BAKRIE
PIPE INDUSTRIES DIVISI PPIC
Oleh:
MUHAMMAD RADIKA PUTRA
10070218053
1. Judul Laporan Kerja Praktik : LAPORAN KERJA PRAKTIK DI PT.BAKRIE PIPE INDUSTRI
DIVISI PPIC
2. Nama mahasiswa : Muhammad Radika Putra
3. NPM 10070218053
Mengetahui,
Koordinator Kerja Praktik
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmat dan karunia-Nya, karena izin-Nya penulis mampu
melaksanakan dan menyelesaikan Kerja Praktek di PT BAKRIE PIPE
INDUSTRIES pada PPIC dengan lancar dalam keadaan sehat wal’afiat. Laporan
Kerja Praktek ini penulis susun dengan cara melaporkan progres dalam
pelaksanaan Kerja Praktek, memaparkan masalah dan kesulitan yang terjadi
selama kerja praktek berlangsung dalam rangka memenuhi salah satu syarat
kelulusan mata kuliah Kerja Praktek.
1. Orang tua atas segala dukungan baik moril maupun materi sehingga dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
2. Ibu DR. Ir. Aviasti, M.Sc., IPM. selaku dosen pembimbing laporan Kerja
Praktek.
3. Bapak Ahmad Arif Nurrahman, S.T., M.T.,IPM selaku Koordinator Kerja
Praktek
4. Bapak Ari Budiman selaku pembimbing magang divisi PPIC PT Bakrie Pipe
Industries, yang telah banyak membantupelaksanaan Kerja Praktek.
5. Seluruh jajaran manager, staff dan seluruh karyawan PT Bakrie Pipie
Industrie divisi PPIC, yang telah mengizinkan saya untuk kerja praktekdan
memberi pengetahuan dan masukan dalam pelaksaan Kerja Praktek.
6. Teman-teman Teknik Industri 2018 yang saling mendukung satu sama lain
dalam meraih gelar ST (Sarjana Teknik) di Unisba.
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah kalian berikan.
3
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat demi
kesempurnaan laporan kerja praktek ini sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh
pihak yang terkait. Aamiin.
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
i
BAB IV ANALISIS...............................................................................................45
45 4.1.1 Kualitas...................................................................................45
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................56
LAMPIRAN...........................................................................................................57
i
DAFTAR TABEL
i
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
perkuliahan berlangsung.
2
Terdapat berbagai macam jenis mesin pada PT Bakrie Pipe Industries diantaranya
yaitu, mesin potong, mesin las, mesin press, mesin ultrasonic, mesin coating,
mesin galvanish, mesin sizing, mesin varnish, mesin craine, mesin flattening,
mesin hydrostaric.
Pengendalian kualitas merupakan langkah untuk menjaga kualitas produk
yang di produksi oleh PT Bakrie Pipe Industries agar tidak terjadi nya kecacatan
pada produk yang telah di produksi dan kualitas pipa baja yang di produksi tetap
terjaga. PT Bakrie Pipe Industries berusaha untuk meningkatkan kualitas produk
dengan melakukan pengendalian kualitas dari mulai bahan baku, proses produksi,
sampai dengan bahan jadi. Pengendalian kualitas yang di jaga oleh perusahaan
juga di ikuti dengan menjaga sumber daya manusia dengan cara menyiapkan
tenaga kerja yang rapih dan terampil, menggunakan mesin mesin yang canggih
dan menjaga perawatan mesin sehingga mesin tersebut dapat bekerja dengan cepat
dan tepat, perusahaan juga mencari berbagai macam metode untuk menjaga
kualitas dari hasil produksi pipa baja.
Penerapan pengendalian kualitas pada PT Bakrie Pipe Industries masih
perlu mendapatkan perhatian terutama pada pada proses pelapisan pipa baja
dengan menggunakan sistem galvanish. Pada proses galvanish masih sering
terjadi kecacatan produksi dengan bebagai macam jenis kecacatan yang terjadi.
Kecacatan pada proses galvanish terjadi karena berbagai macam faktor yaitu
karena kurang nya suhu pada saat proses pencelupan material zinc pada pipa baja,
kurang nya waktu pencelupan, bahan pipa baja yang kurang baik pada saat proses
pencelupan.
3
1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan,
serta sistematika penulisan.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini berisikan tentang tempat kerja praktek yang meliputi sejarah
perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi, proses bisnis perusahaan,
tata letak perusahaan, serta utilitas dan lingkungan pekerjaan.
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Bab ini berisikan tentang jadwal pelaksanaan kerja praktek, lingkup
pekerjaan kerja praktek, serta hambatan pelaksanaan kerja praktek.
BAB IV ANALISIS
Bab ini berisikan tentang identifikasi masalah, landasan teori yang relevan,
serta analisis dari hasil pelaksanaan kerja praktek.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang merupakan rangkuman dari
hasil analisis pada bagian sebelumnya.
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
5
menempati lahan seluas 38 Hektar di wilayah Bekasi - Jawa Barat. Pada saat itu
PT Bakrie Pipe Industries mampu memproduksi pipa baja sampai diameter 16
inch dengan kapasitas 70.000 ton per tahun. Pada tahun 1984, PT Bakrie Pipe
Industries untuk kedua kalinya mendapatkan pengakuan dari American Petroleum
Institute API) untuk menggunakan monogram API pada setiap produk pipa baja
API 5L yang diproduksi.
Derap pembangunan Indonesia melangkah pasti, dan pada tahun 1995 PT
Bakrie Pipe Industries kembali melakukan ekspansi pabriknya dengan memasang
mesin KT 24 (Kaiser Torrance 24 inch) dan VAI 4 (Voest Alpine 4 inch) yang
dapat memproduksi pipa baja hingga 24 inch. Kini PT Bakrie Pipe Industries
memiliki total desain kapasitas produksi hingga 310.000 ton per tahunnya. Pada
tahun 2000, PT Bakrie Pipe Industries juga telah mendapatkan kepercayaan dari
American Petroleum Institute (API) untuk menggunakan monogram API pada
setiap produk pipa baja API 5CT (casing & tubing) yang diproduksi. Demikian
pula produk pipa baja PT Bakrie Pipe Industries lainnya seperti BS 1387, ASTM
A252, ASTM A53, JIS G 3444, maupun SNI telah setara dan diakui sebagai pipa
baja yang memiliki kualitas internasional.
