Oleh :
MOCH. MISBAH
18.3.02.190295
MOCH.MISBAH
18.3.02.190295
Tanggal : …………………………….
Promotor
Ko Promotor
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
2. Manfaaat Praktis.......................................................................... 18
iii
1. Konsep Dasar .............................................................................. 25
3. Pengukuran ................................................................................. 31
3. Pengukuran .................................................................................. 36
3. Pengukuran ................................................................................. 41
iv
2.2.9 Liem, et al. (2020) ........................................................................ 51
v
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 72
vi
1. Model Konseptual ....................................................................... 87
3.1.3 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Wahidin Sudiro Husodo .......... 100
vii
6.1.1 Variabel Kelelahan Kerja .......................................................... 130
DAFTAR PUSTAKA
viii
Daftar Lampiran 1 : Pertanyaan Kuesioner
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sebaran Tenaga Medis dan Paramedis di Instansi Kesehatan Pemerintah
Tabel 1.2 Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Instansi Kesehatan Pemerintah
Tabel 4.1 Sebaran populasi tenaga medis dan paramedis di instansi Pemerintah
Tabel 4.2 Sebaran sampel tenaga medis dan paramedis di instansi Pemerintah Kota
Tabel 5.2 Hasil Uji validitas variabel Kecerdasan Emosional ............................ 103
Tabel 5.3 Hasil Uji validitas variabel Kelelahan kerja ....................................... 103
Tabel 5.4 Hasil Uji validitas variabel Perhatian penuh ....................................... 104
Tabel 5.5 Hasil Uji validitas variabel Kinerja pegawai ...................................... 105
x
Tabel 5.9 Prosentase Tingkat Pendidikan Responden ........................................ 108
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.5 Pengaruh Kelelahan kerja terhadap Kinerja Pegawai .................... 127
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
maupun swasta seperti instansi pelayanan kesehatan selalu padat dan menjadi hal
yang harus selalu sedia setiap hari bagi orang-orang. Rumah sakit, Puskesmas dan
mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh pihak instansi kesehatan penyedia
beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan adalah sumber daya manusia
(SDM). Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Sani (2011:1) bahwa, “Manusia
adalah yang menjadi perencana, pelaku, dan penentu dari operasional organisasi,
karena itu alat secanggih apapun yang dimiliki organisasi tidak akan mempunyai
kegunaan, jika peran aktif sumber daya manusia tidak disertakan”. Faktor sumber
daya manusia (SDM) pada instansi pelayanan kesehatan dapat meliputi tenaga
menurut Freuden berger, yakni keadaan kelelahan mental dan fsik yang disebabkan
1
2
oleh kehidupan profesional seseorang yang lebih merujuk pada hilangnya motivasi
atau insentif serta gagalnya pengabdian seseorang pada suatu hubungan atau tujuan
dalam mencapai hasil yang diinginkan. Jika kita merasa lelah secara mental,
kelelahan fisik, serta kelelahan emosional secara terus-menerus yang bisa mengarah
pada produktivitas menjadi rendah, itu berarti kita sedang mengalami kelelahan
kelelalahan kerja.
Tenaga medis (dokter spesialis, dokter, dokter gigi) dan paramedis (perawat
dan bidan) merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan yang selalu mengadakan
interaksi langsung dengan pasien, keluarga, tim kesehatan dan lingkungannya. Hal
tersebut dapat mempengaruhi kinerja dan tanggung jawabnya yang pada akhirnya
berpotensi menjadi tantangan dan hal ini dapat menjadi sumber stres bagi tenaga
medis. Kendati demikian dalam kondisi seperti ini masih ada tenaga perawat yang
tingkat burnout yang rendah. Hal ini terkait dengan adanya konsentrasi penuh dan
maksimal. Terutama pegawai dengan kerja malam. Namun tidak sedikit pula
pegawai dengan jam kerja normal juga mengalami burnout karena kondisi pribadi
dan jauhnya dari keluarga. Hal tersebut secara langsung dan tidak langsung
berpengaruh terhadap work life balance, kepuasan kerja dan kinerja pegawai.
Hal tersebut juga terjadi pada para dokter yang bertugas pada Rumah Sakit
3
ataupun Puskesmas yang terkadang harus melayani masyarakat dan harus siap
menuju rumah sakit kapan saja ketika ada pasien masuk. Tidak jarang pula para
dokter harus ke rumah sakit ketika sedang beristirahat di rumah ataupun saat
ini adalah sebaran SDM medis dan paramedis ASN di instansi kesehatan
Tabel 1.1
Sebaran SDM Medis dan Paramedis ASN
Instansi Kesehatan Pemerintah Mojokerto Kota Tahun 2022
Medis Paramedis
No Instansi Total
dr. Sp drg. Sp. dr. drg. Perawat Bidan
1 RSUD dr. 36 2 8 4 205 18 273
WSH
2 Dinkes 1 0 4 2 13 6 26
3 Pusk. 0 0 4 1 17 14 36
Blooto
4 Pusk. 0 0 3 2 11 8 24
Mentikan
5 Pusk. 0 0 4 3 12 9 28
Gedongan
6 Pusk. 0 0 3 2 16 12 33
Kedundung
7 Pusk. 0 0 3 2 10 5 23
Wates
8 Pusk. 0 0 3 2 8 4 17
Kranggan
Total 37 2 33 18 293 76 460
Sumber : bkpsdm.mojokertokota.go.id
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa jumlah tenaga medis dan
460 pegawai dengan tersebar di 1 (satu) Rumah Sakit Umum Daerah yaitu
RSUD. dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto, Dinas Kesehatan dan 6
4
(enam) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan yaitu Puskesmas Blooto,
Mojokerto data kinerja pegawai sepanjang tahun 2020 dan 2021 sesuai dengan tabel
berikut ini:
Tabel 1.2
Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di Instansi Kesehatan
Pemerintah Kota Mojokerto
Tahun 2018 sampai 2022
Instansi 2019 2020 Selisih 2020 2021 Selisih 2021 2022 Selisih
RSUD. dr. 88,82 87,88 0,94 87,88 86,79 1,09 86,79 88,67 1,88
WSH
Dinas 88.78 87,69 1,09 87,69 86,58 1,11 86,58 88,45 1,87
Kesehatan
Pusk. Blooto 89.72 87,99 1,73 87,99 86,67 1,32 86,67 88,62 1,95
Pusk. 88.86 87,64 1,22 87,64 86,35 1,29 86,35 88,24 1,89
Mentikan
Pusk. 88.79 87,58 1,21 87,58 86,49 1,09 86,49 89,05 2, 56
Gedongan
Pusk. 89.34 87,69 1,65 87,69 86,38 1,31 86,38 88,46 2,05
Kedundung
Pusk. Wates 89.68 87,79 1,45 87,79 86,67 1,21 86,67 88,54 1,91
Pusk. 88,74 86,87 1,13 86,87 85,94 1,07 85,94 87,86 1,92
Kranggan
Kategori Turun Turun Naik
Rata-rata 1,34 1,15 2,00
Sumber : bkpsdm.mojokertokota.go.id (diolah oleh peneliti)
di instansi kesehatan Pemerintah Kota Mojokerto, terjadi fluktuasi dalam dua tahun
terakhir terjadi terjadi penurunan nilai, hal ini dapat dilihat pada tahun 2019 dan
2020 dengan selisih nilai rata-rata penurunan kinerja pegawai sebesar 1,34 untuk
5
tahun 2020 dibanding tahun 2021 terjadi penurunan selisih nilai rata-rata kinerja
pegawai sebesar 1,15 untuk tahun 2021 dibanding tahun 2022 terjadi kenaikan
jasa pelayanan, dalam penelitian ini jasa pelayan kesehatan pada instansi
bisnisnya, oleh karena itu perlu adanya teknik yang tepat untuk meningkatkan
kinerja pegawai dari segala aspek untuk mencapai target dan tujuan dari
organnisasi.
Tabel 1.3
Ringkasan Research Gap
berfikir peneliti, karena variabel antara yang bersifat exclusif moment (terpisah)
dimana jika perhatian penuh dan kecerdasan emosional melalui varibel tersebut
akan dapat meningkatkan kinerja pegawai karena perhatian penuh dan kecerdasan
Selain dari gap tersebut diatas, dasar pemilihan variable adalah dari dasar
penting bagi tiap pegawai, agar pegawai memiliki kualitas hidup yang seimbang
hubungan satu sama lain. Tentunya salah satu cara bagaimana suatu kelompok
berfungsi sebagai daya tarik. Daya tarik menurut Heider yaitu, semua keadaan
kognitif yang berhubungan dengan perasaan suka sama tidak suka terhadap
dalam suatu kelompok (Novianti. 2016).. Hubungan antara kepercayaan dan sikap
menjaga keseimbangan antara kepercayaan yang ada pada dirinya dan evaluasi.
Artinya orang akan mencari keseimbangan jika informasi baru yang diterimanya
tidak sesuai dengan kepercayaan yang selama ini diyakininya. Dalam teori ini ada
tiga elemen yang harus ada agar proses keseimbangan bisa tercapai. Tiga elemen
tersebut, yaitu: orang yang merasakan, sikap terhadap suatu objek, dan objek lain
adanya keseimbangan supaya kinerja dapat optimal. Dalam hal ini kecerdasan
emosional dan perhatian penuh merupakan anti tesis dari kelelahan kerja (burnout)
sehingga kelelahan kerja dapat diminimalkan dengan cara kerja dengan tingkat
emosi yang rendah dan perhatian penuh yang tinggi sehingga hasilnya akan dapat
sikap pegawai untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan tugas pokok fungsi
merupakan perilaku extra peran dimana seorang pegawai harus siap bekerja diluar
merupakan kerja tim yang saling terkait satu profesi pegawai dengan profesi
Kebaruan penelitian ini juga dapat dilihat dari hasil mapping penelitian
dengan mengambil 2000 artikel penelitian tahun 2018-2022 dari data Scopus
tersebut peneliti tidak melihat network antara employee performance dengan job
burnout, perhatian penuh dan kecerdasan emosional, hal ini merupakan ruang bagi
peneliti utuk dapat mengambil posisi sebagai novelty atau kebaruan penelitian
employee performance masih sedikit dilakukan pada tahun 2021 yang ditandai
dengan tanda sedikit biru, sedangkan tanda kuning kemerahan adalah jejak histori
paling banyak dilakukan panelitian, hal ini merupakan ruang bagi peneliti untuk
bagian riset yang masih jarang dilakukan terlihat warna pada Employee
sedikit tetapi mulai bergerak kearah banyak yang meneliti topik ini, akan tetapi
semakin detail dan merah warnanya artinya semakin banyak yang meneliti tentang
topik tersebut, karena detail warnanya belum mengarah ke merah artinya masih
sedikit yang meneliti tentang topik kinerja pegawai dan peneliti memutuskan untuk
novelty penelitian ini bahwa dari riset bibiomatrik diketahui bahwa beberapa
hubungan antar variabel yang terbatas dengan menggunakan model yang berbeda
kerja dengan kinerja pegawai melalui mediasi perhatian penuh dan kecerdasan
sebelumnya.
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini khususnya untuk mengukur kinerja
bahwa aspek indikator kinerja pegawai meliputi kemampuan, sifat, usaha dan
(1998) merupakan indikator dasar dari pinerja pegawai, karena itu peneliti
Borman dan Motowidlo, (1993) menjelaskan bahwa dimensi kinerja pegawai yang
emosi/emotional inteligence.
emosional karena tenaga medis dan paramedis merupakan tenaga profesional yang
14
pegawai yang bekerja dengan konsentrasi penuh dan dapat mengontrol emosinya
dalam segala kondisi atau keadaan dengan baik dalam kondisi kerja kelelahan kerja.
Mengacu pada konsep kinerja pegawai dan kajian empiris yang diuraikan di
Mojokerto. Untuk variabel yang menjadi variabel pengamatan dalam penelitian ini
adalah kelelahan kerja, perhatian penuh, kecerdasan emosi dan kinerja pegawai.
empiris yang masih menunjukkan adanya gap research, dan untuk memecahkan
variable mediasi pada tenaga medis dan paramedis ASN di instansi kesehatan
organisasi .
15
pegawai melalui perhatian penuh pada tenaga medis dan paramedis ASN
dikaitkan dengan variabel Kelalahan kerja, Perhatian penuh, Kecerdasan emosional dan
pegawai melalui perhatian penuh pada tenaga medis dan paramedis ASN
kontribusi praktis maupun kontribusi kebijakan baik secara langsung maupun tidak
1. Manfaat Teoritis
terkait dengan kelelahan kerja, perhatian penuh, kecerdasan emosional dan kinerja
pegawai untuk menjadi acuan dalam peningkatan kinerja pegawai maupun untuk
2. Manfaat Praktis
3. Manfaat Kebijakan
sumberdaya manusia dalam hal peningkatan kinerja pegawai yang baik dan efektif
KAJIAN PUSTAKA
dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Bagian pertama akan diuraikan
kajian teoritis sebagai kerangka dasar dalam penelitian terdahulu yang akan
Istilah work-life balance pertama kali dikenal di Inggris pada akhir tahun
individu dengan kehidupan pribadi individu itu sendiri Pangemanan et al. 2017).
yang efektif terhadap pekerjaan dan aktivitas lainnya yang merupakan hal penting
wisata dan rekreasi. Megaster et al. (2021) menyatakan bahwa individu yang
memiliki tempat yang mendukung ramah keluarga tampak lebih puas dengan
pekerjaannya.
keseimbangan terhadap dua tuntuan individu yaitu pekerjaan dan kehidupan pribadi
dalam keadaan yang sama. Work-life balance dalam pandangan pegawai adalah
18
19
kemampuan untuk menjalankan dan mengelola tugas sebagai seorang pekerja dan
dapat fokus untuk menyelesaikan pekerjaan mereka di tempat kerja sehingga dapat
tercipta dan memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan guna mencapai
tujuannya.
mereka, serta tanggung jawab non-pekerjaan lainnya. Work-life balance ini, tentang
dalam segala kehidupan manusia (Arrozak, 2017:87). Work-life balance ini tentang
pribadi seorang pegawai jika kedua peran dalam organisasi maupun diluar
organisasi saling mendukung dimana tidak adanya konflik yang terjadi dalam
kehidupan kerja maupun dalam peran pegawai tersebut. Work-life balance adalah
keadaan dimana seseorang dapat mengatur dan membagi antara tanggung jawab
membantu agar tidak terjadi konflik antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan.
life balance merupakan suatu kondisi dimana seorang pekerja mampu mengatur
waktu dan energi yang seimbang antara pekerjaan, kebutuhan pribadi, rekreasi, dan
work-life balance:
1. Jam Kerja
2. Karakteristik Individu
3. Nilai-nilai Budaya
adalah:
a. Pengambilan keputusan:
d. Beban kerja:
kerja;
1. Konsep Dasar
Kelelahan kerja merupakan suatu keadaan yang dialami tenaga kerja yang
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelelahan umum yang dialami tenaga
kerja, ditandai dengan perlambatan waktu reaksi dan perasaan lelah (Suma`mur,
2009). Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat terdapat
tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisien dan penurunan kapasitas kerja
23
ketahanan tubuh.
demikian yang berkadar tinggi dapat menyebabkan seseorang tidak mampu lagi
disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang dapat disebabkan
oleh:
c. Kelelahan saraf
tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja
Faktor- faktor yang mempengaruhi kelelahan ada dua hal yaitu, faktor
a. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu, terdiri dari:
1) Umur
24
2) Jenis kelamin
3) Kondisi kesehatan
b) Penyakit jantung
4) Posisi kerja
b. Faktor eksternal
1) Beban kerja
2) Jenis pekerjaan
3) Masa kerja
Masa kerja merupakan kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di
suatu tempat. Semakin lama masa kerja seseorang maka semakin tinggi juga tingkat
kelelahan, karena semakin lama bekerja menimbulkan perasaan jenuh akibat kerja
2010).
faktor penyebab kelelahan, jemu adalah keadaan dimana terdapat 5 (lima) faktor
penyebab kelelahan:
a) Keadaan monoton
4) Lingkungan Kerja
psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam
a) Lingkungan Fisik
kondisi fisik lingkungan kerja yaitu : tingkat pencahayaan, suhu dan kelembaban.
b) Lingkungan Sosial
sikap, pandangan, pola atau gaya hidup di lingkungan sekitar serta interaksi antara
orang-orang yang bekerja dalam suatu perusahaan baik itu interaksi antara atasan
c) Lingkungan Psikologis
suatu perusahaan dimana mereka bekerja. Setiap orang dalam suatu perusahaan
1. Perasaan Lelah,
26
4. Bosan.
1. Konsep Dasar
temuan penelitian mendukung gagasan bahwa motivasi dan keterlibatan yang lebih
pendidik merasa ketiga aspek tersebut penting dan harus dipromosikan di kelas
mereka.
atau perhatian terhadap diri secara apa adanya tanpa memberikan penilaian serta
menerima segala pengalaman yang muncul saat ini. Kemampuan perhatian penuh
kesadaran secara utuh dan penuh dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga dapat
dikatakan memiliki trait Perhatian penuh. Orang dengan trait Perhatian penuh yang
tinggi, cenderung mampu bersikap sadar utuh dalam berbagai konteks. Menurut
Baer, et al. (2004) dan Lilja, et al. (2011) penanganan perhatian penuh dapat
prosedur meditasi seperti meditasi secara duduk (Bishop, et al. 2004). Prosedur
mereka terhadap dunia yang aman (Caldwell dan Shaver, 2013; Mikulincer dan
Shaver, 2005). Pandangan, skema tersebut merupakan kelekatan yang terjadi saat
pertama kali bayi melakukan interaksi dengan orang lain. Hal tersebut membuat
mereka mampu menyadari dan terbuka terhadap pengalaman tanpa rasa khawatir,
seseorang untuk menjadi mindful, secara proses sosial, kognitif, dan perkembangan
dibentuk oleh pandangan, skema kognitif terhadap dunia yang aman. Pandangan
tersebut merupakan kelekatan yang terjadi saat pertama kali bayi melakukan
interaksi dengan orang lain. Sehingga, individu dapat menyadari dan terbuka
untuk mindful. Sedangkan orang yang tidak memiliki kelekatan tidak aman, maka
akan cenderung untuk melakukan mekanisme kelekatan agar dirinya tetap aman.
ketakutan terhadap dunia. Ahli lain, yaitu Bishop (2004) menganggap Perhatian
penuh merupakan keampuan yang tidak permanen yang dapat ditingkatkan melalui
latihan.
Perhatian penuh dapat dilakukan dengan menggunakan lima teknik, yaitu, meditasi
tubuh, membuka kesadaran (open awareness), menerima pikiran dan perasaan, serta
Terdapat lima dimensi dari trait Perhatian penuh yang biasa diukur dalam
1. Observing atau mengamati serta memberi perhatian pada berbagai stimulus yang
di sekitarnya;
3. Acting with awareness, atau terlibat secara penuh dalam situasi saat ini tanpa
tindakan tertentu.
1. Fungsi peringatan.
3. Fungsi eksekutif.
Pertama mengacu pada keadaan persiapan tonik dan phasic untuk hadir
terhadap rangsangan baru. Yang kedua mengacu pada pemilihan yang rangsangan
ini menonjol dan, oleh karena itu, adaptif terhadap proses. Fungsi ketiga terkait
dengan sesuatu yang lebih kompleks: yaitu, sistem pengawasan. Sistem ini
2015).
1. Perhatian berkelanjutan,
3. Kemampuan untuk mengarahkan dan bertukar fokus perhatian dari satu ideke
yang lainnya.
1. Studi yang berusaha untuk memisahkan dan bandingkan berbagai bahan aktif
benar mengarah pada perubahan positif yang telah diamati di banyak bidang.
Studi saat ini mencari kedua tujuan, sementara itu juga mencoba untuk
perhatian, dan untuk mempelajari apakah masuk akal bekerja seperti itu kompetensi
1. Konsep Dasar
mengendalikan emosi diri sendiri dan orang lain, untuk membedakan mereka satu
sama lain dan menerapkan informasi ini untuk memandu milik sendiri berpikir dan
bertindak” (Salovey dan Mayer, 1990). Goleman dalam bukunya tahun 1995,
dari 500 organisasi dari Hay Group menunjukkan bahwa lebih dari 85 persen
pemimpin senior berutang kinerja yang luar biasa untuk kecerdasan emosional
membuat prestasi yang baik di tempat kerja dan menunjukkan kemampuan untuk
emosional adalah semacam kemampuan yang diperoleh berdasarkan pada EI, yang
mencatat bahwa “jika IQ adalah kekuatan pendorong dalam bisnis di abad ke-20,
emosi;
sebagai berikut:
32
a. Emosi
b. Perasaan-perasaan negative
Perasaan-perasaan negative seperti rasa takut, amarah, bahagia, sedih, dan cinta
adalah hasil dari dinamika emosi manusia. Selain sebagai makhluk pribadi, manusia
adalah makhluk sosial, sehingga emosi individu berpengaruh pada konteks sosial.
c. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal, terkait erat dengan peran emosi tampak pada bagaimana
d. Lingkungan Kerja.
karena makin nyaman lingkungan kerja seseorang maka tingkat emosinya dapat
Oleh Goleman, (2004), emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran‐pikiran
untuk bertindak.
takut, marah, sedih, dan senang dikenali oleh bangsa‐bangsa seluruh dunia dengan
populer akhir‐akhir ini. Kekerasan dalam rumah tangga meningkat dalam angka.
diri pun telah dilakukan oleh anak‐anak hanya karena merasa malu tidak dapat
melunasi SPP.
