Anda di halaman 1dari 35

Note:

Mana pesanan skala yang dulu sy minta?

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN

MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA DI SMP 2 MUHAMMADIYAH

KEBUMEN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S1 Psikologi

Disusun Oleh:

Afgandhy nafis ulynuha

2018011011

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2021
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............. iv
HALAMAN MOTTO................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ vi
INTISARI................................................................................................... vii
ABSTRACT................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR................................................................................ ix
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................... 4
C. Pertanyaan Penelitian........................................................... 4
D. Tujuan Penelitian.................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian................................................................ 4
G.Keaslian Penelitian................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar...................................................................
1. Pengertian Motivasi Belajar..........................................
2. Aspek-Aspek Motivasi Belajar.....................................
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar. . .
B. Efikasi Diri...........................................................................
1. Pengertian Efikasi Diri..................................................
2. Aspek-aspek Efikasi Diri..............................................
3. Faktor-faktor yang MempengaruhiEfikasi Diri............
C. Dinamika Psikologi Hubungan Antara Efikasi Diri dengan
Motivasi Belajar Pada Siswa SMP Miuhammadiyah 2 Kebumen
D. Hipotesis..............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian........................................
3
B. Definisi Operasional.......................................................
1. Motivasi Belajar.....................................................
2. Efikasi Diri.............................................................
D. Populasi dan Sampel Penelitian......................................
E. Metode Pengumpulan data..............................................
1. Angket (kuesioner)..................................................
2. Observasi.................................................................
3. Dokumentasi...........................................................
F. Validitas dan Reliabilitas.................................................
1. Uji Validitas............................................................
2. Uji Reliabilitas........................................................
G. Tekhnik Analisis Data ...................................................
BAB VI PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................
1. Orientasi Kancah.....................................................
2. Persiapan Penelitian................................................
a. Persiapan Administrasi....................................
b. Persiapan Alat Ukur Penelitian........................
c. Pelaksanan Uji Terpakai Skala Penelitian.......
d. Hasil Uji Terpakai Skala..................................
1) Skala Motivasi Belajar.............................
a) Validitas...............................................
b) Reliabilitas...........................................
2) Skala Efikasi Diri......................................
a) Validitas...............................................
b) Reliabilitas...........................................
e. Waktu dan Tempat Penelitian............................
B. Hasil Penelitian......................................................................
1. Deskripsi Subjek Penelitian............................................
2. Deskripsi Data Penlitian..................................................
3. Uji Asumsi......................................................................
a. Hasil Uji Normalitas.............................................
b. Hasil Uji Linieritas...............................................
4. Hasil Uji Hipotesis.........................................................
4
5. Pembahasan....................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................
LAMPIRAN ............................................................................
5
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada akhir tahun 2019 dunia digemparkan dengan adanya wabah virus yaitu

Corona Virus Disease (Covid-19) yang telah ditetapkan oleh WHO menjadi pandemi

dunia. Covid-19 telah menyebar pada sebagian besar negara di dunia, hingga

mempengaruhi secara langsung semua lapisan masyarakat baik dibidang

perekonomian maupun pendidikan tak terkecuali di Indonesia (Purwanto, Pramono,

Asbari, Santosa, Wijayanti, Hyun & Putri, 2020). Sehubungan dengan itu pemerintah

Indonesia menerapkan kebijakan untuk menanggulangi tersebarnya virus corona.

Kebijakan yang ditetapkan pemerintah yaitu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala

Besar) dengan berlandaskan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang

pembatasan sosial berskala besar serta keputusan presiden tentang Kedaruratan

Kesehatan (Mahatma Chrysna, 2020)

Adanya Covid-19 semua peraturan berubah dan berdampak ke semua bidang

terutama bidang pendidikan. Berdasarkan kebijakan pemerintah melalui kementrian

pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud ) sesuai Surat Edaran Nomor 4 Tahun

2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalm Masa Penyebaran Corona

Virus Desease (Covid-19) untuk mengurangi penyebaran virus corona, maka

pembelajaran dilakukan secara daring.

Pelaksanaan pembelajaran daring ditujukan agar proses pembelajaran tetap

berjalan meskipun dilakukan di rumah. Belajar daring di rumah dapat membantu

siswa memberikan kenyamanan serta kebebasan dalam belajar tanpa dibatasi oleh

ruang, harapannya dengan melaksanakan sistem pembelajaran daring semua siswa


6
mampu meningkatkan motivasi belajar dengan cara belajar penuh semangat dan

mandiri dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan

proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

banyak bergantung pada bagaimana proses yang dialami siswa sebagai anak didik

dalam belajar. Pada prinsipnya, setiap siswa tentu berhak memperoleh peluang

untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Namun pada kenyataannya, tampak

jelas bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,

kemampuan fisik, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat

mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya. Hal tersebut sering kali

menjadi hambatan bagi siswa dalam menerima pelajaran yang diajarkan. Oleh

karena itu dalam hal ini siswa memerlukan adanya motivasi dalam belajar.

