Oleh:
PUTRA SATRIA ARNANDA
BP: 1710003423006
i
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ……………………………………………......................
KATA PENGANTAR …………………………..................................... i
DAFTAR ISI ……...……………………………………………….................... ii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 tujuan umum
Tujuan pelaksanaan kerja praktek adalah memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk:
1. Menghayati asas-asas keilmuan sehingga mampu berpikir, bersikap dan
berprilaku sebagai seorang ilmuwan.
2. Memperluas dan memperdalam pengetahuan dalam bidang ilmu/materi kerja
lapangan.
3. Mengkomunikasikan gagasan dan temuan ilmiah secara tertulis dalam bentuk
laporan sesuai ketentuan.
2
1. Mendapat masukan mengenai penerapan ilmu manajemen dalam produksi
dengan kurikulum perkuliahan, dapat menjadi landasan untuk perbaikan
kurikulum agar dapat sejalan dengan keadaan dilapangan;
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara
melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi
Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta
membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS),
Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij
(SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij
(Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij
(Pb.SM), Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij
(MS), Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij
(DSM).
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi
Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api
hanya diutamakan untuk kepentingan perang. Salah satu pembangunan di era Jepang
4
adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu
bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka. Namun, Jepang juga melakukan
pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta
api disana.
Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan/grup
usaha yakni PT Reska Multi Usaha (2003), PT Railink (2006), PT Kereta Commuter
Indonesia (2008), PT Kereta Api Pariwisata (2009), PT Kereta Api Logistik (2009), PT
Kereta Api Properti Manajemen (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).
5
Periode Perusahaan Dasar Hukum
6
Periode Perusahaan Dasar Hukum
Visi
Misi
7
1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital, dan
berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.2.2 LOGO
Bentuk
Warna
8
2.2.3 Budaya Perusahaan
9
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. KAI
10
2.4 Pendukung Operasi
Untuk dapat memberikan pelayanan angkutan kereta api sesuai tugas dan tanggung
jawab, maka PT. Kereta Api Indonesia Divre II Sumbar dilengkapi sarana prasarana,
personil dan pendukung lainnya.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
12
3.1 Non Destructive Testing (NDT)
Uji tak rusak (Non destructive testing) adalah proses aktivitas inspeksi terhadap suatu
benda atau material untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity lain pada
permukaan benda atau material. Non Destructive Test memenuhi syarat untuk dapat
mendeteksi diskontinuitas dan cacat pada benda tanpa merusak serta tidak merubah sifat
fisik maupun kimianya. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material
yang digunakan masih aman dan belum melewati damage tolerance (toleransi kerusakan).
Material pesawat diusahakan semaksimal mungkin tidak mengalami kegagalan (failure),
Uji tak rusak ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu komponen untuk produksi
ataupun untuk perawatan pesawat. Terdapat beberapa metode dasar uji tak rusak (Non
destructive testing) yang bertujuan untuk mendeteksi diskontinuitas dan cacat pada
material, yang umum digunakan di industri ataupun perawatan pesawat yaitu:
Adapun tujuan adanya aktivitas Non Destructive Testing diantaranya sebagai berikut:
1. Medeteksi cacat diatas dan sedikit dibawah permukaan dan didalam suatu material
untuk mengukur geometri benda.
2. Dapat menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage tolerance.
Dengan kata lain, ketika inspeksi selesai dilakukan maka material tersebut masih
dapat digunakan kembali apabila masih dalam batas standar yang dilakukan dalam
industri yang mengacu kepada standar nasional maupun standar internasional.
13
3. Untuk meyakinkan kehandalan produk material, mencegah terjadinya kecelakaan,
memberi keuntungan bagi pengguna, membantu dan meyakinkan kesiapan operasi
dalam merancang produk agar lebih baik. ( digilib.polban.ac.id)
Uji tak rusak (Non Destructive Testing) digunakan dalam berbagai kegiatan yang
meliputi berbagai kegiatan industri: Penerbangan, Turbin gas mesin, peroketan, kontruksi,
struktur, otomotif, jembatan, pertambangan, kereta api inspeksi rel dan roda, pemeliharaan
dan perbaikan. ( digilib.polban.ac.id)
Metode minyak dan kapur memakai minyak lumas hitam yang diencerkan dengan
minyak tanah, diikuti dengan aplikasi bubuk kapur di atasnya yang akan menyerap minyak
dari dalam retak sehingga dapat diketahui lokasinya. Pada tahun 1940an, zat pewarna
merah dan fluorescent dicampurkan ke dalam oli yang digunakan untuk pemeriksaan.