Komitmen BPI untuk memuaskan pelanggan mereka juga tercermin
dengan memenuhi persyaratan tambahan yang diminta oleh pelanggan, yang mana
persyaratan tersebut lebih ketat dari standar internasional yang diterapkan, seperti
penerapan untuk Indonesian Deep Water Development. Dengan sekitar 600
karyawan, terutama bertugas di departemen teknis, processing plant dan lapangan,
pipa baja Bakrie secara sistematis mampu mencapai produktivitas yang tinggi
sekitar 310.000 ton kapasitas tahunan. Kualitas bukanlah satu-satunya alasan yang
menjadi perhatian. Pada tahun 2007 BPI dianugerahi OHSAS 18001: 2007, juga
oleh American Bureau of Shipping (ABS). Adopsi pada konsep Occupational
Health and Safety management system merupakan salah satu bukti keseriusan BPI
di sektor ini. Pada 2013 coating plant telah dibangun untuk memperkuat BPI
sebagai pemimpin bisnis pipa baja di Asia Tenggara. Penerapan teknologi terbaru
dan profesional bermotivasi tinggi adalah titik terkuat fasilitas baru ini. Berikut ini
6
merupakan Logo perusahaan, alamat dan kondisi perusahan dapat dilihat pada
Gambar 2.1, Gambar 2.2 dan Gambar 2.3.
7
Gambar 2. 3 Kondisi Perusahaan
8
CHIEF EXECUTIVE
OFFICER
MANAGEMENT
REPRESENTATIVE &
CONTINUOS IMPROVEMENT
PROGRAM
GENERAL
SENIOR SALES
WEBSITE ACCOUNTING QUALITY & SHE SENIOR MANAGER
MANAGER NON
MANAGEMENT MANAGER MANAGER PROCUREMENT
OIL&GAS
SENIOR MANAGER
NEW BUSINESS COATING PLANT
DEVELOPMENT GALVANIZE PLANT
& MAINTENANCE
MARKETING
MANAGER MAINTENANCE
MANAGER
SUPPORT &
PROJECT
ADM.CONTROL COATING PLANT
MANAGER
SALES MANAGER E-
COMMERCE
8
1. Chief Executive Officer
Chief Executive Officer yang merupakan kepanjangan dari CEO adalah
jabatan tertinggi dalam sebuah perusahaan dan bertanggung jawab
terhadap keberhasilan bisnis yang dijalankan. Dikutip dari Investopedia,
CEO umumnya dipilih oleh dewan direksi dan pemegang saham. Berikut
merupakan tugas dari seorang CEO
Berkomunikasi atas nama perusahaan, dengan pemegang saham,
pihak pemerintah, dan publik.
Memimpin pengembangan strategi jangka pendek dan jangka
panjang perusahaan.
Menciptakan dan mengimplementasikan visi dan misi perusahaan
atau organisasi.
Mengevaluasi pekerjaan para pemimpin eksekutif lainnya di dalam
perusahaan, termasuk direktur, wakil presiden, dan presiden.
Menjaga performa perusahaan terhadap situasi pasar yang
kompetitif, peluang ekspansi, perkembangan industri, dan lain-lain.
Memastikan bahwa perusahaan mempertahankan tanggung jawab
sosial yang tinggi di mana pun ia melakukan bisnis.
Menilai risiko terhadap perencanaan perusahaan dan
memastikannya dipantau dengan baik.
Menetapkan tujuan strategis bisnis untuk jangka panjang.
2. Chief financial officer
chief financial officer (CFO) adalah eksekutif senior yang bertanggung
jawab untuk mengelola tindakan keuangan perusahaan. Berikut merupakan
tugas dari seorang CFO
Mengawasi pelaksanaan keuangan perusahaan
Kebendaharaan
Strategi ekonomi / Forecasting
3. Chief Commercial Officer
Chief Commercial Officer (CCO) adalah orang dalam organisasi yang
ditugaskan dengan strategi dan arah perusahaan atau grup di berbagai
9
bidang seperti pengembangan produk, layanan pelanggan , dan
pemasaran. Berikut merupakan tugas dari seorang CCO
Memprediksi tren bisnis dan perilaku pelanggan
Menyajikan laporan berdasarkan pengumpulan data, interpretasi
data dan analisis
Mempersiapkan strategi pemasaran secara menyeluruh untuk
menggabungkan antara strategi penjualan dan pertumbuhan
Mengawasi perkembangan produk baru dan membuat peta jalan
produk
Memperkirakan penjualan dan anggaran di masa depan secara
akurat untuk memastikan efektivitas tenaga penjualan
4. Chief Operational Officier (COO)
Seorang manager operational harus dapat memastikan pekerjaan yang
dilakukan oleh setiap pekerja berada didalam jalur yang tepat. Berikut
merupakan tugas-tugas seorang manager operational.
Mencapai tingkat kuantitas output, kualitas dan jadwal produksi
serta tingkat utilasi produksi yang telah ditetapkan dan disepakati
bersama.
Memenuhi standar kualitas hasil produksi sesuai dengan tingkat
kebutuhan pelanggan.
Memastikan jadwal pengiriman hasil produksi sesuai dengan PPIC
(Planning and Production Inventory Control).
Mengatur pengoperasian mesin-mesin produksi guna mencapai
hasil produksi yang sesuai.
Mengambil keputusan yang berhubungan dengan penghentian
mesin produksi untuk menjaga hasil produksi yang maksimal.
Melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memajukan dan
mengembangkan teknik-teknik produksi untuk mencapai kualitas
produk yang kompetitif.
Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan standard
kebersihan lingkungan kerja.
1
Membuat laporan secara berkala kepada atasannya atas hasil
kerjanya beserta analisa permasalahan, tindakan-tindakan
perbaikan atas permasalahan secara singkat, padat dan konkrit.
5. Chief Human Resorce and Administrastor
Peran seorang Chief Human Resorce and Administrastor lebih berfokus
pada karyawan agar bekerja secara optimal sehingga dapat menghasilkan
value yang baik. Berikut merupakan tugas dari seorang Chief Human
Resorce and Administrastor.
Melaksanakan perekrutan karyawan.
Melaksanakan tugas kepersonaliaan.
Mengelola absensi karyawan.
Membuat penilaian kinerja karyawan.
Menyusun laporan gaji, bonus, biaya perjalanan dinas dan insentif
lainnya bagi karyawan.
Mensosialisasikan peraturan dan kebijakan perusahaan kepada
seluruh karyawan.
Memberikan pembinaan untuk meningkatkan motivasi karyawan.
Mengajukan gaji dan upah, kenaikan pangkat, mutasi karyawan
dan pemberhentian karyawan.
Mengevaluai hasil pelatihan dengan dibantu masing-masing divisi.
2.2 Deskripsi Produk
Produk yang diproduksi oleh PT Bakrie Pipe Industries banyak
diantaranya sebagia berikut :
- Pipa SIO Steel
- Pipa BOS Steel
- Pipa TT Steel Pipe
- Pipa XL Steel Pipe
- Pipa ASTM A-53 A/ SCH 40 Steel Pipe
- Pipa API Speec 5CT
- Pipa API Spec 5L Steel Pipe
- Tiang Listrik dan Telfon
1
Berikut ini merupakan produk PT. Bakrie Pipe Industries dapat dilihat
pada Gambar 2.5 s/d Gambar 2.12.