Menurut Sardiman (1986) Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar memiliki peranan sangat penting dalam pembelajaran baik

dalam proses maupun dalam pencapaian hasil belajar. Motivasi belajar memegang

peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam

belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energy yang

lebih banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar yang pada akhirnya akan

memperoleh prestasi belajar yang lebih baik (Donni j, P. 2015).

Pada umumnya semua siswa memiliki keinginan untuk mencapai hasil belajar

yang maksimal, namun ada beberapa siswa yang tidak menyadari potensi yang di
7
miliki, bahkan rendahnya motivasi belajar dalam diri seperti kurangnya rasa ingin

sukses, tidak tahu cara mencapai cita-cita yang dimiliki dan tidak memiliki orientasi

masa depan yang jelas. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan

menganggap tugas sekolah sebagai beban yang menyebabkan rasa malas, sering

menunda, tidak aktif dalam kegiatan belajar, misalnya tidak bertanya tentang

pelajaran yang telah di jelaskan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat

Rahmadiana (2015) bahwa krisis motivasi belajar sering ditandai dengan

berkurangnya perhatian para siswa dalam proses belajar mengajar, penundaan

persiapan untuk ulangan atau ujian, belajar musiman hanya pada saat akan

menghadapi ujian, anggapan umum para siswa bahwa ujian asal lulus, terpaku pada

diktat dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa dengan

motivasi belajar yang rendah akan bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas

sekolah dan tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga menyebabkan

siswa tersebut tidak maksimal dalam mencapai hasil belajar. Salah satu dampak dari

rendahnya motivasi belajar bagi siswa yaitu penurunan prestasi belajar, hal ini sesuai

dengan pendapat Iskandar (2009) yang mengatakan bahwa lemahnya motivasi atau

tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan prestasi belajar siswa. Hal ini

didukung dari hasil observasi dan wawancara kepada Wali Kelas di SMP

Muhammadiyah 2 Kebumen (Y T, 36 thn) pada tanggal 29 Januari 2022 mengatakan

bahwa :

“Saya sering memberi nasehat kepeada murid saya terkait dengan nilai
mereka yang akhir-akhir ini menurun drastis, saya selalu nasehati mereka untuk
lebih giat belajar lagi dan fokus mendengarkan pelajaran, banyak dari mereka
pada saat jam belajar berlangsung tidak focus mendengarkan malah asik
bermain sendiri dengan temannya.
8
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa dampak dari rendahnya motivasi

belajar adalah siswa tidak fokus terhadap pelajaran yang disampaikan oleh gurunya

sehingga menyebabkan prestasi belajarnya menurun. Hal ini didukung dari hasil

observasi dan wawancara siwa di SMP Muhammadiyah 2 Kebumen (H N, 14 thn )

pada tanggal 2 Februari 2022 mengatakan bahwa :

“disaat pelajaran dimulai, saya mendengarkan pelajaran yang sedang


berlangsung, namun disaat pertengahan materi pelajaran, saya mulai bosan lalu
saya tinggal bermain sendiri (saya tinggal gambar) sehingga kalau di tanya
sama Bu guru tentang materi yang disampaikan sering lupa atau ga bisa
menjawab”.

Fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa rendahnya motivasi belajar pada

siswa dapat menyebabkan hasil belajar yang buruk. Hal ini sesuai dengan penelitian

dari Rachmawati Indah Permata Sari yang berjudul Hubungan Motivasi Belajar

dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di SDN 11 Petang

Jakarta Timur. Hasil penelitian tersebut menjelaskan hubungan motivasi belajar

dengan hasil belajar siswa bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar

dengan hasil belajar siswa, artinya jika motivasi belajar individu tinggi maka akan

mendapatkan hasil belajar yang baik dan individu yang memiliki motivasi belajar

yang rendah maka akan mendapatkan hasil belajar yang buruk Hal ini dikuatkan

dengan pendapat dari Sardiman (2012) menjelaskan bahwa Motivasi yang tepat akan

memberikan hasil belajar yang optimal dan akan semakin baik pula hasil belajar yang

diperoleh, sehingga motivasi akan senantiasa menentukan tingkat usaha belajar bagi

para siswa.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh

lingkungan sekitar siswa tinggal, seperti lingkungan keluarga dan teman sebaya.

Siswa yang hidup di lingkungan yang acuh dan kurang menyenangkan mampu

menurunkan motivasi belajar siswa. Siswa yang hidup dalam keluarga yang kurang
9
harmonis akan cenderung memliki motivasi belajar yang rendah. Hal ini di dukung

oleh pendapat dari Skinner (dalam Elida, 1989) mengatakan bahwa motivasi sangat

ditentukan oleh lingkungannya. Lingkungan yang pertama dan utama yang dapat

mempengaruhi motivasi belajar adalah lingkungan keluarga.

