bintan)”. Hal ini dapat
dilihat dari:
1. Dari dimensi efektivitas
pelaksanaan program Bantuan
Operasional
Sekolah (BOS) sudah berjalan
cukup efektif .
2. Dimensi efisiensi juga sudah
baik bahwa sekolah sudah
mengupayakan
penggunaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS)
dengan sebaik
3. Dari dimensi Kecukupan
sudah baik Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
Negeri 6 Kabupaten Bintan
sudah mencapai hasil yang baik.
4. Dimensi berikutnya yaitu
responsivitas juga sudah baik.
5. Dalam dimensi perataan
secara umum sudah baik namun
perlu
diperhatikan lagi dalam
pemberian beasiswa kepada
siswa tidak mampu
yang datanya harus diperbaharui
setiap semester agar lebih tepat
sasaran.
6. Dari dimensi ketepatan sudah
baik hal ini dapat dilihat dari
pelaksanaan
Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) sudah sesuai dengan
biaya dan
28

standar yang ada dalam


petunjuk pelaksanaan serta
petunjuk teknis yang ada.

4. Risca Kurniasari Pengaruh Ketepatan Variabel dependen: Ketepatan Dana tidak


Agus Dana, Kecukupan Dana Prestasi belajar berpengaruh terhadap Prestasi
Sugiono,2015 dan Sasaran Penggunaan siswa Belajar Murid. Hasil uji regresi
Dana Bantuan Variabel menunjukkan variabel ketepatan
Operasional Sekolah independen: dana tidak berpengaruh
Terhadap Peningkatan 1. Ketepatan dana terhadap prestasi belajar murid.
Prestasi Belajar Siswa Di 2. Kecukupan dana Hal ini terlihat pada keadaan
Kabupaten Jember 3. Sasaran dilapangan yang
pengguna dana memperlihatkan ketepatan dana
baik waktu pencairan dan
maupun kelancaran
pencairannya kurang tepat
waktu. Waktu pencairan dana
BOS tidak tepat pada tanggal 1
pada tiap periode pencairannya
sehingga hal ini sedikit
menghambat proses penyaluran
dana untuk operasional sekolah
dan menyebabkan peningkatan
prestasi para murid di sekolah
kurang efektif.
Kecukupan dana berpengaruh
terhadap Prestasi Belajar Murid.
Hasil uji regresi menunjukkan
variabel kecukupan dana
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi
belajar murid. Hal ini berarti
dengan semakin baiknya
kecukupan dana maka prestasi
belajar murid juga akan
meningkat.
Sasaran Dana berpengaruh
terhadap Prestasi Belajar Murid.
Hasil uji regresi menunjukkan
variabel sasaran penggunaan
dana berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi
belajar murid. Hal ini berarti
dengan semakin baiknya
sasaran penggunaan dana maka
prestasi belajar murid juga akan
meningkat.
5. Tika Dwi Pengelolaan Dana Variabel dependen: Hasil analisis penelitian
Wahyuningsih,2 Bantuan Operasional 1. Prosedur menunjukkan bahwa 90%
016 Sekolah (BOS) di SMP pengelolaan responden (25 orang guru dan 11
Negeri 2 Gombang dana BOS orang pegawai tata usaha)
29

2. Penggunaan menyatakan penggunaan dana


dana BOS BOS di SMPN 2 Gombong sudah
3. Sasaran dana sesuai petunjuk teknis BOS tahun
BOS 2015 dan hanya 10% (2 orang
Variabel baik guru maupun pegawai tata
independen: usaha) menyatakan tidak sesuai.
1. Dana BOS Hasil dokumentasi laporan BOS
2. Pengelola dana tahun 2015 periode 1 Januari s/d
bos 31 Desember 2015 menyebutkan
penggunaan dana BOS di SMPN
2 Gombong untuk
pengembangan sarana dan
prasarana sekolah sebesar Rp.
111.866.605,00 sedangkan untuk
pengembangan pendidik dan
tenaga kependidikan penggunaan
dana BOS sebesar Rp.
17.955.000,00. Penggunaan dana
BOS tersebut telah disesuaikan
dengan hasil rapat pleno yang
sudah disusun dalam rencana
anggaran belanja. Apabila
perencanaan kurang lengkap
maupun terjadi kesalahan, maka
sekolah berhak membuat
perencanaan anggaran perubahan
yang kemudian dikonfirmasikan
dengan pemerintah pusat.