1
Gambar 2. 8 XL Steel Pipe
1
Gambar 2. 11 Api Spec 5L Steel Pipe
1
Gambar 2. 13 Proses Produksi PT Bakrie Pipe Industries
1
2.2.3 Proses Produksi di plant KT-24
KT-24 merupakan salah satu plant yang ada di PT Bakrie Pipe
Industries.Plant ini merupakan plant yang memproduksi pipa dengan diameter
paling besar. Berikut proses produksi KT-24 :
a. Uncoiling
Merupakan proses pertama dalam rangkaian produksi pipa, setelah sebuah
coil dipindahkan dari tempat penyimpananya. Proses ini bertujuan untuk
menempatkan coil pada mandrel dengan cara membuka coil yang akan
dimasukan ke mesin untuk diproduksi.
b. End Shearing
Merupakan proses pemotongan ujung lidah pada coil agar didapat ujung
coil yang rata dan tegak lurus untuk menghasilkan proses penyambungan
yang baik.
c. Joint Process
Jointing merupakan kegiatan operasi yang dilakukan tepat setelah proses
uncoiling selesai. Di tahap ini, suatu ujung coil yang telah habis
digabungkan dengan ujung coil yang baru dibuka di uncoiler. Proses ini
dilakukan dengan cara pengelasan yang dapat dilakukan oleh mesin atau
secara manual. Suatu ujung coilharus disambungkan dengan ujung lainya
untuk menciptakan proses produksi yang berkelanjutan.
d. Edge Scraping
Edge Scraping merupakan proses yang bertujuan untuk menghaluskan
pinggiran plat setelah side trimmer. Setting ketebalan edge scraping
disesuaikan dengan ketebalan plat.
e. Ultrasonic Plate
Proses ini merupakan proses inspeksi pertama produksi pipa. Proses ini
dilakukan sebelum proses forming. Ultrasonic Plate berfungsi untuk
mendeteksi adanya cacat pada material pada saat coil masih berbentuk
plate.
f. Forming
Proses forming merupakan kegiatan operasi dimana suatu scalp atau coil
dibentuk menjadi suatu pipa dari bentuk datar. Setting mesin forming
1
disesuaikan berdasarkan dimensi pipa yang akan diproduksi. Bagian ini
merupakan salah satu bagian yang sering mengalami kerusakan dan perlu
dilakukan maintenance yang rutin.
g. High Frecuency Welding
Welding merupakan salah satu proses yang penting dalam
pemanufakturan pipa. Pada tahap ini suatu pipa mengalami pengelasan
tanpa filler metal dengan mesin Electric Resistance Welding (ERW).
Proses pengelassan ini berfungsi untuk menyatukan kedua “ujung” pipa
yang telah melalui forming untuk menempelkan satu dengan yang lainya
sehingga membentuk inner bead dan outer bead. Mesin pengelas VAI ini
bekerja dimana pipa digerakkan dengan kecepatan konstan. Proses HF
Welding bertujuan untuk membuat pipa dari gulungan coil baja tanpa
pembakaran metal pengisi serta berbagai masalah/cacat yang terjadi pada
proses ini.
h. Bead Removing
Operasi ini bertujuan untuk menyerut kampuh las bagian luar (outer
bead) dan dalam (inner bead) yang terbentuk proses welding. Kedua
kampuh ini harus diserut karena pipa yang diproduksi di mesin KT-24 ini
memiliki tekanan yang tinggi apabila tidak diserut, sehingga dapat
menyebabkan kerusakan internal. Bagian ini juga bekerja pada saat pipa
diproduksi dengan kecepatan konstan tepat setelah proses welding. Hasil
kampuh las yang telah dibuang kemudian ditaruh di sebuah kotak yang
dimakan Scarf Box. Setelah proses ini, lasan pipa diinspeksi dengan
menggunakan pengujian Ultrasonic On-Line.
i. Ultrasonic On-Line
Ultrasonic On-Line merupakan inspeksi yang bertujuan untuk mendeteksi
cacat hasil lasan pipa secara dini (temporary reject).Jika terdapat indikasi
reject, maka secara otomatis pipa akan disemprot dengan tinta kuning.
j. Heat Treatment (Annealing)
Merupakan proses pemberian panas pada lasan pipa dengan induktor dan
temperaturnya 800-900 °C, untuk mengetahui sifat-sifat fisik yang
dimiliki oleh logam/coil. Lasan pada pipa dipanaskan menggunakan
mesin annealing lalu didinginkan secara perlahan. Sebelum masuk
1
annealing, terdapat mesin pre-heat yang berguna untuk mendapatkan
temperatur yang diinginkan.
k. Cooling
Proses cooling merupakan proses yang dilakukan tepat setelah welding
dan bead scarfing. Pipa yang telah mengalami pengelasan memiliki
temperatur yang sangat tinggi, oleh karena itu, proses pendinginan yang
baik harus dilakukan untuk merendahkan temperatur pipa. Pendinginan
dilakukan dengan pendinginan udara dan air.
l. Sizing
Proses ini memiliki tujuan untuk membentuk pipa dan untuk meraih
kebulatan pipa yang sesuai dengan persyaratan dengan roll sizing. Pada
proses ini, dilakukan juga suatu inspeksi terhadap kebulatan pipa. Apabila
kebulatan pipa belum memenuhi persyaratan, maka masalah tersebut akan
diselesaikan.
m. Cut-off
Cut-off merupakan tahap akhir dari proses produksi pipa. Pada tahap ini
terhadap mesin yang bekerja untuk memotong pipa dengan panjang yang
ditentukan. Rangkaian panjang pipa yang bergerak dengan kecepatan
produksi konstan akan mencapai ujungnya di tahap ini. Kecepatan
konstan dimana pipa bergerak di lintasan produksi memiliki dampak
besar terhadap pemotongan pipa dan jumlah produksi pipa dalam suatu
jangka waktu.
n. Flattening Test
Flattening test atau disebut juga sebagai pengujian linyak merupakan
pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah permukaan hasil lasan
terdapat celah, retakan atau indikasi reject lainnya. Pengujian ini
dilakukan dengan cara menekan sampel pipa yang posisi lasannya berada
pada 0° dan 90° dari permukaan pressing.
o. Beveling
Proses beveling memiliki tujuan untuk membuat sudut pada kedua ujung
pipa sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Misal pipa yang dibuat
akan digunakan sebagai tiang pancang. Agar pipa tersebut dapat
dihubungkan
1
dengan pipa lainnya, maka kedua ujung pipa tersebut harus dibuat sudut
yang sesuai.
p. Hydrostatic Test
Pengujian ini merupakan pengujian hasil lasan dengan menggunakan
tekanan air. Pengujian hidrostatis bertujuan untuk menguji kekuatan hasil
lasan dengan tekanan air tergantung dari spesifikasi pipa. Jika hasil lasan
pipa cukup baik, maka tidak akan ada air yang menyemprot melalui celah
lasan selama pengujian berlangsung.
q. Ultrasonic Inspection for Pipe Ends Lamination
Pengujian ini bertujuan untuk mendeteksi reject pada daerah lasan di
sekitar kedua ujung pipa. Pada umumnya menggunakan detektor manual
dan perantara berupa cairan coplan untuk menguhubungkan probe dengan
material.
r. Ultrasonic Off-Line Inspection for Weld Seam
Pengujian ini hampir sama dengan ultrasonic online. Namun,
perbedaannya terdapat pada lini produksi.Ultrasonic off-line dilakukan di
luar lini produksi atau lebih tepatnya setelah pengujian hidrostatis.