Menurut Elliot (1995) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi

belajar yaitu cemas yang dialami individu, perilaku yang dialami individu, keinginan

individu, locus of control, ketidakberdayaaan yang diajarkan, efikasi diri dan

kebersamaan dalam belajar. Salah satu factor yang mempengaruhi motivasi belajar

yaitu efikasi diri. Menurut Ormrod Jeanne Ellis (2008) efikasi diri adalah penilaian

seseorang pada kemampuan yang ada pada dirinya sendiri untuk melakukan perilaku

tertentu atau mencapai tujuan tertentu.

Penjelasan diatas dikuatkan dengan hasil penelitian dari Permata, R. F (2018)

yang berjudul Hubungan antara Efikasi Diri dengan Motivasi Belajar Mahasiswa.

Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara efikasi

diri dengan motivasi belajar, artinya jika efikasi diri individu tinggi maka motivasi

belajar akan semakin baik.

Berdasarkan latar belakang diatas menunjukkan bahwa efikasi diri berperan

terhadap motivasi belajar siswa oleh karena itu peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian tentang hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar pada siswa di

SMP Muhammadiyah 2 Kebumen.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini adalah pada motivasi belajar ditinjau dari

efikasi diri pada siswa kelas 2 di SMP Muhammadiyah 2 Kebumen.


10
C. Rumusan Masalah

Pertanyaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : apakah ada hubungan

antara motivasi belajar dengan efikasi diri pada siswa di SMP Muhammadiyah 2

Kebumen?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menguji secara empiris hubungan antara efikasi diri

dengan motivasi belajar pada siswa di SMP Muhammadiyah 2 Kebumen?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritis

yaitu :

1. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kajian kesehatan mental

khususnya dalam bidang psikologi pendidikan dan perkembangan. Selain itu, hasil

penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya yang berminat

melakukan penelitian di bidang yang sama.

2. Manfaat secara praktis

Jika hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara efikasi diri

dengan motivasi belajar, maka untuk meningkatkan motivasi belajar dengan

meningkatkan tingkat efikasi diri.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang sasarannya berfokus pada

Hubungan Efikasi Diri dengan Motivasi Belajar pada siswa SMP Muhammadiyah

Kebumen.
11
Berkaitan dengan penelitian ini terdapat penelitian terdahulu yang membahas hal

yang serupa yaitu:

1. Penelitian skripsi dari Febrianto, Ridwan (2014) yaitu meneliti mengenai

Hubungan antara Efikasi Diri dengan Motivasi Belajar pada siswa SMA Al Islam I

Surakarta. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Efikasi

Diri dengan Motivasi Belajar pada siswa SMA Al Islam I di Surakarta. Metode

pengumpulan data adalah dengan menggunaan skala. Skala yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model skala Likert, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

hipotesis diterima berdasarkan hasil penelitian diketahui dapat disimpulan bahwa

terdapat hubungan positif yang signifikan antara efikasi diri dengan motivasi

belajar.

Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian Ridwan

Febrianto yaitu terdapat pada subjek penelitian subjek penelitain Ridwan Febrianto

yaitu pada siswa SMA Al Islam I Surakarta sedangan subjek penelitian yang

peneliti lakukan adalah siswa SMP Muhammadiyah Kebumen.

2. Penelitian skripsi dari Permata, R. F. (2018) yaitu meneliti mengenai Hubungan

antara Efikasi Diri dan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa. Metode pengumpulan

data adalah dengan menggunakan skala. Skala yang digunaan dalam penelitian ini

adalah model skala Likert Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis

diterima. berdasaran hasil penelitian diketahui dapat disimpulan bahwa terdapat

hubungan positif yang signifikan antara efikasi diri dan motivasi belajar pada

mahasiswa.

Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian Permata, R.

F yaitu terdapat pada subjek penelitian, subjek penelitain Permata, R. F yaitu


12
mahasiswa Universitas GajahMada Fakultas Psikologi sedangkan subjek penelitian

yang peneliti lakukan adalah siswa SMP Muhammadiyah Kebumen.


13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada seseorang

yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku (Uno, 2013).

Pengertian diatas sesuai dengan pendapat dari Winkel (dalam Aina Mulyana,

2018) menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri anak yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah kepada kegiatan

belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.

Selanjutnya dikuatkan dengan pendapat dari Sardiman (2011) bahwa Motivasi

belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang

khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat

untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak

energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunkan teori dari Uno (2013) yang

menjelaskan bahwa Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada seseorang yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku.

2. Aspek-aspek Motivasi belajar

Adapun beberapa indikator motivasi belajar menurut Uno (2011) yaitu:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil


14
Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dalam kehidupan
sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk
berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan. Motif yang
seperti ini merupakan unsur kepribadian dan prilaku manusia, sesuatu
yang berasal dari dalam diri mausia yang bersangkutan.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilatarbelakangi oleh motif

berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang

individumenyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif

berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang

bersumber pada ketakutan akan kegagalan.