Dari beberapa penelitian yang tercantum dalam tabel diatas, maka dapat

dilihat bahwa penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh Dana BOS sudah

banyak dilakukan, hanya saja variabel independen yang digunakan tersebut hanya

terbatas satu atau dua variabel saja. Selain itu juga adanya ketidaksamaan hasil

penelitian antara peneliti satu dengan lainnya.


30

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Ketepatan Waktu Penerimaan Dana Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Penelitian Risca (2015) menyimpulkan bahwa ketepatan dana tidak berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat pada keadaan dilapangan yang

memperlihatkan ketepatan dana baik waktu pencairan dan maupun kelancaran

pencairannya kurang tepat waktu. Waktu pencairan dana BOS tidak tepat pada tanggal 1

pada tiap periode pencairannya. Pencairan dana pada periode Januari-Maret cenderung

mengalami keterlambatan, hal ini dikarenakan oleh awal periode anggaran Negara

sehingga dana yang dicairkan mengalami keterlambatan. Pada periode kedua yaitu bulan

April-Juni, serta periode ketiga dan keempat yaitu Juli-September dan Oktober-

Desember juga mengalami keterlambatan waktu pencairan, pencairan dana BOS tidak

tepat pada 1 tiap periode kecenderungan pencairan dana BOS ini pada tanggal belasan.

Hal ini sedikit menghambat proses penyaluran dana untuk operasional sekolah dan

menyebabkan peningkatan prestasi para murid di sekolah kurang efektif.

Penelitian Dipura (2011) menyimpulkan bahwa ketepatan dana mengasilkan

pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial dari jumlah dana BOS

yang diterima terhadap prestasi siswa di sekolah dasar penerima dana BOS di

Denpasar.Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat diambil yaitu:

H1: Ketepatan dana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa


31

2.3.2 Kecukupan Dana terhadap Prestasi Belajar Siswa

Penelitian Risca (2015) menyimpulkan bahwa kecukupan dana berpengaruh

positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti dengan semakin

baiknya kecukupan dana maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Pada

kenyataan yang ada kecukupan dana BOS ini masih kurang mencukupi sekolah-

sekolah Menengah Pertama pada umumnya, dana yang diberikan kurang memenuhi

tingkat kebutuhan operasional sekolah. Hal ini terlihat dibeberapa hal yaitu pada

proses pemenuhan dana untuk gaji guru (GTT dan PTT) yang hanya boleh 20% dari

jumlah dana BOS secara keseluruhan, hal ini membuat sekolah kurang dalam

membayar guru-guru tidak tetap ini. Selain itu pemenuhan dana untuk perangkat

computer juga sangat minim, dari dana BOS pemenuhan kebutuhan perangkat

computer hanya diperbolehkan 1 perangkat untuk 1 tahunnya. Sedangkan pada

kenyataannya kebutuhan computer ini sangat dibutuhkan. Dengan berbagai masalah

yang ada untuk kecukupan dana ini memperlihatkan jelas dengan dana yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan sekolah maka siswa-siswa disekolah akan lebih

maksimal dalam proses belajar mengajar sehingga peningkatan prestasi siswa akan

terwujud. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat diambil yaitu:

H2: Kecukupan dana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa

2.3.3 Sasaran Penggunaan Dana terhadap Prestasi Belajar Siswa

Penelitian Risca (2015) menyimpulkan bahwa sasaran penggunaan dana

berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti
32

dengan semakin baiknya sasaran penggunaan dana maka prestasi belajar siswa juga

akan meningkat. Pada variabel sasaran penggunaan dana, penggunaan dana di

sekolah-sekolah Menengah Pertama sudah sangat baik, hal ini terlihat dari sekolah-

sekolah sudah menggunakan dana BOS ini dengan ketentuan-ketentuan yang

diberikan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012. Namun dalam

pemenuhannya sasaran dalam peraturan tersebut masih kurang sesuai dengan kondisi

sekolah-sekolah yang ada sehingga hal ini membuat di sekolah-sekolah mengalami

hambatan dalam menjalankan operasional sekolahnya. Hambatan-hambatan yang ada

yaitu dalam dana untuk pemenuhan kebutuhan sekolah yang menyangkut perawatan

sekolah dan pembangunan gedung baru masih sangat kurang, namun pada

kenyataannya sekolah-sekolah membutuhkan dana yang lebih besar untuk

memperbaiki sekolah untuk proses belajar mengajar yang lebih baik.

Dengan sasaran yang masih tidak sesuai dengan kondisi sekolah yang ada

cukup menghambat operasional sekolah. Terlepas dari hambatan-hambatan

ketidaksesuai peraturan dengan kondisi sekolah, sasaran penggunaan dana di sekolah-

sekolah Menengah Pertama di 3 Kabupaten ini sudah berjalan efektif, seluruh sekolah

menggunakan dana yang ada sesuai dengan 13 komponen yang ditetapkan, dalam

proses pemenuhannya juga dana BOS mampu meningkatkan proses belajar mengajar

yang ada. Hal ini terlihat dari peningkatan buku-buku di perpustakaan sekolah yang

dapat digunakan para siswa untuk menambah ilmu yang ada. Selain itu pemenuhan

untuk siswa miskin juga sudah ada yaitu dana untuk transportasi siswa miskin dengan
33

pembelian sepada untuk siswa miskin yang telah sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012.

Dengan demikian pemenuhan sasaran penggunaan dana yang tepat dapat

meningkatkan proses belajar disekolah sehingga peningkatan prestasi belajar siswa

dapat terwujud. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat diambil

yaitu:

H3: Sasaran penggunaan dana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

siswa
34

2.4 Rerangka Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hubungan antara pengaruh

ketepatan waktu pencairan dana, kecukupan dana, dan sasaran pengguna dana

terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan teori mengenai dana BOS, ketepatan waktu, kecukupan dana,sasaran

pengguna dana dan perestasi belajar siswa serta penelitian terdahu,maka dapat

disusun kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.3 sebagai berikut:

Ketepatan Waktu (X1)

Prestasi Belajar Siswa (Y)


Kecukupan Dana (X2)

Sasaran Pengguna Dana (X3)

Gambar 2.1 Rerangka Konseptua


35

BAB III

MEOTODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatifnya

berbentuk hubungan kausal. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bersifat

menanyakan dua variabel atau lebih (Sugiyono:2016:37). Hubungan kausal merupakan

hubungan yang bersifat sebab akibat (Sugiyono:2016:37). Metode penelitian yang

digunakan adalah metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi dan sample tertentu, pengumpulan data yang menggunakan

instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono:2016:8)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Mataram. Pemilihan lokasi tersebut di

latarbelakangi karena mudah dalam memperoleh data.

3.3 Populasi, Sampel, dan Responden

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016:80). Dalam penelitian ini
36

populasi yang digunakan adalah Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah

Atas se-Kota Mataram yang berjumlah 146 Sekolah.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. (Sugiyono, 2016:81). Teknkik pengambilan sampel yang digunakan adalah

simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel

dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada

populasi itu (Sugiyono 2016:82). Penelitian ini menggunakan simple random samping

karena data yang tersedia bersifat homogen (Sama). Jumlah keseluruhan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 sekolah yang ada di Kota Mataram.