Emosi, yaitu:
dan efeknya serta menggunakannya untuk membuat keputusan bagi diri sendiri,
memiliki tolak ukur yang realistis, atau kemampuan diri dan mempunyai
serta mengendalikan emosi, memiliki kepekaan terhadap kata hati, untuk digunakan
3. Motivation/Motivasi
membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik
serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, mampu bertahan
dengan orang lain dan menciptakan serta mempertahankan hubungan dengan orang
1. Konsep Dasar
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa
suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Kinerja SDM merupakan istilah yang berasal dari kata kinerja pegawai atau
35
hasil kerja SDM dari waktu kewaktu sehingga diketahui sejauh mana hasil kerja
SDM dan perbaikan apa yang harus di lakukan agar di masa mendatang lebih baik.
Untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan, organisasi disusun dalam unit-unit
kerja yang lebih kecil, dengan pembagian kerja, sistem kerja dan mekanisme kerja
yang jelas.
Menurut Kasmir, (2019) kinerja merupakan hasil kerja dan perilaku kerja
seseorang dalam suatu periode, biasanya 1 tahun. Kemudian kinerja dapat diukur
diberikan.
Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau
prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas,
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
Beberapa contoh kebutuhan yang umum ditemui seperti customer service melayani
pelanggan dengan cepat, tetapi koneksi internet lambat dan spesifikasi komputer
b. Lingkungan kerja
pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik. Bila perlu untuk setiap ruangan sudah
c. Jobdesk pekerjaan
Pembagian jobdesk ini menjadi acuan bekerja setiap pegawai tentang apa saja yang
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan bisa dilihat dari berbagai hal.
Yang paling mudah adalah waktu datang ke kantor. Pegawai yang bertanggung
jawab pasti selalu datang ke kantor secara tepat waktu. Dalam hal pekerjaan, kinerja
pegawai yang bertanggung jawab adalah selalu konsisten, totalitas dalam pekerjaan,
punya inisiatif, selalu jujur, beretika yang baik dan bisa bekerja sama dalam satu
tim.
Visi dan misi merupakan dua hal yang sudah berbeda. Visi adalah cita-cita,
impian atau nilai dari suatu organisasi, perusahaan atau instansi. Visi merupakan
tujuan yang akan dicapai yang dicetuskan oleh para pendiri kemana perusahaan
37
akan dibawa. Sedangkan untuk misi adalah tahapan atau langkah-langkah yang
f. Budaya organisasi
Untuk para pegawai terutama para generasi milenial, mereka tidak hanya
g. Sistem komunikasi
dengan komunikan. Sistem komunikasi yang lancar antar team dalam dunia kerja
h. Kinerja pimpinan
kepada semua pegawainya. Pemimpin juga harus dituntut untuk dapat berpengaruh
dan memberi contoh untuk semua pegawainya. Tak jarang para pegawai yang
kinerjanya menurun disebabkan karena sosok pimpinan yang tidak sesuai dengan
harapannya.
i. Skill upgrade
harus memiliki skill yang bertambah. Perusahaan yang baik adalah yang
bonus dan insentif. Tidak dapat dipungkiri gaji merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh pada kinerja pegawai. Jika penghasilan tidak sesuai dengan harapan,
a. Kualitas
pegawai.
b. Kuantitas
c. Ketepatan Waktu
dilihat dari sudut kordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
d. Efektivitas
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap
e. Kemandirian
fungsi kerjanya.
pustaka dengan mencari mana penggunaan sumber daya organisasi landasan teori
pegawai pada penelitian ini adalah teori keseimbangan Fritz Heider. Dalam
theory) dari Heider ialah mengenai hubungan antarpribadi. Teori ini dijadikan
sebagai pijakan untuk menganalisis penelitian kinerja pegawai pada penelitian ini
40
orang meningkat, mereka akan berusaha untuk mengurangi takanan ini melalui
persuasi diri atau mencoba membujuk. Teori ini berawal dari asumsi bahwa
bagian dari struktur social, cenderung menjalin hubungan dengan orang lain
dapat berhubungan dengan baik ialah dengan menjalin komunikasi secara terbuka.
Akan tetapi, teori Heider tidak mencakup komunikasi terbuka seperti ini. Teori
sebagai daya tarik. Daya tarik menurut Heider adalah semua keadaan kognitif yang
berhubungan dengan perasaan suka atau tidak suka terhadap individu-individu dam
objek-objek lain.
didalam suatu kelompok saling menyukai. Tentunya salah satu cara bagaimana
41
terbuka. Teori ini merupakan penjelasan yang sangat menarik tentang gejalagejala
kelompok dan beberapa cara yang bermanfaat untuk melihat kelompok yang
dengan dimensi-dimensi struktural dari perasaan suka. Teori ini juga bermanfaat
personal) yang berfungsi sebagai daya tarik. Daya tarik menurut Haider adalah
semua keadaan kognitif yang berhubungan dengan perasaan suka dan tidak suka
yaitu sangat menaruh perhatian pada keadaan–keadaan intra pribadi tertentu yang
staf Universitas King Abdul-Aziz, Jeddah, Arab Saudi. Sampel yang digunakan
yaitu 500 individu dari terhadap anggota staf Universitas King Abdul-Aziz, Jeddah,
Arab Saudi. Hasil penelitian ditemukan bahwa variabel kelelahan kerja memiliki
bahwa terdapat hubungan korelasi terbalik yang signifikan secara statistik antara
kelelahan emosional dengan kinerja anggota Staf pada tingkat signifikan (0,01).
42
Nilai negatif ini menunjukkan bahwa kelelahan emosional, berdampak negatif pada
kinerja anggota Staf, tetapi dapat dianggap sebagai dampak yang lemah.
penelitian ini skala kelelahan kerja memiliki beberapa item termasuk dimensi
yang digunakan dari 500 individu dari terhadap anggota staf Universitas King
Abdul-Aziz, Jeddah, Arab Saudi. Temuan penelitian ini bahwa kelelahan kerja
pegawai.
Quetta, Pakistan. Penelitian kali ini dengan metode kuantitatif yang sifatnya
hubungan positif dengan kepemimpinan yang melayani dan prestasi kerja. Selain
itu, terbukti juga bahwa kepemimpinan yang melayani memediasi hubungan antara
kinerja pekerjaan. Selanjutnya, penelitian ini akan membantu para pemimpin untuk
menjadi pemimpin yang melayani dan belajar bagaimana menangani emosi agar
lebih efektif dalam pengaturan kerja, dan membantu organisasi, untuk melatih
pemimpin mereka saat ini ciri-ciri kecerdasan emosional dan kepemimpinan yang
Terhadap Kelelahan kerja dan Kinerja Pegawai telah dikaitkan dengan tingkat
pegawai perusahaan swasta pada tingkat signifikan (0,018). Nilai positif ini
kelelahan kerja dan kinerja pegawai. Responden yang digunakan adalah 460
sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat strategi untuk menaikkan
kinerja pegawai.
kinerja pegawai pada perawat di Italia tengah. Penelitian ini bertujuan untuk
kinerja pegawai dalam populasi kerja shift perawat di Italia tengah. Karakteristik
khusus yang terkait dengan shift kerja perawat dapat mempengaruhi kualitas tidur
dan kelelahan secara langsung dan kinerja pegawai secara tidak langsung.
faktor apa yang berkontribusi pada perkembangannya, dan apa konsekuensi yang
lebih luas bagi individu, organisasi, atau pasien mereka—jarang dibuat eksplisit.
mengkaji hubungan teori antara kelelahan dan variabel lain, untuk menentukan apa
yang diketahui dan tidak diketahui tentang penyebab dan konsekuensi dari
45
kelelahan.
oleh Maslach, kami mengidentifikasi beban kerja yang tinggi, ketidaksesuaian nilai,
kontrol yang rendah atas pekerjaan, kebebasan mengambil keputusan yang rendah,
iklim sosial/ dukungan sosial yang buruk, dan penghargaan yang rendah sebagai
prediktor kelelahan.
tinggi, tingkat kepegawaian yang rendah, shift yang panjang, dan kontrol yang
untuk staf dan pasien sangat parah. Literatur tentang kelelahan dalam keperawatan
sebagian mendukung teori Maslach, tetapi beberapa area tidak cukup teruji,
kelelahan kerja berakibat tidak signifikan dan kurang memliki implikasi praktis
terhadap kinerja pegawai, sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat
hubungan antara minfulness dan keterlibatan kerja serta efek moderasi perhatian
tim dan efek mediasi tingkat pemulihan terhadap pegawai perusahaan lembaga
publik, perusahaan swasta, di Taiwan. Sampel yang digunakan yaitu 331 pegawai
yang jelas terhadap burnout kerja dan kelelahan kerja memiliki pengaruh positif
penelitian ini skala perhatian penuh memiliki beberapa item termasuk dimensi
sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat strategi untuk menaikkan
kinerja pegawai.
digunakan yaitu 275 pegawai dari terhadap pegawai perusahaan swasta di Pakistan.
Hasil penelitian ditemukan bahwa Studi ini telah berusaha untuk mengembangkan
dengan memeriksa efek dari pengalaman pegawai dari kondisi kerja negatif ini
(yaitu, pengucilan di tempat kerja) pada kinerja pekerjaan mereka, serta peran yang
Sedangkan temuan penelitian ini bahwa Perhatian penuh berakibat signifikan dan
dari pengukuran kelelahan kerja yang berbeda saat ini tidak dapat dibandingkan
dalam analisis psikometri sehingga skor tingkat kelompok dari penilaian yang
berbeda dapat dibandingkan merupakan tujuan dari penelitian ini. Survei cross-
sectional, Praktik AS merupakan desain dari penelitian ini. Sampel dari penelian
adalah Sebanyak 1355 dokter sampel dari Master file Dokter Asosiasi Medis
Amerika.
48
skala ke Maslach Burnout Inventory (MBI) diteori respon item (IRT) kalibrasi tetap
dan analisis sentilekuiper dan membuat pemetaan penyeberangan PFI dan skor
MZSIB ke skor MBI yang sesuai. Kami mengevaluasi akurasi hasil dengan
skala ditautkan ke sub skala MBI yang sama menggunakan hasil penyeberangan.
1. Tautan IRT menghasilkan yang paling akurat hasil dan digunakan untuk
2. Kelelahan Kerja PFI (PFI-WE) dan skor MZSIB ke MBI Skor Kelelahan
Emosional (MBI-EE).
mentah PFI-WE dan MZSIB dari 7 dan 3. Titik potong skor mentah MBI-DP
skorcut-point 9.
digunakan Sebanyak 1355 dokter sampel dari master file Dokter Asosiasi Medis
kurang signifikan dan kurang memliki implikasi praktis terhadap kinerja pegawai,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat strategi untuk menaikkan
kinerja pegawai.
tentang efek berbahaya dari penggunaan teknologi ditempat kerja dan efek tidak
yang disebutkan diatas dalam literature dengan menganalisis model dengan dua
moderator.
acak dari daftar yang disediakan oleh serikat pekerja sipil dan anak perusahaan
kamar dagang diwilayah barat laut Turki. Pegawai menerima surat yang
hipotesis.
digunakan 328 pegawai dari terhadap pegawai sampel dipilih secara acak dari
daftar yang disediakan oleh serikat pekerja sipil dan anak perusahaan kamar
signifikan dan memliki implikasi praktis terhadap kinerja pegawai, sehingga dapat
pegawai.
seperti sebagai itu nomor dari berhasil proyek, hingga kinerja pekerjaan
tingkat individu yang ada dengan cara yang lebih luas dalam riset model.
signifikan dan memliki implikasi praktis terhadap kinerja pegawai, sehingga dapat
yang lebih dalam dari hubungan ini masih belum jelas. Studi ini mengeksplorasi
sifat EI dan kepuasan kerja. Perawat wanita (370) menyelesaikan Skala EI, Skala
bahwa keterlibatan kerja sebagian dimediasi hubungan antara sifat EI dan kepuasan
kerja.
Selain itu, model mediator serial satu mengungkapkan bahwa sifat EI dapat
responden yang digunakan 370 orang perawat dari 3 rumah sakit di Shaanxi.
sehingga kurang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat strategi untuk
dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai melalui komitmen organisasi pada
PT. Berkat Bima Sentana. Penelitian ini dilakukan di PT. Berkat Bima Sentana yang
berlangsung selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak Agustus 2019 sampai dengan
Januari 2020. Kata kunci Berkat Bima Sentana sebanyak 98 orang. Instrumen yang
53
komitmen organisasi dan kinerja pegawai pada PT. Berkat Bima Sentana termasuk
signifikan dan memliki implikasi praktis terhadap kinerja pegawai, sehingga dapat
pegawai.
Studi ini menguji efek kecerdasan emosional dan kerja emosional pada
kepuasan kerja dalam model mediasi yang dimoderasi, yang menempatkan strategi
akting permukaan dan dalam sebagai mediator antara kecerdasan emosional dan
kepuasan kerja dan dukungan organisasi yang dirasakan sebagai moderator untuk
efek mediasi. Berdasarkan sampel 279 pegawai hotel Cina, hasil penelitian
menunjukkan bahwa:
Studi ini memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik tentang
54
kepuasan kerja pegawai hotel dan bagaimana dukungan organisasi dapat berfungsi
pegawai, sehingga kurang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat strategi
hubungan antara Minfulness dan keterlibatan kerja serta efek moderasi perhatian
tim dan efek mediasi tingkat pemulihan terhadap pegawai perusahaan lembaga
publik, perusahaan swasta, di Taiwan. Sampel yang digunakan yaitu 83 staf dari
Sekolah Kedokteran New Jersey Universitas Rutgers dan Rumah Sakit Anak
pengaruh positif yang jelas terhadap burnout kerja dan Kelelahan kerja memiliki
kesehatan yang diketahui berdampak buruk pada kesehatan mental dan ketajaman
intervensi skala besar, tujuan kami adalah untuk menilai apakah aktivitas yang lebih
kecil dan pada shift yang bertujuan untuk meningkatkan perhatian dapat
staf PED yang beragam termasuk perawat, dokter, praktisi perawat, teknisi, dan
signifikan dan memliki implikasi praktis terhadap kelelahan kerja, sehingga dapat
Tujuan dari penelitian saat ini adalah untuk menguji efektivitas intervensi
ROM pada kesadaran, HRV, dan kelelahan pribadi pada pekerja sosial. Kami
berorientasi agama, termasuk skala standar laporan diri (MAAS dan PB) serta
ROM 4-6 minggu. Kedua, kami berhipotesis bahwa HRV yang lebih besar, yang
menunjukkan peningkatan tonus vaal jantung, dapat diamati pada peserta pada
signifikan dan kurang memliki implikasi praktis terhadap burn out, sehingga kurang
dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat strategi untuk menurunkan kelahan
kerja pada direktur baik secara langsung maupun tidak langsung serta peran apa
yang dimainkan modal psikologis. Studi ini mensurvei 450 pegawai dari berbagai
memiliki efek prediksi positif pada modal psikologis dan kinerja pekerjaan, danitu
berkorelasi negatif dengan kelelahan kerja; (2) modal psikologis memiliki pengaruh
negatifefek prediksi pada kelelahan kerja dan efek prediksi positif pada kinerja
pekerjaan; dan (3) psikologis modal memainkan sebuah menengahi peran hubungan
pegawai terlebih dahulu melalui survei kuesioner. Subjeknya adalah pegawai dari
penjualan, satu perusahaan milik negara TI, dan satu sekolah menengah pertama.
kami melakukan ANOVA satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam kinerja pekerjaan dan kelelahan kerja di antara
57
signifikan dan memliki implikasi praktis terhadap kinerja pegawai, sehingga dapat
pegawai.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji (1) efek mediasi tunggal dari
akting permukaan (SA), akting dalam (DA), dan stres kerja (JST) antara EI dan
burnout, (2) efek mediasi berurutan SA-JST dan DA-JST antara kerja
emosional dan habis terbakar, dan (3) itu moderasi efek dari mengatasi strategi
dimeringankan itu memengaruhi dari JST pada habis terbakar. Itu penulis
menggunakan survei surat dan mengumpulkan data yang valid dari 344
pegawai garis depan hotel untuk menguji model teoretis. Salah satu temuan
penting adalah bahwa hubungan antara EI dan kelelahan kerja dimediasi oleh
mediator tunggal JST, sebagai serta oleh kedua mediator berurutan SA-JST dan
signifikan dan kurang memliki implikasi praktis terhadap burn out, sehingga kurang
hubungan antara kelelahan dan kepuasan pada orang yang bekerja di unit perawatan
sedangkan sampel terdiridari 149 dokter ICU dan 320 perawat ICU yang
pada perawat daripada dokter, dan hasil ini signifikan secara statistik pada
kelelahan kerja terhadap kinerja pegawai. Perbedaannya yaitu pada penelitian ini
sejauh mana burn out sindrome dialami pegawai. Responden yang digunakan
sampel terdiridari 149 dokter ICU dan 320 perawat ICU di Yunani. Sedangkan
temuan penelitian ini bahwa kelelahan kerja berakibat kurang signifikan dan kurang
Dokter magang umumnya lebih terbebani oleh stres dari pada populasi
umum. Studi cross-sectional ini bertujuan untuk mengevaluasi situasi saat ini
kompetensi diantara dokter gigi magang Cina. Survei anonim yang dilakukan
Peking, dari Agustus 2019 hingga Juni 2020. Ini terdiri dari kuesioner
penelitian ini sejauh mana burn out sindrome dialami pegawai. Responden yang
Universitas Peking. Sedangkan temuan penelitian ini bahwa Burn out berakibat
signifikan dan memliki implikasi praktis terhadap kinerja pegawai, sehingga dapat
Penelitian Schlaegel, et al. (2022) berjudul The unique and common effects
lebih lagi, ketika beberapa EI. ukuran adalah terkait ke pekerjaan kepuasan, dimensi
EI yang sama tidak selalu terkait dengan kinerja pekerjaan. Akibatnya, kita hanya
tahu sedikit tentang persamaan dan perbedaan dalam struktur dan pentingnya dari
EI ukuran untuk spesifik hasil sebagai dengan baik sebagai hasil yang berbeda. Ini
60
menunjukkan studi yang berfokus pada EI secara keseluruhan (yaitu itu pertama
Responden yang digunakan sampel terdiridari 395 orang tenaga mekanik pesawat
udara di USA dan Jerman. Sedangkan temuan penelitian ini bahwa kecerdasan
terhadap kinerja pegawai , sehingga kurang dapat digunakan sebagai bahan untuk
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji apakah kecerdasan emosional
mana yang paling memengaruhi kinerja. Makalah ini juga bertujuan untuk
adanya dua factor kontekstual yaitu, tenaga kerja emosional dan otonomi
pekerjaan, dan apakah hubungan antara kecerdasan emosional dan kinerja lebih
kurang signifikan dan kurang memliki implikasi praktis terhadap kinerja pegawai,
sehingga kurang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat strategi untuk
61
organisasi. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji apakah kecerdasan
emosional mana yang paling memengaruhi kinerja. Makalah ini juga bertujuan
dengan adanya dua factor kontekstual yaitu, tenaga kerja emosional dan
kurang signifikan dan kurang memliki implikasi praktis terhadap kinerja pegawai,
sehingga kurang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat strategi untuk
maupun empiris sehingga terbentuk sebuah model yang menjadi masalah dalam
penelitian ini. Secara teoritis, kinerja pegawai landasan teori yang digunakan adalah
oleh peneliti.
faktor penting bagi tiap pegawai, agar pegawai memiliki kualitas hidup yang
kinerja pegawai seperti penelitian yang dilakukan olah Zaid, et al. (2019), Edward
dan Purba., (2020), Bredy et al. (2021), Yegulalp, et al. (2020), Trammel, et al.
(2021), Green, et al. (2021), Ntantana, et al. (2017) dan Jiang, et al. (2022). Adapun
kinerja seperti penelitian yang dilakukan olah Shafi ullah, et al. (2020), Gong. et al.
