http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/view/13177
Abstrak
Kesehatan gigi dan mulut telah mengalami peningkatan pada beberapa tahun terakhir, tetapi prevalensi
terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinis yang signifikan. Anak yang berisiko
karies tinggi harus segera dilakukan perawatan untuk mengurangi terjadinya karies atau mencegahnya.
Upaya pencegahan yang paling efektif salah satunya adalah dengan aplikasi topikal fluoride. Tujuan
kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan karies khususnya pada anak usia
12-13 dan mendorong perubahan perilaku dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Metode yang
digunakan adalah penyuluhan, sikat gigi bersama dan pengaplikasian topical fluoride. Kegiatan ini
dilakukan pada bulan Februari – Maret 2019. Hasil yang didapatkan adalah setelah dilakukan
penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan tentang karies dan pencegahannya sebesar 48%
berdasarkan hasil pre test dan post test.
Abstract
Oral and dental health has increased in recent years, but the prevalence of dental caries in children
remains a significant clinical problem. High caries risk children should immediately be treated to
reduce or prevent the occurrence of dental caries. One of the most effective prevention efforts is the
application of topical fluoride. The purpose of this activity is to increase knowledge about prevention
of caries especially in children aged 12-13 and encourage behavioral changes in maintaining dental
and oral health. The method used is counseling, toothbrush together and the application of topical
fluoride. This activity was conducted in February - March 2019. The results obtained were after
counseling there was an increase in knowledge about caries and prevention by 48% based on the pretest
and posttest.
Diterima pada: 13 Mei 2019; Di-review pada: 3 September 2019; Disetujui pada: 20 September 2019 75
mengurangi risiko karies tinggi menjadi rendah pada topical fluor. Penyuluhan dengan metode ceramah dan
tingkatan karies yang dapat diterima pada kelompok media leaflet untuk meningkatkan pengetahuan para
umur tertentu sehingga target pencapaian gigi sehat siswa tentang karies dan pencegahannya yang diukur
dapat tercapai. Menyikat gigi membantu kontrol plak melalui pretest dan posttest dengan kategori nilai nilai <
dan merupakan langkah awal untuk mengontrol karies 30 untuk kategori rendah, nilai 40-60 untuk kategori
dan penyakit periodontal (Rini, 2005). Topikal aplikasi sedang dan ≥ 70 untuk kategori baik.
fluoride adalah salah satu cara yang paling efektif untuk
mencegah karies. Berbagai uji klinis telah dilakukan Setelah dilakukan penyuluhan, kegiatan dilanjutkan
selama beberapa dekade terakhir, meskipun percobaan dengan sikat gigi bersama. Para siswa diajarkan cara
yang telah dilakukan berbeda-beda dari ukuran sampel, menyikat gigi yang baik dan benar, kemudian
usia anak-anak yang dipilih, kriteria diagnostik, diinstruksikan untuk melakukan sikat gigi sendiri.
aktivitas dari karies, dan metode aplikasi fluoride yang Sebelum dilakukan sikat gigi, masing-masing siswa
dipakai. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa diberikan disclosing agent untuk control plak. Aplikasi
tanpa diragukan lagi, topikal aplikasi fluoride cukup topikal fluor dilakukan setelah acara sikat gigi bersama
berpengaruh dalam mengurangi karies (Berliana dkk, selesai dilaksanakan. Kondisi rongga mulut diperiksa
2016). dan jika sudah dalam keadaan bersih tidak ada plak,
maka masing-masing siswa diaplikasikan topikal fluor.
