Anda di halaman 1dari 57

PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Di Susun Oleh :
Putri Dyah Indriani (201901500740)
Rani Buana Pangastuti (201901500746)
Muhammad Syeka Z.A (201901500753)
Elsa Dinda Corryfian (201901500761)
Dina Fitriyana (201901500774)

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-


MA’MURIYAH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program
Bimbingan dan Konseling tahun pelajaran 2022/2023.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014
tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas
tersebut menyebutkan bahawa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling
memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan
peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan
dukungan sistem”. Sehubungan dengan hal tersebut guru Bimbingan dan
konseling perlu menyusun program guna menunjang kelancaran pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini di dahului dengan
menyusun angket sosialisasi yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di
sekolah, agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak lain yang
terkait.
Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada
1. Bapak M. Safar, S.Pd.I selaku kepala sekolah SDIT Al-Ma’muriyah
2. Ibu Chotimah, S.Pd selaku ketua kurikulum sekolah SDIT Al-
Ma’muriyah
3. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SDIT Al-Ma’muriyah
Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-
teman guru Bimbingan dan Konseling untuk peningkatan mutu dalam menyusun
buku program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua
pihak yang membantu mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada
kami menjadi pahala dan mendapat imbalan pahala yang sepantasnya dari Tuhan
YME. Amin
Jakarta,November 2022
Hormat Kami

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
...........................................................................................................
ii
Kata Pengantar
................................................................................................................
iii
Daftar Isi
.......................................................................................................................
iv
PROGRAM TAHUNAN
......................................................................................................
1
A. Rasional
.............................................................................................................
1
B. Dasar Hukum
..........................................................................................................
3
C. Visi dan Misi
............................................................................................................
3
1. Visi Misi SDIT
AS’SAADAH.......................................................................................... 3
D. Deskripsi Kebutuhan
……...............................................................................................
3
1. Profil Kelas dari Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik
.........................................
4
2. Profil Peserta Didik dari Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik
..............................
5
3. Deskripsi Kebutuhan dari Hasil Asesmen
...............................................................
5
E. Rumusan Kebutuhan
.................................................................................................
7

iii
F. Komponen Program
.................................................................................................
9
1. Layanan Dasar
........................................................................................................
9
2. Layanan Responsif
................................................................................................
9
3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
..................................................
10
4. Dukungan Sistem
..................................................................................................
10
G. Bidang Layanan
.......................................................................................................
12
1. Bidang Pribadi
................................................................................................
12
2. Bidang Sosial
.....................................................................................................
12
3. Bidang Belajar
.......................................................................................................
12
4. Bidang Karir
..........................................................................................................
13
H. Pengembangan Tema atau Topik
................................................................................
14
I. Rencana Kegiatan / Operasional (Action Plan)
............................................................
17
J. Rencana Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut
..........................................................
26

iv
K. Sarana Prasarana
......................................................................................................
28
L. Anggaran Biaya
.........................................................................................................
29

PROGRAM SEMESTERAN
...................................................................................................
31
A. Program Semester Ganjil
.........................................................................................
31
B. Program Semester Genap
.......................................................................................
35
C. Lampiran …………………………………………….....................................
39

v
PROGRAM TAHUNAN
A. RASIONAL
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada
pengenalan potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan
kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan
pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah, pemenuhan perkembangan
optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas
dasar pemikiran tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan
kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan konseling saat ini
tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dan sekolah.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam
membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan
sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik
dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya mendukung pencapaian tugas
perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara
utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan
oleh SDIT Al-Ma’muriyah memiliki banyak tantangan baik secara internal
maupun eksternal. Dari sisi internal, problematika yang dialami oleh sebagian
besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa diantaranya adalah problem
terkait penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di sekolah, pemberdayaan
tenaga pendidik yang kurang maksimal, penyesuaian kurikulum akademik
siswa, dll.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang
usia anak persiapan menuju remaja awal juga dihadapkan dengan perubahan-
perubahan cepat yang terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi
informasi yang begitu cepat dan massif seringkali memberikan dampak negatif
bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di sekolah. Sebagai contoh,
akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya instan
dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi, dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki
kecenderungan untuk menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih
bermakna, tidak terkecuali peserta didik di sekolah. Dari berbagai problem
yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-keunggulan
6
yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki potensi
untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga,
berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya. Namun demikian, dukungan dari
pihak sekolah masih dinilai kurang memberikan fasilitas kepada peserta didik
yang memiliki potensi. Hal ini didukung oleh fakta bahwa sebagian besar
peserta didik memiliki potensi dan keinginan memberikan kontribusinya
berupa bakat di bidang seni dan olahraga namun hingga saat ini pihak sekolah
masih belum memberikan naungan yang maksimal.
Kondisi ini yang menjadi tantangan bagi pihak sekolah untuk
meningkatkan perannya dalam mendukung perkembangan dan pertumbuhan
siswa dalam menyalurkan potensi, minat dan bakat peserta didik di bidangnya
masing-masing.

B. DASAR HUKUM
Landasan perundang-undangan dari penyusunan panduan ini, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan serta Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan;Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. 5
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan
dan/atau Baka Istimewa
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4941);
7
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru dalam jabatan;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Penyelenggaraan Pendidikan
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta didik dari
Satuan Pendidikan dan PenyelenggaraanUjian Nasional
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah; Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 63 tahun 2014 tentang Kegiatan Kepramukaan sebagai kegiatan

8
ekstra kurikuler wajib pada pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 160 tahun 2014 tentangPemberlakuan Kurikulum Tahun 2006
dan Kurikulum 2013;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Sekolah

C. VISI DAN MISI


Visi dan Misi SDIT Al-Ma’muriyah
a. Visi
Menjadi Komunitas pembelajar yang menyelenggarakan Pendidikan
bermakna dan mengembangkan potensi terbaik siswa yang berwawasan
global dan islami.
b. Misi
a. Membentuk siswa berakhlak mulia dan bermanfaat untuk orang lain.
b. Membentuk siswa yang mampu membaca, menghafal, memahami, Al-
Qur’an dan menjalankan ibadah.
c. Membentuk siswa yang unggul dalam penguasaan/pemahaman
akademik, ICT, dan berkomunikasi dengan bahasa internasional.
d. Membentuk Siswa yang mampu mengembangkan dan memanfaatkan
potensi terbaik dirinya.
e. Menyelenggarakan sekolah berstandar global yang berorientasi
kepada kemasyarakatan.

9
f. Menjadikan civitas academika sebagai pembelajar seumur hidup
(lifelong leaners).

D. DESKRIPSI KEBUTUHAN

Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan


asumsi teoretik dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam
melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu
menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan
instrumen tersebut untuk mengetahui bagaimana hubungan sosial para
peserta didik.
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk
mengetahui kebutuhan Konseli, antara Inventori Tugas Perkembangan (ITP),
Alat Ungkap Masalah (AUM), Identifikasi Kebutuhan dan Sosiometri dan
lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor dalam melaksanakan program
pelayanan konseling dan masukan dari berbagai pihak terkait juga dapat
digunakan sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan peserta didik.
Angket masalah Konseli atau peserta didik di SDIT AL-
MA’MURIYAH, dibuat dan disusun sendiri oleh tim kelompok sesuai
dengan lingkungan dan masalah/kebutuhan peserta didik di sekolah.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh kelompok,
maka dapat kami jabarkan beberapa hal terkait dengan sekolah sasaran, antara
lain :
1. Profil kelas

NOMOR
NAMA SISWA L/P
URUT
1. Aisyah Az Zahra P
2. Akbar L
3. Byhani Azizah Putri P
4. Fadhil L
5. Faiz L
6. Farhan L
7. Guruh Langit Ramadhan L
10
8. Jilan L.R P
9. Khairunnisa P
10. Lala P
11. Lizam Putra Ardani L
12. M. Chairil Nizam L
13. Kei Cipta Ayuning Lintang P
14. Nejad L
15. Putri P
16. Rafka L
17. Rahma Rizal Zakin P
18. Rayhendra L
19. Sultan Prasetya L
20. Zhakirah Raisah P
21. Zivana P

2. Profil Peserta Didik dari Hasil Sosiometri

No Urut Indeks Pemilihan Kumulatif


9 6
15 5
5 4

Berdasarkan hasil sosiometri, didapatkan siswa yang


membutuhkan layanan karena termasuk dalam siswa
terisolir.