(2019), Yue Gong, et al. (2020), Edward dan Purba (2020), Ji Wen, et al. (2020),
Schlaegel, et al. (2022), Khalid, et al. (2018), Goswami dan Mahanta, (2021). Dan
62
63
seperti penelitian yang dilakukan olah Nasheem, et al. (2018), Jahanzeb (2019),
sehingga ditemukan research gap dan dapat diketahui state of the art dari penelitian
hasil kajian empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu dengan kajian
terdiri dari variabel bebas (kinerja pegawai), Variabel Intervening (perhatian penuh
Perhatian
penuh
(MF)
Kelelahan Kinerja
kerja Pegawai
(JB) (JP)
Kecerdasan
emosional
(EI)
melihat pengaruh dari kelelahan kerja terhadap knerja pegawai dengan dimediasi
oleh kelelahan kerja dan perhatian penuh pada pegawai tenaga medis dan paramedis
ASN Pemerintah Kota Mojokerto. kinerja pegawai adalah topik utama dalam
Apabila kelelahan kerja pada tenaga medis dan paramedic ASN di instansi
meningkat dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga
Kota Mojokerto.
dari masing masing variabel yang terbentuk dapat dirumuskan menjadi hipotesis.
Kelelahan kerja merupakan suatu keadaan yang dialami tenaga kerja yang
dapat mengakibatkan penurunan vitalitas dan produktivitas kerja. Banyak hal yang
menjadi sebab seseorang mengalami kelelahan kerja salah satunya kerja dengan
perhatian penuh dalam hal pekerjaanya seperti tenaga kesehatan, sopir, pilot,
penelitian yang dilakukan oleh Wafaa Mohammed Ahmed Bin Zaid (2019). Hasil
signifikan terhadap perhatian penuh adalah (Aulia, 2018; Nurendra dan Saraswati,
2019; Hidayat, et al. 2019; Andarini, 2021; Yuki, 2021; Subari dan Sawitri, 2022).
Apriana, Sutono dan Edris, 2021; Rani, et al. 2022). Berdasarkan kajian hasil riset
emosi (baik emosi orang lain maupun emosi diri sendiri) dengan tujuan
emosional yang baik mampu mengontrol emosi saat marah, peka terhadap perasaan
Martel dan Shantana, et al. 2021; Deng, et al. 2021; Y. Fersaoui, et al. 2022).
Penlitian lain yang tersebut menunjukkan bahwa kelelahan kerja tidak berpengaruh
2020; Khant dan Shanker, 2021; Cao et al. 2022) Berdasarkan kajian hasil riset
merupakan buah atau hasil dari kerja seseorang dalam instansi ataupun
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Zaid. et al. (2019) menunjukkan bahwa
variabel kelelahan kerja, motivasi kerja, budaya kerja dan gaji berpengaruh yang
Ntantana, et.al. 2017; Yegulalp, et al. 2020; Bredy et al. 2021; Trammel, et al.
2021; Green, et al. 2021; dan Jiang, et al. 2022. Penelitian lain yang tersebut
Kinerja adalah Pan, 2017; Wu, et al. 2019; Liu dan Zhou, 2021; Satrawan, et al.
2022. Berdasarkan kajian hasil riset gap ini, maka hipotesis penelitian dapat
Perhatian penuh (mindfulness) adalah salah satu jenis meditasi yang dapat
melatih seseorang untuk fokus terhadap keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan
kesehatan mental. Bila anda terlalu banyak menghabiskan waktu dengan melamun
atau memikirkan hal-hal negatif, kebiasaan tersebut bisa menguras pikiran dan
bahkan tenaga. Selain itu, pola pikir yang cenderung negatif juga bisa
al. 2018; Jahanzeb 2019; Liem, et al. 2020 dan Wong, et al. 2021. Penelitian lain
signifikan dengan Kinerja adalah Limphaibool, 2017; Rhaza, et al. 2018; Hyun
dan Jaejin, 2020; Soni dan Dwiveni, 2021. Berdasarkan kajian hasil riset gap ini,
hasil kerja yang berkualitas. Sederhananya, baik atau tidaknya pekerjaan yang Anda
Kemampuan akademik bawaan, nilai tes, dan kelulusan pendidikan tinggi tidak bisa
memprediksi seberapa baik kinerja atau kesuksesan yang akan dicapai seseorang.
perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri
dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
pegawai adalah Khalid, et al. 2018; Gong. et al. 2019; Shafi ullah, et al. 2020; Yue
Gong, et al. 2020; Edward dan Purba, 2020; J Wen, et al. 2020; Schlaegel, et al.
2022; Goswami dan Mahanta, 2021. Penelitian lain yang tersebut menunjukkan
pegawai adalah Wen dan Hou, 2019; Prentice, et al. 2019; Rubio, at.al., 2020; dan
Jena, 2022. Berdasarkan kajian hasil riset gap ini, maka hipotesis penelitian dapat
pegawai
kecerdasan emosional.
emosional adalah Kartono dan Yudomartono, 2018; Li. et al. 2019; Gomez dan
Brezo, 2020; Agustina, 2021; Suwignyo, 2022. Penelitian lain yang tersebut
dengan kinerja pegawai melalui kecerdasan emosional adalah Wen dan Hou, 2019;
Wu dan Zheng, 2019; Mahoney, et al. 2020; dan Zhang, et al. 2022. Berdasarkan
kajian hasil riset gap ini, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut:
penuh
70
adalah; Hashemi, et al. 2019; Cheng, et al. 2020; Huang et al. 2021; Jang, et al.
2021; dan Jiang, et al. 2022. Penelitian lain yang tersebut menunjukkan bahwa
melalui perhatian penuh adalah Tulucu dan Madaloghu, 2021; Yufang dan
Xindong, 2021; Cheng, et al. 2021. Berdasarkan kajian hasil riset gap ini, maka
METODE PENELITIAN
pengukuran, perhitungan, rumus, dan kepastian data numerik yang diolah dengan
kaidah statistik.
data atau informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik
71
72
4.2.1 Populasi
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
kesimpulan.. Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga Medis dan Paramedis
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Sebaran populasi tenaga medis dan paramedis
Instansi Kesehatan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun 2022
4.2.2 Sampel
73
Sampel adalah beberapa elemen dari populasi yang dipilih untuk mewakili
populasi (Zikmund et al. 2013). Sampel adalah sebagian dari populasi yang
memiliki karakteristik yang relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 213 responden
kesehatan dan profesi. Untuk instansi pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit
Dokter Wahidin Sudiro Husodo, Dinas Kesehatan dan Puskesmas, sedangkan untuk
yang diteliti sebanyak 213 orang. Sampel yang diambil dari setiap instansi dihitung
Contoh :
Tabel 4.2
Sebaran Sampel Tenaga Medis dan Paramedis
Instansi Kesehatan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun 2022
Randbetween.
1. Buka excel untuk membuka file populasi yang akan dijadikan sampel dalam
penelitian.
2. Membuat lembar excel baru untuk membuat tabel dengan jumlah kolom sesuai
dengan jumlah sampel yang dibutuhkan per instansi dan per profesi.
3. Selanjutnya untuk mengacak sampel sesuai dengan jumlah sampel per instansi
7. Lakukan klik paste untuk kotak-kotak yang lain yang belum terisi nomor sampel.
diperoleh hasil sampel penelitian per instansi dan per profesi sebagaimana
terlampir.
76
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis yaitu variabel
bebas, variabel intervening dan variabel terikat. Berikut penjelasan mengenai jenis
timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam
dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan
bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelelahan
kerja/job burnout.
dalam definisi konsep, secara operasional, secara praktik, dan secara nyata dalam
variabel pada penelitian ini akan dijabarkan secara detail. Berikut definisi
Yang dimaksud dengan kelelahan kerja dalam penelitian ini adalah suatu
keadaan lelah dari tenaga medis dan paramedis ASN, baik tenaga atau pikiran,
ditandai dengan perlambatan waktu reaksi dan perasaan lelah yang dapat
Pemerintah Kota Mojokerto, dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Eko
(2003:42) meliputi: perasaan lelah, efisiensi kinerja rendah, ketrampilan rendah dan
perasan bosan.
kemampuan pegawai tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi Pemerintah Kota
Mojokerto untuk memberi atensi atau perhatian secara penuh terhadap pekerjaan.
Untuk mengukur perhatian dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Baer., et
al. (2004) dan Lilja, et al. (2011), yang menyatakan ada lima dimensi dari trait
perhatian penuh yang biasa diukur dalam skala FFMQ (Five Facet Mindfulness
suatu kemampuan dari pegawai pada tenaga medis dan tenaga paramedis ASN di
(2001: 42-43) yang mengemukakan lima kecakapan dasar dalam kecerdasan Emosi,
yaitu: kesadaran diri, menajemen diri, kepekaan, motivasi, empati dan manajemen
hubungan.
Yang dimaksud dengan kinerja pegawai dalam penelitian ini adalah hasil
kerja tenaga medis dan tenaga paramedis ASN dari waktu ke waktu. Untuk
mengukur kinerja pegawai pada tenaga medis dan tenaga paramedis di instansi
kesehatan Pemerintah Kota Mojokerto dalam penelitian ini mengacu pada pendapat
kemandirian.
digunakan sebagai dasar apakah responden masuk dalam kriteria atau tidak.
skala likert 1-5, jawaban dengan poin 1 menunjukkan skala yang sangat setuju
dan poin 5 menunjukkan skala yang sangat tidak setuju seperti pada tabel
berikut:
Tabel 4.3
Poin Jawaban Responden
Jawaban Poin
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Data diolah peneliti (2022)
Dalam penelitian ini desain instrumen penelitian dijabarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Desain Instrumen Penelitian
Kecerdasan
3. Motivasi. Bertindak efektif dan inisiatif EI4
Emosional
serta kuat bertahan terhadap
kegagalan
Empati Mampu merasa yang dirasa EI5
orang lain dan ampu memahami
perasaan orng lain
Manajemen Kemampuan menangani emosi EI6
hubungan seta kemampuan bekerjasama
dalam Tim
Kualitas Mampu bekerja dengan target. KP1
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya
digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
hitung), yaitu korelasi antara skor item pernyataan dengan skor total. Bila koefisien
korelasi (r hitung) ≥ 0,3 maka dapat disimpulkan item pernyataan valid. Sedangkan
bila koefisien korelasi (r hitung) ≤ 0,3 maka dapat disimpulkan item pernyataan
tidak valid (Sugiyono, 2017:183). Adapun jumlah sampel yang digunakan untuk
konstruk/factor laten yang umum. Nilai batas yang digunakan untuk menilai atau
menguji apakah variable dapat dipercaya, handal dan akurat dipergunakan formula
wilayah Kota Mojokerto meliputi : Rumah Sakit dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota
2. Peneliti berasal dari wilayah atau daerah Kota Mojokerto sehingga cukup
penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kurun waktu 2 (dua) bulan sejak 1 April
83
Data yang akan diambil pada penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) jenis
dengan cara menyeleksi responden sesuai dengan kriteria inklusi yang sudah
kepada responden melalui email. Sebelum itu telah melakukan seleksi awal pada
kriteria pada pertanyaan profil maka tidak perlu melanjutkan untuk mengisi
Sebelum itu telah melakukan seleksi awal pada pertanyaan profil responden di
dalam kuesioner. Responden yang tidak memenuhi kriteria pada pertanyaan profil
Melalui link google form yang telah di sampaikan oleh peneliti kepada
responden kuesioner diisi, maka secara otomatis setelah selesai mengisi kuesioner
dan mensubmit maka data yang diisikan langsung terekap dalam data rekap
responden penelitian.
Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini ada 2 (dua) yaitu
dan tanggapan responden mengenai indikator dari setiap variabel penelitian dalam
untuk mengetahui distribusi frekwensi jawaban dari hasil kusioner dengan cara
dalam tabel dan dilakukan pembahasan secara deskriptif. Ukuran deskriptif adalah
pemberian angka baik dalam jumlah responden beserta nilai rata-rata jawaban
kategori adalah 0.80, sehingga diperoleh interval kelas untuk penilaian tanggapan
Tabel 4.5
Penilaian Tanggapan Responden
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Atas Kuesioner
data untuk menarik kesimpulan. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian yang telah ditetapkan dengan menggunakan data sampel yang diperoleh.
Teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modelling) dari
mengukur apa demensi-dimensi dari sebuah konsep). Pada saat seorang peneliti
konsep atau kontruk (seperti yang biasanya dilakukan dalam analisa faktor) dan
pada saat yang sama peneliti ingin mengukur pengaruh atau tingkat hubungan antar
alternatif jawaban yang layak dipertimbangkan. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa pada dasarnya SEM adalah kombinasi antara analisis faktor dan analisis
4. Jumlah sampel dalam penelitian ini besar yaitu 246 sampel sesuai dengan
pendapat dari Fraenkel dan Wallen, (1993:92) sampel minimal dalam penelitian
5. Hubungan antar variable didukung oleh teori yang kuat. Dalam penelitian ini
87
Penggambaran diagram jalur model Konseptual (Full Model) dalam penelitian ini
Gambar 4.1
Full Model Penelitian
a. Inner model,
Inner Model yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model),
disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan antar variabel laten
KP = γ1 EI + γ2 MF + γ3 JB + ζ1
EI = γ4 JB + ζ2
MF = γ5JB + ζ3
b. Outer Model
JB1 = λ1 JB+ δ1
JB2 = λ2 JB+ δ2
JB3 = λ3 JB+ δ3
JB4 = λ4 JB+ δ4
1. MF1 = λ5 MF + ε5
MF2 = λ6 MF + ε6
MF3= λ7 MF + ε7
MF4 = λ8 MF + ε8
MF5= λ9 MF + ε9
89
model penelitian dengan memberikan anak panah dua arah antara masing-masing
konstruk. Langkah ini adalah untuk melihat apakah matriks kovarian sampel yang
diteliti mempunyai perbedaan yang signifikan atau tidak dengan matriks populasi
a. Construct Realibility
sebuah variabel bentukan yang menunjukkan derajad dalam variabel yang dibentuk.
2
(∑ 𝑆𝑡𝑑. 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)
𝐶𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑐𝑡 𝑅𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 2
(∑ 𝑆𝑡𝑑. 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔) + ∑ 𝜀𝑗
Dimana nilai standar loading berasal dari nilai standardized loading untuk tiap-tiap
indikator. Sedangkan eror (e) berasal dari measurement eror dari masing-masing
indikator: (1- Loading). Nilai batas (cut off) uji construct reliability diterima apabila
b. Convergent Validity
validity dapat diukur dengan menggunakan criteria loading factor indicator > 0.50
∑ 𝑆𝑡𝑑. 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔2
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐸𝑥𝑡𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑑 =
∑ 𝑆𝑡𝑑. 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔2 + ∑ 𝜀𝑗
Nilai batas (cut off) uji variance extracted yang direkomendasikan > 0.50. Nilai
variance Extracted (VE) > 0.50 menunjukkan bahwa jumlah varians dari indikator-
indikator yang diekstraksi oleh konstruk laten lebih banyak dibandingkan dengan
varians erornya
c. Discriminant Validity
seberapa jauh suatu konstruk benar-benar berbeda dari konstruk lainnya. Nilai
discriminant validity yang tinggi memberikan bukti bahwa suatu konstruk adalah
91
unik dan mampu menangkap fenomena yang diukur. Cara mengujinya adalah
membandingkan nilai akar kuadrat dari AVE dengan nilai korelasi antar konstruk.
Apabila nilai akar AVE > korelasi antar konstruk dapat disimpulkan manifest
variabel konstruk yang berbeda tidak berkorelasi tinggi dengan yang lain.
a. Normalitas.
Normalitas univariate dilihat dengan nilai critical ratio (CR) pada skewness dan
kurtosis dengan nilai batas di bawah + 2,58. Normalitas multivariate dilihat pada
assessment of normality baris bawah kanan, dan mempunyai nilai batas + 2,58.
b. Outliers.
kritis. Nilai kritis sebenarnya adalah nilai chi-square pada degree of freedom
sebesar jumlah sampel pada taraf signifikansi sebesar 0,001. Nilainya dapat dicari
Program SPSS dan asumsi terpenuhi jika tidak terdapat observasi yang mempunyai
singularitas.
a. Likelihood ratio chi-square statistic (χ2). Pada program AMOS, nilai Chi Square
dimunculkan dengan perintah \cmin. Nilai yang diharapkan adalah kecil, atau
lebih kecil dari pada chi Square pada tabel. Chi-square tabel dapat dilihat pada
tabel, dan jika tidak tersedia di tabel (karena tabel biasanya hanya memuat
degree of freedom sampai dengan 100 atau 200), maka dapat dihitung dengan
Microsoft Excel dengan menu CHINV. Pada menu CHINV, baris probabilitas
diisi 0,05 dan deg_freedom diisi jumlah observasi. Maka Microsoft Excel akan
d. Goodness of Fit Index (GFI). Dimunculkan dengan perintah \gfi dan nilai yang
e. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI). Dimunculkan dengan perintah \agfi dan
g. Tucker Lewis Index (TLI). Dimunculkan dengan perintah \tli dan nilai yang
h. Comparative Fit Index (CFI). Dimunculkan dengan perintah cfi dan nilai yang
Resume evaluasi kelayakan model tersaji pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.7
Goodness of Fit Index
Goodness of Fit Index Cut of Value
χ – Chi Square
2
Diharapkan kecil
Significance Probability ≥ 0,05
RMSEA ≤ 0,08
GFI ≥ 0,09
AGFI ≥ 0,90
CMIN/DF ≤ 2,00
TLI ≥ 0,95
CFI ≥ 0,95
Sumber: Ferdinand (2014:290)
6) Uji Hipotesis
a. Uji hipotesis 1 s.d. 3 digunakan nilai C.R (Critical Ratio) dan Pvalue.
Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai C.R. (critical ratio) yang
terdapat pada tabel output AMOS. Untuk mengukur uji hipotesis maka perlu
melihat hasil perhitungan Critical rasio dan pValue, jika C.R. (critical ratio) ≥ dari
1,65 dan Pvalue ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian diterima yang berarti signifikan,
sebaliknya jika nilai C.R. (critical ratio) < 1,65 dan Pvalue > 0,05 maka hipotesis
dan pengaruh total serta Sobel Test. Sobel test merupakan uji untuk mengetahui
94
apakah hubungan yang melalui sebuah variabel mediasi secara signifikan mampu
sebagai mediator dalam hubungan tersebut. Dimana Sobel test mengunakan uji z
𝑎𝑏
𝑧=
√(𝑏2 𝑆𝐸𝑎2 ) + (𝑎2 𝑆𝐸𝑏2 )
Dimana:
variabel mediasi
variabel dependen
Jika nilai z yang diperoleh > 1,96 dengan tingkat signifikan 5% maka membuktikan
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Gubernur Jendral Hindia Belanda Nomor 324 Tahun 1918 tanggal 20 Juni 1918.
Pada masa Pemerintahan Penduduk Jepang berstatus Sidan diperintah oleh seorang
Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status
geografis, wilayah ini merupakan wilayah Kota terkecil di Indonesia, karena hanya
Indonesia, misalnya Kota Malang, Kota Batu, Kota Kediri yang ada 4 Kecamatan
yaitu Prajurit Kulon dan Magersari. Baru di tahun 2017, Kecamatan baru dibentuk
Karena kecilnya wilayah Kota Mojokerto, wilayah ini memiliki populasi sebesar
terbesar adalah di wilayah Magersari yaitu 61.317 jiwa, kedua di Prajurit Kulon
42.384 jiwa dan Kranggan memiliki populasi terkecil yaitu sebesar 39.676 jiwa.
perekonomian dan perdagangan. Salah satu pasar yang menjadi sendi ekonomi,
terdapat di Kota Mojokerto, yaitu Pasar Tanjung. Pasar ini masuk dalam kategori
pasar besar dan menjadi tujuan bagi mereka yang ingin berbelanja dengan
lain.
seperti Superindo, Carrefure bahkan terdapat mall juga di Kota Mojokerto yaitu
Sunrise Mall. Keberadaan pasar modern di Kota Mojokerto ini menjadi daya tarik
tersendiri. Karena memang belum ada mall atau pasar modern di Kota Mojokerto
Secara produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Mojokerto, pada tahun
mengalami penurunan antara tahun 2018 – 2019. Tercatat, pada tahun 2018, Kota
di tahun 2019 menjadi 5,75%. (BPS Kota Mojokerto) Ini terjadi apabila salah satu
item dari perhitungan PDRB mengalami penurunan atau deficit, sehingga hal ini
pemerintahan baik pusat maupun daerah. Kota Mojokerto sebagai salah satu kota
kecil di Indonesia juga harus memenuhi pelayanan kesehatan yang baik untuk
tahun 2019.
layanan yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat. Meskipun kecil tetapi
layanan puskesmas memang terbilang lengkap dan juga bisa dijangkau hingga
Tabel 5.1
Sebaran Puskesmas di Kota Mojokerto
terdapat lebih dari satu Puskesmas. Berbeda dengan Kecamatan lain, Kranggan
masih memiliki satu Puskesmas karena memang wilayah ini adalah wilayah baru
Sejarah Rumah Sakit dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto asal
mulanya berbentuk unit pelayanan kesehatan pada tahun 1948, kemudian pada
tahun 1955 berubah bentuk menjadi Rumah sakit, selanjutnya pada tahun 1970
bernama Rumah Sakit Swatantra Tingkat Pertama, , selanjutnya pada tahun 1983
berganti nama menjadi Rumah Sakit Type C RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo,
selanjutnya pada tahun 2002 berubah nama menjadi Badan Pelayanan Kesehatan
(Bapelkes) dr. Wahidin Sudiro Husodo, selanjutnya pada tahun 2011 berubah nama
menjadi Rumah Sakit Type C dengan penerapan PPK-BLUD dr. Wahidin Sudiro
Husodo, selanjutnya pada tahun 2012 dr. Wahidin Sudiro Husodo melaksanakan
pindah lokasi dari Jl. Gajah Mada menuju ke Jl. Raya Surodinawan no. 170,
selanjutnya pada tahun 2014 berubah nama menjadi Rumah Sakit Type B dr.
