Daftar Isi.........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hak dasar bagi seluruh warga negara yang harus dipenuhi.
Pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya
serta merubah kondisi sosial. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Pendidikan dipandang bermutu diukur dari prestasi yang ditorehkan oleh para siswa.
Untuk itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana
dan proses pembelajaran yang menyenangkan, merangsang dan menantang peserta didik
(www.kompasiana.com)
Menurut Siswoyo, dkk (2013) lingkungan dan sarana pendidikan merupakan sumber
tersebut dapat bersifat lingkungan fisik, sosial dan budaya yang semuanya memiliki
Menurut Syah (2010) Prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor baik
dari luar diri siswa (internal) maupun faktor dalam diri siswa (eksternal). Sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Irham (2012) “Faktor-faktor yang dapat
menjadi faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor lain yang juga sangat penting
dalam menunjang prestasi siswa seperti fasilitas belajar baik di sekolah maupun di
rumah. Pemenuhan fasilitas belajar di sekolah dilakukan oleh pihak sekolah yang
berjalan sesuai dengan apa sudah direncanakan. Salah satu upaya pemerintah dalam
untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan
dasar dan menengah. Pemerintah menyalurkan dana BOS kepada seluruh sekolah
dana BOS maka pemerintah dapat melaksanakan rintisan program wajib belajar 12
(dua belas) tahun sehingga angka pertisipasi masyarakat terhadap pendidikan semakin
3
salah satu contohnya adalah fasilitas belajar di sekolah, buku teks pelajaran peserta
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan juli 2005,
telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian wajib belajar Sembilan
tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan
tujuan, pendekatan dan orientasi program BOS, dari perluasan akses menuju
peningkatan biaya satuan dan juga perubahan mekanisme penyaluran sejak tahun
2012 penyaluran dana BOS dilakukan dengan mekanisme transfer ke provinsi yang
(www.danadik.com)
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Salah satu peran negara dalam hal
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) menjelaskan bahwa secara garis besar biaya pendidikan terdiri atas biaya investasi,
jawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Ada beberapa tahapan dalam
pengelolaan dana BOS yang diterima yaitu mulai dari Perencananaan, Pencarian
pada seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas(SMA)
Dari tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa total rekapitulasi penggunaan dana BOS
setiap tahun selalu mengalami perubahan. Dan kemungkinan ditahun 2018 dan 2019
proses pencairan dana BOS di ribuan sekolah madrasah di NTB. Dari hasil
hingga Madrasah Aliah diharuskan membeli buku umum sebesar 20 persen dari dana
BOS. Pembelian buku itu menjadi syarat pencairan dana BOS tahap kedua di tahun
sepenuhnya kepada pihak madrasah dalam pembelian dan pengadaan buku sesuai
kebutuhan dan kurikulum yang berlaku. Namun anehnya, seluruh madrasah dipaksa
membeli buku umum kurikulum 2013 atau K-13. Padahal banyak madrasah yang
kecukupan dan sasaran pengguna dana BOS belum efektif sehingga pencairan dana
Berbagai penelitian tentang dana BOS sudah banyak dilakukan di berbagai wilayah
Indonesia, namun penelitian yang berfokus pada prestasi belajar siswa yang berpengaruh
terhadap penggunaan dana bos sangat kurang. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain: ketepatan dana,kecukupan dana, sasaran
penggunaan dana BOS, korelasi dana BOS, dan optimalisasi proses belajar.
6
Namun penelitian ini menggunakan variabel ketepatan dana, kecukupan dana dan
Faktor pertama yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah ketepatan dana.