Pengujian ini juga bertujuan untuk mendeteksi reject pada hasil serutan
kampuh las di sepanjang permukaan las.
s. Final Inspection
FinalInspection terdiri atas pemeriksaan kebulatan, tebal, panjang,
kelurusan, hasil beveling, hasil serutan las, hasil perbaikan baik dengan
penggerindaan maupun pengelasan, hasil dari laporan pengujian
sebelumnya serta memberi tanda pada permukaan pipa bila telah
memenuhi persyaratan.
t. Marking
Setelah pipa melalui serangkaian proses produksi dan pengujian lalu
dinyatakan accept, maka pipa bisa langsung diberi tanda. Tanda yang
diberikan pada pipa meliputi tanda fabrikasi BPI, spesifikasi pipa,
diameter pipa, panjang pipa, nomor pipa, dan nomor heat.
1
u. Varnish Coating
Pipa yang telah diberi tanda akan memasuki tahap pelapisan
(varnishcoating). Namun, tidak semua pipa akan dilapisi karena
tergantung dari permintaan konsumen. Tujuan dari varnish coating yaitu
untuk melindungi pipa dari korosi dan membuat pipa menjadi lebih indah
dari segi visual.
v. Storage
Pipa yang telah selesai diproduksi akan disimpan di tempat penyimpanan
pipa yang tidak jauh dari plant. Namun, ada juga pipa yang langsung
dimasukkan ke dalam container lalu dikirim ke konsumen.
Proses bisnis adalah kumpulan aktivitas yang testruktur dan saling terkait
dan mempunyai tujuan tertentu. Didalamnya terdapat penekanan bagaimana
pekerjaan tersebut dijalankan dari suatu proses, oleh karena itu proses bisnis
merupakan urutan spesifik dari aktivitas kerja keseluruhan dari suatu aktivitas
yang dilakukan perusahaan dari mulai input sampai menjadi output yang
diinginkan untuk menghasilkan sistem optimal dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Pada proses bisnis ini merupakan, proses bisnis yang diamati secara
langsung di PT Bakrie Pipe Industries. Dimana proses bisnis yang
menggambarkan dari awal permintaan suatu produk hingga menjadi produk jadi,
yang dibuat secara rinci dari proses bisnis PT.Bakrie Pipe Industries pada Level 0.
2
Volume Produksi
Detail Order
Proses Produksi Pipa PT. SOP
Ba
Pesanan (Order)
Konsep Penawaran Harga
Gambar Produk
Material Coil Produk (Pipa)
Schedule
Peralatan
Mesin Produksi
Komputer
Karyawan
Operator
2
Berdasarkan Proses bisnis Level 0 yang digunakan PT. Bakrie Pipe
Industries dapat dilihat bahwa ada beberapa elemen input yang kemudian diolah
untuk menghasilkan output yang sesuai berikut merupakan paparan pada proses
bisnis pada PT Bakrie Pipe Industries.
A. Input
1. Pesanan Order merupakan data permintaan sesuai dengan pesanan
konsumen yang dibutuhkan.
2. Konsep merupakan gambaran atau suatu proyek yang dibuat dalam
bentuk gambar untuk dijadikan sebagi produk jadi.
3. Penawaran Harga merupakan harga yang ditawarkan pembeli untuk
membayar suatu produk
4. Gambar Produk
5. Material Coil merupakan Bahan Baku yang digunakan pada perusahaan
yang diolah sesuai dengan permintaan dan keinginan konsumen.
6. Schedule merupakan jadwal pembuatan produk dan kapan produk
tersebut akan diambil
B. Control
Standar Operasional perusahaan menentukan kualitas produksi dengan
melakukan standarisasi produksi yang dilakukan agar hasil yang
didapatkan tidak jauh dari toleransi produk yang sudah ditentukan.
Detail Order merupakam pesanan, atau permintaan pembelian barang
kepada penjual
Volume Produksi
C. Mechanism
Karyawan merupakan orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebetuhan sendiri
maupun masyarakat, baik didalam maupun diluar hubungan kerja.
Operator merupakan seseorang yang memiliki tugas dalam mengurusi
segala urusan mulai dari pengaktifan sampai perbaikan suatu peralatan.
Komputer merupakan alat yang dipakai untuk mengolah dan
menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan
aritmetika.
2
Mesin Produksi merupakan mesin-mesin yang dirancang untuk
mempermudah semua proses produksi segala sesuatu yang sebelumnya
dilakukan dengan cara manual.
Peralatan merupakan suatu alat ataupun bisa berbentuk
tempat yang gunanya adalah untuk mendukung berjalannya pekerjaan.
D. Output
Produk merupakan hasil akhir dari keseluruhan input sehingga
menghasikan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan siap
dikemas dan dikirim.
Berdasarkan Proses bisnis IDEF0 Level 1 pada PT. Bakrie Pipe Indutries,
dapat diketahui bahwa terdapat 5 aktivitas utama, dimulai dari bagian marketing
yang menerima pesanan dari customer dimana sebelumnya bagian marketing
melakukan pemasaran dengan mendatangi setiap perusahaan yang ada dan
memberikan contoh produk yang berbentuk gambar untuk mengetahui jenis Pipa
yang ada di PT. Bakrie Pipe Industries. Kemudian dibuatkan perencanaan produk
oleh bagian engineering dan PPIC, setelah itu menetapkan bahan baku
yangdilakukan oleh bagian purchasing dengan standar kualitas yang ada. Selanjutnya
dilakukan proses produksi dengan mengikuti standar kualitas. Produk yang telah
diproduksi tidak langsung dikirim ke customer, tetapi dilakukan pengecekan terlebih
dahulu oleh tim quality control dan setelah itu produk dikemas lalu siap
didistribusikan oleh bagian delivery menggunakan SOP perusahaan yang ada.