Wahidin Sudiro Husodo selanjutnya pada tahun 2015 RSUD dr. Wahidin Sudiro
RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan
Visi RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto adalah menjadi
beretika.
101
dan akuntabel.
Motto RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo adalah kepuasan pasien tujuan kami.
RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto beralamat di Jl. Raya
Surodinawan No.170, Mojokerto Telp. (0321) 322194, fax. (0321) 399778 dengan
luas tanah : 6,8 Ha, Status Kepemilikan : Pemerintah Kota Mojokerto dengan
perincian sebagai berikut: VVIP : 4 TT, VIP : 17 TT, Kelas I : 34 TT, Kelas II : 32
TT, Kelas III : 71 TT, Isolasi Non Infeksius : 11 TT, Isolasi Infeksius : 35 TT, Non
Kelas : 28 TT.
Jenis pelayan yang disediakan di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota
Mojokerto ada 21 jenis dengan perincian sebagai berikut: Instalasi Gawat Darurat,
Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi
Rekam Medis, Ruang Lab. Skill. Instalasi Gizi, Instalasi Loundry, Instalasi
kelelahan kerja/ Job burnout (JB), konsentrasi penuh/Mindfulness (MF) dan kinerja
pegawai/Job Performance (JP) dengan hasil tersaji pada tabel 5.2 berikut ini:
Tabel 5. 2
Uji Validitas Instrumen
Berdasarkan hasil uji validitas terhadap instrumen penelitian uji coba pada
30 responden dari setiap indikator variabel penelitian yang terdiri dari kelelahan
kerja, kecerdasan emosional, perhatian penuh dan kinerja pegawai dinyatakan valid
semua karena setiap indikator memiliki nilai Pearson correlation > nilai cut off
sebesar 0,30. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian telah
103
kelelahan kerja, kecerdasan emosional, perhatian penuh, dan kinerja pegawai dalam
penelitian ini dianalisis sehingga tersaji pada tabel 5.3 berikut ini:
Tabel 5.3
Hasil Uji Reliabilitas
emosional, perhatian penuh dan kinerja pegawai memiliki nilai Cronbach > 0,60.
Tabel 5.4
Persentase Jenis Kelamin Responden
Pada tabel 5.4 memperlihatkan persentase jenis kelamin dari 213 responden,
sebagian besar yaitu berjumlah 156 responden atau 73,2% adalah perempuan dan
sisanya yaitu 57 responden atau 26,8% adalah laki laki. Berdasarkan tabel tersebut
tenaga medis dan paramedis asn pemerintah kota mojokerto masih didominasi oleh
kaum perempuan.
Tabel 5.5
Persentase Tingkat Pendidikan Responden
sebagian besar yaitu berjumlah 119 responden atau 55,87% adalah Sarjana (S1), 60
responden atau 28,17% adalah Diploma tiga (D3) dan sisanya yaitu 34 responden
atau 15,96% adalah Pascasarjana (S2) . Berdasarkan tabel tersebut tenaga medis
105
dan paramedis ASN Pemerintah Kota Mojokerto masih didominasi oleh Sarjana.
Tabel 5.6
Persentase Instansi Kerja Responden
No Instansi Jumlah %
1 Dinas kesehatan 13 6,10
2 Puskesmas 82 38,50
3 RSUD dr. WSH 118 55,40
Total 213 100,00
Sumber: Lampiran 5, halaman. 211
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa institusi kerja dari 213 responden sebagian
besar yaitu berjumlah 118 responden atau 55,40% adalah RSUD dr. WSH, 82
responden atau 38,50% adalah Puskesmas dan sisanya yaitu 13 responden atau
6,10% adalah Dinas Kesehatan . Berdasarkan tabel tersebut tenaga medis dan
paramedis ASN Pemerintah Kota Mojokerto dalam penelitian ini terbanyak adalah
4) Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil rekap kuesioner komposisi responden berdasarkan usia
Tabel 5.7
Persentase Usia Responden
No Usia Jumlah %
1 20-30 tahun 23 10,80
2 30-40 tahun 112 52,58
3 40-50 tahun 65 30,52
4 >50 tahun 13 6,10
Total 213 100,00
Sumber: Lampiran 5, halaman 211
106
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa berdasarkan usia dari 213 responden dengan
komposisi sebagai berikut: 112 responden atau 52,87% adalah usia 30-40 tahun, 65
responden atau 30,52% adalah usia 40-50 tahun, 23 responden atau 10,80% adalah
usia 20-30 tahun dan sisanya yaitu 13 responden atau 6,10% adalah usia lebih dari
50 tahun. Berdasarkan tabel tersebut tenaga medis dan paramedis ASN Pemerintah
Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel kelelahan kerja, kecerdasan
Hasil pengolahan data dengan SEM AMOS untuk variable keleahan kerja
Tabel 5.8
Diskripsi Variabel Kelelahan Kerja
1 2 3 4 5
Rata rata
Indikator ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
JB1 2 0.9 32 15.0 143 67.1 35 16.4 1 0.5 3.00
JB2 11 5.2 75 35.2 99 46.5 28 13.2 0 0.0 2.68
JB3 4 1.9 77 36.2 87 40.9 45 21.1 0 0.0 2.81
JB4 12 5.6 58 27.2 108 50.7 34 16.0 1 0.5 2.78
Jml 2.81
Sumber: Lampiran 6 halaman 213
responden pada variabel kelelahan kerja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
oleh peneliti memiliki rata-rata 2,82 masuk pada kategori cukup, Hal ini berarti
107
bahwa pemahaman responden terkait kelelahan kerja tenaga medis dan paramedis
Hasil pengolahan data dengan SEM AMOS untuk variable perhatian penuh
Tabel 5.9
Diskripsi Variabel Perhatian Penuh
1 2 3 4 5 Rata
Indicator ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % rata
MF1 0 0.0 22 10.3 100 46.9 85 39.9 6 2.8 3.35
MF2 0 0.0 21 9.8 123 57.7 62 29.1 7 3.3 3.26
MF3 0 0.0 12 5.6 136 63.8 59 27.7 6 2.8 3.28
MF4 0 0.0 26 12.2 118 55.4 57 26.8 12 5.6 3.26
MF5 0 0.0 25 11.7 128 60.1 54 25.4 6 2.8 3.19
Jumlah 3.27
Sumber: Lampiran 6 halaman. 213
perhatian penuh berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti memiliki
rata-rata 3,27 masuk pada kategori baik, Hal ini berarti bahwa pemahaman
responden terkait perhatian penuh tenaga medis dan paramedic ASN Perintah Kota
3) Kecerdasan Emotional
emosional dalam penelitian ini menghasilkan data yang tersaji sebagai berikut:
108
Table 5.10
Diskripsi Variabel Kecerdasan Emosional
1 2 3 4 5
Rata rata
Indikator ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
EI1 0 0.0 30 14.1 125 58.7 50 23.5 8 3.8 3.17
EI2 0 0.0 31 14.5 133 62.4 43 20.2 6 2.8 3.11
EI3 0 0.0 16 7.5 141 66.2 50 23.5 6 2.8 3.22
EI4 0 0.0 36 16.9 114 53.5 50 23.5 13 6.1 3.19
EI5 0 0.0 20 9.4 135 63.4 57 26.8 1 0.5 3.18
EI6 0 0.0 26 12.2 120 56.3 59 27.7 8 3.8 3.23
Jumlah 3.18
Sumber: Lampiran 6 halaman. 213
ditentukan oleh peneliti memiliki rata-rata 3,18 masuk pada kategori baik, Hal ini
Hasil pengolahan data dengan SEM AMOS untuk variable Kinerja Pegawai
Tabel 5.11
Diskripsi Variabel Kinerja Pegawai
Rata
1 2 3 4 5 rata
Indicator ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
JP1 0 0.0 15 7.0 135 63.4 54 25.3 9 4.2 3.27
JP2 0 0.0 29 13.6 116 54.5 61 28.6 7 3.3 3.22
JP3 0 0.0 32 15.0 95 44.6 77 36.1 9 4.2 3.30
JP4 0 0.0 29 13.6 127 59.6 50 23.5 7 3.3 3.16
JP5 0 0.0 36 16.9 120 56.3 54 25.4 3 1.4 3.11
Jumlah 3.21
Sumber: Lampiran 6 halaman 213
Kinerja pegawai berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti memiliki
rata-rata 3,21 masuk pada kategori baik, Hal ini berarti bahwa pemahaman
109
responden terkait kinerja pegawai tenaga medis dan paramedis dapat dikategorikan
Diagram jalur untuk penelitian ini dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut ini:
Gambar 5.2
Model SEM penelitian
Sumber: Lampiran 7 halaman 214 -216
110
dari 1 koefisien jalur yaitu: Job Bornout (JB) ke Kecerdasan Emosional (EI) yang
dan bersifat negatif. Hal ini berarti jika semakin tinggi tingkat kelelahan maka akan
Persamaan struktural yang terbentuk pada model struktural kedua terdiri dari
1 koefisien jalur yaitu: kelelahan kerja (JB) ke perhatian penuh (MF) yang
langsung kelelahan kerja terhadap tingkat perhatian penuh sebesar -0,340 dan
bersifat negatif. Hal ini berarti jika semakin tinggi tingkat kelelahan maka akan
111
semakin rendah tingkat perhatian penuh dari tenaga medis dan paramedis ASN
Persamaan struktural yang terbentuk pada model struktural tiga terdiri dari 3
kooefisien jalur yaitu: variabel variabel job burnout (JB), emotional intellegence
(EI) dan variabel midfulness (MF) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan:
0,137 dan bersifat positif. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kecerdasan
emosional yang dimiliki oleh tenaga medis dan paramedis ASN Pemerintah Kota
Mojokerto maka akan semakin baik tingkat kinerja yang dimilikinya, begitu pula
sebaliknya.
bersifat negatif. Hal ini berarti semakin rendah tingkat kelelahan oleh tenaga medis
dan paramedis ASN Pemerintah Kota Mojokerto maka akan semakin baik tingkat
sebesar 0,990 dan bersifat positif. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat konsentrasi
112
penuh yang dimiliki oleh tenaga medis dan paramedis ASN di instansi kesehatan
Pemerintah Kota Mojokerto maka akan semakin baik tingkat kinerja yang
a) Construct Realibility
Tabel. 5.12
Penghitungan Construct Reliability
Standar Measurement
Indikator Konstruk Estimate
Loading error
EI1 <--- EI 0.783 0.613 0.387
EI2 <--- EI 0.775 0.601 0.399
EI3 <--- EI 0.782 0.612 0.388
EI4 <--- EI 0.819 0.671 0.329
EI5 <--- EI 0.728 0.530 0.470
EI6 <--- EI 0.751 0.564 0.436
JB1 <--- JB 0.629 0.396 0.604
JB2 <--- JB 0.687 0.472 0.528
JB3 <--- JB 0.676 0.457 0.543
JB4 <--- JB 0.680 0.462 0.538
MF1 <--- MF 0.620 0.384 0.616
MF2 <--- MF 0.622 0.387 0.613
MF3 <--- MF 0.644 0.415 0.585
MF4 <--- MF 0.833 0.694 0.306
MF5 <--- MF 0.892 0.796 0.204
JP1 <--- JP 0.801 0.642 0.358
JP2 <--- JP 0.816 0.666 0.334
JP3 <--- JP 0.658 0.433 0.567
JP4 <--- JP 0.806 0.650 0.350
JP5 <--- JP 0.678 0.460 0.540
Sumber: Lampiran 9 halaman 224
Tabel 5. 13
Perhitungan Construct Reliability setiap variabel
Variabel
EI JB MF JP
Construct Reliability 0,899 0,763 0,849 0,868
Sumber: Lampiran 9 halaman 224
masing konstruk memiliki nilai construct reliability > 0,7 sehingga dapat
b) Convergent Validity
Berdasarkan Output Amos 24.0 maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.14
Penghitungan Convergent Validity
Standar Measurement
Indikator Konstruk Estimate
Loading error
EI1 <--- EI 0.783 0.613 0.387
EI2 <--- EI 0.775 0.601 0.399
EI3 <--- EI 0.782 0.612 0.388
EI4 <--- EI 0.819 0.671 0.329
EI5 <--- EI 0.728 0.530 0.470
EI6 <--- EI 0.751 0.564 0.436
JB1 <--- JB 0.629 0.396 0.604
JB2 <--- JB 0.687 0.472 0.528
JB3 <--- JB 0.676 0.457 0.543
JB4 <--- JB 0.680 0.462 0.538
MF1 <--- MF 0.620 0.384 0.616
MF2 <--- MF 0.622 0.387 0.613
MF3 <--- MF 0.644 0.415 0.585
MF4 <--- MF 0.833 0.694 0.306
MF5 <--- MF 0.892 0.796 0.204
JP1 <--- JP 0.801 0.642 0.358
JP2 <--- JP 0.816 0.666 0.334
JP3 <--- JP 0.658 0.433 0.567
JP4 <--- JP 0.806 0.650 0.350
JP5 <--- JP 0.678 0.460 0.540
Sumber: Lampiran 9 halaman. 225
114
Tabel 5. 15
Perhitungan Convergent validity setiap variabel
Variabel
EI JB MF JP
Convergent
0,60 0,53 0,54 0,57
Validity
Sumber: lampiran 9 halaman 225
Berdasarkan hasil perhitungan Convergent validity pada tabel 5.15 masing masing
konstruk memiliki nilai AVE > 0,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukur-
c) Discriminant Validity
Tabel 5. 16
Penghitungan Discriminant Validity
Konstruk EI JB MF JP
EI 0.774
JB -0.992 0.727
MF 0.537 -0.535 0.732
JP 0.557 -0.555 0.689 0.755
Sumber: Lampiran 4 halaman. 209
Berdasarkan hasil perhitungan table 5.16, masing masing kontruk memiliki nilai
akar AVE > korelasi antar konstruk sehingga dapat disimpulkan bahwa manifest
variabel konstruk yang berbeda tidak berkorelasi dengan tinggi dengan yang lain.
laten, selanjutnya dilakukan uji asumsi model SEM untuk melihat apakah prasarat
115
dilakukan untuk memastikan bahwa model structural yang dibangun sudah bisa
digunakan. Prasarat yang harus dipenuhi adalah asumsi multivariat normal, tidak
adannya multikolinieritas atau singularitas dan tidak terjadi outlier pada data
penelitian.
a) Uji Normalitas
Uji normailtas perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data univariat
menggunakan nilai statistik z untuk skewness dan kurtosisnya dan secara empirik
dapat dilihat Critical Ratio (CR). Jika digunakan tingkat Signifikansi 1%, maka
nilai CR yang berada diantara -2,58 sampai dengan 2,58 (-2,58 ≤ CR ≤ 2,58)
Tabel 5.17
Penghitungan Normality test
tabel 5.20 , memberikan nilai CR sebesar 0,441 terletak diantara -2,58 ≤ CR ≤ 2,58
Selain itu data juga univariat normal ditunjukkan oleh semua nilai critical ratio
b) Uji Multikolinieritas
Model dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel eksogen, satu variabel
tidak dapat digunakan untuk penelitian (Tabachnick dan Fidell, 1998). Hasil output
mendekati nol. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data penelitian yang
c) Uji Outliers
Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara
unik yang dimiliki dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi
lainnya. Apabila terjadi outliers dapat dilakukan perlakukan khusus pada outlier-
Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai Chi Squares pada derejat
Hasil uji outliers nampak pada Malahnobis distance atau Mahalnobis d-squared.
Karena dalam uji normalitas asumsi normalitas terpenuhi maka uji outlier tidak
perlu dilakukan.
Pengujian model pada SEM bertujuan untuk melihat kesesuaian model. Hasil
118
pengujian kesesuaian model dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 5.17
Berdasarkan Tabel 5.17 diketahui bahwa dari delapan kriteria yang digunakan
untuk menilai layak/tidaknya suatu model, diketahui bahwa ternyata empat kriteria
telah terpenuhi, dan empat kriteria marjinal, dengan demikian dapat dikatakan
model dapat signifikan, yang berarti ada kesesuaian antara model dengan data.
Tabel 5.18
Indeks Kesesuaian SEM
adalah 189,802)
Sig. Probability ≥ 0,05 0,008 Marginal
RMSEA ≤ 0,08 0,038 Baik
GFI ≥ 0,90 0,917 Baik
AGFI ≥ 0,90 0,882 Marginal
CMIN/DF ≤ 2 atau 3 1,305 Baik
TLI ≥ 0,90 0,981 Baik
NFI ≥ 0,90 0,941 Baik
Sumber: Lampiran 10 halaman. 226
Tabel 5.19
Hasil Nilai koefisien determinasi (R2)
Konstruk Nilai R2
MF 0,184
EI 0,412
JP 0.676
Sumber: Lampiran 9 halaman 224
Berdasarkan table 5.19 Nilai R Square sebesar 0,184 untuk pengaruh Job
hubungan dengan MF, sedangkan 81,6% dipengaruhi oleh factor lain oleh karena
itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Nilai R Square sebesar 0,412 untuk
pengaruh Job bornout terhadap EI yang berarti bahwa 41,2% variable tersebut
memiliki hubungan dengan EI, sedangkan 58,8% dipengaruhi oleh factor lain oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Nilai R Square sebesar 0,676
untuk pengaruh Job bornout, EI dan MF terhadap JP yang berarti bahwa 67,6%
dipengaruhi oleh factor lain oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
7 Uji Hipotesis
model tersebut. Hasil pengujian koefisien jalur disajikan dalam Tabel 5.24, dan dari
Tabel 5.20
Hasil Uji Hipotesis
Gambar 5.3
Penghitungan Sobel Test
Sumber: https://www.danielsoper.com/statcalc/calculator.aspx?id=31
121
Gambar 5.4
Penghitungan Sobel Test
Sumber: https://www.danielsoper.com/statcalc/calculator.aspx?id=31
Tabel 5.21
Penghitungan Sobel Test
Nilai
Medi Sobel Kesimp
Eksogen Endogen Signifik
asi Test ulan
ansi
0.000 Memedi
JB JP
EI -2.361 asi
Memedi
JB JP MF
-4.704 0.003 asi
Sumber: Lampiran 10, halaman. 226
-0,034 (signifikan)
Kelelahan Perhatian
kerja penuh
hasil yang signifikan, yang terlihat dari koefisien yang memiliki nilai negatif
sebesar -0,034 dengan C.R. sebesar -6,034 dan diperoleh P value sebesar 0,000
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa
emosional.
emosional menunjukan hasil yang signifikan, yang terlihat dari koefisien yang
memiliki nilai negatif sebesar -1,165 dengan C.R. sebesar -12,844 dan diperoleh
P value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis 2 yang
menunjukan hasil yang signifikan, yang terlihat dari koefisien yang memiliki
123
nilai negatif sebesar -0,057 dengan C.R. sebesar -2,023 dan diperoleh P value
sebesar 0,043 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis 3 yang
dapat diterima.
hasil yang signifikan, yang terlihat dari koefisien yang memiliki nilai positif
sebesar 0,990 dengan C.R. sebesar 7,415 dan diperoleh P value sebesar 0,000
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis 4 yang menyatakan bahwa
diterima.