Menurut Risca (2015) Dana yang tepat adalah dana yang diberikan sesuai dengan
ketentuan yang ada pada Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2017, dimana ketentuan tersebut berkaitan dengan waktu
penerimaan dana, dan kelancaraan pencairan dana. Ketepatan dana dalam penelitian ini
menggunakan teori agency. Kepala sekolah dan jajarannya dapat disebut agent, dan
fasilitas dan dana dari pihak principal. Pengelola bertanggung jawab atas pengelolaan
dana untuk pendidikan dan pelaporan dana tersebut. Jika dana tersebut dicairkan tidak
tepat waktu maka akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pernyataan tersebut
mengasilkan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi siswa di sekolah dasar penerima
dana BOS. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian Risca (2015) yang menyatakan
Operasional sekolah yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
7
sehingga menghasilkan hasil yang diharapkan. Kecukupan dana dalam penelitian ini
menggunakan teori agency. Kepala sekolah dan jajarannya dapat disebut agent, dan
fasilitas dan dana dari pihak principal. Pengelola bertanggung jawab atas pengelolaan
dana untuk pendidikan dan pelaporan dana tersebut. Jika tidak adanya dana yang
cukup untuk memenuhi setiap kebutuhan sekolah, maka sekolah tidak dapat
melengkapi fasilitas sekolah dengan baik sehingga para siswa tidak dapat
memanfaatkan fasilitas sekolah dengan maksimal. Fasilitas yang tidak maksimal akan
kecukupan dana berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
pengguna dana. Sasaran yang tepat adalah sasaran yang pemenuhannya sesuai dengan
peraturan yang ada. Peraturan yang dimaksud adalah peraturan Mentri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2017 yang ditentukan oleh
pemerintah baik dalam hal jumlah dana maupun penggunaan dana yang diharuskan
oleh peraturan pemerintah. Sasaran pengguna dana dalam penelitian ini menggunakan
teori agency. Kepala sekolah dan jajarannya dapat disebut agent, dan pemerintah
disebut principal. Pengelola keuangan sekolah selaku agent mendapat fasilitas dan
dana dari pihak principal. Pengelola bertanggung jawab atas pengelolaan dana untuk
pendidikan dan pelaporan dana tersebut. Jika sasaran tidak tepat, dalam memenuhi
8
peningkatan sarana prasarana sekolah. Sehingga proses belajar siswa tidak terlaksana
dengan baik, dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu dengan sasaran
yang tepat maka penggunaan dana Bos akan lebih efektif untuk meningkatkan prestasi
siswa. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Risca (2015) menyatakan bahwa sasaran
penggunaan dana berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
yaitu apakah ketepatan waktu penerimaan dana, kecukupan dana dan sasaran dana
Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMP dan SMA Se-Kota
Mataram.
9
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti sejenis
ini dapat dijadikan bahan/alat evaluasi sekolah apakah manfaat dari program BOS
3. Manfaat Kebijakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pemilik sebagai principal yang tidak dapat mengelola sendiri perusahaannya dan
menyerahkan tanggungjawab itu kepada manajer selaku agent. Teori ini menjelaskan
hubungan antara pihak principal dan agent. Menurut pendapat Hill dan Jones (1992)
stakeholder eksternal. Kepala sekolah dan jajarannya dapat disebut agent, dan
fasilitas dan dana dari pihak principal. Pengelola bertanggung jawab atas pengelolaan
control systems (MCS) diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi karena
hubungan antara agent dan principal tersebut. Hal ini penting untuk menyelaraskan
antara tujuan agent dengan tujuan principal. Kontrol berkaitan dengan informasi yang
manajemen untuk melaporkan informasi kepada pihak pemilik dan pihak eksternal
11
(Walker (1926) dalam Zeff (2008); Brief (2005). Finch dan Robertson dalam
keuangan disekolah dapat disebabkan karena tidak adanya kontrol yang memadai atas
pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi
non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib
Sekolah “Dana BOS adalah program pemerintah pusat untuk penyediaan pendanaan
biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah”. Menurut
Ghozali (2010) “Dana BOS adalah nilai rupiah dari seluruh sumber daya pendidikan
yang dikeluarkan oleh pemerintah yang digunakan untuk kegiatan pendidikan”. Dari
beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Dana BOS adalah biaya
1. SD/SDLB/SMP/SMPLB:
pemerintah daerah;
2. SMA/SMALB/SMK:
dan/atau membantu (discount free) tagihan biaya sekolah dan biaya lainnya di
SMA/SMALB/SMK sekolah;
13
Maka dari itu, tujuan pemerintah dengan adanya program Dana BOS adalah
Sekolah juga merasa terbantu dengan adanya program BOS ini karena dapat
segala aspek manajemen yang ada di sekolah. Sekolah dapat memperbaiki fasilitas
belajar siswa sehingga siswa merasa nyaman yang outputnya nanti siswa menjadi
maka proses belajarmengajar dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau masyarakat yang telah terdata dalam
Dapodik dan memenuhi syarat sebagai pemerima BOS berdasarkan kriteria yang
pemerintah pusat atau pemerintah daerah dilarang untuk menolak BOS yang telah
dialokasikan.