Berdasarkan profil kelas dari hasil angket di atas, permasalahan


tertinggi terdapat pada bidang sosial tentang etika yang baik dalam
pergaulan, dan belum banyak teman atau sahabat yang dipilih oleh 3
konseli.

3. Profil Siswa Dari hasil wawancara


Berdasarkan hasil observasi dan sosiometri yang dilakukan, Ada
siswa berinisial N.A yang sangat membutuhkan layanan karena L.A
diketahui ia memiliki kesulitan dalam bersosialisasi dan cenderung

11
menyendiri. Selain itu, L.A juga terkesan terisolir dari kelompok
kelasnya.

4. Profil Siswa dari hasil observasi


Berdasarkan hasil observasi, terdapat dugaan tingkah laku sosial
yang berkelompok dalam satu kelas antara siswa laki-laki dan
perempuan, dimana dalam hasil Sosiometri ada pengaduan dari
siswa berinisial L.A yang mengaku tidak memiliki teman di
kelasnya. Hal ini tentu perlu menjadi pertimbangan bersama dalam
penanganan atau memberikan layanan segera agar tidak terjadi
tindak laku yang tidak diinginkan.

5. Karakteristik Peserta Didik


Peserta didik/konseli adalah subyek utama layanan bimbingan dan
konseling di Sekolah. Sebagai subyek layanan, peserta didik/konseli
menjadi dasar pertimbangan guru bimbingan dan konseling atau konselor
dalam merancang dan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Tujuan layanan, pendekatan, teknik dan strategi layanan yang
ditetapkan guru bimbingan dan konseling atau konselor harus
mempertimbangkan karakteristik peserta didik/konseli. Ketepatan rumusan
tujuan, ketepatan pendekatan, teknik dan strategi layanan yang dipilih
sesuai dengan karakteristik peserta didik/konseli akan sangat
mempengaruhi keberhasilan proses dan hasil layanan bimbingan dan
konseling. Oleh karena itu, pemahaman secara mendalam terhadap
karakteristik peserta didik/konseli merupakan prasyarat yang harus
dipenuhi sebelum guru bimbingan dan konseling atau konselor
melaksanakan kegiatan layanan profesional.
Peserta didik/konseli Sekolah Dasar (SD) berada pada masa
perkembangan anak usia dini dan usia sekolah dasar yang dimulai pada
usia 6 – 12 tahun. Ini merupakan periode dimana individu mengalami
transisi pada aspek perkembangan dan kehidupannya dari kehidupan balita

12
menuju masa kanak-kanak. Transisi tersebut mengangkut beberapa aspek
perkembangan, yaitu aspek fisik-motorik, aspek kognitif, aspek Bahasa,
aspek social, aspek emosional, aspek moral, dan aspek agama.
Karakteristik peserta didik/konseli diartikan sebagai ciri-ciri yang
melekat pada peserta didik Sekolah Dasar (SD) yang bersifat khas dan
membedakannya dengan peserta didik/konseli lain pada satuan
pendidikan. Karakteristik peserta didik/konseli Sekolah Dasar yang perlu
dipahami meliputi aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosi,
moral, dan agama.
a) Aspek Fisik-Motorik
Perkembangan fisik peserta didik usia Sekolah Dasar
dicirikan dengan beragam variasi dalam pola pertumbuhannya.
Keberagaman ini disebabkan karena beberapa hal seperti kecukupan
gizi, kondisi lingkungan, genetika, hormon, jenis kelamin, asal etnis,
serta adanya penyakit yang diderita. Pada fase ini pertumbuhan fisik
tetap berlangsung sehingga peserta didik menjadi lebih tinggi, lebih
berat, lebih kuat. Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak
matang, maka perkembangan motorik peserta didik sudah dapat
terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan
kebutuhan atau minatnya, dapat menggerakan anggota badannya
dengan tujuan yang jelas, seperti (1) menggerakan tangan untuk
menulis, menggambar, mengambil makanan, serta melempar bola; dan
(2) menggerakan kaki untuk menendang bola dan lari mengejar teman
pada saat main kucing-kucingan. Fase atau usia sekolah dasar (7 – 12
tahun) ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh
karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar
keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik motorik halus
maupun motorik kasar.
b) Aspek Kognitif

13
Pada usia sekolah dasar, peserta didik sudah dapat mereaksi
rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang
menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti:
membaca, menulis, dan menghitung atau CALISTUNG). Sebelum
masa ini, yaitu masa prasekolah (usia Taman Kanak-kanak), daya pikir
anak masih bersifat imajinatif, berangan-angan atau berkhayal,
sedangkan pada usia sekolah dasar daya pikirnya sudah berkembang ke
arah berpikir kongkrit dan rasional. Dilihat dari aspek perkembangan
kognitif, menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi kongkrit,
yang ditandai dengan kemampuan (1) mengklasifikasikan
(mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri yang sama, (2)
menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung)
angka-angka atau bilangan, dan (3) memecahkan masalah (problem
solving) yang sederhana. Kemampuan intelektual pada masa ini sudah
cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang
dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak
sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan, seperti membaca,
menulis, dan berhitung (CALISTUNG). Pada usia 11 tahun tahapan
perkembangan kognitif memasuki tahap operasional formal ditandai
dengan mampu berpikir abstrak, menalar secara logis dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia.
Di samping itu, kepada anak juga sudah dapat diberikan dasar-
dasar pengetahuan yang terkait dengan kehidupan manusia, hewan,
lingkungan alam, lingkungan social budaya, dan agama. Untuk
mengembangkan daya nalarnya, daya cipta, atau kreativitas anak,
maka kepada anak perlu diberi peluang-peluang untuk bertanya,
berpendapat, atau menilai (memberikan kritik) tentang berbagai hal
yang terkait dengan pelajaran, atau peristiwa yang terjadi di
lingkungannya.

14
c) Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa pada peserta didik tingkat Sekolah
Dasar (SD) pada usia earlyprimary year. Bahasa yang digunakan
peserta didik sudah berkembang hampir mencapai kesempurnaan.
Kemampuan berbahasa yang paling nampak dalam kehidupan
keseharian peserta didik usia sekolah dasar adalah berbicara. Anak
pada awal masa kanak-kanak mempunyai keinginan yang sangat kuat
untuk berbicara karena: (1) Sebagai sarana bersosialisasi. Kalau
mereka tidak dapat berbicara, tidak dapat diterima sebagai anggota
kelompok, (2) Mereka belajar berbicara sebagai sarana untuk
memperoleh kemandirian. Kalau mereka tidak dapat berbicara, orang
tua tidak mengerti keingianan anak, sehingga anak selalu dibantu
seperti bayi, akibatnya tidak mandiri.
Anak telah menguasai sekitar 50.000 kata pada usia 6-8
tahun. Anak sudah memiliki kesadaran untuk menggunakan
terminologi. Pada usia ini anak telah mengerti kalimat utuh bahkan
yang memiliki banyak implikasi. Mulai berkembang kemampuan
melakukan interpretasi, anak dapat mengetahi kata kerja serta
bentuknya. Anak mulai mengerti jika terdapat kata-kata atau kalimat
sindirian, pada masa ini anak mulaimampu untuk berkomunikasi
dengan orang lain menggunakan kalimat yang panjang secara
signifikan pengetahuan tentang dasar serta hakikat bahasa mulai
berkembang walau masih bersifat abstrak.
Anak memiliki perbendaharaan kata sebanyak 80.000 kata
di usia 9-12 tahun, anak telah mengerti bagaimana menggunakan kosa
kata yang memiliki hubungan dalam bidang akademik. Anak dapat
menggunakan kata-kata yang sering digunakan pada saat pembelajaran
sedang berlangsung. Anak mampu menggabungkan beberapa kata
menjadi sebuah kalimat walaupun masih seperti instruksi. Dapat

15
menggunakan kata sambung di dalam kalimat sesuai dengan aturan
tata bahasa. Anak juga dapat memahami lambing Bahasa seperti
pantun, syair, peribahasa, metafora, serta hiperbola.
d) Aspek Sosial
Perkembangan sosial peserta didik usia SD ditandai dengan
adanya perluasan hubungan, di samping dengan para anggota keluarga,
juga dengan teman sebaya (peer group), sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya telah bertambah luas. Pada usia SD, anak mulai
memiliki kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat kepada
diri sendiri (egosentris) kepada sikap bekerjasama (kooperatif) atau
mau memperhatikan kepentingan orang lain (sosiosentris). Anak mulai
berminat terhadap kegiatan Bersama teman sebaya, dan bertambah
kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang),
merasa tidak senang apabila ditolak oleh kelompoknya dan dapat
menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun
lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah,
kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau
dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yan
membutuhkan tenaga fisik (seperti membersihkan kelas dan halaman
sekolah), maupun tugas yang membutuhkan pikiran (seperti
merencanakan kegiatan berkemah dan membuat laporan study tour).
Tugas-tugas kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada
setiap peserta didik untuk menampilkan prestasinya, dan juga
diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan melaksanakan
tugas kelompok, peserta didik dapat belajar tentang sikap dan
kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa,
dan bertanggung jawab.
e) Aspek Emosi