Pegawai.
menunjukan hasil yang signifikan, yang terlihat dari koefisien yang memiliki
nilai positif sebesar 0,137 dengan C.R. sebesar 2,419 dan diperoleh P value
124
sebesar 0,016 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis 5 yang
Kecerdasan
-1,165 Emosional 0,137
0,092 0,057
Kelelahan Kinerja
kerja pegawai
Z = -2,361
signifikan, yang terlihat dari koefisien sobel test yang memiliki nilai sebesar -2,361
dan diperoleh P value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian,
Perhatian
Penuh 0,990
-0,340
0,056 0,133
Kelelahan Kinerja
kerja Z = -4,704 pegawai
awai
Sumber : Lampiran 9 halaman 226
Gambar 5. 11
Pengaruh Kelalahan kerja terhadap Kinerja pegawai melalui Perhatian penuh
signifikan, yang terlihat dari koefisien sobel test yang memiliki nilai sebesar -4,704
dan diperoleh P value sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian,
BAB 6
PEMBAHASAN
Pada bagian ini dibahas mengenai profil variabel, yaitu hasil eksplorasi
indikator paling penting atau yang terkuat dan kondisi empiris yang ada di lapang.
Indikator penting dapat dilihat dari nilai muatan faktor (factor loading) atau melalui
melalui analisis deskriptif berupa rata-rata skor dan tabel frekuensi/persentase. Pada
bagian ini turut difokuskan pada pengukuran variabel dari setiap indikatornya.
Pengukuran variabel penelitian antara lain Kelelahan Kerja (X), Perhatian Penuh
deskripsi pengukuran tersebut disajikan pada subbab 6.1.1 hingga 6.1.4. Berikut
Kelelahan kerja dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah suatu keadaan
lelah dari tenaga medis dan paramedis ASN, baik ditinjau dari segi tenaga ataupun
pikiran, yang ditandai dengan munculnya perlambatan waktu reaksi dan perasaan
lelah yang dapat mengakibatkan penurunan vitalitas dan produktivitas kerja. Pada
variabel ini terdapat empat indikator yang digunakan untuk mengukur kelelahan
JB1. Perasaan lelah, yang artinya pengalaman subjektif tenaga medis dan
paramedis dalam bekerja yang ditandai dengan kondisi fisik atau mental dimana
127
seseorang merasa kehabisan energi atau tidak memiliki energi yang cukup dalam
JB2. Efisiensi rendah, hal ini mengacu pada aspek dan faktor yang
mengurangi kemampuan tenaga medis dan paramedis dalam bekerja secara effisien.
Tenaga medis dan paramedis yang tidak memiliki waktu atau energi untuk merawat
diri sendiri di luar pekerjaan cenderung mengalami penurunan efisiensi yang diukur
JB3. Keterampilan rendah, artinya tenaga medis dan paramedis perlu untuk
keterampilan yang rendah dapat memicu terjadinya kesalahan medis yang berujung
JB.4 Perasaan bosan, mengacu pada penurunan fokus dan konsentrasi dalam
Selain itu pekerjaan yang cenderung monoton juga mampu menimbulkan perasaan
bosan, yang diukur berdasarkan tingkat penilaian, serta pemahaman akan kelelahan
kerja tersebut..
bantuan software AMOS, sebagaimana pada Tabel 5.7 dan 5.11 dapat diketahui
kerja. Sementara itu berdasarkan hasil model pengukuran diperoleh urutan yang
128
adalah Effisiensi rendah (JB.2) yang ditunjukkan dengan nilai muatan faktor 0.687.
paling penting atau dominan dalam mengukur kelelahan kerja. Hal ini
mengindikasikan bahwa besarnya tingkat kelelahan kerja pada tenaga medis dan
Selain itu apabila merujuk pada Tabel 5.7 rata-rata indikator JB.2
menunjukkan nilai sebesar 2.68, yang mana dalam hal ini responden yang
yang tidak setuju. Hal ini turut membuktikan kondisi empiris responden dengan
faktor yang paling dominan mengukur kelelahan kerja adalah rendahnya effisiensi.
ditunjukkan dengan nilai muatan faktor 0.680. Artinya indikator perasaan bosan
dalam kelelahan kerja merupakan indikator penting kedua dalam mengukur tingkat
kelelahan kerja. Jika merujuk pada Tabel 5.7 rata-rata indikator JB.4 menunjukkan
nilai sebesar 2.78, yang mana dalam hal ini tenaga medis dan paramedis ASN di
Instansi Kesehatan Kota Mojokerto yang merasa bosan cenderung kehilangan minat
Kondisi ini sebagaimana pada jawaban responden 0.47% merasa sangat setuju dan
bahwa Keterampilan rendah (JB.3) dengan muatan faktor sebesar 0.676 menjadi
urutan ketiga yang dominan dalam mengukur variabel kelelahan kerja. Jika merujuk
pada Tabel 5.7 rata-rata-rata indikator JB.3 menunjukkan nilai sebesar 2.81, yang
mana dalam hal ini terdapat 87 (40.85%) responden yang memberikan persepsi
keterampilan dapat membuat tenaga medis dan paramedis merasa tidak yakin dalam
tambahan untuk tugas-tugas yang seharusnya mereka lakukan dengan percaya diri.
Perasaan stress yang konstan akibat kekhawatiran akan keterampilan yang kurang
mumpuni menyebabkan kelelahan kerja yang signifikan, disisi lain stress yang
berkelanjutan berujung pada frustasi ini dapat memperburuk kelelahan kerja dan
sebesar 0.629. hal ini dikarenakan ketika tenaga medis dan paramedis terus menerus
merasa lelah dalam pekerjaan mereka, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka
Sehingga apabila perasaan lelah yang berlebih dengan kadar yang tinggi dapat
menyebabkan pekerja tidak mampu lagi bekerja yang berakibat pada niat untuk
berhenti bekerja. Selain itu apabila merujuk pada Tabel 5.7 rata-rata indikator JB.1
menunjukkan nilai sebesar 3.00, yang mana dalam hal ini responden yang
responden yang setuju. Hal ini turut membuktikan kondisi empiris pemahaman
kerja.
memberikan dukungan sosial dan psikologis kepada tenaga medis dan paramdis,
yang diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat kelelahan kerja dalam bidang
medis.
pada tabel 5.7 menginformasikan terdapat empat (4) indikator kelelahan kerja
yaitu perasaan lelah, effisiensi rendah, ketrampilan rendah dan rasa bosan,
dengan skor rata-rata 2.81. Nilai ini menyatakan bahwa tenaga medis dan
kerja pada tenaga medis dan pramedis ASN di instansi kesehatan Pemerintah
Kota Mojokerto yang dipersepsikan paling tinggi yaitu pada perasaan lelah
dengan nilai rata-rata sebesar 3,00 sedangkan kelelahan kerja pada tenaga medis
dipersepsikan paling rendah yaitu effisiensi rendah dengan nilai rata-rata sebesar
131
2,68.
30-40 tahun sebesar 112 responden atau 52,87% hal ini menunjukkan bahwa
banyak adalah sarjana (S1) yatu sebesar sehingga diharapkan memililki skill dan
kompetensi yang tinggi sesuai profesinya dalam hal tugas melayani masyarakat
kesadaran yang tinggi dalam hal tugas melayani masyarakat dalam hal ini
Uji validitas dengan model soft ware SEM AMOS pada variabel
rata-rata kevaliditas sebesar 0,760 dalam hal ini nilainya lebih besar dari 0,5
Menurut Setyawati dalam Widanti (2010), bahwa secara umum burnout merupakan
keadaan yang dialami tenaga kerja yang dapat mengakibatkan penurunan vitalitas
fatigue; feeling of helplessness, and a lack of enthusiasm about work and even about
life in general. Pengertian di atas diartikan bahwa burnout merupakan suatu keadaan
pikiran yang disertai oleh susunan gejala yang meliputi: keletihan emosional, fisik
dan mental, perasaan tidak berdaya, serta kurang antusiasme terhadap pekerjaan
Burnout menurut Freudenberger dalam Edi Suharto (2007: 53) menjelaskan bahwa
gejala-gejala biasanya mencakup sikap sinis dan negatif, kekuatan dalam berpikir
yang sering mengarah pada pikiran buntu yang tertutup pada perubahan atau
inovasi. Orang yang mengalami burnout biasanya bersifat sinis dan memandang
klien sebagai orang yang pantas mendapatkan masalah karena kesalahan mereka
Burnout dapat menghinggap di dalam diri manusia tidak memandang usia, jenis
sebagai keadaan lelah, yang meliputi kelelahan secara fisik, emosional dan mental
karena adanya keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang menuntut secara
emosional.
pegawai tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi Pemerintah Kota Mojokerto
133
untuk memberi atensi atau perhatian secara penuh terhadap pekerjaan. Variabel
perhatian penuh memiliki lima indikator yaitu sebagaimana pada Tabel 5.9 dan 5.11
medis dan paramedis dalam memberikan perhatiannya pada setiap stimulus yang
eksternal tempat kerja yang diukur berdasarkan tingkat penilaian, serta pemahaman
dalam berkonsentrasi secara penuh pada setiap kegaiatan ataupun aktivitas yang
paramedis dalam menerima segala bentuk perasaan atau pikiran yang muncul dalam
diri mereka yang ditimbulkan dari pekerjaan yang sehari-hari dilakukan, yang
tersebut.
134
medis dan paramedis dalam beritndak secara logis yang diukur berdasarkan tingkat
diperoleh urutan yang dominan dalam mengukur variabel kelelahan kerja. Indikator
dengan nilai muatan faktor 0.892. Artinya indikator kemampuan dalam bertindak
penting atau dominan dalam mengukur tingkat perhatian penuh. Lebih lanjut
merujuk pada Tabel 5.9 rata-rata indikator MF.5 menunjukkan nilai sebesar 3.19.
tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi Kesehatan Kota Mojokerto dalam
indikator dominan kedua pada variabel perhatian penuh dengan bobot muatan
sebesar 0.833. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin besar kemampuan tenaga
135
medis dan paramedis dalam menerima segala bentuk perasaan selama bekerja
dikerjakan. Secara empiris temuan ini senada dengan data pada Tabel 5.11 dimana
rata-rata indikator MF.4 menunjukkan nilai sebesar 3.26, rata-rata ini memiliki
besaran yang sama pada MF.2. Selain daripada hal tersebut sebanyak 55.40%
mereka dapat dengan lebih efektif mengelola stres, menghadapi tantangan dalam
(MF.3) yang ditunjukkan dengan besaran nilai muatan faktor 0.644. Dengan
perolehan rata-rata indikator MF.3 pada Tabel 5.9 menunjukkan nilai sebesar 3.28,
dimana kondisi empiris responden memberikan persepsi netral sebesar 63.85% dan
persepsi setuju dengan besaran 27.70% responden. Hal ini dapat diartikan bahwa
berkonsentrasi penuh pada pekerjaan mereka. Tenaga medis dan paramedis ASN di
Instansi Kesehatan Kota Mojokerto menghadapi tuntutan yang sangat tinggi dalam
pekerjaan mereka, termasuk tekanan, situasi darurat, dan tanggung jawab yang
lebih mampu memanajemen stress dengan baik yang berimplikasi pada pencegahan
maupun eksternal (MF.2) berada pada urutan keempat sebagai indikator dominan
pada perhatian penuh. Diikuti oleh sub-variabel pemberian perhatian pada stimulus
(MF.1) yang menempati urutan kelima pada indikator dominan variabel perhatian
pennuh. Senada dengan hal tersebut, berdasarkan Tabel 5.9 rata-rata indikator pada
MF.2 menunjukkan nilai sebesar 3.26, yang mana dalam hal ini responden
internal pasien (seperti diagnosis penyakit, kondisi organ internal) serta faktor-
perubahan situasi, dan interaksi sosial). Kemampuan ini dapat membantu mereka
membuat keputusan diagnosis yang akurat dan perencanaan perawatan yang tepat.
kemampuan memahami fenomena dengan lebih baik karena individu yang berlatih
perhatian penuh cenderung lebih terbuka terhadap informasi yang datang kepada
mereka.
yang ditunjukkan dengan nilai muatan faktor sebesar 0.620. Merujuk pada Tabel
5.9 rata-rata indikator MF.1 menunjukkan nilai sebesar 3.35, yang mana dalam hal
dengan baik penjelasan dari pasien tentang kondisi kesehatan mereka, maka tenaga
mendiagnosis pasien sehingga dapat memberikan perawatan dengan tepat dan benar
mendasari tercapainya perhatian penuh pada tenaga medis dan paramedis ASN di
mendukung perawatan holistik dan hubungan hubungan antar pasien dan isntansi
kesehatan yang lebih baik. Pelatihan perhatian penuh seperti mindfulness based on
stress reduction (MBSR) dapat membantu tenaga medis dan paramedis dalam
perkembangan pribadi dan kesejahteraan mental tenaga medis dan paramedis ASN
motivasi, empati dan manajemen hubungan dengan skor rata-rata 3.18. Nilai ini
138
kesehatan Pemerintah Kota Mojokerto yang dipersepsikan paling baik yaitu pada
manajemen hubungan dengan nilai rata rata 3,23 sedangkan yang dipersepsikan
paling rendah untuk item kecerdasan emotional yaitu manajemen diri dengan
medis dan tenaga paramedis ASN dalam mengendalikan emosi pada saat dapat
enam indikator yaitu sebagaimana pada Tabel 5.8 dan 5.11 dapat diketahui bahwa
memahami perasaan dengan tolak ukur realistis dan kepercayaan diri, yang diukur
tersebut.
dengan tingkat kepekaan terhadap kata hati, yang diukur berdasarkan tingkat
139
kuat bertahan terhadap berbagai kegagalan yang terjadi serta keberanian mengambil
EI5. Emphaty, kemampuan merasa yang dirasakan oleh orang lain dan
bekerjasama di dalam sebuah tim, yang diukur berdasarkan tingkat penilaian, serta
diperoleh urutan yang dominan dalam mengukur variabel kelelahan kerja. Indikator
dominan pertama adalah Motivation (EI.4) yang ditunjukkan dengan nilai muatan
kecerdasan emosional. Disisi lain, apabila merujuk pada Tabel 5.8 diperoleh rata-
rata indikator EI.4 menunjukkan nilai sebesar 3.19, yang mana dalam hal ini
diantarannya memberikan respon sangat setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa
dalam variabel kecerdasan emosional, motivasi menjadi salah satu aspek penting.
Tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi Kesehatan Kota Mojokerto yang
140
dan memahami emosi diri sendiri maupun orang lain, lebih mampu mengatasi
kegagalan atau kesalahan yang mungkin terjadi dalam praktik medis, serta lebih
kecerdasan emosional.
dominan yang ditunjukkan dengan nilai muatan faktor sebesar 0.783. Merujuk pada
Tabel 5.8 diperoleh rata-rata indikator EI.1 menunjukkan nilai sebesar 3.17, yang
mana dalam hal ini responden yang memberikan persepsi netral sebanyak 125
Ini mengisyaratkan bahwa tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi Kesehatan
kesadaran diri atau pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri. Kesadaran diri
dalam hal ini termasuk kepercayaan diri memungkinkan tenaga medis dan
stress, kecemasan, ataupun perasaan yang muncul lainnya akibat tuntutan dan
lingkungan kerja yang berat. Dalam kaitannya dengan hal ini temuan ini turut
membuktikan bahwa tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi Kesehatan Kota
pekerjaan mereka, cenderung lebih efektif dalam berinteraksi dengan pasien dan
rekan kerja. Sehingga mereka dengan tingkat kesadaran diri yang baik dapat lebih
baik dalam mengelola emosi pasien dan memberikan perawatan yang lebih
141
empatik.
(EI.3) yang ditunjukkan sebagaimana pada Tabel 5.11 dengan perolehan nilai
muatan faktor sebesar 0.782. Hal ini senada dengan data yang diperoleh dari Tabel
5.8 yang menunjukkan rata-rata indikator EI.3 sebesar 3.22, yang mana dalam
kaitannya dengan hal ini, sebanyak 66.20% responden mengarahkan respon yang
ini dapat membuktikan bahwa pada kondisi empiris responden dengan faktor ketiga
sensitivitas. Dengan kata lain bahwa tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi
Kesehatan Kota Mojokerto yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi dapat lebih
baik dalam membaca sinyal non-verbal pasien dan rekan kerja, sehingga hal ini
emosional. Lebih lanjut tingkat kepekaan yang tinggi juga terbukti dapat
emosional yang ditunjukkan sebagaimana pada Tabel 5.11 dengan perolehan nilai
muatan sebesar 0.775. Sebagaimana pada Tabel 5.8, rata-rata indikator EI.2
menunjukkan nilai sebesar 3.11 dengan rasio kondisi empiris responden yakni,
persepsi setuju. Kondisi ini turut membuktikan bahwa pengendalian diri bersifat
penting bagi tenaga medis dan para medis ASN di Instansi Kesehatan Kota
Mojokerto. Hal ini dikarenakan, sifat pekerjaan mereka yang sering kali membuat
stres, emosional, dan menguras tenaga. Maka sangat penting bagi mereka untuk
mungkin dalam kondisi kritis atau menghadapi keadaan darurat. Dengan memiliki
kemampuan ini, mereka tidak hanya dapat memberikan perawatan medis yang
efektif, tetapi juga dapat memahami dan merespons secara empatik terhadap pasien
dan keluarganya.
ditunjukkan dengan nilai muatan faktor 0.751 dengan rata-rata indikator EI.6
sebesar 3.23. Hasil ini senada dengan respon yang diberikan oleh responden,
diantaranya memberikan persepsi setuju. Sehingga dalam kaitannya dengan hal ini
ketika tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi Kesehatan Kota Mojokerto
mampu mengenali dan mengelola emosi dengan baik, mereka cenderung memiliki
menjaga hubungan yang sehat dengan pasien maupun rekan kerja. Oleh karenanya
tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi Kesehatan Kota Mojokerto yang
dikategorikan baik. Kondisi ini dibuktikan melalui Tabel 5.8 bahwa sebanyak 0%
atau tidak ada satupun responden yang memberikan persepsi tidak sejutu maupun
diantara tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi Kesehatan Kota Mojokerto
sebagaimana merujuk pada tabel 5.11, yang mana menunjukkan nilai muatan faktor
sebesar 0.728 dengan rata-rata indikator EI.5 sebesar 3.18. Hal ini mengindikasikan
dengan empati, dapat membuat pasien dan keluarga merasa lebih nyaman dan lebih
dipahami. Ini dapat meningkatkan kualitas perawatan medis dan pengalaman pasien
secara keseluruhan. Selain itu tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi
Urutan indikator ini sejalan dengan urutan penilaian yang diberikan oleh
responden penelitian dalam penelitian ini yaitu tenaga medis dan paramedis ASN
yaitu perasaan lelah, effisiensi rendah, ketepatan waktu, efisiensi dan rasa bosan,
dengan skor rata-rata 3.21, nilai ini menyatakan bahwa tenaga medis dan
dalam kondisi berkinerja baik. Indicator kinerja pegawai pada tenaga medis dan
dipersepsikan paling tinggi yaitu pada ketepatan waktu dengan nilai rata rata
3,30 sedangkan yang dipersepsikan paling rendah untuk item kinerja pegawai
Kinerja pegawai merujuk pada hasil pekerjaan yang tercatat dan mempunyai
pegawai memiliki lima indikator sebagaimana pada Tabel 4.4, Sementara itu Tabel
5.10 dan 5.11 dapat diketahui bahwa kelima indikator berikut signifikan sebagai
tersebut.
sebuah tim, yang diukur berdasarkan tingkat penilaian, serta pemahaman akan
dengan tolak ukur dan target, yang diukur berdasarkan tingkat penilaian, serta
Indikator dominan pertama adalah Kuantitas (KP.2) yang ditunjukkan dengan nilai
muatan faktor sebesar 0.816. Selain itu, Tabel 5.10 menunjukkan rata-rata indikator
KP.2 dengan besaran nilai 3.22, yang mana dalam hal ini responden memberikan
persepsi netral sebanyak 116 responden atau 54.46%, sedangkan 28.64% lainnya
memberikan persepsi setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa indikator kuantitas
berupa kemampuan untuk dapat berkerjasama dalam sebuah tim di dalam kinerja
pegawai merupakan indikator paling penting atau dominan dalam mengukur tingkat
kinerja pegawai. Selain itu, jika dikaitkan dengan penelitian ini, kondisi ini
menunjukkan adanya sinergi yang baik dalam kerjasama antar anggota tim dalam
hal ini dokter, perawat, petugas administrasi, apoteker, serta petugas paramedis
lainnya. Kerjasama dalam tim ini berupa komunikasi, koordinasi alur pelayanan,
146
Selain itu, baiknya kondisi kerjasama tim yang dilakukan oleh tenaga medis dan
kenaikan jumlah pasien yang ditangani, banyaknya jumlah prosedur medis atau non
medis yang dilakukan serta jumlah laporan yang dihasilkan dalam sehari untuk
mendongkrak kinerja.
dominan kedua yang ditunjukkan dengan nilai muatan faktor sebesar 0.806. Senada
dengan hal tersebut Tabel 5.10 menunjukkan besaran rata-rata indikator KP.4
dengan nilai sebesar 3.16, yang mana sebanyak responden 59.62% responden
mengembangkan diri dan bekerja dengan tolak ukur dan target pada tenaga medis
dan paramedis ASN di Instansi Kesehatan Kota Mojokerto, sudah baik. Selanjutnya
memberikan respon setuju dan sangat setuju. Oleh karenanya hal ini mampu
meningkatkan keterampilan perencanaan yang baik. Selain itu pegawai medis dan
target kinerja mereka memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk mendapatkan
Tabel 5.11 dengan perolehan nilai muatan faktor sebesar 0.801. Dalam kaitannya
dengan hal ini nilai rata-rata indikator KP.1 dapat dikategorikan baik dengan rata-
rata sebesar 3.27. Artinya kualitas dan kemampuan bekerja yang tinggi pada tenaga
berkontribusi positif terhadap kinerja pegawai. Tenaga medis dan paramedis ASN
dalam memberikan perawatan medis atau non-medis yang berkualitas. Hal ini
63.38% sisanya memberikan persepsi yang netral. Hal ini kemudian membuktikan
kondisi empiris responden bahwa sebagian besar yang merespon netral memiliki
yang ditunjukkan dengan besaran nilai muatan faktor sebesar 0.678. Senada dengan
hal tersebut hasil Tabel 5.10 menunjukkan rata-rata indikator KP.5 sebesar 3.11,
kondisi ini mencerminkan bahwa secara keseluruhan pada item ini tenaga medis
yang baik terkait dengan item kemandirian dalam variabel kinerja pegawai. Hal ini
diberikan oleh tim perawat dan petugas administrator, dalam hal ini tenaga medis
dan paramedis di Instansi Kesehatan Kota Mojokerto yang mandiri cenderung lebih
148
cepat dalam mengambil tindakan yang diperlukan, tanpa perlu menunggu instruksi
yang terperinci. Pada indikator ini peneliti turut mengungkap bahwa kemampuan
berani mengambil tindakan lebih sering dilakukan pada Instalasi Gawat Darurat
(IGD) bahwa kemampuan mengambil resiko yang baik dalam situasi kritis dapat
(KP.3) yang ditunjukkan dengan nilai muatan faktor sebesar 0.658. Ketepatan
waktu memiliki indikator rata-rata sebesar 3.30, yang mana dalam hal ini ketepatan
waktu berkaitan erat dengan indikator efektifitas pada variabel kinerja pegawai.
diantaranya memberikan persepsi sangat setuju, poin pada indikator sangat setuju
ini sama banyaknya dengan indikator kualitas namun lebih banyak dibandingkan
indikator-indikator lainnya. Hal ini dapat diartikan, tenaga medis dan paramedis
Mojokerto untuk menyelesaikan tugas atau tindakan medis dengan cepat tanpa
lebih baik.
dalam tim. Evaluasi kinerja yang komprehensif harus mencakup aspek-aspek ini
yang kompleks. Prioritas utama tetap pada kualitas pelayanan dan keamanan pasien,
dengan memperhatikan faktor lingkungan, alat dan fasilitas yang tersedia, serta
manusia yang efektif, termasuk pelatihan berkelanjutan dan penilaian kinerja, juga
berperan penting dalam meningkatkan kualitas dan kinerja pegawai di bidang medis
dan paramedis.