persetujuan orang tua peserta didik melalui Komite Sekolah dan tetap menjamin
berdasarkan jumlah peserta didik pada sekolah yang bersangkutan. Satuan biaya BOS
untuk:
hambatan atau memerlukan biaya pengambilan yang mahal, maka atas usulan
penyaluran BOS dilakukan setiap 6 (enam) bulan (semester), yaitu Januari-Juni dan
Juli-Desember.
keputusan bersama antara Tim BOS Sekolah, Dewan Guru, dan Komite
bentuk berita acara rapat dan ditandatangani oleh peserta rapat. Kesepakatan
3. Biaya transportasi dan uang lelah guru PNS yang bertugas di luar kewajiban
jam mengajar sesuai dengan satuan biaya yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah.
4. Bunga bank/jasa giro akibat adanya BOS di rekening sekolah diatur sesuai
software sejenis;
16
biaya besar, antara lain studi banding, tur studi (karya wisata), dan sejenisnya;
7. membiayai akomodasi kegiatan antara lain sewa hotel, sewa ruang sidang, dan
lainnya;
11. membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan/peralatan yang tidak
13. membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana Pemerintah Pusat
14. membiayai kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan operasional sekolah,
antara lain membiayai iuran dalam rangka upacara peringatan hari besar
No Komponen Penjelasan
Pembiayaan
1. Pengembangan Membeli buku teks pelajaran untuk peserta didik dan pegangan guru,
perpustakaan untuk mengganti yang rusak atau mencukupi kekurangan jumlah;
langganan publikasi berkala; akses informasi online; pemeliharaan
buku/koleksi perpustakaan; peningkatan kompetensi tenaga
pustakawan; pengembangan Database perpustakaan; pemeliharaan
perabot perpustakaan; pemeliharaan; pembelian AC perpustakaan
2. Kegiatan dalam Administrasi pendaftaran; penggandaan formulir Dapodik;
rangka penerimaan pendaftaran ulang; biaya pemasukan validasi, pemutakhiran data dan
peserta didik baru pengiriman data pokok pendidikan; pembuatan spanduk sekolah
bebas pungutan; penyusunan RKS/RKAS berdasarkan hasil evaluasi
diri sekolah; dan kegiatan lain yang terkait dengan penerimaan
peserta didik baru.
3. Kegiatan Pembelajaran kontekstual; pengembangan pendidikan karakter;
pembelajaran dan pembelajaran remedial; pembelajaran pengayaan; pemantapan
ekstra Kurikuler persiapan ujian Olahraga, kesenian karya ilmiah remaja, pramuka dan
peserta didik palang merah remaja; Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); Pendidikan
Lingkungan Hidup; pembiayaan lomba-lomba yang tidak dibiayai
dari dana pemerintah/pemda.
4. Kegiatan Ulangan Ulangan Harian; Ulangan Tengah Semester; Ulangan Akhir
dan Ujian Semester/Ulangan Kenaikan Kelas; Ujian Sekolah.
5. Pengelolaan Sekolah Buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku
induk peserta didik, buku inventaris; Alat tulis kantor (ATK termasuk
tinta printer, CD dan flashdisk);UKS termasuk peratatan dan/atau
obat-obatan; minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-
hari di sekolah; pengadaan suku cadang alat kantor; alat-alat
kebersihan sekolah;pendataan melalui aplikasi Dapodik;pembiayaan
dalam rangka penyusunan RKJM dan RKT.