16
Pada usia Sekolah Dasar (khususnya di kelas-kelas tinggi,
kelas 4, 5, dan 6), anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi
secara kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain.
Anak SD belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi
emosinya melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses
peniruan, kemampuan orangtua atau guru dalam mengendalikan
emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan di
lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil, maka
perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat. Sebaliknya
apabila kebiasaan orangtua atau guru dalam mengekspresikan
emosinya kurang stabil atau kurang control (seperti: marah-marah,
mengeluh), maka perkembangan emosi anak, cenderung kurang stabil
atau tidak sehat.
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar.
Emosi positif seperti: perasaan senang, bergairah, bersemangat atau
rasa ingin tahu yang tinggi akan mempengaruhi individu untuk
mengkonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti
memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif berdiskusi,
mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan disiplin dalam belajar.
Sebaliknya, apabila emosi yang menyertai proses belajar itu emosi
negatif, seperti perasaan tidak senang, kecewa, maka proses belajar
tersebut akan mengalami hambatan, dalam arti individu tidak dapat
memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kemungkinan besar
dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.
f) Aspek Moral
Penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis.
Peranan lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan
dalam perkembangan aspek moral. Pada mulanya anak melakukan

17
perbuatan bermoral dari meniru (mengamati) kemudian menjadi
perbuatan atas prakarsa sendiri karena adanya kontrol atau pengawasan
dari luar, namun kemudian berkembang karena kontrol dari dalam
dirinya.
Sampai usia 7 tahun, anak mulai memasukkan nilai-nilai
keluarga ke dalam dirinya. Apa yang penting bagi orang tua juga akan
menjadi penting baginya. Di sinilah orang tua dapat mengarahkan
perilakunya, sehingga sesuai dengan aturan dalam keluarga. Dalam
tahap inilah seorang anak mulai memahami bahwa apa yang mereka
lakukan akan mempengaruhi orang lain.
Pada usia 7-10 tahun, campur tangan orang dewasa
(orangtua, guru, dan sebagainya) tidak lagi terlalu ‘menakutkan’ buat
anak. Anak mengetahui bahwa orang tua adalah sosok yang harus
ditaati, tetapi anak juga tahu bahwa jika melanggar aturan harus
memperbaikinya. Perasaan bahwa ‘ini benar’ dan ‘itu salah’ sudah
mulai tertanam kuat dalam diri anak. Anak usia ini juga mulai memilah
mana saja perilaku yang akan mendatangkan ‘keuntungan’ buat
mereka.

g) Aspek Religius
Kepercayaan anak kepada Tuhan pada usia ini, bukanlah
keyakinan hasil pemikiran, akan tetapi merupakan sikap emosi yang
berhubungan erat dengan kebutuhan jiwa akan kasih sayang dan
perlindungan. Oleh karena itu dalam mengenalkan Tuhan kepada anak,
sebaiknya ditonjolkan sifat-sifat pengasih dan penyayang. Sampai kira-
kira usia 10 tahun, ingatan anak masih bersifat mekanis, sehingga
kesadaran beragamanya hanya merupakan hasil sosialisasi orang tua,
guru, dan lingkungannya. Oleh karena itu pengamalan ibadahnya
masih bersifat peniruan, belum dilandasi kesadarannya. Pada usia 10

18
tahun ke atas, semakin bertambah kesadaran anak akan fungsi agama
baginya, yaitu berfungsi moral dan sosial. Anak mulai dapat menerima
bahwa nilai-nilai agama lebih tinggi dari nilai-nilai pribadi atau nilai-
nilai keluarga. Anak mulai mengerti bahwa agama bukan kepercayaan
pribadi atau keluarga, tetapi kepercayaan masyarakat.
Periode usia Sekolah Dasar merupakan masa pembentukan
nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya. Kualitas
keagamaan anak sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau
pendidikan yang diterimanya. Oleh karena itu, pendidikan agama di
Sekolah Dasar harus menjadi perhatian semua pihak yang terkait,
bukan hanya guru agama tetapi juga kepala sekolah dan guru-guru
lainnya. Apabila pendidik telah memberikan suri tauladan kepada anak
dalam mengamalkan agama maka pada diri anak akan berkembang
sikap yang positif terhadap terhadap agama, dan pada gilirannya akan
berkembang pula kesadaran beragamanya.

E. Tugas Perkembangan Peserta Didik/ Konseli di Sekolah Dasar


Tugas perkembangan adalah serangkaian tugas yang
harus diselesaikan peserta didik/konseli pada periode kehidupan/fase
perkembangan tertentu. Tugas perkembangan bersumber dari
kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta
aspirasi individu. Keberhasilan peserta didik/konseli menyelesaikan
tugas perkembangan membuat mereka bahagia dan akan menjadi modal
bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase berikutnya.
Sebaliknya, kegagalan peserta didik/konseli menyelesaikan tugas
perkembangan membuat mereka kecewa dan atau diremehkan orang
lain. Kegagalan ini akan menyulitkan/menghambat peserta
didik/konseli menyelesaikan tugas-tugas perkembangan fase
berikutnya.

19
Tugas perkembangan merupakan salah satu aspek yang
harus dipahami guru bimbingan dan konseling atau konselor karena
pencapaian tugas perkembangan merupakan sasaran layanan bimbingan
dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling merupakan bentuk
fasilitasi peserta didik/konseli mencapai tugas-tugas perkembangan.
Tugas-tugas perkembangan peserta didik/konseli Sekolah Dasar adalah:
(1) Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa; (2) Mengembangkan keterampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung; (3) Mengembangkan kata hati,
moral, dan dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku; (4) Mempelajari
keterampilan fisik sederhana; (5) Belajar bergaul dan bekerja dalam
kelompok sebaya; (6) Belajar menjadi pribadi yang mandiri dan dapat
mengendalikan diri; (7) Membangun hidup yang sehat mengenai diri
sendiri dan lingkungan; (8) Mengembangkan konsep-konsep hidup
yang perlu dalam kehidupan; (9) Belajar menjalani peran sosial sesuai
dengan jenis kelamin; (10) Memilih sikap hidup terhadap kelompok dan
lembaga-lembaga sosial (Kartadinata dkk., 2002).

F. Keterkaitan Tugas Perkembanga dan Standar Kompetens


Kemandirian Peserta Didik

Tugas perkembangan peserta didik/konseli yang telah


teridentifikasi sebelumnya perlu dikembangkan lebih lanjut dalam
bentuk standar kompetensi. Dalam layanan bimbingan dan konseling,
standar kompetensi tersebut dikenal dengan istilah Standar Kompetensi
Kemandirian Peserta Didik (SKKPD). Berbagai aspek perkembangan
yang terdapat dalam SKKPD pada dasarnya dirujuk dari tugas
perkembangan yang akan dicapai oleh peserta didik/konseli dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) tingkat Satuan Pendidikan SD. Keterkaitan
tugas perkembangan dan aspek perkembangan yang terdapat dalam
SKKPD dapat digambarkan pada tabel berikut.
20
Tabel 2. Hubungan antara Tugas Perkembangan dengan Aspek
Perkembangan dalam StandarKompetensi Kemandirian Peserta Didik
(SKKPD)

No Tugas Perkembangan Aspek


Perkembangan
SKKPD

1 Memiliki kebiasaan dan sikap dalam Landasan Hidup Religius


beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa;

2 Mengembangkan kata hati, moral, dan dan Landasan Perilaku Etis


nilai-nilai sebagai
pedoman perilaku

3 Membangun hidup yang sehat mengenai Kematangan Emosi


diri sendiri dan
lingkungan

4 Mengembangkan ketrampilan dasar dalam Kematangan Intelektual


membaca, menulis,
dan berhitung

5 Memilih sikap hidup terhadap kelompok Kesadaran Tanggung Jawab


dan lembaga- Sosial
lembaga sosial
6 Belajar menjalani peran sosial sesuai dengan Kesadaran Gender
jenis kelamin
7 Mempelajari keterampilan fisik sederhana Pengembangan Pribadi