Berdasarkan hasil random sampling diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.1
Rincian Jumlah Sampel

SMP Negeri SMP Swasta SMA Negeri SMA Swasta


SMP 1 Mataram SMP K St Antonius SMA 01 Mataram SMA Saraswati
Mataram
SMP 2 Mataram SMP Kristen Aletheia SMA 04 Mataram SMA Muhammadiyah
Mataram
SMP 15 Mataram SMP K Kesuma MAN 02 Model SMA Katolik Kesuma
SMP 13 Mataram SMP K Tunas Daud SMK 02 Mataram SMA Trisakti
Mataram
MTsN 1 Mataram SMP Darul Hikmah SMA 02 Mataram SMA Islam Al Azhar
MTsN 2 Mataram SMP Islam Terpadu MAN 1 Mataram SMA Darul Hikmah
Putri
SMP 7 Mataram SMPMuhammadiyah SMA 05 Mataram SMA Kerta Wisata
Mataram
SMP 11 Mataram SMP It Tunas Cendikia SMK 04 Mataram SMA Model Nurul
Jannah
SMP 6 Mataram SMP Islam Terpadu SMA 07 Mataram SMA Nasional
Putra Mataram
SMP 10 Mataram SMP It Al Fajar SMK 03 Mataram SMA Darul Falah
10 SMP Negeri 10 SMP Swasta 10 SMA Negeri 10 MA Swasta
37

3.4 Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini berjumlah 400 orang, dimana dalam 1 sekolah

terdapat 10 responden yaitu:

1. Kepala Sekolah

2. Bendahara Sekolah

3. Guru

4. Honorer

5. Siswa

Rincian jumlah responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2
Rincian Jumlah Responden
No Nama Sekolah Kepala Bendahara Guru Honorer Siswa Total
Sekolah Sekolah
1. SMP 1 Mataram 1 1 1 2 5 10
2. SMP 2 Mataram 1 1 1 2 5 10

3. SMP 15 Mataram 1 1 1 2 5 10
4. SMP 13 Mataram 1 1 1 2 5 10
5. MTsN 1 Mataram 1 1 1 2 5 10
6. MTsN 2 Mataram 1 1 1 2 5 10
7. SMP 7 Mataram 1 1 1 2 5 10

8. SMP 11 Mataram 1 1 1 2 5 10
9. SMP 6 Mataram 1 1 1 2 5 10
10. SMP 10 Mataram 1 1 1 2 5 10

11. SMP K St Antonius 1 1 1 2 5 10


12. SMP Kristen Aletheia 1 1 1 2 5 10

13. SMP K Kesuma 1 1 1 2 5 10


38

14. SMP K Tunas Daud 1 1 1 2 5 10

15. SMP Darul Hikmah 1 1 1 2 5 10


16. SMP Islam Terpadu 1 1 1 2 5 10
Putri
17. SMPMuhammadiyah 1 1 1 2 5 10
18. SMP It Tunas Cendikia 1 1 1 2 5 10
19. SMP Islam Terpadu 1 1 1 2 5 10
Putra
20. SMP It Al Fajar 1 1 1 2 5 10

21. SMA 01 Mataram 1 1 1 2 5 10


22. SMA 04 Mataram 1 1 1 2 5 10
23. MAN 02 Model 1 1 1 2 5 10
24. SMK 02 Mataram 1 1 1 2 5 10
25. SMA 02 Mataram 1 1 1 2 5 10
26. MAN 1 Mataram 1 1 1 2 5 10
27. SMA 05 Mataram 1 1 1 2 5 10

28. SMK 04 Mataram 1 1 1 2 5 10


29. SMA 07 Mataram 1 1 1 2 5 10

30. SMK 03 Mataram 1 1 1 2 5 10


31. SMA Saraswati 1 1 1 2 5 10
Mataram
32. SMA Muhammadiyah 1 1 1 2 5 10
Mataram
33. SMA Katolik Kesuma 1 1 1 2 5 10
34. SMA Trisakti Mataram 1 1 1 2 5 10
35. SMA Islam Al Azhar 1 1 1 2 5 10
36. SMA Darul Hikmah 1 1 1 2 5 10
37. SMA Kerta Wisata 1 1 1 2 5 10
Mataram
38. SMA Model Nurul 1 1 1 2 5 10
Jannah
39. SMA Nasional Mataram 1 1 1 2 5 10
40. SMA Darul Falah 1 1 1 2 5 10

Total Responden 40 40 40 80 200 400

Lampiran I
39

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, mulai dari pengumpulan data,

penafsiran terhadap data, serta hasilnya berbentuk angka (Sugiono 2016:8).