18
harus dijalankan sesuai prosedur. Penggunaan danaBOS digunakan untuk kegiatan siswa,
Risca,Dkk (2015) “Dana yang tepat adalah dana yang diberikan sesuai dengan
ketentuan yang ada dimana ketentuan tersebut berkaitan dengan waktu penerimaan
dana, dan kelancaraan pencairan dana. Dana bos yang dicairkan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan akan mempermudah bagi sekolah untuk menyalurkan dana
secara tepat pula, dengan demikian dana tersebut akan lebih efektif untuk
efektif dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan sehingga menghasilkan hasil
yang diharapkan. Asnawi (2013) Kecukupan dana berkenaan dengan seberapa jauh
baik pemenuhan fasilitas, buku-buku sekolah, maupun pemberian bagi siswa tidak
khususnya bagi siswasiswa tidak mampu. Dengan adanya dana yang cukup untuk
memenuhi setiap kebutuhan sekolah, maka sekolah dapat melengkapi fasilitas sekolah
dengan baik sehingga para siswa dapat memanfaatkan fasilitas sekolah dengan
Risca (2015) Sasaran yang tepat adalah sasaran yang pemenuhannya sesuai
dengan peraturan yang ada. Peraturan yang dimaksud adalah peraturan yang
ditentukan oleh pemerintah baik dalam hal jumlah dana maupun penggunaan dana
pemberian kepada murid-murid tidak mampu dan peningkatan sarana prasarana sekolah.
Sehingga proses belajar siswa semakin baik, dan diharapkan peningkatan prestasi belajar
dapat terwujud. Oleh karena itu dengan sasaran yang tepat maka penggunaan dana Bos
berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar sekolah. Faktor yang
berasal dari dalam diri siswa adalah intelegensi, motivasi, minat, bakat, kondisi fisik,
sikap dan kebiasaan. Sedangkan yang termasuk faktor yang berasal dari luar diri
siswa adalah keadaan sosial ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana, guru, dan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Sedangkan menurut Suryabrata
(2012) “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu latihan, pengalaman yang
harus didukung oleh kesadaran”. Hal ini senada dikemukakan Winkel (2012) bahwa
“Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan
proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subjek dengan lingkungannya yang
belajar adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik yang tergambar dari nilai tes yang
diberikan oleh guru berdasarkan pengetahuan atau keterampilan dari peserta didik.
mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1)
Faktor Internal, 2) Faktor Eksternal dan 3) Faktor Pendekatan Belajar. Adapun yang
1. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan
rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
1. Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar
seperti:
- Faktor kesehatan
22
selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk,
- Cacat tubuh
Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.
- Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil
daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa yang mempunyai
intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar
- Perhatian
Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2010) adalah keaktifan
jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda/hal
atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa
- Minat
beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bahan pelajaran yang
menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah
kegiatan belajar.
23
- Bakat
- Motivasi
dengan motivasi.
- Kematangan
mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar
- Kesiapan
perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika siswa sudah memiliki
- Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani
2. Faktor Ekstern
a. Keadaan keluarga
pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota
b. Keadaan sekolah
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
c. Keadaan masyarakat
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa sendiri (faktor
internal), faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal) dan faktor pendekatan
belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang
berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang
tuanya (faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih
meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar siswa. Ranah psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif)
dan ranah karsa (psikomotor). Indikator prestasi belajar siswa menurut Syah (2010)
tangan, dan anggota lainnya, mengucapkan dan membuat mimik dan drakan jasmani.
menggunakan dan
memanfaatkan dana BOS yang
diperoleh.
