Disusun oleh :
Mario Prasetyo Utomo
NPM : 13 06 07439
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat , rahmat ,
dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng dengan baik.
1. Bapak Puguh Wintoro selaku General Manager PT. Geo Dipa Energi
Unit Dieng.
2. Bapak Hefi Hendri selaku Manager Health & Safety Environment
Department PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng.
3. Bapak Sudaryanto selaku pembimbing lapangan mahasiswa kerja
praktek di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng.
4. Bapak Aron selaku staff Health & Safety Environment Department PT.
Geo Dipa Energi Unit Dieng.
5. Bapak Brilianta Budi Nugraha, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing
mahasiswa.
6. Kedua orang tua yang selalu mendukung selama kerja praktek.
7. Saudari Wulan Dian P dan keluarga yang sudah membantu selama
kerja praktek.
8. Teman - teman kerja praktek yang sudah bekerja sama selama kerja
praktek berlangsung.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktek ............................................................................. 1
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ..................................... 2
v
3.4.1 Sumur Produksi dan Injeksi .......................................................... 34
3.4.2 Separator...................................................................................... 35
3.4.3 Rock Muffler ................................................................................. 36
3.4.4 Scrubber dan Demister ................................................................. 36
3.4.5 Main Stop Valve ........................................................................... 37
3.4.7 Steam Turbin ................................................................................ 37
3.4.8 Generator ..................................................................................... 38
3.4.9 Transformator ............................................................................... 38
3.4.10 Condesor ...................................................................................... 39
3.4.11 Ejector .......................................................................................... 40
3.4.12 Hot Well Pump.............................................................................. 40
3.4.13 Cooling Tower .............................................................................. 41
3.4.14 Well Injection Pad ......................................................................... 41
3.4.15 Silencer ........................................................................................ 41
vi
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 100
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4. 2 Portable Gas Detector ................................................................... 46
Gambar 4. 3 Penyediaan APD ........................................................................... 47
Gambar 4. 4 Beberapa dokumen HSE............................................................... 48
Gambar 4. 5 Papan Informasi Keselamatan di Main Office ................................ 50
Gambar 4. 6 Papan Informasi Keselamatan di Power Plant............................... 51
Gambar 4. 7 Penghargaan Penilaian EBTKE PT. Geo Dipa Energi .................. 52
Gambar 4. 8 Panduan penyusunan dokumen penilaian EBTKE ........................ 56
Gambar 4. 9 Pengambilan sampel air bersih di Well Pad 30 oleh pihak
SUCOFINDO ..................................................................................................... 57
Gambar 4. 10 Pengambilan sampel air bersih warga di sekitar Well Pad oleh
pihak SUCOFINDO............................................................................................ 58
Gambar 4. 11 Daftar Sertifikasi Peralatan .......................................................... 58
Gambar 4. 12 Folder Penilaian EBTKE .............................................................. 59
x
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingungan kerja
1
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnisnya.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
Kerja Praktek dilaksanakan selama 30 hari dan dimulai tanggal 19 Juni 2017
sampai 3 Agustus 2017. Pelaksanaan kerja mengikuti jadwal kerja yang telah
ditetapkan perusahaan, yaitu hari setiap hari senin – jumat pukul 07.30 WIB
sampai 17.00 WIB. Khusus hari Senin karyawan masuk pukul 08.00 WIB dan di
hari Jumat karyawan akan pulang lebih awal pada pukul 15.30 WIB. Jam istirahat
karyawan mulai pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB.
2
BAB 2
Pada tahun 1994 lapangan panas bumi di Dieng dipegang oleh Himpurna
California Energy Ltd (HCE). (HCE) yang merupakan perusahaan gabungan
antara California Energy Ltd (CE) dan Himpurna Erasindo abdi (HEA). Akibat
adanya sengketa antara HCE dan PT. PLN (Persero) serta dikeluarkannya Surat
Keputusan Presiden RI No. 39 tahun 1997 dan Surat Keputusan Presiden No. 5
tahun 1998, maka pada tahun 1998 California Energy Ltd. Menggugat PT. PLN
(Persero) melalui Mahkaman Arbitrase Internasional pada tahun 2000 dan
dimenangkan oleh HCE. Setelah sengketa HCE selesai, untuk sementara klaim
California Energy Ltd. Ini dibayar oleh Overseas Private Investment Cooperation
3
(OPIC) dan kepemilikan saham mayoritas proyek di PLTP Dieng dipegang oleh
OPIC. Kemudian Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui surat No.
.S.346/MK02/2001 tanggal 4 September 2001 menunjuk PT. PLN (Persero)
untuk menerima dan mengelola aset Dieng - Patuha.
Melalui surat perjanjian kerjasama antara Direksi PT. PLN (Persero) dengan
Direksi PT. Pertamina (Persero) No. 066-1/C00000/2001 tanggal 14 September
2001 membentuk Badan Pengelola Dieng - Patuha (BPDP) yang bertugas untuk
melakukan persiapan serta pengelolaan rekomisioning PLTP unit 1 berkapasitas
60 MW serta merawat aset Dieng - Patuha. Sejak tanggal 1 Oktober 2002 BPDP
dibantu existing employee, HCE, serta mitra usaha lainnya untuk melaksanakan
kegiatan rekomisioning tersebut dengan memperbaiki hampir seluruh peralatan
yang ditinggalkan California Energy Ltd. serta membangun rock muffer dan
mengamati steam purifier sehingga proyek Dieng yang selama ini terbengkalai
mampu beroperasi kembali dan menghasilkan listrik dari sumber daya panas
bumi ke sistem interkoneksi terpadu Jawa - Madura - Bali.
Sejak tanggal 4 September 2002 PT. Geo Dipa Energi mulai berperan dalam
pengelolaan aset Dieng - Patuha. PT. Geo Dipa Energi merupakan anak
perusahaan dari dua BUMN terbesar di Indonesia, yaitu PT. Pertamina (Persero)
dengan saham 67% dan PT. PLN (Persero) dengan saham sebesar 33% yang
didirikan pada tanggal 5 Juli 2002. Pada Februari 2011 susunan pemegang
saham Perseroan telah berubah, dimana saham PT. Pertamina diambil alih
langsung oleh Pemerintah Indonesia. Sebagai konsekuensi dari aksi korporasi
tersebut, pada Desember 2011 PT. Geo Dipa Energi telah mentransformasikan
dirinya menjadi sebuah Badan Usaha Milik Negara yang baru.
4
Dieng akan menggunakan keterangan Unit Dieng, sedangkan Unit Patuha
ditambahkan Unit Patuha seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut :
Logo perusahaan seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 akan dicetak di setiap
formulir aktivtas yang berkaitan dengan proses bisnis dan keperluan lainnya
sebagai bagian dari identitas perusahaan.
PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng terletak di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo,
Jawa Tengah. Pada Gambar 2.2 terlihat bahwa lokasi PT. Geo Dipa Energi Unit
Dieng juga dekat dengan Kabupaten Banjarnegara. Dataran Tinggi Dieng
merupakan kawasan wisata karena terdapat banyak peninggalan sejarah seperti
bangunan candi dan telaga. Suhu di Dataran Tinggi Dieng kurang lebih 20ₒ C
dengan ketinggian 2000 - 2100 mdpl.
Kantor PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng sebagai pusat aktivitas operasional
terletak di Jalan Raya Dieng RT.01/RW.01, Sikunang, Banjarnegara, Kabupaten
5
Wonosobo, Jawa Tengah. Berikut gambar bangunan kantor PT. Geo Dipa
Energi Unit Dieng.
Dalam proses produksinya PT. Geo Dipa Energi menghasilkan limbah berupa
silica dan air yang diinjeksikan kembali ke perut bumi untuk perputaran alur
6
produksi. Silica didapat dari hasil pengendapan material dari dalam bumi dan
menempel pada pipa - pipa yang digunakan untuk proses produksi. Jika
jumlahnya sudah cukup banyak, silica tersebut akan dibersihkan agar diameter
pipa tidak semakin kecil dan jumlah uap yang dialirkan akan tetap optimal.
Limbah silica yang dihasilkan sedang dalam proses penelitian untuk dibuat
menjadi paving block dibantu oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
7
Gambar 2. 5 Sertifikat Pratama Tahun 2010
c. PROPER Biru
PROPER merupakan singkatan dari Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan yang dikembangkan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng
mendapatkan sertifikat PROPER Biru yang pada tahun 2013 atas supaya
perusahaan melakukan pengelolaan lingkungan yang diisyaratkan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Sebelumnya PT. Geo Dipa Enregi Unit DIeng
juga telah mendapatkan Proper Biru periode tahun 2010-2011 pada Gambar 26
dan 2011-2012 pada Gambar 2.7.
8
Gambar 2. 6 Sertifikat PROPER Periode 2010-2011
9
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Geo Dipa Energi memiliki beberapa cabang yang tersebar di beberapa daerah. Berdasarkan struktur organisasi PT. Geo Dipa Energi
terbagi menjadi 2 yakni struktur pusat dan struktur cabang. Pada struktur organisasi, perbedaan status karyawan dibedakan dengan
beberapa warna. Untuk karyawan tetap menggunakan warna hitam, untuk karyawan outsourching yang dikontrak langsung oleh
perusahaan menggunakan warna biru, dan karyawan outsourching yang dikontrak oleh vendor untuk perusahaan menggunakan warna
merah. Susunan struktur organisasi pusat dan cabang Dieng PT. Geo Dipa Energi secara umum dapat dilihat pada gambar 2.8.
Direktur Utama
BOD
General Manager
Puguh Wintoro
Procurement
Superintendent
Syamsumin
Power Plant
Environtment SF Operation PP Operation Finance
Maintenance
Superintendent Superintendent Superintendent Assistant Manager
Superintendent
Vacant Sarbeni Rangkuti Widoyo Azizah S.