Kota Mojokerto.
antara kelelahan kerja terhadap perhatian penuh. Hal ini terlihat dari hasil koefisien
sebesar -0.034 dengan p-value sebesar 0.000 yang lebih kecil dari nilai alpha (0.05).
terhadap perhatian penuh dari tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi
kesehatan Pemerintah Kota Mojokerto, tetapi dapat dianggap sebagai dampak yang
lemah. Hal ini bisa terjadi karena kelelahan kerja yang berlebih dapat
Temuan ini mengonfirmasi studi yang dilakukan Aulia et al (2018), bahwa pada
aspek kelelahan fisik dan mental memungkinkan terjadinya perilaku kerja yang
tidak aman karena menurunnya perhatian penuh pada aktivitas yang sedang dan
akan dikerjakan.
Selain itu menurunnya perhatian penuh akibat dari adanya kelelahan kerja
yang berlebih menyebabkan 40% dari tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi
keputusan yang tepat. Tentu saja kondisi ini berpotensi meningkatkan kerentanan
memperkuat studi terdahulu dari Baker et al (2014) bahwa kelelahan kerja baik
secara mental, fisik dan emosional yang terjadi pada tenaga medis dan paramedis
disebabkan oleh kurangnya pengalaman dari tenaga medis dan paramedis. Temuan
ini selaras dengan Harjanti & Todani (2019); Hidayat et al (2019) yang
pengalama kerja sebagaimana dalam teori work life balance oleh Megaster et al
(2021) juga mengkonfirmasi bahwa dengan adanya pengalaman kerja hal ini dapat
tindakan.
151
Namun Ang et al (2016); Brody (2021) dan Zaid (2020) turut menemukan
bahwa terdapat perbedaan faktor demografis (seperti usia, jenis kelamin, status
temuannya bahwa perawat yang lebih tua dan memiliki masa kerja lebih lama
memiliki potensi yang lebih kecil untuk mengalami kelelahan kerja dibandingkan
dengan usia yang lebih muda dan minim akan pengalaman. Merujuk pada faktor
sebagaimana pada Tabel 5.4 terdapat sejumlah 73,2% responden yang didominasi
oleh perempuan dengan tingkat usia yang matang atau dewasa. Yang mana tingkat
kelelahan akan semakin meningkat pada pekerja dengan usia lanjut atau diatas 40
tahun (Andriani et al, 2018). Maka faktor demografis tersebut menjadi kontributor
potensial yang mempengaruhi kurangnya perhatian penuh pada tenaga medis dan
Kota Mojokerto.
antara kelelahan kerja terhadap perhatian penuh. Hal ini terlihat dari hasil koefisien
sebesar -1.165 dengan p-value sebesar 0.000 yang lebih kecil dari nilai alpha
kecerdasan emosional yang baik diantara tenaga medis dan paramedis ASN di Kota
152
Mojokerto maka semakin baik kinerja pekerjaan mereka. Begitu pula sebaliknya
kerja mereka. Hasil ini mendukung kajian sebelumnya yang dilakukan oleh
yang berhubungan negatif dengan kelelahan kerja pada sebagian besar staf perawat
dan tenaga medis lainnya. Dengan kata lain bahwa kecerdasan emosional yang
selaras dengan emosi positif lebih mungkin menghindari atau mengelola stress
bahwa tingkat kecerdasan emosional pada perawat wanita yang didukung dengan
lingkungan kerja dan komitmen organisasi yang baik (Edward & Purba, 2020),
kaitannya dengan hal ini, Tabel 5.3 menampilkan dominasi pekerja perempuan
dengan persentase mencapai 73,2% pekerja perempuan medis dan paramedis ASN
Lebih lanjut, emosi negatif dalam kecerdasan emosional yang kurang baik
potensi yang menyebabkan terjadinya kelelahan kerja pada sebagaian besar tenaga
yang didominasi oleh emosi negatif yang berkepanjangan dapat berdampak buruk
pada fungsi afektif dan kognitif tenaga medis dan paramedis, hal ini sebagaimana
pada kajian yang disampaikan oleh Gong et al, (2019); Deng et al (2021); Fersaoui
et al (2022). Kedua, beban kerja yang tidak sesuai dengan pengalaman dan lama
kerja menciptakan beban tersendiri bagi tenaga medis terutama tim perawat (Gong
et al, 2019). Perawat dan tenaga lainnya yang cenderung memiliki porsi beban kerja
berlebih yang mengganggu jam tidur mereka, dituntut untuk mempertahankan sikap
dan kasih sayang) dan menyembunyikan emosi negatif mereka yang sebenarnya
(misalnya kemarahan dan kebencian) (Srivastava et al, 2019; Jomoud et al, 2022).
berkaitan dengan pasien maupun keluarga pasien. Namun disisi lain beberapa studi
yang dilakukan oleh Cao et al (2022) dan Rubio et al (2020) bahwasanya Ketika
tenaga medis dan paramedis dengan kecerdasan emosional yang tinggi dalam
keadaan emosi mereka sendiri dan pasien. Hasil ini menunjukkan bahwa pelatihan
Mojokerto.
antara kelelahan kerja terhadap kinerja pegawai. Hal ini terlihat dari hasil koefisien
sebesar -0.057 dengan p-value sebesar 0.043 yang lebih kecil dari nilai alpha
negatif terhadap kinerja pegawai dari tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi
kinerja pegawai selaras temuan dari Pan (2017); Ahmed et al (2019); Giorgi et al
kelelahan kerja lebih sering terjadi pada kalangan perawat dan dokter dibandingkan
perasaan lelah yang tidak tersampaikan dengan baik, keterampiran rendah yang
kesehatan diri sendiri, kualitas medis, dan hubungan antar dokter/perawat dengan
pasien.
Dampak kelelahan kerja ini ditemukan pula pada kasus perawat atau dokter
dengan usia yang lebih muda (Singh, 2018), kondisi ini selaras dengan adanya hasil
155
lapangan bahwa sebanyak 10% responden berusia 20-30 tahun, sehingga menjadi
salah satu faktor penyumbang dari dampak negatif dari kelelahan kerja yang
yangmana dalam kondisi tingkat kelelahan yang lebih parah terjadi pada pekerja
dengan usia diatas 40 tahun. Hal ini menyiratkan bahwa sebanyak 30,52% pekerja
dengan usia 40-50 tahun turut menyumbang kontribusi adanya kelelahan kerja pada
Sebaran tingkat kelelahan ini paling banyak terjadi pada RSUD dr. WSH
yang mana sebanyak 118 responden yang menjawab berasal dari institusi tersebut.
Kelelahan kerja ini berdampak serius pada kinerja pegawai sebagaimana pada tabel
mengalami penurunan kinerja sebesar 1,34 % ditahun 2019 hingga 2020 dan
sebesar 1,15% penurunan kinerja di tahun 2020 hingga 2021. Hal ini disinyalir
2020 awal hingga 2022 yang menyebabkan tenaga medis dan paramedis di Kota
Selain itu dampak negatif dari kelelahan kerja juga menyebabkan rasa tidak
al (2019) yang mana secara lebih spesifik kelelahan kerja memungkinkan terjadinya
156
komitmen organisasi (Kim, 2020; Brady et al, 2021, Jiang et al, 2022) dan tingkat
kinerja pekerjaan yang lebih rendah (Sastrawan et al, 2022; Liu et al, 2023). Lebih
lanjut, performa kerja yang baik akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja dalam komunikasi sampai dengan tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien.
Kota Mojokerto.
signifikan antara perhatian penuh terhadap kinerja pegawai. Hal ini terlihat dari
hasil koefisien sebesar 0.990 dengan p-value sebesar 0.000 yang lebih kecil dari
nilai alpha (0.05). Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa perhatian penuh tenaga
peningkatan kinerja pegawai dalam suatu instansi kesehatan. Temuan ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Reb (2017); Jang et al (2020); Jahanzeb et
al (2019); Soni & Dwivedi (2021) bahwasanya perhatian penuh melalui adanya
peningkatan kinerja individu. Lebih lanjut kontribusi yang signifikan ini didasari
oleh adanya dampak positif kesadaran penuh bagi individu dalam meningkatkan
secara tidak langsung menjadi salah satu penentu individu mampu atau tidaknya
Sejalan dengan temuan Reb et al (2020) hasil temuan dalam studi ini turut
menggarisbawahi bahwa tingginya perhatian penuh yang dimiliki oleh individu staf
kerja yang lebih aktif. Secara empiris temuan ini sejalan dan mendukung penelitian
Reb et al (2020) dan Huang et al (2022) yang turut menggarisbawahi bahwa praktik
Hasil temuan juga menunjukkan bahwa tenaga medis dan paramedis yang
memiliki tingkat perhatian penuh yang tinggi dapat mengimbangi kondisi kerja
yang tidak bersahabat dengan lebih baik (Jahanzeb et al, 2019). Lebih lanjut Reza
tentang diri sendiri. Dalam kaitannya dengan konsep kesadaran dan perhatian
penuh, temuan ini mendukung Lee et al (2019) dan Soni & Dwivedi (2021) yang
menunjukkan bahwa perhatian penuh memiliki efek tidak langsung pada efikasi diri
atau kondisi dimana penampilan berada di tempat kerja namun sebenarnya sedang
tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian penuh mampu meningkatkan
performa kinerja dengan meningkatkan efikasi diri diantara staf medis dan
158
paramedis.
penuh yang dimiliki individu memungkinkan pekerja medis dan paramedis untuk
komitmen terhadap pekerjaan. Hal ini mengisyaratkan apabila ditinjau lebih jauh
yang lebih baik bagi pekerja medis dan paramedis di Instansi Kesehatan.
di tempat kerja yang berdampak negatif pada kinerja staf medis dan paramedis.
pelindung terhadap stress yang disebsbkan oleh kerja emosional dan peningkatan
tinjauan ini menunjukkan bahwa perhatian penuh memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap performa kerja staf medis dan paramedis Instansi Kesehatan di
pengaturan emosi, dan perspektif diri, Penendalian perhatian penuh yang baik dapat
kinerja pegawai.
159
signifikan antara kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai. Hal ini terlihat
dari hasil koefisien sebesar 0.137 dengan p-value sebesar 0.016 yang lebih kecil
dari nilai alpha (0.05). Pengaruh positif ini menunjukkan bahwa kecerdasan
(2017); Gong et al (2019); Rexhepi & Baresha (2019); Oboh (2020) yangmana hasil
mereka. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional yang
dimiliki pekerja, semakin baik kinerja mereka. Hal ini dapat dikatakan bahwa staff
medis dan paramedis dengan tingkat kecerdasan emosional yang lebih baik akan
berkinerja dengan lebih baik dibandingkan staff yang memiliki tingkat kecerdasan
emosional dan kinerja melalui adanya prestasi kerja menunjukkan hubungan antara
kecerdasan emosional dan performa kerja menjadi lebih positif seiring dengan
menurunnya kecerdasan kognitif. Disamping itu Rexhepi & Baresha (2019) turut
Temuan penting lainnya dari penelitian ini juga dilakukan oleh Khalid et al (2017)
memiliki tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi dalam pekerjaan mereka
dan memiliki indeks prestasi kerja yang lebih tinggi mengarah pada peningkatan
kinerja individu. Alasan yang mendasari dibalik hasil positif signifikan tersebut
bahwa tenaga medis dan paramedis yang berkomitmen secara emosional kepada
mereka. Staff medis dan paramedis memelihara keterampilan skill dan efisiensi
penelitian ini juga memiliki dukungan kuat dengan penelitian sebelumnya Mahanta
& Goswami (2020); Jena & Goyal (2022) bahwasanya kecerdasan emosional yang
tinggi akan memiliki persepsi etis yang tinggi yang mengarah pada standar etika
dalam bekerja yang tinggi sehingga akan berdampak pada semakin baiknya kualitas
bekerja pegawai.
Hasil penelitian ini turut mengungkap bahwa tenaga medis atau paramedis
organisasi mereka. dan menunjukkan performa kerja yang tinggi. Hasil ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dikaji oleh Jena (2022), dimana hasil
161
memainkan peran penting dalam mengendalikan emosi yang timbul dari stress kerja
(Rexhepi & Baresha, 2019), budaya dan lingkungan kerja yang baik menciptakan
kecerdasan emosional yang baik pula (Jena, 2022). Secara keseluruhan, bukti dari
temuan ini mendukung pengaruh positif yang signifikan dari kecerdasan emosional
terhadap performa kerja pada staf medis dan paramedis. Kecerdasan emosional
membantu individu mengelola emosi mereka, memahami kebutuhan orang lain, dan
bekerja untuk mencapai tujuan bersama, yang mengarah pada kinerja yang lebih
antara kelelahan kerja terhadap kinerja pegawai secara tidak langsung melalui
kecerdasan emosional. Hal ini terlihat dari hasil koefisien sebesar -2.361 dengan p-
value sebesar 0.000 yang lebih kecil dari nilai alpha (0.05). Koefisien negatif
kelelahan kerja pada tenaga medis dan paramedis di Kota Mojokerto, maka semakin
baik kinerja tenaga medis dan paramedis di instansi kesehatan tersebut. Dampak
negatif dalam temuan ini sejalan dengan Wen et al (2019); Gong et al (2019); Gong
paramedis yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi memiliki efek
prediksi positif dan signifikan pada kinerja pekerjaan, sementara hal ini berkorelasi
Disamping itu, hasil dari studi ini juga meyoroti tenaga medis dan paramedis
yang mengalami beban kerja dan tekanan kerja yang tinggi lebih mungkin
dapat mengurangi efek negatif dari kelelahan kerja. Kondisi ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dikaji oleh Rubio et al (2020) Cao et al (2022) Jomoud
kelelahan kerja.
dimoderasi dapat menjadi sumber daya individu yang penting dalam memahami
kinerja kerja. Apabila dikaitkan dengan konteks tersebut, hal ini memungkinkan
bagi tenaga medis dan paramedis ASN di Kota Mojokerto dengan kecerdasan
medis dan paramedis dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi melaporkan
tingkat kelelahan yang lebih rendah. Pekerja dengan kecerdasan emosional yang
lebih tinggi tampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh konsekuensi negatif yang
dan sebagainya) serta faktor-faktor yang berkaitan dengan sikap negatif lainnya
Selain itu temuan ini juga menemukan faktor mediasi dari kecerdasan
emosional, yang mana tingkat empati yang lebih tinggi, pengendalian emosi yang
baik, kepekaan terhadap kehati-hatian yang lebih tinggi, serta memiliki resiliensi
yang lebih rendah. Temuan ini mendukung studi yang telah dilakukan sebelumnya
kerja.
performa kerja pada tenaga medis dan paramedis ASN di Instansi Kesehatan Kota
antara kelelahan kerja terhadap kinerja pegawai secara tidak langsung melalui
perhatian penuh. Hal ini terlihat dari hasil koefisien sebesar -4.704 dengan p-value
sebesar 0.003 yang lebih kecil dari nilai alpha (0.05). Koefisien negatif
kerja pada tenaga medis dan paramedis di Kota Mojokerto, maka semakin baik
kinerja tenaga medis dan paramedis di instansi kesehatan tersebut. Kelelahan kerja
moderasi perhatian penuh pada ASN tenaga medis dan paramedis adalah negatif
mendukung penelitian (Gong et al, 2019; Cheng et al, 2020; Huang et al, 2021; Xie
et al, 2022).
165
keterlibatan proses kreatif dan kemampuan bertindak logis. Temuan dari penelitian
cenderung tidak mengalami kelelahan. Lebih lanjut Cheng et al. (2020) menemukan
bahwa semakin rendah tingkat perhatian penuh, maka semakin serius kejenuhan
kerja seseorang, yang selanjutnya dapat memperkuat niat untuk mengundurkan diri.
Selain itu, perhatian penuh sebagai sumber daya psikologis yang penting, dapat
meningkatkan kesehatan fisik dan mental individu (Chen et al, 2020; Xie et al,
2022).
terhadap performa kerja melalui moderasi perhatian penuh dapat dijelaskan dengan
dari tuntutan pekerjaan yang berlebihan dan sumber daya pekerjaan yang tidak
memadai (Soni dan Dwivedi, 2021). Sedangkan perhatian penuh, sebagai sumber
daya pribadi yang dapat membantu individu mengatasi tuntutan pekerjaan dan
Huang et al, 2021). Dengan mengurangi penilaian negatif terhadap stres akibat
Temuan serupa juga ditemukan pada kajian yang dilakukan oleh Reb et al
tingkat kinerja kerja, empati, dan keterlibatan kerja yang lebih tinggi. Penelitian
menjadi alat yang berharga bagi para profesional kesehatan dalam mengelola stres
konteks pandemic Covid-19, kelelahan kerja diantara staf medis dan paramedis
ASN di Kota Mojokerto menjadi semakin tidak terelakkan seiring dengan tuntutan
bagi tenaga medis dan paramedis dalam menjalankan adaptasi berbagai kebijakan
penanganan Covid-19. Efek negatif dari kelelahan kerja yang tidak terkendali
menyebabkan turunnya kinerja pegwai sebagimana pada Tabel 1.2 pada instansi
medis dan paramedis. Namun, praktik mindfulness telah terbukti memiliki efek
empati, dan keterlibatan kerja. Oleh karena itu, memasukkan praktik mindfulness
ke dalam lingkungan kerja staf medis dan paramedis ASN di Kota Mojokerto
dengan perhatian penuh yang lebih tinggi dapat mengelola tuntutan pekerjaan
Kota Mojokerto.
sumber daya manusia dalam membangun kinerja pegawai tenaga medis dan
Balance theory dari Heider ialah mengenai hubungan antar pribadi. Teori
ini dijadikan sebagai pijakan untuk menganalisis penelitian kinerja pegawai pada
penelitian ini adalah teori keseimbangan Heider. Teori ini berusaha menerangkan
orang meningkat, mereka akan berusaha untuk mengurangi takanan ini melalui
168
persuasi diri atau mencoba membujuk. Teori ini berawal dari asumsi bahwa
maksimal.
dan faktor organisasi diperlukan untuk mengurangi efek negatif dari kelelahan dan
. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-statistic yang memiliki nilai tertinggi.
ringkas yaitu:
kondusif, kompetitif dan berkeadilan kepada pegawai tenaga medis dan paramedis
pegawai tenaga medis dan paramedis ASN di intansi kesehatan Pemerintah Kota
dalam melihat kinerja pegawai medis dan paramedis ASN di instansi kesehatan
yang tidak mau mengisi kuesioner dengan alasan takut dapat mengancam nilai
170
baik dari tenaga medis dan paramedis di instansi kesehatan Pemerintah kota
tenaga medis dan para medis yang menjadi responden untuk mengisi kuesioner
penelitian ini dan tidak ada hubungannya dengan nilai kinerja tenaga medis dan
karier responden.