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Harapan dia dari pada keyakinan bahwa orang dipengaruh oleh

perasaan mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka contohnya

seorang siswa yang ingin mendapatkan peringkat 1 dikelas akan

menunjukan prestasi yang baik dan akan dihargai dengan

mendapatkan peringkat 1.

d. Adanya penghargaan dalam belajar

Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap

perilaku baik atau hasil belajar siswa yang baik merupakan cara yang

efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kepada hasil

belajar yang lebih baik.

e. Adanya kegitan yang menarik dalam belajar

Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang

sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan


15
proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna kan selalu

diingat, dipahami, dan dihargai. Seperti kegiatan belajar seperti

diskusi, brainstorming, pengabdian masyarakat dan sebagainya.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Pada umumnya motivasi dasar yang bersifat pribadi muncul dalam

tindakan individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu motif

individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik

dapat dikembangkan, diperbaiki atau diubah melalui belajar dan

latihan. Dengan lingkungan yang kondusif, siswa akan mampu

memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau maslah

dalam belajar. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada

6 indikator pendorong motivasi belajar siswa, yaitu adanya hasrat dan

keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar serta adanya lingkungan yang kondusif yang

memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik lagi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motifasi Belajar

Santrock (2009) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar adalah:

a. Faktor intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi

hal itu sendiri (sebuah tujuan itu sendiri). Sebagai contoh, seorang

pelajar dapat belajar dengan keras untuk sebuah ujian karena dia

menyukai materi pelajaran tersebut.


16
b. Faktor ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang melakukan sesuatu untuk

mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai suatu tujuan).

Motivasi ekstrinsik sering kali dipengaruhi oleh intensif eksternal seperti

penghargaan dan hukuman. Sebagai contoh, seorang pelajar dapat

belajar dengan keras untuk sebuah ujian dengan tujuan untuk

mendapatkan nilai yang bagus di mata pelajaran tersebut.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi penyesuaian diri adalah faktor Intrinsik. Hal ini didukung dengan

hasil penelitian dari Permata, R. F (2018) yang berjudul Hubungan antara Efikasi

Diri dengan Motivasi Belajar Mahasiswa. Hasil penelitian tersebut menjelaskan

bahwa terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan motivasi belajar, artinya

jika efikasi diri individu tinggi maka motivasi belajar akan semakin baik.

B. Efikasi Diri

1. Pengertian Efikasi Diri

Menurut Bandura (dalam Rohmad E, 2013) Efikasi diri adalah sebagai

keyakinan individu tentang kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas

atau melakukan suatu tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil

tertentu. Lebih lanjut Schunk (2012) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan

tentang apa yang mampu dilakukan oleh seseorang. Efikasi diri mengacu

pada kapabilitas-kapabilitas yang dirasakan untuk belajar atau menjalankan

tindakan-tindakan pada level-level tertentu.


17
Sejalan dengan itu Branden (2017) menjelaskan bahwa efikasi diri adalah

keyakinan sesorang akan kekuatan dan kompetensi yang dimiliki. Individu yang

memiliki efikasi diri percaya bahwa dengan segala kemampuan yang ia miliki, ia

yakin untuk dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Pendapat diatas diperkuat

oleh Taylor (2009) yang menyatakan bahwa efikasi diri adalah suatu ekspetasi

spesifik yang kita yakini tentang kemampuan kita dalam mencapai sesuatu

atau mengerjakan tugas.

Berdasarkan penjelasan diatas yang dipaparkan oleh tokoh mengenai efikasi

diri sehingga peneliti menggunkan teori dari Bandura (dalam Rohmad E, 2013)

yang menjelaskan bahwa efikasi diri adalah sebagai keyakinan individu tentang

kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau melakukan suatu tindakan

yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.

2. Aspek-aspek Efikasi Diri

Menurut Bandura (dalam Ghufron & Risnawati, 2016) menjelaskan bahwa

efikasi diri terdiri dari beberapa dimensi. Masing-masing mempunyai

pengaruh penting didalam kinerja, yang secara lebih jelas diuraikan sebagai

berikut:

a. Magnitude (tingkat kesulitan)

Magnitude adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas

yang tingkat kesulitannya berbeda. Efikasi diri dapat ditunjukkan

dengan tingkat yang dibebankan pada individu terhadap tantangan

dengan tingkat yang berbeda dalam rangka menuju keberhasilan.