Fluoride bekerja menghambat penyerapan protein saliva
pada permukaan email sehingga menghambat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pembentukan pelikel dan plak, serta meningkatkan Kegiatan melibatkan siswa dan siswi di SMP 77
resistensi dari remineralisasi enamel terhadap asam atau Cempaka Putih khususnya siswa dan siswi kelas VII.
menghambat pembentukan asam dan penurunan pH. Sebelum dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut
Fluoride mempunyai efek antimikroba yang dapat dilakukan penyuluhan terlebih dahulu. Peserta sebanyak
mencegah karies (McDonald et al, 2011). Tujuan 169 orang siswa dan siswi masing-masing mengisi
penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari pretest dan posttest. Pretest diberikan sebelum
karies. Fluor bekerja dengan cara menghambat dilakukan penyuluhan dan sikat gigi bersama. Posttest
metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi diberikan setelah pelaksanaan penyuluhan. Soal pretest
karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada dan posttest merupakan soal yang sama dan bertujuan
enamel menjadi fluor apatit. Reaksi kimia: untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang karies
Ca10(PO4)6.(OH)2 + F → Ca10(PO4)6.(OHF) dan pencegahannya.
menghasilkan enamel yang lebih tahan terhadap asam
sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan
meningkatkan remineralisasi yang merangsang
perbaikan dan penghentian lesi karies (Angela, 2005).
76
sederajat (Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah,
SMK) di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya
kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi
individu yang memerlukan perawatan kesehatan gigi
dan mulut (Kementerian Kesehatan, 2012).
Buruk
Baik
46%
Sedang
Sedang Diagram 2. Hasil Post Test Pencegahan Karies.
45% Buruk
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan pengetahuan tentang karies dan
pencegahannya setelah dilakukan penyuluhan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa selama ini para siswa
Diagram 1. Hasil Pre Test Pencegahan Karies.
belum mendapatkan edukasi yang baik tentang
kesehatan gigi dan mulut. Hasil pre test dan post test
Hasil pretest menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
tersebut menunjukkan peningkatan pengetahuan siswa
memiliki tingkat pengetahuan yang buruk tentang karies
dan siswi kelas VII SMP 77 dalam hal karies dan
dan pencegahannya. Hal ini disebabkan karena belum
pencegahannya. Hal ini juga ditunjukkan oleh analisis
adanya program kesehatan gigi dan mulut di sekolah
kolmogrov-smirnov dan uji paired t-test seperti yang
tersebut. Penyuluhan tentang karies dan pencegahannya
tertera pada tabel 3 dan 4.
serta cara menyikat gigi yang baik diharapkan dapat
membantu meningkatkan pengetahuan para siswa.
77
Tabel 3. Analisis Kolmogrov-smirnov. kesehatan pada sasaran anak sekolah merupakan
Tests of Normality prioritas pertama dan utama (Supariani, 2016).
Kolmogorov- Shapiro-Wilk Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut itu perlu diberikan
Smirnova kepada siswa untuk meningkatkan pengetahuan bagi
Stati df Sig. Stati df Sig. siswa. Semakin baik tingkat pengetahuan tentang
stic stic kesehatan gigi dan mulut maka semakin sedikit
posttest terjadinya penyakit gigi pada siswa. Hal tersebut
,441 169 ,000 ,485 169 ,000
_dmf disebabkan karena pengetahuan yang baik tentang
pretest kesehatan gigi yang dimiliki oleh responden
,175 169 ,000 ,921 169 ,000
_dmf menumbuhkan sikap dan prilaku yang baik terhadap
pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut (Supariani,
2016). Pengetahuan seseorang individu terhadap
sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai
kemampuan, kebutuhan pengalaman, dan tinggi
Data berdistribusi normal karena berdasarkan uji
rendahnya mobilitas informasi terhadap sesuatu di
normalitas dgn kolmogrov-smirnov p value ≥0,05, maka
lingkungannya
untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap
pengetahuan siswa dilakukan uji paired t-test.
4. KESIMPULAN
Kesimpulan dari kegiatan ini adalah penyuluhan dapat
Tabel 4. Analisis uji paired t-test.
meningkatkan pengetahuan tentang karies dan
pencegahannyan karena terdapat peningkatan
Paired Samples Test
pengetahuan tentang pencegahan karies setelah
dilakukan penyuluhan pada siswa dan siswi kelas VII
SMP Negeri 77 Cempaka Putih.