3. Aulia Prihatin Evaluasi Program Berdasarkan data yang sudah
Aswani,2013 Bantuan Operasional diperolah dan diolah pada bab
Sekolah (BOS) Dana sebelumnya
Anggaran Pendapatan dapat disimpulkan bahwa
Belanja Negara (APBN) Evaluasi Program Bantuan
Tahun 2012 Studi Pada Operasional Sekolah (BOS)
Sekolah Menengah Dana Anggaran Pendapatan
Pertama (SMP) Negeri 6 Belanja Negara (APBN) Tahun
Kabupaten Bintan 2012 (Studi Pada
Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 6 Kabupaten
Bintan)”. Hal ini dapat
dilihat dari:
1. Dari dimensi efektivitas
pelaksanaan program Bantuan
Operasional
Sekolah (BOS) sudah berjalan
cukup efektif .
2. Dimensi efisiensi juga sudah
baik bahwa sekolah sudah
mengupayakan
penggunaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS)
dengan sebaik
3. Dari dimensi Kecukupan
sudah baik Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
Negeri 6 Kabupaten Bintan
sudah mencapai hasil yang baik.
4. Dimensi berikutnya yaitu
responsivitas juga sudah baik.
5. Dalam dimensi perataan
secara umum sudah baik namun
perlu
diperhatikan lagi dalam
pemberian beasiswa kepada
siswa tidak mampu
yang datanya harus diperbaharui
setiap semester agar lebih tepat
sasaran.
6. Dari dimensi ketepatan sudah
baik hal ini dapat dilihat dari
pelaksanaan
Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) sudah sesuai dengan
biaya dan
28
Dari beberapa penelitian yang tercantum dalam tabel diatas, maka dapat
dilihat bahwa penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh Dana BOS sudah
banyak dilakukan, hanya saja variabel independen yang digunakan tersebut hanya
terbatas satu atau dua variabel saja. Selain itu juga adanya ketidaksamaan hasil
terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat pada keadaan dilapangan yang
pencairannya kurang tepat waktu. Waktu pencairan dana BOS tidak tepat pada tanggal 1
pada tiap periode pencairannya. Pencairan dana pada periode Januari-Maret cenderung
mengalami keterlambatan, hal ini dikarenakan oleh awal periode anggaran Negara
sehingga dana yang dicairkan mengalami keterlambatan. Pada periode kedua yaitu bulan
April-Juni, serta periode ketiga dan keempat yaitu Juli-September dan Oktober-
Desember juga mengalami keterlambatan waktu pencairan, pencairan dana BOS tidak
tepat pada 1 tiap periode kecenderungan pencairan dana BOS ini pada tanggal belasan.
Hal ini sedikit menghambat proses penyaluran dana untuk operasional sekolah dan
pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial dari jumlah dana BOS
yang diterima terhadap prestasi siswa di sekolah dasar penerima dana BOS di
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti dengan semakin
baiknya kecukupan dana maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Pada
kenyataan yang ada kecukupan dana BOS ini masih kurang mencukupi sekolah-
sekolah Menengah Pertama pada umumnya, dana yang diberikan kurang memenuhi
tingkat kebutuhan operasional sekolah. Hal ini terlihat dibeberapa hal yaitu pada
proses pemenuhan dana untuk gaji guru (GTT dan PTT) yang hanya boleh 20% dari
jumlah dana BOS secara keseluruhan, hal ini membuat sekolah kurang dalam
membayar guru-guru tidak tetap ini. Selain itu pemenuhan dana untuk perangkat
computer juga sangat minim, dari dana BOS pemenuhan kebutuhan perangkat
yang ada untuk kecukupan dana ini memperlihatkan jelas dengan dana yang cukup
maksimal dalam proses belajar mengajar sehingga peningkatan prestasi siswa akan
terwujud. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat diambil yaitu:
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti
32
dengan semakin baiknya sasaran penggunaan dana maka prestasi belajar siswa juga
sekolah-sekolah Menengah Pertama sudah sangat baik, hal ini terlihat dari sekolah-
pemenuhannya sasaran dalam peraturan tersebut masih kurang sesuai dengan kondisi
yaitu dalam dana untuk pemenuhan kebutuhan sekolah yang menyangkut perawatan
sekolah dan pembangunan gedung baru masih sangat kurang, namun pada
Dengan sasaran yang masih tidak sesuai dengan kondisi sekolah yang ada
sekolah Menengah Pertama di 3 Kabupaten ini sudah berjalan efektif, seluruh sekolah