Individu akan mencoba tingkah laku yang dirasa mampu dilakukannya


18
dan akan menghindari tingkah laku yang dirasa di luar batas

kemampuan yang dirasakannya.

b. Strength (kekuatan)

Strength berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas

kemampuannya. Individu mempunyai keyakinan yang kuat dan ketekunan

dalam usaha yang akan dicapai meskipun terdapat kesulitan dan

rintangan. Dengan efikasi diri, kekuatan untuk usaha yang lebih besar

mampu didapat. Semakin kuat perasaan efikasi diri dan semakin besar

ketekunan, maka semakin tinggi kemungkinan kegiatan yang dipilih

dan dilakukan dengan berhasil.

c. Generality (generalitas)

Generality berkaitan dengan tingkah laku dimana individu merasa yakin

terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap

kemampuan dirinya tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya

yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada

serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.

Berdasarkan tiga dimensi efikasi diri menurut Bandura (dalam

Ghufron & Risnawati, 2016) tersebut, diketahui bahwa keyakinan

individu tentang kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau

melakukan suatu tindakan diperlukan untuk mencapai suatu hasil

tertentu. Efikasi diri diukur berdasarkan magnitude (tingkat kesulitan),

strength (kekuatan) dan generality (generalitas) dengan pertimbangan

bahwa ketiga hal tersebut dapat digunakan untuk mengukur


19
keyakinan individu tentang kemampuan dirinya dalam menyelesaikan

suatu tugas untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Faktor-faktor yang memengaruhi Efikasi Diri.

Menurut Bandura (1997) memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi

efikasi diri, yaitu:

a. Sifat dan tugas yang dihadapi

b. Intensif eksternal (reward), yang diterima individu dari orang lain.

c. Situasi atau peran individu dalam lingkungannya.

d. Informasi tentang kemampuan diri.

Berdasarkan penjelasan di atas faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri

yaitu sifat dan tugas yang dihadapi, intensif eksternal yang diterima individu dari

orang lain, situasi atau peran individu dalam lingkungannya dan informasi

tentang kemampuan diri.

C. Dinamika Psikologi Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar

siswa SMP Muhammadiyah 2 Kebumen.

Setiap siswa memiliki tingkat motivasi belajar dan efikasi diri yang berbeda

tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi, misalnya motivasi belajar siswa

ditinjau dari lingkungan belajar siswa. Lingkungan belajar siswa yang tidak kondusif

akan menghasilkan hasil belajar yang kurang maksimal begitupun sebaliknya,

lingkungan belajar yang mendukung akan membangkitkan motivasi siswa dalam

belajar, siswa yang motivasi belajarnya tinggi biasanya akan cenderung semangat

dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Winkel (2015) menjelaskan,
20
motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan, serta memberikan

arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan.

Siswa dalam mencapai tujuan belajar harus mampu menjaga motivasi belajar

dengan baik, dalam proses menjaga motivasi belajar siswa membutuhkan kekuatan

untuk meningkatkan keyakinan akan kemampuan pada diri siswa itu sendiri. Dalam

meningkatkan keyakinan akan kemampuannya, siswa membutuhkan efikasi diri yang

merupakan sesuatu yang berperan penting dalam memotivasi sebuah pekerjaan, agar

pekerjaan tersebut bisa dicapai sesuai tujuan. Bandura (1977) menjelaskan bahwa

Efikasi diri adalah sebagai keyakinan individu tentang kemampuan dirinya dalam

melaksanakan tugas atau melakukan suatu tindakan yang diperlukan untuk mencapai

suatu hasil tertentu.

Berdasarkan aspek efikasi diri yang pertama yaitu Strength (kekuatan) dengan

pengertian siswa mempunyai keyakinan yang kuat dan ketekunan dalam usaha yang

akan dicapai meskipun terdapat kesulitan dan rintangan. Siswa dengan efikasi diri

yang baik, kekuatan untuk usaha yang lebih besar mampu didapat. Hal ini

berkaitan dengan aspek motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil

serta adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar yang mempunyai arti siswa

dengan kekuatan usaha yang lebih besar, mempunyai hasrat dan keinginan berhasil

tinggi dan dorongan belajar tinggi maka siswa tersebut akan mudah dalam mencapai

tujuan belajar dengan hasil yang maksimal, hal ini sesuai dengan teori dari Nuzulia

(2010) mengatakan pada dasarnya efikasi diri adalah hasil dari proses kognitif berupa

keputusan, keyakinan atau pengharapan tentang sejauhmana individu memperkirakan


21
kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan

untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Aspek efikasi diri yang kedua yaitu Magnitude (tingkat kesulitan) dengan

pengertian kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas yang tingkat

kesulitannya berbeda. Siswa dengan Efikasi diri yang baik mampu menyelesaikan

tantangan dengan tingkat kesulitan yang berbeda dalam rangka menuju

keberhasilan. Hal ini sesuai dengan aspek motivasi belajar yaitu adanya harapan dan

cita-cita masa depan yang mempunyai arti siswa dengan kemampuan menyelesaikan

yang tingkat kesulitan berbeda, mempunyai harapan dan cita-cita masa depan maka

siswa tersebut akan semakin yakin terhadap kemampuan dirinya untuk meraih tujuan

dimasa akan datang, hal ini sesuai dengan teori dari Bandura (1994) menjelaskan

bahwa efikasi diri disamakan dengan keyakinan atau percaya atas kemampuan diri

seseorang untuk meraih tujuan dimasa yang akan datang.