8 Belajar menjadi Pribadi yang mandiri Perilaku Kewirausahaan/


Kemandirian Perilaku
Ekonomis

9 Mengembangkan konsep-konsep hidup Wawasan dan Kesiapan


21
yang perlu dalam Karir
kehidupan

10 belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok Kematangan Hubungan


sebaya dengan
Teman Sebaya

Aspek-aspek perkembangan dalam SKKPD selanjutnya menjadi


rumusan kompetensi yang dirujuk oleh guru bimbingan dan konseling atau
konselor dalam mempersiapkan rancangan pelaksanaan dari berbagai
kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Rumusan kompetensi tersebut
dikembangkan lebih rinci menjadi tugas-tugas perkembangan yang harus
dicapai oleh peserta didik/konseli dalam berbagai tataran internalisasi
tujuan, yaitu pengenalan, akomodasi, dan tindakan.
Yang dimaksud dengan tataran internalisasi tujuan, yaitu: 1)
pengenalan, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta
didik/konseli terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus
dipelajari dan dikuasai; 2) akomodasi, untuk membangun pemaknaan,
internalisasi, dan menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian
dari kemampuan dirinya; dan 3) tindakan, yaitu mendorong peserta
didik/konseli untuk mewujudkan perilaku dan kompetensi baru itu dalam
tindakan nyata sehari-hari. Rincian tugas-tugas perkembangan tersebut
sebagaimana terdeskripsi dalam Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Rincian Tugas Perkembangan dalam Tataran Internalisasi Tujuan

Rincian Tugas Perkembangan dalam Tataran


Aspek Internalisasi Tujuan
Perkembangan Pengenalan Akomodasi Tindakan
1. Landasan Hidup Mempelajari hal Mengembangkan Melaksanakan
Religius ihwal ibadah pemikiran tentang ibadah atas

22
kehidupan keyakinan sendiri
beragama. disertai sikap
toleransi.
2. Landasan Mengenal Menghargai Berperilaku atas
Perilaku Etis keragaman sumber keragaman sumber dasar keputusan
norma yang berlaku norma sebagai yangmempertimba
di masyarakat. rujukan ngka n aspek-
pengambilan aspek etis.
keputusan.
3. Kematangan Emosi Mempelajari Bersikap toleran Mengekpresikan
cara-cara terhadap ragam perasaan dalam
menghindari ekspresi perasaan cara- cara yang
konflik dengan diri sendiri dan bebas, terbuka
orang lain. orang lain. dan tidak
menimbulkan
konflik.
4.KematanganIntelektu Mempelajaricara- Menyadariakanker Mengambil
al cara aga manalternatif keputusan dan
Pengambilankeput keputusan dan pemecahan
usan dan konsekuensiyang masalah atas
pemecahanmasala dihadapinya. dasar
hseca ra objektif. informasi/data
secara objektif
5. Kesadaran Mempelajari Menyadari nilai- Berinteraksi
Tanggung Jawab keragaman nilai persahabatan dengan orang
Sosial interaksi sosial. dan lain atas dasar
keharmonisan kesamaan
dalam konteks (equality).

23
keragaman
interaksi sosial.
6. Kesadaran Gender Mempelajari Menghargai Berkolaborasi
perilaku keragaman peran secara harmonis
kolaborasi antar laki-laki atau dengan lain jenis
jenis dalam perempuan sebagai dalam keragaman
ragam aset kolaborasi dan peran.
kehidupan. keharmonisan
hidup.
7. Pengembangan Mempelajari Menerima Menampilkan
Pribadi keunikan diri keunikan diri keunikan diri
dalam konteks dengan segala secara harmonis
kehidupan sosial. kelebihan dan dalam

24
Rincian Tugas Perkembangan dalam Tataran
Aspek Internalisasi Tujuan
Perkembangan Pengenalan Akomodasi Tindakan
kekurangannya. keragaman.

8. Perilaku Mempelajari Menerima nilai- Menampilkan


Kewirausahaan strategi dan nilai hidup hidup hemat,
(Kemandirian peluang untuk hemat, ulet, ulet, sungguh-
Perilaku Ekonomis) berperilaku sungguh- sungguh, dan
hemat, ulet, sungguh, dan kompetitif atas
sungguh-sungguh, kompetettif dasar kesadaran
dan kompetitif sebagai aset sendiri.
dalam keragaman untuk mencapai
kehidupan. hidup mandiri.
9. Wawasan dan Mempelajari Internalisasi nilai- Mengembangkan
Kesiapan Karir kemampuan diri, nilai yang alternatif
peluang dan melandasi perencanaan karir
ragam pekerjaan , pertimbangan dengan
pendidikan dan pemilihan mempertimbangk
aktifitas yang alternatif karir. an kemampuan
terfokus pada peluang dan
pengembangan ragam karir.
alternatif karir
yang lebih
terarah.

1
10. Kematangan Mempelajari cara- Menghargai nilai- Mempererat
Hubungan dengan cara membina nilai kerjasama dan jalinan
Teman Sebaya kerjasama dan toleransi sebagai persahabatan
toleransi dalam dasar untuk yang lebih akrab
pergaulan dengan menjalin dengan
teman sebaya. persahabatan memperhatikan
dengan teman norma yang
sebaya. berlaku.

Memperhatikan Tabel 3 tersebut dan dikaitkan dengan penyusunan Rencana


Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Klasikal maka aspek perkembangan merupakan
rumusan kompetensi, tahap internalisasi berkaitan dengan perumusan tujuan, dan rincian
tugas perkembangan berkaitan dengan perumusan topik materi layanan bimbingan klasikal.

G. Teknik-teknik Pemahaman Peserta Didik/Konseli


Pemberian layanan bimbingan dan konseling harus didasari pemahaman
terhadap peserta didik. Untuk memahami peserta didik, perlu dilakukan pengumpulan data
dengan menggunakan aplikasi instrumentasi. Aplikasi instrumentasi dapat dikelompokkan
menjadi tes dan non tes.

1. Teknik Non-tes
Teknik non tes merupakan teknik untuk memahami individu dengan
menggunakan instrumen yang terstandar dan tidak standar. Guru bimbingan dan
konseling atau konselor dapat menggunakan instrumen non tes yang telah terstandar
misalnya ITP (Inventori Tugas Perkembangan), AUM (Alat Ungkap Masalah),
DCM (Daftar Cek Masalah), atau instrumen yang dikembangkan sendiri, seperti
instrumen: motivasi belajar, sosiometri, identifikasi masalah-masalah (pribadi-
sosial-belajar-karir) dan tingkat stress. Untuk menyusun instrumen non tes ini
ditempuh langkah-langkah sebagaimana pengkonstruksian instrumen tes. Adapun
langkah-langkah pengembangan meliputi: menetapkan tujuan pengungkapan data
pribadi, menentukan aspek dan atau dimensi yang diukur, merumuskan definisi
operasional, memilih cara pengukuran yang digunakan, merumuskan manual
penggunaan instrumen, penyekoran dan pengolahan, serta interpretasinya dan
instrumen dan lembar jawaban.

2
Sementara itu, apabila pada satu sekolah atau gugus tidak ada guru
bimbingan dan konseling atau konselor, maka layanan bimbingan dilakukan oleh
guru kelas. Kewajiban melaksanakan program bimbingan dan konseling terhadap
peserta didik di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, guru kelas perlu memahami
karakteristik peserta didik melalui teknik-tehnik yang sederhana dan mudah
digunakan. Hasil pemahaman terhadap kondisi peserta didik dapat dianalisis sebagai
dasar kebutuhan layanan bimbingan dan konseling. Adapun data dan teknik
pengumpulan data yang dapat digunakan oleh guru kelas meliputi:

a. Sosiometri
Sosiometri dilakukan untuk dapat mengetahui hubungan sosial peserta didik
didalam kelas sehingga dapat ditentukan peserta didik yang terisolir.
b. Hasil belajar
Melalui pengumpulan hasil belajar akan diperoleh data tentang prestasi belajar
peserta didik. Hasil belajar diperoleh dari tes hasil belajar yang dilakukan oleh
guru.
c. Observasi
Observasi merupakan teknik untuk mengamati suatu keadaan atau perilaku yang
tampak. Untuk melakukan observasi perlu disusun pedoman observasi, sebagai
acuan melakukan pengamatan. Data yang dapat diperoleh melalui observasi
misalnya: hubungan sosial, aktivitas belajar, kedisiplinan, dan keterlibatan dalam
memelihara kebersihan lingkungan kelas atau sekolah.
d. Wawancara
Wawancara merupakan teknik mengumpulkan data melalui komunikasi langsung
dengan responden, dalam hal ini bisa peserta didik, orang tua, teman-teman atau
orang lain yang diminta keterangan tentang peserta didik. Dalam melakukan
wawancara, perlu disiapkan pedoman wawancara yang berisikan pertanyaan-
pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan. Data yang dapat diperoleh melalui
wawancara misalnya: hubungan teman sebaya, kebiasaan belajar di rumah,
interaksi dan komunikasi dalam keluarga, kegemaran bermain game.
e. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui dokumen tertulis
maupun elektronik terkait dengan peserta didik. Dokumen itu misalnya raport,

3
catatan prestasi, buku penghubung, legger, keterangan tentang keluarga, dan
sebagainya.