M. Nor Chabib
Topography
Geosience Logistic
& Civil
& technical Production Superintendent
Superintendent
Vacant Supriana
R. Julianto
10
2.2.1 Struktur Organisasi Departemen Steam Field
Departemen Steam Field terdapat juga susunan organisasi yang dipimpin oleh Bapak M. Istiawan sebagai seorang manajer. Departemen
ini bertanggung jawab pada proses produksi PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng. Gambar 2.9 merupakan susunan organisasi departemen
Steam Field :
Steam Field
Manager
M Istiawan
Nurpratama
Geosience &
SF Planning & SF Operation
Technical
Technical Superintendent
Production
Evaluation Sarbeni Rangkuti
Vacant
Riswan Herdian R
SF Planning & SF Operation Staff 1 SF Operation Staff 2 SF Operation Staff 3 SF Operation Staff 4
Reporting Staff Sodiq Setiyono Aldi Wahyu S. Budiyono Sapto Adi Wibowo Analist
Vacant Lastyo Sujatmiko Dafit Rizal Prangkas Dedi Adi Kuncahyo Slamet Sugiono
Ujang Sunarya Zulkarnain Hardiyanto Parnen Mujahidin
Yuli Setyanto Wahyu Joko S. Arif Rahman H. Yudi Iskandar
Supriyono Samuri Budiarso Vacant Vacant
11
2.2.2 Struktur Organisasi Departemen Maintenance
Departemen Maintenace dipimpin oleh Bapak Henky Irawan sebagai seorang manajer. Bagian ini bertanggung jawab pada proses
perawatan dan pemeliharaan alat – alat produksi dan mesin milik PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng. Gambar 2.10 merupakan susunan
organisasi bagian Maintenance :
Maintenance Manager
Henky Irawan
PP Mechanical
SF Mechanical SF Electrical PP Electrical Rotating
SF Instrument & Maintenance PP Instrument & Piping and Civil
Maintenance Maintenance Maintenance Equipment
Control Supervisor Supervisor Control Supervisor Supervisor
Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor
Sulistiono Slamet Riyadi Rhente W. Ismail
Rochmat Deny Kristianto Ismanto Kurniawan TW.
Nikmat Kuntara
12
2.2.3 Struktur Organisasi Departemen Power Plant
Departemen Power Plant dipimpin oleh Bapak Izzudin sebagai seorang manajer. Bagian ini bertanggung jawab pada proses produksi
dalam hal pembangkit listrik sebagai output PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng. Gambar 2.11 merupakan susunan organisasi bagian Power
Plant :
Power Plant
Manager
Izzudin
Balance of Plant
PP Operation PP Operation PP Operation PP Operation
Operation
Supervisor 1 Supervisor 2 Supervisor 3 Supervisor 4
Supervisor
Andi Salahudin Tursin Abdul Qodir A. Mardiyo
Vacant
PP Planning & PP Operation Staff 1 PP Operation Staff 2 PP Operation Staff 3 PP Operation Staff 4 Water & Pump
Evaluation Staff Arif Muliawan Sutrisno Agung Apri Jon Agung Saputro Operation Staff
Vacant Bayu Aji N. Abdul Rais Ahmad Humam Miftahurrohman Vacant
Vacant Ahmad Zulkifli Vacant
Balance of Plant
Operation Staff
Vacant
13
2.2.4 Struktur Organisasi Departemen HC & Finance
Departemen HC & Finance dipimpin oleh Bapak Agus Spriyanto sebagai seorang manajer. Bagian ini bertanggung jawab pada proses
keuangan dan sumber daya manusia di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng. Gambar 2.12 merupakan susunan organisasi bagian HC &
Finance :
HC & Finance
Manager
Agus Supriyanto
Tax Administration
Information Technology Staff
Tri Budianto Vacant
14
2.2.5 Struktur Organisasi Departemen Health, Safety and Environment
Departemen HSE dipimpin oleh Bapak Hefi Hendri sebagai seorang manajer. Bagian ini bertanggung jawab pada Keselamatan kerja dan
lingkungan di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng. Gambar 2.13 merupakan susunan organisasi bagian HSE :
HSE
Manager
Hefi Hendri
15
2.2.6 Struktur Organisasi Departemen Procurement
Departemen Procurement dipimpin oleh Bapak Syamsumin sebagai seorang superintendent. Bagian ini bertanggung jawab pada proses
pengadaan barang dan pemilihan vendor di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng. Gambar 2.14 merupakan susunan organisasi bagian
Procurement :
HSE Manager
Hefi Hendri
16
2.3. Manajemen Perusahaan
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai manajemen perusahaan yang terbagi
menjadi visi-misi, nilai perusahaan, ketenagakerjaan, pemasaran, dan fasilitas
yang diberikan.
Menjadi perusahaan energi geothermal yang handal dan terpercaya melalui insan
Geo Dipa, keunggulan operasional dan pertumbuhan yang berkesinambungan.
Adapun 5 misi yang diusung oleh PT. Geo Dipa Energi, yaitu:
17
Selain visi dan misi yang telah disebutkan sebelumnya, PT. Geo Dipa Energi juga
menanamkan nilai - nilai karakter bagi setiap pekerjanya yang disebut dengan Geo
Dipa Energi Value seperti Gambar 2.16. Terdapat empat nilai, yaitu:
a. Learning
Melakukan pembelajaran dan inovasi secara berkesinambungan untuk memberi
nilai tambah bagi pelanggan dan pemegang kepentingan.
b. Integrity
Bersikap jujur dan terpercaya dalam segala pemikiran, perkataan dan tindakan.
c. Goal Oriented
Berkomitmen untuk mencapai keunggulan dalam segala hal yang kami lakukan
dan bersikap penuh semangat untuk mencapai hasil yang melebihi harapan.
d. Honour
Bertekad untuk dikagumi atas kinerja berkelas dunia melalui profesionalisme dan
sikap saling menghormati.
e. Teamwork
Percaya akan kekuatan sinergi dan komunikasi untuk membangun tim yang
unggul.
Poster visi, misi, dan Geo Dipa Energi Value diletakkan di berbagai area kantor
yang dapat menjadi pengingat bagi setiap pekerja.
18
2.3.2. Ketenagakerjaan
Dalam bagian ini akan dijelaskan tentang ketenagakerjaan yang diterapkan pada
PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng, seperti status pekerja, prosedur penerimaan
karyawan, pejadwalan kerja, sistem upah dan penghargaan serta sanksi yang
diberikan kepada karyawan.
a. Status Pekerja
Jumlah pekerja di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng adalah 250 orang dari seluruh
bidang. Persentase antara pekerja laki – laki dengan perempuan yaitu laki – laki
mempunyai persentase 90%, sedangkan persentase pekerja perempuan yaitu
10%. Pekerja di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan status karyawan, yaitu:
i. Karyawan Tetap
Karyawan tetap adalah perkerja yang telah diangkat sebagai pekerja tetap setelah
menyelesaikan masa percobaan atau job training.
Persentase status karyawan PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng terbagi menjadi
85,44% untuk karyawan tetap dan 14,56% untuk karyawan outsourcing.
Persentase karyawan outsourcing terbagi kembali menjadi 2 yakni, 11,65% untuk
karyawan yang kontrak oleh vendor, di mana vendor tersebut bekerja sama
dengan PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng dan 2,91% untuk karyawan yang
dikontrak langsung oleh perusahaan.
19
b. Prosedur Penerimaan Karyawan
Prosedur perekrutan tenaga kerja pada PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng pada
umumnya sama dengan proses perekrutan tenaga kerja di beberapa perusahaan
lainnya. Berikut ini adalah langkah-langkah proses perekrutan tenaga kerja :
Agar lebih jelas mengenai prosedur penerimaan karyawan, pada gambar 2.17
ditunjukkan alur proses perekrutan tenaga kerja di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng.
20
Gambar 2.17. dibuat berdasarkan keterangan staff HRD PT. Geo Dipa Energi Unit
Dieng yang bertugas dalam perkrutan karyawan. Alur penerimaan tenaga kerja
dimulai ketika sebuah departemen mengajukan request untuk penambahan tenaga
kerja kepada departemen HRD. Lalu bagian HRD membuka lowongan kerja untuk
mencari tenaga kerja yang dibutuhkan dengan syarat tenaga kerja tersebut lolos
persyaratan yang diberikan oleh perusahaan. Jika semua persyaratan terpenuhi
maka tenaga kerja tersebut akan langsung dipekerjakan oleh perusahaan. Namun
jika belum ada tenaga kerja yang sesuai maka departemen HRD akan terus
membuka lowongan kerja.
c. Penjadwalan Kerja
PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng memiliki waktu kerja lima hari seminggu dan
delapan jam dalam satu hari. Jadwal kerja di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng
dibagi menjadi dua, yaitu jadwal kerja karyawan non shift dan karyawan shift.
Jadwal non shift diperuntukkan bagi karyawan yang bekerja di bagian yang tidak
harus beroperasi selama 24 jam seperti manajer dan staff kantor, sedangkan
jadwal shift digunakan pada bagian yang harus selalu standby selama 24 jam
seperti security dan petugas P3K. Dalam jadwal kerja non shift, khusus hari Senin
karyawan masuk pukul 08.00 WIB untuk memberi kelonggaran bagi karyawan dari
luar daerah Wonosobo yang pulang saat weekend dan baru kembali hari Senin.
Selain itu, pada hari Jumat karyawan pulang lebih awal pada pukul 15.30 WIB.
Pembagian jadwal kerja non shift tersebut ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
Jadwal kerja shift membagi karyawan ke dalam tiga shift dengan lama masing-
masing shift adalah delapan jam.. jadwal shift dibuat karena ada bagian-bagian
tertentu yang tetap harus beroperasi selama 24 jam, seperti security dan petugas
P3K. Ketentuan jam kerja shift di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng ditunjukkan
dalam Tabel 2.2 :
21
Tabel 2. 2 Jadwal Kerja Karyawan Shift
Jadwal shift tersebut berlaku bagi pekerja di bagian Steam Field, Security,
Condensor Drop Pot Control (CDP), Control Room di Power Plant, Poliklinik/P3K
dan penjaga balong. Untuk pembagian jadwal shift, pihak perusahaan
menyerahkan kepada para pekerja sehingga dapat didiskusikan dengan masing-
masing tim kerja.
d. Sistem Upah
Dasar sistem upah di PT. Geo Dipa Energi adalah kinerja, kompetensi, dan biaya
kebutuhan hidup yang layak. Standar pemberian upah yaitu UMR atau upah
minimum regional. Pekerja yang melakukan lembur akan mendapatkan tambahan
upah berupa upah lembur. Upah lembur dihitung bila pekerja bekerja melebihi 30
menit setelah jam kerja biasa. Lembur akan diakui bila disertai Surat
Pemberitahuan Lembur dan dibuktikan dengan absensi pada mesin. Upah lembur
jumlahnya lebih besar dua kali daripada upah regular. Upah lainnya yaitu
Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan yang dibagikan berdasarkan hari raya
22
masing-masing pekerja. Pekerja yang berhak mendapat THR adalah yang telah
bekerja minimal tiga bulan.
Penghargaan bagi pekerja dinilai penting untuk meningkatkan kinerja dan motivasi.