Berikut adalah tahapan metoda pengujian minyak dan kapur. Pengalaman mengajarkan
pentingnya mempertimbangkan suhu dan waktu celup. Hal tersebut memicu diterapkannya
penggunaan instruksi tertulis agar hasil pengujian menjadi standard dan seragam.
Pemakaian prosedur tertulis diharapkan menjadikan pemeriksaan penetrant akan
memberikan hasil dengan standard tinggi jika dikerjakan oleh teknisi yang terlatih.
( digilib.polban.ac.id)
14
penetrant ini juga bisa untuk mendeteksi yang terjadi pada komponen pesawat seperti part mesin
(crank shaft, gear), Part aircraft, landing gear, dan pada aircraft support assembly.
( digilib.polban.ac.id)
Metode penetrant ini menggunakan cairan penetrant yang berdaya resap tinggi, dapat
berupa cairan warna merah atau hijau fluorescent (bersinar jika terkena cahaya ultraviolet),
cairan berwarna terang ini bertujuan untuk mengetahui keretakan atau keruksakan pada
material solid baik logam maupun non-logam. ( digilib.polban.ac.id)
Ada dua tipe metode Penetrant Testing ini yaitu :
Pada setiap tipe pemeriksaan masing-masing terbagi dalam tiga bagian yaitu :
1. Tipe I metode A (Water Washable Fluorescent)
Penetrant jenis ini mengandung zat emulsi, jadi prosesnya cepat dan efisien
karena mudah di bilas dengan air, tetapi pembilasan harus dilaksanakan
dengan hati-hati karena penetrant dapat terbilas habis dari retak. Derajat dan
kecepatan pembilasan untuk proses ini bergantug pada karakteristik dari
spray-nozzle, tekanan dan temperature air selama pembilasan, kondisi
permukaan benda kerja dan karakteristik penetrant itu sendiri.
( digilib.polban.ac.id)
2. Tipe 2 metode B (Post Emulsifiable Fluorescent)
Teknik ini digunakan untuk meriksa retak-retak yang sangat kecil, karena
memiliki kemampuan penetrant yang bagus dan tidak larut dalam air,
15
sehingga penetrant yang digunakan adalah yang tidak mudah di bilas dengan
air (not water-washable). Penetrant jenis ini membutuhkan langkah
tambahan pada saat pemeriksaan, yaitu proses pencelupan emulsifiable yang
mengakibatkan penetrant dapat dengan mudah di bilas dengan air. Oleh
karena itu, waktu lamanya emulsifiable dibiarkan pada permukaan benda
kerja harus dibatasi, agar penetrant yang berada di dalam retakan tidak
menjadi water-washable sehingga penetrant yang ada di retakan tidak ikut
terbasuh. ( digilib.polban.ac.id)
3. Tipe I metode C (Solvent Removable Fluorescent)
Penetrant jenis ini berupa penetrant yang tidak mengandung zat pengemulsi,
pada saat pemeriksaan menggunakan pembersih pelarut secara khusus, yang
dapat dicapai dengan cara mengelap permukaan benda kerja dari
penetrantdengan kain lap yang dibasahi dengan pelarut sampai lembab,
pelarut tidak boleh berlebihan. Proses seperti ini merupakan proses liquid
penetrant Inspection yang paling sensitif bila dilakukan dengan cara yang
benar. Solvent yang digunakan pada saat pemeriksaan penetrant tersebut
berbeda dengan saat pembersihan awal (pembersihan komponen).
( digilib.polban.ac.id)
Penetrant fluorescent maupun visible dapat diaplikasikan dengan salah satu dari cara
berikut:
Peralatan stasioner (seperti yang terdapat pada gambar II.2) adalah peralatan yang
letaknya menetap di satu lokasi. Peralatan tersebut ukurannya bervariasi yang bergantung
17
pada ukuran dan jenis spesimen uji. Tergantung pada jenis dan proses yang digunakan,
sistem stasioner terdiri dari bagian-bagian:
9. Tangki pembilasan
Baik penetrant visible maupun fluorescent tersedia dalam bentuk paket yang dapat
dipakai memeriksa di lokasi terbuka, atau saat menguji area tertentu dari benda berukuran
besar. Keduanya dikemas dalam bentuk kaleng semprot bertekanan.
( digilib.polban.ac.id)
Paket penetrant visible (seperti yang terdapat pada Gambar II.3) terdiri dari:
18
1. Kaleng berisi solvent pembersih.
2. Kain lap dan kuas.
3. Kaleng berisi penetrant.
4. Kaleng berisi nonaqueous wet developer.
Paket penetrant fluorescent (seperti yang terdapat pada Gambar II.4) terdiri dari:
19
Gambar3.4: Paket penetrant fluorescent
2. Komposisi logam.
3. Tingkat kebersihan yang disyaratkan.
3. Proses Pengeringan
5. Proses pemeriksaan
a. Pencahayaan yang tepat harus dijadikan pertimbangan pertama dalam
pemeriksaan benda uji.
b. Jika dipakai fluorescent dye penetrant maka diperlukan ruangan gelap dan
lampu ultraviolet dengan intensitas yang memadai.
c. Jika dipakai visible dye penetrant, diperlukan penerangan dengan cahaya biasa.