2
Proses Bisnis IDEF0 Level 1
Kebijakan
Perusahaan
Contoh
Gambar
Produk Kapasitas Kebijakan
Perusahaan Pemasaran Produksi Perusahaan
Produk A1
Purchase Standar Kebijakan Waktu Jumlah Kapasitas
Order Kualitas Perusahaan Produksi ProduksiProduksi
Menerina
Pesanaan
Bagian A2
Sales
Marketing Penawaran Kebijakan Standar Jumlah
Order
Harga, Perusahaan Kualitas Produksi
Perencanaan Produk Gambar
Bagian Komputer A3 Produk, Rencana
PPIC Standar Waktu Kapasitas Checksheet
Rencan Produksi SOP Kualitas
Produksi Produksi Kecacatan
a , Coil,
Produksi Penetapan Bahan Spesifikasi
Bagian Komputer Bagian Baku Coil,
Ukuran Coil Kebijakan Jadwal
A4 Engineering SOP Perusahaan Pengiriman
PPIC Proses Produksi
A5 Produk
Jadi
Bagian
Komputer (Pipa) Pipa Siap
Purchasing
Mesin Bagian Operator Bagian Kirim
Distribusi A6
Produksi Produksi Quality
Control
Bagian Fasilitas
Delivery Penunjang
Gambar 2. 15 Proses Bisnis pada PT. Bakrie Pipe Industries IDEF0 Level 1
2
Ms .
Ms.
2
2.5 Utilitas dan Lingkungan Perusahaan
Utilitas atau fasilitas yang digunakan oleh PT Bakrie Pipe Industries untuk
menunjang produktivitas karyawan di perusahaan meliputi sarana tempat istirahat,
kamar mandi, kantor, tempat parkir. Berikut beberapa utilitas dan fasilitas yang
ada di PT Bakrie Pipe Industries untuk mendukung jalannya proses produksi PT
Bakrie Pipe Industries :
A. Sumber air
Sumber air yang digunakan oleh PT Bakrie Pipe Industries berasal dari
sumur bor yang berjumlah 4 sumur yang terdapat di dalam perusahan. Air
ini digunakan untuk berbagai macam aktivitas yang terjadi di PT Bakrie
Pipe Industries seperti keperluan produksi dan keperluan para pekerjanya.
B. Sumber Listrik
Sumber listrik yang digunakan oleh PT Bakrie Pipe Industries berasal dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Listrik yang digunakan oleh PT Bakrie
Pipe Industries berasal dari 2 supply yang berasal dari daerah Jakarta dan
Bekasi. Tenaga listrik tersebut digunakan untuk menunjang jalan nya
keperluan produksi, penerangan, dan lain lain.
C. Telfon
Fasilitas telfon di PT Bakrie Pipe Industries digunakan untuk komunikasi
di dalam perusahaan maupun keluar perusahaan.
D. Gas
Fasilitas gas di PT Bakrie Pipe Industries digunakan untuk proses produksi
galvanis untuk menghidupkan kompor pembakaran.
E. Bensin / Solar
Fasilitas bensin / solar di PT Bakrie Pipe Industries digunakan untuk
keperluan forklip, truk, crain, dan genset.
F. Komputer
Fasilitas computer di PT Bakrie Pipe Industries digunakan untuk
pengolahan data, penyimpanan data, pengumpulan data, dan penunjang
kerja para karyawan.
2
G. Tempat Parkir
Fasilitas tempat parkir digunakan untuk memarkirkan kendaraan untuk
para karyawan dan tamu yang datang ke PT Bakrie Pipe Industries
H. Ruang Kantor
Fasilitas ruang kantor digunakan untuk penunjang kerja para karyawan
untuk tempat kerja para karyawan.
2
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
2
Tabel 3.1 Jadwal Kerja Praktik Minggu Ke-1 (Lanjutan)
Pelaksanaan Kerja Praktek
Hari Tanggal Jam Jam Uraian Kegiatan
Kedatangan Kepulangan
Bertemu dengan
pembimbing 2 di
perusahaan dan
Kamis 2 September 9.00 15.00 penjelasan lebih
2021 dalam mengenai
divisi PPC di PT
BPI
Melihat kondisi
3 September lapangan produksi
Jum'at 9.00 14.00
2021 pipa
jenis API-KT-24
Minggu ke-2
Hari : Senin - Jumat
Tanggal : 06 – 10 September 2021
Rangkaian kegiatan selama Kerja Praktik berlangsung di PT. Bakrie
PipeIndustries pada minggu ke-2 dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Jadwal Kerja Praktik Minggu Ke-2
Pelaksanaan Kerja Praktek
Hari Tanggal Jam Jam
Uraian Kegiatan
Kedatangan Kepulangan
Melihat kondisi di
lapangan pada
Senin 6 September 9.00 14.00 proses produksidari
2021 awal sampaijadi nya
sebuah
pipa
Melihat kondisi di
7 September lapangan pada
Selasa 2021 9.00 14.00
proses quality
control
Melihat kondisidi
lapangan pada
Rabu 8 September bagian warehouse /
9.00 14.00
2021 open storage
(OS)
2
Tabel 3.2 Jadwal Kerja Praktik Minggu Ke-2 (Lanjutan)
Pelaksanaan Kerja Praktek
Hari Tanggal Jam Jam
Uraian Kegiatan
Kedatangan Kepulangan
Melihat kondisi
Kamis 9 September lapangan produksi
9.00 14.00 pipa
2021
jenis API-KT-24
Mengerjakan tugas
dari PPICdengan
melakukan
Jum'at 10 September pengecekan pada
9.00 14.00 gambar teknik
2021
produk yang
diproduksi.
Minggu ke-3
Hari : Senin - Jumat
Tanggal : 13 – 17 September 2021
Rangkaian kegiatan selama Kerja Praktik berlangsung di PT. Bakrie Pipe
Industries pada minggu ke-3 dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3. 3 Jadwal Kerja Praktik Minggu Ke-3
Pelaksanaan Kerja Praktek
Hari Tanggal Jam Jam
Uraian Kegiatan
Kedatangan Kepulangan
Mengamati proses
Senin 13 September 8.30 13.00 produksi pipa
2021
jenis API-KT-24
Mengamati proses
Selasa 14 September 8.30 13.00 produksi pipa
2021
jenis API-KT-24
Bertemu
15 September
Rabu 9.00 16.00 Pembimbing di
2021
PPIC
Mengerjakan tugas
dari PPICdengan
melakukan proses
Kamis 16 September pengecekan alat
2021 9.00 16.00
dan mesin pada
bagian produksi.