H. Pemanfaatan Data Hasil Asesmen untuk Memahami Peserta Didik/Konseli


Data hasil pemahaman terhadap karakteristik peserta didik/konseli dapat
digunakan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk :
1. Membuat profil individual setiap peserta didik/konseli
Berdasarkan data hasil asesmen maka setiap peserta didik/konseli dapat disusun profil
yang menggambarkan tentang identitas diri peserta didik, karakteristik tugas
perkembangan, klasifikasi kecerdasan, bakat, minat, motivasi belajar, kesiapan
belajar, kemampuan hubungan sosial, kematangan emosi, prestasi akademik dan
non akademik yang dimiliki, latar belakang keluarga-sekolah-masyarakat dan lain
lain, serta gambaran tentang kelebihan dan kelemahan setiap peserta didik/konseli.
2. Membuat profil kelas
Berdasarkan data individual peserta didik/konseli tersebut, maka dikembangkan
profil kelas, sehingga tiap kelas memiliki profilnya sendiri sendiri. Profil sebaiknya
dituangkan ke dalam bentuk matrik, misalnya dalam format landscape excel, atau
dalam bentuk grafik sehingga semua data dapat dimasukkan. Dengan profil kelas
ini dapat diketahui kedudukan peserta didik/konseli dalam kelasnya. Profil akan
menggambarkan variasi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling yang meliputi
: bimbingan dan konseling pribadi, sosial, belajar dan karir.
3. Menyusun rancangan program layanan bimbingan dan konseling
Berdasarkan profil individual dan kelas disusun rancangan program layanan
bimbingan dan konseling. Aktivitas bimbingan dan konseling dirancang untuk
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan berkolaborasi
dengan staf sekolah lainnya terutama guru kelas. Rancangan program menjadi
panduan bagi guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk melaksanakan
layanan bimbingan dan konseling.
Sementara itu, apabila guru kelas yang melakukan pemahaman karakteristik
peserta didik, maka data hasil pemahaman karakteristik peserta didik tersebut dapat
digunakan oleh guru kelas untuk :
1. Memadukan materi bimbingan dan konseling (terutama bimbingan karir)
dalam proses pembelajaran sesuai tema.
2. Memilih metode dan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta
didik.
4
3. Melakukan remedial teaching berdasarkan data kesulitan belajar.
4. Memperlakukan peserta didik sesuai dengan keunikannya masing masing
(pendidikan inklusif).
5. Membangun komunikasi yang empatik dengan peserta didik.
6. Menampilkan diri sebagai role model bagi peserta didik dalam berakhlak
mulia.
7. Memberikan apresiasi dan penguatan kepada peserta didik yang berprestasi.
8. Mengidentifikasi, mendiagnosa, menentukan alternatif bantuan yang mungkin
dilakukan serta memberikan bantuan pada peserta didik yang memiliki
masalah.
9. Melakukan referal atau alih tangan untuk penyelesaian masalah peserta didik
kepada ahli yang lebih berwenang.

E. RUMUSAN KEBUTUHAN

Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi
kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk
prilaku yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan
konseling. Berikut rumusan tujuannya:
1. Mampu berkomunikasi secara efektif
2. Memiliki pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan
3. Memiliki kemampuan untuk membina persahabatan agar tetap langgeng
4. Memiliki kebiasaan untuk antri
5. Mampu membangun persahabatan yang baik melalui medsos
6. Memiliki kebiasaan mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam
pergaulan

F. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SDIT meliputi : (1) layanan dasar, (2)
layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan
sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen

1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli
yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang
pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka.
Layanan dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan berkenaan
dengan pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan
5
eksplorasi karir. Layanan dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam aktivitas yang
langsung diberikan kepada peserta didik/konseli adalah bimbingan kelompok, bimbingan
klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan melalui media adalah papan
bimbingan, leaflet dan media inovatif bimbingan dan konseling. Bagi guru kelas yang
menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, layanan bimbingan klasikal dapat
diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran tematik.

2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta
didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari
lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling
individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi. Sementara
aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling melalui elektronik dan kotak
masalah. Pada konteks layanan responsif di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan konseling
atau konselor memberikan intervensi secara singkat. Pada layanan responsif juga dilakukan
advokasi yang menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk memiliki
kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru bimbingan dan
konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi peserta didik yang
disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi seksual, status
sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru bimbingan dan
konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua peserta didik/konseli
mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.

3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik


Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan
kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik
belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil
tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut Layanan peminatan dan perencanaan
individual berisi aktivitas membantu setiap peserta didik untuk mengembangkan dan
meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Aktivitas dimulai sejak
peserta didik masih di sekolah dasar dan berlanjut terus sampai di sekolah menengah.
Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan diperbaharui secara berkala dan
didokumentasikan di dalam profil peserta didik, misalnya dalam bentuk grafik. Aktivitas
layanan peminatan dan perencanaan individual yang langsung diberikan kepada peserta didik
dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual, konseling kelompok,
bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi.
Aktivitas peminatan dan perencanaan individual di Sekolah Dasar terintegrasi dengan
kegiatan ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menggambarkan
minat peserta didik pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan dan konseling atau konselor dap

6
at memberikan informasi tentang perencanaan pribadi, akademik dan karir dalam pemilihan
kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.

4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja
infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara
tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1)
administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen,
kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat
evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2)
kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi
sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai
dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya
tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi
sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor. Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling
dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap muka dan
daring.

Berdasarkan data hasil asesmen kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu komponen
program adalah sebagai berikut :

KOMPO JUML PRO PERHITU


N NEN AH PO NGAN
NO MATERI / TOPIK / KEGIATAN
O PROGRA LAYA R WAKTU/J
M NAN SI AM
1 Layanan 1 Ibadah dengan kemauan sendiri 18 32 32% x 24 =
Dasar 2 Mengontrol emosi negatif % 11,28
3 Adaptasi dengan norma sosial
4 Cara menghafal yang mudah
5 Cara mengendalikan emosi
6 Kepribadian Manusia
7 Pentingnya menjaga kesehatan tubuh
8 Kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya
9 Komunikasi efektif
10 Nilai-nilai Kehidupan
11 Etika dan budaya tertib berlalu lintas
12 Kiat sukses hidup bermasyarakat
13 Tawuran pelajar dan akibatnya
14 Membina persahabatan
15 Dampak pernikahan di usia muda
16 Meningkatkan Motivasi Belajar
17 Evaluasi prestasi belajar

7
18 Kiat sukses hadapi ujian (USBN - UN)
2 Layanan 1 Membangkitkan semangat diri saat 13 23 23% x 24 =
Peminatan mengalami kegagalan % 3,36
dan 2 Keselarasan cita-cita dengan harapan
Perencana orang tua
an 3 Mengenal berbagai organisasi yang ada
Individual di masyarakat
Peserta 4 Mantap pada keputusan pilihan karir
Didik 5 Mantap untuk melanjutkan sekolah ke
jenjang SMP
6 Cara atau strategi masuk sekolah favorit
7 Perencanaan karir masa depan
8 Motivasi sukses dari tokoh inspiratif
9
10 Pilihan karir setelah lulu SDIT
11 Prospek karir peminatan/jurusan di
SMP/MTs
12
13
3 Layanan 1 Mengatasi kejenuhan masuk sekolah 19 33 24% x 24 =
Responsi 2 Menghilangkan ketergantungan dengan % 5,76
media sosial (fc, wa, ig, dll)
3
4 Menghilangkan rasa khawatir/takut
tidak dapat lulus sekolah
5 Mengatasi masalah dengan anggota
keluarga di rumah
6 Dampak main game atau games online
7 Dampak dari ketergantungan pada
handphone
8 Membangun Rasa Percaya Diri
9 Tahapan dalam menyelesaian masalah
10
11
12 Membuat persahabatan yang baik
melalui medsos
13 Kebiasaan mengucapkan kata maaf,
tolong dan terimakasih dalam pergaulan
14
15 Kebiasaan belajar rutin
16 Menghilangkan kebiasaan belajar saat
akan ada ujian
17 Syarat-syarat kelulusan
18 Meningkatkan konsentrasi belajar
19 Mengatasi kesulitan mempelajari dan
memahami mata pelajaran tertentu