3.5.2 Sumber Data

Penentuan sumber data didasarkan siapa yang paling tahu, siapa yang

ditanyakan dan dapat memberikan informasi yang valid (Sugiono, 2016:434).

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan

data yang diperoleh langsung melalui hasil kuesioner yang dilakukan dengan

responden. Dalam penelitian ini pengukuran masing-masing indikator menggunakan

skala likert. Menurut Sugiono (2016:136), skala likert digunakan untuk untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena social. Dalam penelitian fenomena sosial ini ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti disebut variabel penelitian.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan.

Untuk keperluan analisis kuantitatif deskriptif, maka jawaban dari responden akan

diberi skor (Sugiono, 2016:132-133).


40

3.6 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis secara terstruktur

kepada responden penelitian berkaitan dengan tanggapannya terhadap berbagai

variabel yang diteliti dalam penelitian ini (Sugiyono, 2016:142).

3.7 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi Operasional (Indriantoro, 1999) adalah penentuan construct sehingga

menjadi variable yang dapat diukur. Variable adalah construct yang dapat diukur dengan

berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai

fenomena-fenomena. Variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

3.7.1 Variabel independen (variable bebas), terdiri dari:

a) Ketepatan Waktu Penerimaan Dana Bos

Ketepatan dana bos adalah Konsep ketepatan dana bos dalam hal waktu

penerimaan dan kelacaran pencairannya

Dengan indikator sebagai berikut:

1. Waktu pencairan dana yang tepat waktu sesuai petunjuk teknis

2. Kelancaraan pencairan dana

b) Kecukupan Dana Bos

Kecukupan dana Bos adalah kecukupan dana bos untuk membiayai kebutuhan

operasional sekolah. mencakup biaya Bos yang telah ditentukan dapat memenuhi

semua kebutuhan operasional sekolah.


41

Dengan indikator sebagai berikut:

1. Jumlah dana

2. Kecukupan dana

c) Sasaran Penggunaan Dana Bos

Sasaran dana BOS adalah sasaran yang tujuan dana bosnya digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sekolah. Sasaran penggunaan yang tepat ditentukan

berdasarkan prosedur pelaksanaan dana Bos yang ada di Peraturan Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2017. Menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 08 Tahun

2017 terdapat pula komponen-komponen yang ditentukan dalam memnggunakan

dana Bos tersebut, terdapat: komponen pembiayaan, larangan-larangan

penggunaan,dan mekanisme pembelian barang/jasa di sekolah.

Upaya tersebut dapat dilihat dari indikator sebagai berikut:

1. Fasilitas yang ada disekolah.

2. Memenuhi kebutuhan buku yang ada diperpustakaan.

3. Bantuan untuk guru dan pegawai honorer.

4. Bantuan bagi siswa yang tidak mampu.

3.7.2 Variabel dependen (variabel terikat) yaitu Prestasi Belajar Murid:

Prestasi belajar siswa adalah pencapaian atau hasil yang diperoleh siswa baik

dalam bidang akademik maupun non akademik.

Pengukuran prestasi ini juga dinilai dari kuesioner yang disebar untuk

memperlihatkan tingkat prestasi siswa di sekolah.