3
Tabel 3.3 Jadwal Kerja Praktik Minggu Ke-3 (Lanjutan)
Pelaksanaan Kerja Praktek
Hari Tanggal Jam Jam
Uraian Kegiatan
Kedatangan Kepulangan
Mengerjakan tugas
dari PPICdengan
melakukan proses
Jum'at 17 September pengecekan alatdan
2021 9.00 16.00 mesin pada
bagian produksi.
Minggu ke-4
Hari : Senin - Jumat
Tanggal : 20 – 24 September 2021
Rangkaian kegiatan selama Kerja Praktik berlangsung di PT. Bakrie
PipeIndustries pada minggu ke-4 dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3. 4 Jadwal Kerja Praktik Minggu Ke-4
3
Minggu ke-5
Hari : Senin - Jumat
Tanggal : 27 – 30 September 2021
Rangkaian kegiatan selama Kerja Praktik berlangsung di PT. Bakrie
PipeIndustries pada minggu ke-5 dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3. 5 Jadwal Kerja Praktik Minggu Ke-5
Pelaksanaan Kerja Praktek
Hari Tanggal Jam Jam
Uraian Kegiatan
Kedatangan Kepulangan
Mengamati proses
Senin 27 September 9.00 14.00 QC pipa jenis
2021
API-KT-24
28 September Bertemu menejer
Selasa 9.00 14.00
2021 bagian galvanish
Berkunjung
Rabu 29 September 9.00 14.00
2021 ke divisi
utilitasuntuk
pelengkapan data
Berkunjung
Kamis 30 September 9.00 14.00
2021 ke divisi
engineering untuk
pelengkapan data
3
dengan waktu istirahat diberikan dari jam 12.00-13.00. Setiap
mahasiswa KP diwajibkan untuk memakai baju kemeja, celana
panjang dan memakai helm dan sepatu safety pada saat turun ke
lantai produksi. Kegiatan produksi di PT. Bakrie Pipe Industries
dilakukan berdasarkan strategi Make To Order yang mana
pembuatan produk tersebut berdasarkan pesanan dari pelanggan.
Adapun produk yang diproduksi adalah:
- Pipa SIO Steel
- Pipa BOS Steel
- Pipa TT Steel Pipe
- Pipa XL Steel Pipe
- Pipa ASTM A-53 A/ SCH 40 Steel Pipe
- Pipa API Speec 5CT
- Pipa API Spec 5L Steel Pipe
- Tiang Listrik dan Telfon
Hari ke – 2 (31 Agustus 2021)
Hari ke dua kerja praktek dimulai dengan perkenalan terhadap
divisi yang di tempatkan yaitu divisi PPIC diperkenalkan kepada
staff yang menjabat dan juga diperkenalkan mengenai divisi PPIC
di perusahaan tersebut. Tugas PPIC secara umum yaitu
1. Membuat jadwal rencana produksi
Rencana produksi yang dibuat akan di distribusikan ke
produksi departemen sebagai acuan produksi, penjualan, kapan
produk di distribusi, dan berapa item yang akan diproduksi.
2. Menghitung dan memastikan kebutuhan produksi
PPIC ini harus menghitung sekaligus memastikan kebutuhan
produksi (raw material) yang dibutuhkan oleh proses produksi.
Mulai dari bahan baku dan juga bahan pembantu dari proses.
3. Membuat jadwal kedatangan raw material
PPIC berperan dalam memastikan untuk target kedatangan Raw
Material yang akan digunakan di produksi barang.
3
Hari ke – 3 (1 September 2021)
Hari ke tiga kerja praktek dilakukan dengan zoom meeting dengan
dengan melakukan wawancara mengenai proses produksi dan
pabrikasi untuk mengetahui apa saja yang dilakukan pada saat
proses produksi pipa berlangsung.
Hari ke – 4 (2 September 2021)
Hari ke empat dimulai dengan bertemu oleh pembimbing kedua di
perusahaan untuk membahas mengenai divisi PPIC lebih dalam,
bertanya mengenai jobdesk PPIC. PPIC (Production Planning
Inventory Control) pada PT. Bakrie Pipe Industries melakukan
proses kerja berdasakan siklus PDCA (Plan – Do – Check – Act).
Berikut proses kerja dari divisi PPIC :
1. Plan
Mendapatkan rincian forecasting dan target produksi dari
Supply Chain Management.
2. Do
Membuat rencana pemenuhan target produksi :
- Membuat planning mingguan
- Membuat planning produksi harian
- Membuat jadwal kedatangan raw material
3. Check
Monitoring :
- Pencapaian target mingguan
- Pencapaian target harian
- Monitoring aktual kedatangan raw material
4. Act
- Evaluasi pencapaian
- Penjualan (Aktual penjualan)
- Produksi (Target penjualan)
3
Hari ke – 5 (3 September 2021)
Hari ke lima kerja praktek dimulai dengan turun ke lapangan
melihat kondisi lapangan dan mempelajari proses produksi pipa
jenis API- KT-24 dengan melakukan observasi pada lantai
produksi meliputi Quality Control, pengecetan dll.
3
3. Pengujian Merusak
Pengujian merusak dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan
kehandalan pipa baik pada daerah pengelasan maupun
materialnya. Pengujian merusak yang dilakukan dalam proses
produksi adalah pengujian hidrostatik dan pengujian flattening.
Pengujian merusak yang dilakukan di laboratorium adalah
chemical analysis, tensile test, hardness test, metallograpy,
charpy test, drop weight tear test, dan bursting test.
Hari ke – 8 (8 September 2021)
Hari ke delapan kerja praktek dimulai dengan melihat langsung
kelapangan divisi warehouse / open storage melihat kondisi
penyimpanan bahan baku dan barang jadi di perusahaan tersebut.
Aktivitas warehouse dimulai dari melakukan penerimaan dan
penyimpanan bahan baku, finished good, serta pengirimannya. Pipa
yang memenuhi standar fisik akan disimpan digudang finished
good, sedangkan pipa yang tidak memenuhi standar akan
diperbaiki sesuai arahan dari QC.
Hari ke – 9 (9 September 2021)
Hari ke sembilan kerja praktek melakukan pengamatan dilapangan
pada proses produksi pipa jenis API-KT-24. Adapun proses
produksi yang dilakukan yaitu melepas gulungan coil menjadi
lembaran, memotong dan merapikan ujung coil, memotong dan
merapikan pinggiran coil, mengukur lebar dan lembaran coil,
membentuk lembaran coil menjadi setengah lingkaran, melakukan
pengelasan coil menggunakan ERW, ultrasonic inspection,
annealing, cooling, sizing, roundness measurement, cutting,
dimensional and visual inspection, facing and chamfering,
flattening test, flushing, hydrostatic testing, ultrasonic inspection
for lamination on pipe ends, ultrasonic inspection for acceptance
test, final inspection, marking, varnish coating, finished pipe.