Oleh karena itu, PT. Geo Dipa Energi tiap tahunnya memilih dan menentukan
seorang pekerja teladan yang akan diberikan penghargaan. Selain itu, bagi pekerja
yang menunjukkan kinerja terbaiknya, loyalitas, serta tanggung jawab akan
dievaluasi dan berhak mendapat penghargaan dari perusahaan. Penghargaan
dapat berbentuk voucher belanja, gadget dan tambahan upah dengan nominal dan
persenan tertentu.
2.3.3. Fasilitas
Agar karyawan merasa nyaman, PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng menyediakan
fasilitas bagi seluruh karyawan. Fasilitas yang disediakan PT. Geo Dipa Energi Unit
Dieng antara lain tempat ibadah (mushola), ruang P3K yang terdapat di area
kantor, kantin, tempat parker dan fasilitas olahraga. Selain itu, setiap hari karyawan
tetap maupun outsourcing mendapatkan fasilitas antar jemput dari perusahaan.
Mushola yang berada di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng biasa digunakan sholat
oleh para karyawan setiap pukul 12.00 WIB. Pada hari Jumat biasanya diadakan
sholat berjamaah yang dipimpin oleh seorang imam yang berasal dari luar
perusahaan. Fasilitas P3K digunakan bila ada karyawan yang merasa kurang
sehat untuk beristirahat atau memeriksakan diri.
PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng juga memiliki fasilitas kantin dan tempat parkir.
Setiap istirahat makan siang biasanya para karyawan menikmati jatah makan siang
yang diberikan perusahaan di kantin, sedangkan area parkir yang dimiliki biasanya
digunakan untuk para tamu yang berkunjung dan mobil jemputan karyawan. Selain
itu, PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng juga menyediakan fasilitas antar jemput untuk
23
karyawan tetap maupun outsourcing mengingat lokasi perusahaan yang jauh dari
Kota Wonosobo. Karyawan akan berkumpul di titik tertentu dan dijemput
menggunakan mobil tersebut untuk kemudian berangkat ke kantor.
24
BAB 3
c. Formulir safety work permit seperti Gambar 3.1 yang telah diisi oleh bagian
steam field akan diberikan ke departemen HSE untuk disetujui. Tim HSE
kemudian akan mengawasi pekerjaan yang dikerjakan di sumur produksi. Jika
terjadi bahaya karena kerusakan alat maka pekerjaan akan segera dihentikan
dan pihak maintenance akan diminta untuk memperbaiki alat yang rusak,
namun bila kondisi tidak menunjukkan tanda - tanda kerusakan atau bahaya
maka produksi terus berlanjut hingga uap kering hasil produksi dikirim ke
Power Plant.
25
1 3
2
2
3
4
5
8 9
d. Power plant akan menggunakan uap kering hasil produksi untuk memutar
turbin sehingga dihasilkan energi listrik yang nantinya akan dikirim ke PT. PLN
(Persero).
Dalam kegiatan proses produksi PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng dimulai dari
departemen Steam Field mengajukan permohonan pada departemen Maintenance
untuk memeriksa peralatan yang digunakan. Setelah peralatan siap maka
departemen Steam Field mengisi formulir safety work permit, namun jika peralatan
belum siap maka departemen Maintenance akan memperbaiki sampai peralatan
tersebut aman untuk digunakan. Setelah mengisi formulir safety work permit,
departemen Steam Field akan mengirimkan formulir tersebut kepada departemen
HSE untuk disetujui. Setelah disetujui maka departemen Steam Field segera
melaksanakan kegiatan produksi dengan diawasi oleh departemen HSE. Jika
dalam pengawasan departemen HSE tidak menemukan bahaya maka hasil
produksi akan dikirimkan ke departemen Power Plant untuk diolah menjadi listrik
lalu dikirimkan kepada PT. PLN. Jika dalam pengawasan departemen HSE
menemukan terjadi bahaya maka kegiatan produksi akan dihentikan dan
departemen Steam Field kembali meminta departemen Maintenance untuk
memeriksa peralatan dan memperbaiki penyebab terjadinya bahaya tersebut.
Gambaran proses bisnis secara keseluruhan di PT Geo Dipa Energi Unit Dieng
dapat dilihat pada Gambar 3.2.
27
PROSES BISNIS DI PT. GEO DIPA UNIT DIENG
Meminta operator
maintanance
Ya Apakah
mengecek peralatan Mengirimkan
peralatan Tim HSE mengawasi
produksi hasil produksi ke
siap? pekerjaan yang
PLN
sedang dilakukan
Tidak
Memperbaiki
peralatan yang
rusak Selesai
Mengisi form
safety work permit
Tidak
Apakah
peralatan
siap?
Ya
Melakukan kegiatan
proses produksi
Apakah Tidak
terjadi
bahaya?
Tim HSE
Ya memberhentikan
kegiatan proses
produksi
28
3.2 Layanan yang Diberikan
PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengeboran panas bumi yang digunakan untuk membangkitkan listrik di kawasan
Jawa, Madura, dan Bali. PT. Geo Dipa Energi memanfaatkan potensi uap panas
yang terkandung dalam perut bumi yang nantinya dapat diubah menjadi energi
listrik. PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng memiliki satu buah turbin sebagai
penggerak generator. Turbin tersebut bekerja untuk mengubah tenaga kalor yang
terdapat di dalam uap menjadi tenaga mekanis berupa putaran melalui sudut -
sudut yang terdapat di dalam turbin. Generator yang digunakan dapat
menghasilkan tenaga listrik sebesar 60 MW yang dapat mencukupi 20% kebutuhan
listrik di kawasan Jawa, Madura, dan Bali. Proses pendistribusian listrik dilakukan
oleh PT. PLN (Persero) setelah listrik dikirim oleh PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng.
29
Gambar 3.3. Skema Siklus Uap Hasil Pemisahan
Siklus tersebut merupakan siklus yang terotasi sehingga tidak ada limbah yang
terbuang sia-sia. Uap panas akan masuk ke reservoir yang telah terpasang di
dalam sumur. Katup yang berada dalam reservoir dapat dibuka sehingga aliran
uap yang masih mengandung uap air dapat mengalir ke separator. Separator
berfungsi untuk memisahkan uap dan kandungan air. Separator terdiri dari sekat-
sekat yang dapat menahan air agar tidak terbawa uap bertekanan tinggi. Hasil dari
separator adalah uap bertekanan tinggi yang akan dikirim ke power plant dengan
tekanan sebesar 11-13 bar. Brine (air yang banyak mengandung mineral seperti
silika) yang telah dipisahkan akan dikirim ke balong (kolam penampungan) untuk
dibuang atau diinjeksikan ke dalam bumi melalui sumur injeksi. Setiap pipa yang
menghubungkan antara reservoir dan separator dihubungkan juga ke tower
pengurai yang memiliki katup otomatis. Tower pengurai/ AFT memiliki fungsi yang
sama dengan separator, namun hanya beroperasi bila kadar brine yang terdapat
dalam separator melebihi batas daya tampung separator. Balong air berguna untuk
30
menampung brine dari separator dan tower. Brine yang ada di dalam balong akan
dihisap oleh pompa injeksi untuk dialirkan ke dalam perut bumi kembali.
31
Gambar 3.4. Skema Siklus Uap Kering
32
masuk dalam waktu sekitar setengah jam. Setelah mencapai 2000 RPM, putaran
kembali dinaikkan menjadi 3000 RPM. Saat kecepatan turbin sebesar 3000 RPM,
sistem AVR (Automatic Voltage Regulator) mendapatkan voltase yang sama
dengan yang dialirkan oleh PLN. Voltase yang telah tercapai kemudian dinaikkan
dengan transformator step up agar dapat menekan voltase yang dialirkan PLN ke
daerah Jawa, Madura dan Bali.
Proses yang terakhir dalam tahap pembangkitan listrik adalah proses pompa. Air
kondensor dari main condensor yang masih bersuhu sekitar 33o – 35oC akan
dipompa menggunakan Hotwell Pump P-101 A dan P-102 B untuk didinginkan di
cooling tower tetapi sebagian akan di by pass menuju blow down pump yang
kemudian diinjeksikan kembali ke perut bumi melalui sumur injeksi. Di cooling
tower terjadi proses pendinginan yang akan menghasilkan air bersuhu 20o – 25oC
dan pembuangan NCG ke udara. Skema diagram pembangkit listri tenaga uap
ditunjukan pada gambar 3.5.
33
3.4 Fasilitas Operasi
PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng memiliki beberapa fasilitas yang mendukung
proses operasinya. Pada sub bab ini akan dibahas fasilitas yang digunakan dalam
proses produksi PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng.
34
Tabel 3. 1 Daftar Sumur Produksi dan Sumur Injeksi
Keterangan
Well Name : Nama sumur.
Spud Date : Kedalaman sumur.
Casing Type : Tipe sumur.
Initial Condition : Output sumur.
Latest Condition : Kondisi sumur sekarang.
3.4.2 Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan fluida 2 fasa dari sumur produksi menjadi
fasa gas dan fasa cair. Konstruksi dari separator berupa sekat yang dapat
menahan air agar tidak terbawa uap bertekanan tinggi. Hasil dari separator adalah
uap yang akan dikirim ke power plant untuk menggerakkan turbin dan brine (air
yang banyak mengandung mineral) yang akan dikirim ke balong untuk diinjeksikan
kembali ke perut bumi melalui sumur injeksi. Gambar 3.6. menunjukkan separator
yang dimiliki PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng.
35
Gambar 3. 6 Separator
36
separator masih mengandung butiran-butiran air yang kemudian dipisahkan lagi
melalui demister untuk memperoleh uap yang kering yang akan masuk ke main
stop valve (katup utama).
37
Gambar 3. 9 Steam Turbin
3.4.7 Generator
Generator berfungsi untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan tenaga
putaran yang diperoleh dari turbin uap. Generator di PLTP Dieng memiliki daya
sebesar 60 MW dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri sebesar 2,1
MW dengan tegangan keluar sebesar 15 KV. Generator di PT. Geo Dipa Energi
Unit Dieng ditunjukkan pada gambar 3.10.
Gambar 3. 10 Genarator
3.4.8 Transformator
Transformator merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan. Pada PLTP Dieng terdapat lima buah transformator dengan spesifikasi
sebagai berikut:
1. Autotransformator 150 kV/ 15 kV dan 15 kV/150 kV
2. Transformator Step Down 15 kV/ 6 kV
38
3. Transformator Step Up 15 kV/ 380 kV
4. Transformator Step Down 6 kV/ 250 kV
Gambar 3.11. menunjukkan transformator yang dimiliki PT. Geo Dipa Energi Unit
Dieng.