Aspek efikasi diri yang ketiga yaitu Generality dengan pengertian tingkah

laku dimana siswa merasa yakin terhadap kemampuannya. Siswa dapat merasa

yakin terhadap kemampuan dirinya tergantung pada pemahaman kemampuan

dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu. Siswa dengan

efikasi diri yang baik akan mampu memahami kemampuannya pada aktivitas dan

situasi tertentu. Hal ini sesuai dengan aspek motivasi belajar yaitu adanya lingkungan

belajar yang kondusif yang mempunyai arti siswa dengan pemahaman kemampuan

pada suatu aktivitas dan situasi dan lingkungan belajar yang kondusif tentu siswa

tersebut akan mudah untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Hal ini sesuai

dengan teori Alwisol (2007) Individu akan bertingkah laku pada situasi tertentu

tergantung kepada lingkungan dan kondisi kognitif individu. Khususnya factor kognitif
22
yang berhubungan dengan keyakinan bahwa individu mampu atau tidak mampu

melakukan tindakan yang di harapkannya.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebuah dugaan sementara untuk mengetahui sesuatu. Adapun

hipotesis dalam penelitian ini adalah ingin mencari tahu hubungan antara variabel X

dan variabel Y. Sehingga Ha dan Ho penelitian ini adalah :

Ha = ada hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar pada siswa di

SMP 2 Muhammadiyah Kebumen.

Ho= Tidak ada hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar pada siswa

di SMP 2 Muhammadiyah Kebumen.


23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identivikasi variabel penelitian

1. Variabel terikat : Motivasi Belajar

2. Variabel Bebas : Efikasi Diri

B. Definisi operasional variabel penelitian

1. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

seseorang yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

Motivasi belajar diukur dari aspek adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil,

adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa

depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan menarik dalam belajar

dan adanya lingkungan yang kondusif dalam belajar. Sehingga dalam penelitian

ini motivasi belajar yang dimaksud merujuk kepada siswa di SMP 2

Muhammadiyah Kebumen.

2. Efikasi diri

Efikasi diri adalah sebagai keyakinan individu tentang kemampuan

dirinya dalam melaksanakan tugas atau melakukan suatu tindakan yang

diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Efikasi diri diukur dari aspek

magnitude (tingkat kesulitan), strength (kekuatan) dan generality (generalitas).

Berdasarkan kesimpulan diatas mengenai efikasi diri adalah siswa SMP 2

Muhammadiyah Kebumen.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


24
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari subjek penelitian, sedangkan sampel

adalah sebagian dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini memiliki populasi

sebanyak 160 orang dan sampel yang dibutuhkan sebanyak 101 orang berdasarkan

table krecjie dengan taraf kesalahan sebesar 10%. Penelitian akan dilakukan pada

siswa SMP Muhammadiyah Kebumen. Adapun karakteristik penelitian sebagai

berikut:

1. Berusia 14-15 tahun

2. Berjenis laki-laki dan perempuan

D. Metode Pengumpulan data Penelitian

1. Angket (kuesioner)

Angket merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dan

dituliskan untuk responden, baik secara langsung atau tidak langsung. Kuesioner

adalah teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui secara valid

data-data atau informasi yang dibutuhkan bagaimana variabel yang menyatakan

informasi yang diperlukan tersebut diukur. Pertanyaan yang ditujukan harus jelas,

nyata serta dapat dipahami. (Samsu,2017).

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yang terdiri atas

beberapa pertanyaan dengan alternative jawaban sebagai berikut :

Tabel 1.
Skoring Skala Motivasi Belajar
Skoring
No Alternatif Jawaban
Favourable Unfavourable
1 Sangat Setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Netral 3 3
4 Tidak Setuju (ST) 2 4
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
25
Tabel 2.
Skoring Skala Sikap Efikasi Diri
Skoring
No Alternatif Jawaban
Favourable Unfavourable
1 Sangat Setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Netral 3 3
4 Tidak Setuju (ST) 2 4
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Skala Likert yang terdapat diatas adalah untuk mengukur Hubungan Efikasi diri dan

Motivasi Belajar Siswa di SMP 2 Kebumen. Dalam skala likert peneliti sudah

merencanakan akan menggunakan dua skala yaitu skala motivasi belajar dan skala

efikasi diri diantaranya sebagai berikut :

1. Skala Motivasi Belajar

Peneliti menggunakan skala motivasi belajar yang disusun mengacu pada

enam aspek motivasi belajar pada landasan teori. Aspek-aspek tersebut terdiri dari

aspek adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam

belajar, adanya kegiatan menarik dalam belajar dan adanya lingkungan yang

kondusif dalam belajar. Berikut merupakan tabel distribusi aitem dan pemberian

skor skala penyesuaian diri:

Tabel 3.
Blue Print dan Bobot Relatif Skala Motivasi Belajar
No Aspek Bobot %
Adanya hasrat dan keinginan untuk
1 20%
berhasil.
Table Adanya dorongan dan kebutuhan dalam 4.
2 20%
belajar
Adanya harapan dan cita-cita masa
3 15%
depan
4 Adanya penghargaan dalam belajar 15%
5 Adanya kegiatan menarik dalam belajar 15%
Adanya lingkungan yang kondusif
6 15%
dalam belajar
Jumlah 100%
26
Blue print Sebaran Aitem Motivasi Belajar
Nomor item
No Dimensi Indicator Jumlah
Favou Unfavou
rable rable
1. Motivasi Adanya hasrat dan 2,3,5,2 1,4,26,2 9
Internal keinginan untuk berhasil 8 7,29
Adanya dorongan dalam 7,22,30 6,23,31 6
Belajar
Adnya Harapan dan cita- 8,9,41, 10,11,12 7
cita masa depan 42
2 Motivasi Adanya penghargaan 13,32, 14,15,33 9
Eksternal dalam belajar 34,36, ,35
37
Adanya kegiatan yang 17,18 16,24,25 5
menarik dalam belajar
Adanya Lingkungan 19,21, 20,38,40 6
belajar yang 39
Kondusif
Jumlah 21 21 42

2. Skala Efikasi Diri

Peneliti menggunakan skala Efikasi diri yang disusun mengacu pada tiga aspek

efikasi diri pada landasan teori. Aspek-aspek tersebut terdiri dari aspek magnitude

(tingkat kesulitan), strength (kekuatan) dan generality (generalitas). Berikut

merupakan tabel distribusi aitem dan pemberian skor skala efikasi diri:

Tabel 5
Blue Print dan Bobot Relatif Skala Efikasi Diri
No Aspek Bobot %
1 Magnitude (tingkat kesulitan) 40%
2 Strength (kekuatan) 30%
3 Generality (generalitas). 30%
Jumlah 100%

Table 6.
Blue print Sebaran Aitem Efikasi Diri

Nomor item
No Dimensi Indicator Jumlah
favour Unvoura
able ble
27
1. Magnitud Adanya kenyakinan serta 1,3,31, 2,4,32,3 8
e (tingkat usaha keras 33 4
kesulitan) Adanya perencenaan secara 5,7,35,37 6,8,36,38 8
matang

2. Generality Adanya kenyakinan 9,11,3 10,12,40 6


terhadap kemampuan diri 9
dalam mengahadapi tugas

Adanya kenyakian terhadap 13,14, 15,16,18 7


kemampuan diri dalam 17,19
menghadapi situasi sosial

3.
33333 stranght Adanya rasa percaya diri 21,22, 20,23,24 6
tinggi 30
Memiliki komitmen yang 25,27, 26,28 5
tinggi 29
Jumlah 21 19 40

2. Obervasi

Observasi merupakan pengamatan dan mencatat secara sistematis terhadap

suatu gejala yang tampak pada penelitian. Menurut Asyari observasi merupakan suatu

pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sitematis yang ditujukan pada satu atau

beberapa fase masalah didalam rangka penelitian (Samsu,2017).

Observasi dalam penelitian ini adalah untuk melakukan pengamatan siswa

SMP 2 Kebumen dalam hal semangat dalam belajar. Dengan melakukan pengamatan

siswa tersebut semangat belajar dengan demikian kita akan tahu motivasi belajar

seperti apa yang siswa tersebut bersemangat.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pencarian data mengenai variabel yang berupa

catatan, transkip, peraturan, biografi, sejarah kehidupan, agenda dll. Dokumentasi ini

digunakan untuk memperoleh data berupa catatan, dokumen yang berhubungan

dengan masalah penelitian (Samsu, 2017).


28
Sehingga dalam penelitian ini, akan dilakukan pengumpulan data berupa

data-data siswa SMP 2 Kebumen.

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Menurut Azwar (2012) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai

arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas

yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan

hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes

yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan

sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, dimana

validitas isi menurut Azwar (2012) merupakan validitas yang di estimasi melalui

pengujian terhadap isi tes dengan analisa rasional dan sejauhmana aitem-aitem tes

mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak

di ukur dan sejauhmana aitem-aitem tes mencerminkan ciri-ciri perilaku yang

hendak di ukur.

Prosedur seleksi aitem berdasarkan data hasil uji coba aitem pada

kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan subjek yang hendak di uji

skala dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter aitem. Parameter

yang paling penting dalam seleksi aitem skala psikologi adalah daya beda atau

daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana aitem mampu

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang

tidak memiliki atribut yang hendak diukur (Azwar, 2002).