menggunakan dana yang ada sesuai dengan 13 komponen yang ditetapkan, dalam
proses pemenuhannya juga dana BOS mampu meningkatkan proses belajar mengajar
yang ada. Hal ini terlihat dari peningkatan buku-buku di perpustakaan sekolah yang
dapat digunakan para siswa untuk menambah ilmu yang ada. Selain itu pemenuhan
untuk siswa miskin juga sudah ada yaitu dana untuk transportasi siswa miskin dengan
33
pembelian sepada untuk siswa miskin yang telah sesuai dengan Peraturan Menteri
dapat terwujud. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang dapat diambil
yaitu:
siswa
34
ketepatan waktu pencairan dana, kecukupan dana, dan sasaran pengguna dana
pengguna dana dan perestasi belajar siswa serta penelitian terdahu,maka dapat
BAB III
MEOTODE PENELITIAN
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi dan sample tertentu, pengumpulan data yang menggunakan
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016:80). Dalam penelitian ini
36
populasi yang digunakan adalah Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel
dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada
populasi itu (Sugiyono 2016:82). Penelitian ini menggunakan simple random samping
karena data yang tersedia bersifat homogen (Sama). Jumlah keseluruhan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 sekolah yang ada di Kota Mataram.
Tabel 3.1
Rincian Jumlah Sampel
Responden dalam penelitian ini berjumlah 400 orang, dimana dalam 1 sekolah
1. Kepala Sekolah
2. Bendahara Sekolah
3. Guru
4. Honorer
5. Siswa
Rincian jumlah responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Rincian Jumlah Responden
No Nama Sekolah Kepala Bendahara Guru Honorer Siswa Total
Sekolah Sekolah
1. SMP 1 Mataram 1 1 1 2 5 10
2. SMP 2 Mataram 1 1 1 2 5 10
3. SMP 15 Mataram 1 1 1 2 5 10
4. SMP 13 Mataram 1 1 1 2 5 10
5. MTsN 1 Mataram 1 1 1 2 5 10
6. MTsN 2 Mataram 1 1 1 2 5 10
7. SMP 7 Mataram 1 1 1 2 5 10
8. SMP 11 Mataram 1 1 1 2 5 10
9. SMP 6 Mataram 1 1 1 2 5 10
10. SMP 10 Mataram 1 1 1 2 5 10
Lampiran I
39
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, mulai dari pengumpulan data,
Penentuan sumber data didasarkan siapa yang paling tahu, siapa yang
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan
data yang diperoleh langsung melalui hasil kuesioner yang dilakukan dengan
skala likert. Menurut Sugiono (2016:136), skala likert digunakan untuk untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena social. Dalam penelitian fenomena sosial ini ditetapkan secara spesifik oleh
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan.
Untuk keperluan analisis kuantitatif deskriptif, maka jawaban dari responden akan
menjadi variable yang dapat diukur. Variable adalah construct yang dapat diukur dengan
berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai
Ketepatan dana bos adalah Konsep ketepatan dana bos dalam hal waktu
Kecukupan dana Bos adalah kecukupan dana bos untuk membiayai kebutuhan
operasional sekolah. mencakup biaya Bos yang telah ditentukan dapat memenuhi
1. Jumlah dana
2. Kecukupan dana
Sasaran dana BOS adalah sasaran yang tujuan dana bosnya digunakan untuk
Prestasi belajar siswa adalah pencapaian atau hasil yang diperoleh siswa baik
Pengukuran prestasi ini juga dinilai dari kuesioner yang disebar untuk
1. Pencapaian akademik
- Olimpiade
- Nilai raport
- Olahraga
- Seni
- Budaya
Berikut ini adalah ringkasan kriteria indikator variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
Tabel 3.3
Ringkasan Indikator Variabel
- Olimpiade
- Nilai raport
2. Pencapaian non akademik
- Olahraga
- Seni
- Budaya
dinilai dari skala likert. Skala ini dinyatakan berdasarkan pertanyaan yang diajakukan
kepada responden dengan pemberian poin sesuai dengan 5 skala, sepertu dibawah ini:
Analisis statistik asosiatif untuk menilai adanya hubungan antar variabel. Untuk
berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran
sekaligus pengujian model struktural. Terdapat tujuh langkah yang harus dilalui
7. Pengujian hipotesis
variabel laten yang dibangun pada substantive theory (Abdillah & Jogiyanto,
2015:188).