42

Dengan indikator sebagai berikut:

1. Pencapaian akademik

- Olimpiade

- Nilai raport

2. Pencapaian non akademik

- Olahraga

- Seni

- Budaya

3.7.3 Indikator Variabel

Berikut ini adalah ringkasan kriteria indikator variabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 3.3
Ringkasan Indikator Variabel

No Variabel Indikator Butir Pertanyaan


Kuesioner
1. Ketepatan Dana Bos 1. Waktu penerimaan dana 1. 1-3
2. Kelancaran pencairan 2. 4-6
2. Kecukupan Dana Bos 1. Jumlah dana 1. 7-8
2. Kecukupan dana 2. 9-14
3. Sasaran dana Bos 1. Fasilitas yang ada 1. 15-20
disekolah. 2. 21-23
2. Memenuhi kebutuhan 3. 24-26
buku yang ada 4. 27-29
diperpustakaan.
3. Bantuan untuk guru dan
pegawai honorer.
4. Bantuan bagi siswa yang
tidak mampu.

4. Prestasi belajar siswa 1. Pencapaian akademik 1-4


43

- Olimpiade
- Nilai raport
2. Pencapaian non akademik
- Olahraga
- Seni
- Budaya

3.7.4 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan pengukuran jawaban yang

dinilai dari skala likert. Skala ini dinyatakan berdasarkan pertanyaan yang diajakukan

kepada responden dengan pemberian poin sesuai dengan 5 skala, sepertu dibawah ini:

1. Sangat Setuju dengan point 5

2. Sangat Tidak Setuju dengan point 1

3.8 Prosedur Analisis Data

Analisis statistik asosiatif untuk menilai adanya hubungan antar variabel. Untuk

menguji hipotesis digunakan teknik Partial Least Square (PLS) menggunakan

aplikasi software SmartPLS 3.0. PLS merupakan analisis persamaan struktural

berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran

sekaligus pengujian model struktural. Terdapat tujuh langkah yang harus dilalui

dalam model PLS yaitu sebagai berikut:

1. Merancang model structural (inner model)

2. Merancang model pengukuran (outer model)

3. Merekonstruksi diagram jalur

4. Konversi diagram jalur ke system persamaan


44

5. Estimasi koefisien jalur dan nilai loadingY

6. Evaluasi goodness of fit

7. Pengujian hipotesis

3.8.1 Model Struktural atau inner model

Inner model atau model struktural menggambarkan hubungan kausalitas antar

variabel laten yang dibangun pada substantive theory (Abdillah & Jogiyanto,

2015:188).

Analisis inner model dapat dilakukan melalui R-square dan melalui koefisien

jalur structural. R-square adalah koefisien determinasi yang digunakan untuk melihat

kemampuan variabel-variabel independen untuk menerangkan variabel dependen.

Sedangkan koefisien jalur structural adalah digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.8.2 Merancang Model Pengukuran (outher model)

Outer model atau model pengukuran menggambarkan hubungan antara

variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya (measurement model).

Dalam metode PLS perancangan model pengukuran (outer model) menjadi sangat

penting, yaitu terkait dengan apakah indikator bersifat refleksif atau formatif.

Untuk validitas indikator dapat diukur dengan discriminant validityyang dinilai

berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Metode lainnya adalah dengan

membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk

dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika
45

nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara

konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai

discriminant validity yang baik (Fornell dan Larcker, 1981) dengan rumus sebagai

berikut:

(∑λi)2

= ∑λ 2+∑ (λ ) (Abdillah & Jogiyanto, 2015:187)


i i
i

Keterangan :
λi : component loading ke indikator

Var (λi) : 1- λi2


Dari persamaan rumus, hanya dapat digunakan untuk konstruk refleksif

indikator. Pada penelitian ini, untuk pengujian discriminant validity, menggunakan

penilaian cross loading pengukuran dengan konstruknya.

3.8.3 Merekonstruksi Diagram Jalur

Diagram jalur dari persamaan outer model dan inner model dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:


46

Gambar 3.1 Diagram Jalur peneliti

3.8.4 Merekonstruksi Diagram Jalur ke Persamaan

Setelah model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah path diagram,

selanjutnya diterjemahkan ke dalam rangkaian persamaan seperti di bawah ini:

a. Outer Model

Bentuk persamaan outer model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

X1.1 + X1.2. Ketepatan Dana (X1)

X2.1 + X2.2. Kecukupan Dana (X2)

X3.1 + X3.2 + X3.3 + X3.4. Sasaran Dana (X3)

Y1 Prestasi Siswa (Y)


47

b. Inner Model

Bentuk persamaan inner model dalam penelitian ini adalah seperti berikut:

X1 + X2 + X3 Prestasi Siswa (Y)

Keterangan:

:Gamma, koefisien pengaruh variabel bebas terhadap


terikat ζ : Zeta, galat mode

3.8.5 Estimasi Koefisien Jalur dan Nilai Loading

Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan.