29
Dari paparan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah

suatu ukuran untuk menujukan tingkat-tingkat kevalidan atau keabsahan

instrument. Jika suatu instrument valid mempunyai validitas yang tinggi,

sebaliknya jika instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang

rendah.

Adapun dalam penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi product

moment dari person yang akan di bantu oleh SPSS. Rumus korelasi product

moment sebagai berikut :

𝑟𝗑𝑦 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋 )(∑ 𝑌)
=

√{𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2} {𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)²}


Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien relasi antara variable X dan Variabel Y


∑ XY = Jumlah perkalian antara variable X dan variable Y
∑X² = Jumlah dari kuadrat X
∑Y² = Jumlah dari kuadrat Y
(∑Y)² = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan
(∑X)² = jumlah nilai X kemudian dikuadratkan.
2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya.

Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya juga. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam

beberapakali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama

diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2008). Penelitian ini menggunakan

metode pendapat asli (expert judgment) yaitu pengujian skala atau instrument oleh

para ahli dengan menelaah aitem-aitem yang digunakan dengan kesesuaian tujuan

penelitian.
30
Metode estimasi reliabilitas pada penelitian ini yaitu menggunakan

koefisien estimasi yang diperoleh dengan metode belah dua (split half method).

Didalam metode belah dua, suatu test diberikan satu kali kepada suatu kelompok,

kemudian pemberian nilai dilakukan dengan cara membelah hasil test tersebut

menjadi dua, yaitu paruhan dan bawah atau paruhan gasal dan genap. Rumus yang

dipakai dalam dalam perhitungan koefisien estimasi ini yaitu dengan rumus

Spearman Brown (Ismaryani, 2008).

Reabiltas mengarah pada kekuatan dan ketepatan dari suatu alat ukur

dalam suatu prosedur pengukuran. Pengujian reabilitas dalam instrument penelitian

ini menggunakan rumus alpha cronbach dikarenakan instrument penelitian ini

menggunakan angket/kuesioner dengan skala likert. Adapun rumus alpha

crounbach sebagai berikut:



k ab ²
r= (∑ ¿
k−1 ❑ at ²

Keterangan:
r = Reliabilitas
k = banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varian skor tiap-tiap item
∑ 𝜎𝑡2 = jumlah varian total
E. Teknik Analisis Data Penelitian

Teknik analisis data statistik yang digunakan untuk menguji

hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis korelasi product moment

dari pearson. Analisis korelasi product moment ini digunakan untuk

menguji ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan

variabel tergantung. Pada penelitian ini, perhitungan statistik

dilakukan dengan cara komputasi melalui bantuan program Statistical

Package for Social Sciancess (SPSS) 16 for Windows. Korelasi

product moment merupakan teknik pengukuran tingkat hubungan

antara dua variabel yang datanya berbasis interval (Sugiyono, 2015).

Intrepretasi koefisien relasi sebagai berikut :

Tabel 7.
Interval Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00-0,199 Sangat Rendah
0,02-0,399 Rendah
0,40-0,0599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat

Dengan menggunakan uji korelasi yang digunakan untuk

mengetahui kriteria hubungan antara dua variabel berbasis interval.

Adapun dalam penelitian ini yang menjadi pembahasan adalah untuk

menentukan hubungan antara efikasi diri dan motivasi belajar siswa di

SMP 2 Kebumen.

1
32
33

DAFTAR PUSTAKA

Elliott, S., Littlefield, J. (1995). Educational Psychology: Effective


teaching,effective learning. WCB/McGrawHill.

Kurniawati, Devi. (2016). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan


Kemandirian Siswa Kelas V SD Se-Kecamatan Srandakan. Jurnal
pendidikan guru sekolah dasar. Yogyakarta.

Nugrahani, Ratri. (2013) Hubungan Self Efficacy Dan Motiavasi Belajar


Dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Se-Kecamatan
Danurajen Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Ormroad, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan Jilid II. Jakarta: Penerbit
Erlangga

Samir Abou El-Seoud, M., Taj-Eddin, I. A. T. F., Seddiek, N., El-Khouly, M.


M., & Nosseir,
A. (2014). E-learning and Students’ Motivation: A Research Study on the
Effect of
Elearning on Higher Education. International Journal of Emerging
Technologies in
Learning, 9(4), 20–26. https://doi.org/10.3991/ijet.v9i4.3465

Harnani, Sri. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi


Covid-19. Artikel:
https://bdkjakarta.kemenag.go.id

Dimyati & Mujiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati & Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gunung Persada (GP) Press.


Chrysna, Mahatma. (2020). Peraturan Pemerintah Tentang PSBB. Dokumen;
https://kompaspedia.kompas.id/baca/data/dokumen/peraturan-
pemerintahtentang-psbb.

Sardiman, A.M. (1990). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


Raja Grafindo
Persada

Nuzulia, Siti. 2010. Dinamika Stress Kerja, Self Efficacy dan Strategi Coping. Semarang.Penerbit

UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai