PENDAHULUAN
sangat pesat. Kemajuan transportasi darat ini dapat dilihat dari jumlah dan
jenis kendaraan yang makin terus bertambah dan arus lalu lintas yang kian
hari semakin padat. Saat ini jenis kendaraan darat sangat banyak, mulai
dari mobil pribadi, bus, sepeda motor, sampai kereta api. Dengan padatnya
arus lalu lintas, kereta api merupakan salah satu alternatif yang sangat
membantu.
Kereta api merupakan salah satu jasa angkutan umum terbaik yang
dimikili. Kereta api tidak hanya memiliki kapasitas angkut yang besar,
murah
web resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero), sampai saat ini tahun 2021
wilayah Pulau Sumatera dan Jawa. Wilayah kerja di Pulau Jawa dibagi
1
empat Divisi Regional, yaitu Divisi Regional I Sumatera Utara, Divisi
indarung, stasiun pauh lima, stasiun bukit putus, stasiun padang, stasiun
tabing, stasiun duku, stasiun pariaman, stasiun bim, stasiun lubuk alung,
salah satunya yaitu Ketera Api Sibinuang yang perjalannya dimulai dari
kurang lebih 2 jam 10 menit. Sebelumnya perjalanan kereta api ini hanya
setiap tahunnya. dengan demikian hal ini berbanding lurus dengan jumlah
yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana analisa perkiraan
2
penggunaan bahan bakar pada Kereta Api Sibinuang – Divisi Regional II
sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan peneliti lebih bisa memahami dan dapat
menerapkan didunia kerja. Selain itu penilitian ini juga bisa menjadi referensi bagi
b. Manfaat praktisi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ikhsan dan Herkulanus (2008: 76) agensi teori bertujuan untuk
menyelesaikan masalah (1) masalah agensi yang muncul ketika adanya konflik
tujuan antara prinsipal dan agen serta kesulitan prinsipal melakukan verifikasi
pekerjaan agen, (2) masalah pembagian risiko yang muncul ketika prinsipal dan
yang memiliki informasi antara satu pihak dengan pihak yang lainnya, dimana
4
informasi yang tidak sama antara principal dan agen menyebabkan timbulnya dua
dengan pemilihan metode konservatisme oleh manajer tidak lepas dari keinginan
denga kontrak kerja yang disepakati dengan pemegang saham, dimana manajer
laporan keuangan.
5
2.1.2 Konservatisme Akuntansi
yang dipilih. Pendapatan harus diakui pada saat direalisir, dan biaya yang telah
yang didasarkan atas alasan yang kuat dan logis. Watt (2003b) mengartikan
perusahaan tidak harus terburu-buru untuk mengakui dan mengukur aktiva dan
laba serta kerugian atau hutang yang mungkin terjadi. Watt (2003a) menjelaskan
untuk melakukan konservatisme tidak harus menyiratkan bahwa semua arus kas
laba saat ini dan membesarkan atau overstatement pada nilai laba dimasa yang
akan datang sebagai akibat dari penundaan laba yang dilakukan perusahaan.
pembahasan yang kontroversial, dimana masih ada pihak yang setuju jika
dan juga ada pihak yang tidak setuju dengan metode konservatif pada laporan
6
keuangan karena menganggap tidak bermanfaat. Berikut penyajian mengenai
kepada manajer dalam bentuk bonus dan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen. Selain itu manfaat lainnya adalah mengurangi potensi tuntutan
menaati peraturan yang dibuat oleh standar akuntansi dalam metode yang
Prinsip ini sangat menolong para kreditur, pemegang saham serta calon
investor karena hasil laba yang dilaporkan perusahaan merupakan nilai laba
minimal. Menurut Almilia (2004), nilai laba dalam laporan keuangan yang
7
karena menunjukkan laba minimal atau laba yang nilainya tidak dibesar
besarkan.
dibuat atas dasar metode konservatif hasilnya cenderung bias dan tidak
prinsip konservatisme yang lebih cepat mengakui kewajiban dan biaya serta
nilai laba dan asset terlalu rendah. Akibatnya akan mempengaruhi kualitas
berita buruk. Hal tersebut dapat mengakibatkan understatement atas laba yang
dilaporkan pada periode saat ini, lalu overstatement terhadap laba yang
8
2.1.3 Intensitas Modal
Dalam literatur keuangan, struktur modal merupakan salah satu yang perlu
(2015: 179) mengatakan bahwa struktur modal merupakan gambaran dari bentuk
proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber
dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholder’s
panjang perusahaan.
2. Konservatisme manajemen
9
3. Pengawasan
4. Struktur aktiva
5. Risiko bisnis
tinggi cenderung kurang dapat menggunakan utang yang besar (karena kreditor
akan meminta biaya utang yang tinggi). Tinggi rendahnya risiko bisnis ini
dapat dapat dilihat antara lain dari stabilitas harga dan unit penjualan, stabilitas
6. Tingkat pertumbuhan
modal yang besar. Karena biaya penjualan (flatation cost) untuk utang pada
umumnya lebih rendah dari fertation cost untuk jaminan perusahaan dengan
10
7. Pajak
karena itu, semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar keuntungan
dengan biaya politik yang relatif lebih besar, sehingga manajemen cenderung
dihipotesiskan mempunyai biaya politis yang lebih tinggi dan manajemen akan
11
2.1.4 Dividend Payout Ratio
perusahaan tidak selalu dibagikan kepada pemegang saham, dan untuk mengambil
pemegang saham perlu kebijakan yang baik untuk sebuah keputusan. Musthafa
(2017: 141) mengatakan kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang
atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa
Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (Miller
maupun biaya modalnya. Jadi menurut teori ini tidak ada kebijakan
12
Teori ini menjelaskan biasanya pemilik saham lebih menyukai pembayan
Teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen dan
capital gain maka para investor lebih menyukai capital gain karena dapat
yaitu:
Pembayaran dividen selalu stabil tetap, stabil turun atau stabil naik,
13
Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dapa ditentukan dengan
persentase yang disebut Dividend Payout Ratio. Dividend Payout Ratio adalah
menentukan jumlah laba yang dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang
ditahan sebagai sumber pendanaan, Yudiana (2013: 2016). Semakin tinggi tingkat
Dividend Payout Ratio maka akan menguntungkan bagi investor atau pemegang
(Fakhruddin, 2008):
saldo akun laba ditahan dan ditransfer ke akun modal saham biasa. Dengan
adanya jumlah saham yang lebih banyak dan diikuti harga saham yang semakin
14
1. Likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan, karena kalau likuiditas
kecil atau bisa tidak dibagikan sebagai dividen tetapi ditahan oleh
hutangnya dengan segera, maka dividen bisa kecil atau laba ditahan, dan
ada hutang yang dibayar, maka dividen bisa dibayar cukup besar oleh
perusahaan tidak ada rencana untuk investasi pada tahun mendatang, maka
15
ditahan, maka dividen tidak dibagikan atau dividen kecil, begitu pula
sebaliknya.
dimana aliran kas operasi sebuah perusahaan tidak cukup memuaskan kewajiban-
kewajiban yang sekarang (seperti perdagangan kredit atau pengeluaran bunga) dan
Cost) yang disebabkan oleh keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga pasar,
biaya likuiditas perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual,
16
3. Mengurangi pengeluaran modal dari penelitian dan pengembangan
sangat nyata dilihat pada posisi ini adalah perusahaan mulai melakukan
17
karyawannya yang dianggap tidak layak (infeasible) lagi untuk
dipertahankan.
tambahan dana yang bersumber dari internal dan eksternal. Namun disini
dan dilaksanakan keputusan yang kurang begitu tepat. Dan ini umumnya
bersifat jangka pendek, sehingga kondisi ini bisa cepat diatasi, seperti
18
Intensitas modal merupakan besaran modal yang dimiliki oleh perusahaan
dalam bentuk aset. Intensitas modal merupakan salah satu indikator dari political
cost hypothesis, karena semakin banyak aktiva yang digunakan dalam operasi
dipastikan bahwa perusahaan tersebut besar (Alfian dan Arifin, 2013). Semakin
tinggi rasio intensitas modal maka manajer akan cenderung melakukan upaya
untuk menurunkan laba dan laporan keuangan akan lebih konservatif yang
ditunjukkan dengan nilai conservatism accrual yang semakin besar (Hertina dan
Zulaikha, 2017).
Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfian dan Arifin (2013)
menemukan hal yang sama dengan peneliti sebelumnya yang menemukan bahwa
akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas. Dividend
payout ratio akan berbeda-beda pada perusahaan yang konservatif dan tidak
19
konservatif. Perusahaan yang konservatif akan mempengaruhi laba perusahaan,
maka secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap dividend payout
(retainend) laba untuk melakukan ekspansi atau membutuhkan kas untuk operasi
dan I Gusti (2013) menunjukkan bahwa dividend payout ratio tidak berpengaruh
mengalami kesulitan keuangan yang tidak stabil kemungkinan dapat dipicu karena
kualitas manajer yang kurang baik. Jika perusahaan dalam kesulitan keuangan dan
20
menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan dan laba periode kini serta
yang akan datang lebih buruk daripada laba non-diskresioner periode kini
(Alhayati, 2013).
sudah banyak dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu. Dewi dan I Ketut
Intensitas Modal
Konservatisme Akuntansi
Dividend Payout Ratio
21
Financial Distress
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
22
Sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini
berbagai kriteria dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih spesifik.
berikut:
pengamatan.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuantitatif
yang berasal dari laporan keuangan tahunan dan ICMD (Indonesian Capital
Market Directory) suatu entitas yang dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia pada
periode 2013-2017. Menurut Sekaran (2013) data sekunder adalah data yang
diperoleh dari sumber yang telah ada sebelum penelitian dilakukan. Data sekunder
yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari situs resmi Bursa Efek
Variabel
23
3.3.1 Pengertian Variabel
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
adalah adapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai, nilai
bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama atau pada
waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Penelitian ini terdiri dari
dua variabel, yaitu variabel terikat (variabel dependen) dan variabel bebas
(variabel independen).
diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh yang disebabkan oleh variabel
konservatisme akuntansi.
24
(outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut (Suwardjono, 2006).
Konservatisme akuntansi dapat diukur dengan akrual yang dilihat dari laba bersih
sebelum punyusutan dan amortisasi dengan arus kas operasi. Givoly dan Hayn,
akrualnya baik, tetapi jika akrual negatif (laba bersih lebih kecil dari arus kas
akuntans.
(¿ + Dep )−CFO
akrual= x −1
total asset
Dimana:
NI = Net Income
adalah variabel yang mengambil variabel terikat, entah secara positif maupun
secara negatif; jika terdapat variabel bebas, variabel terikatpun akan hadir dan
dengan setiap unit kenaikan dalam variabel bebas terdapat pula kenaikan atau
25
independen merupakan variabel stimulasi atau variabel yang memengaruhi
variabel lain dan variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diteliti. Pada penelitian ini
terdapat tiga variabel independen, yaitu: Intensitas Modal (X1), Dididend Payout
Intensitas modal merupakan besaran modal berupa aset yang dimiliki dan
Semakin banyak modal yang dimiliki perusahaan akan memungkin manajer lebih
laba dan memperlakukan biaya politik sebagai utang yang akan lebih cepat diakui.
menggunakan rumus:
Total Aset
Intensitas Modal=
Total Penjualan
diterima perusahaan dan akan dibayarkan pada pemegang saham. Semakin besar
persentase dividend payout ratio yang akan dibagikan kepada pemegang saham
26
Berdasarkan penelitian Aristiyani dan I Gusti (2013) dividend payout ratio
Jumla h Dividen
Dividend Payout Ratio=
Laba Bersi h
Financial distress merupakan gejala awal yang dihadapi oleh suatu entitas
nilai rasio menunjukkan hasil lebih kecil dan sama dengan satu, dan sedangkan
perusahaan yang dikatakan sehat atau tidak mengalami kesulitan keuanga (non
financial distress) jika nilai rasio menunjukkan hasil lebih besar dari satu
(Iswanto, 2017).
LabaOperasi
Interest Coverage Ratio=
Beban Bunga
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
27
distribusi). Statistik deskriptif merupakan transformasi data mentah ke dalam
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
menggunakan uji Jargue Bera Test. Dalam pengujian normalnya masing masing
variabel penelitian ditentukan dari nilai probability yang harus berada diatas atau
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
28
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
akan terjadi pada masing masing variabel independen yang telah dibentuk
memiliki nilai koefisien korelasi (r) dibawah atau sama dengan 0,80. Jika seluruh
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
Menurut Ghozali (2013), model regresi yang baik adalah regresi yang
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order auto correlation) dan
mensyaratkan adaya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada
29
variabel lag di antara variabel independen. Menurut Santoso (2010) dasar
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut
(Ghozali, 2013).
menggunakan uji White. Menurut Winarno (2013) uji white dilakukan dengan
terjadi bila nilai probabilitas ob’s R2 yang dihasilkan memiliki nilai probabilitas
diatas alpha 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas.
30
3.4.3 Uji Hipotesis
KA =α+ β 1 ℑ+ β 2 DPR + β 3 FD +e
Dimana :
KA = konservatisme akuntansi
α = konstanta
IM = intensitas modal
FD = financial distress
ε = error term
berikut :
dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara
31
individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan
apakah semua variabel independen atau bebas yang di masukkan dalam model
a. Bila nilai F signifikan < alpha 0,05 maka hipotesis di terima. Artinya
variabel dependen.
b. Bila nilai F signifikan > alpha 0,05 maka hipotesis ditolak. Artinya secara
variabel dependen.
32
3.4.3.3 Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
variabel dependen (Ghozali, 2013). Uji t digunakan untuk menguji secara parsial
masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada
a. Jika nilai t signifikansi < alpha 0.05 H0 ditolak Ha diterima, maka dapat
b. Jika nilai t signifikansi > alpha 0,05 H 0 diterima Ha ditolak, maka dapat
33
BAB IV
yang dilakukan dalam penelitian ini terlihat pada Tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1
Jumlah
Keterangan
Perusahaan
Perusahaan yang terdaftar di BEI kecuali sektor keuangan tahun 2013 416
34
Pada Tabel 4.1 teridentifikasi bahwa total seluruh perusahaan yang listing
kecuali keuangan ditahun 2013 yang merupakan tahun dasar sebanyak 416
adalah 330 perusahaan, atau 79,33% dari total seluruh perusahaan yang terdapat
pada tahun dasar. Sesuai penjabaran diatas maka total sampel yang digunakan
didalam pengolahan data (416 – 330) yaitu 86 perusahaan atau 20,67% dari total
seluruh perusahaan kecuali keuangan yang listing di tahun 2013 yang merupakan
8.0. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh statistik
deskriptif dari masing masing variabel penelitian yang digunakan terlihat pada
Tabel 4.2
35
Maksimu Rata- Standar
Variabel Penelitian N Minimum
m Rata Deviasi
Konservatisme Akuntansi (Y) 430 -0,177 0,166 -0,018 0,058
Intensitas Modal (X1) 430 0,183 2,113 1,044 0,414
Dividend Payout Ratio (X2) 430 0,023 0,649 0,303 0,136
Financial Distress (X3) 430 1,602 10,819 5,677 2.166
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan Eviews 8.0 (Lampiran 2)
Sesuai dengan statistik deskriptif yang dilihat di dalam tabel 4.2 diketahui
bahwa jumlah observasi data yang digunakan dalam pengolahan berjumlah 430.
Variabel dependen pada penelitian ini yaitu konservatisme akuntansi yang diukur
dengan akrual. Nilai konservatisme akuntansi dari salah satu perusahaan yang
dijadikan sampel memiliki nilai minimum sebesar -0,177 dan nilai tertinggi
sebesar 0,166. Secara keseluruhan perusahaan yang dijadikan sampel rata rata
terlihat bahwa nilai terendah yang dimiliki salah satu perusahaan adalah sebesar
0,183 dan nilai tertinggi sebesar 2,113. Sementara nilai rata-rata dari seluruh
sampel yaitu sebesar 1,004 dengan standar deviasi dari data mencapai 0,414.
Variabel dividend payout ratio nilai terendah yang dimiliki salah satu
perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebesar 0,023 sedangkan nilai tertinggi
yang dimiliki salah satu perusahaan sampel adalah sebesar 0,649. Secara
keseluruhan nilai rata-rata perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebesar 0,303
Dan variabel financial distress nilai terendah yang dimiliki salah satu
36
Secara keseluruhan nilai rata-rata financial distress yang dimiliki keseluruhan
perusahan mencapai 5,677 dengan standar deviasi mencapai 2,166. Jadi dapat
berganda. Hal ini dilakukan agar hasil olahan data dapat menggambarkan tujuan
dari penelitian serta mendapatkan hasil yang valid. Pengujian asumsi klasik pada
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi data
ini berguna untuk mengetahui pola keragaman varian yang mendukung masing
uji Jargue Bera (JB). Jika nilai probability > 0,05 maka dapat dikatakan data telah
dua kali. Dalam menormalkan data, peneliti mengeluarkan data outlier atau data
pengujian normalitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada
37
Tabel 4.3
payout ratio dan financial distress telah memiliki nilai probability diatas atau
sama dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelitian
telah berdistribusi secara normal. Oleh karena itu tahapan pengolahan data lebih
terjadi antar variabel independen yang digunakan, apakah dalam model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel tersebut. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel (Ghozali, 2013). Di dalam model
Tabel 4.4
38
Korelasi Off
X1 X2 Tidak Terjadi
0,641767 0,80
Multikolinearitas
X1 X3 Tidak Terjadi
0,563387 0,80
Multikolinearitas
X2 X3 Tidak Terjadi
0,517576 0,80
Multikolinearitas
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan Eviews 8.0 (Lampiran 3)
Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa seluruh variabel independen yang akan
dibentuk kedalam model regresi berganda telah memiliki nilai koefisien korelasi
yang digunakan telah terbebas dari gejala multikolinieritas, oleh sebab itu tahapan
pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
Durbin Watson Test. Didalam pengujian kriteria yang digunakan adalah angka
Tabel 4.5
39
Durbin Watson Test
1 0,096
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan Eviews 8.0 (Lampiran 5)
Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa nilai DW statistik yang dihasilkan adalah
berada diantara angka -2 sampai +2 yang artinya pada data penelitian ini tidak ada
dilakukan.
varian yang dimiliki masing masing variabel penelitian, dalam hal ini setiap
variabel harus memiliki nilai varian yang bernilai konstan. Model regresi yang
hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel
Tabel 4.6
y
Intensitas modal,
Tidak terjadi
dividend payout ratio 0.923 0.05
heteroskedastisitas
dan financial distress
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan Eviews 8.0 ( Lampiran 4)
40
Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji
white diperoleh nilai probability Obs*R-Squared 0,923, yaitu besar dari 0,05
dibentuk kedalam sebuah model regresi berganda telah terbebas dari gejala
dilakukan.
normal dan terbebas dari seluruh gejala asumsi klasik maka tahapan pengujian
hipotesis dapat segera dilakukan. Hasil regresi variabel intensitas modal, dividend
konsevatisme akuntansi sebagai variabel dependen dapat dilihat pada tabel 4.7
dibawah ini :
Tabel 4.7
Variabel Kesimpulan
Coefficient Prob
Penelitian Hipotesis
(Constanta) -0,105 -
X1 0,088 0,000* H1 Diterima
X2 0,027 0,204 H2 Ditolak
41
X3 -0,002 0,077** H3 Diterima
R2 0,391
F-Prob 0,000
Sumber : Data sekunder yang diolah dengan Eviews 8.0( Lampiran 5)
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa setiap variabel independen yang digunakan
memiliki koefisien regresi yang dapat dibuat kedalam sebuah model persamaan
Berdasarkan tabel hasil uji regresi diatas juga dapat dilihat bahwa nilai R²
sebesar 0,391 atau 39,1%. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa intensitas
modal, dividend payout ratio dan financial distress mampu memberikan variasi
sedangkan sisanya 60,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan
Dari hasil uji statistik F, diperoleh nilai F-Prob sebesar 0,000. Hasil uji
statistik F dengan nilai 0,000 lebih kecil dari alpha sebesar 0,05, dengan ini dapat
disimpulkan bahwa intensitas modal, dividend payout ratio dan financial distress
Bursa Efek Indonesia, atau model regresi panel yang terbentuk dinyatakan layak
untuk di analisis.
42
4.4.1 Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada
sebesar 0,088 dengan nilai probability sebesar 0,000. Proses pengolahan data
bahwa nilai probability sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka dengan demikian
biaya politis, semakin besar intensitas modal suatu perusahaan maka semakin
padat modal perusahaan tersebut dan semakin besar biaya politis yang melekat,
contohnya seperti tuntutan karyawan untuk menaikan upah dan gaji, sehingga
perusahaan akan berusaha menurunkan laba pada laporan keuangan dan membuat
Alfian dan Arifin (2013) serta hasil penelitian oleh Susanto (2016) yang
43
dikarenakan investor maupun kreditor memiliki kepentingan terhadap laba
perusahaan dalam bentuk bungan dan pembayaran pokok hutang dan juga klaim
Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sinarti dan Suci (2012) yang menunjukkan bahwa intensitas modal
koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,027 dengan nilai probability sebesar
0,204. Proses pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil
yang diperoleh menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,204 > alpha 0,05
maka dengan demikian hipotesis kedua (H2) ditolak, sehingga dapat disimpulkan
44
Hasil yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis kedua
perusahaan. Sesuai dengan teori kebijakan dividen yang dinamakan the dividend
irrelevance theory yang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani atau MM yang
punya pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Karena
itu, selama terdapat peluang investasi dengan tingkat pengembalian yang melebihi
atau sama dengan tingkat yang diekspektasi, perusahaan akan memakai laba
ditahan serta surat berharga untuk meningkatkan basis modal yang dapat
didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas. Maka dengan
Hasil penelitian yang sama juga diperoleh dalam penelitian Aristiyani dan
I Gusti (2013) yang menemukan bahwa dividend payout ratio tidak berpengaruh
Pembagian dividen yang tinggi akan mengurangi dampak dari sikap oportunistik
45
manajemen dan juga untuk memungkinkan masuknya modal eksternal yang
-0,002 dengan nilai probability sebesar 0,077. Proses pengolahan data digunakan
tingkat kesalahan sebesar 0,10. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa
nilai probability sebesar 0,077 < alpha 0,10 maka dengan demikian hipotesis
perusahaan tinggi, maka manajer perusahaan akan melaporkan laba yang tinggi
untuk menghindari tuntutan dari kreditor dan pihak eksternal perusahaan. Hal ini
berarti bahwa ketika perusahaan berada dalam kondisi financial distress yang
pemegang saham dan kreditor tidak menuntut perusahaan atas pinjaman dan
46
invertasinya. Adanya asimetri informasi akan membuat manajer menutupu
dan I Ketut (2014) serta penelitian oleh Aryani (2016) yang menemukan bahwa
akuntansi. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
akuntansi.
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
48
5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran
49