4 Dukungan 1 Pengembangan Jejaring 7 12 15% x 24 =


Sistem 2 Kegiatan Manajemen % 3,6
3 Pengembangan staf
8
4 Kunjungan rumah
5 Kolaborasi

100
JUMLAH JAM 57 % 24

G. BIDANG LAYANAN

Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu
bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang
merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang
perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal
dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) mulai
menekuni hobinya, (2) mengontrol emosi negatif, (2) mengembangkan potensi untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan
mengatasinya secara baik.

2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
memainkan peranan sesuai jenis kelamin (2) Senang bekerjasama & menolong 3) mampu
menyelesaikan konflik dengan negosiasi atau kompromi 4) Memiliki jiwa humoris yang
menghormati orang lain 5) Beradaptasi dengan norma sosial

H. MENGEMBANGKAN TEMA / TOPIK LAYANAN BK

Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta


didik/konseli dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karier yang akan
dituangkan dalam RPL BK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling)

9
BIDANG RUMUSAN
TUJUAN LAYANAN TOPIK/TEMA
LAYANAN KEBUTUHAN
SOSIAL Mampu Peserta didik/konseli dapat Komunikasi efektif
berkomunikasi mengetahui pentingnya
secara efektif komunikasi untuk menyampaikan
pesan, ide atau gagasan dalam
hidup bermasyarakat
Memiliki Peserta didik/konseli dapat Nilai-nilai Kehidupan
pemahaman memahami nilai-nilai kehidupan
tentang nilai-nilai serta dapat bersosialisasi dan
kehidupan mengambil keputusan berdasarkan
nilai-nilai atau norma kehidupan
Memiliki Peserta didik/konseli dapat Membina
kemampuan untuk memiliki perasaan positif untuk persahabatan
membina membina persahabatan dengan
persahabatan agar kegiatan positif serta memilki
tetap langgeng rencana kegiatan untuk mengisi
kegiatan persahabatan yang positif
Mampu Peserta didik/konseli mampu Membuat
membangun membangun persahabatan yang persahabatan yang
persahabatan yang baik melalui medsos baik melalui medsos
baik melalui
medsos
Memiliki Peserta didik/konseli memiliki Kebiasaan
kebiasaan kebiasaan mengucapkan kata mengucapkan kata
mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih maaf, tolong dan
maaf, tolong dan dalam pergaulan terimakasih dalam
terimakasih dalam pergaulan
pergaulan

I. RENCANA KEGIATAN/OPERASIOAL (ACTION PLAN)

Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupaan rencana yang
menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari
hasil assesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian
Konseli. Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
(a) Bidang layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
(b) Tujuan Layanan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen, tugas
perkembangan atau standar kompetensi kemandirian Konseli
(c) Komponen layanan
Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3)
peminatan dan perencanaan individual, (4) dukungan system
10
(d) Strategi layanan
Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan komponen
layanan. Contohnya, untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang dapat
dilaksanakan adalah bimbingan
(e) Kelas
Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
(f) Materi,
Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan.
(g) Metode,
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilakukan.
(h) Alat/media,
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas
kerja dan sebagainya.
(i) Evaluasi,
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan
layanan.
(j) Ekuivalensi,
Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan jumlah
jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud No.111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah).

11
RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING

EKUI
BIDANG KOMPONEN STRATEGI KE EVA
TUJUAN LAYANAN MATERI METODE MEDIA VALE
LAYANAN PROGRAM LAYANAN LAS LUASI
NSI
PRIBADI Peserta didik/konseli dapat mengendalikan
Cara Proses
emosi dan memantapkan nilai serta cara Bimbingan Ceramah, Slide Power
Dasar V mengendalikan dan 1 Jam
bertingkah laku yang dapat diterima dalam Klasikal Diskusi Point
emosi Hasil
kehidupan sosial yang lebih luas
Disesuaikan Disesuaikan
Mengatasi dengan dengan Proses
Peserta didik/konseli mampu menghilangkan Konseling
Responsif V kejenuhan pendekatan pendekatan dan 1 Jam
kejenuhanya masuk sekolah Individu
masuk sekolah yang yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaikan
Peserta didik/konseli mampu meningkatkan dengan dengan Proses
Konseling Membangun
rasa percaya diri dengan baik untuk Responsif V pendekatan pendekatan dan 1 Jam
Individu Rasa Percaya Diri
mencapai tujuan hidupnya yang yang Hasil
digunakan digunakan
SOSIAL Peserta didik/konseli dapat mengetahui
Proses
pentingnya komunikasi untuk menyampaikan Bimbingan Komunikasi Ceramah, Slide Power
Dasar V dan 1 Jam
pesan, ide atau gagasan dalam hidup Klasikal efektif Diskusi Point
Hasil
bermasyarakat
Peserta didik/konseli dapat memiliki
perasaan positif untuk membina Proses
Bimbingan Membina Ceramah, Slide Power
persahabatan dengan kegiatan positif serta Dasar V dan 1 Jam
Klasikal persahabatan Diskusi Point
memilki rencana kegiatan untuk mengisi Hasil
kegiatan persahabatan yang positif
Bentuk-bentuk Disesuaikan Disesuaikan
Peserta didik/konseli mengenal bentuk- kenakalan dengan dengan Proses
Konseling
bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara Responsif V remaja saat ini pendekatan pendekatan dan 1 Jam
Individu
mensikapinya dan cara yang yang Hasil
mensikapinya digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu membangun Responsif Konseling V Membuat Disesuaikan Disesuaikan Proses 1 Jam

12
dengan dengan
persahabatan pendekatan pendekatan dan
persahabatan yang baik melalui medsos Individu
yang baik yang yang Hasil
digunakan digunakan
Kebiasaan
Disesuaikan Disesuaikan
mengucapkan
Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan dengan dengan Proses
Konseling kata maaf,
mengucapkan kata maaf, tolong dan Responsif V pendekatan pendekatan dan 1 Jam
Individu tolong dan
terimakasih dalam pergaulan yang yang Hasil
terimakasih
digunakan digunakan
dalam pergaulan
Disesuaikan Disesuaikan
Dampak pacaran Proses
Peserta didik/konseli memiliki pemahaman Konseling dengan dengan
Responsif V dikalangan dan 1 Jam
tentang dampak pacaran di kalangan remaja Individu pendekatan pendekatan yg
remaja Hasil
Yg digunakan digunakan

13
PROGRAM TAHUNAN BIMBINGAN DAN KONSELING

SDIT AL-MAMURIYAH

2022/2023

14
J. RENCANA EVALUASI. PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

1. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan dan
konseling (BK). Evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi program
bimbingan dan konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi
hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil penilaian
proses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling brlangsung. Fokus penilaian
adalah keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegitan bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi hasil
pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil yang diacapi oleh peserta didik
yang menjalin pelayanan bimbingan dan konseling. Fokus penilaian dapat diaragakan pada
berkembangnya :
a. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi / topik /
masalah yang dibahas
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah yang dibahas
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka mewujudkan
upaya pengembangan/pengetasan masalah.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data

2. PELAPORAN
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih bersifat
mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam
kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun
dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi proses maupun hasil
dalam format laporan yang dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang
terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang
telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan yiatu :
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan
kebahasan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara akurat
dan tepat waktu.

15
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan :
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan dan penyajian data
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan

3. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan data
dan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau konselor dapat memikirkan
ulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan denganc ara membuat desain ulang
atau merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang dianggap belum
begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan konseling
tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan diperbaiki
atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.

