PERIODE:
Disusun Oleh:
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat-Nya sehingga laporan kegiatan puskesmas ini dapat selesai disusun
sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi
Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
1. Dr. Trelia Boel, drg., Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.
3. Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi penulis motivasi, arahan, dan
masukan dalam penulisan laporan penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas serta pengembangan ilmu dan masyarakat
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Kegiatan ............................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................. 2
1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 2
1.3 Prosedur Kerja .................................................................................. 2
iii
5.2.1 Definisi Hipertensi ........................................................................ 41
5.2.2 Etiologi dan Faktor Risiko ............................................................ 42
5.3 Epidemiologi Hipertensi .................................................................. 42
5.4 Klasifikasi Hipertensi ...................................................................... 45
5.5 Manifestasi Klinis ............................................................................ 45
5.6 Penatalaksanaan ............................................................................... 46
5.7 Pencegahan ...................................................................................... 48
5.8 Pemecahan Masalah ....................................................................... 49
5.9 Program ........................................................................................... 50
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 75 Tahun 2014 Tentang kesehatan masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas
pelayaanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tigkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya diwilayah kerjanya.
Puskesmas memiliki tugas dalam melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yaitu dalam rangka
mendukung terwujudnya masyarakat sehat. Puskesmas berperan menyelenggarakan
sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, puskesmas wajib melaksanakan program pokok yang
bersifat nasional dan program tambahan yang bersifat lokal sesuai dengan
permasalahan dan kebutuhan daerah. Sehingga puskesmas dituntut untuk bekerja
secara optimal sesuai dengan fungsi dan tugas yang telah ditetapkan dalam hal
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Tabel 9. Jumlah pasien yang berkunjung ke Pustu Ladang Bambu dan Pustu Medan
Permai pada tahun 2020, yaitu sebagai berikut :
PUSTU LD.BAMBU PUSTU MEDAN PERMAI
BULAN Umum/KTP/ Umum/K
BPJS TOTAL BPJS TOTAL
KK TP/KK
Januari 131 81 212 37 53 90
Februari 112 227 339 27 41 68
Maret 79 77 156 23 42 65
April 0 0 0 29 40 69
Mei 0 0 0 15 43 58
Juni 0 0 0 24 30 54
Juli 0 0 0 18 46 64
Agustus 0 0 0 19 41 60
September 77 8 168 22 41 63
Oktober 58 70 139 28 32 60
November 53 8 174 43 37 80
Desember 0 0 177 39 41 80
JUMLAH 510 471 1.365 324 489 811
Tabel 10. Jumlah kunjungan Pasien BPJS, PBI dan Non PBI pada tahun 2020, yaitu
sebagai berikut :
BULAN PBI NON PBI TOTAL
Januari 282 1.422 1.704
Februari 297 1.161 1.458
Maret 294 1.593 1.887
April 166 1.587 1.753
Mei 279 1.598 1.877
Juni 273 1.251 1.524
Juli 359 1.770 2.129
Agustus 294 1.510 1.804
September 345 1.639 1.984
Oktober 351 1.794 2.145
November 392 1.745 2.137
Desember 338 1.636 1.974
JUMLAH 3.670 18.706 22.376
Tabel 11 . Jumlah penyakit menular pada tahun 2020 yang didata dan ditangani oleh
Puskesmas Tuntungan, yaitu sebagai berikut :
KASUS JUMLAH
Jumlah kasus baru TB BTA+ 61
Jumlah seluruh kasus TB 70
Kasus TB anak 0-14 tahun 2
Penemuan suspek TB 108
Pasien TB dari luar wilayah Puskesmas Tuntungan 16
Jumlah kunjungan seluruh pasien TB 483
Persentase Diare ditangani 100%
Balita batuk dengan pneumoni 0
Balita batuk bukan pneumoni 1.249
Diare pada balita 843
Diare pada semua umur (selain balita) 270
Jumlah kasus DBD 18
Case Fatality Rate DBD 0%
Tabel 12. Jumlah penyakit tidak menular pada tahun 2020 yang didata dan
ditangani oleh Puskesmas Tuntungan, yaitu sebagai berikut :
KASUS JUMLAH
Hipertensi 1.837
DM 424
IVA test positif 0
ODGJ 12
4.7 POLA PENYAKIT
Pola penyakit yang ada di Puskesmas Tuntungan ialah yang dipaparkan pada
laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Tuntungan pada tahun 2020.