Gambar 3. 11 Transformator
3.4.10 Condesor
Condensor adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap dari
turbin dengan suhu sekitar 33oC. Uap yang keluar dari turbin masuk dari sisi
kondensor kemudian mengalami kondensasi akibat penyerapan panas oleh air
pendingin yang diinjeksikan. Gambar 3.12. menunjukkan condensor di PT. Geo
Dipa Energi Unit Dieng:
39
Gambar 3. 12 Condensor
3.4.11 Ejector
Ejector berfungsi untuk membuat main condensor dalam keadaan vakum sehingga
mempermudah proses kondensasi uap dari turbin. Gambar 3.13 menunjukkan
ejector di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng.
Gambar 3. 13 Ejector
40
3.4.13 Cooling Tower
Cooling tower berfungsi sebagai unit pembuangan akhir yang berupa uap atau gas
(Non Condensable Gas) yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Cooling tower
yang digunakan adalah tipe counter flow yang terdiri dari 9 sel dan tiap sel memiliki
2 buah fan.
3.4.15 Silencer
Silencer atau AFT (Athmosferic Flash Tank) adalah unit yang akan meredam suara
aliran brine hasil pemisahan dari separator serta meminimalisir terjadinya carry
over (menyemburnya rintik-rintik brine ke udara karena tekanan yang tinggi) lewat
struktur berupa plat besi melingkar di dalamnya yang di desain untuk menahan
tekanan berkekuatan tinggi yang menyebabkan semburan brine tersebut. Gambar
3.14. menunjukkan silencer yang dimiliki PT. Geo Dipa Energi unit Dieng.
Gambar 3. 14 Silencer
41
BAB 4
Departemen HSE dipimipin oleh Bapak Hefi Hendri selaku Manager HSE, Bapak
Suparwanto selaku Super intendent, Bapak Sudaryanto selaku Supervisor Health
and Safety, Bapak Imam selaku staff Health and Safety, dan Bapak Aron selaku
staff Environment.
Tanggung jawab Departemen HSE PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng yang
selanjutnya disebut sebagai Jobdesc adalah sebagai berikut :
1. Memastikan dukungan kepada management terkait permasalahan dan
kebijakan bidang HSE dan Sistem Management HSE.
5. Memastikan terciptanya lingkungan kerja yang bersih, sehat, dan aman guna
tercapainya penilaian prestasi K3 (Safety Award) dan memastikan
terpenuhinya data kriteria persyaratan program penilaian kerja perusahaan
dalam pengelolaan lingkungan hiudp (PROPER).
42
6. Memastikan pelaksanaan pemantauan dan pengelolaan lingkungan sudah
sesuai dengan kaidah ketentuan/pedoman dalam dokumen AMDAL dan
UKL/UPL.
Tanggung jawab Departemen HSE PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng khususnya
bagian Environment yang selanjutnya disebut sebagai Jobdesc adalah sebagai
berikut :
1. Memastikan pengawasan terhadap realisasi program penghijauan di sekitar
lokasi Wellpad dan Power plant.
43
3. Memastikan pengawasan kondisi kegiatan operasional dalam keadaan baik
untuk mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran/kerusakan lingkungan.
Departemen HSE PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng memiliki tiga ruangan, yaitu
ruang kantor HSE, ruang safety, gudang dokumen dan APD. Ruang kantor HSE
adalah tempat manager dan superintendent bekerja serta tempat rapat terkait
dengan HSE. Ruang safety adalah gudang atribut keselamatan kerja. Sedangkan
gudang dokumen dan APD adalah ruang kerja supervisor, staff outsourcing HSE
dan penyimpanan persediaan atribut keselamatan dan dokumen-dokumen terkait
HSE.
b. Mahasiswa dapat mempelajari proses produksi di well pad PT. Geo Dipa Unit
Dieng.
44
f. Mahasiswa diperbolehkan untuk mengambil foto atau video dengan
sepengetahuan pembimbing lapangan.
Pada bulan Agustus 2017, di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng akan dilakukan
penilaian EBTKE oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi (EBTKE). Penilaian ini bersifat wajib untuk perusahaan yang bergerak di
bidang energi. Hal yang dinilai adalah prosedur standar EBTKE K3 dan lingkungan.
Pada saat melaksanakan tugas baik saat produksi maupun perbaikan, karyawan
dipantau langsung oleh departemen HSE untuk memastikan semua pekerjaan
dilaksanakan sesuai standar SOP yang sudah ditetapkan. Sebelum bekerja,
karyawan HSE akan mengecek kondisi sumur untuk melihat adanya kebocoran
pada sumur seperti pada Gambar 4.1. Jika terjadi kebocoran maka karyawan lain
akan dilarang untuk mendekati sumur tersebut.
45
Gambar 4. 1 Pemantauan karyawan
Pengecekan tekanan H2S dilakukan pada sumur produksi dan sumur injeksi yang
aktif maupun dalam kondisi shut in (tidak aktif) yang berjumlah 42 sumur di tiap
Well Pad. Pengecekan tersebut bertujuan untuk memastikan tidak terjadi
pelepasan NCG (Non Condensable Gas) berlebihan atau tidak terkontrol dengan
menggunakan alat pelindung diri yang bernama portable gas detector seperti pada
Gambar 4.2. Pengecekan dilakukan setiap hari oleh supervisor safety. Ciri sumur
yang mengalami kebocoran adalah adanya bau menyengat di sekitar sumur dan
suara desis yang keluar dari katup sumur. Hal ini dilakukan karena banyak sumur
produksi atau injeksi yang berada di lingkungan masyarakat Dieng, tentu sangat
berbahaya jika ada kebocoran gas di sekitar masyarakat setempat. Jika terjadi
kebocoran gas akan dilakukan penutupan katup sumur untuk mengurangi
kebocoran yang terjadi.
46
4.2.3 Menyediakan perlengkapan atribut keselamatan kerja bagi karyawan
Atribut keselamatan kerja yang wajib digunakan diantaranya adalah helm safety,
sepatu safety, sarung tangan polkadot, dan wearpack. Atribut tambahan lain atau
opsional adalah earplug, safety harness, kacamata, sarung tangan asbes, sarung
tangan kulit, sarung tangan karet, dan safety body harness.
Departemen HSE PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng mempunyai agenda untuk
melakukan pendataan dan mengecek kondisi alat pelindung diri yang sudah ada
seperti pada Gambar 4.3. Jika ditemukan alat pelindung diri yang sudah melewati
tanggal kadaluwarsa akan dipisahkan dan membeli alat yang baru. Untuk
penyediaan kepada karyawan, sistem kerjanya berdasarkan permintaan karyawan
kepada departemen HSE. Umumnya Departemen HSE menerima permintaan alat
pelindung diri paling banyak adalah sarung tangan dan wearpack.
47
dokumen Penilaian EBTKE K3, dokumen Penilaian EBTKE Lingkungan, dokumen
Manifest Sertifikasi Peralatan, dokumen Limbah B3, dll.
Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 merupakan papan informasi tentang keselamatan
kerja di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng yang diperbaharui setiap hari.
Pembaharuan dilakukan pada periode waktu (tanggal hari ini), kolom hari kerja
selamat (hari), dan jam kerja selamat. Tiga kolom terserbut dibaharui hanya jika
tidak terjadi kecelakaan atau cidera pada hari tersebut. Tetapi jika terjadi
kecelakaan atau cidera, kolom cidera berat (kematian dan kecelakaan
menyebabkan hari kerja hilang) dan/atau hari kerja hilang diisi dan periode waktu
jam kerja selamat akan diulang kembali.
48
Penjelasan untuk bagian papan keselamatan sebagai berikut :
a. Total Recordable Incident Rate (TRIR) =
Incident Rate atau tingkat terjadinya kecelakaan adalah sebuah indikator untuk
menunjukkan seberapa sering kecelakaan itu terjadi atau seberapa parah
kecelakaan tersebut. Selain itu, incident rates juga bisa dipakai untuk mengukur
kinerja, terutama kinerja kesehatan dan keselamatan kerja sebuah perusahaan.
Sumber : http://jurnal-k3lh.web.id/2015/01/09/statistik-kecelakaan-kerja-work-
accident statistics/ diakses pada 6 September 2017.
b. Periode Waktu =
Tanggal terakhir terjadinya kecelakaan kerja sampai dengan tanggal sekarang.
Periode awal waktu akan diganti apabila terdapat kecelakaan kerja yang
menyebabkan hari hilang.
49
Berikut perhitungan untuk jam kerja orang =
(4.2)
Keterangan =
JTK = Jumlah Tenaga Kerja JK = Jam Kerja per minggu
MK = Minggu Kerja per tahun JHL = Jumlah Hari Lembur
JHA = Jumlah Hari Absen
Sumber : http://jurnal-k3lh.web.id/2015/01/09/statistik-kecelakaan-kerja-work-
accident statistics/ diakses pada 6 September 2017.
50
Gambar 4. 6 Papan Informasi Keselamatan di Power Plant
4.2.6 Divisi HSE yang merangkap sebagai Tim Klaim Petani (Akibat Kecelakaan
Kerja “Kejadian Well Pad 30”) membuat, menyusun, dan merapikan dokumen
terkait klaim petani
Tim klaim petani adalah tim yang terbentuk untuk melayani dan menindaklanjuti
klaim - klaim petani yang masuk ke perusahaan akibat kecelakaan kerja di Well
Pad 30. Kecelakaan yang terjadi mengakibatkan kerugian besar bagi beberapa
ladang yang tersebar di sekitar Well Pad 30, sehingga sebagai bentuk tanggung
jawab, perusahaan melakukan ganti rugi pada lahan dan tanaman yang rusak
karena kecelakaan kerja yang terjadi.
Klaim petani terbagi atas 4 (empat) tahap. Hal ini dilakukan agar pelayanan klaim
petani menjadi terstruktur dan efektif. Dokumen - dokumen terkait klaim petani
diantaranya adalah fotocopy buku tabungan, fotocopy KTP, fotocopy KK, kwitansi,
memo, perhitungan ganti rugi, berita acara negosiasi, HPS, surat keterangan beda
nama (jika ada), surat keterangan desa (jika beda nama), Letter C, SPPT/NJOP,
51
kronologi kejadian, gambar lokasi, hasil laboratorium, hasil pengukuran, lembar
pengendalian dan surat desa..