Pada tahap pemeriksaan harus mengacu pada standard tertentu yang digunakan
pada liquid penetrant test.
6. Proses Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini dilakukan setelah pengujian yang mendapatkan hasil
indikasi celah retak pada komponen uji yang akan di evaluasi tentang diterima
atau tidaknya komponen tersebut, pada kriteria penerimaan ini mengacu pada
standard tertentu yang digunakan pada tahapan proses liquid penetrant test.
Batasan dari metode Liquid Penetrant Test antara lain adalah bahwa metode ini hanya bisa
21
diterapkan pada permukaan terbuka. Metode ini tidak dapat diterapkan pada komponen
dengan permukaan kasar, berpelapis, atau berpori. ( digilib.polban.ac.id)
Ultrasonic test (UT) adalah salah satu metode uji material Non Destructive
Test (NDT). Non Destructive Test (NDT) adalah metode pengujian yang digunakan untuk
mengevaluasi suatu material atau hasil las tanpa merusak material dari benda uji tersebut.
Sedangkan pengertian dari Ultrasonic test adalah metode Non Destructive Test (NDT)
menggunakan energi suara frekuensi tinggi (getaran ultrasonik) untuk melakukan proses
pengujian atau proses pengukuran. Besarnya frekuensi gelombang ultrasonik yang
digunakan untuk pengujian ini di atas 20 khz.
Metode ini bisa digunakan untuk menguji bermacam-macam produk logam dan non-
logam:
Sambungan Las
Benda Tempa
Benda Cor
Komposit
Plastik
Keramik
Amplifier
Clock
Pulser
Probe
Workpiece
23
Gambar. 3.7 Diagram rangkaian pada sistem peralatan ultrasonik.
Prinsip kerja dari Ultrasonic Testing (UT) adalah gelombang ultrasonik yang
dipantulkan dan dibiaskan oleh permukaan batas antara dua bahan yang berbeda. Dari
sifat pantulan tersebut dapat ditentukan tebal bahan, lokasi cacat, serta ukuran cacat.
Cacat yang mudah dideteksi oleh gelombang ultrasonik adalah cacat yang tegak lurus
terhadap arah rambatan gelombang karena cacat tersebut mudah memantulkan kembali
gelombang untuk diterima oleh probe. Dalam penggunaannya probe dapat dikotakan
langsung dapat pula dengan teknik rendam (immersion teknik) dimana jarak antara probe
dan benda kerja cukup jauh sehingga kuplan cukup tebal, misal probe dan benda uji
direndam didalam bak berisi kuplan. (www.slideshare.net/p4n71)
24
3.3.1 Pengaruh Kuplan
1. Oli
2. Greese
3. Emulsi Plastik
3.3.2 Probe
Probe adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik menggunaka efek piezoelectric dan efek magnetostriktif. Kedua efek ini
reversible artinya dapat terjadi perubahan dari energy mekanik menjadi energy listrik dan
sebaliknya. Karena proobe dapat berfungsi sebagai sumber dan penerima gelombang
ultrasonik. (www.slideshare.net/p4n71)
Efek Piezoelektrik
25
Efek ini terjadi pada kristal, suatu bahan tertetu seperti barium titanat, kuarsa dan
sebagainya. Bila kristal menerima tegangan listrik, dimensi kristal akan berubah dan bila
tegangan tersebut dimatikan maka kristal akan kembali ke dimensi semula dan terjadi
getaran. (www.slideshare.net/p4n71)
Efek Magnetostriktif
Beberapa macam bahan seperti baja, ferit, nikel dan paduannya dapat berubah
dimensinya bila berada dalam medan magnet yang kuat. Bahan tersebut mempunyai sifat
magnetoostriktif. Medan magnet yang timbul diperoleh dari kumparan yang dilalui oleh
arus listrik. Bila arus listrik mengalir, bahan magnetostriktif akan berubah dimensinya
dan bila arus dihentikan maka bahan akan kembali ke dimensi semula dan bergetar
menimbulkan getaran ultrasonik, sebaliknya bila gelombbang ultrasonik datang pada
bahan, dalam bahan akan terjadi medan magnet. Medan magnet ini akan menginduksi
kumparan sehingga terjadi tegangan listrik yang selanjutnya diperkuat untuk
pendeteksian. Untuk mengurangi panas sebagai arus eddy yang timbul pada bahan
magnetostriktif, bahhan ini dibuat berlapis-lapis seperti trasfomator. Jadi bahan
magnetostriktif juga mempunyai sifat reversible. (www.slideshare.net/p4n71)
2. Gelombang Transversal
Teknik Resonansi
Teknik Transmisi
Teknik Gema
Tebal bahan, lokasi dan besarnya cacat dapat diketahui dari waktu rambat dan
amplitude gelombang yang diterima oleh probe. (www.slideshare.net/p4n71)
27
Jenis instrumen Ultrasonic test (UT) adalah sebagai berikut :
Ultrasonic test (UT) Wall Thickness digunakan untuk mengetahui ketebalan
material yang diuji. Pada Ultrasonic test (UT) jenis ini data yang ditampilkan
pada alat merupakan data digital berupa angka ketebalan dari metari yang diuji.