Nilai signifikansi dapat diperoleh dengan prosedur bootstraping. Untuk menilai

loading faktor ditentukan berdasarkan jumlah nilai di atas 0,50 (Ghozali,2015:74).

3.8.6 Evaluasi Goodness Of Fit

Menurut Ghozali (2011:24), model pengukuran atau outer model dengan

indikator refleksif dievaluasi dengan convergent validity dari indikatornya dan composite

reliability untuk block indikator. Sementara itu, outer model dengan indikator formatif

dievaluasi dengan membandingkan besarnya relatif weight dan melihat signifikansi dari

ukuran weight tersebut (Chin, 1998 dalam Ghozali,2011:24). Model struktural atau inner

model dievaluasi dengan melihat R2 untuk variabel laten endogen menggunakan ukuran

Stone-Geisser Q Square test dan juga melihat koefisien jalur strukturalnya. R-square

adalah koefisien yang digunakan untuk melihat kemampuan variabel eksogen untuk

menerangkan variabel endogen. Selain melihat nilai R-square, dalam model PLS untuk

evaluasi model konstruk dilakukan dengan melihat Q-square predictive relevance (Q2).

Q-square mengukur kemampuan nilai


48

observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Dasar

penentuan nilai Q-square terletak di angka nol (0), Ghozali (2011:26) menyatakan

nilai Qsquare lebih besar dari 0 (nol) menunjukkan bahwa model mempunyai nilai

predictive relevance, dan sebaliknya jika kurang dari 0 (nol) menunjukkan bahwa

model kurang memiliki predictive relevance.

3.5.7 Pengujian Hipotesis

Hipotesis statistik untuk inner model variabel laten eksogen (independen)

terhadap variabel endogen (dependen) pada penelitian ini adalah

H1: Ketepatan dana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa

H2: Kecukupan dana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa

H3: Sasaran penggunaan dana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa

Dalam penelitian ini, hipotesis dapat diterima jika memiliki nilai t-statistics (t

hitung) pada tabel Path Coefficient Output lebih besar (>) dari t-tabel (1.66).
49

DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung :
Alfabeta.
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Penilaian Hasil Belajar Mengajar . Jakarta : PT Raja
Grafindo
Tika Wahyuningsih. 2016. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di
SMP Negeri 2 Gombang. Vol.5 No.1
Windarti. 2015. Pengaruh Karakteristik Pengelolaan Keuangan Sekolah dan
Transparansi Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan pada SMA dan
SMK Negeri di Kota Madiun. Vol.4 No.1, April 2015
eprints.unm.ac.id/6643/1/AHMAD%20FARID%20SAPRI_1392042001.pdf
https://bos.kemdikbud.go.id/index.php
http://globalfmlombok.com/read/2018/10/22/ombudsman-ntb-temukan-dugaan-
manipulasi-proses-pencairan-dana-bos-di-ribuan-madrasah.html
https://kupdf.net/download/spss-imam-ghozali_5976c999dc0d604a2b043375_pdf
https://www.kompasiana.com/yesisupartoyo/58f5ae777fafbd9d079170d6/mewujudka
n-pendidikan-bermutu-yang-inklusif-dan-berkelanjutan
https://www.wawasanpendidikan.com/2014/10/pengertian-prestasi-belajar-siswa.html
http://mataramkota.go.id/gambaran-umum.html.16%20januari%202017
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Mataram
www.danadik.com
http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/NasPubAULIA
http://ojs.unud.ac.id

Anda mungkin juga menyukai