3
Hari ke – 10 (10 September 2021)
Hari ke sepuluh kerja praktek melakukan zoom meeting dengan
pembimbing kerja praktek dan diberikan tugas untuk menganalisis
permasalahan yang terjadi diperusahaan dengan melakukan
pengecekan pada gambar teknik produk yang diproduksi.
3
terjadinya kecacatan produk pipa, ditemukan bahwa mesin kurang
perawatan dan settingan mesin kurang tepat.
3
mengenai permasalahan yang di dapatkan di proses pelapisan
galvanish.
Hari ke – 23 (29 September 2021)
Hari ke dua puluh tiga kerja praktek dimulai dengan mengunjungi
bagian utilitas untuk kelengkapan data yang dibutuhkan.
Hari ke – 24 (30 September 2021)
Hari ke dua puluh empat kerja praktek dimulai dengan
mengunjungi bagian engineering untuk kelengkapan data
mengenai SOP proses produksi pipa API-KT-24.
3
3. Terdapat cukup banyak produk cacat yang diakibatkan oleh mesin,
ketelitian operator, dan material pipa yang mengakibatkan terjadinya
gumpalan las, penyok pada pinggiran pipa, lasan lepas, dan gumpalan pipa.
Berdasarkan uraian permasalahan yang ditemui dilakukanlah penelitian
terhadap perusahaan pada produk dengan alat pengendalian kualitas, sehingga
dapat dilakukan pengontrolan terhadap produk cacat untuk mengurangi kecacatan
produk.
4
Tabel 3.6 Data cacat first level rejection (Lanjutan)
First Level Rejection
No Bulan Spec OP Kriteria Reject Jumlah Pipa Reject Persentase Reject
Inner 5 83%
Outer 1 17%
41413016 Defect 0 0%
Strengthness 0 0%
API.KT Roundness 0 0%
4 April Inner 30 90%
24(STD)
Outer 3 9%
41417025 Defect 0 0%
Strengthness 0 0%
Roundness 0 0%
Inner 46 70%
Outer 20 30%
API.KT Defect 0 0%
5 Mei 41417025
24(STD) Strengthness 0 0%
Roundness 0 0%
Inner 16 22%
Outer 57 78%
41424034 Defect 0 0%
Strengthness 0 0%
API.KT Roundness 0 0%
24(STD) Inner 0 0%
Outer 5 100%
6 Juni 41424035 Defect 0 0%
Strengthness 0 0%
Roundness 0 0%
Inner 159 64%
Outer 88 36%
API.KT 24 Defect 0 0%
41426041
(SPO) Strengthness 0 0%
Roundness 0 0%
4
Tabel 3.7 Data cacat second level rejection (Lanjutan)
Second Level Rejection
Persentase
No Bulan Spec OP Kriteria Reject Jumlah Pipa Reject
Reject
UT Offline 1540 99,9%
UT Man (W) 1 0,1%
API.KT Flattening 0 0%
1 Januari 41327031
24(SPO)
Hydrostatic 0 0%
UT Man (Gr) 0 0%
UT Offline 27 38%
UT Man (W) 43 61%
API.KT Flattening 0 0%
2 Februari 41327031
24(SPO)
Hydrostatic 0 0%
UT Man (Gr) 0 0%
UT Offline 42 100%
UT Man (W) 0 0%
API.KT 24 Flattening 0 0%
41413016
(STD)
Hydrostatic 0 0%
UT Man (Gr) 0 0%
UT Offline 421 100%
UT Man (W) 0 0%
3 Maret 41410007 Flattening 0 0%
Hydrostatic 0 0%
API.KT UT Man (Gr) 0 0%
24(SPO) UT Offline 8 100%
UT Man (W) 0 0%
414100009 Flattening 0 0%
Hydrostatic 0 0%
UT Man (Gr) 0 0%
UT Offline 74 100%
UT Man (W) 0 0%
41413016 Flattening 0 0%
Hydrostatic 0 0%
4
Tabel 3.7 Data cacat second level rejection (Lanjutan)
4
Gambar 3. 2 Jenis produk cacat las-an terlepas
4
BAB IV
ANALISIS
4.1.1 Kualitas
Kualitas dapat diartikan sebagai suatu istilah dari produk agar dapat
digunakan tepat guna oleh konsumen (Selvamuthu dan Das, 2018). Kualitas juga
di artikan sebagai sebagai sesuatu yang tetap dan tidak dapat ditawar
keberadaannya baik dari pesanan, kontrak, dan juga pelanggan, sehingga kualitas
menjadi salah satu kunci faktor kesuksesan dari perusahaan (Alfie dan Herwanto,
2021). Kualitas sudah menjadi salah satu faktor yang menjadi penilaian dari
konsumen dalam pemilihan produk dan layanan yang diberikan oleh perusahaan.
Kualitas juga menjadi salah satu isu yang tersebar luas dalam perindustrian
terutama dari sudut pandang konsumen. Hal ini tersebar luas tanpa melihat apakah
konsumen tersebut merupakan sebuah organisasi ataupun individual, sehingga
kualitas menjadi salah satu faktor kunci dalam kesuksesan bisnis, pertumbuhan,
dan peningkatan daya saing (Montgomery, 2013, h.4).
Menurut Devani dan Wahyuni (2016) ada beberapa persamaan dalam
definisi kualitas, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut:
Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang).
4
tingkat kualitas yang diinginkan dan dilakukan melalui umpan balik mengenai
karakteristik produk atau jasa juga implementasi perbaikan dari standar yang
ditentukan. Tujuan dari pengendalian kualitas adalah terciptanya perbaikan
kualitas yang berkesinambungan (continuous improvement) sehingga diperoleh
perbaikan yang maksimal.
Besterfield (2013) menyatakan bahwa pengendalian kualitas merupakan
suatu teknik atau aktivitas yang dilakukan untuk mencapai dan mempertahankan
kualitas dari suatu produk atau jasa. Penerapan pengendalian kualitas dihitung dan
dianalisis menggunakan alat dan teknik secara berkelanjutan agar produk atau jasa
menjadi lebih baik. Implementasi dari pengendalian kualitas akan selalu
melibatkan keseluruhan proses produksi yang diawali dari proses pemilihan
material bahan bakusampai proses akhir sebelum produk ada ditangan pelanggan.
4
4.1.3.2 Scatter Diagram (Diagram Sebar)
Scatter diagram atau diagram sebar merupakan sebuah alat yang
menunjukkan hubungan dari dua variabel yang dimana hubungan keduanya kuat
atau tidak, contohnya seperti proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas
dari produk yang dihasilkan. Secara singkat scatter diagram dapat didefinisikan
sebagai alat interpretasi data yang digunakan untuk menilai seberapa kuat atau
hubungan antara dua variabel yang diamati, selain itu juga scatter diagram dapat
menentukan apakah hubungan dua variabel tersebut bernilai positif atau negatif.