Selain membantu tugas harian, penulis juga mendapatkan tugas khusus dari staff
lingkungan. Tugas khusus yang diberikan adalah mengecek dan menyusun
dokumen – dokumen untuk kepentingan penilaian EBTKE lingkungan yang akan
dilakukan pada bulan Agustus 2017.
Tujuan EBTKE adalah untuk membuat energi dimana energi yang digunakan dapat
lebih ramah lingkungan sehingga terwujudnya tujuan menuju Indonesia Hijau.
EBTKE berkaitan dengan teknologi dan pemanfaatan sumber daya energi baru
sehingga dapat mengurangi penggunaan energi fosil yang telah menipis, sehingga
kebutuhan energi di masa depan tetap dapat terpenuhi dengan menggunakan
teknologi terbaru tersebut.
Hal terkait dengan EBTKE adalah SKT EBTKE, sertifikasi alat, standard
operational procedure (SOP) dan kualifikasi juru las. SKT EBTKE adalah Surat
Keterangan Terdaftar yang dikeluarkan oleh Ditjen EBTKE, SKT EBTKE
dibutuhkan oleh perusahaan lokal atau asing untuk dapat mengerjakan proyek atau
pelelangan (tender) dan melakukan kegiatan usaha yang berhubungan dengan
energi baru dan terbarukan (alternatif) di Indonesia.
52
Setelah melakukan penilaian, EBTKE akan mengirimkan hasilnya pada bulan
berikutnya. Hasil yang diberikan berupa penghargaan kepada perusahaan
tersebut. Untuk PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng, hasil penilaian EBTKE pada
periode sebelumnya adalah Pratama seperti Gambar 4.7.
53
5.2), lingkup sistem manajemen lingkungan (klausul 4.3), aspek lingkungan dengan
dampak lingkungan yang terkait (klausul 6.1.2), dan kriteria untuk evaluasi aspek
lingkungan yang signifikan (klausul 6.1.2).
Persiapan penilaian EBTKE yang akan dilakukan tim auditor terhadap PT. Geo
Dipa Energi Unit Dieng dimulai dengan memeriksa dokumen – dokumen prosedur
yang sudah terkumpul dalam satu folder. Dokumen yang dimaksud dapat berupa
foto, surat keputusan, dan berkas-berkas dokumen yang disimpan perusahaan.
Selain itu, mahasiswa juga diminta untuk melakukan safety inspection di
lingkungan sekitar kantor dengan cara mengamati kondisi lingkungan kantor terkait
kebersihan, kerapian dan kelengkapan APAR lalu mengisi formulir inspeksi.
54
Energi masih menemukan kekurangan pada tindakan atau upaya perusahaan
dalam menjalankan prosedur pengelolaan lingkungan.
Hal utama yang menjadi kendala bagi PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng dalam
penilaian EBTKE adalah pengelolaan silica yang belum maksimal. Hal ini
dikarenakan perusahaan sedang berfokus meningkatkan hasil produksi uap,
namun dengan meningkatnya hasil uap disertai juga meningkatnya silica yang ikut
terbawa uap ketika naik. Selanjutnya silica yang naik ke permukaan banyak yang
mengendap di balong, pompa dan pipa – pipa. Hal ini sangat menggangu jalannya
produksi karena silica yang mengendap di pompa dan pipa membuat alat – alat
tersebut tersumbat sehingga tidak dapat menyalurkan gas. Selain itu silica yang
mengendap di balong juga berpengaruh terhadap volume air di balong, jika terlalu
banyak silica yang berada di dasar balong membuat tinggi air semakin tinggi dan
dapat menyebabkan meluapnya air di balong. Selama ini penanggulangan silica
yang mengendap di balong hanya dikeruk dan dibuang di tempat pembuangan
limbah, tidak ada pengolahan setelah limbah ditempatkan di pembuangan limbah.
55
Gambar 4. 8 Panduan penyusunan dokumen penilaian EBTKE
56
l. Standard Operating Procedure (SOP) Handling Chemical,
t. Report of Analysis.
Untuk report of analysis, diadakan pengecekan air di Well Pad dan air warga yang
tinggal di sekitar Well Pad. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah uap yang
dihasilkan mempengaruhi kondisi air tanah. Hal ini berkaitan dengan kandungan
silica yang terbawa uap naik ke permukaan.
Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 merupakan pengecekan air dilakukan oleh pihak
ketiga yakni PT Superintending Company of Indonesia, atau lebih populer disingkat
SUCOFINDO seperti. Pengecekan sampel air ini juga akan digunakan untuk
pembuatan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) pada triwulan ke III tahun
2017.
57
Gambar 4. 10 Pengambilan sampel air bersih warga di sekitar Well Pad oleh
pihak SUCOFINDO
58
dokumen yang sudah habis masa berlaku tetap dijadikan satu folder sehingga
ketika ada pengecekan menimbulkan kesulitan.
59
Pada Tabel 4.1. merupakan hasil kelengkapan pengelolaan lingkungan berdasarkan dokumen yang ditemukan pada
perusahaan. Umumnya dokumen – dokumen tersebut dapat memenuhi beberapa kriteria yang diberikan oleh Kementrian
ESDM.
YA /
NO KRITERIA POIN BUKTI
TIDAK
Apakah perusahaan mempunyai peraturan Kebijakan K3L PT. Geo Dipa Energi
1 YA
intern tentang perlindungan lingkungan? (007K/GDE-DIENG/IV/2017-R1)
Apakah peraturan intern perusahaan mengatur
tentang kewajiban pekerja untuk mengikuti Kebijakan K3L PT. Geo Dipa Energi
2 YA
semua peraturan yang berkaitan dengan (007K/GDE-DIENG/IV/2017-R1)
perlindungan lingkungan?
Apakah di dalam peraturan tersebut telah
i. UMUM mengatur tentang sanksi apabila pekerja Kebijakan K3L PT. Geo Dipa Energi
3 YA
melanggar ketentuan perlindungan (007K/GDE-DIENG/IV/2017-R1)
lingkungan?
4 Apakah peraturan tersebut juga mengatur tentang :
SOP Pemantauan dan Pengukuran
a Perbaikan berkelanjutan YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Pencegahan dan penanggulangan SOP Pemantauan dan Pengukuran
b YA
pencemaran dan kerusakan lingkungan (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
60
Pemenuhan peraturan pemerintah dan SOP Pemantauan dan Pengukuran
c YA
persyaratan lingkungan lainnya GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1
Apakah kegiatan pengelolaan lingkungan dilengkapi dengan Tata Cara Baku (Standard Operation
5
Procedure) pada kegiatan :
SOP Pemantauan dan Pengukuran
a Pelaksanaan pengelolaan lingkungan kerja YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Pelaksanaan pengelolaan kualitas udara SOP Pemantauan dan Pengukuran
b YA
dan kebisingan (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Pelaksanaan pengelolaan hidrologi (debit SOP Pemantauan dan Pengukuran
c YA
air) (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Pelaksanaan pengelolaan kualitas air SOP Pemantauan dan Pengukuran
d YA
permukaan (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
SOP Pemantauan dan Pengukuran
e Pelaksanaan pengelolaan kualitas air tanah YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Pelaksanaan pengelolaan kualitas air SOP Pemantauan dan Pengukuran
f YA
limbah (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Pelaksanaan pengelolaan top soil, galian
g TIDAK -
dan timbunan
SOP Pemantauan dan Pengukuran
Pelaksanaan pengelolaan stabilitas lereng/
h YA (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
longsoran dan air larian
61
SOP Pemantauan dan Pengukuran
i Pelaksanaan pengelolaan limbah padat YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Pelaksanaan pengelolaan B3 dan limbah SOP Pemantauan dan Pengukuran
j YA
B3 (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Pelaksanaan pengelolaan gangguan pada SOP Pemantauan dan Pengukuran
k YA
flora dan fauna (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Pelaksanaan pengelolaan gangguan lalu
l TIDAK -
lintas dan kerusakan jalan
Pelaksanaan pengelolaan gangguan sosial SOP Pemantauan dan Pengukuran
m YA
budaya (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Pelaksanaan pengelolaan reservoir panas SOP Pemantauan dan Pengukuran
n YA
bumi (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
SOP Pemantauan dan Pengukuran
o Pelaksanaan pemantauan lingkungan YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
SOP Pemantauan dan Pengukuran
p Pelaksanaan manajemen energi YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Kesiapan penanganan pencemaran dan SOP Pemantauan dan Pengukuran
q YA
kerusakan lingkungan (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
SOP Pemantauan dan Pengukuran
Apakah dilakukan kaji ulang (review) SOP
6 YA (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
secara berkala ?
62
Apakah perusahaan telah menyampaikan laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan
7
Lingkungan (RKL- RPL atau UKL- UPL) ?
Tepat waktu ( 1 bulan setelah periode
a YA SURAT BAPEDAL JAWA TENGAH
pelaporan)
Terlambat ( 1-2 bulan setelah periode
b TIDAK -
pelaporan)
Sangat terlambat ( lebih dari dua bulan
c TIDAK -
setelah periode )
d Tidak menyampaikan TIDAK -
Apakah perintah yang didaftarkan dalam Buku
8 Panas Bumi atau Berita Acara Pengawasan YA Report Analysis dan RKL – RPL
Lapangan dilaksanakan dengan tepat waktu ?