Paired Differences t df Sig
. UCAPAN TERIMA KASIH
(2- Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
tail Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas
ed) YARSI yang telah memberikan bantuan pendanaan
M Std Std 95% kepada penulis. Kepala Sekolah, Guru dan siswa SMP
e . . Confiden Negeri 77 Cempaka Putih Jakarta Pusat atas waktu dan
a De Err ce kesempatan yang diberikan kepada penulis.
n viat or Interval
ion Me of the DAFTAR PUSTAKA
an Differenc Angela, Ami. (2005). Pencegahan primer pada anak
e yang berisiko karies tinggi. Maj. Ked. Gigi.
Lo Up (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Juli–September 2005:
wer per 130–134
- Berliana E, Wardani I, & Juniar E. (2016). Efektivitas
P - Topikal Aplikasi Fluoride Menggunakan Ekstrak
pretest 2
a 3, - - 1 The Hijau Dibandingkan Dengan Sodium
_dmf - 1,5 ,11 6, ,00
i 1 3,3 2,8 6 Fluoride Pada Gigi Sapi.
posttes 02 6 9 0
r 1 40 84 8 Herijulianti E, Indriani TS, & Artini S. (2002).
t_dmf 4
1 2 Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : EGC
4
Kementerian Kesehatan, Pedoman Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah. Kementerian Kesehatan RI. 2012
Berdasarkan hasil uji paired t-test maka terdapat McDonald et al. (2011). Dentistry for the Child and
perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan Adolescent. Ed 9. China: Mosby ELSEVIER. h
sebelum dan sesudah penyuluhan, yaitu p-value < 0.05. 192-200.
Peningkatan pengetahuan para siswa tentang kesehatan Nonong, YH. (2011). Penggunaan Silver Diamine
gigi dan mulut terjadi setelah dilakukan penyuluhan dan Fluoride Sebagai Bahan Anti Karies. Prosiding
diskusi tanya jawab. Menurut Supariani, upaya untuk Temu Ilmiah Bandung Dentistry 8 : 39-46
meningkatkan pengetahuan adalah dengan penyuluhan Prasko, Sutomo B, & Santoso B. (2016 ) Penyuluhan
kesehatan. Penyuluhan dengan berbagai sasaran lebih Metode Audio Visual dan Demonstrasi Terhadap
ditekankan pada kelompok rentan anak sekolah. Pengetahuan Menyikat Gigi Pada Anak Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan perpanjangan tangan Dasar. Jurnal Kesehatan Gigi Vol.03 No.2,
keluarga dalam meletakkan dasar perilaku hidup sehat Desember
bagi anak sekolah. Disamping itu, jumlah populasi anak Rini, P. (2005). Perbedaan Daya Hambat Terhadap
sekolah umur 6-12 tahun mencapai 40%-50% dari Streptococcus Mutans dari Beberapa Pasta Gigi
komunitas umum, sehingga upaya penyuluhan yang Mengandung Herbal. Maj. Ked. Gigi.
78
(Dent. J.), Vol. 38. No. 2 April–Juni 2005: 64–
67.
Sirat, NM. (2014). Pengaruh Aplikasi Topikal Fluor
dengan Larutan NaF dan SnF2 dalam
Pencegahan Karies Gigi. Jurnal Kesehatan Gigi
Vo.2 N2 (Agustus 2014) ; 222-232
Supariani NND, Efektivitas Penyuluhan Untuk
Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
Mulut Siswa Kelas V SDN 16 Kesiman
Denpasar Timur. Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4
No. 1 ( Pebruari 2016)
Supriatna, A & Angki, J (2017). Pengaruh Kebersihan
Gigi dan Mulut Terhadap Terjadinya Karies
Pada Murid SD Umur 6-12 tahun SDN
Rappocini Tahun 2017. Media Kesehatan Gigi
Undang- undang No. 23 Tahun 1992
79