Tabel 13. Pola penyakit di Puskesmas Tuntungan pada tahun 2020
No Nama penyakit Jumlah pasien
(Januari-Desember 2020)
1 Hipertensi essensial 1.703
2 Influenza 1.213
3 DM tipe 2 420
6 TBC 328
9 Dyspepsia 243
5.2 Hipertensi
5.2.1 Definisi
Hipertensi Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik140 mmHg menunjukkan fase darah
yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase
darah yangkembali kejantung(Triyanto, 2014).
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara
dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan
tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu,
partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi,
pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat
dikendalikan. Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yangs
ering terjadi pada lansia, dengan kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg, tekanan sistolik 150-155
mmHg dianggap masih normal pada lansia (Sudarta, 2013).
5.2.2 Etiologi dan Faktor Risiko
Berdasarkan penyebabnya hipertensi menjadi hipertensi primer (esensial) dan
hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan hipertensi dimana etiologi
patofisiologinya tidak diketahui. Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan tetapi
dapat dikontrol. Berdasarkan literatur > 90% pasien dengan hipertensi merupakan
hipertensi primer.
Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi
ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan
patogenesis hipertensi primer tersebut. Hipertensi sering turun-temurun dalam suatu
keluarga, hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan
penting pada patogenesis hipertensi primer. Banyak karakteristik genetik dari gen-gen
ini yang mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga didokumentasikan adanya
mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric oxide,
ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen. Hipertensi sekunder
penyebabnya dapat diketahui sepertikelainan pembuluh darah ginjal, gangguan
kelenjar tiroid(hipertiroid), hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal (Buss& Labus,
2013).
Faktor risiko yang dapat diubah
1. Konsumsi garam
Terlalu banyak garam (sodium) dapat menyebabkan tubuh menahancairan
yang meningkatkan tekanan darah.
2. Lingkungan (stres)
Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap hipertensi.
Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui saraf simpatis, dengan adanya
peningkatan aktivitas saraf simpatis akan meningkatkantekanan darah secara
intermitten (Triyanto, 2014).
3. Obesitas
Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah kegemukan atau
obesitas. Perenderita obesitas denganhipertensi memiliki daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penderita yang
memiliki berat badan normal (Triyanto,2014)
4. Rokok
Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus pelepasan katekolamin.
Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat menyebabkan peningkatan denyut
jantung, iritabilitas miokardial serta terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan
tekanan darah (Ardiansyah,2012).
5. Kopi
Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein.Kafein sebagai
antiadenosine (adenosine berperan untuk mengurangi kontraksi otot jantung dan
relaksasipembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darahturun dan memberikan
efek rileks) menghambat reseptor untuk berikatan dengan adenosine sehingga
menstimulus sistem saraf simpatisdanmenyebabkan pembuluh darah mengalami
konstriksidisusul dengan terjadinya peningkatan tekanan darah (Blush, 2014).
6. Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen) melalui mekanisme
reninaldosteron-mediate volume expansion, Penghentian penggunan kontrasepsi
hormonal, dapat mengembalikan tekanan darah menjadi normal kembali.
7. Alkohol
Alkohol dapat merusak jantung dan juga pembuluh darah. Ini akan
menyebabkan tekanan darah meningkat.
8. Kolesterol
Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah menyebabkan timbunan
kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menyempit, pada
akhirnya akan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.
Faktor risiko yang tidak bisa dirubah:
1. Genetik
Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadapangka kejadian
hipertensi. Penderita hipertensi esensial sekitar 70-80 % lebih banyak pada kembar
monozigot (satu telur) dari pada heterozigot (beda telur). Riwayat keluarga yang
menderita hipertensi juga menjadi pemicu seseorang menderita hipertensi, oleh sebab
itu hipertensidisebut penyakit turunan (Triyanto, 2014).