10 Pada level berapa posisi bagian yang menangani lingkungan panas bumi ?
63
a Satu level di bawah KTPB YA
64
b Pengawas di lapangan YA
65
kunjungan lapangan terkait pengelolaan dan
perlindungan lingkungan
1 Apakah yang menjadi dasar pelaksanaan program pengelolaan limbah ?
Rencana Kerja dan Anggaran Belanja & Kebijakan K3L
a YA
SOP (007/GDE-DIENG/IV/2017-R1)
b Rencana Kerja dan Anggaran Belanja TIDAK -
c SOP TIDAK -
d Tidak ada dokumen acuan TIDAK -
2 Siapakah yang mengesahkan program tersebut ?
a Pimpinan Tertinggi Perusahaan TIDAK -
b Kepala Teknik Panas Bumi YA MANUAL INTEGRASI SML & K3
PENGELOLA-
ii. c Pimpinan pengelolaan lingkungan TIDAK -
AN LIMBAH
d Tidak ada TIDAK -
3 Kepada siapa program pengelolaan limbah disosialisasikan ?
a Pengawas di lapangan TIDAK -
b Pelaksana kontraktor TIDAK -
c Disosialisasikan kepada a dan b YA MANUAL INTEGRASI SML & K3
4 Apakah dilakukan kajian output / emisi / timbulan limbah ?
Dilakukan dan mendapat rekomendasi /
a TIDAK -
persetujuan
b Dilakukan dan belum mendapat persetujuan YA REPORT OF ANALYSIS
66
c Tidak dilakukan kajian TIDAK -
5 Bagaimana penyediaan lokasi pengelolaan limbah ?
SOP Pengolahan Sampah
a Sesuai dengan rencana YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/006-R1)
b Tidak sesuai rencana TIDAK -
6 Apa saja metode yang digunakan untuk pengelolaan limbah cair :
SOP Penanggulangan Blow Out
a Injeksi kondesat dan brine YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/025-R1)
SOP Penanggulangan Blow Out
b Pengolahan llimbah cair domestik YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/025-R1)
SOP Penanggulangan Blow Out
c Kolam sedimentasi YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/025-R1)
Recycle air kondensat untuk operasi cooling SOP Penanggulangan Blow Out
d YA
tower (GDE/DIENG/HSE/SOP/025-R1)
Reuse air kondensat untuk kegiatan
e TIDAK -
pemboran
7 Apa saja metode yang digunakan untuk pengelolaan limbah padat, B3, dan limbah B3 ?
a TPS limbah padat TIDAK -
SOP Inspeksi K3LL
b Pemilahan Sampah YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/013-R1)
c Reduce Reuse Recycle YA SOP Inspeksi K3LL
67
(GDE/DIENG/HSE/SOP/013-R1)
d Pemanfaatan drilling cutting TIDAK -
e Landfill TIDAK -
f Incinerator TIDAK -
g Penyimpanan sementara scrap metal TIDAK -
SOP Pengelolaan Limbah B3
h Pemasangan simbol dan label B3 YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/012-R1)
SOP Pengelolaan Limbah B3
i TPS limbah B3 YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/012-R1)
SOP Pengelolaan Limbah B3
j Inventarisasi timbulan limbah B3 YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/012-R1)
Recycle limbah B3 melalui perusahaan SOP Pengelolaan Limbah B3
k YA
yang memiliki izin pengelohan limbah B3 (GDE/DIENG/HSE/SOP/012-R1)
8 Apa saja metode yang digunakan untuk pengelolaan kualitas udara emisi dan ambien :
a Gas Remova System TIDAK -
SOP Penanggulangan Gas Beracun
b Dispersi gas melalui cooling tower YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/001-R2)
SOP Inspeksi Operasional
c Pemeliharaan kendaraan YA
(GDE/DIENG/UMUM/SOP/003-R1)
SOP Pengendalian Operasional
d Pembatasan kecepatan kendaraan YA
(GDE/DIENG/UMUM/SOP/005-R1)
68
SOP Penanggulangan Gas Beracun
e Dispersi NCG pada cooling tower YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/001-R2)
SOP Penanggulangan Gas Beracun
f Memasang alat monitoring gas H2S YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/001-R2)
SOP Pengolahan Sumber Daya Alam
g Penanaman tanaman pelindung YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/018-R1)
SOP Pengolahan Sumber Daya Alam
h Penyiraman jalan YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/018-R1)
9 Apa saja metode yang digunakan untuk pengelolaan kebisingan ?
a Peredam suara pada dinding TIDAK -
Penggunaan rock muffer pada saat uji SOP Penanganan Gas Beracun
b YA
produksi (GDE/DIENG/HSE/SOP/001-R1)
SOP Pengendalian Operasional
c Pemeliharaan kendaraan dan mesin YA
(GDE/DIENG/UMUM/SOP/005-R1)
SOP Pemantauan dan Pengukuran
d Tanaman penghalang kebisingan YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Penggunaan alat pelindung kebisingan (ear
e YA MANUAL INTEGRASI SML & K3
muffer/ ear plug)
f Pengaturan waktu kerja proyek TIDAK -
10 Bagaimana realisasi pemanfaatan luas lahan untuk pengelolaan limbah ?
a Sesuai rencana YA REPORT OF ANALYSIS
69
b Lebih kecil dari rencana TIDAK -
c Lebih besar dari rencana TIDAK -
11 Pada level berapa posisi penanggung jawab pengelolaan limbah ?
70
c Tahap eksplorasi dan eksploitasi TIDAK -
14 Teknik apa yang digunakan dalam pengelolaan pencemaran lingkungan ?
a Penerapan teknollogi bersih TIDAK -
Penggunaan alat pengendali pencemaran SOP Pemantauan dan Pengukuran
b YA
lingkungan (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
SOP Pengolahan Sampah
Pengurangan kuantitas
c YA (GDE/DIENG/HSE/SOP/006-R1)
limbah/emisi/timbulan
15 Berapa persen pemanfaatan kembali limbah cair dan padat yang dilakukan oleh perusahaan ?
a 100 % TIDAK -
b > 75 % dan < 100 % TIDAK -
c 50 % - 75 % TIDAK -
SOP Pengolahanan Limbah B3
d < 50 % YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/012-R1)
Apakah dilakukan Studi Kestabilan Lereng SOP Pemantauan dan Pengukuran
1 YA
PENGELOLA- yang meliputi cut, fill, and houling ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
AN SUMUR Apakah dilakukan Studi Subsidence pada SOP Penanganan Stimulasi Sumur
2 YA
iii. DAN TAPAK sumur dan tapak sumur ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/010-R1)
SUMUR PANAS Apakah dillakukan pengelolaan kebisingan
SOP Penanganan Gas Beracun
BUMI 3 pada saat dilakukan pembersihan sumur dan YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/001-R2)
uji sumur ?
71
Apakah dilakukan pemagaran di sekitar sumur SOP Penanganan Well Surveillace
4 YA
? (GDE/DIENG/HSE/SOP/008-R1)
Apakah dilakukan penanganan steam leakage SOP Penanganan Well Surveillace
5 YA
? (GDE/DIENG/HSE/SOP/008-R1)
SOP Penanganan Well Surveillace
6 Apakah dilakukan pengelolaan limbah cair ? YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/008-R1)
Apakah dilakukan Studi Kestabilan Lereng SOP Pemantauan dan Pengukuran
1 YA
yang meliputi cut, fill, and houling ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Apakah dilakukan Studi Subsidence pada jalur SOP Penanganan Stimulasi Sumur
2 YA
pipa ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/010-R1)
PENGELOLA- Apakah dilakukan pengelolaan jika terjadi
3 YA MANUAL INTEGRASI SML & K3
AN JALUR kebocoran ?
iv.
PIPA PANAS Apakah dilakukan penanganan dari limbah
4 YA MANUAL INTEGRASI SML & K3
BUMI cair/uap dari steam trap ?
Apakah dilakukan kajian terhadap bahan itama
5 TIDAK -
insulator pipa?
Apakah dilakukan uji ketebalan pipa secara SOP Pemantauan dan Pengukuran
6 YA
berkala ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
PENGELOLAA SOP Pemantauan dan Pengukuran
Apakah dilakukan Studi Kestabilan lereng
v. N POWER 1 YA (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
yang meliputi cut, fill, and houling ?
PLANT
72
Apakah dilakukan pengelolaan slude dan SOP Penanganan Well Surveillace
2 YA
limbah silica ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/008-R1)
Apakah dilakukan monitoring udara emisi SOP Pemantauan dan Pengukuran
3 YA
terhadap kadar H2S dan NH3 ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Apakah dilakukan monitoring dari limbah cair SOP Pemantauan dan Pengukuran
4 YA
yang mengandung H2S, B , Hg, NH3 ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
Apakah dilakukan kajian terhadap bahan
5 TIDAK -
utama insulator ?
Apakah dilakukan pengelolaan oli
6 YA MANUAL INTEGRASI SML & K3
Transformator ?
Apakah telah dilakukan proses ganti rugi
SOP Penanganan Klaim Petani
1 terhadap lahan yang dibebaskan sesuai YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/024-R1)
kesepakatan ?
Apakah telah dilakukan sosialisasi mengenai SOP Penanganan Klaim Petani
2 YA
PENGELOLAA rencana kegiatan kepada masyarakat ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/024-R1)
vi. N SOSIAL Apakah telah dilakukan penerimaan tenaga Penerimaan tenaga kerja yang berasal
3 YA
BUDAYA kerja sesuai jumlah dan kebutuhan ? dari masyarakat lokal.
Memberikan seminar kesehatan dan
Apakah telah dilakukan kegiatan CSR kepada
4 YA pemeriksaan kesehatan gratis kepada
masyarakat sesuai kebutuhan ?
masyarakat.
5 Apakah ada kerja sama dengan kegiatan YA Bekerja sama dengan masyarakat
73
ekonomi lokal ? dalam hal produk makanan lokal ketika
sedang ada event di perusahaan.
Apakah telah dilakukan investarisasi flora dan
1 YA REPORT OF ANALYSIS
fauna ?
2 Bagaimana pelaksanaan pembuka lahan ?
a Terbatas pada area yang digunakan TIDAK -
b Melebihi area yang dibutuhkan TIDAK -
PENGELOLAA
Apakah telah dilakukan pemindahan atau
vii. N FLORA DAN
3 pengamanan satwa yang dilindungi yang TIDAK -
FAUNA
terdapat pada area proyek ?
Apakah terdapat tanda larangan berburu,
4 menangkap, maupun menembak satwa di area TIDAK -
proyek ?
5 Apakah telah dilakukan pemagaran cluster ?
Apakah telah dilakukan pengaturan waktu SOP Pemantauan dan Pengukuran
1 YA
PENGELOLAA mobilisasi ? (GDE/DIENG/UMUM/SOP/007-R1)
N KERUSAKAN Apakah telah dilakukan pengaturan jumlah SOP Pemantauan dan Pengukuran
viii. 2 YA
JALAN DAN kendaraan yang mobilisasi ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/007-R1)
LALU LINTAS Apakah telah dilakukan perbaikan jalan akses SOP Penangannan Klaim Petani
3 YA
? (GDE/DIENG/HSE/SOP/024-R1)
ix. PENGENDALIA 1 Apa yang menjadi acuan program pengendalian erosi dan sedimentasi ?
74
N EROSI DAN Rencana Kerja dan Anggaran Belanja &
a TIDAK -
SEDIMENTASI SOP
b Rencana Kerja dan Anggaran Belanja TIDAK -
c SOP TIDAK -
d Tidak ada dokumen acuan TIDAK -
2 Siapa yang menyetujui SOP pengendalian erosi dan sedimentasi ?
a Pimpinan Tertinggi Perusahaan TIDAK -
b Kepala Teknik Panas Bumi TIDAK -
c Pimpinan pengelola lingkungan TIDAK -
d Tidak ada TIDAK -
Apakah perusahaan memiliki program
1 TIDAK -
pengelolaan limbah lumpur dan serbuk bor ?