Ultrasonic test (UT) Flaw Detector adalah instrumen untuk pengujian bahan yang
digunakan untuk mendeteksi cacat yang ada di dalam material uji. Jenis cacat
yang bisa dideteksi oleh Ultrasonic test (UT) ini antara lain adalah crack,
incomplete fusion, incomplete penetration, slag, dan porosity. Data yang
ditampilkan oleh alat Ultrasonic test (UT) Flaw Detector berupa pulsa.
(www.slideshare.net/p4n71)
28
6. Benda dengan permukaan yang kasar, bentuk yang tidak beraturan, sangat
kecil/tipis, tidak homogen, sangat sulit untuk diuji.
7. Diskontinuiti yang sangat dekat dengan permukaan sulit untuk dideteksi.
(Fajarsutarwan)
Gambar Alat-alat :
Flow Diagram
Bahan-bahan :
1. Benda Uji
29
Gambar 3.11 As Roda Kereta Api
2. Kuplan
1. Persiapan Pengujian
30
(K1=IIW Blok), V2 (K2), step wedge dan sebagainya. Apabila ultrasonik
sudah terkalibrasi maka ultrasonik siap digunakan.
- Cleaning
- Apply kuplan
- Record
- Post Cleaning
31
BAB IV
Penggunaan ultrasonic test pada as roda kerata api di Dipo Kereta Padang. Pengecekan
keretakan as roda pada kereta api.
Alat ultrasonic test yang digunakan di Dipo Kereta Padang adalah USM 36 yang di
produksi oleh perusahaan General Electrical (GE) yang berasal dari amerika serikat.
32
4.3 Analisa
Cacat merupakan suatu ketidakhomogenan yang nampak pada benda kerja. Pada
pengujian ultrasonic Cacat tersebut dapat terlihat setelah dilakukan pengujian tanpa
merusak benda tersebut dengan menggunakan probe. Bila terdapat cacat di dalam benda
uji, maka gelombang ultrasonik akan dipantulkan dan diterima oleh transduser yang sama
atau transduser yang lain.
Untuk menjaga kualitas sarana kereta api di PT. Kereta Api Indonesia maka
perusahaan menyediakan alat (USM 36) dan user yang memiliki izin dalam penggunaan
alat ultrasonic test agar sarana menjadi lebih handal dan mengurangi angka kecelakaan
kereta api yang disebabkan oleh patahnya as roda kereta saat perjalanan dan meeberikan
rasa aman bagi penumpang yang menggunakan jasa kereta api. metode NDT yang tepat
untuk mengidentifikasi cacat adalah dengan menggunakan ultrasonic testing. Cacat ini
biasa terjadi pada saat proses pengecoran atau pencetakan.
Dalam metode ultrasonic ini semua langkah kerja tidak bisa diabaikan begitu saja
dan harus berurutan. Untuk menunjang keberhasilan suatu pengujian menggunakan uji
ultrasonic, persiapan alat dan bahan harus lengkap. Selain itu, persiapan permukaan benda
kerja juga sangat perlu untuk diperhatikan.
33
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Metode yang digunakan dapat lebih bervariasi agar dapat mengetahui cara
penggunaannya seperti metode ultrasonic menggunakan probe sudut. Dan
benda uji yang dilakukan berbeda bahan seperti non logam lainnya.
34
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/82166719/DIKTAT-NDT1-2005
http://www.alatuji.com/article/detail/69/non-destructive-test-ultrasonic-test-flaw-
detector
http://victorwelding.blogspot.com/2012/02/ndendtpengujian-tidak-merusak.html
http://fajarsutarwan.blogspot.com/2010/05/ndt-non-destructive-testing.html
https://www.slideshare.net/p4n71/laporan-pratikum-ndt-ultraonic-testing-ut
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/165/jbptppolban-gdl-iisnurhaya-8225-3-bab2--
6.pd
35
36