16
K. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING

Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling yang cukup
memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga peserta dididk yang
berkunjung merasa senang dan nyaman, serta ruangan tersebut dapat digunakan untuk
pelaksanaan berbagai jenis kegiatan layanan bimbingan dan konseling baik individu maupun
kelompok sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling.
Sedangkan Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang mendukung
terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana yang akan digunakan dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling meliputi :
a. Alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, yaitu :
1) Angket Masalah Konseli / Aplikasi Angket Masalah Konseli
2) Sosiometri
3) Alat Ungkap Pemahaman Diri
4) Alat Ungkap Masalah Seri PTSDL
5) Inventori Tugas Perkembangan
6) _______________________
7) _______________________
8) Catatan Anekdot
b. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data yaitu :
1) Cummulative Record
2) Basis Data Prestasi Akademik
3) Daftar Peserta Didik Asuh
c. Kelengkapan penunjang teknis yaitu :
1) Data informasi meliputi: Peta Peserta Didik
2) Paket bimbingan meliputi : Paket Materi Klasikal
3) Alat bantu bimbingan meliputi : Buku Saku, Poster.
d. Perlengkapan administrasi, yaitu :
1) Alat tulis
2) Format rencana kegiatan
3) Blanko laporan kegiatan
Sedangkan prasarana penunjang layanan : Ruang bimbingan dan konseling terdiri atas :
ruang tamu, ruang kerja, ruang bimbingan dan konseling kelompok/diskusi, ruang dokumentasi
(terlampir)

17
L. ANGGARAN DAN BIAYA

Anggaran biaya menyesuaikan dengan anggaran sekolah yang dialokasikan untuk


kegiatan bimbingan dan Konseling dengan rincian kebutuhan sebagai berikut :
Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran yang
dibutuhkan. Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran anggaran untuk
mendukung keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Rencana anggaran disusun
untuk mendukung implementasi program secara cermat, rasional dan realistik.
Adapun rencana anggaran kegiatan bimbingan dan konseling pada tahun ini adalah
sebagai berikut :

Jumlah
No Jenis Barang Kebutuhan
Barang Uang
1. Kertas HVS - Analisa AUM
- Angket Siswa
- Program BK 5 RIM Rp. 250.000,-
- Undangan orang tua
- Format-format BK
2. Spidol - Spidol besar (permanen ) 2 Rp. 40.000,-
- Spidol kecil 3
3. Buku Folio - Buku Tamu 1
- Buku ijin 1
Rp. 100.000,-
- Buku Agenda Surat 1
- Buku Agenda Kerja 3
4. Tampilan - Biblio konseling 10
Rp. 600.000,-
Kepustakaan
5. Gunting - 1 Rp. 10.000,-
6. Snel heckter - Jurnal Kegiatan Klasikal 3
- Program umum 3 Rp. 50.000,-
- Bukti Fisik 3
7. Staples - Kecil 1 Rp. 10.000,-
- Tanggung 1 Rp. 20.000.-
Jumlah Rp. 1.080.000,-

18
PROGRAM SEMESTERAN

Setelah membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun, kemudian
mendistribusikan komponen layanan dan strategi kegiatan dalam porgam semesteran dalam
bentuk yang lebih rinci.
Terdapat beberapa komponen dalam program semeseteran, yaitu :
1. Bulan dan komponen program
2. Layanan Dasar
Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema layanan dalam komponen layanan dasar,
seperti bimbingan klasikal dengan tema yang sudah dibuat dalam rencana kegiatan
3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema dalam komponen layanan perencanaan
individual misalnya bimbingan klasikal dengan tema memilih sekolah lanjutan di tingkat
SD
4. Layanan Responsif
Berisi strategi layanan dan topik/tema (bila ada) dalam komponen layanan responsif,
misalnya : konseling kelompok dengan tema/topik “3 Kata Penting dalam Pergaulan”
5. Dukungan sistem
Berisis tentang strategi kegiatan dalam dukungan sistem seperti kontak dengan orang tua

Berikut program semesteran dalam bentuk yang lebih rinci, baik semester ganjil maupun
semester genap :
( Dicetak dari Aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik yang sudah diisi dan diolah )

19
20
A. PROGRAM SEMESTER GANJIL
Berikut program semester ganjil dalam bentuk yang lebih rinci :

PROGRAM SEMESTER GANJIL BIMBINGAN DAN KONSELING

SDIT AL-MAMURIYAH
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Bidang Sa
No Jenis Bimbingan Fungs sa Wa
Tujuan
. Kegiatan/Layanan i BK ra ktu
P S B K n
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas
Tercapainya efektivitas layanan
1 guru bimbingan dan V Juli
bimbingan dan konseling
konseling/konselor
Assesmen kebutuhan
2 (Angket Masalah Terungkapnya kebutuhan peserta V Juli
Siswa) didik/konseli
Menyusun program
3 bimbingan dan Layanan bimbingan dan konseling V Juli
konseling lebih terarah dan tetap sasaran
4 Konsultasi program Mendapat dukungan dari Kepala dan V Juli
BK Komite Sekolah
Terpenuhinya kebutuhan sarana
5 Pengadaan sarana / yang menunjang keberhasilan V Juli
prasarana BK layanan BK
B. LAYANAN BK
1 LAYANAN
. DASAR
a. Bimbingan
Klasikal
Peserta didik/konseli memiliki
Ibadah dengan Pemah kesadaran melakukan berbagai
V V Juli
kemauan sendiri aman kegiatan ibadah dengan kemauan
sendiri
Peserta didik/konseli mampu
Berpikir dan Pemah memiliki kebiasaan berpikir positif
V V Juli
bersikap positif aman serta mencapai pribadi yang mampu
berpikir dan bersikap selalu positif

Peserta didik/konseli memiliki


Pemah pemahaman dan kesadaran bahwa
Menyontek, aman menyontek adalah perbuatan tidak
penyebab dan V dan baik (tercela), memahami penyebab V Agst
solusinya Penceg dan dampak dari perbuatan
ahan menyontek serta mampu untuk
menghindarinya

Pemah
Peserta didik/konseli dapat
aman
Stress dan cara memahami gejala-gejala stress serta
V dan V Agst
mengatasinya faktor-faktor penyebab dan cara
Penceg
mengatasinya
ahan
Cara mengendalikan Pemah Peserta didik/konseli dapat Sept
V V
emosi aman mengendalikan emosi dan .
21
memantapkan nilai serta cara
bertingkah laku yang dapat diterima
dalam kehidupan sosial yang lebih
luas
Peserta didik/konseli dapat
mengenal dan memahami tipe-tipe
Kepribadian Pemah Sept
V kepribadian manusia serta dapat V
Manusia aman .
tumbuh menjadi pribadi yang
matang
Peserta didik/konseli mampu
Pemah
memahami pentingnya menjaga
aman
Pentingnya menjaga kesehatan tubuh serta dapat
V dan V Oktb
kesehatan tubuh membiasakan pola hidup bersih dan
Penceg
sehat
ahan
Peserta didik/konseli dapat
mengetahui pentingnya komunikasi
Pemah untuk menyampaikan pesan, ide Oktb
Komunikasi efektif V V
aman atau gagasan dalam hidup .
bermasyarakat

Peserta didik/konseli dapat


memahami nilai-nilai kehidupan
Nilai-nilai Pemah serta dapat bersosialisasi dan
V V Nov
Kehidupan aman mengambil keputusan berdasarkan
nilai-nilai atau norma kehidupan

Peserta didik/konseli mampu


memahami dan menerima peran
sosial pria dan wanita dengan norma
Kiat sukses hidup Pemah
V yang ada di masyarakat serta V Des
bermasyarakat aman
berprilaku sebagai pria dan wanita
sesauai dengan norma masyarakat

Peserta didik/konseli dapat


memiliki perasaan positif untuk
membina persahabatan dengan
Membina Pemah
V kegiatan positif serta memilki V Des
persahabatan aman
rencana kegiatan untuk mengisi
kegiatan persahabatan yang positif

b. Bimbingan
Kelompok V
Kebiasaan Peserta didik/konseli memiliki
Pemah
membuang sampah V aman
kebiasaan hidup bersih dengan V Nop
pada tempatnya membuang sampah pada tempatnya

c. Papan
Bimbingan V
Pemah
Juli
Tips dan Trik Sukses aman
-
dalam V V V V dan V
Des
Pengembangan diri penceg Peserta didik/konseli memperoleh
b
ahan informasi melalui media tulis
Peserta didik/konseli memperoleh Juli
d. Pengemb. Media Pemah
BK
V V V V aman informasi yang bermanfaat bagi V –
dirinya Des
2 LAYANAN
22
. RESPONSIF