2 Apa bentuk pengelolaan yang dilakukan ?
PENGELOLA- a Pemanfaatan TIDAK -
AN LIMBAH b Penimbunan TIDAK -
x.
DAN LUMPUR c Upaya mitigasi TIDAK -
DAN SERBUK 3 Apa metode pemanfaatan yang dilakukan ?
BOR a Road base TIDAK -
b Pelapis jalan TIDAK -
c Bahan baku batako TIDAK -
d Lain – lain TIDAK -
75
-
1 Apakah terdapat fasilitas pembibitan ? TIDAK
76
a Eksotik (non lokal) TIDAK -
b Lokal TIDAK -
c Campuran eksotik dan lokal TIDAK -
6 Berapa jumlah bibit yang disiapkan ?
a < 100 % dari kebutuhan TIDAK -
b 100 % dari kebutuhan TIDAK -
c ≥ 120 % kebutuhan TIDAK -
Apakah perusahaan memiliki program
7 menyediakan bibit untuk lingkungan TIDAK -
masyarakat sekitar ?
Apakah fasilitas pembibitan sudah dilengkapi
8 TIDAK -
sistem administrasi ?
9 Bagaimana perawatan bibit dilakukan ?
a Pemberantasan gulma/hama/penyakit TIDAK -
Penggantian tanaman yang batas waktu di
b TIDAK -
pembibitan sudah terlampaui
c Pemupukan TIDAK -
-
Apakah dilakukan pemantauan terhadap
10 TIDAK
pertumbuhan bibit ?
77
a Rencana Kerja dan Anggaran Belanja TIDAK -
b Renacana Revegetasi TIDAK -
Bagaimana kesesuaian pelaksanaan pembukaan lahan untuk kegiatan pengusahaan dengan
2
rencana revegetasi dan atau RKAB ?
a Sesuai TIDAK -
b Tidak sesuai TIDAK -
3 Apa yang menjadi cakupan program revegetasi tersebut ?
a Perencanaan lokasi yang akan direvegetasi TIDAK -
b Pengukuran luas yang akan direvegetasi TIDAK -
c Pengaturan permukaan lahan TIDAK -
d Pengendalian erosi TIDAK -
e Penebaran tanah pucuk TIDAK -
f Pemilihan jenis tanaman TIDAK -
g Rencana penyediaan bibit TIDAK -
Perhitungan jumlah tanaman yang
h TIDAK -
diperlukan
i Rencana pemupukan TIDAK -
j Rencana penyiangan dan pendangiran TIDAK -
k Rencana penyulaman TIDAK -
Pencegahan dan penaggulangan limbah
l TIDAK -
pemboran
78
m Pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan TIDAK -
n Pemantauan keberhasilan TIDAK -
o Rencana jarak tanam TIDAK -
4 Kepada siapa program revegetasi tersebut disosialisasikan ?
a Pengawas di lapangan TIDAK -
b Pelaksana kontraktor TIDAK -
c Disosialisasikan pada a dan b TIDAK -
Apakah dilakukan analisis kesesuaian tanah
5 TIDAK
terhadap bibit jenis lokal dan non lokal ?
Apakah dilakukan perencanaan untuk
6 menentukan lokasi penempatan tanah pucuk TIDAK -
setelah dilakukan cut and fill ?
7 Bagaimana perlakuan terhadap tanah pucuk hasil pengupasan ?
a TIDAK - -
b TIDAK - -
Apakah dilakukan pengendalian erosi dalam
8 pengamanan tanah pucuk yang belum TIDAK -
dimanfaatkan ?
Apakah dilakukan penanaman tanaman
9 penutup pada timbunan tanah pucuk yang TIDAK -
diamankan ?
79
Apakah dilakukan peningkatan kualiltas pada
10 TIDAK -
timbunan tanah pucuk yang diamankan ?
Apakah dilakukan penanaman tanaman
11 TIDAK -
penutup pada lahan yang telah siap ditanami ?
12 Di mana lokasi penanaman tananaman penutup lahan ?
a Lereng-lereng / tebing kanan kiri jalan TIDAK -
b Tanggul pengaman pada kanan kiri jalan TIDAK -
13 Bagaimana cara penanaman Cover Crop ?
a Hydraseeding TIDAK -
b Manual TIDAK -
14 Berapa persentase penutupan lahan olah cover crop pada lahan revegetasi ?
a > 75 % TIDAK -
b 50 - 75 % TIDAK -
c < 50 % TIDAK -
Metode apa yang digunakan dalam perbaikan kualitas tanah pucuk yang akan dipakai untuk
15
revegetasi ?
a Mulsa TIDAK -
b Pemupukan TIDAK -
-
Apakah digunakan pola penanaman secara
16 TIDAK
multikulur (bermacam-macam jenis) ?
80
17 Apa jenis tanaman yang digunakan untuk revegetasi ?
a Eksotik (non lokal) TIDAK -
b Lokal TIDAK -
c Campuran eksotik dan lokal TIDAK -
18 Pada level berapa posisi penanggung jawab pengelolaan limbah ?
a Satu level di bawah KTPB TIDAK -
b Dua level di bawah KTPB TIDAK -
c Tiga level di bawah KTPB TIDAK -
d Lebih dari tiga level di bawah KTPB TIDAK -
19 Apakah dilakukan perawatan tanaman ? TIDAK -
Apakah ada program pengelolaan lingkungan SOP Pananganan Siaga Darurat
SARANA 1 YA
xiii. pada sarana penunjang ? (GDE/DIENG/HSE/SOP/004-R1)
PENUNJANG
2 Di mana pengelolaan lingkungan pada sarana penunjang tersebut dilakukan ?
81
a Power Plant YA
b Workshop / Bengkel YA
c Perumahan / Mess YA
d Kantor YA
e Klinik YA
f Akses jalan YA
82
Negara Lingkungan Hidup ?
4 Apa yang menjadi cakupan pengelolaan lingkungan di Workshop / Bengkel ?
a Sistem Drainase YA REPORT OF ANALYSIS
b Kolam Pengendap YA REPORT OF ANALYSIS
c Tempat Penampungan Limbah B3 YA REPORT OF ANALYSIS
d Pemisahan Jenis Sampah YA REPORT OF ANALYSIS
e Kolam Sedimen TIDAK -
5 Apa yang menjadi cakupan pengelolaan lingkungan di perumahan / Mess ?
a Drainase TIDAK -
b Pemisah jenis sampah TIDAK -
c IPAL TIDAK -
Melakukkan penanaman di sekeliling
d TIDAK -
perumahan
6 Apa yang menjadi cakupan pengelolaan lingkungan di Perkantoran ?
a Drainase YA REPORT OF ANALYSIS
b Pemisah jenis sampah YA REPORT OF ANALYSIS
c IPAL YA REPORT OF ANALYSIS
Melakukkan penanaman di sekeliling
d YA REPORT OF ANALYSIS
perkantoran
7 Apa yang menjadi cakupan pengelolaan lingkungan di perumahan / Mess ?
a Drainase YA REPORT OF ANALYSIS
83
b Jalur Hijau YA REPORT OF ANALYSIS
c Penyiraman YA REPORT OF ANALYSIS
Apakah dilakukan pengelolaan sampah secara MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
8 YA
terpadu ? laporan RKL – RPL
Apakah dilakukan perawatan pada fasilitas
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
9 pengelolaan kolam pengendap yang terdapat YA
laporan RKL – RPL
di sarana penunjang ?
10 Bagaimana pengelolaan fasilitas sarana penunjang kolam pengendap dilakukan ?
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
a Pengerukan / pembersihan YA
laporan RKL – RPL
b Perbaikan TIDAK -
c Perluasan TIDAK -
11 Bagaimana intensitas pengelolaan fasilitas sarana penunjang kolam pengendap ?
a Secara rutin TIDAK -
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
b Bila diperlukan YA
laporan RKL – RPL
c Tidak dilakukan TIDAK -
Apakah pemantauan lingkungan yang MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
1 YA
PEMANTAUAN dilakukan mengacu pada dokumen RPL ? laporan RKL – RPL
xiv.
LINGKUNGAN 2 Apa parameter lingkungan yang menjadi target pemantauan lingkungan ?
a Kualitas air permukaan dan air tanah YA MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
84
laporan RKL – RPL
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
b Kualitas udara dan kebisingan YA
laporan RKL – RPL
c Hidrologi TIDAK -
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
d Kualitas air limbah YA
laporan RKL – RPL
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
e Stabilitas Lereng YA
laporan RKL – RPL
f Gangguan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan TIDAK -
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
g Flora dan Fauna YA
laporan RKL – RPL
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
h Sosial Budaya YA
laporan RKL – RPL
i Kualitas Tanah TIDAK -
85
Apakah pada lokasi – lokasi pemantauan telah
3 dilengkapi dengan papan informasi lokasi YA
untuk masing – masing item pemantauan ?
86
5 Bagaimana intensitas pemantauan udara dan kebisingan ?
a Hari TIDAK -
b Minggu TIDAK -
c Bulan TIDAK -
d 3 bulan TIDAK -
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
e > 3 bulan YA
laporan RKL – RPL
f Pada musim hujan TIDAK -
g Pada musim kemarau TIDAK -
6 Bagaimana intensitas pemantauan hidrologi ?
a bulan TIDAK -
b 3 bulan TIDAK -
c > 3 bulan TIDAK -
d Pada musim hujan TIDAK -
e Pada musim kemarau TIDAK -
7 Bagaimana intensitas pemantauan air limbah ?
a Hari TIDAK -
b Minggu TIDAK -
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
c Bulan YA
laporan RKL – RPL
d 3 bulan TIDAK -
87
e > 3 bulan TIDAK -
f Pada musim hujan TIDAK -
g Pada musim kemarau TIDAK -
8 Bagaimana intensitas pemantauan stabilitas lereng ?
a Hari TIDAK -
b Minggu TIDAK -
c Bulan TIDAK -
d 3 bulan TIDAK -
e > 3 bulan TIDAK -
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
f Pada musim hujan YA SOP Penanganan Tanah Longsor
(GDE/DIENG/HSE/SOP/0002-R1)
g Pada musim kemarau TIDAK -
9 Bagaimana intensitas pemantauan gangguan lalu lintas dan kerusakan jalan ?
a Bulan TIDAK -
b 3 bulan TIDAK -
c > 3 bulan TIDAK -
d Pada musim hujan TIDAK -
e Pada musim kemarau TIDAK -
10 Bagaimana intensitas pemantauan Flora dan Fauna ?
a Bulan TIDAK -
88
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
b 3 bulan YA
RKL-RPL
c > 3 bulan TIDAK -
d Pada musim hujan TIDAK -
e Pada musim kemarau TIDAK -
11 Bagaimana intensitas pemantauan Sosial Budaya ?
a Bulan TIDAK -
b 3 bulan TIDAK -
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
c > 3 bulan YA
RKL-RPL
12 Bagaimana intensitas pemantauan kualitas tanah (pH dan keterwakilan lokasi) ?
a 1 tahun TIDAK -
b Tidak dilakukan YA -
13 Bagaimana intensitas pemantauan pengambilan sampel untuk pemantauan kualitas tanah ?
a Berdasarkan umur revegetasi TIDAK -
b Secara acak TIDAK -
14 Apa metode yang digunakan dalam pemantauan kestabilan lereng timbunan batuan penutup ?
a Visual YA REPORT OF ANALYSIS
b Pengukuran langsung di lapangan TIDAK -
Apakah dilakukan pemantauan terhadap
15 TIDAK -
fungsi sarana pengendalian erosi dan
89
sedimentasi ?