4
5. Setelah dirasa sudah semua faktor-faktor yang berkaitan dimasukkan,
selanjutnya adalah menentukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang didapat dari faktor-faktor utama dan faktor-faktor
lainnya.
4.1.3.6 Histogram
Histogram merupakan sebuah alat yang dapat menunjukkan dan
mennetukan variasi dalam sebuah proses. Histogram disajikan dalam diagram
batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya.
Bentuk histogram yang tidak simetris menunjukkan bahwa data yang diamati
berada jauh dari rata-ratanya dan biasanya data tersebut terletak pada batas atas
atau bawah.
4
penyimpangan meskipun penyimpanan itu akan terlihat pada peta kendali.
Manfaat dari peta kendali adalah untuk:
1. Upper Control Limit / batas kendali atas (UCL), merupakan garis batas atas
untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan.
2. Central Line / garis pusat atau tengah (CL), merupakan garis yang
melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel.
3. Lower Control Limit / batas kendali bawah (LCL), merupakan garis batas
bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel
4
juga pemberian usulan perbaikan dengan menggunakan 5W + 1H agar usulan
yang diberikan dapat diuraikan dengan jelas. Pemberian usulan perbaikan dengan
5W + 1H ini terdiri dari permasalahan yang terjadi, What (Ide Perbaikan), Why
(Mengapa Perlu Perbaikan?), Where (Dimana tempat perbaikan?), When (Kapan
perbaikan dimulai?), dan How (Bagaimana Langkah Perbaikan?).
Manusia Lingkungan
Operator Tidak
teliti Suhu Panas
Produk Cacat
Kondisi bahan baku Trouble mesin
kurang baik
Mesin kurang
perawatan
Penyimpanan
bahan baku saling Setting mesin
kurang bertumpukan tepat
Material Mesin
5
Gambar diatas menjelaskan bahwa permasalahan kain yang Kain Terlipat
dapat disebabkan oleh 4 faktor yaitu manusia, lingkungan, bahan, dan mesin.
Berikut adalah penjelasan yang lebih rinci dari diagram sebab-akibat kain yang
Kain Terlipat.
1. Manusia
Faktor manusia yang mempengaruhi kecacatan pada pipa disebabkan
oleh operator yang tidak teliti melakukan pekerjaannya. Pekerja yang
tidak teliti dalam pengerjaan proses produksi biasanya merupakan
pekerja baru yang masih minim pengalaman dan masih harus banyak
dilatih. Pengalaman pekerja dalam bekerja terutama saat di bawah
tekanan merupakan sesuatu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan
agar perusahaan dapat membekali pekerjanya dengan kemampuan yang
lebih baik dan dapat bekerja dengan lebih baik. Usulan yang dapat
diberikan untuk faktor manusia ini adalah memberikan pelatihan lebih
intens kepada para pekerja. Pengeluaran biaya untuk pelatihan pekerja
lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan pengeluaran yang harus
dikeluarkan untuk mengganti barang yang cacat dan membayar biaya
overtime untuk mengganti produk yang cacat.
2. Lingkungan
Permasalahan lingkungan yang menyebabkan terjadinya kecacatan pipa
adalah suhu yang panas di area lingkungan kerja. Area kerja yang panas
menyebabkan pekerja mengalami kelelahan yang lebih cepat jika
dibandingkan dengan area lingkungan kerja yang normal. Kelelahan
pekerja dapat menyebabkan para pekerja kehilangan fokusnya dan
menyelesaikan pekerjaan dengan terburu-buru agar target produksi agar
cepat terpenuhi. Pekerjaan yang terburu-buru menyebabkan banyaknya
kendala pada produksi terutama pada produk yang dihasilkan. Produk-
produk yang dihasilkan biasanya memiliki kualitas yang kurang baik dan
menimbulkan kecacatan pada produk. Suhu ruangan yang panas di area
lingkungan pekerjaan setelah dilakukan identifikasi lapangan disebabkan
oleh ventilasi yang kurang baik. Usulan perbaikan dari permasalahan
faktor lingkungan ini adalah dengan memasang blower atau alat ventilasi
5
yang lebih baik agar suhu ruangan kerja menjadi normal dan tidak terlalu
panas.
3. Mesin
Identifikasi yang dilakukan di lingkungan kerja mendapatkan bahwa saat
bagian permesinan terjadi breakdown saat digunakan. Usulan dari
permasalahan yang berkaitan dengan permesinan ini adalah dengan
melakukan pemeriksaan mesin secara berkala dan terjadwal serta
memperhatikan kapasitas mesin.
4. Bahan
Bahan yang diproses haruslah bahan dengan kualitas yang baik. Usulan
solusi dari permasalahan ini yaitu dengan melakukan pemeriksaan
terlebih dahulu terhadap bahan yang akan diproses sehingga bahan yang
siap untuk diproses merupakan bahan yang memiliki kualitas baik dan
terdapat kecacatan dari kain sebelum diproses.
5
Tabel 4. 1Usulan Perbaikan 5W + 1H
5
Where (Dimana Who (Siapa yang When (Kapan
Why (Mengapa Perlu
No. Permasalahan What (Ide Perbaikan) Tempat melakukan Perbaikan How (Langkah Perbaikan)
Perbaikan?)
Perbaikan?) Perbaikan?) dimulai?)
Setelah melewati
Penambahan jumlah operator
Terdapat banyak Penambahan aktivitas Mencegah terjadinya pipa seluruh proses
Quality Control stasiun kerja
3 produk yang inspection pada setiap yang berkategori cacat pada Area Produksi Bagian Produksi produksi dilakukan
yang menghasilkan banyaknya
dikategorikan cacat stasiun kerja setiap stasiun kerja inspection terlebih
cacat produk
dahulu
Melakukan preventive
maintenance terhadap Setelah melewati Melakukan penjadwalan untuk
Mesin breakdown saat Mencegah terjadinya mesin
4 mesin-mesin yang Area Produksi Bagian Produksi seluruh proses melakukan preventive
digunakan breakdown saat digunakan
digunakan untuk produksi maintenance
memproduksi pipa
5
BAB V
KESIMPULAN
5
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, V., and S.K. Sasikumar. (2011). Labor Cost and Export Behavior of
Firms in Indian Textile and Clothing Industry. Economics, Management,
and Financial Markets 6 (1): 258-282
Khaedir dan Wawan Kurniawan. 2013. Usulan penerapan metode six sigma untuk
mengurangi tingkat kecacatan pada proses produksi pipa api 14 inch di pt
bakrie pipe industries. Tersedia pada :
<http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/index.php/home/detail/detail_kolek
si/0/SKR/judul/00000000000000083064/>
5
LAMPIRAN
5
5
5
6