BAB 7
PENUTUP
7.1 Simpulan
Kecerdasan Emosional dan Perhatian Penuh beberapa temuan yang signifikan dan
penuh, kecerdasan emosional dan kinerja pegawai. Selain itu, hasil penelitian juga
pegawai dengan nilai koefisien 0.990, menunjukkan hubungan yang kuat antara
perhatian penuh dan kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
tingkat perhatian penuh yang dimiliki oleh pegawai, semakin tinggi pula kinerja
mereka.
pegawai, meskipun dengan besaran nilai koefisien yang lebih rendah yaitu 0.137.
164
165
melalui mediasi variabel Perhatian Penuh dan Kecerdasan Emosiona yaitu pada H6
penuh yang lebih tinggi lebih siap untuk mengatasi konsekuensi negatif dari
gilirannya berdampak negatif pada kondisi perhatian penuh. Temuan ini penting
Oleh karena itu, ketika individu mengalami tingkat burnout yang tinggi, kecerdasan
emosional mereka dapat terganggu, yang mengarah pada konsekuensi negatif bagi
dan faktor organisasi diperlukan untuk mengurangi efek negatif dari kelelahan dan
7.2 Saran
antara pegawai tenaga medis dan paramedic ASN di instansi kesehatan Pemerintah
Kota Mojokerto. Hal ini dapat dicapai melalui program pelatihan dan lokakarya
dengan lebih baik, memahami emosi orang lain, dan secara efektif menavigasi
situasi yang penuh tekanan, yang pada akhirnya mengurangi risiko kelelahan dan
berkontribusi terhadap kelelahan kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan
kebijakan dan praktik yang mendorong lingkungan kerja yang sehat, memberikan
dukungan sosial, dan mengurangi konflik interpersonal dan beban kerja. Dengan
penuh.
manajemen stres, dan pengenalan teknik perhatian penuh dapat menjadi langkah
Mojokerto.
pegawai pada semua pegawai medis dan paramedis pada instansi kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, W.M. 2019. The Impact of Job Burnout on the Performance of Staff
Member at King Abdul-Aziz University. International Journal of
Business and Social Science. 10:4
Alowne, B.E., dan Karim. 2020. Effects of Job Satisfaction Job Performance,
with Quality of Work Life as Moderating among Jordanian Hotels:
A Pilot Study. Journal of Tourism, Hospitality and Environment
Management 5 (18): 52-66
Ambar, T., Sulistiyani., dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cetakan Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta
Amemiya, R., dan Sakairi, Y. 2019. The role of mindfulness in performance and
mental health among Japanese athletes: An examination of the
relationship between alexithymic tendencies, burnout, and
performance. Journal of Human Sport and Exercise 14(2): 456-468.
Andriani, A.E. 2021. Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kelelahan Kerja
Pada Pekerja Pembangunan Jembatan Ploso Jombang. Thesis.
Ang S.,Y., Dhaliwal, S.S., Ayre, T.C., Uthaman, T., Fong, K.Y., Tien. C.E,, Zhou,
H., dan Della, P. 2016. Demographics and Personality Factors
Associated with Burnout among Nurses in a Singapore Tertiary
Hospital. Biomed Res Int. 2016;2016:6960184.
Aris, M., Munawwarah, R.A., Azis, M., dan Sani, A. 2022. Pengaruh Tunjangan
Sertifikasi, Motivasi Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja
Guru Di SMKN 4 Soppeng. Amkop Management Accounting
Review (AMAR), 1(1).
Baker, J., dan Young, B.W. 2014. Deliberate practice and the development of
expertise in sport. International Review of Sport and Exercise
Psychology, 7(1), 135-157.
Basharat, R., Ali M., Naseem, K., Moeed, A., Jamil, A., dan Hamid, M. 2018.
Impact of trait Mindfulness on job satisfaction and turnover
intentions: Mediating role of work-family balance and moderating
role of work–family conflict, Journal of Human Sport and
Exercise (5): 154-163
Beauregard, T. Alexandra dan Henry, Lesley, C. 2018. Making the link between
work-life balance practices and organizational performance. Human
Resource Management Review, 19. pp. 9- 22. ISSN 1053-4822
Bishop, S., Lau, M., Shapiro, S., Carlson, L., Anderson, N., Carmody, J., Segal, Z.,
Abbey, S., Speca, M., Velting, D., dan Devins, G. 2004. Perhatian
penuh: A Proposed Operational Definition. Journal of Personality
and Clinical Psychology: Science and Practice 8(7): 230
Borman, W.C. dan Motowidlo, S.J. 1993. Expanding The Criterion Domain to
Include Elements of Extra-role Performance, dalam Schmitt, N. dan
Borman, W.C (editors). Personnel Selection in Organizations. San
Francisco: Jossey-Bass.
Brady, K.J.S., Sheldrick, R.C., dan Ni, P. 2021. Examining the measurement
equivalence of the Maslach Burnout Inventory across age, gender,
and specialty groups in US physicians. Journal Patient Rep
Outcomes 5, 43 ().
Brown, K.W., dan Ryan, R.M. 2003. The benefits of being present: Mindfulness
andits role in psychological well-being. Journal of Personality and
Social Psychology 84(4): 822–848.
Bruin, E., Topper, M., Munskens, J., Bogels, S., dan Kamphuis, J. 2012.
Psychometric Properties of the Five Facets Perhatian penuh
Questionnaire (FFMQ) in a Mediating and a Non-mediating Sample.
Journal of Personality and Social Psychology. 40 (2): 290
Caldwell, J.G., dan Shaver, P.R. 2013. Mediators of the Link Between Adult
Attachment and Mindfulness. Interpersona: An International
Journal on Personal Relationships, 7(2), 299–310
Cao, Y., Gao, L., Fan, L., Jiao, M., Li, Y., dan Ma, Y. 2022. The Influence of
Emotional Intelligence on Job Burnout of Healthcare Workers and
Mediating Role of Workplace Violence: A Cross Sectional Study.
Front. Public Health 10:892421.
Chiang, C.F, dan Hsieh, T.S. 2012.The impacts of perceived organizational support
and psychological empowerment on Kinerja Pegawai : The
mediating effects of organizational citizenship behavior.
International Journal of Hospitality Management 3 (1):143-145
Cheng, X. L., Zhang, H., Cao, J. J., and Ma, Y. 2020. The relationship between
kindergarten teachers’ mindfulness level and turnover intention: the
mediating effect of job burnout. Journal international Shaanxi
Xueqian Normal Univ. 36, 79–88.
171
Chiara, D., Ball, J., Reinius, M., dan Griffiths, P, 2020. Burnout in nursing: a
theoretical review. Human Resources for Health. 18:41
Cohen, A., dan Abedallah, A. 2013. The Mediating Role of Burnout on the
Relationship of au and Self Efficacy with OCB and
Performance.Journal Emerald Group Publishing. Management
Research Review 38 (2): 28-29.
Cyntia, N. 2015. The Effect of Work place Ennvironment Work Performancein the
Mobile Telecominication Firms in Nairobi City Countri.
Requerements for award of the degree of master of business
administration university of Nairobi.
Colquitt., Jason A., Jeffery, L.A, dan Michael, J.W. 2009. Organizational
Behavior: Improving Performance and Commitment in the
Workplace. New York: McGraw Hill. New York
Dane, E., dan Brummel, B.J. 2014. Examining workplace Mindfulness and its
relations to Work Performance and turnover intention. Journal
Human Relations, 67(1): 105-128.
Depkes, RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit. Depkes RI. Jakarta.
Darmawan., dan Deni. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan Ketiga. Grafika
media. Bandung:
Douglas, P.S. 2010. Coronary artery disease in women. In: Heart Diseas.,
International Journal of Hospitality Management 58(2):238-408.
Eikman, S.R, dan Keltner, D. (2004). Emotional expression, and the art of empirical
epiphany. Journal of Research in Personality, 38(1), 37–44
Eko, N. 2003. Ergonomic Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua Penerbit
Institut Teknologi Surabaya (3) : 42. Surabaya
Egenius, S., Boge,T., dam Natsir, M. 2020. The Effect of Job Satisfaction on
Employee Performance Through Loyalty at Credit Union (CU)
Corporation of East Kutai District, East Kalimantan. International
Journal of Multicultural and multi religious understanding.7:10
Faraj, S., dan Johnson, S.L. 2011.Nettwork Exchange Patern in Oline Comities.
Organiszation Science. Edisi Kedua 22(6):1464-1480. California
Fisher, G. G., Bulger, C.A., dan Smith, C.S. 2009. Beyond work and family: a measure
of work/nonwork interference and enhancement. Journal of
Occupational Health Psychology 14(4), 441-456.
Fraenkel, J., dan Wallen, N. 1993. How to Design and evaluate research in
education. McGraw-Hill Inc. New York:
Ghozali, I. 2014. Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 22.0. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Giorgi, F., Mattei, A, Notarnicola, I., Petrucci, C., dan Lancia L, 2018. Can sleep
quality and burnout affect the job performance of shift-work nurses?
A hospital cross-sectional study. J Adv Nurs. 2018 Mar;74(3):698-
708.
, 2019. Can sleep quality and burnout affect the Job Performance of shift-
work nurses? A hospital cross-sectional study. International Journal
of Environmental Research and Public Health 19(6): 32-35
University of L’Aquila, Italy
Giao, H.NK., Vuong, B.N., Huan, D.N., Tushar, H., dan Quan, T.N. 2020. The
Effect of Emotional Intellegence on Turnover Intention and
the Moderating Role of Perceived Organizational Support:
Evidence from the Banking Industry of Vietnam, Journal
Sustainability 12(6):1857.
173
Gong. Z., Chen.Y, dan Wang. Y. 2019. The Influence of Emotional Intellegence
on Job Burnout and Job Performance : Mediating Effect of
Psychological Capital. International Journal Psychol and Public
Health,. 10:2707.
Guangdong,W., Zhibin, H, dan Zheng, J. 2019. Role Stress, Job Burnout, and
Work Performance in Construction Project Managers: The
Moderating Role of Career Calling. International Journal of
Environmental Research and Public Health 13(3): 24-25.
Harjanti, D., dan Todani, F.A. 2019. Job Burnout and Employee Performance in
Hospitality Industry: The Role of Social Capital. Jurnal Teknik
Industri, 21 (1). pp. 15-24.
Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., dand Black, W.C. 2006. Multivariate
data analysis 6th Edition‟, New Jersey: Pearson Education.
Hasibuan, S.P. Malayu 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Bumi Aksara. Jakarta.
Hill, N.R., Fatoba, S.T., Oke, J.L., Hirst, J.A., O’Callaghan, C.A., dan Lasserson,
D.S. 2016. Global Prevalence of Chronic Kidney Disease – A
Systematic Review and Meta-Analysis. PubMed, 11(7):1-18.
174
Huang, C., Xie, X., Cheung, S.P., Zhou, Y., dan Ying, G. 2021. Job Demands,
Resources, and Burnout in Social Workers in China: Mediation
Effect of Mindfulness. Int. Journal Environ. Res. Public Health
2021, 18(19), 10526
Hudson. 2005. The Case for Work-Life Balance. 20:20 Series. E-book The Case for
Work/Life Balance: Closing the Gap Between Policy and Practice.
Jahanzeb, S., Fatimah, T., Bouckenooghe, D., dan Bahir, F. 2019. The knowledge
hiding link: a moderated mediation model of how abusive
supervision affects employee creativity. Europan Journal of work
and organizational pshicologhy. 28:2
Jahanzeb, S., Fatima, T., Javed, B., dan Giles, J.P. 2019. Can mindfulness
overcome the effects of workplace ostracism on job performance?,
The Journal of Social Psychology.
Janssen, M., Heerkens, Y., Kuijer, W., Heijden, B.V.D., dan Engels, J. 2018 .
Effects of Mindfulness Based Stress Reduction on employees’
mental health: A systematic review. PLoS ONE. International
Journal Psychol and Public Health 12 (1) : e0191332.
Jang, J., Woomi, J., dan Kim, J.S. 2020. Can employee workplace Mindfulness
counteract the indirect effects of customer incivility on
proactiveservice performance through work engagement? A
moderated mediation model, Journal of Hospitality Marketing
dan Management.
Picón, J.N., Martín, R.M., Blandón, P.J.A., Baena, R.L., Lara, P.J.C., dan Salgado,
J. 2021. The Relationship between Mindfulness and Emotional
Intelligence as a Protective Factor for Healthcare Professionals:
Systematic Review. Int Journal Environ Res Public Health.
18(10):5491.
175
Jochen, R.E.B., Narayan, J., Chaturvedi., Sankalp., dan Srinivas, S.E. 2017. The
mediating role of emotional exhaustion in the relationship of
Perhatian penuh with turnover intentions and job performance).
Mindfulness. Jounal International Research Collection Lee Kong
Chian School Of Business 8(3): 707-716.
Jomuad, P.D., Antiquina. L.M.M., Cericos, E.U., Joicelyn, A., Bacus,J.A, Vallejo,
J.H, Dion, B.B ,. Bazar,J.S., Cocolan, J.V., dan , Clarin, A.S, 2021.
Teacher workload in relation to burnout and work performance.
International Journal of Educational Policy Research and Review.
Vol.8 (2), pp. 48-53
Kartono, K., Hilmiana, H. 2018. Job Burnout: A Mediation between Emotional
Intelligence and Turnover Intention. Jurnal Bisnis dan Management.
19 (2).
Khalid, J., Khaleel, M., Ali, A. J., Islam, S.I. 2018. Multiple dimensions of
emotional intelligence and their impacts on organizational
commitment and job performance, International Journal of Ethics
and Systems, 34 (2), pp.221-232.
Kim, J.H., Kim, A.R., Kim, M.G., Kim, C.H., Lee, K.H., Park, D., dan Hwang, J.M.
2020. Burnout Syndrome and Work-Related Stress in Physical and
Occupational Therapists Working in Different Types of Hospitals:
Which Group Is the Most Vulnerable? International Journal
Environ Res Public Health. 17(14).
Kim, S.J. 2020. The Effect of Job Stress and Job Exhaustion on Job
Performance of Body Guards and Security Guards due to
Organizational Culture, Journal of The Korea Society of Computer
and Information 25(7):193-202
King, E., dan Jarrod, M.H. 2017. Mindfulness and Job Performance : a study of
Australian leaders. Asia Pacific Journal of Human Resources,
55:298-319
176
King, A.L. 2010. Psikologi Umum Sebuah Pandangan apresiattif. Edisi Kedua
Salemba Humanika. Jakarta:
Koopmans, L., Bernaards, C.M., Hildebrandt V.H., Buuren, V. S., Vanderbeek, A.J,
dan Carolinvet, D.H.C. 2014. Improving The Individual Work
Performance Questionnaire Using Rasch Analysis. Journal Appl
Meas, 15(2): 160-175.
Lazar, L., Osoian, C., dan Ratin, P. 2010. The Role of Work-Life Balance Practice
in Order to Improve Organizational Performance. European
Research Studies. 13(1).
Ledo, C.R., Orejudo, S., Cardoso, M.J., Balquer, A., dan Alzugaray, J.Z. 2018.
Emotional Intelligence and Mindfulness: Relation and
Enhancement in the Classroom With Adolescents. Original
research article.9.
Lee, J.H., Hwang, J., dan Lee, K.S., 2019. Job satisfaction and job-related stress
among nurses: The moderating effect of mindfulness. Work.
62(1):87-95.
.
Loan., dan Minh, T.L, 2020. The Influence Of Organizational Commitment On
Employees’ Job Performance: The Mediating Role Of Job
Satisfaction. Management Science Letters 10 (2020) 3307–3312
Mahanta, M., dan Goswami, K. 2020. Exploring the role of ethics in the emotional
intelligence-organizational commitment relationship. Asian
Journal Bus Ethics. 9, 275–303.
Malach, P,A., dan Keinan, G. 2006. Stress and burnout in Israeli border police.
International Journal of Stress Management 13(1): 519–540.
Nelson., Debra, L., dan James, C.Q. 2006. Organizational Behavior. Edisi Ketujuh.
USA: Thomson South Western.
Nualnong, W., Branka, K.S., Duncan, R., dan Bellio, M. 2017. The influence of a
Perhatian penuh-based intervention on job satisfaction and work-
related stress and anxiety. International Journal of Mental Health
Promotion 19 (3): 134-143.
Nurendra, A.M., dan Putri, M.D. 2017. Model Peranan Work Life Balance, Stres
Kerja Dan Kepuasan Kerja Pada Karyawan. Humanitas Indonesian
Psychological Journal. 13(2):84.
Pan, G. 2017. The Effects of Burnout on Task Performance and Turnover Intention
of New Generation of Skilled Workers. Journal of Human
Resource and Sustainability Studies, 5, 156-166.
Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., dan Berry, L.L. 1988. Servqual : a Multiple-
Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service
Quality, Journal of Retailing (64):12-40.
Perwitasari, E.P., Ricardianto, P., Perwitasari, E.P., Agushinta, L., Pratikno, Y., dan
Sakti, R.F.J. 2020. Employee Engagement : asa Mediator of the Ship
Crew’s Work Effectiveness Palarch’s. Journal Of Archaeology Of
Egypt/Egyptology 17(6).
Raza, B., Ali M., Naseem, K., Moeed, A.,, Ahmed, J., dan Hamid, M. 2018. Impact
of trait mindfulness on job satisfaction and turnover intentions:
Mediating role of work–family balance and moderating role of
work–family conflict. Research Article Congan bussines and
management.(5):1.
Reb, J., Narayanan, J., Chaturvedi, S., dan Ekkirala, S. 2017. The Mediating Role
of Emotional Exhaustion in the Relationship of Mindfulness with
Turnover Intentions and Job Performance. Mindfulness 8:707–716.
Rene, J., Ryan, S., dan Wahyuni. 2018. Pengaruh Work-life balance terhadap
Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja individu pada Karyawan Perusahaan Ansurasni di Jakarta.
Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. (16)1:54-63
179
Reichheld, F.F, dan Sasser, W.Jr. 1990, Zero Defections: Quality Comes
To Services, Harvard Business Review, 68(1):05-11. California.
Robbins, S.P. 2007. Organizatinal Behavior. Dialih bahasa oleh: Angelica, D.,
Cahyani R, dan Rosyid A. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Kedua
belas. Penerbit Gramedia. Jakarta.
Ledo, R.C., Orejudo, S., Cardoso, M.J., Balaguer, Á, dan Alzugaray, Z.J. 2018.
Kecerdasan emosional and Perhatian penuh: Relation and
Enhancement in the Classroom With Adolescents. International
Journal of Stress Management (9):2162.
Rohim, S. 2016. Teory Komuniskasi, Prespektif, Ragam Dan Aplikasi Edisi Revisi
Penerbit Rineka cipta. Jakarta
Rosyanti, L., dan Hadi, I. 2020. Dampak Psikologis dalam Memberikan Perawatan
dan Layanan Kesehatan Pasien COVID-19 pada Tenaga Profesional
Kesehatan, Health Information : Jurnal Penelitian 12(1): 107–130.
Rubio, A.S., Espert, M.C.G., dan Gasco, V.P. 2020. Effect of Emotional
Intelligence and Psychosocial Risks on Burn.out, Job Satisfaction,
and Nurses’ Health during the COVID-19 Pandemic. International
Journal Environ. Res. Public Health. 17, 7998
Sani, A.S. dan Maharani, V. 2011, Metodologi Penelitian Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Kedua.UIN-Maliki Press, Malang
.
Saeed, S, dan Zyngier, D. 2012. How Motivation Influences Student
Engagement: A Qualitative Case Study. Journal of Education and
Learning1(2): 23-32.
Gomez S.M., dan Breso, E. 2020. In Pursuit of Work Performance: Testing the
Contribution of Emotional Intelligence and Burnout. Int J Environ Res
Public Health. 17(15):5373.
180
Seaton, A.V., dan Bennet. 1996. The Marketing of Tourism Products: Concepts,.