16 Bagaimana intensitas pemantauan fungsi sarana pengendalian erosi dan sedimentasi ?
a Hari TIDAK -
b Minggu TIDAK -
c Bulan TIDAK -
d 3 bulan TIDAK -
e > 3 bulan TIDAK -
f Pada musim hujan TIDAK -
g Pada musim kemarau TIDAK -
17 Apa metode yang digunakan dalam pemantauan fungsi sarana pengendali erosi dan sedimentasi ?
a Visual TIDAK -
b Pengukuran langsung di lapangan TIDAK -
Apakah dilakukan pemantauan terhadap
18 TIDAK -
keberhasilan revegetasi ?
19 Bagaimana intensitas pemantauan terhadap keberhasilan revegetasi ?
a 3 bulan TIDAK -
b 6 bulan TIDAK -
c > 6 bulan TIDAK -
20 Apa metode yang digunakan dalam pemantuan keberhasilan revegetasi ?
a Visual TIDAK -
b Metode plot sampling TIDAK -
90
21 Apakah perusahaan memiliki alat pemantau untuk pemeriksaan :
a Kualitas air TIDAK -
b Kualitas udara TIDAK -
c Kebisingan TIDAK -
d Kualitas tanah TIDAK -
e Getaran / vibrasi TIDAK -
f Subsidence TIDAK -
g Curah hujan dan arah angin TIDAK -
Pemantauan meteorologi lain selain curah
h TIDAK -
hujan dan arah angin
MANUAL INTEGRASI SML & K3 dan
Apakah tersedia akses yang aman untuk
22 YA Kebijakan K3L
mencapai lokasi pemantauan ?
(007/GDE-DIENG/IV/2017-R1)
Apakah dalam rencana penanganan kondisi darurat memuat kewajiban KTPB untuk melapor
1
kepada Kepala Inspektur Panas Bumi (KAIP) ?
a Ya YA MANUAL INTEGRASI SML & K3
PENANGANAN
b Tidak TIDAK -
xv. KONDISI
2 Apakah SOP penanganan kondisi darurat mencakup :
DARURAT
SOP Penanganan Gas Beracun
a Tumpahan B3 YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/011-R1)
b Kebocoran pipa bertekanan tinggi dan pipa YA SOP Penanganan Gas Beracun
91
brine / kondesat (GDE/DIENG/HSE/SOP/001-R1)
SOP Penanganan Gas Beracun
c Keluarnya gas H2S YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/001-R1)
Bencana alam (gunung meletus, longsor, SOP Pengendalaian Tanah Longsor
d YA
gempa bumi, dll) (GDE/DIENG/HSE/SOP/002-R1)
SOP Pengendalaian Tanah Longsor
e Gangguan sipil YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/002-R1)
SOP Pengendalaian Tanah Longsor
f kebakaran YA
(GDE/DIENG/HSE/SOP/002-R1)
Apakah telah dilakukan pelatihan penanganan SOP Siaga Darurat
3 YA
kondisi darurat ? (GDE/DIENGHSE/SOP/004-R1)
Apakah perusahaan memiliki peralatan untuk SOP Siaga Darurat
4 YA
penanganan kondisi darurat ? (GDE/DIENGHSE/SOP/004-R1)
Apakah perusahaan telah membentuk tim SOP Siaga Darurat
5 YA
untuk penanganan kondisi darurat ? (GDE/DIENGHSE/SOP/004-R1)
6 Apakah perusahaan memiliki mitigasi kondisi darurat yaitu :
Memasang alat pemantau seperti sensor
SOP Siaga Darurat
a H2S, alat pemantau pergerakan tanah, YA
(GDE/DIENGHSE/SOP/004-R1)
kebakaran , dll
Memiliki kerja sama dengan BNPB, Dinas SOP Siaga Darurat
b YA
Damkar, Rumah Sakit, Kepolisian, dan (GDE/DIENGHSE/SOP/004-R1)
92
pihak terkait untuk penanganan kondisi
darurat
Pemasangan rambu tanda bahaya pada SOP Siaga Darurat
c YA
area yang berpotensi bahaya (GDE/DIENGHSE/SOP/004-R1)
SOP Siaga Darurat
d Sosialisasi nomor telepon darurat YA
(GDE/DIENGHSE/SOP/004-R1)
93
Dari Tabel 4.1. dapat disimpulkan bahwa PT. Geo Dipa masih belum memenuhi sebagian kriteria penilaian yang diberikan dari
Kementrian ESDM. Tabel 4.2. merupakan rangkuman beberapa dokumen yang belum terpenuhi oleh perusahaan :
Tabel 4. 2 Kriteria Pengelolaan Lingkungan yang belum terpenuhi PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng
94
dengan TPS limbah padat pengelolaan limbah padat. dikumpulkan dan dibuang di
TPA limbah perusahaan.
Pengelolaan limbah
Tidak ada pengelolaan Perusahaan tidak memiliki
padat, B3, dan limbah B3
7D limbah dengan metode alat untuk melaksanakan
dengan pemanfaatan
drilling cutting. metode tersebut.
drilling cutting
Perusahaan tidak
Pengelolaan limbah Penyimpanan sementara
menggunakan tempat
padat, B3, dan limbah B3 dilakukan tanpa
7G penyimpanan scrap metal
dengan penyimpanan membedakan bahan atau
untuk penyimpanan limbah
sementara scrap metal material limbah.
padat, B3, dan limbah B3.
95
pengelolaan kualitas udara dilepaskan ke udara.
dan ambien.
96
PENGELOLAAN 2A Perusahaan tidak memiliki Hanya pencatatan jika
Pelaksanaan pembukaan
vi. FLORA DAN & program pengelolaan flora terjadi kematian hewan di
lahan
FAUNA 2B dan fauna. sekitar sumur.
PENGELOLA-
Tidak ada pengolahaan Tidak semua limbah diolah
AN LIMBAH PENGELOLAAN LIMBAH
limbah dan lumpur serta dan lumpur yang dihasilkan
x. DAN LUMPUR 1-3 DAN LUMPUR DAN
serbuk bor dalam kegiatan hanya dikumpulkan dalam
DAN SERBUK SERBUK BOR
perusahaan. balong saja.
BOR
97
Gangguan lalu lintas dan Perusahaan baru akan
Pemantauan gangguan lalu
kerusakan jalan sebagai bertindak jika ada laporan
2F lintas yang dilakukan
target pemantauan tentang gangguan lalu lintas
perusahaan secara rutin.
lingkungan yang terjadi.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa kendala perusahaan dalam memenuhi kriteria EBTKE yang diajukan oleh
pemerintah lewat Kementrian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral terbagi menjadi 3. Kendala terbesar yang dialami
perusahaan adalah perusahaan belum memiliki prosedur untuk menjalankan kriteria EBTKE yakni sebesar 54.6%, lalu tidak
memiliki alat dan kurangnya tenaga ahli sebesar 31.8%, serta penyebab lainnya sebesar 13.6%. Tingkat pelaksanaan kriteria
EBTKE yang sudah dilakukan perusahaan baru sebesar 75%, hal ini menandakan bahwa masih belum maksimalnya
pelaksanaan EBTKE oleh perusahaan.
98
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Maka dari hasil kerja praktek tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Saat ini PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng sedang dalam proses penilaian
EBTKE oleh Kementrian ESDM sehingga ada dokumen legal dan non
legal yang harus dipenuhi.
b. Berdasarkan proses pengumpulan dokumen peniliaian EBTKE, diketahui
bahwa penyimpanan dokumen kurang rapi dan teratur sehingga
menyulitkan proses pencarian.
c. Penilaian EBTKE PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng periode sebelumnya
mendapatkan penilaian penghargaan Pratama.
d. Tingkat pelaksanaan kriteria menurut EBTKE di PT. Geo Dipa Energi Unit
Dieng baru 75%, sehingga memerlukan banyak perbaikan terutama pada
bidang revegetasi dan pengelolaan limbah.
e. Beberapa kriteria yang diajukan oleh Direktorat Jenderal EBTKE untuk
penilaian EBTKE lingkungan belum dipenuhi, hal tersebut terjadi akibat
belum adanya alat dan tidak ada kebijakan yang dibuat perusahaan untuk
memenuhi kriteria tersebut.
f. PT.Geo Dipa Energi Unit Dieng dinilai belum optimal dalam
penanggulangan silica yang terjadi di setiap sumur, hal ini membuat
perusahaan kesulitan mendapatkan penghargaan yang lebih tinggi
dibandingkan periode sebelumnya.
g. 54.6% kendala perusahaan disebabkan karena tidak adanya prosedur
yang dimiliki perusahaan, lalu 31.8% karena tidak memiliki alat dan
tenaga ahli, serta 13.6% disebabkan karena penyebab lainnya.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan kinerja pada PT. Geo Dipa Energi maka saran yang
diusulkan sebagai berikut :
a. Sebaiknya perusahaan lebih teratur dalam pengecekan dokumen,
sehingga ketika ada dokumen yang sudah tidak berlaku tidak dijadikan
satu folder dan menjaga dokumen tetap dalam satu folder sehingga
memudahkan dalam mencari ketika dibutuhkan.
99
DAFTAR PUSTAKA
100
LAMPIRAN
101
Foto bersama Bapak Imam Dwi & Bapak Aron
(Health Staff & Environtment Staff)
102