2. Ras
Orang berkulit hitam memiliki risiko yang lebih besaruntuk menderita
hipertensi primer ketika predisposisi kadar renin plasma yang rendah mengurangi
kemampuan ginjal untuk mengekskresikan kadar natrium yang berlebih (Kowalak,
Weish, & Mayer, 2011)
3. Usia
Faktor usia merupakan salah satu faktor risiko yang berpengaruh terhadap
hipertensi karena denganbertambahnya usia maka semakin tinggi pula risiko
mendapatkan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya
usia, hal ini disebabkan olehperubahan alamiah dalam tubuh yang memengaruhi
pembuluh darah, hormon serta jantung (Triyanto, 2014).
5.6 Penatalaksanaan
Setiap program terapimemiliki suatu tujuan yaituuntuk mencegah kematian
dan komplikasi, dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada
atau kurang dari 140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes melitus atau
penderita penyakit ginjal kronis) kapan pun jika memungkinkan (Smeltzer, 2013).
a. Pendekatan nofarmakologis mencakup penurunan berat badan; pembatasan
alkohol dan natrium; olahraga teratur dan relaksasi.
b. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) tinggi buah,
sayuran, dan produk susu rendah lemak telah terbukti menurunkan tekanan darah
tinggi (Smeltzer, 2013). Pilih kelas obat yang memiliki efektivitas terbesar, efek
samping terkecil, dan peluang terbesar untuk diterima pasien. Dua kelas obat tersedia
sebagai terapi lini pertama : diuretikdan penyekat beta (Smeltzer, 2013)
c.Tingkatkan kepatuhan dengan menghindari jadwal obat yangkompleks
(Smeltzer, 2013).Menurut Irwan (2016), tujuan pengobatan hipertensi adalah
mengendalikan tekanan darah untukmencegah terjadinya komplikasi, adapun
penatalaksanaannya sebagai berikut :
1.Non Medikamentosa
Promosi kesehatan dalam rangka pengendalian faktor risiko, yaitu :
Turunkan berat badan pada obesitas;
Pembatasan konsumsi garam dapur (kecuali mendapat HCT);
Hentikan konsumsi alkohol;
Istirahat cukup dan hindari stress;
Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah) diet hipertensi.
Penderita atau mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi diharapkan
lebih hati-hati terhadap makanan yangdapatmemicu timbulnya hipertensi, antara lain :
Semua makanan termasuk buah dan sayur yang diolah dengan menggunakan
garam dapur/soda, biskuit, daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, ikan asin,
telur pindang, sawi asin, asinan, acar, dan lainnya;
Otak, ginjal, lidah, keju, margarin, mentega biasa, dan lainnya;
Bumbu-bumbu; garam dapur, soda kue, vetsin, kecap, terasi, magi, tomat
kecap, petis, taoco, dan lain-lain.
5.7 Pencegahan
Sebagaimana diketahui pre hipertensi bukanlah suatu penyakit, juga bukan
sakit hipertensi, tidak diindikasikan untuk diobati dengan obat farmasi, bukan target
pengobatan hipertensi, tetapi populasi pre hipertensi adalah kelompok yang berisiko
tinggi untuk menuju kejadian penyakit kardiovaskular. Populasi pre hipertensi
diprediksi pada akhirnya akan menjadi hipertensi permanensehingga pada populasi
ini harus segera dianjurkan untuk merubah gaya hidup (agar tidak menjadi progresi
ke TOD.
Rekomendasi gaya hidup yang harus ditaati menurut CHEP 2011 untuk
mencegah risiko menjadi hipertensi, dianjurkan untuk menurunkan asupan garam
sampai di bawah 1500 mg/hari. Diet yang sehat ialah bilamana dalam makanan
sehari-hari kaya dengan buah-buahan segar, sayuran, rendah lemak, makanan yang
kaya serat (soluble fibre), protein yang berasal dari tanaman, juga harus tidak lupa
olahraga yang teratur, tidak mengkonsumsi alkohol, mempertahankan berat badan
pada kisaran 18,5 –24,9 kg/m2(Setiati, 2015).