Issues, and Cases. Journal International Thomson Business Press.
Setiawan Sabana. London.
Sekaran, U., dan Bougie, R. 2017. Research Methods for Business”. Edisi Keenam
. Jakarta: Salemba Empat.
Shapiro, S.L., Carlson, L.E., Astin, J.A., dan Freedman, B. 2006. Mechanisms of
Mindfulness, Journal clinical of Psychology. 9 (3):62.
Sinambela., dan Lijan, P. 2012. Kinerja Pegawai. Edisi Pertama. Cetakan Kedua.
Penertbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Singh, V.L., dan Harsuko. 2018. The Effect of Job Stress and Job Exhaustion on
Job Performance of Body Guards and Security Guards due to
Organizational Culture. Journal of The Korea Society of Computer
and Information 25 (7):193-202.
Soni, Y., dan Dwivedi, R. 2021. A Study to Explore the Relationship between
Mindfulness and OCB in IT sector: An Indian Perspective. The
International Journal of Indian Psychology. 9(3).
Srivastava, S., Ajay, K., Jain,, dan Sullivan, S. 2019. Employee silence and burnout
in India: the mediating role of emotional intelligence. Journal
Emeral insight.
Stough, C., Foster, B., Lomas, J.E, dan Downey, L.A. 2018. Does Emotional
Intellegence Mediate the Relationship Between Mindfulness and
Anxiety and Depression in Adolescents?.International Journal of
Mental Health Promotion. (9):2463.
Suzanne, Z., John, R., Carlson, D.S.. Carlson., Ranida, B., Harris., dan Kenneth,
J.H. 2019. Social media addiction and social media reactions: The
implications for Job Performance, The Journal of Social
Psychology.(9): 21-24.
Tabachnick, B.G., and Fidell, L.S. 1998. Using Multivariate Statistics. New
York: Harper Collins College Publishers
Tarwaka., Solichul, H., Bakri, A., dan Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi untuk
keselamatan, kesehatan kerja dan produktivits. Universitas
Brawijaya Press. Malang.
Wafaa, M., dan Zaid, A.B. 2020. The Impact of Kelelahan kerjaon the Performance
of Staff Member at King Abdul-Aziz University. International
Journal of Business and Social Science. (10):4.
Wardhani, I., dan Firmansyah, R. 2021. The Effect of Work-Life Balance and
Burnout on Employee Job Satisfaction (The Case Study in Deputy
BPJS Health Office in South Sulawesi, West Sulawesi, Southest
Sulawesi, and Maluku. Hasanuddin Journal of Business Strategy,
1(2), 1-13.
Wen, J., Huang, S.S., dan Hou, P. 2019. Emotional intelligence, emotional labor,
perceived organizational support, and job satisfaction: A moderated
mediation model. International Journal of Hospitality Management.
81. pp 120-130.
182
Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. Edisi Kelima. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Wianda, N., dan Salim, R.M.A. 2023. The Role of Emotional Intelligence as a
Mediator between Mindfulness and Student Academic Motivation
during Online Learning. Journal penelitian dan pengukuran
Psikologi. (12):1
Xie, X., Zhou, Y., Fang, J., dan Ying, G. 2022. Social Support, Mindfulness, and
Job Burnout of Social Workers in China. Frontiers in Psychology.
13(12).
Yasuko, O., Sato, K., Kodama, Y., Morioka, N., Kikuko, N., Taketomi, K.,
Yonekura, Y., Katsuyama, K., Tanaka, S., Nagano, M., Ito, M., dan
Katsuya, K. 2020. Work Environment for hospital nurses inJapan
: The relationships between nurses' perceptions of their work
environment and nursing outcomes, Research Artikel Ners.
Zaid, W.M.A.B. 2019. The Impact of Job Burnout on the Performance of Staff
Member at King Abdul-Aziz University. International Journal of
Business and Social Science, 10(4).
Zikmund, W.G., Barry, J., Babin, J.C., dan Griffin, M. 2013. Bussiner Research
Methods. Ninth Edition. South Western.
LAMPIRAN 1 : KUESIONER PENENELITIAN
A. Pertanyaan Umum
Beri tanda ( x ) atau ( √ ) pada identitas pengenal Bapak/Ibu/Saudara
3. PendidikanTerakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya
B. PernyataanPenelitian
Data pada bagian ini akan digunakan untuk keperluan analisis. Pernyataan
dibawah ini untuk mengetahui pendapat anda tentang pengaruh remunerasi,
motivasi kerja pegawai pajak dan disiplin kerja pegawai RSUD terhadap Pegawai
ASN dirumah Sakit Pemerintah Kota Mojokerto. Pada setiap pertanyaan telah
disediakan bagian lima poin skala disampingnya dengan keterangan sebagai
berikut:
1. Sangat setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Netral (N)
4. Tidak Setuju (TS)
5. Sangat tidak setuju (STS)
Anda diminta untuk memberikan jawaban yang tersedia di samping
pertanyaan sesuai dengan jawaban/keadaan anda dengan cara memberi tanda
cheklist (√).
NILAI TARGET
NO PERNYATAAN 5 4 3 2 1
I. KINERJA PEGAWAI
1 Pegawai harus memiliki kecakapan
kompetensi sikap yang baik dalam
melaksanakan tugas
2 Pegawai harus memiliki kecakapan intelegensi
yang baik dalam melaksanakan tugas
3 Pegawai harus memiliki prilaku sikap yang baik
dalam melaksanakan tugas
192
4 Pembagian pekerjaan pegawai disesuaikan
dengan kompetensi.
5 Pembagian pekerjaan pegawai disesuaikan
dengan keahlian
6 Pegawai harus menyelesaikan tugas dengan baik.
7 Pegawai harus menyelesaikan tugas dengan tepat
waktu.
8 Pegawai harus menyelesaikan sesuai dengan
SOP.
9 Pegawai hasus memahami peraturan mengenai
aturan kepegawaian mengenai hak dan
kewajiban.
10 Pegawai memperoleh penghargaan atas prestasi
kerja dan memperoleh hukuman atas kelalaian
dalam bekerja.
11 Setiap pegawai memiliki kesempatan yang sama
untuk peningkatan karier atau untuk
Dipromosikan
12 Adanya aturan yang jelas mengenai seleksi
jabatan yang memungkinkan setiap pegawai
dapat bersaing secara sehat dan
bertanggungjawab
13 Pegawai harus selalu kompak dengan rekan / tim
saya saat menyelesaikan pekerjaan yang
ditugaskan.
14 Pegawai harus mampu melaksanakan tugas
dengan baik jika diberikan pengembangan
pengetahuan.
15 Pegawai harus mampu melaksanakan tugas
dengan baik jika sarana prasana dicukupi
16 Adanya kebebasan mengekplorasi diri dalam
melaksanakan pekerjaan
II. KECERDASAN EMOSIONAL
1 Saya yakin bahwa setiap musibah pasti
mempunyai hikmah yang baik.
2 Saya tidak percaya dengan kemampuan
saya dalam menghadapi suatu masalah.
3 Ketika mempunyai masalah, saya akan
berusaha untuk tenang dalam menghadapi
masalah tersebut.
4 Saya tahu bagaimana mengendalikan diri
ketika berada pada situasi yang sulit.
5 Saya mudah kehabisan akal ketika
memikirkan cara-cara untuk memecahkan
193
masalah.
194
2. Saya merasa lesu ketika bangun pagi karena
harus menjalani hari di tempat kerja
3. Saya merasakan emosi saya terkuras karena
pekerjaan
4. Saya merasa bekerja terlampau keras dalam
pekerjaan saya
5. Saya merasa disalahkan atas masalah yang
terjadi
6 Saya merasa diberikan perlakuan yang berbeda
dengan karyawan lain
7 Saya sulit memfokuskan pikiran ketika sedang
mempunyai masalah.
8 Saya tahu bagaimana mengendalikan diri
ketika berada pada situasi yang sulit
9 Ketika mempunyai masalah, saya akan
berusaha untuk tenang dalam menghadapi
masalah tersebut.
10 Saya merasa bahagia dengan segala sesuatu
yang saya miliki.
195
LAMPIRAN 2 : REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN (N=213)
emosional)
No Usi Instans EI EI EI EI EI EI
Sex a Profesi i Pddk 1 2 3 4 5 6
1 Pria 2 Dokter RSUD S1 5 4 4 4 4 4
2 Pria 3 Dokter Dinkes S2 4 3 4 4 3 4
3 Perawa
Pria 4 t PKM D3 5 4 4 5 4 4
4 Wanit Perawa
a 2 t PKM D3 3 3 3 3 4 4
5 Wanit
a 2 Bidan PKM D3 4 4 5 5 4 5
6 Wanit
a 4 Bidan PKM S2 3 3 3 3 3 2
7 Wanit
a 3 Bidan PKM D3 4 4 4 4 3 3
8 Wanit Perawa
a 2 t PKM D3 5 4 4 4 5 4
9 Wanit Perawa
a 1 t PKM D3 4 4 3 3 4 4
1 Wanit
0 a 2 Dokter PKM S1 4 5 4 5 4 4
1
1 Pria 2 Dokter PKM S1 2 2 2 2 3 3
1 Wanit Perawa
2 a 2 t PKM S1 3 3 3 3 3 3
1 Wanit
3 a 3 Dokter PKM S1 4 5 5 5 4 5
1 Wanit
4 a 2 Dokter PKM S1 3 3 3 3 3 2
1 Perawa
5 Pria 2 t PKM D3 4 4 4 4 3 3
1 Wanit
6 a 2 Bidan PKM D3 3 3 3 3 3 3
1 Wanit Perawa
7 a 2 t PKM D3 3 4 3 3 4 4
1 Wanit Perawa
8 a 2 t PKM D3 3 3 3 3 3 3
1 Wanit Perawa
9 a 1 t PKM D3 3 3 3 3 3 3
196
2 Wanit
0 a 2 Dokter PKM S1 3 2 3 2 3 3
2 Wanit
1 a 2 Dokter PKM D3 3 3 3 3 3 2
2 Wanit
2 a 1 Dokter PKM S1 3 3 3 3 3 4
2 Wanit
3 a 2 Bidan PKM D3 3 4 4 4 3 4
2 Wanit
4 a 2 Bidan PKM D3 3 3 3 3 3 3
2 Wanit
5 a 4 Dokter PKM S1 3 3 3 3 3 3
2 Perawa
6 Pria 2 t PKM S1 4 4 4 4 3 3
2 Wanit
7 a 2 Bidan PKM D3 4 4 4 4 4 4
2 Perawa
8 Pria 2 t PKM D3 3 3 3 3 3 2
2
9 Pria 2 Dokter PKM S1 2 2 2 2 3 2
3
0 Pria 1 Dokter PKM S1 2 2 2 2 2 2
3 Wanit
0 a 1 Dokter PKM S1 3 3 3 2 3 3
3 Wanit Perawa
2 a 2 t PKM D3 2 2 3 2 3 3
3 Wanit
3 a 4 Bidan PKM S1 4 4 4 4 3 3
3 Wanit Perawa
4 a 2 t PKM S1 3 3 3 2 3 3
3 Wanit
5 a 2 Bidan PKM S1 3 3 3 3 2 3
3 Wanit
6 a 2 Bidan PKM S1 3 3 3 2 3 3
197
198
No JB1 JB2 JB3 JB4 MF1 MF2 MF3 MF4 MF5 JP1 JP2 JP3 JP4 JP5
1 2 1 2 2 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5
2 3 2 2 2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3
5 2 1 2 1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
6 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3
7 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
8 2 1 2 2 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4
9 3 2 2 2 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4
10 2 1 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3
11 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4
12 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3
13 2 1 1 1 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5
14 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3
15 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3
16 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
17 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
18 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
19 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3
20 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3
21 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
22 4 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
23 3 2 2 2 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3
24 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
25 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
26 3 2 2 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3
27 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
28 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2
29 4 4 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2
30 5 4 4 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2
30 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
32 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3
33 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3
34 3 4 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3
35 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3
36 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
203
204
38 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
39 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3
40 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2
41 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2
42 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
43 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2
44 4 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2
45 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3
46 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
47 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
48 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 3 2
49 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2
50 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3
51 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
52 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2
53 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
54 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
55 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3
56 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
57 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
58 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
59 3 4 2 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3
60 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2
61 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3
62 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2
63 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4
64 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3
65 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3
66 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2
67 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4
68 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3
69 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2
70 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2
71 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2
72 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
73 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3
74 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2
75 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2
76 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2
77 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3
78 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2
79 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4
205
80 1 1 1 2 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5
81 2 2 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4
82 2 2 2 1 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3
83 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
84 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
85 3 3 2 3 4 5 4 4 4 3 3 2 3 3
86 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4
87 2 1 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3
88 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
89 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
90 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
91 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4
92 2 2 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
93 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3
94 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3
95 3 3 3 3 4 5 4 4 4 3 3 4 3 3
96 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
97 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
98 3 2 2 3 5 5 4 4 4 2 3 3 3 2
99 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2
100 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
101 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3
102 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3
103 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
104 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
105 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3
106 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3
107 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
108 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
109 2 2 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
110 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3
111 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2
112 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
113 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
114 2 2 2 2 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4
115 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2
116 3 4 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3
117 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3
118 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4
119 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3
120 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4
121 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4
206
122 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3
123 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
124 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3
125 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3
126 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3
127 2 1 1 2 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4
128 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3
129 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3
130 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4
131 4 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3
132 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3
133 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4
134 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
135 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
136 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3
137 2 1 2 1 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4
138 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
139 3 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3
140 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
141 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3
142 3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3
143 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3
144 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3
145 3 3 3 2 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4
146 3 2 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4
147 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3
148 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
149 4 3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3
150 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
151 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
152 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
153 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
154 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
155 3 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3
156 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4
157 4 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4
158 3 2 2 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3
159 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
160 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4
161 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4
162 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4
163 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4
207
164 3 2 2 2 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4
165 2 2 2 1 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3
166 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
167 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4
168 2 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4
160 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3
161 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4
162 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3
163 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
164 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
165 3 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2
166 3 2 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2
167 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3
168 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4
169 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3
170 3 2 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3
171 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
172 2 2 2 1 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4
173 3 2 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4
174 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
175 1 1 1 2 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4
176 2 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3
177 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3
178 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3
179 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3
180 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3
181 2 2 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3
182 2 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
183 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
184 3 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2
185 2 2 2 1 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4
186 3 2 2 2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
187 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3
188 2 2 2 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3
189 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3
190 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
191 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
192 3 2 2 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3
193 4 4 4 5 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2
194 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3
195 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
196 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
208
197 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
198 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3
199 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
200 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
201 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2
202 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2
203 3 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2
204 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2
205 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
206 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
207 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
208 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3
209 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
210 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
211 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2
212 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2
213 3 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2
LAMPIRAN 4 : DISKRIPSI VALIDITY DAN REABILITY
Konstruk EI JB MF JP
EI 0,774
JB -0,992 0,727
MF 0,537 -0,535 0,732
JP 0,557 -0,555 0,689 0,755
210
211
212
213
Estimate
EI <--- JB -1,188
MF <--- JB -0,429
JB4 <--- JB 0,680
JP <--- EI 0,123
JP <--- MF 0,721
JP <--- JB -0,052
JB3 <--- JB 0,676
JB2 <--- JB 0,687
JB1 <--- JB 0,629
EI2 <--- EI 0,775
EI3 <--- EI 0,782
EI4 <--- EI 0,819
EI1 <--- EI 0,783
MF2 <--- MF 0,622
MF3 <--- MF 0,644
MF4 <--- MF 0,833
MF1 <--- MF 0,620
MF5 <--- MF 0,892
JP2 <--- JP 0,816
JP3 <--- JP 0,658
JP4 <--- JP 0,806
JP1 <--- JP 0,801
JP5 <--- JP 0,678
EI5 <--- EI 0,728
EI6 <--- EI 0,751
216
Estimate
MF 0,184
EI 1,412
JP 0,676
JB4 0,463
EI6 0,565
EI5 0,530
JP5 0,460
JP1 0,642
JP4 0,650
JP3 0,512
JP2 0,667
MF5 0,795
MF1 0,385
MF4 0,695
MF3 0,415
MF2 0,387
EI1 0,613
EI4 0,671
EI3 0,611
EI2 0,601
JB1 0,395
JB2 0,472
JB3 0,457
Lampiran 7 : Uji Normalitas
217
218
Observation
number Mahalanobis d-squared p1 p2
98 37,583 0,010 0,881
80 36,941 0,012 0,721
87 35,048 0,020 0,796
82 34,264 0,024 0,765
5 33,626 0,029 0,736
13 33,188 0,032 0,684
8 33,149 0,032 0,541
137 33,034 0,033 0,420
128 32,178 0,041 0,524
9 31,925 0,044 0,466
1 31,850 0,045 0,362
145 30,832 0,057 0,569
48 30,608 0,061 0,530
163 30,380 0,064 0,497
120 29,087 0,086 0,825
164 28,603 0,096 0,877
118 28,524 0,098 0,839
91 28,411 0,100 0,806
59 28,051 0,108 0,842
23 27,811 0,114 0,849
105 27,810 0,114 0,790
155 27,435 0,123 0,841
63 26,879 0,139 0,923
168 26,605 0,147 0,938
109 26,371 0,154 0,946
121 26,364 0,154 0,921
180 26,341 0,155 0,893
115 26,160 0,161 0,897
52 26,008 0,166 0,896
49 25,760 0,174 0,917
43 25,741 0,175 0,888
15 25,682 0,177 0,865
53 25,603 0,179 0,846
85 25,593 0,180 0,801
55 25,439 0,185 0,807
132 24,991 0,202 0,901
68 24,912 0,205 0,888
140 24,788 0,210 0,888
34 24,712 0,213 0,874
219
1. Uji Regresi
221
222
2. Standar regresi
Estimate
EI <--- JB -1,188
MF <--- JB -0,429
JB4 <--- JB 0,680
JP <--- EI 0,123
JP <--- MF 0,721
JP <--- JB -0,052
JB3 <--- JB 0,676
JB2 <--- JB 0,687
JB1 <--- JB 0,629
EI2 <--- EI 0,775
EI3 <--- EI 0,782
EI4 <--- EI 0,819
EI1 <--- EI 0,783
MF2 <--- MF 0,622
MF3 <--- MF 0,644
MF4 <--- MF 0,833
MF1 <--- MF 0,620
MF5 <--- MF 0,892
JP2 <--- JP 0,816
JP3 <--- JP 0,658
JP4 <--- JP 0,806
JP1 <--- JP 0,801
JP5 <--- JP 0,678
EI5 <--- EI 0,728
EI6 <--- EI 0,751
223
2. Standar estimasi
Estimate
MF 0,184
EI 1,412
JP 0,676
JB4 0,463
EI6 0,565
EI5 0,530
JP5 0,460
JP1 0,642
JP4 0,650
JP3 0,512
JP2 0,667
MF5 0,795
MF1 0,385
MF4 0,695
MF3 0,415
MF2 0,387
EI1 0,613
EI4 0,671
EI3 0,611
EI2 0,601
JB1 0,395
JB2 0,472
JB3 0,457
224
Standar Measurement
Indikator Konstruk Estimate Loading error
EI1 <--- EI 0,783 0,613 0,387
EI2 <--- EI 0,775 0,601 0,399
EI3 <--- EI 0,782 0,612 0,388
EI4 <--- EI 0,819 0,671 0,329
EI5 <--- EI 0,728 0,530 0,470
EI6 <--- EI 0,751 0,564 0,436
JB1 <--- JB 0,629 0,396 0,604
JB2 <--- JB 0,687 0,472 0,528
JB3 <--- JB 0,676 0,457 0,543
JB4 <--- JB 0,680 0,462 0,538
MF1 <--- MF 0,620 0,384 0,616
MF2 <--- MF 0,622 0,387 0,613
MF3 <--- MF 0,644 0,415 0,585
MF4 <--- MF 0,833 0,694 0,306
MF5 <--- MF 0,892 0,796 0,204
JP1 <--- JP 0,801 0,642 0,358
JP2 <--- JP 0,816 0,666 0,334
JP3 <--- JP 0,658 0,433 0,567
JP4 <--- JP 0,806 0,650 0,350
JP5 <--- JP 0,678 0,460 0,540
Konstruk CR
EI 0,899
JB 0,763
MF 0,849
JP 0,868
225
Konstruk AVE
EI 0,60
JB 0,53
MF 0,54
JP 0,57
1. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Model (Lee, Park, & Ahn, 2001)
df : 213
Chi Square : 189.802
2. Evaluasi T-Sobell
EI MF
a -1,165 a -0,340
b 0,137 b 0,990
Sea 0,092 Sea 0,056
Seb 0,057 Seb 0,133
-0,159605 -0,3366
0,000158861 0,003073594
0,004409624 0,002044848
-
z -2,361350192 z 4,704843897