Terbantunya peserta didik dalam Juli


1. Konseling Pengen
mengatasi hambatan/memecahkan V –
Individual tasan
masalah yang dialaminya Des

Juli
2. Konseling Pengen Terbantunya memecahkan masalah
V –
Kelompok tasan peserta didik melalui kelompok
Des
Pemah
aman Juli
3. Konsultasi dan Terbantunya memberikan informasi V –
pengen yang dibutuhkan oleh peserta didik Des
tasan
Diperolehnya kesepakatan bersama Juli
4. Konferensi Pengen
mengenai masalah peserta didik V –
Kasus tasan
Des
Terentaskannya masalah konseli Juli
Pengen yang terkait dengan pihak lain agar
5. Advokasi V –
tasan hak-hak konseli tetap terlindungi Des
Pemah
aman
Juli
dan
7. Kotak masalah –
pengen Tertampungnya masalah peserta
Des
tasan didik/konseli yang introvert

3 PEMINATAN Pemah
aman Terentaskannya masalah
. DAN
dan konseli yang terkait dengan
PERENC. pengen pemilihan jurusan dan rencana V
INVIDIVUAL tasan karir masa depan
4 DUKUNGAN
. SISTEM
a. Melaksanakan dan
Pengumpulan data dan kebutuhan
menindaklanjuti
peserta didik
assesmen V
Mengetahui langsung kondisi
b. Kunjungan rumah
peserta didik di lingkungan rumah
V
c. Menyusun dan
melaporkan program Pertanggungjawaban kinerja kepada
bimbingan dan kepala sekolah
konseling V
Penilaian ketercapaian program
d. Membuat evaluasi
layanan bimbingan dan konseling
V
e. Melaksanakan
administrasi Bukti fisik pelaksanaan bimbingan
bimbingan dan dan konseling
konsleing V
f. Pengembangan
Pengembangan diri / profesi
keprofesian konselor V

Mengetahui Jakarta, 25 Oktober 2022


23
Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Safar

24
B. PROGRAM SEMESTER GENAP

PROGRAM SEMESTER GANJIL BIMBINGAN DAN KONSELING

SDIT AL-MAMURIYAH
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Bidang Sa
Jenis Bimbingan Fungsi Wak
No Tujuan sar
Kegiatan/Layanan BK tu
P S B K an
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas
Tercapainya efektivitas layanan
1 guru bimbingan dan V Juli
bimbingan dan konseling
konseling/konselor
Konsultasi program
2 bimbingan dan Mendapat dukungan dari Kepala V Juli
konseling dan Komite Sekolah
PengadaanPerangkat Terpenuhinya kebutuhan sarana
3 BK sarana / yang menunjang keberhasilan V Juli
prasarana BK layanan BK
B. LAYANAN BK
1 LAYANAN
. DASAR
a. Bimbingan
Klasikal
Peserta didik/konseli memiliki
Ibadah dengan Pemaha kesadaran melakukan berbagai
V V Juli
kemauan sendiri man kegiatan ibadah dengan kemauan
sendiri
Peserta didik/konseli mampu
memiliki kebiasaan berpikir
Berpikir dan bersikap Pemaha
V positif serta mencapai pribadi V Juli
positif man
yang mampu berpikir dan bersikap
selalu positif
Konseli memiliki pemahaman
dan kesadaran bahwa menyontek
Pemaha
Menyontek, adalah perbuatan tidak baik
man dan
penyebab dan V (tercela), memahami penyebab V Agst
Pencega
solusinya dan dampak dari perbuatan
han
menyontek serta mampu untuk
menghindarinya
Pemaha Peserta didik/konseli dapat
Stress dan cara man dan memahami gejala-gejala stress
V V Agst
mengatasinya Pencega serta faktor-faktor penyebab dan
han cara mengatasinya
Peserta didik/konseli dapat
mengendalikan emosi dan
Cara mengendalikan Pemaha memantapkan nilai serta cara
V V Sept.
emosi man bertingkah laku yang dapat
diterima dalam kehidupan sosial
yang lebih luas

25
Peserta didik/konseli dapat
mengenal dan memahami tipe-tipe
Pemaha
Kepribadian Manusia V kepribadian manusia serta dapat V Sept.
man
tumbuh menjadi pribadi yang
matang
Peserta didik/konseli mampu
Pemaha
memahami pentingnya menjaga
Pentingnya menjaga man dan
V kesehatan tubuh serta dapat V Oktb
kesehatan tubuh Pencega
membiasakan pola hidup bersih
han
dan sehat
Peserta didik/konseli dapat
mengetahui pentingnya
Pemaha
Komunikasi efektif V komunikasi untuk menyampaikan V Oktb.
man
pesan, ide atau gagasan dalam
hidup bermasyarakat

Peserta didik/konseli dapat


Nilai-nilai Pemaha memahami nilai-nilai kehidupan Novb
V V
Kehidupan man serta dapat bersosialisasi dan .
mengambil keputusan berdasarkan
nilai-nilai atau norma kehidupan
Peserta didik/konseli mampu
memahami dan menerima peran
sosial pria dan wanita dengan
Kiat sukses hidup Pemaha Desb
V norma yang ada di masyarakat V
bermasyarakat man .
serta berprilaku sebagai pria dan
wanita sesauai dengan norma
masyarakat

Peserta didik/konseli dapat


memiliki perasaan positif untuk
Membina Pemaha membina persahabatan dengan Desb
V V
persahabatan man kegiatan positif serta memilki .
rencana kegiatan untuk mengisi
kegiatan persahabatan yang positif
b. Bimbingan
Kelompok
Peserta didik/konseli memiliki
Kebiasaan
Pemaha kebiasaan hidup bersih dengan
membuang sampah V man membuang sampah pada
V Nop
pada tempatnya
tempatnya
c. Papan
Bimbingan
Pemaha
Tips dan Trik Sukses
man dan Juli -
dalam V V V V pencega Peserta didik/konseli memperoleh
V
Pengembangan diri Desb
han informasi melalui media tulis
d. Pengemb. Media Pemaha Peserta didik/konseli memperoleh Juli -
BK
V V V V man informasi yang bermanfaat bagi V
Desb
dirinya
LAYANAN
2
RESPONSIF
1. Konseling Pengenta Terbantunya peserta didik dalam Juli -
mengatasi hambatan yang V
Individual san Desb
dialaminya

26
2. Konseling Pengenta Terbantunya memecahkan Juli -
masalah peserta didik melalui V
Kelompok san Desb
kelompok
Pemaha
man- Terbantunya memberikan Juli -
3. Konsultasi V
pengenta informasi yang dibutuhkan oleh Desb
san peserta didik
Pengenta Diperolehnya kesepakatan Juli -
4. Konferensi Kasus bersama mengenai masalah V
san Desb
peserta didik
Terentaskannya masalah konseli
Pengenta yang terkait dengan pihak lain Juli -
5. Advokasi V
san agar hak-hak konseli tetap Desb
terlindungi
Pemaha
man – Juli –
7. Kotak masalah V
pengenta Tertampungnya masalah peserta Des
san didik/konseli yang introvert
PEMINATAN Terentaskannya masalah
3 DAN Pemaha
man dan konseli yang terkait dengan
PERENC. pengenta pemilihan jurusan dan rencana V
INVIDIVUAL san karir masa depan
DUKUNGAN
4 SISTEM
a. Melaksanakan dan
Pengumpulan data dan kebutuhan
menindaklanjuti
peserta didik
assesmen
Mengetahui langsung kondisi
b. Kunjungan rumah
peserta didik di lingkungan rumah
c. Menyusun dan
Pertanggungjawaban kinerja
melaporkan program
kepada kepala sekolah
BK
Penilaian ketercapaian program
d. Membuat evaluasi
layanan bimbingan dan konseling

e. Melaksanakan Bukti fisik pelaksanaan bimbingan


administrasi BK dan konseling
f. Pengembangan
Pengembangan diri / profesi
keprofesian konselor

Mengetahui Jakarta, 25 Oktober 2022

Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

Safar

27
D. LAMPIRAN

Halaman sekolah

28
29
30
31
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING (RPL BK)
 BIMBINGAN KLASIKAL
 BIMBINGAN KLASIKAL KELAS BESAR/LINTAS
KELAS
 BIMBINGAN/KONSELING KELOMPOK
 KONSELING INDIVIDU

SEMESTER
GANJIL - GENAP

32
33

Anda mungkin juga menyukai