Analisis inner model dapat dilakukan melalui R-square dan melalui koefisien
jalur structural. R-square adalah koefisien determinasi yang digunakan untuk melihat
Dalam metode PLS perancangan model pengukuran (outer model) menjadi sangat
penting, yaitu terkait dengan apakah indikator bersifat refleksif atau formatif.
berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Metode lainnya adalah dengan
membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk
dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika
45
nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara
konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai
discriminant validity yang baik (Fornell dan Larcker, 1981) dengan rumus sebagai
berikut:
(∑λi)2
Keterangan :
λi : component loading ke indikator
Diagram jalur dari persamaan outer model dan inner model dalam penelitian
a. Outer Model
Bentuk persamaan outer model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
b. Inner Model
Bentuk persamaan inner model dalam penelitian ini adalah seperti berikut:
Keterangan:
Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model struktural harus signifikan.
indikator refleksif dievaluasi dengan convergent validity dari indikatornya dan composite
reliability untuk block indikator. Sementara itu, outer model dengan indikator formatif
dievaluasi dengan membandingkan besarnya relatif weight dan melihat signifikansi dari
ukuran weight tersebut (Chin, 1998 dalam Ghozali,2011:24). Model struktural atau inner
model dievaluasi dengan melihat R2 untuk variabel laten endogen menggunakan ukuran
Stone-Geisser Q Square test dan juga melihat koefisien jalur strukturalnya. R-square
adalah koefisien yang digunakan untuk melihat kemampuan variabel eksogen untuk
menerangkan variabel endogen. Selain melihat nilai R-square, dalam model PLS untuk
evaluasi model konstruk dilakukan dengan melihat Q-square predictive relevance (Q2).
observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Dasar
penentuan nilai Q-square terletak di angka nol (0), Ghozali (2011:26) menyatakan
nilai Qsquare lebih besar dari 0 (nol) menunjukkan bahwa model mempunyai nilai
predictive relevance, dan sebaliknya jika kurang dari 0 (nol) menunjukkan bahwa
H3: Sasaran penggunaan dana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa
Dalam penelitian ini, hipotesis dapat diterima jika memiliki nilai t-statistics (t
hitung) pada tabel Path Coefficient Output lebih besar (>) dari t-tabel (1.66).
49
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung :
Alfabeta.
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Penilaian Hasil Belajar Mengajar . Jakarta : PT Raja
Grafindo
Tika Wahyuningsih. 2016. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di
SMP Negeri 2 Gombang. Vol.5 No.1
Windarti. 2015. Pengaruh Karakteristik Pengelolaan Keuangan Sekolah dan
Transparansi Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan pada SMA dan
SMK Negeri di Kota Madiun. Vol.4 No.1, April 2015
eprints.unm.ac.id/6643/1/AHMAD%20FARID%20SAPRI_1392042001.pdf
https://bos.kemdikbud.go.id/index.php
http://globalfmlombok.com/read/2018/10/22/ombudsman-ntb-temukan-dugaan-
manipulasi-proses-pencairan-dana-bos-di-ribuan-madrasah.html
https://kupdf.net/download/spss-imam-ghozali_5976c999dc0d604a2b043375_pdf
https://www.kompasiana.com/yesisupartoyo/58f5ae777fafbd9d079170d6/mewujudka
n-pendidikan-bermutu-yang-inklusif-dan-berkelanjutan
https://www.wawasanpendidikan.com/2014/10/pengertian-prestasi-belajar-siswa.html
http://mataramkota.go.id/gambaran-umum.html.16%20januari%202017
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Mataram
www.danadik.com
http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/NasPubAULIA
http://ojs.unud.ac.id