Menurut Riyadi (2011), pencegahan hipertensi terbagi atas dua bagian, yaitu :
A. Pencegahan primer
Faktor risiko hipertensi antara lain: tekanan darah di atas rata-rata, adanya
riwayat hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), takikardia, obesitas, dan
konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk :
1. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak
terjadi hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan sebagainya;
2. Dilarang merokok atau menghentikan merokok;
3. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam;
4. Melakukan exerciseuntuk mengendalikan berat badan.
B. Pencegahan sekunder.
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi karena faktor tertentu, tindakan yang bisa dilakukan berupa :
1. Pengelolaan secara menyeluruhbagi penderita baik dengan obat maupun
sstindakan-tindakan seperti pencegahan primer;
2. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal
atau stabil mungkin;
3. Faktor-faktor risiko penyakit jantung iskemik yang lain harus dikontrol; 4.
Batasi aktivitas.
5.9 Program
1. Mengadakan penyuluhan secara langsung dan tidak langsung (melalui
brosur, brosur, leaflet) yang menarik dan mudah dipahamimasyarakat mengenai
hipertensi, gejala, faktor risiko, penanganan awal, pencegahan, dan komplikasi dari
penyakit hipertensi kepada penderita hipertensi dan keluarganya secara berkala.
2. Mengadakan pemeriksaan tekanan darah gratis secara berkala agar dapat
mengontrol tekanan darah penderita hipertensi dan dapat sebagai deteksi dini
hipertensi bagi masyarakat.
3. Menghimbau masyarakat khususnya penderita hipertensi untuk menerapkan
gaya hidup dan pola makan yang sehat, seperti mengonsumsi sayur dan buah yang
cukup, mengonsumsi makanan rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktivitas,
berolahraga, dan tidak merokok.
4. Mengoptimalkan pemberdayaan kader untuk mengadakan penyuluhan dan
sosialisasi mengenai hipertensi kepada masyarakat.
5. Mengoptimalkan kinerja dan capaian pelayanan kesehatan penderita
hipertensi di puskesmas agar dapat mencapai target yang telah ditentukan.
6. Mengadakan olahraga dan senam bersama setiap minggu di puskesmas
bersama tenaga kesehatan, kader, dan masyarakat agar dapat membantu dan
memotivasi masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat.
7. Membuat akun resmi sosial media (contoh: Instagram, Facebook,
YouTube)
Puskesmas Tuntungan yang berisikan informasi seputar kesehatan melalui
media video, poster, dan infografis (khususnya hipertensi) dan pola hidup sehat, agar
dapat membantu penyampaian edukasi bagi penderita hipertensi dan masyarakat di
lingkungan kerja Puskesmas yang belum sempat untuk hadir dalam kegiatan
penyuluhan secara langsung dan Posbindu PTM
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Data puskesmas pada tahun 2020 menunjukkan bahwa penyakit Hipertensi
merupakan prioritas tertinggi di Puskesmas Tuntungan. Kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat menyebabkan
tingginya insidensi penyakit hipertensidi Puskesmas Tuntungan.
6.2 Saran
1. Melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat yang
dilakukan secara periodik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan lingkungan.
2. Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Tuntungan dengan
melakukan tugas belajar kepada tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
sehingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas.
3. Meningkatkan kerjasama antara tenaga kesehatan dengan masyarakat agar
tercipta hubungan baik sehingga pelayanan kesehatan dapat terlaksana dengan baik.
4. Untuk meningkatkan program kerja Puskesmas perlu koordinasi yang lebih
baik dari masing-masing bagian dengan Kepala Puskesmas serta dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Selain itu, koordinasi dengan petugas desa, tokoh
masyarakat, tokoh agama, serta pada kader juga penting guna terlaksananya program.